Syubhat Maulid Nabi: “Ini Hanya Sekedar Muamalah Bukan Ibadah”
Sebagian orang yang merayakan peringatan Maulid Nabi mereka beralasan: “perayaan Maulid ini hanya sekedar muamalah bukan ibadah, dan hukum asal muamalah adalah mubah.”
Jawabannya, itu sekedar retorika saja yang tidak sesuai dengan kenyataan. Realitanya, yang merayakan peringatan Maulid Nabi mereka merasa sedang beribadah kepada Allah dengan merayakannya.
Penjelasan para ulama
Syekh Alwi bin Abdil Qadir As Saqqaf hafizhahullah menjelaskan,
“Perkataan mereka bahwa, ‘peringatan Maulid Nabi ini hanya ‘adah (muamalah), bukan ibadah, mengapa kalian mengingkari perkara adah?’.
Jawabnya, ini adalah sebuah fallacy (pola pikir yang keliru) dari mereka. Dan merupakan bentuk lari dari kenyataan yang sebenarnya. Karena bagaimana mungkin acara kumpul-kumpul untuk membaca Al-Quran, berzikir, berdoa, mengingatkan tentang sirah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan sifat-sifat beliau, dengan tujuan untuk ber-taqarrub kepada Allah ‘azza wa jalla, dan mereka mengajak serta memotivasi masyarakat untuk melakukannya, bahkan mereka mengklaim ini adalah amalan yang agung, dan akan mendapatkan pahala yang sangat besar, bagaimana mungkin disebut bahwa ini adalah ‘adah (muamalah) dan bukan ibadah? Kalau demikian, lalu apa makna ibadah?” (Al Maulid An Nabawi Syubuhat wa Rudud, [1]).
Syekh Khalid bin Bulihid hafizhahullah juga mengatakan,
“Kalau kita tanya mereka apa hakekat perayaan Maulid Nabi ini? Mereka menjawab, ‘ini sekedar adat sebagaimana perayaan-perayaan duniawi yang lain, tidak ada kaitannya dengan agama. Maka hukum asalnya boleh dan memang dibolehkan merayakan Maulid Nabi sebagaimana bolehnya membuat perayaan naik pangkat, perayaan ditemukannya orang yang hilang, perayaan ketika dapat suatu nikmat harta atau kelahiran anak, atau semisalnya.’
Sanggahannya, pernyataan mereka ini adalah sebuah fallacy yang fatal. Dan juga bentuk pengelabuan terhadap masyarakat juga terhadap ilmu mantiq (logika) dan juga terhadap akal sehat.
Karena setiap orang, walaupun dia orang awam yang tidak bisa baca tulis sekalipun, ketika pertama kali melihat perayaan Maulid Nabi dia tentu akan menyatakan ini adalah perayaan agama. Dan orang yang merenungkan hakikat perayaan Maulid Nabi ini, dia akan yakin bahwa ini diadakan atas dasar cinta kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Bahkan tujuan yang lebih besar dari itu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala dan menjadikannya sebagai sarana untuk membersihkan hati, berzikir, mengkhusyukkan diri, dan berdoa kepada Allah.
Maka dari sini jelaslah bahwa perayaan ini adalah bentuk ibadah yang dianggap dapat mendekatkan diri pelakunya kepada Allah. Bahkan mereka menjadikannya sebagai salah satu dari syiar Islam yang mereka senantiasa rutinkan. Mereka juga mengajak masyarakat untuk melakukannya. Bahkan mereka mengingkari orang-orang yang tidak mau melakukannya dan menuduh mereka radikal.
Jika sudah jelas bahwa perayaan ini adalah bentuk ibadah, maka ibadah itu harus memenuhi syaratnya (yaitu ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi). Jika tidak, maka menjadi perkara yang batil dan tidak memiliki landasan” (Al Hiwar ma’a Ansharil Maulidin Nabawi, [2]).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/59460-syubhat-maulid-nabi-ini-hanya-sekedar-muamalah-bukan-ibadah.html
Ust. Yulian Purnama
Sebagai seorang yang terzalimi, apa yang sebaiknya anda lakukan sebagai seorang mukmin? Bukankah doa orang yang terzalimi itu maqbul?
