PERJALANAN HAMBA
Baru bisa pergi ke satu tempat idaman saja, seseorang begitu berbangga.
Melakukan perjalanan dengan fasilitas wah, mendadak ia ingin dipanggil dengan sebutan istimewa.
Allah ta'ala berfirman,
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam. Dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya" (QS Al-Isra' 1)
Suatu perjalanan yang sangat menakjubkan namun tetap dengan panggilan hamba.
Karena hina atau mulianya penghambaan, bergantung pada apa dinisbatkan.
- sahabatilmu -
(TETAP) TEBAR KEBAIKAN
Sebaik-baik manusia, ia yang paling bermanfaat untuk sesama.
Dan pandemi tidaklah menghalangi seseorang untuk menebar kebaikan yang ia bisa. Bahkan kepada hewan.
Suatu ketika beberapa sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah apakah pada perbuatan baik terhadap hewan pun kita mendapat ganjaran pahala?” Rasulullah menjawab,
في كل كبد رطبةٍ أجر
Pada setiap nyawa ada balasan pahala (HR al-Bukhari 2363)
Betapa banyak jalan-jalan kebaikan. Namun kita lebih sering hanya berfokus pada yang belum mampu dilakukan, bukan pada peluang yang bisa.
- sahabatilmu -
PELUANG SEDEKAH JARIYAH
Jangankan kesempatan memiliki anak, sebagian manusia ada yang hingga ajal menjemput pun belum jua menikah.
Tidak pula setiap orang memiliki keluasan ilmu yang bisa ia bagi sebagai manfaat sesama.
Namun, sekecil apapun. Setiap kita berpeluang sedekah jariyah.
Nabi shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
إِذَا مَاتَ ابن آدم الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثلاث ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila anak Adam meninggal, akan terputus darinya seluruh amalan kecuali pada tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya (HR. Muslim 4310)
Nabi menyebutkan sedekah jariyah di awal jenis amal yang akan selalu mengalirkan ganjaran pahala hingga pun kita telah tiada.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma menuturkan, "Tiada seorangpun dari para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang memiliki kemampuan melainkan mereka berwakaf"
- sahabatilmu -
SUMBATAN RIZKI
Seperti aliran air. Bila dibiarkan mengalir, maka menjadi jernih. Bahkan bisa jadi terkumpul lebih banyak lagi. Namun jika tertahan ia akan keruh.
Demikian pula harta dan rizki kita.
Nabi shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
لاَ تُوكِي فَيُوكى عَلَيْكِ
Janganlah engkau menahan harta (tanpa sedekah) jika demikian niscaya Allah akan menahan rizki untukmu (HR al-Bukhari: 1433)
Semakin disedekahkan, akan barakah. Pun bisa sebaliknya.
- sahabatilmu -
KELAPANGAN BARAKAH.
Barakah artinya kebaikan yang banyak dan menetap.
Ia bisa ada pada tempat, waktu, harta, bahkan rizki dan usia.
Ibnul Qayyim rahimahullah menuturkan,
"Tidaklah kelapangan rizki dan amal diukur dengan jumlah yang banyak, dan tidaklah umur dilihat dari bilangan bulan dan tahun yang panjang. Akan tetapi kelapangan rizki dan umur diukur dengan barakahnya" (Ad-Da'u wad Dawa' 56)
- sahabatilmu -
SEKADAR INGIN
bukan untuk menyelesaikan bangunan rumah yang tertinggal atau menjumpai anak dan pasangan yang ia cintai.
tidak pula terbesit keinginan mengambil kembali sedikit saja harta benda yang pernah dikumpulkan maupun menuntaskan syahwat tertunda.
ia yang menjumpai kematian, hanya berharap bisa kembali ke dunia agar beramal shalih sebagai bekal yang bermanfaat untuknya.
Allah ta’ala berfirman,
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ. لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ
Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan (QS al-Mukminun: 99-100)
demikian keadaan orang kafir dan mereka yang lalai dari perintah Allah lagi berbuat aniaya.
bahkan untuk sekadar ingin pun, tidak bisa.
- sahabatilmu -
ANGAN KOSONG.
