Cara Ibadah Transgender
Fatwa Syaikh Muhammad Ali Farkus –hafizhahullah–
Pertanyaan :
Ada seorang anak yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki, ia mempunyai orang tua yang kafir. Ketika telah dewasa, ia mengubah jenis kelaminnya menjadi perempuan dengan operasi (transgender). Sedangkan umurnya sekarang mendekati tiga puluh tahun. Penampilannya sekarang seperti penampilan perempuan dan berinteraksi seperti halnya perempuan, hingga cara bicaranya juga demikian. Ketika ia masuk Islam, ia menginginkan jenis kelaminnya kembali menjadi yang dahulu kala seperti aslinya yakni laki-laki. Akan tetapi hal tersebut membutuhkan dana yang besar yang tidak ia mampui sekarang. Sedangkan kini ia ingin untuk pergi ke masjid untuk menunaikan shalat. Muncul kebingungan dalam dirinya apakah ia menempatkan dirinya di bagian laki-laki ataukah di bagian perempuan? Kami mohon faidah dan penjelasannya, jazaakumullahu khairan.
Jawab :
الحمد لله ربِّ العالمين، والصلاةُ والسلام على مَنْ أرسله الله رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبِه وإخوانِه إلى يوم الدِّين، أمَّا بعد
Syariat mengharamkan prosedur pengubahan jenis kelamin dari laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya. Tanpa keraguan lagi, ini bukan termasuk dalam pengobatan medis. Sesungguhnya ini termasuk mengubah ciptaan Allah yang diawali dari godaan setan kepada manusia untuk berbuat durhaka. Dan setan juga mendiktekan manusia untuk mengikuti hawa nafsunya sehingga berkeinginan untuk merubah fisiknya untuk memperindah dan mempercantik dirinya, tanpa alasan yang darurat atau kebutuhan yang mendesak.
Allah ta’ala berfirman menukil perkataan iblis la’anahullah :
وَلَأٓمُرَنَّهُمۡ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلۡقَ ٱللَّهِ
“dan akan aku (iblis) akan menyuruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya” (QS. An-Nisa’ : 119).
Konteks ayat menunjukkan celaan dan menjelaskan suatu perkara yang haram. Diantaranya perkara tersebut adalah mengubah ciptaan Allah. Dan pelaku perbuatan ini juga mendapat laknat. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ :
لَعَنَ اللهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ، وَالنَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ، وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ، الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ»
“Allah melaknat perempuan yang menato dan yang meminta ditato, yang menghilangkan bulu di wajahnya dan yang meminta dihilangkan bulu di wajahnya, yang merenggangkan giginya supaya terlihat cantik, juga perempuan yang mengubah ciptaan Allah” (HR. Bukhari no. 5931, Muslim no.2125).
Demikian, jika keinginan itu tumbuh pada laki-laki itu sebelum keislamannya, kemudian Allah menganugerahinya dengan nikmat islam dan istiqamah dalam beragama, maka sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda:
الْإِسْلَامَ يَجُبُّ مَا كَانَ قَبْلَهُ
“Islamnya seseorang telah menghapus dosa-dosa yang sebelumnya” (HR. Ahmad no. 17777, dari sahabat Amr bin Al Ash radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil, no. 1280).
Yakni memutus dan menghapus semua perbuatan kekafiran, kemaksiatan, dosa, yang pernah dilakukan sebelumnya.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/58330-bagaimana-cara-ibadah-orang-yang-mengubah-jenis-kelaminnya.html
Silakan share...
Ketika Dunia telah Menyita Pikiran Kita
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/85916-ketika-dunia-telah-menyita-pikiran-kita.html
Barangsiapa yang bergantung kepada selain Allah, niscaya dia akan ditelantarkan. Sebab hanya Allah satu-satunya tempat berlindung, meminta keselamatan, dan tumpuan harapan.
Читать полностью…Segala pertemuan yang tidak didasari saling menasihati dalam kebaikan, ketakwaan, dan amal saleh akan berakhir pada permusuhan.
Читать полностью…Ujian akan menampakkan kepada kita bagaimana sifat dan karakter manusia. Mereka yang beriman akan membuktikan ketaatannya kepada hukum agama. Sebaliknya, mereka yang beribadah kepada Allah di pinggiran, jika tertimpa musibah maka ia pun berbalik ke belakang meninggalkan keimanan.
Читать полностью…Fikih Seputar Makmum Masbuq
Makmum masbuq adalah orang yang tidak memulai shalat bersama imam. Ada beberapa pembahasannya yang terkait dengan makmum masbuq, diantaranya:
Batasan Teranggap Mendapatkan Raka’at
Jumhur ulama mengatakan bahwa seseorang yang shalat dianggap idrak ar rak’ah (mendapatkan rakaat) dalam shalat jama’ah jika ia mendapati rukuk bersama imam. Diantara dalilnya adalah hadits Abu Bakrah Nafi’ bin Al Harits radhiallahu’anhu:
أنَّهُ انْتَهَى إلى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وهو رَاكِعٌ، فَرَكَعَ قَبْلَ أنْ يَصِلَ إلى الصَّفِّ، فَذَكَرَ ذلكَ للنبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَقالَ: زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا ولَا تَعُدْ
“Ia mendapati Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam keadaan rukuk, maka ia pun rukuk sebelum ia berjalan masuk ke shaf. Maka hal ini pun disampaikan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: semoga Allah menambahkan semangat kepadamu wahai Abu Bakrah, namun shalatmu tidak perlu diulang” (HR. Bukhari no.783).