Temukan jawabannya di artikel berikut ini
👇👇👇
https://muslim.or.id/87653-doa-orang-yang-terzalimi.html
Ketika sebagian hamba-Nya kelak dilemparkan ke dalam neraka sebagai azab bagi mereka, tidak lain hal itu hanyalah disebabkan karena kezaliman yang diperbuat oleh hamba tersebut.
Читать полностью…Bagaimana cara mendakwahi masyarakat yang masih awam kepada kebaikan?
Silakan baca penjelasannya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/87704-metode-dakwah-untuk-orang-awam.html
Jangan sampai ketika membaca ayat Al-Quran atau ketika membaca perjuangan Nabi ﷺ dan Sahabat membela Islam kita sulit menangis dan tersentuh, akan tetapi ketika menonton film (yang notabenenya sandiwara) atau ketika membaca cerita fiktif kita malah menangis tersedu-sedu.
Читать полностью…Mana Dalil Yang Melarang Perayaan Maulid?
Salah satu keanehan dari para pro maulid, mereka menanyakan mana dalil maulid Nabi haram secara khusus. Padahal seharusnya yang ditanyakan adalah mana dalil yang memerintahkan untuk merayakan maulid atau mengekspresikan cinta Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– dengan maulid? Bukannya menanyakan dalil maulid Nabi haram.
Karena kaedahnya tentu berbeda antara masalah ibadah dan masalah muamalah atau adat (non-ibadah). Kalau dalam masalah ibadah, hukum asalnya adalah haram sampai ada dalil yang memerintahkan. Untuk masalah muamalat atau adat, berlaku hukum sebaliknya. Hukum asal dalam perkara non-ibadah adalah boleh sampai ada dalil yang melarang.
Ulama Syafi’iyyah memiliki kaedah,
اَلْأَصْلَ فِي اَلْعِبَادَةِ اَلتَّوَقُّف
“Hukum asal ibadah adalah tawaqquf (diam sampai datang dalil)”
Perkataan di atas disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (5: 43). Ibnu Hajar adalah di antara ulama besar Syafi’i yang jadi rujukan. Perkataan Ibnu Hajar tersebut menunjukkan bahwa jika tidak ada dalil, maka suatu amalan tidak boleh dilakukan. Itu artinya asal ibadah adalah haram sampai ada dalil yang memerintahkan. Di tempat lain, Ibnu Hajar rahimahullah juga berkata,
أَنَّ التَّقْرِير فِي الْعِبَادَة إِنَّمَا يُؤْخَذ عَنْ تَوْقِيف
“Penetapan ibadah diambil dari tawqif (adanya dalil)” (Fathul Bari, 2: 80).
Ibnu Daqiq Al ‘Ied, salah seorang ulama besar Syafi’i juga berkata,
لِأَنَّ الْغَالِبَ عَلَى الْعِبَادَاتِ التَّعَبُّدُ ، وَمَأْخَذُهَا التَّوْقِيفُ
“Umumnya ibadah adalah ta’abbud (beribadah pada Allah). Dan patokannya adalah dengan melihat dalil”.
Kaedah ini beliau sebutkan dalam kitab Ihkamul Ahkam Syarh ‘Umdatil Ahkam.
