muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

Muslim.Or.Id

@

Читать полностью…

Muslim.or.id

Muslim.Or.Id

@

Читать полностью…

Muslim.or.id

Muslim.Or.Id
INILAH KEUTAMAAN PUASA ASYURA DAPAT MENGHAPUS DOSA SATU TAHUN YANG LALU

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu. [HR.Muslim: 1162]

Imam an-Nawawi berkata: “Keutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar”. [Majmu’ Syarah al-Muhadzzab, an-Nawawi 6/279]

Sudah tahu sejarah puasa asyura? Simak disini. Klik https://muslim.or.id/23090-keutamaan-puasa-asyura-dan-sejarahnya.html

NB: Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.
@

Читать полностью…

Muslim.or.id

CARA MELAKUKAN PUASA ASYURA

Bagaimanakah cara melakukan puasa Asyura?

Puasa ‘Asyura ada tiga tingkatan[1] yang bisa dikerjakan;

Pertama: Berpuasa sebelum dan sesudahnya. Yaitu tanggal 9-10-11 Muharrom. Dan inilah yang paling sempurna.

Kedua: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10, dan inilah yang paling banyak ditunjukkan dalam hadits.

Ketiga: Berpuasa pada tanggal 10 saja[2].

Adapun berpuasa hanya tanggal 9 saja tidak ada asalnya. Keliru dan kurang teliti dalam memahami hadits-hadits yang ada.[3]

Berkaitan dengan cara pertama, yaitu berpuasa tiga hari (9-10-11) para ulama melemahkan hadits Ibnu Abbas[4] yang menjadi sandarannya.[5] Namun demikian, pengamalannya tetap dibenarkan oleh para ulama[6], dengan alasan sebagai berikut[7];

Pertama: Sebagai kehati-hatian. Karena bulan Dzulhijjah bisa 29 atau 30 hari. Apabila tidak diketahui penetapan awal bulan dengan tepat, maka berpuasa pada tanggal 11-nya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapati puasa Tasu’a (tanggal 9) dan puasa ‘Asyura (tanggal 10).

Kedua: Dia akan mendapat pahala puasa tiga hari dalam sebulan, sehingga baginya pahala puasa sebulan penuh.[8]

Ketiga: Dia akan berpuasa tiga hari pada bulan Muharrom yang mana nabi telah mengatakan;

Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Alloh al-Muharrom.[9]

Keempat: Tercapai tujuan dalam menyelisihi orang Yahudi, tidak hanya puasa ‘Asyura, akan tetapi menyertakan hari lainnya juga[10]. Allohu A’lam.



Faedah: Bila ‘Asyura jatuh pada hari Jum’at atau Sabtu?
Ada hadits-hadits yang berisi larangan menyendirikan puasa jum’at dan larangan puasa sabtu kecuali puasa yang wajib. Apakah larangan ini tetap berlaku ketika hari ‘Asyura jatuh pada hari jum’at atau sabtu?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Adapun bagi orang yang tidak menyengaja untuk puasa karena hari Jum’at atau Sabtu, seperti orang yang puasa sehari sebelum dan sesudahnya atau kebiasaannya adalah puasa sehari dan berbuka sehari, maka boleh baginya puasa jum’at walaupun sebelum dan sesudahnya tidak puasa, atau dia ingin puasa Arafah atau ‘Asyuraa’ yang jatuh pada hari jum’at, maka tidaklah dilarang, karena larangan itu hanya bagi orang yang sengaja ingin mengkhususkan (hari jum’at dan sabtu tanpa sebab-pen).[11]

—-

[1] Zaadul Ma’ad Ibnul Qoyyim 2/72, Fathul Bari 4/289, Tuhfatul Ahwadzi 3/526

[2] Syaikhul Islam berkata: “Puasa hari ‘Asyura menghapus dosa setahun, tidak dibenci apabila berpuasa pada hari ini saja”. Al-Akhbar al-Ilmiyyah Min al-Ikhtiyaroot al-Fiqhiyyah, Alauddin Ali bin Muhammad al-Ba’li hal.164

[3] Zaadul Ma’ad 2/72

[4] Yaitu hadits yang berbunyi: “Puasalah pada hari ‘Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”.