Dalam hadits ini, Nabi shallallahu’alaihi wasallam tidak memerintahkan Abu Bakrah untuk mengulang shalatnya, menunjukkan shalatnya Abu Bakrah sah. Dalam hal ini sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa jika seseorang mendapatkan i’tidal bersama imam maka ia mendapatkan ra’kaat. Ini pendapat yang lemah berdasarkan hadits Abu Bakrah di atas, dan juga hadits berikut ini. Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَدْرَكَ الرُّكُوعَ فَقَدْ أَدْرَكَ الرَّكْعَةَ
“Barangsiapa mendapati rukuk, maka ia mendapatkan raka’at” (HR. Abu Daud, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil no. 496).
Jelas dalam hadits ini menyebutkan rukuk bukan i’tidal. Dan rakaatnya orang yang masbuq tetap sah ketika ia mendapati rukuk, walaupun tidak membaca al Fatihah. Maka ini adalah pengecualian dari keumuman hadits:
لا صلاةَ لمن لم يقرأْ بفاتحةِ الكتابِ
“tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (surat al Fatihah)” (HR. Al Bukhari 756, Muslim 394).
Namun al idrak (dapat rakaat) di sini ada 3 syarat. Disebutkan oleh Ibnu Badran rahimahullah:
الإدراك له ثلاثة شروط: أن يكبر المأموم قائما, و أن يركع و الإمام راكع, و أن لا يشك في أن ركوعه كان في حال ركوع الإمام أو في حال رفعه من الركوع
“Al idrak (dapat rakaat) ada 3 syarat: [1] makmum bertakbir dalam keadaan berdiri (sempurna), [2] dan dia rukuk ketika imam masih rukuk, [3] dan ia tidak ragu apakah rukuknya tersebut ketika imam masih rukuk juga ataukah ketika imam sudah mulai berdiri” (Hasyiyah ‘ala Akhsharil Mukhtasharat, 120).
Jika syarat nomor 1 tidak terpenuhi, shalat tidak sah. Jika syarat nomor 2 atau 3 tidak terpenuhi, maka belum dapat rakaat.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/53602-fikih-seputar-makmum-masbuq.html
Ust. Yulian Purnama
Nasihat untuk Mereka yang Kembali dari Ibadah Haji
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86162-nasihat-untuk-mereka-yang-kembali-dari-ibadah-haji.html
Dua sumber utama fitnah yaitu syubhat dan syahwat sangat mudah menyambar manusia di era internet dan sosial media saat ini. Fitnah tersebut perlahan-lahan akan mengeraskan hati sebagaimana tikar yang dianyam.
Читать полностью…*REKOMENDASI KULINER LEZAT UNTUK MERAUP BERKAH?*
Umumnya kita mencari rekomendasi berbagai kuliner lezat dari food vlogger untuk kita nikmati sendiri
Kamu pernah dengan sengaja hunting kuliner lezat untuk disedekahkan?
Berbagi kebahagiaan dengan memberi makanan yang kita sukai bukanlah amal yang sepele
Allah ta'ala bahkan sampai menceritakan kebiasaan orang-orang shalih terdahulu di dalam Alquran seperti ini
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan."Q.S Al-Insan [76] : 8
Lebih dahsyat lagi apabila kita juga meneladani niat ikhlas mereka
"(sambil berkata), "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." Q.S Al-Insan [76] : 9
*BERBAGI SAJIAN LEZAT BERSAMA YPIA*
Secara rutin YPIA membuka peluang amal shalih berbagi makanan kepada kaum muslimin melalui program Jumat berkah
Bahkan saat bulan Ramadan ribuan porsi menu berbuka secara rutin kami distribusikan sebagai amanah dari kaum muslimin yang berlomba-lomba mengambil berkah dari sedekah berbagi makanan
Di momen-momen tertentu seperti 10 hari pertama bulan Dzulhijjah YPIA juga membuka kesempatan untuk berbagi sajian berbuka puasa sunnah
*MULAI RP10.000 BISA BANTU BERBAGAI PROGRAM DAKWAH DI YPIA*
Salurkan dukungan terbaik anda melalui:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
klik wa.me/6282225979555
#yukshare ♻
ثُمَّ
Biografi Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu
Nama lengkapnya adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Al-Makki Al-Muhajir Al-Hudzaliy. Beliau juga sering dinasabkan kepada ibunya. Karena ibunya dipanggil Ummu Abdin, Ibnu Mas’ud pun dipanggil dengan sebutan Ibnu Ummu Abdin.
Ibnu Mas’ud masuk Islam
Ibnu Mas’ud datang dari Hudzail ke Makkah setelah wafatnya sang ayah yang meninggal saat perjalanan mencari nafkah. Di Makkah, Ibnu Mas’ud kecil bekerja menggembalakan kambing milik seorang tokoh Quraisy bernama ‘Uqbah bin Abi Mu’ith. Suatu hari ketika tengah bekerja, datanglah dua orang laki-laki kepada Ibnu Mas’ud yang ternyata itu adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakr. Ibnu Sa’ad menukil kisah pertemuan mereka di dalam Kitab Thabaqat miliknya. Dari Ibnu Mas’ud ia berkata,
"Dulu ketika aku masih anak muda belia, saat bekerja menggembalakan kambing milik Uqbah bin Abi Mu’ith, tiba-tiba Nabi dan Abu Bakr datang. Mereka berlari dari kejaran orang-orang musyrik.
Maka, salah satu dari mereka berkata, ‘Wahai anak kecil, apakah engkau memiliki susu yang dapat kami minum?’ Ibnu Mas’ud menjawab, ‘Aku hanyalah orang yang dipercaya menggembalakan kambing ini, sehingga aku tidak bisa memenuhi permintaan kalian.’
Lantas Nabi bertanya, ‘Apakah engkau punya seekor anak kambing betina yang belum dikawini pejantan?’ Maka, aku menjawab, ‘Iya.’
Aku pun membawakan apa yang ia minta. Nabi kemudian mengambil anak kambing betina itu dan mengusap kambingnya sambil berdoa. Maka, terkumpullah air susu dari ambing anak kambing betina tersebut.