Ibnu Taimiyah lebih memperjelas kaedah antara ibadah dan non-ibadah. Beliau rahimahullah berkata,
إنَّ الْأَصْلَ فِي الْعِبَادَاتِ التَّوْقِيفُ فَلَا يُشْرَعُ مِنْهَا إلَّا مَا شَرَعَهُ اللَّهُ تَعَالَى . وَإِلَّا دَخَلْنَا فِي مَعْنَى قَوْلِهِ : { أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ } . وَالْعَادَاتُ الْأَصْلُ فِيهَا الْعَفْوُ فَلَا يَحْظُرُ مِنْهَا إلَّا مَا حَرَّمَهُ وَإِلَّا دَخَلْنَا فِي مَعْنَى قَوْلِهِ : { قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا } وَلِهَذَا ذَمَّ اللَّهُ الْمُشْرِكِينَ الَّذِينَ شَرَعُوا مِنْ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَحَرَّمُوا مَا لَمْ يُحَرِّمْهُ
“Hukum asal ibadah adalah tawqifiyah (dilaksanakan jika ada dalil). Ibadah tidaklah diperintahkan sampai ada perintah dari Allah. Jika tidak, maka termasuk dalam firman Allah (yang artinya), “Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy Syura: 21). Sedangkan perkara adat (non-ibadah), hukum asalnya adalah dimaafkan, maka tidaklah ada larangan untuk dilakukan sampai datang dalil larangan. Jika tidak, maka termasuk dalam firman Allah (yang artinya), “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal” (QS. Yunus: 59). Oleh karena itu, Allah mencela orang-orang musyrik yang membuat syari’at yang tidak diizinkan oleh Allah dan mengharamkan yang tidak diharamkan. (Majmu’ Al Fatawa, 29: 17).
Atau mungkin Maulid bukan ibadah? Lantas kenapa capek-capek merayakannya kalau bukan maksud ibadah? Bukankah merayakan maulid untuk menunjukkan cinta Rasul, maka tentu pahala yang ingin diraih?
Sehingga tidak tepat dan terasa aneh jika dalam masalah Maulid, ada yang berujar, “Kan tidak ada dalil yang melarang? Gitu saja kok repot …”.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/19494-mana-dalil-yang-menyatakan-perayaan-maulid-haram.html
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
*MENINGGALKAN JOGJA TANPA SEMPAT MENDULANG ILMU AGAMA*
PLAY VIDEO. https://youtu.be/GHBORtYxEl0?si=dzfaEmkL12VPTWTi
Definisi Jogja berhati nyaman itu baru benar-benar saya temukan ketika bergaul dan berteman dengan teman-teman yang shalih
Sungguh luar biasa, ternyata di kota kecil ini tersimpan banyak taman-taman surga yang bisa kita datangi kapan saja.
Di sanalah Alquran dan Sunnah diajarkan sesuai dengan pemahaman salafus shalih dan di sanalah cita-cita para mahasiswa dipupuk dan disuburkan dengan iman
YPIA DAN KAMPUNG HIJRAH
Melalui berbagai program dakwahnya YPIA berharap menjadi wasilah kebaikan di tengah-tengah pergaulan yang mulai rusak
Wisma muslim YPIA mewadahi kamu-kamu mahasiswa yang ingin ngekos di lingkungan islami. Kamu juga bisa belajar Islam secara intensif, menghafal Alquran, dan belajar bahasa Arab di YPIA academy
DONASI MULAI RP10.000 UNTUK BANTU OPERASIONAL YPIA
Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Generasi emas umat ini tidak pernah menangisi dunia yang tidak bisa direngkuh, popularitas palsu dan jabatan yang hilang. Mereka hanya menyesali waktu yang berlalu tanpa amal shalih.
Читать полностью…*MERAIH BANYAK BERKAH MESKI MENJADI BAGIAN TERKECIL DARI PROYEK AKHIRAT INI*
PLAY VIDEO https://youtu.be/eiv3ghGOHBU?si=VHPj0n4DonJaCVpB
*ANDA MASIH PUNYA KESEMPATAN*
Mari mulai tanam saham dakwah dalam bentuk wakaf pembangunan sekolah Islam untuk generasi muda yang tumbuh di atas Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih
Saham dakwah yang tidak akan membuahkan kerugian
Saham dakwah yang akan terus mengalirkan kebaikan selama sekolah ini terus bergerak untuk mencetak generasi rabbani
WAKAF MULAI RP10.000 DENGAN PROSPEK KEBAIKAN SEUMUR HIDUP INSYA ALLAH
YPIA bersama para kaum muslimin yang mencintai Allah dan semoga dicintai Allah telah memulai menanam benih kebaikan ini di SDIT Yaa Bunayya
Sekolah Islam yang dibangun di atas cita-cita yang mulia di salah satu sudut kota Yogyakarta
Tentu harapan ini ingin terus kami lanjutkan sampai ke jenjang selanjutnya agar visi misi mulia SDIT Yaa Bunayya terus bisa dilanjutkan ke tingkat SMP
SAATNYA MENJADI BAGIAN PERTAMA YANG MENANAM BENIH KEBAIKAN INI
Allah Ta'ala berfirman, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah: 261).
