Rajab: Menanam Amal
Bila tak pernah menanam jangan pernah berharap menuai panen. Jika enggan merawat, jangan bermimpi mendapat hasil memikat.
Abu Bakr al-Balkhi rahimahullah berkata,
شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ
Bulan Rajab masa menanam. Dan Sya’ban saatnya menyiram tanaman. Maka Ramadhan waktu menuai hasil panen (Latha'iful Ma'arif Ibnu Rajab)
Tak perlu menanti Ramadhan datang. Semangat beramal shalih bermula sejak sekarang. Sebab bisa jadi Ramadhan tiba, tapi tak lagi bersama kita.
- sahabatilmu -
YANG PENTING HATI
Ada ia yang ketika diingatkan agar menjauhi keburukan atau melaksanakan suatu kebaikan, dengan cepat berkilah: "Gak perlu begitu. Yang penting hatinya"
Seakan ia lupa. Walau memang ukuran bukan pada harta dan rupa. Tapi selain hati, Allah akan melihat amal hamba.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ
Sesungguhnya Allah tidak memandang pada bentuk rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah akan melihat hati dan amal-amal kalian (HR. Muslim: 2564)
Sembari terus meluruskan hati, beramal juga penting.
- sahabatilmu -
SEDEKAH JADI SIA-SIA
Sejatinya pemberian sedekah berarti menitipkan harta untuk dibawa ke akhirat sebagai ganjaran pahala.
Namun anehnya, sebagian manusia sudah 'susah-susah' bersedekah, tapi ia batalkan sendiri pahalanya dengan mengungkit pemberian.
Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian batalkan (pahala) sedekah kalian dengan mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti (yang diberi) (QS. Al-Baqarah: 264)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,
Tidak ada yang tersisa dari ganjaran pahala yang terhapus karena kesalahan berupa menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti hati penerima sedekah (Tafsir al-Quran al-Azhim)
Dan kebanyakan mengungkit pemberian dilakukan dengan ucapan.
Begitulah petaka lisan.
Tangan yang berbuat kebajikan, mulut yang membatalkan.
- sahabatilmu -
ASAL BICARA
Kehadiran malaikat pencatat yang senantiasa melekat, seharusnya menjadikan kita lebih berhati-hati dan bijak dalam bertindak.
Allah ta'ala berfirman,
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (QS. Qaaf: 18)
Padahal yang malaikat catat adalah keseluruhan amal, baik hasil ucapan maupun perbuatan anggota badan.
Namun tertera penyebutan ucapan lisan menunjukkan sisi tersebut menjadi perhatian dominan. Dimana kebanyakan manusia berbuat dan tergelincir dengannya.
- sahabatilmu -
MENGURANGI PELUANG
Akhir pekan kumpul bersama keluarga ataupun kawan.
Selain tantangan coba lepas hp dari genggaman 'tuk kemudian fokus interaksi erat dengan lawan bicara.
Saat ngobrol bareng, 'uji' kemampuan diri menahan lisan dari membicarakan aib orang.
Bila tidak bisa, mungkin kita yang salah pilih kawan atau malah kebanyakan.
Sufyan ats-Tsauri rahimahullah menasihatkan,
"Kurangilah berkenalan (rasa ingin tahu) dengan orang lain niscaya akan berkurang pula ghibahmu" (Siyar A’lamin Nubala: 7/276)
Jika belum bisa menghilangkan, alangkah baik berusaha mengurangi peluang kemungkinan terjadinya keburukan.
- sahabatilmu -
BERBALAS MAAF.
Seorang muslim itu tegas tapi tidak emosional. Bahkan ia mudah memaafkan pada kesalahan orang.
Allah ta'ala berfirman,
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah (QS. Asy-Syura: 40)
Yakni ia memaafkan orang yang menzhalimi bahkan tetap menjalin hubungan baik dengannya.