[5] Lihat Nailul Author Syaukani 4/273, Dho’if al-Jami’ as-Shaghir no.3506, Jilbab al-Mar’ah al-Muslimah hal.177 keduanya oleh al-Albani, Tuhfatul Ahwadzi 3/527.

[6] Zaadul Ma’ad 2/73, Fathul Bari 4/289, al-Mughni Ibnu Qudamah 4/441, Lathoiful Ma’arif hal.109

[7] as-Shiyam fil Islam, DR.Said bin Ali al-Qohthoni hal.364

[8] Berdasarkan hadits riwayat Muslim: 1162

[9] HR.Muslim: 1163

[10] Fathul Bari 4/245, Syarah Riyadhus Shalihin Ibnu Utsaimin 5/305,

[11] Kitabus Shiyam Min Syarhil Umdah, Ibnu Taimiyyah, 2/652. Lihat pula Zaadul Ma’ad 2/79, Tahdzibus Sunan 3/297 keduanya oleh Ibnul Qoyyim, Kasyful Qona’, al-Buhuti Juz 2 Bab Puasa Tathowu’, al-Muharror, Ibnu Taimiyyah 1/350


Sumber: https://muslim.or.id/23267-cara-melakukan-puasa-asyura.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

INILAH KEUTAMAAN MENUNJUKKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG LAIN

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, hadits dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).

Fawaid hadits:
1. Keutamaan dakwah di jalan Allah dan menunjukkan kebaikan kepada orang lain, baik kebaikan dunia atau akhirat.

2. Orang yang menunjukkan kebaikan maka akan mendapatkan pahala karena telah menunjukkan kebaikan serta pahala orang yang mengikutinya.

3. Amal yang bisa dirasakan oleh orang lain lebih besar manfaatnya dibandingkan amal yang manfaatnya terbatas untuk diri sendiri.

4. Hadits ini mencakup orang yang menunjukkan kebaikan kepada orang lain dengan perbuatannya, meskipun tidak dengan lisannya. Seperti orang yang menyebarkan buku-buku yang bermanfaat, berakhlak mulia dan berpegang teguh dengan syariat Islam agar manusia juga bisa meneladaninya.

5. Keutamaan mengajarkan ilmu dan besarnya pahala seorang pengajar yang mengharapkan pahala di akhirat.

6. Dianjurkan seseorang untuk meminta kepada Allah agar menjadi teladan dalam kebaikan.
Wallahua’lam

Lihat: Syarah Bulughul Maram, Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy Syastry hafizhahullah

***
Penulis: Didik Suyadi

Sumber: https://muslim.or.id/27176-keutamaan-menunjukkan-kebaikan-kepada-orang-lain.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bagi seorang mukmin musibah itu merupakan tanda kebaikan. Karena ujian dan musibah merupakan tanda Allah cinta kepada hambaNya.

Читать полностью…

Muslim.or.id

[ Bulan Muharram; Bulan Penuh Keutamaan #01 ]

—-

Di antara nikmat Allah Ta’ala yang diberikan atas hamba-hamba-Nya, adalah perguliran musim-musim kebaikan yang datang silih berganti, mengikuti gerak perputaran hari dan bulan. Supaya Allah Ta’ala mencukupkan ganjaran atas amal-amal mereka, serta menambahkan limpahan karunia-Nya.

Dan, tidaklah musim haji; bulan dzulhijjah yang diberkahi akan berlalu, melainkan datang sesudahnya bulan yang mulia, yaitu Bulan Muharram; bulan penuh keutamaan didalamnya.

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أفضل الصيام بعد شهر رمضان شهر الله الذي تدعونه المحرم، وأفضل الصلاة بعد الفريضة قيام الليل . رواه مسلم في صحيحه

“Puasa yang paling utama setelah puasa bulan ramadhan adalah puasa pada Bulan Allah yang kalian sebut Bulan Muharram, dan sholat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.“ (HR Muslim)

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menamai bulan muharam dengan syahrullah; bulan Allah, ini menunjukan akan kemuliaan dan keutamaannya. Sesungguhnya Allah Ta’ala mengkhususkan sebagian makhluk-Nya terhadap sebagian yang lainnya, serta mengutamakannya dari sebagian yang lainnya.

