Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala mengungkapkan :
“Ketahuilah bahwa diantara perkara yang sangat penting untuk diilmui oleh Thalibul Ilmi adalah kaidah dan ushul – ushul dalam permasalahan agama. Karena di dalamnya terkumpul banyak bagian ilmu.
Adapun jika seseorang hanya mengetahui permasalahan fiqh satu-persatu, maka hal ini hanya memberinya sedikit manfaat...”
(At-Ta’liq ‘alaal Qawa’idi wal Ushulil Jaami’ah)
🔰Ma’had Al - ‘Ilmi Yogyakarta🔰
Mempersembakan..
🔜Daurah Muhimmah :
“Mempelajari Berbagai Kaidah dalam Permasalahan Fiqh”
📗Kitab Mandzumah Al-Qawaidul Fiqhiyyah, Karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu ta’ala)
🎙 Ustadz Aris Munandar, S.S., M.PI. hafizhahullahu ta’ala.
🕌 Masjid Pogung Dalangan, Sinduadi, Mlati, Sleman DIY.
🗓 Sabtu dan Ahad, 25 - 26 November 2017
⏰ Pukul 08.00 - 14.30 WIB.
🖇Daurah ini bersifat terbuka untuk umum,
*WAJIB* bagi santri Ma’had Al - ‘Ilmi Yogyakarta
Informasi :
✅Fanpage fb : Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta
🌐Website : mahadilmi.id
➖➖➖➖➖➖➖➖
Presented by:
🔰Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta
🔰Takmir Masjid Pogung Dalangan
🔰Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
"Barangsiapa mengajak manusia kepada petunjuk yang lurus maka baginya pahala sebanyak pahala orang orang yang mengikutInya"
HR Muslim
FOLLOW INSTAGRAM
@pustakamuslim
pustaka.muslim.or.id
#islam #muslimah #muslim #hadits #nasehat #quote #motivasiislam #quoteoftheday #nasehatislam
Karena itu janganlah anda terlena dengan kenikmatan dunia yang semu ini. Silakan di-share.
Читать полностью…[Sabarlah Sejenak... ]
Ibnu Rajab -rahimahullah- berkata:
و لا بد للمؤمن من صبر قليل حتى يصل به إلى راحة طويلة
Seorang mukmin haruslah bersabar sejenak hingga sampai padanya peristirahatan yang panjang
📚(Fadhlul 'Ilmi As Salaf (115))
@kemuslimahan_ypia
#ypiayogyakarta #sabar #sebentar #istirahat #lama #sunnah
======
🔊 Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)
✉️/📱085747223366
Bentuk-bentuk al-Ilhad (penyimpangan) dalam memahami nama dan sifat Allah Ta’ala
Al-ilhad (penyimpangan) dalam memahami nama dan sifat Allah bentuknya bermacam-macam, diantaranya ada yang hukumnya sampai pada tingkat kesyirikan dan ada yang sampai pada tingkat kekafiran, sesuai dengan apa yang ditunjukkan dalam dalil-dalil syariat
Macam-macam bentuk al-ilhad tersebut adalah sebagai berikut:
1- Mengingkari sebagian dari nama-nama-Nya atau mengingkari sifat-sifat dan hukum-hukum yang dikandung nama-nama tersebut, sebagaimana yang dilakukan oleh ahlu ta’thil (orang-orang yang mengingkari nama-nama dan sifat-sifat Allah Ta’ala) dari kelompok jahmiyah dan selain mereka.
Perbuatan mereka ini termasuk al-ilhad karena kita wajib mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah serta sifat-sifat yang sesuai dengan kebesaran-Nya yang dikandung nama-nama tersebut. Maka mengingkari hal tersebut termasuk penyimpangan dalam masalah ini.
2- Menjadikan nama-nama dan sifat-sifat-Nya serupa dengan nama-nama dan sifat-sifat makhluk, sebagaimana yang dilakukan oleh ahlu tasybih (orang-orang yang menyerupakan Allah Ta’ala dengan makhluk).
