Dalam catatan sejarah, Allah subhanahu wa ta’ala apabila ingin menghancurkan suatu negeri, maka Allah menjadikan para pemimpin dan tokoh-tokoh mereka sebagai orang yang rusak, sehingga dicontoh atau ditiru oleh orang-orang di bawah mereka.
Читать полностью…Orang-orang yang mengikuti para sahabat Nabi di dalam kebaikan sangatlah banyak. Dan mereka akan terus ada sampai hari kiamat nanti. Oleh karena itu, jika kita mendapatkan orang-orang yang mengikuti jalannya para sahabat Nabi dengan baik, maka sudah sepantasnya kita mengikuti teladan mereka.
Читать полностью…Cara Mencegah Efek Negatif dari Media Sosial dalam Pandangan Islam
Ada beberapa langkah dalam menghindari dampak negatif dari penggunaan media sosial yang bisa kita lakukan dan upayakan dalam menggunakan dan mengakses media sosial agar tidak menyalahi aturan-aturan syar’i. Berikut di antaranya:
https://muslim.or.id/89784-cara-mencegah-efek-negatif-dari-media-sosial-dalam-pandangan-islam.html
Obat bagi Hati yang Sakit (Bag. 1)
Hasan Muhammad As-Syarqawi membagi penyakit hati dalam sembilan bagian, yaitu: pamer (riya’), marah, lalai, was-was, frustrasi, rakus, terperdaya, sombong, dengki, dan iri hati. (Lihat Nahwa ‘Ilman An-Nafsi, hal. 68)
Ada beberapa obat bagi hati yang sakit, berikut di antaranya:
https://muslim.or.id/89929-obat-bagi-hati-yang-sakit-bag-1.html
Allah sangat membenci orang yang hanya pandai berbicara dan pandai manasihati orang lain untuk mengerjakan sesuatu atau meninggalkan sesuatu, tetapi ternyata dia sendiri tidak melakukannya atau tetap tidak bisa meninggalkannya.
Читать полностью…Malik bin Dinar rahimahullah pernah mengatakan,
“Sesungguhnya seorang alim jika dia tidak mengamalkan ilmunya maka nasihat-nasihatnya tidak akan merasuk ke dalam hati-hati, sebagaimana tetesan air tergelincir dari batu yang keras.”
[Ahmad dalam Az-Zuhd no. 1872, Al-Baihaqi dalam Syu’abul-Iman no. 1700 dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul-auliya’ (6/288)]
Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Hati ini akan mengikuti unsur kuat yang mempengaruhinya, terkadang hati ini cenderung kepada “kehidupan” dan terkadang cenderung kepada “penyakit”.
Pada hati ini ada kecintaan kepada Allah, keimanan, keikhlasan dan tawakal kepada-Nya. Akan tetapi pada hati ini juga terdapat kecintaan kepada syahwat, ketamakan, hawa nafsu, dengki, kesombongan dan sikap bangga diri.
Pemilik hati yang mati jika dibacakan kepadanya ayat-ayat Al Quran maka dirinya tidak tergetar, ia senantiasa ingin menjauh dari Al Quran, ia lebih senang mendengar suara-suara yang membuatnya lalai, ia lebih senang mendengar nyanyian, mendengar musik, mendengar suara-suara yang menggejolakkan hawa nafsunya.
Pemilik hati yang mati senantiasa gelisah, ia tidak tahu harus kepada siapa ia menyandarkan dirinya, ia tidak tahu kepada siapa ia berharap, ia tidak tahu kepada siapa ia meminta, kehidupannya terombang-ambing, ke mana saja angin bertiup ia akan mengikutinya, ke mana saja syahwat mengajaknya ia akan mengikutinya, wahai betapa menderitanya pemilik hati ini!
Pemilik hati yang sehat akan senantiasa dekat dengan Al-Quran, ia senantiasa berinteraksi dengan Al-Quran, ia senantiasa tenang, permasalahan apapun yang dihadapinya akan dihadapi dengan tegar, ia senantiasa bertawakal kepada-Nya karena ia mengetahui semua hal berasal dari Allah dan semuanya akan kembali kepada-Nya.
Читать полностью…Hendaklah seseorang melihat kepada siapa ia mengambil ilmu, carilah guru yang berakidah dan bermanhaj sebagaimana para sahabat, memegang teguh sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jauh dari hawa nafsu, lepas dari kebid’ahan dan memiliki cara mengajar yang baik.
Читать полностью…Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Palestina?
Apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Sudahkah tertutup semua pintu yang memungkinkan kita turut menyertai perjuangan mereka?