—-

Penasaran dengan serba-serbi keutamaan, kejadian-kejadian, sampai penyimpangan yang kerap terjadi di bulan muharram?

Daftar di Broadcast List Tim Donasi Dakwah YPIA, insyaa Allah akan kami bahas satu persatu.

Ketik : Nama_Domisili_Daftar Broadcast
Kirim ke nomor +6285747223366 (WA)
.
======
🔊 Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)
✉️/📱085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

RITUAL AKHIR TAHUN HIJRIYAH

Detik-detik pergantian tahun adalah saat-saat yang sangat bersejarah dalam lembaran umat manusia, sehingga menjadikan sebagian orang membuat ritual-ritual dan amalan yang keabsahan dalilnya dipertanyakan.

Diantara hadits yang dijadikan sandaran adalah:

مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ، وَأَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ، فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ بِصَوْمٍ وَافْتَتَحَ السَّنَةَ الْمُسْتَقْبَلَةَ بِصَوْمٍ، جَعَلَ اللَّهُ لَهُ كَفَّارَةً خَمْسِيْنَ سَنَةً

“Barang siapa berpuasa akhir hari bulan Dzulhijjah dan awal Muharram, maka dia telah menutup tahun lalunya dengan puasa dan membuka tahun barunya dengan puasa, Allah menjadikan baginya kaffarah lima puluh tahun”.

Hadits ini maudhu’. Dibawakan Ibnul Jauzi dalam al-Maudhū’āt 2/566 dengan sanadnya sampai kepada Ibnu Abbas, lalu katanya, “Al-Harawi adalah al-Juwaibari dan Wahb, kedunya adalah pendusta dan pemalsu hadits”. Dan disetujui As-Suyuthi, Ibnu Arraq, dan Asy-Syaukani.

Dengan demikian, maka pengkhususan akhir tahun dan awal tahun dengan puasa termasuk kebid’ahan dalam agama. Demikian juga ritual-ritual serupa yang tidak ada dalilnya, seperti do’a awal dan akhir tahun.

Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid berkata dalam Tashihud Dua: “Tidak ada dalam syari’at ini sedikit pun do’a atau dzikir untuk awal tahun. Manusia zaman sekarang banyak membuat bid’ah berupa do’a, dzikir, demikian pula puasa awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau do’a, puasa akhir tahun, dan sebagainya yang semua ini tidak ada dalilnya sama sekali!!”.

***

Penulis: Ust. Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi

Sumber: https://muslim.or.id/28725-ritual-akhir-tahun-hijriyah.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Semua karena karunia Allah dan rahmat-Nya, karena itu tidaklah patut merasa bangga dan sombong atas ibadah-ibadah yang kita lakukan.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mari Bantu Perluasan Masjid Al Ashri Yogyakarta
—-
Masjid Al Ashri merupakan masjid masyarakat yang lokasinya tidak jauh dari Kantor Peduli Muslim. Dengan lokasinya yang juga tidak terlalu jauh dari kampus UGM, masjid ini kerapkali ramai digunakan sebagai tempat ta'lim diniyyah mahasiswa maupun pembelajaran bahasa Arab, di samping juga untuk kegiatan keagamaan masyarakat setempat.

Di momen shalat Jumat, masjid ini tidak lagi bisa menampung keseluruhan jamaah karena saking banyaknya orang yang shalat sehingga terpaksa sebagian jamaah shalat bermakmum di luar masjid.

Selain itu, masjid ini juga mengalami kendala lahan parkir. Ketika dilaksanakan kegiataan keagamaan, kajian Islam, atau pembelajaran bahasa Arab, kerapkali motor-motor pengunjung masjid terpaksa berdesakan memenuhi jalan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut di atas, takmir Masjid Al Ashri berinisiatif memperluas lahan masjid, agar bisa menampung kebutuhan jumlah jamaah, menyediakan lahan parkir, sekaligus semakin mengaktifkan kegiatan kajian-kajian Islam dan bahasa Arab.