Perbuatan mereka ini termasuk al-ilhad karena menyerupakan Allah Ta’ala dengan makhluk adalah kebatilan dan keburukan yang besar, yang tidak mungkin ditunjukkan oleh dalil-dalil al-Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan justru dalil-dalil tersebut menegaskan kebatilan dan kerusakan perbuatan tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ}
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS asy-Syuura:11).
{فَلا تَضْرِبُوا لِلَّهِ الْأَمْثَالَ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ}
“Maka janganlah kamu mengadakan penyerupaan-penyerupaan bagi Allah. Sesungguhnya Dia mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS an-Nahl:74).
3- Menetapkan bagi Allah Ta’ala nama yang tidak ditetapkan-Nya bagi diri-Nya, sebagaimana perbuatan orang-orang Nashrani yang menamakan Allah Ta’ala dengan nama “bapak”, juga perbuatan orang-orang ahli filsafat yang menamakan-Nya dengan al-‘illatul faa’ilah (penyebab yang berbuat).
Perbuatan mereka ini termasuk al-ilhad karena penetapan nama-nama Allah bersifat tauqifiyyah (harus berdasarkan dalil dari al-Qur’an dan hadits yang shahih, tidak boleh ditambah dan dikurangi), karena Dia-lah yang maha mengetahui nama-nama dan sifat-sifat yang sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya.
4- Menjadikan untuk berhala nama-nama yang diambil dari nama-nama Allah Ta’ala, sebagaimana perbuatan orang-orang musyrik yang mengambil nama untuk berhala mereka al-‘uzza dari nama Allah “al-‘Aziz” (Yang Maha Mulia dan Perkasa), demikian juga nama al-lata dari nama-Nya “al-Ilah” (Yang berhak disembah semata-mata), menurut salah satu pendapat.
Perbuatan mereka ini termasuk al-ilhad karena nama-nama yang Allah Ta’ala tetapkan bagi diri-Nya adalah khusus untuk diri-Nya semata-mata, sebagaimana firman-Nya,
{وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا}
“Hanya milik Allah-lah asma-ul husna (nama-nama yang maha indah), maka berdoalah kepada-Nya dengan nama-nama itu” (QS al-A’raaf:180).
Sebagaimana hak untuk diibadahi dan disembah khusus milik Allah Ta’ala semata, karena hanya Dia-lah semata yang menciptakan, memberi rezki, memberi kemanfaatan, mencegah kemudharatan, dan mengatur alam semesta, maka hanya Dia-lah yang khusus memiliki nama-nama yang maha indah, dan tidak boleh dipalingkan kepada selain-Nya.
5- Menyifati Allah Ta’ala dengan sifat-sifat yang menunjukkan kekurangan dan celaan, padahal Allah Ta’ala Maha Suci dan Maha Tinggi dari semua sifat tersebut, sebagaimana ucapan sangat kotor dari orang-orang Yahudi yang mengatakan:
{إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ}
“Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya” (QS Ali-‘Imraan:181).
Juga ucapan kotor mereka,
{يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ}
“Tangan Allah terbelenggu” (QS al-Maaidah:64).
SELENGKAPNYA:
https://muslim.or.id/3638-penyimpangan-dalam-nama-dan-sifat-allah.html
@muslimorid
[ 10 Kaidah Istiqamah; 1/10 ]
.
.
1️⃣ Kaidah Pertama :
Istiqamah itu Anugrah, Maka Mintalah Pada Sang Pemberi Anugrah
—-
Saudaraku,
Perlu kita pahami, Allah Ta'ala lah yang memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan menyesatkan orang yang Dia kehendaki pula..
Artinya, hidayah itu berada di tangan Allah Ta’ala..
Oleh karena itu, sebagai seorang hamba, yang pertama kali perlu diperhatikan dan sangat mendasar adalah kesungguhan kita dalam bersandar, berharap, dan memohon kepada Allah Ta’ala, karena hidayah istiqamah itu hanyalah ada di tangan Allah Ta’ala..
