muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

Hadits Palsu: Agama Adalah Akal

Hadits:

الدِّينُ هو العَقلُ ، ومَن لا دينَ لهُ ، لا عقلَ له

“agama adalah akal, barangsiapa tidak punya agama maka ia tidak punya akal”

Derajat Hadits
Hadits ini batil. Diriwayatkan oleh An Nasa-i dalam Al Kuna, Ad Dulabi dalam Al Kuna Wal Asma‘ 2/104 dari Abu Malik Bisyr bin Ghalib dari Zuhri dan Majma’ bin Jariyah dari pamannya secara marfu‘.

Berkata An Nasa-i: “ini adalah sebuah hadits yang batil lagi munkar”.

Sisi cacatnya adalah pada sanadnya terdapat Bisyr bin Ghalib. Dia itu adalah seorang yang majhul sebagaimana dikatakan oleh Al Azdi, Adz Dzahabi dan Ibnu Hajar.

Al Harits bin Abu Usamah dalam Musnad beliau meriwayatkan dari Dawud bin Al Muhabbir lebih dari 30 hadits menyebutkan tentang keutamaan akal. Namun dikatakan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar: “semua palsu”.

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: “semua hadits yang berhubungan dengan akal adalah palsu” (Al Manarul Munif hal. 25)

Selengkapnya: https://muslim.or.id/21712-hadits-lemah-agama-adalah-akal.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Beramal Tanpa Panduan

Di antara bentuk kesalahpahaman yang tersebar di tengah masyarakat muslim adalah melandaskan amal kepada niat semata. Yang penting ikhlas, atau yang penting niatnya baik, dan sebagainya. Kerancuan berpikir seperti ini telah dijawab oleh Imam Bukhari rahimahullah. Di dalam Kitabul Ilmi dari Shahih Bukhari beliau membuat bab dengan judul ‘Bab Ilmu sebelum ucapan dan amalan.’

Para ulama menjelaskan bahwa amal saleh harus memenuhi 2 kriteria: 1) ikhlas karena Allah dan 2) mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kehilangan syarat pertama membuat pelakunya terjerumus ke dalam syirik. Kehilangan syarat kedua membuatnya jatuh ke dalam bid’ah.

Contoh orang yang beramal tanpa ikhlas adalah tiga orang yang pertama kali diadili dan menjadi bahan bakar neraka: 1) orang yang berjihad untuk mencari pujian, 2) orang yang membaca Al-Qur’an dan mencari ilmu untuk mencari sanjungan, dan 3) orang yang berinfak supaya dikenal sebagai dermawan. Allah berfirman,

وَقَدِمۡنَاۤ إِلَىٰ مَا عَمِلُوا۟ مِنۡ عَمَلࣲ فَجَعَلۡنَـٰهُ هَبَاۤءࣰ مَّنثُورًا

“Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka lakukan, kemudian Kami jadikan ia bagi debu yang beterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)

Hal ini menunjukkan bahwa ilmu tentang ikhlas sangat penting dalam menjaga amal dari kerusakan. Para ulama memiliki perhatian yang sangat besar untuk memahamkan kaum muslimin tentang makna ikhlas. Sebagaimana menjaga amal agar sesuai dengan tuntunan dibutuhkan ilmu, maka menjaga amal agar ikhlas juga perlu bekal ilmu.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, niscaya Allah pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kebaikan seorang muslim sangat erat kaitannya dengan ilmu dan pemahamannya dalam agama. Tidak cukup bermodal semangat. Karena orang yang beramal tanpa ilmu akan lebih banyak merusak daripada memperbaiki.

Karena itulah setiap kali salat kita berdoa kepada Allah meminta petunjuk jalan yang lurus. Hakikat jalan lurus atau shirathal mustaqim adalah mengenali kebenaran dan beramal dengannya. Dengan demikian, untuk bisa mendapatkan ilmu seorang muslim membutuhkan pertolongan Allah dan petunjuk dari-Nya.

Malik bin Dinar berkata, “Barangsiapa menimba ilmu untuk beramal, maka Allah akan memberikan taufik kepadanya. Dan barangsiapa menimba ilmu bukan untuk beramal, maka semakin banyak ilmu akan justru membuatnya semakin bertambah congkak.” (lihat Ta’thir Al-Anfas, hal. 575-576)

Syekh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Orang yang diberikan kenikmatan adalah orang yang mengambil ilmu dan amal. Adapun orang yang dimurkai adalah orang-orang yang mengambil ilmu dan meninggalkan amal. Dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang mengambil amal, namun meninggalkan ilmu.” (lihat Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah, hal. 25)

Oleh sebab itu, kita dapati para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang-orang yang bersemangat untuk menimba ilmu sekaligus mengamalkannya. Tidaklah mereka melewati sekitar sepuluh ayat, melainkan mereka berusaha memahami maknanya dan mengamalkannya. Mereka berkata, “Maka kami mempelajari ilmu dan amal secara bersama-sama.” (lihat Al-‘Ilmu, Wasa’iluhu wa Tsimaaruhu oleh Syekh Sulaiman Ar-Ruhaili, hal. 19)

Lanjut baca: https://muslim.or.id/84470-beramal-tanpa-panduan.html

Ust. Ari Wahyudi

Читать полностью…

Muslim.or.id

💡 [ DAURAH TAUHID ]

Gratis! Terbuka untuk Umum (Putra dan Putri)

Offline & Online

Wajib untuk Santri Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta 1443/1444 H

💺 Pemateri:
Ustadz Ikrimah حفظه الله تعالى

📗 Kitab:
Kitabut Tauhid, karya Syaikh Muhammad At-Tamimi رحمه الله تعالى
(Pembahasan Bab 34: Merasa Aman dari Makar Allah - Bab 59: Su'uzhan kepada Allah)

🗓 Hari, tanggal:
Insya Allah pada hari Sabtu & Ahad, 8 - 9 & 15 - 16 Syawwal 1444 H / 29 - 30 April & 6 - 7 Mei 2023 (4 pertemuan)

🕰 Pukul:
08.15 - 14.30 WIB (3 sesi/hari)
Rincian Sesi:
Sesi 1: 08.15 - 09.50
Sesi 2: 10.10 - 11.35
Sesi 3: 12.45 - 14.30

📌 Tempat:
Masjid Pogung Baru | http://bit.ly/lokasimpb

🔴 Live Streaming:
InsyaAllah disiarkan secara langsung melalui Youtube YPIA Academy | Link: bit.ly/yt_ypiaacademy

