Semenjak masih menjadi janin, sejatinya seluruh manusia telah bersaksi bahwa Allah Ta’ala adalah sesembahan satu-satunya. Oleh sebab itu, setiap manusia yang lahir, maka dia lahir dalam keadaan Islam, mengenal Allah Rabb semesta alam, dan mengakui-Nya sebagai sesembahannya.
Читать полностью…*TERNYATA RP10.000 BISA BANTU CETAK 20 BULETIN AT TAUHID*
KOMPILASI VIDEO: https://youtube.com/playlist?list=PLnUEs-mUCK8qIHxsBROnSoLw-KIs3uG08&si=CpMzZSCJPBvDL8GQ
Satu lembar buletin dakwah ini terdiri dari empat halaman artikel ilmu syar'i dengan landasan Alquran dan Sunnah sesuai pemahaman salafus shalih yang dibagikan secara gratis setiap hari Jumat di masjid-masjid atau fasilitas umum lainnya
Saat ini ada lebih dari 100 kaum muslimin yang mendermakan dirinya untuk mendistribusikan buletin ini ke berbagai daerah di Indonesia
Selain dibagikan secara langsung, buletin ini juga secara rutin dikaji oleh ustadz Abu Salman hafidzahullah di radio muslim Jogja
*MULAI RP500 BISA BANTU CETAK SATU LEMBAR BULETIN 4 HALAMAN*
Salurkan dukungan terbaik anda melalui:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-buletin-at-tauhid/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
klik wa.me/6282225979555
Apakah Perlu Membaca Basmalah di Setiap Memulai Aktivitas?
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/87315-membaca-basmalah-di-setiap-memulai-aktivitas.html
*AKU SUDAH SEDEKAH TAPI KOK HIDUP MASIH SUSAH?*
Mendengar motivasi dari figur-figur pengusaha yang mampu bangkit dari keterpurukan dengan jalan sedekah membuat sebagian kita berpikir seakan-akan sedekah seperti transaksi tukar tambah yang nilainya diukur berdasarkan keuntungan yang didapat setelah hartanya dikeluarkan
Padahal, unsur mendasar dari amal sedekah adalah hati yang ikhlas karena Allah
Dan kesempurnaan keikhlasan tidaklah akan didapat kecuali dari jiwa yang bersih dari segala penyakit hati
Dan jiwa yang bersih ini tidaklah didapat kecuali dari keimanan yang muncul dari kemurnian tauhid
Dengan modal yang mendasar inilah berapapun sedekah kita di jalan Allah pasti akan berbuah manis
Allah taala berfirman:
"Orang-orang yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang mereka infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), bagi mereka pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih."
QS. Al-Baqarah[2]:262
*SEDEKAH UNTUK MEMBANTU DAKWAH BERSAMA YPIA*
Selain aktif berdakwah secara offline melalui Wisma muslim dan muslimah, Rumah Tahfidz, dan berbagai program pondok pesantren untuk mahasiswa YPIA juga memiliki program dakwah secara online
Di antara media dakwah besar yang membutuhkan bantuan pendanaan dari kaum muslimin adalah media muslim.or.id muslimah.or.id dan Radio Muslim Jogja
*YUK SEDEKAH MULAI RP10.000*
Salurkan dukungan terbaik anda melalui:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
klik wa.me/6282225979555
Seseorang yang imannya kuat, kokoh dan terus teguh dalam Islam, maka akan sukar diganggu setan.
Читать полностью…Perhatian Islam terhadap Kesehatan Mental
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/87277-perhatian-islam-terhadap-kesehatan-mental.html
Di antara ciri seseorang yang baik Islamnya adalah ia meninggalkan segala hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya.