Abu Bakr kemudian membawa sebuah batu yang memiliki cekungan dan mulai memerah susu ke dalamnya. Abu Bakr pun meminum susu itu dan disusul diriku. Nabi berkata ke arah ambing anak kambing itu, ‘Menyusutlah.’ Maka, dengan seketika ambingnya pun menjadi kempes. Setelah kejadian itu, (di hari yang lain) aku mendatangi Nabi dan berkata, ‘Ajari aku perkataan yang engkau ucapkan waktu itu.’ Nabi bersabda, ‘Engkau anak muda yang cerdas.’ Aku pun menghafalkan 70 surat Al-Qur’an langsung dari beliau dan tidak ada yang mengalahkanku.”
Sejak saat itu, Ibnu Mas’ud pun menyandang gelar sebagai seorang muslim. Beliau terhitung sebagai sahabat keenam yang masuk ke dalam agama Islam.
Sifat fisik Ibnu Mas’ud
Qais bin Abi Hazim berkata, “Aku melihat Ibnu Mas’ud memiliki tubuh yang kurus.” Ubaydillah bin Abdullah bin ‘Utbah berkata, “Abdullah bin Mas’ud itu laki-laki yang kurus, pendek, dan berkulit hitam, dan beliau tidak menyemir ubannya.” Dari A’masy dari Ibrahim, ia berkata, “Abdullah adalah pribadi yang lembut lagi cerdas.” (Siyar A’lam Nubala)
Al-Mas’udi meriwayatkan dari Sulaiman bin Maina, dari Nuwaifi’ pelayan Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Abdullah bin Mas’ud adalah manusia yang paling baik penampilannya dan paling harum baunya.” (Siyar A’lam Nubala)
Diriwayatkan dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ابْنَ مَسْعُودٍ فَصَعِدَ عَلَى شَجَرَةٍ مَرَهُ أَنْ يَأْتِيَهُ مِنْهَا بِشَيْءٍ، فَنَظَرَ أَصْحَابُهُ إِلَى سَاقِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ حِينَ صَعِدَ الشَّجَرَةَ، فَضَحِكُوا مِنْ حُمُوشَةِ سَاقَيْهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَا تَضْحَكُونَ؟ لَرِجْلُ عَبْدِ اللهِ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أُحُدٍ
“Nabi memerintahkan Ibnu Mas’ud (untuk suatu perkara, -pen.), maka ia pun memanjat sebuah pohon yang Nabi suruh untuk membawakan sesuatu dari pohon tersebut untuknya. Maka, para sahabat yang lain melihat betis Abdulullah bin Mas’ud tatkala memanjat pohon tersebut. Mereka pun tertawa melihat betisnya yang kecil. Rasulullah menanggapi, ‘Apa yang kalian tertawakan? Sungguh kaki Abdullah lebih berat dibandingkan gunung Uhud di timbangan hari kiamat kelak.’” [1] (HR. Ahmad no. 876, sanadnya dinilai hasan oleh Syekh Syu’aib Al-Arnauth)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/83998-abdullah-bin-masud.html
Sudarmono Ahmad Tahir, S.Si., M.Biotech
🎙 [ PENERIMAAN SANTRI BARU MA'HAD AL-'ILMI YOGYAKARTA ]
Tahun Ajaran 1445/1446 H – 2023/2024
Program 1 tahun (2 semester)
KELAS OFFLINE
Terbuka untuk umum
Mahasiswa dan non mahasiswa, putra/putri (ikhwan/akhowat).
💡 Menimba ilmu syar’i sembari kuliah/bekerja, mengapa tidak?
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim).
"Siapa yang belum merasakan pahitnya belajar walau sesaat, akan menahan pahitnya kebodohan sepanjang hayat. Siapa yang melewatkan belajar di masa mudanya, maka bertakbirlah empat kali untuk kematiannya. Demi Allah, jati diri seorang pemuda itu ada pada ilmu dan taqwa, jika keduanya tidak ada maka dirinya tidak ada harganya." (Imam Syafi’i)
🗒 Syarat Pendaftaran
1. Muslim/muslimah
2. Minimal usia 17 tahun
3. Berdomisili area Yogyakarta
4. Berkomitmen menjalani pendidikan selama 1 tahun
5. Mengerti dasar-dasar Bahasa Arab (nahwu-shorof dan baca kitab gundul)
6. Melengkapi berkas-berkas pendaftaran :
▪️Mengisi form data diri (formulir online): mahadilmi.id/pendaftaran
▪️ Mengunggah scan surat rekomendasi dari ustadz, lembaga atau alumni Ma’had Al -‘Ilmi (unduh surat pada link mahadilmi.id/pendaftaran)
▪️ Mengunggah 2 jenis sertifikat Ma'had Umar bin Khattab Yogyakarta [MUBK] yaitu sertifikat besar Nahwu Dasar 1-3 dan Sharaf Dasar 2* (bagi yang tidak mengikuti tes bahasa arab)
7. Mengikuti tes bahasa arab secara daring (bagi yang tidak menggunakan sertifikat MUBK)
8. Mengirimkan rekaman bacaan Al-Qur'an Surat Al-Isra' ayat 76-86**
9. Melakukan pembayaran untuk biaya pendaftaran seleksi Pra Ma'had Al-'lmi/Pra-MI sebesar Rp 150.000,- (apabila telah dinyatakan diterima pada tahap Pra-MI)
10. Mengikuti seleksi Pra-MI sekitar 3 pekan (apabila telah selesai melakukan persyaratan no. 1-8)
11. Mengikuti tes baca kitab, tes tertulis dan tes wawancara (di akhir masa seleksi Pra MI)
* dibuktikan dengan sertifikat MUBK kelas Nahwu Dasar level 1-3 dan Sharaf Dasar 2 atau test bahasa arab dengan nilai minimal 60 (materi: nahwu dasar, sharaf dasar, baca kitab)
** pendaftar ikhwan mengirimkan rekaman melalui email ke mahadilmi.ikhwan@gmail.com [ nama file: Tahsin Ikhwan_(nama lengkap) ], pendaftar akhawat mengirimkan rekaman melalui email ke mahadilmi.akhowat@gmail.com [ nama file: Tahsin Akhowat_(nama lengkap) ]
