Dukung Dakwah Sunnah via Internet Melalui Muslim.or.id
Klik link berikut ini:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/
Ambil peran anda dalam menyebarkan Islam yang benar ke seluruh penjuru tanah air
Pelajaran Dari Hadits Bithoqoh
Hadits bitoqoh ini menceritakan tentang seseorang yang telah melakukan banyak dosa ketika di dunia. Ia punya catatan dosa sebanyak 99 kartu. Setiap catatan amal tersebut jika dibentangkan sejauh mata memandang. Namun ia punya kartu ampuh (bitoqoh) ‘laa ilaha illallah’ sehingga ia bisa selamat dari siksa.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ فَيُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلاًّ كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا فَيَقُولُ لاَ يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِى الْحَافِظُونَ ثُمَّ يَقُولُ أَلَكَ عُذْرٌ أَلَكَ حَسَنَةٌ فَيُهَابُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لاَ. فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ فَيَقُولُ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ. فَتُوضَعُ السِّجِلاَّتُ فِى كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِى كِفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلاَّتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ
“Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, “Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini?” Ia menjawab, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.” Allah bertanya lagi, “Apakah yang mencatat hal ini berbuat zholim padamu?” Lalu ditanyakan pula, “Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu?” Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, “Tidak.” Allah pun berfirman, “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Dan sungguh tidak akan ada kezaliman atasmu hari ini.” Lantas dikeluarkanlah satu bitoqoh (kartu sakti) yang bertuliskan syahadat ‘laa ilaha ilallah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh’. Lalu ia bertanya, “Apa kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi?” Allah berkata padanya, “Sesungguhnya engkau tidaklah zalim.” Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh ‘laa ilaha illallah’ di daun timbangan lainnya.Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu ampuh ‘laa ilaha illalah’ tadi. (HR. Ibnu Majah no. 4300, Tirmidzi no. 2639 dan Ahmad 2: 213. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy yaitu kuat dan perowinya tsiqoh termasuk perowi kitab shahih selain Ibrahim bin Ishaq Ath Thoqoni. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin berkata, “Amalan tidaklah berlipat-lipat karena bentuk dan banyaknya amalan tersebut. Amalan bisa berlipat-lipat karena sesuatu di dalam hati. Bentuk amal bisa jadi satu (sama dengan yang dikerjakan orang lain). Akan tetapi bisa jadi ada perbedaan satu amal dan amal lainnya yang perbedaannya antara langit dan bumi (artinya: jauh). Cobalah renungkan hadits bitoqoh. Lihatlah catatan amalnya yang berisi kalimat laa ilaha ilallah diletakkan di salah satu daun timbangan dan 99 catatan dosa di timbangan lainnya. Bayangkan pula bahwa satu catatan dosa saja jika dibentangkan sejauh mata memandang. Namun ternyata kartu ampuh berisi kalimat tauhid (laa ilaha illalah) mengalahkan catatan penuh dosa. Ia ternyata tidak disiksa. Kita pun tahu bahwa setiap ahli tauhid memiliki kartu ampuh ini (kartu laa ilaha illalah). Namun kebanyakan mereka malah masuk neraka karena sebab dosa yang mereka perbuat.” Wallahul musta’an.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/16629-pelajaran-dari-hadits-bitoqoh.html
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Segudang Proyek Akhirat
Mega proyek dakwah bersama YPIA. Mulai dari pengelolaan program pendidikan tentang Islam, belajar Tahsin, Tahfidz, bahasa Arab, baca kitab, hingga ke pengelolaan program Wisma mahasiswa, radio dakwah, website dakwah, buletin, dan pembinaan generasi muda serta kaum muslimah.
Berapa pun donasi yang anda salurkan, semoga Allah beri balasan terbaik atasnya. Sebab betapa banyak kebaikan itu digerakkan oleh sesuatu yang tampaknya kecil namun menjadi raksasa pahala berkat ketulusan niat pelakunya.