Читать полностью…Sungai Eufrat dan Tanda-Tanda Hari Kiamat
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/87275-sungai-eufrat-dan-tanda-tanda-hari-kiamat.html
“Sesungguhnya iman benar-benar bisa luntur dalam rongga tubuh kalian sebagaimana pakaian yang luntur/menjadi usang. Oleh sebab itu, mintalah kepada Allah untuk selalu memperbaharui iman dalam hati kalian.” (HR. Thabarani, disahihkan Al-Albani)
Читать полностью…—●●—●●❁ 📖 ❁●●—●●—
*[ KAJIAN FIKIH IBADAH | MA'HAD YAA ABATI ]*
*Pekan ke-15*
Terbuka Untuk Umum! Ikhwan & Akhawat
Wajib Bagi Santri Ma'had Yaa Abati Angkatan ke-3
Kajian Fikih Ibadah
Tema: *”Nafkah untuk Keluarga"*
Penceramah: *Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.* _hafizhahullahu_
Kitab Panduan: Manhajus Salikin (Himpunan Masalah Fikih dan Dalil-dalilnya untuk Pemula)
Hari: *Ahad, 10 Safar 1445 H/ 27 Agustus 2023*
Pukul: 10.00 WIB- selesai
Tempat: Masjid Al Ashri, Pogung Rejo
🔴 Live Streaming melalui kanal Youtube YPIA Academy: http://bit.ly/yt_ypiaacademy
🔰 Penyelenggara:
- Ma'had Yaa Abati Yogyakarta
- Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) Yogyakarta
🔗 Bekerja sama dengan:
- Takmir Masjid Al Ashri Pogung Rejo
======
📡 Broadcasted by:
| Ma'had Yaa Abati
| YPIA Academy
| Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
📲 Narahubung WhatsApp (WA):
wa.me/6282323647778 (Ma’had Yaa Abati)
| Yuk Join Grup YPIA Academy!
🔴 Ikhwan:
http://bit.ly/ypiaacd_ikhwan2
| Instagram: @mahadyaaabati
| Telegram: t.me/ypia_academy
📝 Donasi Cetak Buku Gratis 2000 Eksemplar
InsyaAllah YPIA akan mencetak buku 'Menapaki Jalan Hidayah' sebanyak 2000 eksemplar untuk dibagikan cuma-cuma...
📒 Buku ini bertema nasihat untuk kaum muda dan mahasiswa. Bisa dibaca oleh segala lapisan masyarakat insyaAllah...
🌻 Kaum muslimin yang ingin mendukung biaya produksi buku ini bisa menyalurkan donasi via website ypia.or.id di link berikut ini :
https://ypia.or.id/campaign/operasional-dakwah-mahasiswa/
Adapun estimasi biaya cetak Rp.3.000,-/buku. Total anggaran 6 juta rupiah. Semoga Allah beri kemudahan...
Penjelasan Hadis tentang Tata Cara Memandikan Jenazah
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86623-penjelasan-hadis-tentang-tata-cara-memandikan-jenazah.html
Pemuda muslim yang memberikan pengajaran kepada masyarakat dan berdakwah kepada mereka, janganlah perbuatannya bertentangan dengan ucapannya. Hendaklah dia berhias dengan akhlak-akhlak mulia yang dia dakwahkan, melaksanakan ketaatan sebagaimana yang dia anjurkan kepada masyarakat.
Читать полностью…Menjaga Lisan di Era Media Sosial
An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullahu Ta’ala berkata,
اعلم أنه لكلّ مكلّف أن يحفظَ لسانَه عن جميع الكلام إلا كلاماً تظهرُ المصلحة فيه، ومتى استوى الكلامُ وتركُه في المصلحة، فالسنّة الإِمساك عنه، لأنه قد ينجرّ الكلام المباح إلى حرام أو مكروه، بل هذا كثير أو غالب في العادة، والسلامة لا يعدلُها شيء
“Ketahuilah bahwa hendaknya setiap mukallaf menjaga lisannya dari seluruh perkataan, kecuali perkataan yang memang tampak ada maslahat di dalamnya. Ketika sama saja nilai maslahat antara berbicara atau diam, maka yang dianjurkan adalah tidak berbicara (diam). Hal ini karena perkataan yang mubah bisa menyeret kepada perkataan yang haram, atau minimal (menyeret kepada perkataan) yang makruh. Bahkan inilah yang banyak terjadi, atau mayoritas keadaan demikian. Sedangkan keselamatan itu tidaklah ternilai harganya.” (Al-Adzkaar, hal. 284)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah dia meninggalkan hal-hal yang tidak ada manfaatnya.” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976, shahih)
Hendaknya setiap kita senantiasa menjaga diri dari berbicara atau menuliskan komentar yang tidak jelas manfaatnya. Kita tidaklah berbicara kecuali dalam hal-hal yang memang kita berharap ada manfaat untuk agama (diin) kita. Ketika kita melihat bahwa suatu perkataan itu tidak bermanfaat, maka kita pun menahan diri dari berbicara (alias diam). Kalaupun itu bermanfaat, kita pun masih perlu merenungkan: apakah ada manfaat lain yang lebih besar yang akan hilang jika saya tetap berbicara?