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إن القلوب بين أصبعين من أصابع الله، يقلبها كيف يشاء
"Sesungguhnya hati (para hamba) itu berada diantara dua jari dari jari-jemari Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai dengan yang Dia kehendaki." (HR At Tirmidzi)
—-
Tahukah doa yang sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ?
Yaa, betul. Doa minta untuk istiqamah dalam agama..
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
"Wahai Sang Pembolak-balik hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu".
.
.
Maka saudaraku,
Barangsiapa yang ingin bisa istiqamah dalam hidupnya maka mohonlah kepada Allah Ta’ala semata, maka hendaklah kita mengiba, merengek-rengek, serta memelas dalam memohon kepada Allah Ta’ala..
—-
اهدنا الصراط المستقيم
"Tunjukilah kami jalan yang lurus"
Aamiin..
[ Bersambung ]
======
🔊 Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)
✉️/📱085747223366
Bila anda Ingin Berhenti Melakukan Kemaksiatan Atau Menguranginya lakukanlah hal ini. Silakan di-share.
Читать полностью…MENGAPA KRISIS EKONOMI TERJADI?
Imam Ibnu Katsir menceritakan dalam Al Bidayah wa Nihayah bahwa pada tahun 334 H, di kota Baghdad harga-harga melambung tinggi hingga para penduduknya memakan mayat, kucing, dan anjing. Di antara mereka ada juga yang menculik anak-anak lalu memanggang dan memakannya. Rumah-rumah ditukar dengan sepotong roti.
Membaca penggalan kisah sejarah di atas, kita jadi teringat dengan krisis ekonomi yang menjangkiti pada zaman sekarang sehingga banyak orang stres, bahkan bunuh diri pun menjadi sebuah fenomena tersendiri. Namun pernah kita berpikir: Apakah krisis yg kita alami lebih parah daripada kisah tadi?!
Dan Ketika pemerintah berencana untuk menaikkan harga BBM, kontan masyarakat bereaksi dan banjir demonstrasi, aksi jahit mulut, bahkan rencana bakar diri sebagai bentuk protes dan usaha menggagalkan rancangan tadi. Krisis ekonomi dan kenaikan harga barang merupakan problematika yang sangat mengganggu pikiran banyak orang, terutama orang-orang yang berekonomi rendah.
Tentu saja, di balik melambungnya harga barang tersebut ada faktor-faktor yang menyebabkannya, di antaranya adalah dosa-dosa hamba. Oleh karena itu, hendaknya kita berintrospeksi karena bisa jadi krisis ekonomi yang menimpa bangsa saat ini adalah disebabkan perbuatan dosa agar kita segera menyadari dan kembali kepada ajaran agama yang suci. Allah berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ
“Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan disebabkan ulah perbuatan manusia” (QS. ar-Rum [30]: 41).
Alangkah benarnya ucapan Syaikh Ibnu Utsaimin tatkala berkata dalam khutbahnya tentang dampak kemaksiatan: “Demi Allah, sesungguhnya kemaksiatan itu sangat berpengaruh pada keamanan suatu negeri, kenyamanan, dan perekonomian rakyat. Sesungguhnya kemaksiatan menjadikan manusia saling bermusuhan satu sama lain.” (Atsarul Ma’ashi wa Dzunub).
Mari bersama intropeksi diri..
—
Penulis: Ust. Abu Ubaidah Yusuf As Sidawy
Sumber: https://muslim.or.id/23378-mengapa-terjadi-krisis-ekonomi.html
@muslimorid
[Laporan Donasi Oktober]
Terima kasih telah membersamai YPIA Yogyakarta dalam proyek kebaikan pada bulan Oktober lalu...
Semoga Allah senantiasa menerima amal kebaikan kita dan memudahkan kita terus dalam setiap kebaikan,,
Berikut link laporan donasinya >>>
https://goo.gl/wNjzcB
Baarakallaahu fiikum.
YPIA Yogyakarta
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)
085747223366
[ 10 Kaidah Istiqamah; 1/10 ]
.
.
1⃣ Kaidah Pertama :
Istiqamah itu Anugrah, Maka Mintalah Pada Sang Pemberi Anugrah
---
Saudaraku,
Perlu kita pahami, Allah Ta'ala lah yang memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan menyesatkan orang yang Dia kehendaki pula..