⚠️ Catatan bagi peserta offline:
▪️Parkir peserta daurah di lapangan kosong sebelah timur masjid (parkir ikhwan bagian utara dan parkir akhawat bagian selatan)
▪️Peserta ikhwan di lt. 1 masjid dan peserta akhawat di lt. 2 masjid
▪️Peserta akhawat masuk melalui pintu utama sebelah timur masjid, pintu bagian selatan (setelah masuk pintu dapat langsung naik ke lt. 2 masjid)
▪️Tempat wudhu dan kamar mandi ikhwan di lt. 1 masjid sisi utara dan selatan, sedangkan untuk akhawat di lt. 2 masjid
▪️Dimohon juga untuk menjaga protokol kesehatan (prokes)

=======
📡 Diselenggarakan Oleh:
| Ma'had Al 'Ilmi Yogyakarta
| YPIA Academy
| Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) Yogyakarta

Bekerjasama Dengan:
Takmir Masjid Pogung Baru (MPB)

📲 Narahubung:
wa.me/6281392658080 (YPIA Academy)

•••••
| Mari Dukung Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta!
✅ Klik link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-mahad-ilmi-yogyakarta/

✅ Atau Transfer ke Rekening:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode transfer 451)⁣ a.n. YPIA Yogyakarta⁣

Konfirmasi donasi via WhatsApp:
👉🏻 wa.me/6282225979555 (Narahubung Donasi Dakwah YPIA)

Читать полностью…

Muslim.or.id

Keutamaan Berjalan Menuju Masjid

Sesungguhnya, pahala yang paling besar adalah yang paling jauh rumahnya dari masjid. Para fuqaha (ulama ahli fiqih) rahimahumullah menegaskan dianjurkannya memperpendek langkah menuju masjid dan tidak tergesa-gesa (alias berjalan dengan tenang) ketika menuju masjid. Hal ini untuk memperbanyak pahala kebaikan ketika berjalan menuju masjid, berdasarkan berbagai dalil yang menunjukkan adanya keutamaan memperbanyak langkah menuju masjid. [1]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ

“Maukah kalian aku tunjukkan kepada suatu amal yang dapat menghapus kesalahan (dosa) dan meninggikan derajat?” Para sahabat menjawab, ”Ya, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, ”(Yaitu) menyempurnakan wudhu dalam kondisi sulit, banyaknya langkah menuju masjid, menunggu shalat setelah mendirikan shalat. Itulah ar-ribath (kebaikan yang banyak).” (HR. Muslim no. 251)

Baca Juga: Mendahulukan Kaki Kanan ketika Masuk Masjid

Berjalan Kaki Ke masjid Meskipun Jauh
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَعْظَمُ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلاَةِ أَبْعَدُهُمْ، فَأَبْعَدُهُمْ مَمْشًى وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الَّذِي يُصَلِّي، ثُمَّ يَنَامُ

“Orang yang paling banyak mendapatkan pahala dalam shalat adalah mereka yang paling jauh (jarak rumahnya ke masjid), karena paling jauh jarak perjalanannya menuju masjid. Dan orang yang menunggu shalat hingga dia melaksanakan shalat bersama imam itu lebih besar pahalanya dari orang yang melaksanakan shalat kemudian tidur.” (HR. Bukhari no. 651 dan Muslim no. 662)

Hadits-hadits tersebut menunjukkan keutamaan rumah yang jauh dari masjid, karena banyaknya langkah menuju masjid yang membuahkan pahala yang besar. Besarnya pahala itu karena jauhnya rumah dari masjid dan juga karena bolak-balik pergi ke masjid.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/54513-keutamaan-berjalan-menuju-masjid.html

Ust. Muhammad Saifuddin Hakim

Читать полностью…

Muslim.or.id

Inilah Para Pengikut Dajjal

Bismillah.. berikut kami sampaikan pembahasan singkat terkait pengikut dajjal. Semoga bermanfaat.

Dajjal, digambarkan dalam hadis-hadis Nabi sebagai seorang pendusta yang sebelah matanya buta, tertulis di keningnya huruf kaf fa’ dan ra’ (ك ف ر). Kemunculannya pertanda kiamat sudah sangat dekat. Dia menjadi fitnah terbesar dalam sejarah kehidupan manusia. Sampai-sampai, setiap Nabi yang diutus, mengingatkan umatnya tentang fitnah Dajjal.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا بُعِثَ نَبِيٌّ إِلَّا أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الأَعْوَرَ الكَذَّابَ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ

“Tidaklah diutus seorang nabi, melainkan dia mengingatkan kaumnya tentang si buta sebelah, sang pendusta. Ketahuilah Dajjal itu buta sebelah dan Tuhan kalian tidak buta sebelah. Diantara dua matanya tertulis: Kafir” (HR. Bukhari 7131).

Suatu yang menarik, ternyata Dajjal adalah sosok raja yang ditunggu-tunggu oleh sekelompok aliran agama. Siapakan mereka? Yahudi!

Iya, orang-orang Yahudi meyakini Dajjal sebagai raja yang akan menguasai lautan dan daratan. Mereka juga meyakininya sebagai salah satu tanda daripada tanda-tanda kebesaran Allah.

Orang-orang Yahudi menamainya dengan nama Al-Masih bin Dawud.

Perbedaan yang sangat mencolok antara mukmin dan yahudi. Orang-orang beriman, menunggu kedatangan Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam. Sementara mereka menunggu sang pendusta yang buta sebelah, penebar fitnah, yang bernama Dajjal.

Bukti wahyu yang menunjukkan informasi ini, adalah hadis dari sahabat ‘Utsman bin Abil ’ash radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda,

أكثر أتباع الدجال اليهود و النساء

“Kebanyakan pengikut Dajjal, adalah orang yahudi dan kaum wanita” (HR. Ahmad, dalam musnad beliau 4/216-217).

Lanjut baca: https://muslim.or.id/36168-ternyata-inilah-para-pengikut-dajjal.html

Ust. Ahmad Anshori, Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tahdzir Terhadap Da'i Ahlul Bid’ah

Tahdzir atau memperingatkan umat terhadap bahaya dai yang menyimpang adalah bagian dari agama. Karena ini bentuk amar makruf nahi mungkar dan upaya untuk menjaga kemurnian agama.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pun melakukan tahdzir terhadap orang-orang menyimpang secara umum maupun secara khusus. Dari Abu Umayyah al Jumahi Radhiallahu ’anhu, Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

إن من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر

“Di antara tanda kiamat adalah orang-orang menuntut ilmu dari al ashoghir” (HR. Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd [2: 316], Al Lalikai dalam Syarah Ushulus Sunnah [1: 230], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [695]).