Yayasan Peduli Muslim sebagai "tetangga" masjid ini, memiliki tanggung jawab moral untuk membantu proyek perluasan lahan masjid ini. Oleh karena itu, kami mengajak segenap kaum muslimin untuk berpartisipasi dalam pendonasian program perluasan Masjid Al Ashri.

Donasi dapat disalurkan melalui rekening:

BNI Syariah (Kantor Cabang Yogyakarta), no: 430.4444.308 a.n. Peduli Muslim
> Kode transfer bank: 009
> Swift Code untuk transfer dari bank luar negeri: BNINIDJA
> Batas akhir donasi: Sabtu, 30 September 2017 pukul 23.59
> Konfirmasi donasi: 0823.2258.9997

Atas perhatian segenap kaum muslimin, kami ucapkan jazakumullah khaira.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Inilah tanda benarnya niatmu dalam menuntut ilmu. Perhatikanlah!

Читать полностью…

Muslim.or.id

[Tiga HAL yang Menemani Kita -di Alam Barzakh-]


Sejauh apapun kaki melangkah, umur kita akan berakhir jua. Kelak, di suatu waktu yang kita tak pernah tahu kapan datangnya, Allah Ta'ala akan mengirimkan utusan-Nya untuk menemui kita dan mengantarkan ruh kita ke hadapan ilahi Rabbi.

Pada saat itu,
Bisa jadi, ada tangis yang sejadi-jadinya dari orang yang kita tinggalkan, karena merasa kehilangan yang mendalam.

Bisa jadi, ada selipan doa yang dihaturkan dari orang-orang yang mencintai kita; dengan cinta yang amat besar.

Namun, sejadi-jadinya tangis dan sebesar-besarnya cinta; di alam barzakh (kubur) itu semua bukanlah 'teman' yang kekal.

Maka, ketika itu hanyalah tiga hal yang bisa diharapkan untuk menemani kita kelak;
(1) amal jariyah (2) ilmu yang bermanfaat, dan (3) anak shalih yang selalu mendo'akannya

Karena Nabi _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih yang selalu mendoakannya” (HR. Muslim)

---

Sudahkah kita miliki ilmu yang bermanfaat?
Yang kiranya dapat menemani kita kelak?

Sudahkah kita beramal jariyah?
Sehingga pahalanya akan terus mengalir kepada kita kelak?

Sudahkah kita memiliki anak-anak yang shalih?
Yang senantiasa menyebut nama kita pada tiap-tiap doanya?
.
.
Mari senantiasa berdoa :

Allahumma inni as-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqan thayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan
(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima)

Rabbi habblii minash shaalihiin.
(Wahai Rabbku, berilah aku keturunan yang shalih)


#ypiayogyakarta #ilmubermanfaat #amaljariyah #anakshalih

======
🔊 Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)
✉/📱085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

Diantara hikmah dibalik ujian adalah untuk menaikkan kedudukan kita.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Imam Syafi’i memberikan nasihat nasihat kepada kita :

janganlah lisanmu menampakkan kekurangan/aib saudaramu !
Dirimu sendiri penuh dengan kekurangan dan orang lain-pun juga memiliki lisan sepertimu !
Pepatah arab mengatakan,

barang siapa rumahnya dari kaca…
janganlah melempar rumah orang lain dengan batu !
Imam Hasan Al-Bashry menceritakan pengalamannya :

aku menjumpai suatu kaum yang sama sekali tidak memiliki kekurangan kemudian mereka mulai berbicara tentang kekurangan orang lain maka Allah menghukum mereka dengan menimpakan kekurangan pada diri mereka !
di lain waktu aku juga menjumpai suatu kaum yang banyak memiliki kekurangan akan tetapi mereka tidak membicarakan kekurangan orang lain ! sebagai balasannya Allah menutupi kekurangannya dan mengapuskannya !