Istiqamah Setelah Ramadhan
Tidak terasa, waktu begitu cepat berlalu, dan bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan berlalu sudah. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang celaka karena tidak mendapatkan pengampunan dari Allah Ta’ala selama bulan Ramadhan, sebagaimana yang tersebut dalam doa yang diucapkan oleh malaikat Jibril ‘alaihissalam dan diamini oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni (oleh Allah Ta’ala )” (HR Ahmad (2/254), al-Bukhari dalam “al-Adabul mufrad” (no. 644), Ibnu Hibban (no. 907) dan al-Hakim (4/170), dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani).
Salah seorang ulama salaf berkata: “Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya” (Dinukil oleh imam Ibnu Rajab dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 297)).
Oleh karena itu, mohonlah dengan sungguh-sungguh kepada Allah Ta’ala agar Dia menerima amal kebaikan kita di bulan yang penuh berkah ini dan mengabulkan segala doa dan permohonan ampun kita kepada-Nya, sebagaimana sebelum datangnya bulan Ramadhan kita berdoa kepada-Nya agar Allah Ta’ala mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan dalam keadaan hati kita kita dipenuhi dengan keimanan dan pengharapan akan ridha-Nya. Imam Mu’alla bin al-Fadhl berkata: “Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal shalih) yang mereka (kerjakan)” (Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174)).
Lalu muncul satu pertanyaan besar dengan sendirinya: Apa yang tertinggal dalam diri kita setelah Ramadhan berlalu? Bekas-bekas kebaikan apa yang terlihat pada diri kita setelah keluar dari madrasah bulan puasa?
Apakah bekas-bekas itu hilang seiring dengan berlalunya bulan itu? Apakah amal-amal kebaikan yang terbiasa kita kerjakan di bulan itu pudar setelah puasa berakhir?
Jawabannya ada pada kisah berikut ini:
Imam Bisyr bin al-Harits al-Hafi pernah ditanya tentang orang-orang yang (hanya) rajin dan sungguh-sungguh beribadah di bulan Ramadhan, maka beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang sangat buruk, (karena) mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan, (hamba Allah) yang shaleh adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam setahun penuh” (Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 313)).
Demi Allah, inilah hamba Allah Ta’ala yang sejati, yang selalu menjadi hamba-Nya di setiap tempat dan waktu, bukan hanya di waktu dan tempat tertentu.
Imam Asy-Syibli pernah ditanya: Mana yang lebih utama, bulan Rajab atau bulan Sya’ban? Maka beliau menjawab: “Jadilah kamu seorang Rabbani (hamba Allah Ta’ala yang selalu beribadah kepada-Nya di setiap waktu dan tempat), dan janganlah kamu menjadi seorang Sya’bani (orang yang hanya beribadah kepada-Nya di bulan Sya’ban atau bulan tertentu lainnya)” (Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 313)).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/10042-istiqamah-setelah-ramadhan.html
Ust. Abdullah Taslim, Lc., MA.
URGENSI TAUHID
1. Tauhid Adalah Tujuan Manusia Diciptakan
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah, wajib bagi setiap Muslim untuk memprioritaskan tauhid daripada selainnya. Yaitu hendaknya kita mempersembahkan segala ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan semua bentuk ibadah kepada selain Allah. Karena tujuan kita diciptakan oleh Allah di dunia ini adalah agar kita mentauhidkan-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Dan keselamatan seseorang di akhirat kelak ditentukan oleh tauhid. Orang yang mati dalam keadaan bertauhid, maka ia akan selamat di akhirat walaupun membawa dosa yang banyak. Adapun orang yang mati dalam keadaan musyrik, maka ia tidak akan selamat dan merugi selamanya. Allah Ta’ala berfirman:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya” (QS. Al Kahfi: 110).
Allah Ta’ala juga berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. An Nisa’: 48).