Suatu ketika Nabi shallahu 'alaihi wa sallam melintasi makam yang baru saja dikuburkan seseorang di sana. Beliau bersabda:
رَكْعتانِ خَفيفتانِ بِما تَحقِرُونَ وتَنفِلُونَ يَزيدُهما هذا في عملِهِ أحَبُّ إليه من بقيَّةِ دُنياكُمْ
Dua rakaat ringan yang sering kalian remehkan dan lalaikan, padahal dapat menambah balasan amal, lebih ia (mayit) sukai dari seisi dunia kalian (Shahih, HR Ibnul Mubarak dalam az-Zuhd 31, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 7715, Shahihul Jami’ 3518 al-Albani)
Bagi orang yang t'lah meninggalkan dunia, sekecil apapun balasan amal akan sangat bermanfaat dan lebih ia senangi.
Walau kadar dua rakaat ringan, meski rupiah sedekah yang kerap diremehkan.
Mari wujudkan kesempatan itu sekarang, sebelum jadi angan kosong sang mayit.
- sahabatilmu -
KEHIDUPAN SEBENARNYA.
Allah mendahulukan penyebutan kematian dari kehidupan, karena memang pada asalnya manusia tidak ada.
Firman Allah ta'ala,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا
(Allah) Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapakah yang paling baik amalnya (QS. Al-Mulk: 2)
Pun manusia mengalami dua kali kematian dan dua periode kehidupan.
Semula ia tiada lalu Allah menghidupkannya di dunia. Kemudian kembali mati terkubur di tanah. Selanjutnya dihidupkan lagi di akhirat guna pertanggungjawaban.
Dan kehidupan akhirat itulah yang hakiki lagi selamanya.
Allah ta'ala menyampaikan penyesalan sekelompok manusia saat hari kiamat,
يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي
ia mengatakan: "Alangkah baik kiranya aku dahulu mengerjakan (kebaikan) untuk hidupku ini" (QS al-Fajr: 24)
Dikatakan لِحَيَاتِي (untuk hidupku ini) karena memang kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat. Kehidupan yang tiada lagi kematian.
- sahabatilmu -
PUTUS PELUANG
Saat membaca kenikmatan yang terputus dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan, yakni kematian (Shahih, HR. at-Tirmidzi: 2307, an-Nasa’i: 1824, Ibnu Majah: 4258)
Bisa jadi kebanyakan kita berpikir tentang nikmat makan, minum, kumpul kawan, senang-senang, dan lain semisal.
Namun sejatinya kenikmatan terbesar yang terputus yaitu peluang untuk bertaubat dan memperbanyak amal.
Saat meregang nyawa, habis sudah peluang kelezatan membaca al-Quran, bersedekah, shalat malam, beristighfar, puasa, serta ragam lainnya dari amal kebajikan.
Mengingat mati akan memotivasi diri agar bersegera taubat dan beramal shalih. Untuk peluang yang seperti ini hendaklah kita perbanyak.
- sahabatilmu -
CERITA MENGADU
Pada kesedihan yang paling mendalam dan sulit dipikul pun, Nabiyullah Ya'qub 'alaihissalam hanya mengadu kepada Allah semata.
Allah ta'ala berfirman,
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ إِلَى اللهِ
"Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku” (QS Yusuf: 86)
Adapun sebagian kita, begitu bermudah-mudahan dalam curhat. Bahkan untuk perkara yang sejatinya rahasia (rumah tangga)
Alih-alih menyelesaikan, seringkali keliru tempat mengadu malah menimbulkan masalah baru.
Ibnul Qayyim rahimahullah menuturkan,
كتمان المصائب والأوجاع من شيم النبلاء
Menyembunyikan musibah dan penderitaan adalah kebiasaan orang-orang yang mulia (al-Fawaid: 36)
- sahabatilmu -
CELAH CELA BERDUA
Yang satu curhat, satunya menanggapi. Seakan beri solusi ternyata menimbulkan masalah baru lagi.
Begitu kebanyakan alur perselingkuhan terjadi. Keterlibatan erat dua pihak. Bukan hanya satu arah.
Bila saja kita mau mengambil pelajaran dari kisah Nabi Yusuf.
Perhatikan apa yang dilakukan oleh Zulaikha,
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.”
Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zhalim tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)
Nabi Yusuf 'alaihis salam tidak menanggapi godaan Zulaikha, bahkan lari menjauh darinya. Lalu Allah selamatkan dunia dan akhirat.
- sahabatilmu -
YANG DIAMALKAN.