Nabi kita yang mulia Shallallahu’alaihi wassalam telah bersabda :

من ستر عورة أخيه ستر الله عورته يوم القيامة ومن كشف عورة أخيه المسلم كشف الله عورته حتى يفضحه بها في الدنيا

“Barangsiapa menutupi kekurangan saudaranya maka Allah akan menutupi kekurangannya pada waktu hari kiamat ! dan barang siapa menampakkan kekurangan saudaranya muslim maka Allah akan menampakkan kekurangannya dan menghinakannya di dunia”

[Perawi hadist ini adalah Abdullah bin Abbas ( semoga Allah meridoi keduanya) dan hadist ini ditakhrij oleh Imam Al-Mundziry dalam kitab At-Targhib wa At-Tarhib dengan sanad hasan]



Penulis: Ustadz Abu Sa’ad Muhammad Nur Huda, MA. -rahimahullah-

Sumber: https://muslim.or.id/19819-lihatlah-kekuranganmu.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

MAKNA TAUHID

Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).

Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.

Pembagian Tauhid
Dari hasil pengkajian terhadap dalil-dalil tauhid yang dilakukan para ulama sejak dahulu hingga sekarang, mereka menyimpulkan bahwa ada tauhid terbagi menjadi tiga: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al Asma Was Shifat.

Yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka. (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17). Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya diciptakan oleh Allah, Allahlah yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dll. Di nyatakan dalam Al Qur’an:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1)

Dan perhatikanlah baik-baik, tauhid rububiyyah ini diyakini semua orang baik mukmin, maupun kafir, sejak dahulu hingga sekarang. Bahkan mereka menyembah dan beribadah kepada Allah. Hal ini dikhabarkan dalam Al Qur’an:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan mereka?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Az Zukhruf: 87)

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi serta menjalankan matahari juga bulan?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Al Ankabut 61)

Oleh karena itu kita dapati ayahanda dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bernama Abdullah, yang artinya hamba Allah. Padahal ketika Abdullah diberi nama demikian, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tentunya belum lahir.

Adapun yang tidak mengimani rububiyah Allah adalah kaum komunis atheis. Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: “Orang-orang komunis tidak mengakui adanya Tuhan. Dengan keyakinan mereka yang demikian, berarti mereka lebih kufur daripada orang-orang kafir jahiliyah” (Lihat Minhaj Firqotin Najiyyah)

Pertanyaan, jika orang kafir jahiliyyah sudah menyembah dan beribadah kepada Allah sejak dahulu, lalu apa yang diperjuangkan oleh Rasulullah dan para sahabat? Mengapa mereka berlelah-lelah penuh penderitaan dan mendapat banyak perlawanan dari kaum kafirin? Jawabannya, meski orang kafir jahilyyah beribadah kepada Allah mereka tidak bertauhid uluhiyyah kepada Allah, dan inilah yang diperjuangkan oleh Rasulullah dan para sahabat.

SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/6615-makna-tauhid.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Muslim.Or.Id

@

Читать полностью…

Muslim.or.id

Muslim.Or.Id

@

Читать полностью…

Muslim.or.id

Muslim.Or.Id

@

Читать полностью…

Muslim.or.id

[TANDA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN DALAM MUSIBAH]
.
Jika Allah menguji hambaNya dengan sesuatu, maka Allah akan mengujinya dengan beberapa jenis ujian:
.
Jika dia diuji, dan mengembalikan permasalahannya kepada Rabbnya, maka itu adalah tanda kebahagiaan dan tanda datangnya kebaikan baginya. Dan kau yakin bahwa kesempitan itu tidak akan berlangsung selamanya, meskipun lama.
.
Adapun seseorang, yang jika dia diuji, dia tidaklah mengembalikan permasalahannya kepada Allah, bahkan hatinya lari dariNya menuju makhluk, lupa dengan mengingat Rabbnya, lupa untuk mendekat kepada Rabbnya, lupa untuk merendahkan diri kepadaNya, lupa untuk bertaubat dan kembali padaNya, maka ini adalah tanda kecelakaan baginya dan tanda datangnya keburukan bagi dirinya.
.
📝Ibnul Qoyyim -rahimahullahu-
📚Thoriqul Hijratain
🔁روائع ابن القيم

--------
Follow us:
IG: @kemuslimahan_ypia

#ypiayogyakarta #kemuslimahan #ujian #sabar #ibnulqoyyim #tanda #kebaikan #keburukan

Читать полностью…

Muslim.or.id

Inilah rahasia khasiat dibalik mengingat akan kematian...