Artinya, hidayah itu berada di tangan Allah Ta’ala..
Oleh karena itu, sebagai seorang hamba, yang pertama kali perlu diperhatikan dan sangat mendasar adalah kesungguhan kita dalam bersandar, berharap, dan memohon kepada Allah Ta’ala, karena hidayah istiqamah itu hanyalah ada di tangan Allah Ta’ala..
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إن القلوب بين أصبعين من أصابع الله، يقلبها كيف يشاء
"Sesungguhnya hati (para hamba) itu berada diantara dua jari dari jari-jemari Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai dengan yang Dia kehendaki." (HR At Tirmidzi)
---
Tahukah doa yang sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ?
Yaa, betul. Doa minta untuk istiqamah dalam agama..
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
"Wahai Sang Pembolak-balik hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu".
.
.
Maka saudaraku,
Barangsiapa yang ingin bisa istiqamah dalam hidupnya maka mohonlah kepada Allah Ta’ala semata, maka hendaklah kita mengiba, merengek-rengek, serta memelas dalam memohon kepada Allah Ta’ala..
---
اهدنا الصراط المستقيم
"Tunjukilah kami jalan yang lurus"
Aamiin..
[ Bersambung ]
======
🔊 Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)
✉/📱085747223366
Seorang mukmin jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya...
Читать полностью…Bila Handphone Berbunyi Ketika Shalat
Apa yang semestinya dilakukan bila handphone kita berbunyi karena ada yang menelpon ketika kita sedang shalat? Menjawab telepon? Mengambilnya dari kantong lalu mematikannya? Bagaimana bila telepon rumah? Membatalkan shalat? Atau dibiarkan saja berbunyi sampai mati sendiri?
Kita simak fatwa-fatwa dari para ulama berikut ini. Simak disini. Klik 👉 https://muslim.or.id/6149-bila-handphone-berbunyi-ketika-shalat.html
ADAB KETIKA BERMIMPI BURUK
Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah-
Disyariatkan bagi setiap muslim dan muslimah jika ia bermimpi dengan mimpi yang tidak ia sukai hendaknya ia (setelah terbangun) meniup ke sebelah kirinya tiga kali dan membaca ta’awwudz sebanyak tiga kali. Kemudian setelah itu hendaknya ia membalik tubuhnya ke sisi yang lain, dengan demikian tidak ada lagi yang membahayakan dan mengganggunya.
Berdasarkan hadits yang shahih dari rasulullah shallallahu’alaihi Wasallam:
الرؤيا الصالحة من الله، والحلم من الشيطان، فإذا رأى أحدكم ما يكره فلينفث عن يساره ثلاثا، وليتعوذ بالله من الشيطان ومن شر ما رأى ثلاثاً، ثم ينقلب على جنبه الآخر، فإنها لا تضره ولا يخبر بها أحداً
“Mimpi yang baik itu dari Allah. Sedangkan mimpi yang buruk itu dari setan. Jika salah seorang dari kalian bermimpi yang tidak ia sukai, maka hendaknya ia meniup ke sebelah kirinya tiga kali dan membaca ta’awwudz sebanyak tiga kali. Kemudian setelah itu hendaknya ia membalik tubuhnya ke sisi yang lain, dengan demikian tidak ada lagi yang membahayakan dan jangan ceritakan kepada seorang pun mimpi tersebut” (HR. Bukhari no. 6995, Muslim no. 2261).
Dalam hadits yang shahih ini terdapat penenang bagi seorang mukmin ketika ia bermimpi yang tidak ia sukai. Demikian juga bagi mukminah. Dan walhamdulillah, ini adalah solusi yang luar biasa dan mudah dilakukan. Maka hendaknya saudaraku Anda mengamalkan amalan ini. Serta buatlah hati Anda tenang dan santai dengan adanya solusi nabawi yang agung ini. Semoga Allah memberi taufik.
SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/34050-ini-yang-dilakukan-ketika-mimpi-buruk.html
***
@muslimorid
Melepas Jilbab Berarti Melepas Kemuliaan Wanita
Jilbab bukanlah sebuah pilihan, tetapi memakainya adalah kewajiban wanita. Siap atau tidak siap hati seorang wanita, ketika sudah berusia baligh, seorang wanita wajib berjilbab. Tidak ada alasan untuk tidak memakainya, itu semua hanya alasan yang dibuat-buat saja dan tidak masuk akal.
Ketika ada seorang wanita yang tidak berjilbab dan ia paham benar kewajiban ini, atau ketika ada seorang wanita yang bahkan melepas jilbabnya setelah sebelumnya memakai, maka khawatirkan lah dirinya. Allah telah memberikan jalan petunjuk dan hidayah yang sangat mahal, kemudian ia menyimpang, bisa jadi Allah simpangkan ia selama-lamanya. Allah tidak akan menoleh peduli padanya lagi, wal’iyadzu Billah
Allah berfirman,
ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺯَﺍﻏُﻮﺍ ﺃَﺯَﺍﻍَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻗُﻠُﻮﺑَﻬُﻢْ
“Maka ketika mereka melenceng (dari jalan yang lurus) niscaya Allah lencengkan hati-hati mereka.” (Ash-Shaff/61:5)
Simak selengkapnya disini. Klik 👉 https://muslim.or.id/34261-melepas-jilbab-berarti-melepas-kemuliaan-wanita.html
Penyusun: Raehanul Bahraen
ADA APA DENGAN REBO WEKASAN
Rebo wekasan diambil dari bahasa jawa. Rebo artinya hari rabu dan wekasan artinya terakhir.
Adapun yang dimaksud di sini adalah acara ritual yang biasa dilakukan sebagian masyarakat pada hari rabu akhir bulan Shofar karena menurut persepsi mereka saat itu adalah saat petaka.
Acaranya adalah sholat empat rakaat, setiap rakaat membaca surat al-Fatihah satu kali,surat al-Kautsar tujuh belas kali,surat al-Ikhlas lima belas kali,surat al-Falaq dan an-Nas dua kali kemudian membaca doa bikinan mereka yang berisi kesyirikan dan kesesatan.
Demikian juga mereka berkumpul-kumpul di masjid menunggu rajah-rajah bikinan kyai mereka lalu menaruhnya di gelas dan meminumnya.
Tidak hanya di situ, mereka juga mengadakan perayaan makan-makan lalu berjalan di rumput-rumput dengan keyakinan agar sembuh dari segala penyakit.
Tidak ragu lagi bahwa semua itu termasuk ritual jahiliyyah yang meruyak disebabkan kejahilan terhadap agama, lemahnya tauhid, suburnya ahli bid’ah dan penyesat umat serta minimnya para penyeru tauhid. (Lihat Tahdzirul Muslimin ‘anil Ibtida’ fi Din, Ibnu Hajar Alu Abu Thomi, hlm. 281, Ishlahul Masajid al-Qosimi hlm. 116, al-Bida’ al-Hauliyyah at-Tuwaijiri hlm. 126-132).
Bila kita cermati khurofat di atas, niscaya akan kita dapati keduanya kembali pada masalah Tathoyyur yaitu merasa sial dengan burung atau lainnya yang hal ini termasuk kategori perkara jahiliyyah yang dibatalkan Islam.
Perlu diketahui bahwa khurafat ini sampai sekarang masih bercokol di sebagian masyarakat.
Sebagai contoh, sebagian masyarakat masih meyakini bila ada burung gagak melintas di atas maka itu pertanda akan ada orang mati, bila burung hantu berbunyi pertanda ada pencuri, bila mau beergian lalu di jalan dia menemui ular menyebrang maka pertanda kesialan sehingga perjalanan harus diurungkan.
Demikian pula ada yang merasa sial dengan bulan Dzulqo’dah (selo; jawa) dan bulan Muharram (suro: jawa), hari jum’at keliwon, ada juga yang merasa sial dengan angka seperti angka 13 dan sebagainya. (Lihat secara lebih luas masalah ini dalam risalah Ath-Tathoyyur oleh Syaikh Ibrahim al-Hamd).