📚 Materi Pelajaran
1. Aqidah
2. Fiqh
3. Ushul Fiqh
4. Tauhid
5. Adab
6. Manhaj
7. Mustholah dan Syarah Hadits
8. Ushul Tafsir dan Tafsir Al-Qur'an
9. Qawa'id fiqhiyyah
📖 Kegiatan Pembelajaran
1. Kajian reguler
2. Kajian non reguler (dauroh)
3. Setoran hafalan Al Quran juz 29 dan 30
4. Setoran hafalan hadits Arbain Nawawi 1-42
5. Kelas baca kitab
6. Pelatihan ceramah
7. Penugasan, dll.
💺 Asatidzah Pengajar
• Pengajar Ponpes Jamilurrahman
• Pengajar Ponpes Hamalatul Qur’an
• Pengajar Ponpes Islamic Center Bin Baz
💰 Biaya Pendidikan
▪️Biaya Pengembangan Ma'had (Opsional)
▪️SPP: Rp. 200.000 (Terdapat beasiswa)
▪️Biaya kitab (Sesuai dengan kitab yang dipesan)
📆 Jadwal Pendaftaran Seleksi
Insya Allah
▪️Pendaftaran : 17- 29 Dzulhijjah 1444 H / 6 - 18 Juli 2023
▪️Tes bahasa arab : Kamis, 2 Al-Muharram 1445 H / 20 Juli 2023
▪️Pengumuman calon santri diterima seleksi Pra Ma'had Al-'Ilmi : Selasa, 7 Al-Muharram 1445 H / 25 Juli 2023
▪️Kelas Pra Ma'had Al-'Ilmi (3 pekan) : 11 Al-Muharram - 3 Shafar 1445 H / 29 Juli - 20 Agustus 2023
🔎 Informasi selengkapnya
Dapat dilihat pada website mahadilmi.id/daftar1445h
📲 Narahubung:
wa.me/6281392658080 (YPIA Academy)
•••••
| Mari Dukung Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta!
✅ Klik link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-mahad-ilmi-yogyakarta/
✅ Atau Transfer ke Rekening:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode transfer 451) a.n. YPIA Yogyakarta
Konfirmasi donasi via WhatsApp:
👉🏻 wa.me/6282225979555 (Narahubung Donasi Dakwah YPIA)
Apakah haji batal karena melakukan dosa besar setelah pulang haji?
Berikut fatwa Syekh Bin Baz rahimahullah
https://muslim.or.id/86056-melakukan-dosa-besar-setelah-pulang-haji.html
Selepas Haji Apa Yang Kita Lakukan?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, perlu kita tekankan kembali bahwa apa yang sudah dilakukan jemaah haji di hari-hari yang terbatas jumlahnya pada awal bulan Zulhijah ini merupakan salah satu rangkaian prosesi ibadah yang paling agung dan paling utama, yaitu berhaji di rumah Allah Ta’ala yang penuh kemuliaan. Melaksanakan ibadah haji merupakan salah rukun Islam yang wajib dilakukan oleh seorang muslim yang telah Allah mampukan secara fisik dan harta. Di dalam pelaksanaannya, ia mendapatkan kehormatan untuk bisa tawaf mengelilingi rumah Allah Ta’ala, berjalan sai di antara bukit Safa dan Marwa, wukuf di padang Arafah, serta melempar kerikil di Jamarat, dan amalan-amalan lainnya yang penuh kemuliaan.
Detik ini, sebagian dari jemaah haji telah pulang ke negerinya masing-masing, kembali ke keluarganya yang telah menunggunya. Mereka pulang sembari membawa cerita-cerita bahagia atas kesempatan yang telah Allah berikan untuk menyelesaikan amalan haji yang tentu tidak mudah untuk dilakukan tersebut. Teruntuk semua saudaraku yang telah mendapatkan kehormatan untuk melaksanakan ibadah haji, inilah beberapa renungan dan nasihat untukmu dari seseorang yang tulus mencintaimu karena Allah Ta’ala, seseorang yang sangat mengharapkan kebaikan untuk dirimu:
Renungan pertama: Bersyukurlah kepada Allah Ta’ala karena telah memilihmu sebagai salah satu tamunya
Teruslah bersyukur dan memuji Allah Ta’ala atas limpahan karunia yang telah Ia berikan kepadamu, baik itu berupa kenikmatan yang nampak, maupun kebaikan dan kemudahan yang engkau dapatkan selama menjalankan rangkaian ibadah haji ini. Karena sejatinya, seberapa pun kayanya seseorang, sesukses apa pun dirinya, dan setinggi-tingginya jabatan yang dimilikinya, kesemuanya itu tidak serta merta menjadikan dirinya dapat berangkat haji dan menuntaskan seluruh rangkaian ibadah haji yang ada. Ketahuilah, Allahlah satu-satunya sumber semua kenikmatan ini, di tangan-Nyalah seseorang dapat berhaji, dan di tangan-Nya pula seseorang bisa tiba-tiba gagal untuk pergi berhaji. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا بِكُم مّن نّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah.” (QS. An-Nahl: 53)
Betapa banyaknya kenikmatan yang telah Allah berikan ini, sampai-sampai Allah Ta’ala sendiri berfirman,
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Seseorang yang telah berangkat haji hendaknya juga mengiringi rasa syukurnya dengan perasaan yang dipenuhi kebahagiaan dan kesenangan, karena ia telah mendapatkan keutamaan dan taufik dari Allah Ta’ala untuk menjalankan ketaatan dan ibadah tersebut. Kebahagiaan dan rasa senang semacam ini adalah hak mereka, karena merupakan kebahagiaan yang hakiki lagi abadi. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.’” (QS. Yunus: 58)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/85907-selepas-haji-apa-yang-harus-kita-lakukan.html
Ust. Muhammad Idris, Lc.