Ibnul Mubarak ketika meriwayatkan hadis ini, beliau menjelaskan,

الأصاغر : أهل البدع

Al Ashoghir adalah ahlul bid’ah
Ini bentuk tahdzir secara umum.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang Dzul Khuwaisirah,

إِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ ضِئْضِىءِ هذَا قَوْمٌ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ رَبْطًا، لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ، يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ.

“Sesungguhnya akan keluar dari keturunan orang ini, sekelompok kaum yang membaca Kitabullah (Al-Quran) secara rutin. Namun bacaan Al-Quran mereka tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka melesat dari (batas-batas) agama seperti anak panah yang melesat menuju sasarannya” (HR. Bukhari no. 3344, 7432, Muslim no. 1064).

Ini bentuk tahdzir secara khusus.

Oleh karena itu, Syekh Shalih Al Fauzan Hafizhahullah menjelaskan,

التحذير من أهل الضلال هذا واجب، التحذير من الأخطاء في أمور الدين هذا واجب ونصيحة للمسلمين وليس فيه غِيبة لأنه مقصودٌ به النصيحة وليس المقصود به تَنَقُّص الشخص

Tahdzir terhadap orang-orang yang menyimpang hukumnya wajib. Tahdzir terhadap kesalahan-kesalahan agama (yang ada di tengah umat) hukumnya wajib, dan ini bentuk nasihat untuk kaum Muslimin. Tahdzir itu bukan ghibah. Karena tujuan dari tahdzir adalah untuk menasihati kaum Muslimin, bukan untuk merendahkan individu tertentu”

Lanjut baca: https://muslim.or.id/67830-tahdzir-terhadap-dai-menyimpang-bukan-berarti-merasa-suci.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

FIKIH PUASA SYAWAL

Puasa Syawal hukumnya mustahab (sunah), berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر

“Barangsiapa yang puasa Ramadan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia mendapat pahala puasa setahun penuh” (HR. Muslim no. 1164).

Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan:

صَوْمَ سِتَّةِ أَيَّامٍ مِنْ شَوَّالٍ مُسْتَحَبٌّ عِنْدَ كَثِيرٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ

“Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya mustahab menurut mayoritas para ulama” (Al-Mughni, 3/176).

Dijelaskan dalam Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah (28/92): “Jumhur ulama dari Malikiyyah, Syafi’iyyah, Hanabilah dan ulama Hanafiyah yang muta’akhir (kontemporer) berpendapat bahwa puasa enam hari di bulan Syawal setelah puasa Ramadan itu mustahab. Dan dinukil dari Abu Hanifah bahwa beliau berpendapat hukumnya makruh secara mutlak, baik jika dilaksanakan berurutan atau tidak berurutan. Dan dinukil dari Abu Yusuf (ulama Hanafi) bahwa beliau berpendapat hukumnya makruh jika berurutan, namun boleh jika tidak berurutan. Namun jumhur (mayoritas) ulama Hanafiyah muta’akhirin berpendapat hukumnya tidak mengapa. Ibnu Abidin (ulama Hanafi) dalam kitab At-Tajnis menukil dari kitab Al-Hidayah yang mengatakan: ‘Pendapat yang dipilih para ulama Hanafi muta’akhirin hukumnya tidak mengapa. Karena yang makruh adalah jika puasa Syawal berisiko dianggap sebagai perpanjangan puasa Ramadan, sehingga ini tasyabbuh terhadap Nasrani. Adapun sekarang, ini sudah tidak mungkin lagi’. Al-Kasani mengatakan: ‘Yang makruh adalah puasa di hari Id, lalu puasa lima hari setelahnya. Adapun jika di hari Id tidak puasa lalu besoknya baru puasa enam hari, ini tidak makruh, bahkan mustahab dan sunah’.”

Maka yang rajih adalah pendapat jumhur ulama yaitu puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya mustahab (sunah) sebagaimana ditunjukkan oleh hadis.

Lanjut: https://muslim.or.id/30930-fikih-puasa-syawal.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Khotbah Salat Idulfitri: Tugas Kita Setelah Ramadan Pergi

Sumber: https://muslim.or.id/84531-khotbah-salat-idulfitri-tugas-kita-setelah-ramadan-pergi.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

📜 Mengapa Berdakwah?

Cuplikan faidah dari
Ust. Afifi hafizhahullah
Daurah Penggerak Dakwah ke-1
Yogyakarta 6 Rabiul awwal 1444 H

🧩 Dakwah adalah perintah Allah. Tidak cukup menjadi orang yang salih. Kita juga harus mushlih/pelaku perbaikan.

♻️ Dakwah merupakan jalan Nabi dan pengikutnya. Walaupun kita akan dilupakan, tetaplah berdakwah. Karena target dakwah bukan kepada kelompok atau Yayasan kita. Karena dakwah mengajak menuju Allah.

📒 Nabi dan pengikutnya berdakwah menuju jalan Allah di atas bashirah.

Dakwah ini banyak unsur yang kita bisa ikut nimbrung di dalamnya. Dakwahnya harus mengikuti manhaj Ahlussunnah.

🛺 Dakwah ini kebutuhan kita dan kebutuhan semua manusia. Allah tidak membutuhkan ketaatan kita sedikitpun. Beban ibadah itu menjadi kebutuhan yang terasa lezat. Ini bagi orang yang telah mencapai derajat Iman yang tinggi.

🔰 Dakwah termasuk bentuk perdagangan yang paling menguntungkan. Yang paling diuntungkan oleh dakwah adalah diri kita sendiri.

🧩 Yuk dukung dakwah bersama YPIA untuk memurnikan aqidah dan menebarkan sunnah ke berbagai penjuru...