PAKET DONASI WAKAF BISA DISALURKAN MELALUI
Link donasi:
https://ypia.or.id/campaign/wakaf-pembangunan-sekolah-islam-smp-yaa-bunayya/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Ketika manhaj dakwah yang benar tidak diketahui, skala prioritas dakwah tak dipedulikan, serta kaidah pertimbangan maslahat dan mudharat dengan bimbingan ulama salafush shalih tidak digunakan (hakikatnya semua itu bersumber dari sangat kurangnya ilmu tentang mengenal Allah dan agama-Nya) maka ia akan terjebak ke dalam permainan musuh-musuh Islam.
Читать полностью…Kita dapati saudara-saudara kita yang mempelajari ilmu hanya dalam satu dua tahun, atau hanya sebulan dua bulan, dia menerjuni ilmu tersebut tanpa ada kelanjutannya. Sehingga masa-masa belajarnya itu tidaklah bermanfaat baginya. Dan akhirnya dia terputus dari menuntut ilmu, kemudian menjadi seperti orang awam lagi.
Читать полностью…Terdapat dua lafaz doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk dibaca ketika salat jenazah dan disebutkan oleh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Bulughul Maram.
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut ini
https://muslim.or.id/87109-penjelasan-doa-yang-dibaca-ketika-salat-jenazah.html
Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)-Mu; dari datangnya siksa-Mu (bencana) secara mendadak, dan dari semua kemurkaan-Mu. (HR. Muslim)
Читать полностью…Betapa dahsyatnya cobaan di akhir zaman sampai-sampai orang-orang lebih mengidamkan mati daripada hidup merasakan beratnya cobaan.
Читать полностью…Sesungguhnya, besar kadar cinta seseorang kepada Allah dapat terukur dengan kesesuaian dia dalam mengikuti Nabi, baik dalam aqidahnya, ibadahnya, akhlaknya, muamalahnya dan tuntunan beliau lainnya.
Читать полностью…Mana Bukti Cintamu Pada Nabi?
Dengan berbagai macam cara seseorang akan mencurahkan usahanya untuk membuktikan cintanya pada kekasihnya. Begitu pula kecintaan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap orang pun punya berbagai cara untuk membuktikannya. Namun tidak semua cara tersebut benar, ada di sana cara-cara yang keliru. Itulah yang nanti diangkat pada tulisan kali ini. Semoga Allah memudahkan dan memberikan kepahaman.
Kewajiban Mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah: 24). Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Jika semua hal-hal tadi lebih dicintai daripada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan Allah, maka tunggulah musibah dan malapetaka yang akan menimpa kalian.”[1] Ancaman keras inilah yang menunjukkan bahwa mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari makhluk lainnya adalah wajib.
Bahkan tidak boleh seseorang mencintai dirinya hingga melebihi kecintaan pada nabinya. Allah Ta’ala berfirman,
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri.” (QS. Al Ahzab: 6). Syihabuddin Al Alusi rahimahullah mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah memerintahkan sesuatu dan tidak ridho pada umatnya kecuali jika ada maslahat dan mendatangkan keselamatan bagi mereka. Berbeda dengan jiwa mereka sendiri. Jiwa tersebut selalu mengajak pada keburukan.”[2] Oleh karena itu, kecintaan pada beliau mesti didahulukan daripada kecintaan pada diri sendiri.