Sampai-sampai ulama terdahulu mengatakan bahwa jika kita ingin melihat isi hati seseorang, maka lihatlah ucapan yang keluar dari lisannya. Ucapan yang keluar dari lisan seseorang akan menunjukkan kepada kita kualitas isi hati seseorang, baik orang itu mau mengakui ataukah tidak. Jika yang keluar dari lisan dan komentarnya hanyalah ucapan-ucapan kotor, sumpah serapah, celaan, hinaan, makian, maka itulah cerminan kualitas isi hatinya.
Yahya bin Mu’adz rahimahullahu Ta’ala berkata,
القلوب كالقدور في الصدور تغلي بما فيها ومغارفها ألسنتها فانتظر الرجل حتى يتكلم فأن لسانه يغترف لك ما في قلبه من بين حلو وحامض وعذب وأجاج يخبرك عن طعم قلبه اغتراف لسانه
“Hati itu bagaikan periuk dalam dada yang menampung isi di dalamnya. Sedangkan lisan itu bagaikan gayung. Lihatlah kualitas seseorang ketika dia berbicara. Karena lisannya itu akan mengambil apa yang ada dari dalam periuk yang ada dalam hatinya, baik rasanya itu manis, asam, segar, asin (yang sangat asin), atau selain itu. Rasa (kualitas) hatinya akan tampak dari perkataan lisannya.” (Hilyatul Auliya’, 10: 63)
Sebagian orang bersikap ceroboh dengan tidak memperhatikan apa yang keluar dari lisan dan komentar-komentarnya. Padahal, bisa jadi ucapan lisan itu akan mencampakkan dia ke jurang neraka sejauh jarak timur dan barat. Contohnya, dalam hadits Jundab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَّ رَجُلًا قَالَ وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ
“Pada suatu ketika ada seseorang yang berkata, “Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Sementara Allah Ta’ala berfirman, “Siapa yang bersumpah dengan kesombongannya atas nama-Ku bahwasanya Aku tidak akan mengampuni si fulan? Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah mengampuni si fulan dan telah menghapus amal perbuatanmu.” (HR. Muslim no. 2621)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/47511-menjaga-lisan-di-era-media-sosial.html
Ust. Muhammad Saifudin Hakim
Mencela dan Menjelek-jelekkan Penguasa (Pemerintah)
Fatwa Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al-Fauzan
Pertanyaan:
Apa pendapat Engkau tentang sebagian pemuda yang membicarakan pemerintah di majelis-majelis mereka di negeri ini dengan celaan dan makian (hujatan) kepada pemerintah?
Jawaban:
Pembicaraan semacam itu sudah diketahui kalau merupakan kebatilan. Mereka itu bisa jadi memang menginginkan keburukan, atau mereka terpengaruh orang lain, yaitu para penceramah yang menyesatkan yang menginginkan tercabutnya nikmat keamanan yang kita rasakan (di negeri ini).
Kita, segala puji milik Allah Ta’ala, memiliki kepercayaan kepada pemerintah kita. Kita pun yakin dengan manhaj yang kita tempuh ini. Akan tetapi, bukanlah artinya bahwa kita sudah sempurna, tidak memiliki kekurangan dan kesalahan. Bahkan (yang benar) kita masih memiliki kekurangan. Akan tetapi, kita selalu berusaha menempuh jalan untuk memperbaiki dan mengoreksi kesalahan-kesalahan tersebut, insyaa Allah, dengan metode syar’i.