Berbeda dengan ia yang tak membalas sebab ketidakmampuan dan kelemahan diri. Sungguh pemberian maaf padahal mampu membalas merupakan suatu keutamaan.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam,
Bukanlah orang yang kuat itu ia yang pandai bergulat. Tetapi orang yang kuat yaitu ia yang mampu mengendalikan diri tatkala marah. (HR al-Bukhari: 6114, Muslim: 2609)
Dan termasuk kendali diri yaitu dengan memaafkan.
- sahabatilmu -
MEMBUAT MARAH
Bukan hanya anjuran untuk menahan marah. Tapi hendaklah kita juga tidak membuat seseorang tersulut amarah.
Ayahanda Mu’tamir bin Sulaiman rahimahumallah pernah menasihatkan,
Jangan harap orang yang telah engkau buat marah akan berkenan mendengarkan lagi perkataanmu (al-Adab asy-Syar’iyyah: 1/368)
@sahabat_ilmu
APA SEPENINGGALKU
Sebagian orangtua larut dalam kekhawatiran tentang kelak apa makan dan pekerjaan anak daripada apa yang (tetap) mereka sembah sepeninggal kematiannya.
Allah ta'ala berfirman,
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي
Adakah kalian hadir ketika Nabi Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, tatkala ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” (QS. al-Baqarah: 133)
Terdapat anjuran bagi orang yang sakit untuk berwasiat agar anak keturunannya tetap istiqamah di atas agama Islam hingga maut menjemput.
- sahabatilmu -
PERUSAK AMAL
Mutharrif bin Abdillah rahimahullahu ta'ala berkata,
Sungguh tertidur hingga subuh kemudian timbul rasa menyesal, lebih aku sukai daripada shalat semalam suntuk lalu aku merasa kagum pada diri sendiri (Mukhtashar Minhajul Qashidin 274)
Perkara semisal mungkin pula dialami pada mereka yang berpuasa sunnah. Waspadalah.
Sekadar kagum diri (ujub) bisa jadi penghancur amal. Apalagi sampai merendahkan manusia yang tidak melakukan kebajikan seperti yang ia kerjakan?!
- sahabatilmu -
BELAJAR DIAM
Ash-shamtu (الصمت) yaitu menahan diri dari berbicara padahal ia mampu untuk mengungkapkan.
Abu adz-Dzayyal rahimahullah berkata,
تعلم الصمت كما تتعلم الكلام، فإن يكن الكلام يهديك، فإن الصمت يقيك
Belajarlah diam sebagaimana engkau belajar bicara. Karena bila pun berbicara tidak membimbingmu maka sungguh diam akan menjagamu (Jami' Bayanil ilmi: 1/550)
Termasuk menahan diri untuk tidak mudah berkomentar di sosial media.
- sahabatilmu -
BALASAN SEBAGIAN
Setidaknya ada dua hikmah dari sekian banyak faidah pada musibah yang menimpa manusia.
Allah ta’ala berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (QS ar-Ruum: 41)
Yakni sebagai suatu kehendak dari Allah sekaligus balasan perbuatan mereka serta
agar mereka kembali ke jalan yang benar tidak lagi mengerjakan perbuatan dosa dan maksiat (Tafsir al-Quran al-Azhim Ibnu Katsir)
Itupun hanya sebagian perbuatan buruk saja yang berbalas, belum keseluruhan.
Syaikh as-Sa'di rahimahullah berkata,
Sekiranya Allah menimpakan hukuman atas seluruh perbuatan buruk mereka, niscaya tiada lagi satu pun makhluk yang tinggal di muka bumi (Taisir Kalimir Rahman)
- sahabatilmu -
DOSA ITU BERAKIBAT
Jangan pernah merasa aman atas dosa dan pelanggaran yang dilakukan. Kelak berbalas di akhirat, bahkan bisa jadi bersegera menuai akibat di dunia.