2. Tauhid Adalah Syarat Diterimanya Amalan Kebaikan
Rabb pencipta dan pengatur alam semesta hanya satu, ialah Allah Ta’ala. Sesembahan yang berhak disembah juga hanya satu, ialah Allah Ta’ala. Dan Allah Ta’ala hanya menerima amalan kebaikan dari orang-orang yang bertauhid.
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al Maidah: 27).
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
“Barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Rabb-Nya maka amalkanlah amalan kebaikan dan jangan mempersekutukan Rabb-nya dengan sesuatu apapun” (QS. Al Kahfi: 110)
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah keada Allah semata dan mengikhlaskan amalan hanya kepada-Nya” (QS. Al Bayyinah: 5).
Orang-orang kafir dan musyrik, yang mereka tidak bertauhid, sebesar apapun amalan kebaikan mereka tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala dan hanya menjadi debu-debu yang beterbangan.
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً
“dan kami persaksikan kepada mereka, bahwa amalan kebaikan yang mereka amalkan kami jadikan debu-debu yang beterbangan” (QS. Al Furqan: 23).
3. Tauhid Adalah Kunci Surga
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
من قال لا إله إلا الله صدقًا من قلبه دخل الجنة
“Barangsiapa yang mengatakan: tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah. Tulus dari hatinya, ia masuk surga” (HR. Abu Ya’la dalam Musnad-nya, 6/10).
Namun bukan sekedar pengucapan saja, melainkan juga disertai ilmu dan menjalankan konsekuensinya. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن مات وهو يعلمُ أن لا إله إلا اللهُ دخل الجنةَ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan mengilmui bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, ia masuk surga” (HR. Muslim no. 26).
Al Hasan Al Bashri rahimahullah ketika ia ditanya: “orang-orang mengatakan bahwa barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah pasti akan masuk surga”. Al Hasan berkata:
من قال « لا إله إلا الله » فأدَّى حقها وفرضها دخل الجنة
“barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, lalu menunaikan hak dan kewajibannya (konsekuensinya), pasti akan masuk surga“ (diriwayatkan Al Asbahani dalam Al Hujjah fi Bayanil Mahajjah, 2/152. Dinukil dari Kalimatul Ikhlash Fadhluha wa Syurutuha, 502).
SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/41194-urgensi-tauhid.html
Silakan di-share...
Benarkah Pahala Itu Sebanding dengan Tingkat Kesulitan Sebuah Amal?
Ada sebuah ungkapan (yang mungkin) tidak asing kita dengar,
الثَّوَابُ عَلَى قَدْرِ المَشَقَّة
“Pahala itu sesuai dengan kadar kesulitan (yang dihadapi).”
Benarkah seperti itu? Benarkah Allah Ta’ala akan memberikan pahala lebih atas sebuah amal yang sulit untuk dikerjakan? Apakah ungkapan tersebut berlaku pada semua jenis ibadah?
Berikut ini akan kita paparkan beberapa penjelasan mengenai ucapan tersebut.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “Perkataan ini tidak sepenuhnya lurus dan benar. Sebagaimana sebagian kelompok memanfaatkannya (ucapan tersebut) untuk dijadikan dalil (bolehnya) berbagai macam bentuk praktik keagamaan berupa tindakan menjauhi segala hasrat keduniawian dan ibadah-ibadah lainnya yang mengandung unsur ke-bid’ah-an, seperti yang dilakukan kaum musyrikin dan yang selainnya dari perbuatan mengharamkan sesuatu yang Allah halalkan dari hal-hal yang baik. Juga seperti sikap terlalu mendalami sebuah urusan ataupun terlalu ketat dan berlebih-lebihan dalam perkara yang tidak seharusnya. Keduanya itu sangatlah dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
هَلَكَ المُتَنَطِّعُونَ. قالَها ثَلاثًا
“Celakalah orang yang berlebih-lebihan (dalam agama). Nabi mengatakannya sebanyak tiga kali.” (HR. Muslim no. 2670)
Adapun ucapan, “Pahala itu sesuai dengan kadar ketaatan.”, maka terkadang ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya bisa terjadi pada sebuah amal yang mudah untuk dilakukan. Sebagaimana Allah Ta’ala berikan kemudahan untuk pemeluk agama Islam dengan dua kalimat yang bisa menjadi seutama-utamanya amalan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كَلِمَتانِ خَفِيفَتانِ علَى اللِّسانِ، ثَقِيلَتانِ في المِيزانِ، حَبِيبَتانِ إلى الرَّحْمَنِ، سُبْحانَ اللَّهِ وبِحَمْدِهِ، سُبْحانَ اللَّهِ العَظِيمِ.
“Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan (mizan), dan dicintai oleh Ar-Rahman (Allah Ta’ala), Subhanallah wabihamdihi, Subhanallahil ‘azhiim.” (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)
Bisa jadi sebuah amalan terasa berat untuk dilakukan, maka keutamaannya itu bukan berdasarkan arti dan makna dari rasa beratnya tersebut. Kesabaran di dalam melaksanakannya serta adanya rasa letihlah yang akan menambah pahala. Sebagaimana seseorang yang datang dari tempat yang jauh untuk berhaji ataupun umrah, maka ia mendapatkan pahala yang lebih besar dari mereka yang datang dari tempat yang dekat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha,
ولَكِنَّهَا علَى قَدْرِ نَفَقَتِكِ أوْ نَصَبِكِ
“Akan tetapi, ganjaran (sebuah amalan) itu berdasarkan ukuran nafkahmu atau keletihanmu.” (HR. Bukhari no. 1787 dan Muslim no. 1211)
Karena sejatinya, balasan pahala itu sesuai dengan kadar amal perbuatan yang terwujud karena jauhnya jarak. Dan jauhnya jarak akan memperbanyak usaha yang harus dikerahkan oleh seseorang sehingga -insyaAllah- akan memperbanyak pahala yang diperolehnya. Hal ini berlaku juga dalam perkara peperangan.” (Al-Fatawa karya Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, 10: 620-622)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/84148-pahala-sebuah-amal.html
SEAKAN INI WAKAF TERAKHIRKU
Wahai diriku tidakkah engkau ingin memiliki perniagaan yang terus-menerus memberikan keuntungan meski jasad telah bertahun-tahun terkubur menanti hari pembangkitan
MASIH ADA KESEMPATAN BERWAKAF DI BULAN RAMADAN UNTUK MEMBANGUN SEKOLAH ISLAM YAA BUNAYYA
Tidak diragukan bahwa wakaf adalah amal yang mulia dan pahalanya bisa dipetik terus menerus meski kita sudah meninggal
Selama infrastruktur yang dibangun dari wakaf masih memberikan manfaat maka selama itu pulalah aliran pahala kebaikan terus kita tuai, Masya Allah
Terlebih lagi yang memanfaatkan infrastruktur tersebut adalah para penggerak dakwah yang bertujuan memberikan pendidikan Islam yang sesuai Alquran dan Sunnah untuk putra-putri kaum muslimin, tentu nilai pahalanya akan lebih besar di sisi Allah ta'ala
HARUS WAKAF BERAPA?