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bila kesulitan demi kesulitan menerpa diri, hati diujung keputusasaan, berharaplah hanya kepada Allah yang Maha Kaya, Al Ghoniy karena kita sangat butuh kepadaNya.

Читать полностью…

Muslim.or.id

SEJARAH PENANGGALAN TAHUN HIJRIYAH

Kalender hijriyah adalah penanggalan rabani yang menjadi acuan dalam hukum-hukum Islam. Seperti haji, puasa, haul zakat, ‘idah thalaq dan lain sebagainya. Dengan menjadikan hilal sebagai acuan awal bulan. Sebagaimana disinggung dalam firman Allah ta’ala,

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ َ

“Orang-orang bertanya kepadamu tentang hilal. Wahai Muhammad katakanlah: “Hilal itu adalah tanda waktu untuk kepentingan manusia dan badi haji.”(QS. Al-Baqarah: 189)

Sebelum penanggalan hijriyah ditetapkan, masyarakat Arab dahulu menjadikan peristiwa-peristiwa besar sebagai acuan tahun. Tahun renovasi Ka’bah misalnya, karena pada tahun tersebut, Ka’bah direnovasi ulang akibat banjir. Tahun fijar, karena saat itu terjadi perang fijar. Tahun fiil (gajah), karena saat itu terjadi penyerbuan Ka’bah oleh pasukan bergajah. Oleh karena itu kita mengenal tahun kelahiran Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dengan istilah tahun fiil/tahun gajah. Terkadang mereka juga menggunakan tahun kematian seorang tokoh sebagai patokan, misal 7 tahun sepeninggal Ka’ab bin Luai.” Untuk acuan bulan, mereka menggunakan sistem bulan qomariyah (penetapan awal bulan berdasarkan fase-fase bulan)

Sistem penanggalan seperti ini berlanjut sampai ke masa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dan khalifah Abu Bakr Ash-Sidiq radhiyallahu’anhu. Barulah di masa khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu, ditetapkan kalender hijriyah yang menjadi pedoman penanggalan bagi kaum muslimin.

Latar Belakang Penanggalan
Berawal dari surat-surat tak bertanggal, yang diterima Abu Musa Al-Asy-‘Ari radhiyahullahu’anhu; sebagai gubernur Basrah kala itu, dari khalifah Umar bin Khatab. Abu Musa mengeluhkan surat-surat tersebut kepada Sang Khalifah melalui sepucuk surat,

إنه يأتينا منك كتب ليس لها تاريخ

“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Anda, tanpa tanggal.”

Dalam riwayat lain disebutkan,

إنَّه يأتينا مِن أمير المؤمنين كُتبٌ، فلا نَدري على أيٍّ نعمَل، وقد قرأْنا كتابًا محلُّه شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي

“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”
Karena kejadian inilah kemudian Umar bin Khatab mengajak para sahabat untuk bermusyawarah; menentukan kalender yang nantinya menjadi acuan penanggalan bagi kaum muslimin.

Penetapan Patokan Tahun
Dalam musyawarah Khalifah Umar bin Khatab dan para sahabat, muncul beberapa usulan mengenai patokan awal tahun.