📝 Dapatkan info lebih lengkap melalui link berikut ini :

https://ypia.or.id/dd2023

Читать полностью…

Muslim.or.id

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Siapa pun yang ingin meraih cinta Allah ‘Azza wa Jalla, maka hendaklah ia gemar dan tekun berdzikir kepada-Nya”

(Al-Wabil Al-Mushayyib 1/42)

Читать полностью…

Muslim.or.id

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

“Barang siapa yang tidak beradab terhadap Allah di atas permukaan bumi, maka ia akan diazab oleh Allah di bawah permukaan bumi”

Madarijus Shalikin 2/67, karya Ibnul Qayyim

Читать полностью…

Muslim.or.id

Fikih I'tikaf (Bagian 1)

Al-Allamah Syaikh Syarafud Din Abun Naja Musa bin Ahmad Al-Hajjaawi rahimahullah mengatakan dalam kitabnya Zadul Mustaqni’ fi ikhtishar Al-Muqni’ mendefinisikan I’tikaf,

هُوَ لُزُومُ مَسْجِدٍ لِطَاعَةِ اللهِ تَعَالَى

“Yaitu menetap di masjid untuk melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala”

Penjelasan:
Apakah maksud لُزُومُ (menetap) di sini? Syaikh Manshur bin Yunus Al-Bahuti rahimahullah ketika menjelaskan kata tersebut dalam kitabnya Ar-Raudhul Murbi’,

لزوم مسلم عاقل ولو مميزا لا غسل عليه مسجدا ولو ساعة

“Menetapnya seorang muslim yang berakal, walaupun seorang anak yang mumayyiz, yang tidak berkewajiban mandi, di dalam masjid walaupun sesaat saja”.

Pada kalimat di atas, terdapat sebagian syarat-syarat sah I’tikaf, bahwa seseorang yang hendak beri’tikaf haruslah memiliki kriteria, di antaranya sebagai berikut,

1. Muslim
Di antara syarat sahnya I’tikaf adalah beragama Islam, hal ini disepakati oleh empat madzhab Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah, dan Hanabilah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala tentang orang-orang kafir

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Dan Kami hadapi segala amal (jenis kebaikan) yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan” (Al-Furqaan: 23).

Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa amal apa saja dari jenis amal kebaikan yang mereka kerjakan, maka akan tidak diterima, tidak diberi pahala dan sirna begitu saja karena tidak adanya keimanan dalam hati mereka. Dengan demikian orang yang kafir atau murtad sedangkan ia belum bertaubat, maka tidak sah I’tikafnya, karena I’tikaf adalah jenis amal shalih dan tidaklah diterima jika yang melakukannya adalah orang kafir.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/25873-fikih-itikaf-1.html

Ust. Said Abu Ukasyah

Читать полностью…

Muslim.or.id

Syaikh Ibnu Baz menjelaskan:

Terkadang lailatul qadar itu bisa dilihat tandanya bagi orang yang diberi taufiq oleh Allah untuk melihat tandanya. Dahulu para sahabat radhiallahu’anhum juga berdalil dengan beberapa jenis tanda. Namun bagi orang yang memang beribadah di malam itu karena iman dan mengharap pahala namun tidak melihat tanda apa-apa bukan berarti tidak mendapatkan keutamaannya.

Maka setiap muslim hendaknya bersungguh-sungguh untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir Ramadhan sebagaimana diperintahkan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam untuk mendapatkan pahala dan ganjaran. Jika seseorang mengisi malam lailatul qadar dengan ibadah karena iman dan mengharap pahala ia akan mendapatkan ganjarannya, walaupun ketika itu ia tidak mengetahui. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat malam di malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat lain:

من قامها ابتغاءها ثم وقعت له غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat malam di malam lailatul qadar dan berharap mendapatkannya, akan diberikan padanya ampunan dosa yang telah lalu dan akan datang”

Demikian juga terdapat hadits shahih dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa diantara tanda lailatul qadar adalah matahari terbit di pagi harinya dengan sinar yang tidak menyilaukan. Dan Ubay bin Ka’ab bersumpah ketika melihat tanda ini bahwa itu di hari ke-27. Namun yang shahih lailatul qadar itu muntaqilah (selalu berpindah) di sepuluh hari terakhir Ramadhan, dan malam ganjil itu lebih besar kemungkinannya, dan malam ke-27 lebih kuat kemungkinannya dari malam-malam ganjil yang lain. Maka barangsiapa yang bersungguh-sungguh di semua sepuluh malam terakhir dengan shalat, membaca dan tadabbur Al Qur’an, berdoa, dan amalan kebaikan yang lain, ia akan mendapatkan lailatul qadar tanpa keraguan. Ia akan menjadi orang yang beruntung yang mendapatkan janji Allah yang diberikan kepada orang yang menghidupkan malam itu karena iman dan mengharap pahala.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/17710-fatwa-ramadhan-tidak-dapat-lailatul-qadar-karena-tidak-lihat-tandanya.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

24 JAM LAGI MUSLIM.OR.ID AKAN MENUTUP PROGRAM BESAR INI

Kesempatan berbagi buka puasa di 10 hari terakhir bulan Ramadan yang mulia dengan potensi membersamai malam Lailatul Qadar

SEGERA MANFAATKAN PELUANG BERBAGI BUKA PUASA UNTUK ORANG-ORANG YANG MENCINTAI ALLAH

Update 7 April 2023 sudah terkumpul kurang lebih 7.860 porsi dari target 17.000 porsi

PENERIMAAN PAKET BUKA PUASA AKAN DITUTUP PADA 10 APRIL 2023

Selain untuk memanen banyak pahala dengan mudah, berbagi buka puasa ini juga kami harapkan bisa menjadi media dakwah yang lembut di masyarakat

Orang yang cinta sunnah hatinya akan ringan untuk berbagi

Orang yang mencintai sunnah akan bahagia melihat saudaranya bahagia

Orang yang cinta sunnah akan mudah melihat peluang-peluang amal yang membuahkan banyak pahala di sisi Allah ta'ala

Beberapa target distribusi program ini adalah masjid-masjid kampung yang kita semogakan akan tumbuh dakwah sunnah di sana

1 PORSI RP15.000

Anda boleh berbagi lebih dari satu porsi atau mengatasnamakan sedekah yang mulia ini untuk orang-orang yang anda cintai.

PAKET BERBUKA PUASA RAMADAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

WAJIB KONFIRMASI

Kirim bukti trf kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
IG | FB | TG: @ypiaorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

48 JAM LAGI YPIA AKAN MENUTUP PROGRAM BESAR INI

Kesempatan berbagi buka puasa di 10 hari terakhir bulan Ramadhan yang mulia dengan potensi membersamai malam Lailatul Qadar

SEGERA MANFAATKAN PELUANG BERBAGI BUKA PUASA UNTUK ORANG-ORANG YANG MENCINTAI ALLAH

Update 7 April 2023 sudah terkumpul kurang lebih 7.860 porsi dari target 17.000 porsi

PENERIMAAN PAKET BUKA PUASA AKAN DITUTUP PADA 10 APRIL 2023

Selain untuk memanen banyak pahala dengan mudah, berbagi buka puasa ini juga kami harapkan bisa menjadi media dakwah yang lembut di masyarakat

Orang yang cinta sunnah hatinya akan ringan untuk berbagi

Orang yang mencintai sunnah akan bahagia melihat saudaranya bahagia

Orang yang cinta sunnah akan mudah melihat peluang-peluang amal yang membuahkan banyak pahala di sisi Allah ta'ala

Beberapa target distribusi program ini adalah masjid-masjid kampung yang kita semogakan akan tumbuh dakwah sunnah di sana

1 PORSI RP15.000

Anda boleh berbagi lebih dari satu porsi atau mengatasnamakan sedekah yang mulia ini untuk orang-orang yang anda cintai.