Tidak ada batas minimal berapa harta yang harus kita wakafkan, yang jelas Allah Maha Adil bagi siapa yang lebih besar kontribusinya dan lebih ikhlas hatinya tentu hitungannya akan berbeda di sisi-Nya
KEBUTUHAN RP 700 JUTA
Saat ini sudah terkumpul Rp 44.000.000 itu artinya masih ada banyak kesempatan untuk mendapatkan peluang menjadi penanam saham kebaikan dalam proyek dakwah pembangunan sekolah Islam SMP Yaa Bunayya
SEGERA MANFAATKAN HARI-HARI DI BULAN RAMADAN UNTUK BERWAKAF
Dana wakaf bisa disalurkan melalui link website berikut:
https://ypia.or.id/campaign/wakaf-pembangunan-sekolah-islam-smp-yaa-bunayya/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
48 JAM LAGI MUSLIM.OR.ID AKAN MENUTUP PROGRAM BESAR INI
Kesempatan berbagi buka puasa di 10 hari terakhir bulan Ramadan yang mulia dengan potensi membersamai malam Lailatul Qadar
SEGERA MANFAATKAN PELUANG BERBAGI BUKA PUASA UNTUK ORANG-ORANG YANG MENCINTAI ALLAH
Update 7 April 2023 sudah terkumpul kurang lebih 7.860 porsi dari target 17.000 porsi
PENERIMAAN PAKET BUKA PUASA AKAN DITUTUP PADA 10 APRIL 2023
Selain untuk memanen banyak pahala dengan mudah, berbagi buka puasa ini juga kami harapkan bisa menjadi media dakwah yang lembut di masyarakat
Orang yang cinta sunnah hatinya akan ringan untuk berbagi
Orang yang mencintai sunnah akan bahagia melihat saudaranya bahagia
Orang yang cinta sunnah akan mudah melihat peluang-peluang amal yang membuahkan banyak pahala di sisi Allah ta'ala
Beberapa target distribusi program ini adalah masjid-masjid kampung yang kita semogakan akan tumbuh dakwah sunnah di sana
1 PORSI RP15.000
Anda boleh berbagi lebih dari satu porsi atau mengatasnamakan sedekah yang mulia ini untuk orang-orang yang anda cintai.
PAKET BERBUKA PUASA RAMADAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirim bukti trf kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
IG | FB | TG: @ypiaorid
96 JAM LAGI MUSLIM.OR.ID AKAN MENUTUP PROGRAM BESAR INI
SEGERA MANFAATKAN PELUANG BERBAGI BUKA PUASA UNTUK ORANG-ORANG YANG MENCINTAI ALLAH
Update saat ini sudah terkumpul kurang lebih 7.860 porsi dari target 17.000 porsi
PENERIMAAN PAKET BUKA PUASA AKAN DITUTUP PADA 10 APRIL 2023
Selain untuk memanen banyak pahala dengan mudah, berbagi buka puasa ini juga kami harapkan bisa menjadi media dakwah yang lembut di masyarakat
Orang yang cinta sunnah hatinya akan ringan untuk berbagi
Orang yang mencintai sunnah akan bahagia melihat saudaranya bahagia
Orang yang cinta sunnah akan mudah melihat peluang-peluang amal yang membuahkan banyak pahala di sisi Allah ta'ala
Beberapa target distribusi program ini adalah masjid-masjid kampung yang kita semogakan akan tumbuh dakwah sunnah di sana
1 PORSI RP15.000
Anda boleh berbagi lebih dari satu porsi atau mengatasnamakan sedekah yang mulia ini untuk orang-orang yang anda cintai.
PAKET BERBUKA PUASA RAMADAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirim bukti trf kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
IG | FB | TG: @ypiaorid
MAHASISWA MUSLIM PERLU MENGETAHUI ILMU MENGURUS JENAZAH SESUAI SUNNAH
PLAY VIDEO https://youtu.be/nwVUk0WXj1w
Terkadang kita mendengar seruan-seruan dari mahasiswa yang memproklamirkan diri akan membela masyarakat kecil agar hak-haknya bisa dipenuhi
Tentu menjadi sebuah dilematis jika maksud hati ingin turun ke masyarakat namun sekedar untuk mengurus jenazah agar bisa dikubur sesuai sunnah pun masih berat
YPIA Yogyakarta yang selama ini memiliki perhatian khusus terhadap dakwah di kalangan mahasiswa tentu paham bagaimana peran mereka di masyarakat
Oleh karena itulah pada dua April 2023 kami mengadakan daurah pelatihan pengurusan jenazah di Masjid Pogung Raya yang dihadiri berbagai kalangan masyarakat termasuk mahasiswa
AYO TERUS BANTU YPIA SEMARAK KAN DAKWAH SUNNAH DI INDONESIA
Dukungan bisa anda s
alurkan melalui link website berikut ini:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