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/90137-apa-yang-bisa-kita-lakukan-untuk-palestina.html
Motivasi agar Giat dalam Bekerja dan Mencari Nafkah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Harta yang engkau keluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau berikan pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau berikan pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau berikan pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah.” (HR. An-Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra no. 9185 dan Ahmad no. 17179)
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/89988-motivasi-agar-giat-dalam-bekerja-dan-mencari-nafkah.html
Dalam ilmu dien, maka seseorang harus menguasai dasar yang kokoh sebagai bekal baginya untuk mendalami ilmu syariat. Barangsiapa tidak memulai dari hal yang mendasar/pokok, maka ia tidak akan mendapatkan cabangnya.
Hal terpenting yang harus engkau pelajari saat ini adalah ilmu tauhid, karena tauhidlah sumber kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain itu, kenalilah lawan dari tauhid yaitu syirik dengan perinciannya. Sebab jika engkau tidak kenal dengan syirik maka secara tidak sadar engkaupun jatuh di dalamnya.
Seseorang yang tidak sabar ingin menelaah seluruh judul buku/kitab kerap kali berbuntut pada kebosanan dan akhirnya malah putus. Semangatnya begitu membara di awal, tetapi setelah itu padam tanpa bekas.
Читать полностью…Ilmu tidaklah didapat kecuali dengan belajar, maka membekali diri dengan ilmu sebelum mengajarkan merupakan seuatu kewajiban. Dan seorang guru tidak akan mampu mengajarkan ilmu yang ia tidak miliki/kuasai.
Читать полностью…Ringkasan Fikih Sujud Sahwi
Berikut ini adalah poin-poin penting terkait sujud sahwi yang bisa kami ringkas untuk memudahkan kita semua di dalam memahami fikih sujud sahwi. Sehingga, tatkala menemukan kasus serupa dalam salat kita, kita dapat mempraktikkan sujud sahwi tersebut sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/90173-ringkasan-fikih-sujud-sahwi.html
📝 Dukung Perjuangan Generasi Muda
Alhamdulillah perjuangan untuk mengembalikan kejayaan umat Islam masih terus digaungkan. Para mahasiswa pecinta dakwah kembali menyusun kekuatan dan strategi untuk menyebarkan kebaikan di tengah masyarakat...
📜 insyaAllah pada hari Ahad 17 Desember 2023 Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari bersama Forum Kajian Islam Mahasiswa menggelar agenda spesial Konferensi Dakwah Mahasiswa. Sebuah upaya menemukan akar problematika dakwah mahasiswa zaman now... Generasi Z yang konon rawan krisis kesehatan mental...
☕ Secangkir kopi mungkin tidak cukup untuk menyadarkan anak bangsa ini dari kelalaian dalam menempa karakter generasi penerus perjuangan Islam di masa depan...
🛍️ Mari kita dukung mega proyek kebaikan ini dengan berdonasi melalui website resmi Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari di tautan berikut ini :
https://ypia.or.id/campaign/operasional-dakwah-mahasiswa/
Berapa pun donasi yang anda salurkan akan sangat berarti untuk memompa semangat juang mereka...
Barakallahu fiikum...
Tertanda
Ketua Umum YPIA
Ari Wahyudi, S.Si
-semoga Allah beri taufik untuk kami dan anda-
Umat di saat ini membutuhkan teladan yang baik, yang dibuktikan dengan tingkah, perilaku, adab dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Jika hanya dengan perkataan saja, maka hal tersebut tidaklah cukup.
Читать полностью…Ucapan Selamat Natal Menurut Ulama Syafi'iyah
Asy-Syarbini (wafat 977 H) –rahimahullah-, salah seorang ulama besar Madzhab Syafi’i mengatakan:
“Dan diberi hukuman ta’zir*, seorang yang mengikuti orang-orang kafir dalam merayakan hari raya mereka. Begitu pula orang yang memberikan ucapan selamat kepada seorang kafir dzimmi di hari rayanya” (Mughnil Muhtaj, Asy-Syarbini, 5/526).
Hal senada juga disebutkan dalam banyak kitab syafi’iyyah lainnya, diantaranya: Al-Iqna’ fi halli Alfazhi Abi Syuja’ (2/526), Asnal Matholib (4/162), Tuhfatul Muhtaj (9/181), Hasyiata Qolyubi wa Amiroh (4/206), Annajmul Wahhaj (9/244).
Bahkan lebih tegas lagi Ibnu Hajar Al-Haitami (wafat 982 H) –rahimahullah– mengatakan: “Kemudian aku lihat ada sebagian para imam kami yang muta’akhirin telah menyebutkan keterangan yang sesuai dengan apa yang telah kusebutkan, dia mengatakan:
‘Diantara bid’ah yang paling buruk adalah tindakan kaum muslimin mengikuti kaum Nasrani di hari raya – hari raya mereka, dengan menyerupai mereka dalam makanan mereka, memberi hadiah kepada mereka, dan menerima hadiah dari mereka di hari raya itu. Dan orang yang paling banyak memberi perhatian pada hal ini adalah orang-orang Mesir, padahal Nabi –shallallahu alaihi wasallam– telah bersabda: Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari mereka‘.