Di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, didapati orang yang mencuri, berzina, juga didapati orang yang meminum khamr. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menegakkan hukuman hadd kepada mereka.
Kita sekarang ini, segala puji bagi Allah Ta’ala, pun menegakkan hukuman hadd bagi orang yang jelas dan terbukti berhak mendapatkan hukuman hadd. Kita tegakkan hukuman qishas kepada para pelaku pembunuhan. Hal ini, segala puji bagi Allah Ta’ala, adalah kebaikan, meskipun masih terdapat kekurangan. Kekurangan itu pasti akan selalu ada, karena hal itu adalah bagian dari tabiat manusia.
Kita berharap kepada Allah Ta’ala untuk memperbaiki kondisi kita, memberikan pertolongan kepada kita, membimbing langkah-langkah kita, dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan kita dengan ampunannya.
Adapun menjadikan kesalahan dan ketergelinciran penguasa sebagai jalan untuk mencela penguasa, atau untuk membeicarakan (keburukan) mereka, atau agar rakyat menjadi benci dengan penguasa, maka hal ini bukanlah jalan salaf ahlus sunnah wal jama’ah. [1]
Ahlus sunnah wal jama’ah itu memiliki semangat untuk menaati pemerintah, agar rakyat (masyarakat) mencintai penguasa mereka, agar terwujud persatuan (di bawah penguasa yang sah). Inilah yang diinginkan oleh manhaj salaf.
Selengkapnya: https://muslim.or.id/58460-mencela-dan-menjelek-jelekkan-penguasa-pemerintah.html
Penerjemah: Ust. Muhammad Saifudin Hakim
Sudahkah Anda Membaca Al-Qur’an Hari Ini?
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/87205-sudahkah-anda-membaca-al-quran-hari-ini.html
Berdakwah adalah di antara bentuk ibadah yang terpuji. Sehingga tidak boleh seseorang berbangga diri, menepuk dada, dan sombong dengan amal ibadah tersebut. Karena ibadah adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mengharapkan pujian dan sanjungan manusia.
Читать полностью…*6 KOIN RP500 BISA BERBAGI 1 BUKU "MENAPAKI JALAN HIDAYAH"*
*APA ISI BUKU INI?*
Sebuah buku ringkas yang berisi mutiara hikmah nasihat untuk mereka yang sedang mencari arti hidup sebagai hamba Allah
Untuk mereka yang merindukan air mata di penghujung doa dan sujudnya
Untuk mereka Yang hatinya kian sempit karena hidup yang semakin terhimpit
Untuk mereka yang mulai menyerah karena hidup makin tak tentu arah
Dan untuk mereka yang masih mencari arti kebahagiaan untuk menyelesaikan segala permasalahan
Kami persembahkan buku ini dengan setulus hati
*KENAPA HARUS BANTU PROGRAM INI?*
Menurut data dari BPS tahun 2021 di Yogyakarta ada kurang lebih 400.000 mahasiswa yang tersebar di 135 kampus
Melalui 2000 buku yang akan dibagikan ini kami berharap 0,5% dari mahasiswa tersebut akan kembali menapaki jalan hidayah
Buku ini kami khususkan untuk para mahasiswa karena besar harapan kami melalui peran mereka di masyarakat akan mampu menumbuhkan benih-benih keberkahan di kampung halamannya masing-masing
*SAYA SIAP BANTU PROGRAM INI*
Cukup dengan 6 uang receh RP500 anda sudah bisa berkontribusi untuk menjadi wasilah kebaikan melalui satu buku
Salurkan dukungan anda melalui link website berikut:
https://ypia.or.id/campaign/operasional-dakwah-mahasiswa/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
klik wa.me/6282225979555
Cara Memandikan Jenazah
Dari Muhammad bin Sirin, dari Ummu ‘Athiyyah (seorang wanita Anshar) radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
دَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ تُوُفِّيَتِ ابْنَتُهُ، فَقَالَ:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemui kami saat kematian putri kami. Lalu beliau bersabda,
اغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا، أَوْ خَمْسًا، أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ، بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَاجْعَلْنَ فِي الآخِرَةِ كَافُورًا – أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ – فَإِذَا فَرَغْتُنَّ فَآذِنَّنِي
‘Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu. Dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian) atau yang sejenis. Dan apabila kalian telah selesai, beritahu aku.’
فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَنَّاهُ، فَأَعْطَانَا حِقْوَهُ، فَقَالَ: أَشْعِرْنَهَا إِيَّاهُ، تَعْنِي إِزَارَهُ
Ketika telah selesai, kami memberi tahu beliau. Kemudian beliau memberikan kain beliau kepada kami seraya berkata, ‘Pakaikanlah ini kepadanya.’ Yaitu, izar (pakain bagian bawah semacam sarung, pent.) beliau.” (HR. Bukhari no. 1253 dan Muslim no. 36, 939)
Dari Hafshah, dari Ummu ‘Athiyah, beliau berkata,
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُنَّ فِي غَسْلِ ابْنَتِهِ: ابْدَأْنَ بِمَيَامِنِهَا وَمَوَاضِعِ الوُضُوءِ مِنْهَا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada mereka saat memandikan putrinya, ‘Hendaklah kalian mulai dari yang sebelah kanan dan anggota wudunya.’” (HR. Bukhari no. 167)
Demikian pula dalam lafaz Bukhari disebutkan,
فَضَفَرْنَا شَعَرَهَا ثَلاَثَةَ قُرُونٍ، وَأَلْقَيْنَاهَا خَلْفَهَا
“Maka, kami menyisir (dan menguraikan lalu mengepangnya) rambut kepalanya menjadi tiga kepang dan kami letakkan di belakangnya.” (HR. Bukhari no. 1263)
Kedudukan hadis
Hadis ini merupakan hadis pokok yang menjelaskan tentang hukum-hukum terkait tata cara memandikan jenazah. Ibnul Munzir rahimahullah berkata, “Dalam bab memandikan jenazah, tidak ada hadis yang lebih tinggi kedudukannya daripada hadis Ummu ‘Athiyyah.” (Al-Ausath, 5: 333)
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata, “Sejumlah sahabat dan para ulama tabiin di Basrah dulu mengambil hadis tentang memandikan jenazah dari Ummu ‘Athiyyah.” (Al-Isti’aab, 4: 452)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/86623-penjelasan-hadis-tentang-tata-cara-memandikan-jenazah.html
Ust. Muhammad Saifudin Hakim
6 KOIN RP500 BISA BERBAGI 1 BUKU "MENAPAKI JALAN HIDAYAH"
APA ISI BUKU INI?
Sebuah buku ringkas yang berisi mutiara hikmah nasihat untuk mereka yang sedang mencari arti hidup sebagai hamba Allah
Untuk mereka yang merindukan air mata di penghujung doa dan sujudnya
Untuk mereka Yang hatinya kian sempit karena hidup yang semakin terhimpit
Untuk mereka yang mulai menyerah karena hidup makin tak tentu arah
Dan untuk mereka yang masih mencari arti kebahagiaan untuk menyelesaikan segala permasalahan
Kami persembahkan buku ini dengan setulus hati
KENAPA HARUS BANTU PROGRAM INI?
Menurut data dari BPS tahun 2021 di Yogyakarta ada kurang lebih 400.000 mahasiswa yang tersebar di 135 kampus
Melalui 2000 buku yang akan dibagikan ini kami berharap 0,5% dari mahasiswa tersebut akan kembali menapaki jalan hidayah
Buku ini kami khususkan untuk para mahasiswa karena besar harapan kami melalui peran mereka di masyarakat akan mampu menumbuhkan benih-benih keberkahan di kampung halamannya masing-masing
SAYA SIAP BANTU PROGRAM INI
Cukup dengan 6 uang receh RP500 anda sudah bisa berkontribusi untuk menjadi wasilah kebaikan melalui satu buku
Salurkan dukungan anda melalui link website berikut:
https://ypia.or.id/campaign/operasional-dakwah-mahasiswa/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
klik wa.me/6282225979555
Hanya Dua Hal Yang Menjadi Sebab Bahagia
Lapangnya hati, selamatnya dari keresahan, dan kegundahan adalah cita-cita yang agung. Karena hati yang lapang adalah nikmat yang amat besar dari Tuhan semesta alam. Kelapangan hati dapat dirasakan dengan ketenangan dan terjaganya hati dari kotoran-kotoran, sehingga hati akan merasa bahagia dalam kehidupan yang mulia dan indah.