Ada yang mengusulkan penanggalan dimulai dari tahun diutus Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Sebagian lagi mengusulkan agar penanggalan dibuat sesuai dengan kalender Romawi, yang mana mereka memulai hitungan penanggalan dari masa raja Iskandar (Alexander). Yang lain mengusulkan, dimulai dari tahun hijrahnya Nabi shallallahu’alaihiwasalam ke kota Madinah. Usulan ini disampaikan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu. Hati Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu ternyata condong kepada usulan ke dua ini,

الهجرة فرقت بين الحق والباطل فأرخوا بها

” Peristiwa Hijrah menjadi pemisah antara yang benar dan yang batil. Jadikanlah ia sebagai patokan penanggalan.” Kata Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu mengutarakan alasan.

Akhirnya para sahabatpun sepakat untuk menjadikan peristiwa hijrah sebagai acuan tahun

SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/22962-sejarah-penetapan-penanggalan-tahun-hijriyah.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Sudah siap nikah?
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan-pasangan kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang bertakwa” (QS Al Furqan:74)

Mau pesan? Langsung hubungi kontak di bawah ini.

WA/SMS/Telp: +6285290888668
IG: @pustakamuslim
pustaka.muslim.or.id

#souvenirnikah #souvenirmurah #souvenirs #souvenir #wedding #nikah #nikahmuda #muslimah #hadiah #hadiahunik #weddingku #walimah #muslimorid #muslimahorid #ypiayogyakarta

Читать полностью…

Muslim.or.id

ORANG BODOH ITU DIAJARI. JANGAN MALAH MENJADI BODOH KARENA MENGOLOK-OLOK MEREKA

Oleh: Ustadz Abu Yazid Nurdin

Kalau ada orang yang "bodoh", seharusnya diajari atau dibenarkan...bukan malah dijadikan bahan tertawaan atau olok-olok saja. Jika tidak demikian, maka apa bedanya kita sama orang bodoh yang kita olok-olok tersebut? Karena di antara sifat orang bodoh itu adalah suka mengolok-olok atau mengejek orang lain.

Allah berfirman mengisahkan Nabi Musa bersama kaumnya bani Israa'iil,

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَذْبَحُوا بَقَرَةً قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ

"Dan ingatlah tatkala Musa berkata kepada kaumnya, "Sesugguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyembelih sapi betina." Mereka berkata, "Apakah engkau menjadikan kami sebagai bahan ejekan?" Musa berkata, "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang- orang yang jahil." (Qs. Al-Baqarah: 67)

Lebih parah lagi, kita menjadi latah untuk meniru-niru perilaku orang yang kita jadikan sebagai bahan tertawaan tersebut dalam status-status kita. Tujuannya paling sekedar untuk mengundang tawa orang yang membacanya atau barangkali dalam rangka menunjukkan dirinya lebih baik dari orang "bodoh" tersebut. Wallaahu a'lam.

Adakalanya memang orang yang bodoh itu tidak merasa dirinya bodoh. Yang model begini lebih banyak. Akan tetapi tidak berarti harus ditanggapi dengan sebuah "kebodohan" pula, yaitu dengan mengejeknya, atau mengolok-oloknya, menjadikannya sebagai bahan tertawaan di mana-mana. Tidakkah kita ingat akan firman Allah yang menjelaskan sifat-sifat "Hamba- hamba Ar-Rahmaan"? Bukankah Allah telah mengajarkan kita bagaimana menghadapi orang-orang yang bodoh?

وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

"...dan apabila orang-orang yang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik." (Qs. Al-Furqaan: 63)

Terkadang kita sering dilupakan dengan hadits nabi yang sering kita dengar. Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau hendaknya dia diam." (HR. Muslim)

Waffaqallaahu -l jamii' li kulli khair.

Artikel: https://muslim.or.id/

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ingin cerdas? Pelajarilah bahasa arab.

Читать полностью…

Muslim.or.id

TIPS MENGATASI MARAH ALA RASULULLAH

Rasulullah ﷺ senantiasa memberi petunjuk kepada orang yang sedang marah untuk melakukan sebab-sebab yang bisa meredakan kemarahan dan menahannya dengan izin Allah Ta’ala, di antaranya:

1. Berlindung kepada Allah Ta’ala dari godaan setan

Dari Sulaiman bin Shurad beliau berkata: “(Ketika) aku sedang duduk bersama Rasulullah ﷺ, ada dua orang laki-laki yang sedang (bertengkar dan) saling mencela, salah seorang dari keduanya telah memerah wajahnya dan mengembang urat lehernya. Maka Rasulullah ﷺ, “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat yang seandainya dia mengucapkannya maka niscaya akan hilang kemarahan yang dirasakannya. Seandainya dia mengatakan: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”, maka akan hilang kemarahan yang dirasakannya”.