Allah ta'ala berfirman,
مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا يُجۡزَ بِهِ
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya ia akan dibalas sesuai kejahatan itu (QS. an-Nisa’ 123)
Imam Qatadah bin Di'amah rahimahullahu ta'ala berkata,
Tidaklah seseorang terkena goresan ranting maupun tersandung melainkan akibat dosa yang ia lakukan (Jami’ul Bayan 9/236 al-Qurthubi)
- sahabatilmu -
SISI MANUSIA
Jangan ajarkan orang kaya untuk tidak cinta dunia sementara kita masih berharap banyak pada apa yang ada di tangan mereka.
Suatu ketika datang seorang lelaki menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, "Berilah aku nasihat ringkas!"
Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan nasihat (diantaranya),
وَاجْمِعِ الْيَأْسَ مِمَّا فِي أَيْدِي النَّاسِ
Kumpulkan ke-putus asa-an pada apa yang ada di sisi manusia (Hasan, HR. Ahmad: 23498 , Ibnu Majah: 4171, as-Shahihah: 401 al-Albani)
Anehnya. Berulang kali menggantung asa pada manusia yang berujung kecewa, namun kita tak jua kunjung jera.
- sahabatilmu -
BERJAGA DARI DOSA
Imam Ahmad rahimahullahu ta'ala meriwayatkan, bahwa doa yang banyak dibaca Umar Ibnul Khaththab radhiyallahu 'anhu adalah
اللَّهُمَّ عَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا
Allahumma 'aafinaa wa'fu 'anna.
Ya Allah jagalah kami dan ampunilah kami (Kitab az-Zuhud 94/596)
'aafinaa yakni jagalah agar kami tidak terjerumus dalam dosa.
wa'fu 'anna yaitu ampunilah kami bila tersalah telah berbuat dosa.
Permohonan penjagaan sebelum terjadi dan permintaan ampunan apabila terlanjur melakukan.
t.me/sahabat_ilmu
TAUBAT: PINTU MUSIBAH TERANGKAT
Tiada manfaat saling berdebat perihal bala musibah yang menimpa, termasuk ujian ataukah azab.
Akan lebih baik berfokus agar musibah hilang lenyap terangkat.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menuturkan,
مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
Tidaklah turun musibah kecuali sebab dosa. Dan tidaklah musibah hilang terangkat melainkan dengan taubat (ad-Da'u wad Dawa hal. 87)
Taubat itu obat, bermula pada diri sendiri dan keluarga. Menahan dari ragam dosa dan maksiat. Tidakkah kita sudah seharusnya tersadar?
- sahabatilmu -
hati dan jasad saling berkaitan; baiknya hati akan nampak pada buah amalan, pun sebaliknya
Читать полностью…bukan hanya membatalkan pahala; mengungkit sedekah termasuk bagian dosa besar pula
Читать полностью…ucapan sebelum tersampaikan ia masih dalam kendali pemiliknya, namun bila sudah terlontar akan menjadi kepunyaan siapapun yang mendengar
Читать полностью…belum cukup kah hidangan di meja sampai harus menyantap daging bangkai saudara?
belum puas kah bersosial media hingga mengabaikan tatap mata lawan bicara?
pemberian maaf akan melapangkan dada dan menenangkan hati kita; pun berlaku sebaliknya
Читать полностью…terlebih dahulu koreksi diri sebelum menyalahkan orang lain; akan lebih baik dan lebih menenangkan untuk hati
Читать полностью…keliru memandang sesuatu seringkali menimbulkan kekhawatiran berlebihan; dan pengabaian pada perkara lain yang sebenarnya utama
Читать полностью…jika semua berbicara lantas siapa yang akan mendengarkan pembicaraan; padahal semakin banyak berbicara lebih mendekat pada kedustaan
Читать полностью…balasan sebagian saja sudah cukup membinasakan; bagaimana bila berbalas keseluruhan?
Читать полностью…merasa aman dari perbuatan dosa bisa lebih berbahaya dari melakukan dosa itu sendiri
Читать полностью…Menitip harap kepada manusia?
Jangan sepenuh hati; sisakan separuh ruang ke-putus asa-an agar tak terlalu kecewa