Bahkan Ibnul Hajj mengatakan: ‘Tidak halal bagi seorang muslim menjual kepada seorang nasrani apapun yang termasuk kebutuhan hari rayanya, baik daging, atau lauk, ataupun baju. Dan mereka tidak boleh dipinjami apapun (untuk kebutuhan itu), walaupun hanya hewan tunggangan, karena itu adalah tindakan membantu mereka dalam kekufurannya, dan wajib bagi para penguasa untuk melarang kaum muslimin dari tindakan tersebut'” (Fatawa Fiqhiyyah Kubra, Ibnu Hajar Al-Haitami, 4/239).
Mungkin sebagian dari mereka beranggapan bahwa dengan mengucapkan selamat untuk hari raya mereka akan menjadikan mereka tertarik untuk masuk Islam. Tapi tidakkah mereka mengingat Firman Allah ta’ala (yang artinya):
“Kaum Yahudi dan Kaum Nasrani TIDAK AKAN rela kepadamu, hingga kamu mengikuti agama mereka“. (QS. Al Baqoroh: 120).
Begitu pula firmanNya (yang artinya):
“Orang-orang kafir akan TERUS memerangi kalian hingga mereka menjadikan kalian keluar dari agama kalian” (QS. Al Baqoroh: 217).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/23883-ucapan-selamat-natal-menurut-madzhab-syafii.html
Ust. Dr. Musyaffa Ad Darini
Sebab Meraih Kemenangan dan Pertolongan Allah
Untuk memperoleh kemenangan dan mendapatkan pertolongan Allah Ta’ala, ada beberapa sebab yang dapat diusahakan dan dikerahkan oleh seorang muslim. Kesemuanya itu telah Allah jelaskan di dalam Al-Qur’an, kitab kita yang penuh kemuliaan.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/90118-sebab-meraih-kemenangan-dan-pertolongan-allah.html
Biografi Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu
Siapa di antara kita yang tidak kenal dengan beliau radhiyallahu ‘anhu? Mari kita ulas biografi ringkas beliau sebagai berikut.
https://muslim.or.id/90134-biografi-utsman-bin-affan-radhiyallahu-anhu.html
Hukum Buzzer dalam Islam
Kata buzzer sendiri mengalami peyorasi sehingga identik dengan satu entitas tertentu yang mengkampanyekan keburukan atau menggali keburukan orang lain. Lantas, bagaimana pandangan Islam tentang orang-orang yang berkecimpung di buzzer? Apakah pernah terjadi hal yang serupa dengan apa yang dilakukan oleh buzzer ini?
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/90132-hukum-buzzer-dalam-islam.html
Masuk Surga Sekeluarga
Di antara cita-cita besar keluarga muslim adalah masuk surga bersama-sama. Syekh Prof. Dr. Ashim Al-Qaryuti menjelaskan, untuk mendapatkan kemuliaan ini, orang tua dan anak sama-sama bisa berperan untuk mewujudkannya.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/90053-masuk-surga-sekeluarga.html
Ke mana Arahmu, Wahai Pemuda?
Salah satu perkara yang seringkali luput dari perhatian para pemuda adalah mempersiapkan bekal untuk menyambut hari akhirat. Banyak di antara mereka yang terlena dengan kesehatan, kekuatan, kekayaan, dan kelapangan. Sehingga hanyut dalam kesia-siaan dan berenang dalam lautan dosa dan kedurhakaan.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/90024-kemana-arahmu-wahai-pemuda.html
Assalamualaikum
Alhamdulillah, donasi untuk Palestina dari hasil penjualan kaos custom muslim.or.id dengan Tema Palestina periode 17 Rabiulakhir - 16 Jumadilawal (November 2023) sudah kami salurkan. Semoga yang sedikt ini bisa menjadi amal jariyah untuk kita semua di hari kiamat kelak. Aamiin.
---
Bagi yang mau order kaos sekaligus donasi untuk Palestina bisa order melalui tautan berikut
https://bit.ly/po-kaos-palestina
Barakallahu fiikum
Adakalanya seseorang belajar ilmu syar’i hanya dari buku yang ia baca semata. Metode ini memiliki beberapa sisi negatif, di antaranya yaitu butuh waktu yang lama, ilmunya lemah, dan kadang kita jumpai seseorang yang seperti ini banyak terjatuh dalam kesalahan karena lemahnya pemahaman atau karena buku yang dibacanya sesat dan menyesatkan.