Kita hidup di saat sebagian besar para pemuda tidak berhasrat untuk menyelami kandungan ayat-ayat suci, tidak merasa enjoy dengan menyimak sabda-sabda Nabi, apalagi tergerak untuk menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar di berbagai penjuru bumi.
Читать полностью…Waktu berlalu begitu cepat
Ngaji pun harus tepat ✨
Sebelum kenal MIAN sering banget datang ke kajian, bawa buku dan mencatat, tapi sayangnya tanpa urutan yang tepat. Hanya datang setiap ada kajian.
SEMUA BERUBAH sejak bergabung di MIAN, baru kami menyadari bahwa belajar dengan serius memerlukan bimbingan dan metode yang benar juga.
Nah, bagi Antum yang super sibuk tapi ingin serius dalam belajar Islam. Sekarang, Cisauk Mengaji kasih solusi buat Antum agar bisa belajar secara terstruktur dan intensif hanya di akhir pekan bareng MIAN Cisauk - Tangerang.
𝙎𝙀𝙂𝙀𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙁𝙏𝘼𝙍𝙆𝘼𝙉 𝘿𝙄𝙍𝙄 𝘼𝙉𝘿𝘼, 𝙆𝘼𝙍𝙀𝙉𝘼 𝙆𝙐𝙊𝙏𝘼 𝙎𝘼𝙉𝙂𝘼𝙏 𝙏𝙀𝙍𝘽𝘼𝙏𝘼𝙎
🔴 𝙏𝙞𝙢𝙚𝙡𝙞𝙣𝙚
𝙋𝙚𝙣𝙙𝙖𝙛𝙩𝙖𝙧𝙖𝙣 hingga 01 Agustus 2023
Tes Masuk 06 𝘼𝙜𝙪𝙨𝙩𝙪𝙨 2023
Awal Pembelajaran : 20 𝘼𝙜𝙪𝙨𝙩𝙪𝙨 2023
🔴 𝙇𝙞𝙣𝙠 𝙋𝙚𝙣𝙙𝙖𝙛𝙩𝙖𝙧𝙖𝙣 : http://siam.mian.or.id/register 🖱️
🔴 𝙄𝙣𝙛𝙤𝙧𝙢𝙖𝙨𝙞 :
wa.me/6281290665520 (Abu Nusaibah)
wa.me/6281398616699 (Abu Syafiq)
🔴 𝙄𝙣𝙛𝙤 𝙡𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥, Follow IG : @cisauk_mengaji @mian.cisauk
Present by :
• Cisauk Mengaji Official
• Ma'had Imam An Nawawi
Seorang laki-laki tidak dilarang mencintai wanita selama aplikasi cintanya tidak melanggar syariat. Seorang manusia tidak dilarang mencintai dunia selama kecintaannya tidak menjerumuskan kepada maksiat.
Читать полностью…Menyogok Masuk PNS (Kerja) dan Hukum Gajinya
Menyogok untuk masuk kerja tentu tidak diperbolehkan dalam Islam dan hukumnya adalah haram. Kita dapati ada oknum (segelintir orang) yang berusaha untuk menyogok agar bisa diterima oleh PNS (semoga tidak terjadi lagi di negara kita tercinta Indonesia). Mereka berpikir tidak apa-apa menyogok dengan jumlah uang yang besar untuk masuk PNS. Sangkaan mereka bahwa ketika jadi PNS, maka hidup mereka akan terjamin oleh negara sampai mati, bahkan ada pesangon untuk anak dan istri sepeninggalnya.
Memberikan sogok (suap) dan menerima sogokan (suap) adalah dosa besar dan mendapat laknat. Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhu berkata,
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الرَّاشِىَ وَالْمُرْتَشِىَ
“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melaknat orang yang memberi suap dan yang menerima suap”. [HR. Abu Daud, shahih]
Kerusakan di muka bumi ini terjadi karena merajalelanya sogok dan suap. Allah Ta’ala berfirman mengenai sifat orang Yahudi,
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.” [Al-Maidah : 42]
Maksud memakan yang haram (أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ) yaitu suap dan sogok. Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya,
أي : الحرام ، وهو الرشوة كما قاله ابن مسعود وغير واحد أي : ومن كانت هذه صفته كيف يطهر الله قلبه؟ وأنى يستجيب له
“Yaitu harta yang haram berupa sogok/suap sebagaimana perkataan Ibnu Mas’ud dan yang lainnya. Apabila ada orang yang bersifat dengan sifat ini, bagaimana Allah akan membersihkan hatinya? Bagaimana bisa doanya dikabulkan?” [Tafsir Ibnu Kastir]
Demikian juga Allah berfirman agar manusia jangan saling memakan harta sebagian yang lain dengan cara yang haram. Termasuk dalam hal ini adalah harta dari suap/sogok.
Allah berfirman,
وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188).
Bagaimana hukum gaji apabila dahulunya masuk kerja dengan cara menyogok atau menyuap?