‘Abdullah bin Hisyam berkata, “Kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau memegang tangan Umar bin Khaththab radhiyallahu ’anhu. Lalu Umar berkata, ”Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali terhadap diriku sendiri.” Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berkata,
لاَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ
”Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya (imanmu belum sempurna). Tetapi aku harus lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Kemudian ’Umar berkata, ”Sekarang, demi Allah. Engkau (Rasulullah) lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berkata, ”Saat ini pula wahai Umar, (imanmu telah sempurna).”[3]
Lanjut baca: https://muslim.or.id/2150-mana-bukti-cintamu-pada-nabi.html
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
*24 PENGAJAR BAHASA ARAB DAN 336 SANTRI, YUK BANTU KAMI*
Salah satu konsentrasi dakwah YPIA selama 20 tahun terakhir ini adalah membuka berbagai sarana pembelajaran bahasa Arab untuk kaum muslimin
Karena bahasa Arab adalah kunci yang sangat penting dalam mendulang berbagai mutiara faedah dari Alquran, sunnah, dan berbagai kitab para ulama yang istiqomah di atas jalan salaful ummah
*DONASI ANDA MENJADI BAGIAN PENUNJANG DALAM PROYEK AKHIRAT INI*
Pada bulan Juni 2023 tercatat Ma'had Umar bin Khattab yang dikelola YPIA telah berkontribusi mendidik 336 kaum muslimin untuk belajar bahasa Arab yang diampu oleh 24 staf pengajar
Dalam proyek Wisma muslim dan muslimah secara rutin YPIA juga menghadirkan pembelajaran bahasa Arab untuk ratusan santri
Anda bisa menjadi bagian dari proyek akhirat ini melalui wasilah donasi yang akan digunakan untuk pengembangan dan operasional dakwah YPIA
*DUKUNGAN MULAI RP10.000 UNTUK BANTU OPERASIONAL YPIA*
Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
*bantu santri penghafal Alquran berdakwah di tengah masyarakat*
Selain menyediakan sarana pendidikan untuk menghafal Alquran, YPIA juga menyediakan kesempatan bagi para santri Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi untuk ikut menebarkan dakwah yang bersumber dari Alquran dan Sunnah sesuai pemahaman salafus shalih
Anak-anak muda ini berdakwah dengan memberikan pembelajaran membaca Alquran dan pemahaman bahasa Arab untuk warga sekitar, mereka juga memfasilitasi masyarakat untuk mendulang ilmu syar'i dengan mengadakan kajian bersama para ustadz di Yogyakarta
*DONASI ANDA AKAN BERKEMBANG MENJADI BANYAK AMAL KEBAIKAN*
Dukungan yang anda salurkan akan digunakan untuk:
Biaya pendidikan dan makanan sehari-hari untuk para santri
Biaya teknis bulanan operasional dari Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi
Biaya untuk kegiatan dakwah dan sosial di masyarakat yang dilakukan oleh para santri
SEGERA AMBIL KESEMPATAN INI
Allah ta'ala berfirman
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-rahman: 60)
Dan Allah ta'ala adalah sebaik-baik pemberi balasan
*DUKUNGAN MULAI RP10.000 BISA BANTU RUMAH TAHFIDZ ASHABUL KAHFI*
Salurkan dukungan terbaik anda melalui:
https://ypia.or.id/campaign/dukungan-untuk-para-penghafal-quran/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
klik wa.me/6282225979555
Bahaya Kezaliman dan Berlaku Semena-Mena
Silakan baca penjelasannya dalam teks khotbah jumat berikut
https://muslim.or.id/87681-teks-khotbah-jumat-bahaya-kezaliman-dan-berlaku-semena-mena.html
Perkara yang wajib untuk ditanyakan dalam masalah agama adalah perkara-perkara yang wajib ‘ain bagi setiap orang. Dan juga perkara-perkara yang setiap orang tidak diberi toleransi untuk tidak mengetahuinya, di antaranya tiga landasan utama.