PAKET BERBUKA PUASA RAMADAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

WAJIB KONFIRMASI

Kirim bukti trf kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
IG | FB | TG: @ypiaorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Yuk dukung dakwah untuk kalangan mahasiswa dengan mengajak mereka lebih tertarik belajar agama islam yang mulia.

YPIA serius menggarap dakwah mahasiswa melalui organisasi FKIM (Forum Kajian Islam Mahasiswa) dan FKKA (Forum Kajian Kemuslimahan Al Atsari).

FKIM dan FKKA berusaha mengumpulkan mahasiswa untuk duduk bersama menggali dan menerapkan bekal agama yang patut dimiliki dalam perjalanan seorang mahasiswa untuk terjun menjadi pemimpin di masa depan.

Info selengkapnya https://ypia.or.id/campaign/operasional-dakwah-mahasiswa/

✅ Atau Transfer ke Rekening:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode transfer 451)⁣ a.n. YPIA Yogyakarta⁣

Konfirmasi donasi via WhatsApp:
👉🏻 wa.me/6282225979555 (Narahubung Donasi Dakwah YPIA)

Читать полностью…

Muslim.or.id

Anda Seorang Politikus? Bercerminlah!

Siapakah yang berhak memberi penilaian & solusi dalam masalah Nawazil Siyasah (kejadian politik kontemporer) dan berhak menjadi politikus Syar’i (penentu strategi politik yang Syar’i)? Simaklah hadits berikut ini :

عن أبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ يهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ : وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ : الرَّجُلُ التَّافِهُ يتكلم فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ) رواه ابن ماجة وهو حديث صحيح

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang banyak penipuan di dalamnya. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah ikut-ikutan berkomentar. Ada yang bertanya, “Siapakah yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang berkomentar/ikut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah).

Ibnu Rajab رحمه الله pernah mencontohkan sosok figur ulama ahli ijtihad yang berhak berfatwa dalam Nawazil, yaitu sosok Imam Ahmad رحمه الله. Ibnu Rojab رحمه الله menjelaskan mengapa Imam Ahmad رحمه الله pantas menjadi salah satu contohnya? Beliau menjelaskan bahwa Imam Ahmad adalah sosok yang sampai pada ketinggian ilmu tentang Al-Qur`an dan As-Sunnah serta atsar.

Adapun tentang Al-Qur`an : Imam Ahmad tahu nasikh dan mansukh, tahu kumpulan tafsir Shahabat dan Tabi’in. Dan tentang As-Sunnah : beliau hafal Hadits-Hadits,tahu mana yang shahih dan mana yang dho’if, tahu Perowi Hadits yang terpercaya,tahu pula jalan periwayatan Hadits dan cacatnya,bahkan bukan hanya tahu Hadits yang marfu’ namun juga yang mauquf dan paham fiqhul Hadits.

Adapun Atsar : beliau tahu pendapat para Imam kaum Muslimin. Dan seterusnya dari penjelasan Ibnu Rojab tentang Imam Ahmad, sampai pada ucapan beliau :

ومعلوم أنَّ مَن فَهِمَ عِلْم هذه العلوم كلّها وبرَع فيها، فأسهلُ شيء عنده معرفةُ الحوادث والجواب عنها

“dan suatu perkara sudah diketahui bahwa orang yang menguasai ilmu-ilmu ini semuanya dan berhasil menjadi pakar dalam ilmu-ilmu tersebut mengungguli yang lainnya,maka adalah sesuatu yang termudah baginya menelaah kejadian -kejadian kontemporer (kekinian) dan solusinya”). Selesai perkataan Ibnu Rajab rahimahullah.

Berarti Ibnu Rajab memandang bahwa orang yang menguasai berbagai disiplin Ilmu Syar’i itulah yang berhak dan mampu berfatwa dalam masalah nawazil.

Oleh karena itu disebutkan dalam salah satu biografi Imam Ahmad, bahwa : Imam Ahmad dahulu berfatwa tentang solusi kejadian-kejadian kontemporer,namun beliau melarang murid-muridnya berbicara dalam masalah itu,karena dipandang mereka belum sampai kepada tingkatan boleh berijtihad dalam masalah itu.

Pandangan Ibnu Rajab dan sikap Imam Ahmad tersebut juga sama dengan pernyataan Ibnul Qoyyim رحمه الله,yang mengatakan :

العالم بكتاب الله وسنة رسوله وأقوال الصحابة فهو المجتهد في النوازل

“Orang yang berilmu tentang Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dan Ucapan Para Sahabat maka dialah orang yang berhak berijtihad menyampaikan pandangan dan fatwa dalam masalah Nawazil/kejadian-kejadian kontemporer” .

Selengkapnya: https://muslim.or.id/23577-anda-seorang-politikus-bercerminlah.html

Ust. Sa'id Abu Ukasyah

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hukum Memajang Foto Di Dinding

Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Soal:
Apa hukum memajang foto di dinding?

Jawab:
Memajang foto di dinding hukumnya haram, terlebih lagi ukurannya besar. Walaupun foto yang dipajang tersebut hanya sebagian badan dan kepala, (tetap tidak dibolehkan). Hal ini karena terlihat jelas adanya itikad ingin mengagungkan orang yang ada di foto tersebut. Perbuatan ini adalah awal munculnya kesyirikan dan ghulu sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengenai berhala kaum Nabi Nuh yang mereka sembah.

أنها كانت أسماء رجال صالحين صوروا صورهم ليتذكروا العبادة، ثم طال عليهم الأمد فعبدوهم

“Sesungguhnya sesembahan-sesembahan tersebut awalnya adalah para orang-orang shalih yang digambar oleh orang-orang sebagai pengingat mereka untuk beribadah. Lalu berlalulah waktu yang lama hingga akhirnya mereka menyembah gambar-gambar tersebut”

Beliau juga mengatakan, “memajang foto kenangan hukumnya terlarang. Karena Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengabarkan bahwa malaikat -yang dimaksud adalah malaikat rahmat- tidak akan masuk rumah yang terdapat gambar. Ini menunjukkan bahwa memajang gambar di rumah itu terlarang.”