Dalam hal ini dirinci, perlu dibedakan antara hukum masuk kerja dengan cara menyogok dan gaji yang didapatkan setelah dia bekerja. Rinciannya sebagai berikut:
Lanjut baca: https://muslim.or.id/43746-menyogok-masuk-pns-kerja-dan-hukum-gajinya.html
Ust. dr. Raehanul Bahraen
Antara Ilmu yang Diamalkan dan yang Tidak Diamalkan
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/85666-antara-ilmu-yang-diamalkan-dan-tidak-diamalkan.html
Kaum yang Gagal Mengejar Syafaat
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/85424-kaum-yang-gagal-mengejar-syafaat.html
Mari Memperbanyak Taubat
Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ’anhu menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إن الله تعالى يَبْسُطُ يدَه بالليلِ ليتوبَ مسيءُ النَّهارِ، ويَبْسُطُ يدَه بالنَّهارِ ليتوبَ مسيءُ الليلِ، حتى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
“Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla membentangkan tangan-Nya di waktu malam, agar orang yang berbuat dosa di siang hari segera bertobat. Dan Allah bentangkan tangan-Nya di waktu siang, agar orang yang berbuat dosa di waktu malam hari segera bertobat. Sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya.” (HR. Muslim)
Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
للَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ، سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِي أَرْضِ فَلاَةٍ
“Sungguh, Allah sangat-sangat bergembira terhadap tobat salah seorang di antara kalian jauh melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian di saat ia berhasil menemukan kembali ontanya yang telah menghilang.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كفى بالمرء كذبا أن يحدث بكل ما سمع
“Cukuplah dianggap berdosa jika seseorang senantiasa menceritakan segala sesuatu yang didengarnya.” (lihat Az-Zuhd Li Ibni Abi ‘Ashim, hal. 45)
Pada suatu ketika, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ’anhu berwasiat kepada putranya, Abdurrahman. Beliau berkata, “Wahai putraku, aku wasiatkan kepadamu untuk selalu bertakwa kepada Allah. Kendalikanlah lisanmu. Tangisilah dosa-dosamu. Hendaknya rumahmu cukup terasa luas bagimu.” (lihat Az-Zuhd Li Ibni Abi ‘Ashim, hal. 30)
Sebagian tabi’in mengatakan, “Barangsiapa yang banyak dosanya, hendaklah dia suka memberikan minum. Apabila dosa-dosa orang yang memberikan minum kepada seekor anjing bisa terampuni, maka bagaimana menurut kalian mengenai orang yang memberikan minum kepada seorang beriman lagi bertauhid sehingga hal itu membuatnya tetap bertahan hidup!” (lihat Syarh Shahih Al-Adab Al-Mufrad, 1: 500)
Waki’ rahimahullah berpesan, “Mintalah pertolongan (kepada Allah) untuk menguatkan hafalan dengan mempersedikit dosa.” (lihat Muqaddimah Az-Zuhd, hal. 91)
Masruq rahimahullah berkata, “Semestinya seorang memiliki kesempatan-kesempatan khusus untuk menyendiri, lalu mengingat-ingat dosanya dan memohon ampunan kepada Allah atasnya.” (lihat Min A’lam As-Salaf, 1: 23)
Muhammad bin Wasi’ rahimahullah berkata, “Seandainya dosa itu memiliki bau (tidak sedap), maka niscaya tidak ada seorang pun yang sanggup untuk duduk bersamaku.” (lihat Muhasabat An-Nafs Wa Al-Izra’ ‘Alaiha, hal. 82)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Seorang hamba senantiasa berada di antara kenikmatan dari Allah yang mengharuskan syukur atau dosa yang mengharuskan istigfar. Kedua hal ini adalah perkara yang selalu dialami setiap hamba. Sebab dia senantiasa berada di dalam curahan nikmat dan karunia Allah serta senantiasa membutuhkan tobat dan istigfar.” (lihat Mawa’izh Syaikhil Islam Ibni Taimiyah, hal. 87)
Seorang lelaki berkata kepada Hatim Al-Asham rahimahullah, “Berikanlah nasihat kepadaku.” Maka, beliau berkata, “Jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Tuhanmu, maka lakukanlah hal itu di tempat yang tidak dilihat-Nya.” (lihat At-Tahdzib Al-Maudhu’i Li Hilyat Al-Auliya’, hal. 362)
Bilal bin Sa’ad rahimahullah berkata, “Janganlah kamu melihat kecilnya kesalahan! Akan tetapi, lihatlah kepada siapa kamu berbuat durhaka!” (lihat At-Tahdzib Al-Maudhu’i Li Hilyat Al-Auliya’, hal. 362)
Bakr bin Abdullah Al-Muzani rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang melakukan dosa sambil tertawa-tawa, maka dia akan masuk neraka sambil menangis.” (lihat At-Tahdzib Al-Maudhu’i Li Hilyat Al-Auliya’, hal. 362)
Lanjut baca:
https://muslim.or.id/85791-mari-memperbanyak-taubat.html
Ust. Ari Wahyudi
Semoga pertemuan kita dengan keluarga, kerabat, dan sahabat bukanlah pertemuan sesaat yang tiada lagi pertemuan setelahnya. Kita memohon agar di kumpulkan kembali di akhirat dengan selamat. Aamiin.
Читать полностью…Al Munawi Rahimahullah menjelaskan, “Semua dosa yang terkait dengan hak orang lain, baik dalam masalah darah, harta, kehormatan, semua ini tidak diampuni dengan syahadah (status syahid). Dan ini berlaku untuk orang yang mati syahid di darat. Adapun orang yang mati syahid di laut, maka semua dosanya diampuni termasuk dalam masalah hutang, karena terdapat hadis khusus tentang hal ini. Dan yang dibahas oleh hadis di atas adalah orang yang bermaksiat dalam hutangnya. Adapun orang yang berhutang ketika memang mampu untuk melunasi dan dia tidak mangkir dari pelunasan, maka dia tidak akan tertahan untuk masuk ke surga, baik dia syahid atau tidak” (Faidhul Qadir, 6: 463).