BEGINI SAAT RATUSAN WARGA MENGIKUTI PELATIHAN PENGURUSAN JENAZAH
PLAY VIDEO https://youtu.be/_SCtFwN_gl8
Mengingat pentingnya pendidikan kepengurusan jenazah di tengah masyarakat muslim maka Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari pada 2 April 2023 melaksanakan pelatihan kepengurusan jenazah di masjid Pogung Raya
Alhamdulillah, kegiatan yang menjadi salah satu rangkaian dari program Semarak Ramadan YPIA ini dihadiri ratusan peserta
Kami ucapkan jazakumullahu Khairan kepada kaum muslimin yang telah mendermakan hartanya sehingga atas izin Allah ta'ala program-program Semarak Ramadan bisa terlaksana dengan baik
AYO TERUS BANTU YPIA SEMARAK KAN DAKWAH SUNNAH DI INDONESIA
Dukungan bisa anda s
alurkan melalui link website berikut ini:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Jangan Remehkan Satu Kebaikan di Bulan Ramadhan
Kita tahu bahwa bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk berbuat baik. Waktu saat itu ternyata memang begitu mudah untuk melakukan kebaikan. Itulah mengapa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam semangat melakukan kebaikan lebih dari waktu-waktu lainnya.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.” (Zaadul Ma’ad, 2: 25)
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ لأَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْقُرْآنَ ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril ‘alaihis salam menemui beliau. Jibril ‘alaihis salam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur’an) hingga Al Qur’an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila Jibril ‘alaihi salam datang menemuinya, tatkala itu beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus.” (HR. Bukhari no. 4997 dan Muslim no. 2308)
Dari hadits di atas Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Itu berarti disunnahkan memperbanyak kebaikan di bulan Ramadhan.” Juga kata beliau disunnahkan pula untuk mempelajari Al Quran di bulan tersebut. Lihat Syarh Shahih Muslim, 15: 62.
Berarti kalau kita ada kesempatan berbuat baik, janganlah dilewatkan. Segeralah melakukan kebaikan, mumpung berada di bulan yang mulia. Jangan meremehkan satu kebaikan sedikit pun juga. Walau hanya dengan senyuman manis. Walau hanya dengan sedekah Rp.1000 yang kita miliki. Walau hanya dengan membaca 1 halaman Al Quran setiap harinya. Jangan sampai ada kebaikan yang ditinggalkan selagi kita punya kesempatan.
Jabir bin Sulaim pernah dinasehati oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).
Abu Dzar juga pernah dinasehati seperti itu pula,
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun juga walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah berseri” (HR. Muslim no. 2626).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/22022-kajian-ramadhan-31-jangan-remehkan-satu-kebaikan-di-bulan-ramadhan.html
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Inilah Para Pengikut Dajjal
Bismillah.. berikut kami sampaikan pembahasan singkat terkait pengikut dajjal. Semoga bermanfaat.
Dajjal, digambarkan dalam hadis-hadis Nabi sebagai seorang pendusta yang sebelah matanya buta, tertulis di keningnya huruf kaf fa’ dan ra’ (ك ف ر). Kemunculannya pertanda kiamat sudah sangat dekat. Dia menjadi fitnah terbesar dalam sejarah kehidupan manusia. Sampai-sampai, setiap Nabi yang diutus, mengingatkan umatnya tentang fitnah Dajjal.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا بُعِثَ نَبِيٌّ إِلَّا أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الأَعْوَرَ الكَذَّابَ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ
“Tidaklah diutus seorang nabi, melainkan dia mengingatkan kaumnya tentang si buta sebelah, sang pendusta. Ketahuilah Dajjal itu buta sebelah dan Tuhan kalian tidak buta sebelah. Diantara dua matanya tertulis: Kafir” (HR. Bukhari 7131).
Suatu yang menarik, ternyata Dajjal adalah sosok raja yang ditunggu-tunggu oleh sekelompok aliran agama. Siapakan mereka? Yahudi!