Selengkapnya: https://muslim.or.id/31238-hukum-memajang-foto-di-dinding.html

Silakan di-share...

Читать полностью…

Muslim.or.id

Dukung Dakwah Sunnah via Internet Melalui Muslim.or.id

Klik link berikut ini:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/

Ambil peran anda dalam menyebarkan Islam yang benar ke seluruh penjuru tanah air

Читать полностью…

Muslim.or.id

Pelajaran Dari Hadits Bithoqoh

Hadits bitoqoh ini menceritakan tentang seseorang yang telah melakukan banyak dosa ketika di dunia. Ia punya catatan dosa sebanyak 99 kartu. Setiap catatan amal tersebut jika dibentangkan sejauh mata memandang. Namun ia punya kartu ampuh (bitoqoh) ‘laa ilaha illallah’ sehingga ia bisa selamat dari siksa.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ فَيُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلاًّ كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا فَيَقُولُ لاَ يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِى الْحَافِظُونَ ثُمَّ يَقُولُ أَلَكَ عُذْرٌ أَلَكَ حَسَنَةٌ فَيُهَابُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لاَ. فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ فَيَقُولُ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ. فَتُوضَعُ السِّجِلاَّتُ فِى كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِى كِفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلاَّتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ

“Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, “Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini?” Ia menjawab, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.” Allah bertanya lagi, “Apakah yang mencatat hal ini berbuat zholim padamu?” Lalu ditanyakan pula, “Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu?” Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, “Tidak.” Allah pun berfirman, “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Dan sungguh tidak akan ada kezaliman atasmu hari ini.” Lantas dikeluarkanlah satu bitoqoh (kartu sakti) yang bertuliskan syahadat ‘laa ilaha ilallah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh’. Lalu ia bertanya, “Apa kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi?” Allah berkata padanya, “Sesungguhnya engkau tidaklah zalim.” Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh ‘laa ilaha illallah’ di daun timbangan lainnya.Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu ampuh ‘laa ilaha illalah’ tadi. (HR. Ibnu Majah no. 4300, Tirmidzi no. 2639 dan Ahmad 2: 213. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy yaitu kuat dan perowinya tsiqoh termasuk perowi kitab shahih selain Ibrahim bin Ishaq Ath Thoqoni. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin berkata, “Amalan tidaklah berlipat-lipat karena bentuk dan banyaknya amalan tersebut. Amalan bisa berlipat-lipat karena sesuatu di dalam hati. Bentuk amal bisa jadi satu (sama dengan yang dikerjakan orang lain). Akan tetapi bisa jadi ada perbedaan satu amal dan amal lainnya yang perbedaannya antara langit dan bumi (artinya: jauh). Cobalah renungkan hadits bitoqoh. Lihatlah catatan amalnya yang berisi kalimat laa ilaha ilallah diletakkan di salah satu daun timbangan dan 99 catatan dosa di timbangan lainnya. Bayangkan pula bahwa satu catatan dosa saja jika dibentangkan sejauh mata memandang. Namun ternyata kartu ampuh berisi kalimat tauhid (laa ilaha illalah) mengalahkan catatan penuh dosa. Ia ternyata tidak disiksa. Kita pun tahu bahwa setiap ahli tauhid memiliki kartu ampuh ini (kartu laa ilaha illalah). Namun kebanyakan mereka malah masuk neraka karena sebab dosa yang mereka perbuat.” Wallahul musta’an.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/16629-pelajaran-dari-hadits-bitoqoh.html

Ust. Muhammad Abduh Tuasikal

Читать полностью…

Muslim.or.id

Segudang Proyek Akhirat

Mega proyek dakwah bersama YPIA. Mulai dari pengelolaan program pendidikan tentang Islam, belajar Tahsin, Tahfidz, bahasa Arab, baca kitab, hingga ke pengelolaan program Wisma mahasiswa, radio dakwah, website dakwah, buletin, dan pembinaan generasi muda serta kaum muslimah.

Berapa pun donasi yang anda salurkan, semoga Allah beri balasan terbaik atasnya. Sebab betapa banyak kebaikan itu digerakkan oleh sesuatu yang tampaknya kecil namun menjadi raksasa pahala berkat ketulusan niat pelakunya.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Istiqamah Setelah Ramadhan

Tidak terasa, waktu begitu cepat berlalu, dan bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan berlalu sudah. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang celaka karena tidak mendapatkan pengampunan dari Allah Ta’ala selama bulan Ramadhan, sebagaimana yang tersebut dalam doa yang diucapkan oleh malaikat Jibril ‘alaihissalam dan diamini oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni (oleh Allah Ta’ala )” (HR Ahmad (2/254), al-Bukhari dalam “al-Adabul mufrad” (no. 644), Ibnu Hibban (no. 907) dan al-Hakim (4/170), dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani).

Salah seorang ulama salaf berkata: “Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya” (Dinukil oleh imam Ibnu Rajab dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 297)).

Oleh karena itu, mohonlah dengan sungguh-sungguh kepada Allah Ta’ala agar Dia menerima amal kebaikan kita di bulan yang penuh berkah ini dan mengabulkan segala doa dan permohonan ampun kita kepada-Nya, sebagaimana sebelum datangnya bulan Ramadhan kita berdoa kepada-Nya agar Allah Ta’ala mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan dalam keadaan hati kita kita dipenuhi dengan keimanan dan pengharapan akan ridha-Nya. Imam Mu’alla bin al-Fadhl berkata: “Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal shalih) yang mereka (kerjakan)” (Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174)).

Lalu muncul satu pertanyaan besar dengan sendirinya: Apa yang tertinggal dalam diri kita setelah Ramadhan berlalu? Bekas-bekas kebaikan apa yang terlihat pada diri kita setelah keluar dari madrasah bulan puasa?

Apakah bekas-bekas itu hilang seiring dengan berlalunya bulan itu? Apakah amal-amal kebaikan yang terbiasa kita kerjakan di bulan itu pudar setelah puasa berakhir?

Jawabannya ada pada kisah berikut ini:

Imam Bisyr bin al-Harits al-Hafi pernah ditanya tentang orang-orang yang (hanya) rajin dan sungguh-sungguh beribadah di bulan Ramadhan, maka beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang sangat buruk, (karena) mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan, (hamba Allah) yang shaleh adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam setahun penuh” (Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 313)).