Sumber: https://muslim.or.id/68043-hadits-hadits-tentang-bahaya-hutang.html
Sebab-Sebab Menyebarnya Bid’ah
Tidak diragukan lagi bahwa berpegang kepada Al Qur’an dan As Sunnah adalah jalan yang lurus untuk terhindar dari jalan-jalan menyimpang yang berupa bid’ah dan penyimpangan dalam agama. Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya” (QS. Al An’am: 153)
Karena jatuhnya seseorang ke dalam bid’ah dan penyimpangan sejatinya karena ia enggan berpegang pada Al Qur’an dan As Sunnah. Inilah sebab pokok dari kebid’ahan. Namun jika kita perinci lagi, ada beberapa sebab yang menjadi faktor utama tersebarnya bid’ah di tengah kaum Muslimin:
*1. Jahil (tidak paham) terhadap hukum-hukum agama*
Semakin jauh dari masa hidupnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ilmu semakin sedikit dan kejahilan semakin tersebar. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam :
من يعشْ منكم يرَ اختلافًا كثيرًا
“Barangsiapa yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak” (HR. At Tirmidzi 2676, ia berkata: “hasan shahih”)
Juga sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
إن اللهَ لا يقبضُ العلمَ انتزاعًا ينتزِعُهُ من العبادِ، ولكن يقبضُ العلمَ بقبضِ العلماءِ، حتى إذا لم يُبْقِ عالمًا، اتخذَ الناسُ رُؤوسًا جُهَّالًا، فسُئِلوا، فأفْتَوا بغيرِ علمٍ، فضلوا وأضلوا
“sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan seketika dari para hamba. Namun Allah mencabutnya dengan wafatnya para ulama. Hingga tidak tersisa satu orang alim pun, manusia lalu mengangkat orang jahil sebagai pemimpin. Ia ditanya, lalu berfatwa tanpa ilmu. Ia sesat dan menyesatkan” (HR. Al Bukhari 100, Muslim 2673).
Karena tidak ada yang bisa meluruskan perbuatan bid’ah kecuali para ulama, yaitu orang-orang yang mengilmui hukum-hukum agama dengan pemahaman yang shahih. Ketika para ulama sedikit jumlahnya atau tidak ada sama sekali maka perbuatan bid’ah merajalela dan menyebar.
Lanjutkan membaca: https://muslim.or.id/21916-sebab-sebab-menyebarnya-bidah.html
Ust. Yulian Purnama
Agar kita terdorong untuk mudah bersyukur pada sesama, berikut akan disampaikan dua kisah betapa Nabi kita ﷺ sangat pandai bersyukur kepada manusia dan tidak mudah melupakan kebaikan-kebaikan yang telah diberikan orang lain.
https://muslim.or.id/85375-jangan-lupakan-kebaikan-orang-lain.html
Kita hidup di tengah keterasingan, namun beruntunglah orang-orang yang asing (al-Ghuroba’), yaitu yang berusaha untuk menghidupkan kembali Sunnah yang nyaris mati dan Aqidah yang telah luntur dari dada anak negeri.
Читать полностью…*3+ TIPS PILIH KOS-KOSAN SEKITAR KAMPUS UGM DAN UNY*
Tips ini hanya untuk mahasiswa muslim yang serius kuliah dan punya orientasi untuk meraih kebahagiaan di akhirat
1. LIHAT DALAM RADIUS 100 M SEKITAR KOS-KOSAN
Jangan hanya melihat fasilitas yang ditawarkan oleh pemilik kos-kosan saja namun juga perhatikan lingkungan sekitar dalam radius 100 meter dari lokasi kost
Apakah dekat dengan masjid yang makmur dengan majelis ilmu? Mudah dijangkau dengan transportasi umum, dekat dengan berbagai fasilitas publik penunjang mahasiswa? Dan seperti apa pergaulan masyarakat sekitarnya
2. PERHATIKAN SIAPA SAJA YANG SATU ATAP DENGAN KAMU DI KOS-KOSAN
Orang-orang yang paling dekat dengan pintu kamarmu adalah dia yang akan sering mewarnai hari-harimu dan yang paling tanggap apabila kamu membutuhkan bantuan
Jangan sampai terjebak pada kos LV atau kos-kosan yang penghuninya membuatmu tidak serius kuliah, malas beribadah, dan jauh dari majelis ilmu syar'i
3. PILIH KOS-KOSAN YANG DIKELOLA UNTUK MEMBUATMU SEMAKIN DEKAT DENGAN SUNNAH
Bayangkan jika kamu tinggal di kos-kosan yang di dalamnya memiliki sistem pembelajaran intensif untuk mahasiswa yang ingin mengenal Islam lebih dekat yang berlandaskan Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih
Kamu bisa belajar bahasa Arab dari dasar, belajar memperbaiki bacaan Alquran, belajar dasar-dasar ilmu aqidah, fiqih, ibadah dan lainnya
4. PILIH KOS-KOSAN YANG BISA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOFT SKILL KAMU
Tentu sangat menyenangkan selain bisa semangat kuliah dan belajar agama kamu dan teman-teman kos bisa ikut serta membantu dakwah dan kegiatan sosial di masyarakat
*HAL TERBAIK DARI 4 KRITERIA DI ATAS ADA DI WISMA MUSLIM YPIA*
Wisma muslim adalah program pondok pesantren mahasiswa dengan pendekatan melalui kos-kosan agar mahasiswa tetap bisa fokus di dalam dunia perkuliahan namun juga bisa menjadi santri yang beraqidah lurus dan berakhlak mulia
*SAYANGNYA HANYA TERSISA 8 KAMAR SAJA JADI HARUS CEPAT AMBIL KESEMPATAN INI*
Biaya Sewa
▶️ Kisaran: Rp. 5.350.00 - Rp.6.500.000 per tahun
📝 Prosedur Pendaftaran 📝
Daftar melalui link: http://bit.ly/DaftarWismaMuslim
*RIDHO SUAMI SEBELUM MATI*
Pagi itu dalam sebuah kajian muslimah di kota Jogja, seorang ummahat bertanya kepada ustad Ahmad Zainuddin al-Banjari hafizahullah
Beliau menyatakan rasa rindunya kepada suami yang sudah mendahuluinya ke alam barzah
Kemudian mempertanyakan apakah selama ini suaminya telah ridho kepadanya
Tidaklah kalimat ini diucapkan kecuali oleh istri yang mengetahui bahwa ridho suami adalah salah satu kunci pintu surga yang terdekat
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
"Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 1161)
*YPIA PEDULI MUSLIMAH*
Secara intensif YPIA mengelola komunitas kajian muslimah di Yogyakarta yang rutin menyelenggarakan berbagai kegiatan majelis ilmu yang sangat bermanfaat bagi akhwat yang ingin memantaskan dirinya sebagai istri shalihah
Pembinaan khusus untuk para muslimah juga kami lakukan melalui pondok pesantren Wisma muslimah, wadah bagi mahasiswi yang selalu rindu dengan ilmu syar'i
Website muslimah.or.id juga kami hadirkan sebagai dedikas terhadap dakwah di kalangan muslimah Indonesia
*MULAI RP10.000 BISA BANTU KEMBANGKAN DAKWAH DI KALANGAN MUSLIMAH DI INDONESIA*
Salurkan dukungan terbaik anda melalui:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
klik wa.me/6282225979555
#yukshare ♻
Dapatkan kaos eksklusif muslim.or.id sekarang juga
Stok Terbatas!!!