Di saat Allah telah mengaruniakan hati yang lapang kepada hamba-Nya, dimudahkan urusan-urusan hidupnya, dihindarkan dari resah dan gelisah, maka dengan nikmat ini dia dapat memperoleh maslahat-maslahat agama dan dunianya. Dia pun akan mudah meraih cita-citanya. Hal tersebut akan menjadikannya mudah melakukan berbagai ibadah dan berbagai amal kebajikan. Di samping itu, ia akan mampu menjaga maslahat-maslahat hidupnya.
Berbeda dengan seseorang yang mengalami sempitnya hati, ia selalu gelisah dan sedih. Hal ini akan menyebabkan terbengkalainya banyak manfaat dalam hidupnya. Dia menjadi tidak mampu beramal baik, tidak bergairah untuk masuk ke dalam pintu-pintu kebaikan. Hidupnya hanya berpindah dari satu kesedihan menuju kesedihan yang lain, atau dari satu kegelisahan menuju kegelisahan yang lain.
Hal ini menunjukkan bahwa lapangnya hati adalah kekuatan yang paling dapat membantu seorang dalam mewujudkan cita-cita dan berbagai hal yang bermanfaat untuk hidupnya. Coba perhatikan bagaimana doa Nabi Musa ‘alaihis salaam di saat diperintah oleh Allah untuk menghadap kepada Fir’aun, mendakwahinya, dan memperingatkannya dari kesombongan karena kuasanya. Musa mengadu berdoa,
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙ وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ
Musa mengucapkan doa, “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku…” (QS. Thaha: 25-26)
Satu lagi dalil yang menunjukkan bahwa kelapangan hati adalah nikmat. Di saat Allah Ta’ala mengatakan kepada hamba, utusan pilihan-Nya, Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam, Allah menjelaskan suatu nikmat yang amat besar yang telah didapatkan beliau,
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu.” (QS. As-Syarh: 1)
Ayat ini merupakan dalil bahwa kelapangan hati adalah nikmat Ilahi, karunia rabbani, sebuah nikmat Allah yang Allah berikan kepada Anda. Disebut sebagai nikmat yang amat penting karena kelapangan hati adalah sebab yang paling besar seorang dapat meraih hidayah. Sebagaimana sempitnya hati adalah sebab tersesatnya seorang manusia. Di saat kelapangan hati adalah nikmat yang paling besar, maka sempitnya hati adalah musibah yang paling besar. (Syifa’ Al-‘Alil, Ibnul Qoyyim, 1: 351)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/87208-hanya-dua-hal-yang-menjadi-sebab-bahagia.html
Ust. Ahmad Anshori Lc.
Peran Dakwah Mahasiswa terhadap Pembentukan Karakter Bangsa
Mahasiswa memiliki potensi yang besar dalam membangun kemajuan suatu negara. Kita menyadari bahwa mahasiswa dan kaum muda secara umum adalah golongan masyarakat yang menjadi harapan untuk meneruskan perjuangan para pendahulu mereka.