Читать полностью…Pada pembahasan kali ini, kami akan paparkan beberapa kondisi yang sangat ditekankan untuk mengucapkan basmalah, kondisi-kondisi di mana terdapat dalil dan hadis yang sahih bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan basmalah di dalamnya.
https://muslim.or.id/87794-kapan-kita-ditekankan-untuk-membaca-basmalah.html
Apakah Benar Penghafal Al-Quran 30 Juz Tidak Akan Masuk Neraka?
Silakan baca penjelasannya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/87585-apakah-benar-penghafal-al-quran-30-juz-tidak-akan-masuk-neraka.html
*BERKELILING MELIHAT SUASANA MASJID AGUNG SLEMAN SAAT TABLIGH AKBAR BERSAMA USTAD SUFYAN BASWEDAN*
PLAY VIDEO https://youtu.be/oj0GLwbFMXc?si=LWAzQIFrFPwwLRYO
Hari Ahad 17 september 2023 kemarin kak Didin berkunjung ke Masjid agung Sleman untuk menghadiri tabligh akbar yang diselenggarakan oleh YPIA Yogyakarta
Dalam acara ini ustad Sufyan Baswedan hafizahullah menyampaikan materi dengan tema mendidik anak bermental tangguh
Sebuah tema yang sejalan dengan tujuan mulia dihadirkannya SMP Islam yaa bunayya sebagai sarana pendidikan formal untuk anak-anak kaum muslimin di Yogyakarta
*DUKUNGAN MULAI RP10.000 UNTUK BANTU PEMBANGUNAN SEKOLAH ISLAM SMP YAA BUNAYYA*
Salurkan dukungan terbaik anda melalui:
https://ypia.or.id/campaign/wakaf-pembangunan-sekolah-islam-smp-yaa-bunayya/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Apa saja yang bisa kita lakukan sebagai seorang pemuda muslim saat ini?
Temukan jawabannya di artikel berikut
👇👇👇
https://muslim.or.id/87590-peran-pemuda-muslim-di-zaman-milenial.html
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kami ingin menyampaikan bahwa website muslim.or.id dan muslimah.or.id akan melakukan perbaikan sistem pada hari Senin, 18 September 2023 mulai pukul 21.00-selesai.
Sementara website mungkin tidak dapat diakses oleh pengguna. Kami minta doanya semoga Allah mudahkan selama proses perbaikan ini.
Barakallahu fiikum.
Sunah-Sunah Tidur yang Sering Dilalaikan Sebagian Kaum Muslimin
Tidur merupakan salah satu karunia terbesar yang Allah Ta’ala berikan kepada umat manusia. Tanpa tidur, fisik manusia akan lelah, otak pun menjadi berat untuk berfikir. Sudah menjadi fitrah bagi manusia untuk tidur dan mengistirahatkan semua organ tubuhnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Qashash: 73)
Begitu sempurnanya agama Islam yang mulia ini, sampai-sampai urusan tidur pun sudah diatur sedemikian rupa. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang Allah Ta’ala utus untuk menyempurnakan akhlak yang baik dan memberikan teladan kepada manusia telah begitu banyak memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuk terkait adab-adab dan sunah-sunah yang seharusnya diamalkan dan dijalankan oleh setiap muslim ketika ia tidur. Sunah-sunah yang penuh hikmah dan pembelajaran serta sarat akan faedah dan keutamaan apabila diamalkan.
Dalam pembahasan kali ini, kami bawakan beberapa sunah-sunah yang Nabi ajarkan terkait tidur kita, baik di siang hari maupun di malam hari. Sunah-sunah yang mungkin saja sebagian kaum muslimin belum mengetahuinya, atau bisa jadi tidak dihiraukan dan tidak diamalkan oleh mereka yang telah mengetahuinya. Semoga dengan wasilah pembahasan kali ini, kita semua dimampukan oleh Allah Ta’ala untuk mengamalkannya dan menghidupkannya dalam keseharian kita.