Demi Allah, inilah hamba Allah Ta’ala yang sejati, yang selalu menjadi hamba-Nya di setiap tempat dan waktu, bukan hanya di waktu dan tempat tertentu.

Imam Asy-Syibli pernah ditanya: Mana yang lebih utama, bulan Rajab atau bulan Sya’ban? Maka beliau menjawab: “Jadilah kamu seorang Rabbani (hamba Allah Ta’ala yang selalu beribadah kepada-Nya di setiap waktu dan tempat), dan janganlah kamu menjadi seorang Sya’bani (orang yang hanya beribadah kepada-Nya di bulan Sya’ban atau bulan tertentu lainnya)” (Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 313)).

Lanjut baca: https://muslim.or.id/10042-istiqamah-setelah-ramadhan.html

Ust. Abdullah Taslim, Lc., MA.

Читать полностью…

Muslim.or.id

👆👆👆
Silakan download dan share
Barakallahu fiikum

Читать полностью…

Muslim.or.id

https://ypia.or.id/dd2023

Читать полностью…

Muslim.or.id

URGENSI TAUHID

1. Tauhid Adalah Tujuan Manusia Diciptakan
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah, wajib bagi setiap Muslim untuk memprioritaskan tauhid daripada selainnya. Yaitu hendaknya kita mempersembahkan segala ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan semua bentuk ibadah kepada selain Allah. Karena tujuan kita diciptakan oleh Allah di dunia ini adalah agar kita mentauhidkan-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).

Dan keselamatan seseorang di akhirat kelak ditentukan oleh tauhid. Orang yang mati dalam keadaan bertauhid, maka ia akan selamat di akhirat walaupun membawa dosa yang banyak. Adapun orang yang mati dalam keadaan musyrik, maka ia tidak akan selamat dan merugi selamanya. Allah Ta’ala berfirman:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya” (QS. Al Kahfi: 110).

Allah Ta’ala juga berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. An Nisa’: 48).

2. Tauhid Adalah Syarat Diterimanya Amalan Kebaikan
Rabb pencipta dan pengatur alam semesta hanya satu, ialah Allah Ta’ala. Sesembahan yang berhak disembah juga hanya satu, ialah Allah Ta’ala. Dan Allah Ta’ala hanya menerima amalan kebaikan dari orang-orang yang bertauhid.

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al Maidah: 27).

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

“Barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Rabb-Nya maka amalkanlah amalan kebaikan dan jangan mempersekutukan Rabb-nya dengan sesuatu apapun” (QS. Al Kahfi: 110)

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

“tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah keada Allah semata dan mengikhlaskan amalan hanya kepada-Nya” (QS. Al Bayyinah: 5).

Orang-orang kafir dan musyrik, yang mereka tidak bertauhid, sebesar apapun amalan kebaikan mereka tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala dan hanya menjadi debu-debu yang beterbangan.

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً

“dan kami persaksikan kepada mereka, bahwa amalan kebaikan yang mereka amalkan kami jadikan debu-debu yang beterbangan” (QS. Al Furqan: 23).

3. Tauhid Adalah Kunci Surga
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

من قال لا إله إلا الله صدقًا من قلبه دخل الجنة

“Barangsiapa yang mengatakan: tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah. Tulus dari hatinya, ia masuk surga” (HR. Abu Ya’la dalam Musnad-nya, 6/10).

Namun bukan sekedar pengucapan saja, melainkan juga disertai ilmu dan menjalankan konsekuensinya. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن مات وهو يعلمُ أن لا إله إلا اللهُ دخل الجنةَ

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan mengilmui bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, ia masuk surga” (HR. Muslim no. 26).

Al Hasan Al Bashri rahimahullah ketika ia ditanya: “orang-orang mengatakan bahwa barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah pasti akan masuk surga”. Al Hasan berkata:

من قال « لا إله إلا الله » فأدَّى حقها وفرضها دخل الجنة

“barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, lalu menunaikan hak dan kewajibannya (konsekuensinya), pasti akan masuk surga“ (diriwayatkan Al Asbahani dalam Al Hujjah fi Bayanil Mahajjah, 2/152. Dinukil dari Kalimatul Ikhlash Fadhluha wa Syurutuha, 502).

SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/41194-urgensi-tauhid.html

Silakan di-share...

Читать полностью…

Muslim.or.id

https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Читать полностью…

Muslim.or.id

Benarkah Pahala Itu Sebanding dengan Tingkat Kesulitan Sebuah Amal?

Ada sebuah ungkapan (yang mungkin) tidak asing kita dengar,

الثَّوَابُ عَلَى قَدْرِ المَشَقَّة

“Pahala itu sesuai dengan kadar kesulitan (yang dihadapi).”

Be
narkah seperti itu? Benarkah Allah Ta’ala akan memberikan pahala lebih atas sebuah amal yang sulit untuk dikerjakan? Apakah ungkapan tersebut berlaku pada semua jenis ibadah?

Berikut ini akan kita paparkan beberapa penjelasan mengenai ucapan tersebut.

Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “Perkataan ini tidak sepenuhnya lurus dan benar. Sebagaimana sebagian kelompok memanfaatkannya (ucapan tersebut) untuk dijadikan dalil (bolehnya) berbagai macam bentuk praktik keagamaan berupa tindakan menjauhi segala hasrat keduniawian dan ibadah-ibadah lainnya yang mengandung unsur ke-bid’ah-an, seperti yang dilakukan kaum musyrikin dan yang selainnya dari perbuatan mengharamkan sesuatu yang Allah halalkan dari hal-hal yang baik. Juga seperti sikap terlalu mendalami sebuah urusan ataupun terlalu ketat dan berlebih-lebihan dalam perkara yang tidak seharusnya. Keduanya itu sangatlah dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

هَلَكَ المُتَنَطِّعُونَ. قالَها ثَلاثًا

“Celakalah orang yang berlebih-lebihan (dalam agama). Nabi mengatakannya sebanyak tiga kali.” (HR. Muslim no. 2670)

Adapun ucapan, “Pahala itu sesuai dengan kadar ketaatan.”, maka terkadang ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya bisa terjadi pada sebuah amal yang mudah untuk dilakukan. Sebagaimana Allah Ta’ala berikan kemudahan untuk pemeluk agama Islam dengan dua kalimat yang bisa menjadi seutama-utamanya amalan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كَلِمَتانِ خَفِيفَتانِ علَى اللِّسانِ، ثَقِيلَتانِ في المِيزانِ، حَبِيبَتانِ إلى الرَّحْمَنِ، سُبْحانَ اللَّهِ وبِحَمْدِهِ، سُبْحانَ اللَّهِ العَظِيمِ.

“Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan (mizan), dan dicintai oleh Ar-Rahman (Allah Ta’ala), Subhanallah wabihamdihi, Subhanallahil ‘azhiim.” (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

Bisa jadi sebuah amalan terasa berat untuk dilakukan, maka keutamaannya itu bukan berdasarkan arti dan makna dari rasa beratnya tersebut. Kesabaran di dalam melaksanakannya serta adanya rasa letihlah yang akan menambah pahala. Sebagaimana seseorang yang datang dari tempat yang jauh untuk berhaji ataupun umrah, maka ia mendapatkan pahala yang lebih besar dari mereka yang datang dari tempat yang dekat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha,

ولَكِنَّهَا علَى قَدْرِ نَفَقَتِكِ أوْ نَصَبِكِ

“Akan tetapi, ganjaran (sebuah amalan) itu berdasarkan ukuran nafkahmu atau keletihanmu.” (HR. Bukhari no. 1787 dan Muslim no. 1211)

Karena sejatinya, balasan pahala itu sesuai dengan kadar amal perbuatan yang terwujud karena jauhnya jarak. Dan jauhnya jarak akan memperbanyak usaha yang harus dikerahkan oleh seseorang sehingga -insyaAllah- akan memperbanyak pahala yang diperolehnya. Hal ini berlaku juga dalam perkara peperangan.” (Al-Fatawa karya Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, 10: 620-622)

Lanjut baca: https://muslim.or.id/84148-pahala-sebuah-amal.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

SEAKAN INI WAKAF TERAKHIRKU

Wahai diriku tidakkah engkau ingin memiliki perniagaan yang terus-menerus memberikan keuntungan meski jasad telah bertahun-tahun terkubur menanti hari pembangkitan

MASIH ADA KESEMPATAN BERWAKAF DI BULAN RAMADAN UNTUK MEMBANGUN SEKOLAH ISLAM YAA BUNAYYA

Tidak diragukan bahwa wakaf adalah amal yang mulia dan pahalanya bisa dipetik terus menerus meski kita sudah meninggal

Selama infrastruktur yang dibangun dari wakaf masih memberikan manfaat maka selama itu pulalah aliran pahala kebaikan terus kita tuai, Masya Allah

Terlebih lagi yang memanfaatkan infrastruktur tersebut adalah para penggerak dakwah yang bertujuan memberikan pendidikan Islam yang sesuai Alquran dan Sunnah untuk putra-putri kaum muslimin, tentu nilai pahalanya akan lebih besar di sisi Allah ta'ala

HARUS WAKAF BERAPA?

Tidak ada batas minimal berapa harta yang harus kita wakafkan, yang jelas Allah Maha Adil bagi siapa yang lebih besar kontribusinya dan lebih ikhlas hatinya tentu hitungannya akan berbeda di sisi-Nya

KEBUTUHAN RP 700 JUTA

Saat ini sudah terkumpul Rp 44.000.000 itu artinya masih ada banyak kesempatan untuk mendapatkan peluang menjadi penanam saham kebaikan dalam proyek dakwah pembangunan sekolah Islam SMP Yaa Bunayya

SEGERA MANFAATKAN HARI-HARI DI BULAN RAMADAN UNTUK BERWAKAF

Dana wakaf bisa disalurkan melalui link website berikut:

https://ypia.or.id/campaign/wakaf-pembangunan-sekolah-islam-smp-yaa-bunayya/

ATAU TRANSFER MANUAL

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

WAJIB KONFIRMASI

Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

48 JAM LAGI MUSLIM.OR.ID AKAN MENUTUP PROGRAM BESAR INI

Kesempatan berbagi buka puasa di 10 hari terakhir bulan Ramadan yang mulia dengan potensi membersamai malam Lailatul Qadar

SEGERA MANFAATKAN PELUANG BERBAGI BUKA PUASA UNTUK ORANG-ORANG YANG MENCINTAI ALLAH

Update 7 April 2023 sudah terkumpul kurang lebih 7.860 porsi dari target 17.000 porsi

PENERIMAAN PAKET BUKA PUASA AKAN DITUTUP PADA 10 APRIL 2023

Selain untuk memanen banyak pahala dengan mudah, berbagi buka puasa ini juga kami harapkan bisa menjadi media dakwah yang lembut di masyarakat

Orang yang cinta sunnah hatinya akan ringan untuk berbagi

Orang yang mencintai sunnah akan bahagia melihat saudaranya bahagia

Orang yang cinta sunnah akan mudah melihat peluang-peluang amal yang membuahkan banyak pahala di sisi Allah ta'ala

Beberapa target distribusi program ini adalah masjid-masjid kampung yang kita semogakan akan tumbuh dakwah sunnah di sana

1 PORSI RP15.000

Anda boleh berbagi lebih dari satu porsi atau mengatasnamakan sedekah yang mulia ini untuk orang-orang yang anda cintai.

PAKET BERBUKA PUASA RAMADAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

WAJIB KONFIRMASI

Kirim bukti trf kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
IG | FB | TG: @ypiaorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

96 JAM LAGI MUSLIM.OR.ID AKAN MENUTUP PROGRAM BESAR INI

SEGERA MANFAATKAN PELUANG BERBAGI BUKA PUASA UNTUK ORANG-ORANG YANG MENCINTAI ALLAH

Update saat ini sudah terkumpul kurang lebih 7.860 porsi dari target 17.000 porsi

PENERIMAAN PAKET BUKA PUASA AKAN DITUTUP PADA 10 APRIL 2023

Selain untuk memanen banyak pahala dengan mudah, berbagi buka puasa ini juga kami harapkan bisa menjadi media dakwah yang lembut di masyarakat

Orang yang cinta sunnah hatinya akan ringan untuk berbagi

Orang yang mencintai sunnah akan bahagia melihat saudaranya bahagia

Orang yang cinta sunnah akan mudah melihat peluang-peluang amal yang membuahkan banyak pahala di sisi Allah ta'ala

Beberapa target distribusi program ini adalah masjid-masjid kampung yang kita semogakan akan tumbuh dakwah sunnah di sana

1 PORSI RP15.000

Anda boleh berbagi lebih dari satu porsi atau mengatasnamakan sedekah yang mulia ini untuk orang-orang yang anda cintai.

PAKET BERBUKA PUASA RAMADAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

WAJIB KONFIRMASI

Kirim bukti trf kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
IG | FB | TG: @ypiaorid

Читать полностью…
Подписаться на канал