Sebaliknya, hendaknya kita bertawakkal yakni menyerahkan segala urusan sepenuhnya kepada Allah, karena salah satu hikmah di balik peniadaan Nabi terhadap khurafat-khurafat jahiliyyah dalam hadits ini adalah agar seorang muslim benar-benar bertawakkal bulat kepada Allah tanpa melirik kepada selainNya.
Kalau sekirannya dia bimbang dalam melangkah, maka hendaknya dia melakukan shalat istikharah, berdoa kepada Allah dan bermusyawarah kepada orang-orang yang berpengalaman. Dengan demikian insyallah dia akan melangkah dengan penuh optimis diri.
***
Penulis: Ust. Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
Sumber: https://muslim.or.id/34303-ada-apa-dengan-acara-rebo-wekasan.html
@muslimorid
MEMULAI SALAM KEPADA ORANG KAFIR, BOLEHKAH?
Bismillah. Terdapat hadis dari sahabat Abu Hurairah –radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
لا تبدأوا اليهود والنصارى بالسلام، وإذا لقيتم أحدهم في طريق فاضطروه إلى أضيقه
“Janganlah kamu memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan juga orang Nasrani. Justru, sekiranya kamu berjumpa dengan mereka di jalan, jangan Anda berikan kepada mereka jalan yang longgar (sementara anda berada pada posisi sempit)” (HR. Ahmad).
Hadits di atas secara tegas menjelaskan larangan memulai salam kepada orang kafir.
Meski hadits di atas hanya menyinggung kaum Yahudi dan Nasrani, namun ini bukan berarti pembatasan. Orang-orang kafir lainnya; selain Yahudi dan Nasrani, berlaku hukum yang sama dalam hal ini, yaitu dilarang memulai salam kepada mereka.
Dalam Fatawa Islam no. 3681 diterangkan,
ولا فرق بين أهل الكتاب وغيرهم من الملل من حيث إنهم كفار ضالون جميعاً، من مات منهم وهو على ما هو عليه من الكفر فهو خالد في النار أبداً .
“Tidak ada bedanya antara Ahlulkitab (Yahudi dan Nasrani) dengan penganut agama-agama lain, dari tinjauan bahwa mereka adalah kafir. Seluruhnya berada pada jalan yang salah. Siapa di antara mereka yang meninggal dunia, sementara ia masih berpegang pada keyakinan kufur, dia berada di neraka selamanya.
(http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&lang=&Option=FatwaId&Id=3681)
Sekarang bagaimana bila Mereka yang memulai salam? Silakan simak disini. Klik 👉 https://muslim.or.id/34204-tidak-boleh-memulai-salam-kepada-orang-kafir.html
Penulis: Ahmad Anshori
NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.
[ 10 Kaidah Istiqamah; 2/10 ]
.
.
2⃣ Kaidah Kedua :
"Hakikat Istiqamah adalah meniti jalan yang lurus (Islam)"
---
Saudaraku,
Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu menjelaskan bahwasanya dasar dan inti Istiqamah adalah Tauhid, mengesakan Allah Ta'ala.
Terkait firman-Nya,
إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka istiqamah."
Beliau radhiyallahu 'anhu mengatakan,
هم الذي لم يشركوا بالله شيئا
" Orang-orang yang Istiqamah adalah orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun."
Maka, barangsiapa yang benar-benar mengesakan Allah Ta'ala, maka ia akan menunaikan hak dan kesempurnaan tauhid, yaitu taat kepada Allah dengan meniti jalan-Nya yang lurus.
---
Senada dengan perkataan tersebut, Ibnu Rajab rahimahullahu mendefinisikan makna Istiqamah dalam kitabnya Jami'ul 'Ulum wal Hikam,
"Istiqamah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama (Islam), tak bengkok ke kanan dan ke kiri, dan mencakup pelaksanaan semua ketaatan, baik zhahir maupun batin, dan menghindari semua larangan-larangan (Allah)."