Читать полностью…Nabi Isa ‘Alaihissalam Dalam Aqidah Umat Islam
Beliau adalah seorang lelaki yang lahir dari perut seorang wanita perawan nan suci bernama Maryam. Ibunya merupakan anak perempuan dari seorang lelaki pilihan Allah bernama ‘Imran dari keturunan Bani Israil (anak-anak Nabi Ya’kub alaihissalam). Keluarga Imran ini merupakan salah satu keluarga yang dipilih Allah untuk mendapatkan keistimewaan dari-Nya berupa nikmat kenabian.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). Sebagiannya merupakan keturunan dari yang lainnya. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Ali ‘Imran: 33-34)
Bagaimana Kelahiran Beliau?
Allah Ta’ala telah mengabarkan kepada kita bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam dilahirkan tanpa proses pernikahan ibunya Maryam dengan seorang lelaki. Artinya, beliau lahir tanpa ayah. Dan yang demikian itu bukanlah hal yang mustahil bagi Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُونُ
“Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah”, maka jadilah ia.” (Ali ‘Imron: 59)
Ketika Maryam bertanya dengan penuh rasa heran saat mendapat kabar gembira berupa seorang putra yang akan lahir dari perutnya tanpa ‘sentuhan’ seorang lelaki, Allah menjelaskan dan menegaskan kepadanya serta kepada kita semua,
كَذَٰلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ
“Demikianlah Allah, yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Ia sudah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Ia hanya cukup mengatakan kepadanya, “jadilah kamu”, lalu jadilah ia.” (Ali’Imran: 47)
Proses penciptaan beliau adalah dengan ditiupkannya roh ke dalam rahim ibunya, Maryam. Kemudian Allah katakan kepadanya, “kun” (jadilah), sebagaimana yang Allah sebutkan pada ayat sebelumnya. Maka, seketika itu Maryam hamil sebagaimana wanita pada umumnya dan kemudian melahirkan Nabi Isa sebagai seorang anak manusia.
Sungguh, penciptaan ini merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Alquran,
وَجَعَلْنَا ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ آيَةً وَآوَيْنَاهُمَا إِلَىٰ رَبْوَةٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَمَعِينٍ
“Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya sebagai tanda (kekuasaan kami), dan Kami lindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.” (Al-Mu’minun: 50)
Ayat-ayat yang menerangkan tentang proses kelahiran Nabi Isa ‘alaihissalam di atas merupakan bantahan tehadap tuduhan orang-orang Yahudi, yang menganggap Maryam ‘alaihassalam telah berzina. Padahal, Allah telah menegaskan tentang kesucian wanita ini dari perbuatan keji itu.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
“Dan (ingatlah) Maryam putri ‘Imran yang memelihara kemaluannya (dari perbuatan keji). Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami, dan Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan kitab-kitab-Nya, dan dia itu termasuk orang-orang yang taat.” (At-Tahriim: 12)
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَىٰ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Hai Maryam, Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan juga mengistimewakan kamu atas segala wanita di seluruh dunia.” (Ali ‘Imran: 42)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/19334-kisah-nabi-isa.html
Ust. Muhammad Nurul Fahmi, Lc.
Dianjurkannya Mendoakan Orang yang Memberi Zakat
Diriwayatkan dari Amru bin Murrah, dari Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Apabila seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa sedekahnya, maka beliau mendoakan, ‘ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAIHIM.’ (Ya Allah, berikan selawat atas mereka).
Kemudian bapakku, Abu Aufa, mendatangi beliau (dengan membawa sedekah). Maka, beliau pun mendoakan, ‘ALLAHUMMA SHALLII ‘ALA ALI ABI AUFA.’ (Ya Allah, berikan selawat kepada keluarga Abu Aufa).” (HR. Bukhari no. 4166 dan Muslim no. 1078)
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/89982-dianjurkannya-mendoakan-orang-yang-memberi-zakat.html
Bagaimana Sikap Seharusnya ketika Kita Diberi Harta?
Diriwayatkan dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari bapaknya, beliau berkata,
“Saya mendengar Umar bin Al-Khattab berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memberi sesuatu kepadaku, namun aku berkata, ‘Berikanlah kepada orang yang lebih fakir dariku.’ Hingga suatu hari beliau memberikan harta kepadaku lagi, maka aku pun berkata, ‘Berikanlah kepada orang yang lebih fakir dariku.’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian bersabda, ‘Ambillah. Apabila kamu diberikan sesuatu, sedangkan kamu tidak mengidam-idamkannya dan tidak pula meminta-minta, maka ambillah. Jika tidak demikian, maka janganlah kamu memperturutkan hawa nafsumu.’” (HR. Bukhari no. 1473 dan Muslim no. 1045)
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/89980-bagaimana-sikap-seharusnya-ketika-kita-diberi-harta.html
Efektifitas Berdakwah Melalui Media Sosial
Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan dan upayakan dalam menggunakan dan mengakses media sosial agar dapat dikategorikan sebagai efektifitas dakwah.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/89726-efektifitas-berdakwah-melalui-media-sosial.html