2. Diam (tidak berbicara), agar terhindar dari ucapan-ucapan buruk yang sering timbul ketika orang sedang marah.

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah maka hendaknya dia diam”.

3. Duduk atau berbaring, agar kemarahan tertahan dalam dirinya dan akibat buruknya tidak sampai kepada orang lain.

Dari Abu Dzar al-Gifari bahwa ﷺ bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya dia duduk, kalau kemarahannya belum hilang maka hendaknya dia berbaring”.

Di samping itu, yang paling utama dalam hal ini adalah usaha untuk menundukkan dan mengendalikan diri ketika sedang marah, yang ini akan menutup jalan-jalan setan yang ingin menjerumuskan manusia ke dalam jurang keburukan dan kebinasaan. Allah Ta’ala berfirman,

{إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُون}

“Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat buruk (semua maksiat) dan keji, dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui” (QS al-Baqarah:169).

Suatu hari, Khalifah yang mulia, ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz marah, maka putranya (yang bernama) ‘Abdul Malik berkata kepadanya: Engkau wahai Amirul mukminin, dengan karunia dan keutamaan yang Allah berikan kepadamu, engkau marah seperti ini? Maka ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz berkata: Apakah kamu tidak pernah marah, wahai ‘Abdul Malik? Lalu ‘Abdul Malik menjawab: Tidak ada gunanya bagiku lapangnya perutku (dadaku) kalau tidak aku (gunakan untuk) menahan kemarahanku di dalamnya supaya tidak tampak (sehingga tidak mengakibatkan keburukan).

Penulis: Ust. Abdullah bin Taslim, MA

Marah juga ada yang terpuji lo. Simak pembahasannya disini. Klik https://muslim.or.id/6169-atasi-marahmu-gapai-ridho-rabbmu.html

NB: Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Inilah rumah orang yang rajin berdzikir kepada Allah.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Keutamaan menangguhkan waktu orang yang kesulitan dalam membayar hutang atau membebaskannya.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Sobat tahu apa hakikat syukur itu?

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bismillah
.
Manusia mana yang mau merugi kalau bisa beruntung?
.
[AYO NGAJI]
.
Alhamdulillah, back it again now Poster Ayo Ngaji, jadwal kajian rutin di sekitar Jogja, edisi Zulhijah 1438 H.
Semoga bermanfaat!

____________

Download versi .PNG :
https://bit.ly/AyoNgajiPNG

____________

Untuk versi .pdf :
https://bit.ly/AyoNgajiPDF

____________

versi .JPG (Hi-Res):
https://bit.ly/AyoNgajiJPG

____________

Dan untuk versi poster bisa menghubungi:

WA 082138002697 atau id line nizar_hr41

____________


Broadcasted dengan hati oleh:

Divisi Media Forum Kajian Islam Mahasiswa

Forum Kajian Islam Mahasiswa Yogyakarta

Platform social media kami:

[Faidah Ilmu]

Line : @wcl4781o https://bit.ly/FaidahIlmu
Instagram Twitter : @FaidahIlmu
Facebook : http://fb.com/FaidahIlmu | http://fb.com/FKIMJogja
____________
#Share is care.
#Share is love.

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‎مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِفَاعِلِهِ

"Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan maka baginya pahala seperti pahala pelakunya ”. (HR. Muslim)

#poster #kajian #ayongaji #jogja #ypiayogyakarta
____________

Diinfokan oleh YPIA
Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Kunjungi situs kami,
www.muslim.or.id
www.muslimah.or.id
www.radiomuslim.com
www.pedulimuslim.com
www.sdityaabunayya.com

Читать полностью…
Подписаться на канал