---
اهدنا الصراط المستقيم
"Tunjukilah kami jalan yang lurus"
Aamiin..
[ Bersambung ]
======
🔊 Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)
✉/📱085747223366
Melihat dan mendengar banyaknya kasus rumah tangga yang berakhir dengan perceraian, jadi teringat sebuah petuah yang mengatakan:
افتح عينيك جيدا قبل الزواج, و أغمضهما جيدا بعد الزواج
"Bukalah kedua matamu baik-baik sebelum menikah, dan tutuplah keduanya dengan baik setelah menikah."
Hendaknya petuah ini menjadi nasehat bagi yang akan memasuki bahtera pernikahan agar betul-betul mencari calon suami/istri dan calon bapak/ibu bagi anak-anaknya kelak. Buka kedua matamu, perhatikan dengan seksama. Carilah pasangan yang terbaik buat dirimu.
Jika engkau sudah menikah, maka tutuplah kedua matamu tersebut. Jangan suka mencari-cari kesalahan dari pasanganmu.
Kebanyakan kita terkadang tidak menggubris nasehat ini atau terbalik menerapkannya. Ketika mau menikah, matanya hanya tertuju dan terfokus pada tampilan fisik belaka.
Konsentrasinya hanya terpusat pada kecakepan si fulaan atau kecantikan si fulaanah saja. Mereka lupa membuka matanya lebih lebar lagi. Mereka lalai melihat agama dan akhlak calon pasangannya.
Akhirnya apa yang terjadi?
Setelah menikah malah membuka matanya dengan sangat lebar. Kesalahan kecil dari pasangannya dibesar-besarkan seakan-akan di matanya ada kaca pembesar. Tiada hari tanpa mencari dan menemukan kesalahan pasangannya. Walhasil, angka perceraian semakin tinggi, jumlah wanita-wanita tak bersuami lagi makin banyak, problema sosial kemasyarakatan makin ruwet.
Oleh karena itu, petuah ini semestinya ditanggapi oleh semua kalangan, baik yang belum menikah maupun yang sudah menikah.
Buka mata lebar-lebar, cari dan telitilah orang yang akan menjadi pasangan hidupmu. Di saat engkau menjalani hidup dengannya, tutuplah kedua matamu dari melihat kesalahan dan kekurangannya. Ingatlah kebaikan-kebaikan dan kelebihan-kelebihannya.
Sungguh orang yang paling baik terhadap pasangannya telah memberikan kita peringatan. Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لا يفرك مؤمن مؤمنة إن كره منها خلقا رضى منها آخر
"Janganlah seorang mu'min itu membenci istrinya. Jika ia tidak senang terhadap salah satu tabi'atnya, maka ia ridha terhadap tabi'atnya yang lain." (HR. Muslim)
Penulis: Teuku Muhammad Nurdin
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- berkata:
ليس في الدنيا نعيم يشبه نعيم الآخرة: إلا نعيم الإيمان و العلم
"Di dunia ini, tidaklah terdapat nikmat yang menyerupai kenikmatan akhirat, kecuali nikmat iman dan ilmu"
(Majmuu' Al Fatawaa (31/28))
@kemuslimahan_ypia
#ypiayogyakarta #nikmat #akhirat #dunia #iman #ilmu
ZIARAH KUBUR, ANTARA SUNNAH DAN BID'AH
Fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz rahimahullahu Ta’ala
Pertanyaan:
Apa hukum seseorang yang berziarah kubur kemudian membaca surat Al-Fatihah, khususnya di kubur para wali. Hal ini sebagaimana yang mereka katakan di sebagian negeri, “Aku tidak bermaksud berbuat syirik. Akan tetapi, jika aku tidak ziarah ke kubur wali ini, maka dia akan datang kepadaku dalam mimpiku dan berkata kepadaku, ‘Mangapa Engkau tidak menziarahi kuburku?’”
Apa hukum perbuatan semacam ini? Semoga Allah Ta’ala membalas Engkau dengan pahala kebaikan.