Klik >> https://wa.me/p/9568114969896527/6282134322005
Barakallahu fiikum
Apakah pengaruh ibadah haji bagi seorang muslim?
Berikut fatwa Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah
https://muslim.or.id/85914-pengaruh-ibadah-haji-bagi-seorang-muslim.html
Penyimpangan Dalam Iman dan Takdir
Berbicara mengenai kelompok manusia yang menyimpang dari sudut pandang sikap mereka terhadap suatu kepercayaan, maka secara umum terbagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu: ateisme dan agnostik.
Pertama, ateisme/ الإلحاد secara istilah adalah pengingkaran terhadap eksistensi Tuhan (Rabb), baik dari sisi nama-nama maupun sifat-sifat Allah. Mereka hanya meyakini hal-hal yang bersifat materiil yang dapat dirasakan oleh pancaindra saja. Adapun hal-hal yang bersifat gaib, mereka mengingkarinya.
Kelompok ateis ini benar-benar mengingkari rububiyyah Allah Ta’ala. Mereka tidak meyakini bahwa ada Zat Yang Maha Mengatur segala hal yang terjadi pada alam semesta. Mereka tidak merasa diciptakan. Mereka telah jauh dari fitrahnya sebagai seorang makhluk yang lemah. Padahal Allah Ta’ala berfirman,
فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” (QS. Ar-Rum: 30)
Apabila kita perhatikan sejenak, mereka seakan hanyut dengan anggapan dan ketergantungan yang berlebihan terhadap akal dan logika, serta keilmuan duniawi yang mereka miliki. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang memaksakan pemahaman ateisnya hanya untuk menunjukkan eksistensi diri di hadapan manusia. Padahal, mereka justru sebenarnya meyakini keberadaan Allah Ta’ala.
Banyak kisah yang menggambarkan betapa nurani seorang ateis membutuhkan pertolongan Allah Yang Maha Esa dalam kondisi-kondisi sulit. Seperti bencana alam tsunami, banjir, erupsi gunung merapi, gempa, dan angin kencang. Tanyakan pada mereka dengan jujur ketika menghadapi bencana itu. Apa yang mereka pikirkan dan kepada siapa mereka hendak meminta pertolongan saat tiada manusia yang mampu menolong karena semuanya sibuk menyelamatkan diri masing-masing?
Itu hanyalah gambaran kecil dari kehidupan akhirat kelak, di mana yang hanya dapat membantu kita adalah rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala. Bagaimana pula rahmat dan kasih sayang tersebut dapat diperoleh jika selama hidup di dunia tidak meyakini keberadaan Allah Ta’ala?
Kedua, agnostik/اللاأدرية. Yaitu kelompok sofis (orang yang suka menggunakan alasan (argumen) yang muluk-muluk, tetapi menyesatkan) yang dikatakan berhenti pada keberadaan dan pengetahuan tentang segala sesuatu, termasuk Tuhan. Sebagian mereka meyakini eksistensi Tuhan, tapi mereka tidak melaksanakan ritual ibadah apapun yang mendekatkan diri kepada Tuhan.
Jika ditelisik lebih dalam, melalui berbagai sumber baik di media sosial ataupun media cetak, kita dapat memperhatikan bagaimana kelompok agnostik ini menjalani kehidupan spiritualnya. Mereka menganggap bahwa akal tidak dapat menembus pengetahuan tentang keberadaan Tuhan. Menurut mereka, ada atau tidak adanya Tuhan adalah sesuatu hal yang tidak dapat diketahui.
Sungguh sebuah pemahaman yang memaksakan akal dan sisi keilmiahan yang sebenarnya tidak ilmiah. Padahal, apabila mereka melihat dari sisi mereka sendiri yang kini hidup dan berpijak di atas bumi Allah Ta’ala, berada di bawah langit-Nya, serta dikelilingi alam semesta (yang luasnya hanyalah bagaikan sebuah gelang besi yang dicampakkan di tengah padang pasir), niscaya mereka kembali menggunakan akal dan pikiran sehat mereka untuk merenungi keberadaan Allah Ta’ala, berikut dengan tujuan penciptaan alam semesta tempat mereka berada.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ما الكرسيُّ في العرشِ إلا كحلقةٍ من حديدٍ أُلقِيَتْ بين ظهري فلاةٍ من الأرضِ
“Kursi itu berada di ‘arsy, tiada lain hanyalah bagaikan sebuah gelang besi yang dicampakkan di tengah padang pasir.” (HR. At-Thabrani, No 5794).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/85175-penyimpangan-terhadap-iman-dan-takdir.html
Fauzan Hidayat