Liburan bukan berarti libur beramal.
Bahkan saatnya mengamalkan ilmu yang dimiliki selama ini.
Allah ta'ala berfirman,
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Masuklah kalian ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian amalkan (QS. An-Nahl: 32)
Demikian pula ayat lainnya,
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan itulah surga yang diwariskan kepada kalian disebabkan amal-amal yang dahulu kalian kerjakan (QS. Az-Zukhruf: 72)
Bukan dikatakan sebab ilmu yang dimiliki.
Karena berilmu saja belum cukup, hingga ia mengamalkan yang telah diketahui.
- sahabatilmu -
BANYAK JALAN KEBAIKAN
Amal shalih bukan hanya shalat dan puasa, yang memang wanita haidh maupun nifas terhalang melakukannya.
Ada banyak ragam kebajikan yang bisa seseorang kerjakan. Semisal sedekah, memberi makan mereka yang berpuasa, memperbanyak dzikir dan doa, serta lainnya.
Fudhalah bin ‘Ubaid radhiyallahu 'anhu berkata,
Bila saja aku mengetahui Allah menerima dariku satu amalan kebaikan walau kecil lagi sedikit, tentu lebih aku sukai dari dunia dan seisinya.
Karena Allah ta'ala berfirman,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa (QS al-Maidah: 27)
Termasuk bisa dilakukan oleh mereka yang sedang sakit.
Maka kita yang sehat, tiada penghalang, serta memiliki keluangan waktu dan harta tentu lebih utama.
- sahabatilmu -
BULAN HARAM: BALASAN BERLIPAT
Makkah dan Madinah disebut tanah haram karena barakah, kemuliaan dan keutamaan yang melekat padanya.
Pun bulan-bulan haram, merupakan bulan yang telah Allah muliakan. Dalam setahun ada empat bulan haram, yaitu: al-Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
Tatkala menjelaskan surat at-Taubah ayat 36 tentang bulan-bulan haram. Ibnu ’Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata,
Allah mengkhususkan empat bulan itu sebagai bulan haram, yaitu sebagai bulan yang mulia.
Melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar. Dan amalan shalih yang dilakukan pada bulan haram akan menuai pahala yang lebih banyak (Lathaiful Ma’arif: 207)
Bila tak mampu memperbanyak amal shalih di bulan haram, setidaknya tahan dirilah dari dosa dan maksiat. Karena semua berbalas lipat.
@sahabat_ilmu
PUASA RAJAB
Seluruh hadits yang menjelaskan perihal puasa Rajab dan shalat pada sebagian malamnya merupakan kedustaan yang diada-adakan (al-Manarul Munif Ibnul Qayyim al-Jauziyyah)
Namun bukan berarti terlarang berpuasa di bulan Rajab. Karena ia adalah satu dari empat bulan haram yang kita dianjurkan memperbanyak ibadah dan kebajikan di dalamnya. Termasuk berpuasa.
Imam Sufyan ats-Tsauri rahimahullah menuturkan,
الأشهر الحرم أحب إلي أن أصوم فيها
Bulan-bulan haram, lebih ku sukai untuk aku berpuasa di dalamnya (Lathaiful Ma’arif 213)
- sahabatilmu -
setelah kematian, penyesalan tak akan pernah bisa lagi menyelesaikan; maka lakukan segala sesuatu sekarang
Читать полностью…ingin kembali beramal, pun tak lagi bisa; maksimalkan kesempatan yang tersisa; entah sampai kapan
Читать полностью…kelak tiba masa: kesempatan terhenti dan kita pun menyesali; persiapkan sebelum terjadi
Читать полностью…hari ini berkisah, esok jadi bahan ghibah; seringkali begitu bila salah tempat mengadu
Читать полностью…tidak ada yang merasa aman dari godaan setan melainkan ia orang yang tertipu lagi lalai
Читать полностью…seseorang masuk surga semata sebab rahmat Allah; adapun beramal shalih mendatangkan kecintaan dan rahmatNya
Читать полностью…Dan dinamakan dengan bulan haram karena pada bulan itu lebih keras lagi pengharaman dosa dan maksiat (Tafsir as-Sa'di)
Читать полностью…keumuman atas keutamaan seluruh ibadah yang dilakukan pada bulan haram; termasuk rajab
Читать полностью…