Jawaban:
Disunnahkan bagi laki-laki untuk ziarah kubur sebagaimana yang Allah Ta’ala syariatkan berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
زوروا القبور فإنها تذكركم الآخرة
“Berziarah kuburlah, sesungguhnya hal itu akan mengingatkan kalian terhadap akhira.” (HR. Muslim).
Juga diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya, dari Buraidah bin Al-Khushaib radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan para sahabatnya ketika berziarah kubur untuk mengucapkan,
السلام عليكم أهل الديار من المؤمنين والمسلمين وإنا إن شاء الله بكم لاحقون، نسأل الله لنا ولكم العافية
“Semoga keselamatan tercurahkan untukmu, wahai para penghuni kubur, dari (golonagn) orang-orang beriman dan orang-orang Islam. Kami insyaaallah akan menyusul kalian. Kami meminta keselamatan kepada Allah untuk kami dan juga untuk kalian.“
Terdapat hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa sesungguhnya jika beliau ziarah kubur, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
السلام عليكم دار قوم مؤمنين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون، يرحم الله المستقدمين منا والمستأخرين، اللهم اغفر لأهل بقيع الغرقد
“Semoga keselamatan tercurahkan atas kalian wahai para penghuni kubur orang-orang yang beriman. Kami insyaaallah akan menyusul kalian. Semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Ya Allah, ampunilah para penghuni kubur Baqi’ (pemakaman penduduk Madinah, pen.)”
Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya dari Al-Qur’an ketika berziarah kubur. Oleh karena itu, membaca surat Al-Fatihah ketika ziarah kubur termasuk bid’ah, demikian pula membaca surat Al-Qur’an yang lainnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
“Barangsiapa yang membuat-buat suatu perkara di dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal darinya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
“Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amal tersebut tertolak.“
Dalam Shahih Muslim, dari Jabir bin ‘Abdillah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata ketika khutbah Jum’at,
أما بعد فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.”
Diriwayatkan juga oleh An-Nasa’i dengan tambahan,
وكل ضلالة في النار
“Dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.”
Menjadi kewajiban atas setiap muslim untuk berpegang dengan syariat dan waspada terhadap bid’ah dalam berziarah kubur dan yang lainny
SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/34001-ziarah-kubur-antara-sunnah-dan-bidah.html
@muslimorid
Ketika kehidupan ini terasa sulit perbanyaklah istighfar kepada Allah semoga Allah bukakan pintu-pintu kemudahan untukmu...
Читать полностью…ADAB BERTAMU DAN MEMULIAKAN TAMU
Pembaca muslim yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya memuliakan tamu sehingga ia akan menempatkannya sesuai dengan kedudukannya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)
Berikut ini adalah adab-adab yang berkaitan dengan tamu dan bertamu. Kami membagi pembahasan ini dalam dua bagian, yaitu adab bagi tuan rumah dan adab bagi tamu.
Adab Bagi Tuan Rumah
1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا,وَلاَ يَأْكُلُ طَعَامَك َإِلاَّ تَقِيٌّ
“Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ
“Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)
3. Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang.
4. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى
“Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR. Bukhari)
5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya:
فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?'” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)
6. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum beliau, seperti Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau diberi gelar “Abu Dhifan” (Bapak para tamu) karena betapa mulianya beliau dalam menjamu tamu.
7. Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim.
8. Mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib.
9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيْرَنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua.
SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/1546-adab-bertamu-dan-memuliakan-tamu.html
@muslimorid
:: Shalat Orang Munafik ::
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah :
صَــلَاةُ المُـنَـافِقِين صَـلَاةُ أبْـدَان ؛ لَا صَــلَاة قُـلُوب .
"Shalatnya orang-orang munafik hanya sekadar gerakan badan, bukan shalat yang menghadirkan hati. "
[ مَدارج السّالكين (١/٣٥٤) ]
=====
Shalat adalah ibadah yang sangat agung.
Semoga ritual ibadah shalat kita bukan semata-mata gerakan badan tanpa hadirnya hati yang penuh kekhusyukan.
Oleh: dr. Adika Mianoki