Karena begitu besar kedudukan dan peranan anak muda inilah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sampai menyebutkan golongan pemuda yang taat kepada Allah dalam jajaran manusia istimewa yang mendapatkan keutamaan dari Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadis mengenai 7 golongan yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat pada saat tiada naungan kecuali naungan dari-Nya. Dan salah satunya adalah, “Seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan beribadah kepada Rabbnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di dalam Al-Qur’an Allah juga mengisahkan sosok perjuangan anak muda yang disebut sebagai ashabulkahfi. Mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Allah. Orang-orang yang bertekad kuat dan berakidah tauhid sehingga tidak mau sedikit pun menujukan ibadah kepada selain Allah. Allah berfirman,
فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَٰهًا
“Maka mereka pun berkata, ‘Rabb kami adalah Rabb yang menguasai langit dan bumi, kami tidak akan menyeru/beribadah kepada ilah/sesembahan apa pun selain-Nya.”’ (QS. Al-Kahfi: 14)
Sementara tauhid merupakan sebab utama datangnya keamanan dan hidayah dari Allah. Karena kezaliman berupa syirik menjadi penghambat datangnya keberkahan dan penghalang taufik. Allah berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezalimam (syirik), mereka itulah orang yang diberi keamanan, dan mereka itulah golongan orang yang akan selalu diberi petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)
Untuk itulah dibutuhkan dakwah tauhid bagi mahasiswa guna membimbing mereka dalam membangun keyakinan dan ibadah kepada Rabbnya. Karena kelak di akhirat mereka juga akan ditanya tentang masa mudanya, untuk apa mereka manfaatkan. Tauhid menjadi materi pokok dalam kurikulum pelajaran kaum muslimin sejak permulaan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di Makkah hingga akhir hayatnya. Inilah kunci perbaikan umat yang senantiasa diserukan oleh para nabi dan rasul kepada umat di sepanjang masa.
Lanjut baca:
https://muslim.or.id/87191-peran-dakwah-mahasiswa-terhadap-pembentukan-karakter-bangsa.html
Ust. Ari Wahyudi
Pelajaran Dari Hadits Bithoqoh
Hadits bitoqoh ini menceritakan tentang seseorang yang telah melakukan banyak dosa ketika di dunia. Ia punya catatan dosa sebanyak 99 kartu. Setiap catatan amal tersebut jika dibentangkan sejauh mata memandang. Namun ia punya kartu ampuh (bitoqoh) ‘laa ilaha illallah’ sehingga ia bisa selamat dari siksa.
Silakan para pembaca Muslim.Or.Id menyimak kisah hadits bitoqoh tersebut.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ فَيُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلاًّ كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا فَيَقُولُ لاَ يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِى الْحَافِظُونَ ثُمَّ يَقُولُ أَلَكَ عُذْرٌ أَلَكَ حَسَنَةٌ فَيُهَابُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لاَ. فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ فَيَقُولُ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ. فَتُوضَعُ السِّجِلاَّتُ فِى كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِى كِفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلاَّتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ
“Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, “Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini?” Ia menjawab, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.” Allah bertanya lagi, “Apakah yang mencatat hal ini berbuat zholim padamu?” Lalu ditanyakan pula, “Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu?” Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, “Tidak.” Allah pun berfirman, “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Dan sungguh tidak akan ada kezaliman atasmu hari ini.” Lantas dikeluarkanlah satu bitoqoh (kartu sakti) yang bertuliskan syahadat ‘laa ilaha ilallah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh’. Lalu ia bertanya, “Apa kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi?” Allah berkata padanya, “Sesungguhnya engkau tidaklah zalim.” Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh ‘laa ilaha illallah’ di daun timbangan lainnya.Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu ampuh ‘laa ilaha illalah’ tadi. (HR. Ibnu Majah no. 4300, Tirmidzi no. 2639 dan Ahmad 2: 213. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy yaitu kuat dan perowinya tsiqoh termasuk perowi kitab shahih selain Ibrahim bin Ishaq Ath Thoqoni. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin berkata, “Amalan tidaklah berlipat-lipat karena bentuk dan banyaknya amalan tersebut. Amalan bisa berlipat-lipat karena sesuatu di dalam hati. Bentuk amal bisa jadi satu (sama dengan yang dikerjakan orang lain). Akan tetapi bisa jadi ada perbedaan satu amal dan amal lainnya yang perbedaannya antara langit dan bumi (artinya: jauh). Cobalah renungkan hadits bitoqoh. Lihatlah catatan amalnya yang berisi kalimat laa ilaha ilallah diletakkan di salah satu daun timbangan dan 99 catatan dosa di timbangan lainnya. Bayangkan pula bahwa satu catatan dosa saja jika dibentangkan sejauh mata memandang. Namun ternyata kartu ampuh berisi kalimat tauhid (laa ilaha illalah) mengalahkan catatan penuh dosa. Ia ternyata tidak disiksa. Kita pun tahu bahwa setiap ahli tauhid memiliki kartu ampuh ini (kartu laa ilaha illalah). Namun kebanyakan mereka malah masuk neraka karena sebab dosa yang mereka perbuat.” Wallahul musta’an.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/16629-pelajaran-dari-hadits-bitoqoh.html
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Hukum Membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Lain ketika Salat Jenazah
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86611-hukum-membaca-surah-al-fatihah-dan-surah-lain-ketika-salat-jenazah.html
Ya Allah, jadikanlah ilmu kami hujjah untuk membela kami, bukan hujjah yang menjatuhkan kami...