Pertama: Membersihkan kasur dengan mengibaskan sesuatu di atasnya dan membaca basmalah
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ؛ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ، ثُمَّ يَقُولُ: بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ
“Apabila seseorang dari kalian hendak tidur, maka hendaklah ia mengibaskan di atas tempat tidurnya dengan kain sarungnya. Karena ia tidak tahu apa yang terdapat di atas kasurnya. Lalu mengucapkan doa, (bismika rabbi wadha’tu janbi wabika arfa’uhu, in amsakta nafsi farhamha, wain arsaltaha fahfahzh-ha bima tahfazhu bihi ‘ibadakashshalihin) “Dengan nama-Mu Wahai Tuhanku, aku baringkan punggungku dan atas nama-Mu aku mengangkatnya. Dan jika Engkau menahan diriku, maka rahmatilah aku. Dan jika Engkau melepaskannya, maka jagalah sebagaimana Engkau menjaga hamba-Mu yang saleh.” (HR. Bukhari no. 6320)
Kedua: Berwudu sebelum tidur
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أتَيْتَ مَضْجَعَكَ، فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ علَى شِقِّكَ الأيْمَنِ
“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka wudulah seperti wudu untuk salat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu.” (HR. Bukhari no. 6311)
Apa keutamaannya?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَا يَسْتَيْقِظُ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرً
“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya (terus bersamanya). Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa, ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.’” (HR. Thabrani, 12: 446 no. 13621 dan Ibnu Hibban no. 1051. Syekh Albani mengatakan hadis ini ‘Hasan lighairihi’ dalam kitabnya Shahih At-Targhiib hal. 597)
Selengkapnya: https://muslim.or.id/87516-sunah-sunah-tidur-yang-sering-dilalaikan-sebagian-kaum-muslimin.html
Ust. Muhammad Idris, Lc.
•••
🌙 HADIRILAH KAJIAN ISLAM ILMIAH (REVISI) 🌙
Terbuka Untuk Umum Muslim dan Muslimah
SIAP MENDIDIK ANAK BERMENTAL TANGGUH
Bersama:
🎙️ Ustadz Dr. Sufyan Baswedan, M.A. hafizhahullah
(Alumni Doktoral Universitas Islam Madinah)
🏷️ Sambutan oleh:
🎙️ Ustadz dr. M. Ariffudin, Sp.OT hafizhahullah
🏷️ Kata Pengantar oleh:
🎙️ Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A. hafizhahullah
📑 Sekaligus Sosialisasi Rencana Pendirian SMP Islam Yaa Bunayya oleh:
🎙️Ustadz Abu Umair, M.Pd. hafizhahullah
📆 Hari : Ahad, 17 September 2023
⏰ Pukul : 08.30 WIB s/d selesai
📍Lokasi : Masjid Agung Sleman dr. Wahidin Soedirohoesodo
🔍 Google Maps : bit.ly/masjidagungsleman
💡 Diselenggarakan oleh:
• Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
• Al Qolam
• Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM)
• YASIR
• SDIT Yaa Bunayya
• Masjid Abdurrahman bin Auf
• Peduli Muslim
• Indonesia Bertauhid
📽️ Insyaa Allah LIVE di Youtube:
• Radio Muslim
• ANB Channel
Dalam pembahasan kali ini, kami bawakan beberapa sunah-sunah yang Nabi ajarkan terkait tidur kita, baik di siang hari maupun di malam hari. Sunah-sunah yang mungkin saja sebagian kaum muslimin belum mengetahuinya, atau bisa jadi tidak dihiraukan dan tidak diamalkan oleh mereka yang telah mengetahuinya.
https://muslim.or.id/87516-sunah-sunah-tidur-yang-sering-dilalaikan-sebagian-kaum-muslimin.html
Bagaimana kriteria yang disebut sebagai guru?
Bagaimana memilih guru yang tepat?
Temukan jawabannya di artikel berikut ini
https://muslim.or.id/87702-bagaimana-memilih-guru-yang-tepat.html