Читать полностью…“Engkau akan menjadi budak harta jika engkau MENAHAN harta tersebut. Akan tetapi, jika engkau menginfakkannya, harta tersebut barulah jadi milikmu.” [Tafsir Ibnu Katsir 14: 443]
Читать полностью…『KAJIAN MULAZAMAH』
KIAT-KIAT BELAJAR ILMU FIKIH
📝 Pertemuan ke-22
💺 Pemateri:
Ustadz Yulian Purnama, S.Kom hafizhahullah
📘 Kitab Rujukan
Mafaatiih al-Fiqh fi ad-Diin karya Syaikh Mushthafa al-'Adawy hafizhahullah
🗓 Hari/Tanggal:
Sabtu, 9 Safar 1445 / 26 Agustus 2023
Pukul 08.30 - 10.00 WIB
📌 Tempat:
Masjid An-Nuur Jongkang Baru
https://maps.app.goo.gl/Ligi5Dkv5nFS2JtK7
⚠ [Kajian terbuka untuk umum] ⚠
===========
📡 Diselenggarakan Oleh:
| Tim Mulazamah Alumni Ma'had Al 'Ilmi Yogyakarta
| YPIA Academy
| Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Bekerjasama Dengan:
Takmir Masjid An-Nuur Jongkang Baru
📲 Narahubung:
wa.me/6285736387745 (Eko Sumardianto)
Perbedaan Fakir dan Miskin
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86948-perbedaan-fakir-dan-miskin.html
*ISTRI CEKCOK DENGAN MERTUA MASALAH MENGASUH ANAK*
Tidak sedikit istri yang sudah ngaji mendapati prahara dalam mengasuh anak-anaknya karena intervensi dari mertua atau bahkan orang tuanya sendiri
"Ini kok kita diatur-atur terus padahal yang benar kan begini dan begitu "
Mungkin begitulah curhatan istri kepada suaminya yang baru aja pulang kerja
Nah muslimah Sholihah perlu mempersiapkan diri jauh hari sebelum menikah agar siap menghadapi problematika rumah tangga
Karena menikah bukan hanya tentang bagaimana merajut cinta dengan pasangan tapi juga bagaimana menjalin hubungan baik dengan keluarga pasangan kita
*LANGKAH NYATA KAMI MENTERBIAH MUSLIMAH SHOLIHAH*
Bersama kaum muslimin yang mendarmakan sebagian hartanya YPIA bisa menjalankan berbagai program dakwah sunnah di kalangan muslimah
Terkhusus di Jogja YPIA mengelola berbagai forum kajian khusus untuk muslimah yang secara rutin membahas berbagai problematika kehidupan
Melalui Wisma muslimah, Ma'had Al Ilmi, dan FKKA secara intensif para muslimah yang berada di Jogja diberikan wadah untuk mempelajari Islam dari dasar sejarah intensif
Melalui website muslimah.or.id YPIA menghadirkan artikel-artikel tentang muslimah yang bisa diakses secara online
*MULAI RP10.000 BISA BANTU DAKWAH DI KALANGAN MUSLIMAH*
Salurkan dukungan terbaik anda melalui:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
klik wa.me/6282225979555
Bagaimana mungkin agama ini akan jaya, jika masih banyak orang yang kemerdekaan berpikirnya telah terbunuh, sehingga diperbudak oleh barang-barang tak berakal, seperti batu, pepohonan, kuburan dan lain sebagainya?!
Читать полностью…