Iya, orang-orang Yahudi meyakini Dajjal sebagai raja yang akan menguasai lautan dan daratan. Mereka juga meyakininya sebagai salah satu tanda daripada tanda-tanda kebesaran Allah.
Orang-orang Yahudi menamainya dengan nama Al-Masih bin Dawud.
Perbedaan yang sangat mencolok antara mukmin dan yahudi. Orang-orang beriman, menunggu kedatangan Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam. Sementara mereka menunggu sang pendusta yang buta sebelah, penebar fitnah, yang bernama Dajjal.
Bukti wahyu yang menunjukkan informasi ini, adalah hadis dari sahabat ‘Utsman bin Abil ’ash radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda,
أكثر أتباع الدجال اليهود و النساء
“Kebanyakan pengikut Dajjal, adalah orang yahudi dan kaum wanita” (HR. Ahmad, dalam musnad beliau 4/216-217).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/36168-ternyata-inilah-para-pengikut-dajjal.html
Ust. Ahmad Anshori, Lc.
Tahdzir Terhadap Da'i Ahlul Bid’ah
Tahdzir atau memperingatkan umat terhadap bahaya dai yang menyimpang adalah bagian dari agama. Karena ini bentuk amar makruf nahi mungkar dan upaya untuk menjaga kemurnian agama.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pun melakukan tahdzir terhadap orang-orang menyimpang secara umum maupun secara khusus. Dari Abu Umayyah al Jumahi Radhiallahu ’anhu, Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
إن من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر
“Di antara tanda kiamat adalah orang-orang menuntut ilmu dari al ashoghir” (HR. Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd [2: 316], Al Lalikai dalam Syarah Ushulus Sunnah [1: 230], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [695]).
Ibnul Mubarak ketika meriwayatkan hadis ini, beliau menjelaskan,
الأصاغر : أهل البدع
“Al Ashoghir adalah ahlul bid’ah”
Ini bentuk tahdzir secara umum.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang Dzul Khuwaisirah,
إِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ ضِئْضِىءِ هذَا قَوْمٌ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ رَبْطًا، لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ، يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ.
“Sesungguhnya akan keluar dari keturunan orang ini, sekelompok kaum yang membaca Kitabullah (Al-Quran) secara rutin. Namun bacaan Al-Quran mereka tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka melesat dari (batas-batas) agama seperti anak panah yang melesat menuju sasarannya” (HR. Bukhari no. 3344, 7432, Muslim no. 1064).
Ini bentuk tahdzir secara khusus.
Oleh karena itu, Syekh Shalih Al Fauzan Hafizhahullah menjelaskan,
التحذير من أهل الضلال هذا واجب، التحذير من الأخطاء في أمور الدين هذا واجب ونصيحة للمسلمين وليس فيه غِيبة لأنه مقصودٌ به النصيحة وليس المقصود به تَنَقُّص الشخص
“Tahdzir terhadap orang-orang yang menyimpang hukumnya wajib. Tahdzir terhadap kesalahan-kesalahan agama (yang ada di tengah umat) hukumnya wajib, dan ini bentuk nasihat untuk kaum Muslimin. Tahdzir itu bukan ghibah. Karena tujuan dari tahdzir adalah untuk menasihati kaum Muslimin, bukan untuk merendahkan individu tertentu”
Lanjut baca: https://muslim.or.id/67830-tahdzir-terhadap-dai-menyimpang-bukan-berarti-merasa-suci.html
Ust. Yulian Purnama
FIKIH PUASA SYAWAL
Puasa Syawal hukumnya mustahab (sunah), berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر
“Barangsiapa yang puasa Ramadan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia mendapat pahala puasa setahun penuh” (HR. Muslim no. 1164).
Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan:
صَوْمَ سِتَّةِ أَيَّامٍ مِنْ شَوَّالٍ مُسْتَحَبٌّ عِنْدَ كَثِيرٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ
“Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya mustahab menurut mayoritas para ulama” (Al-Mughni, 3/176).
Dijelaskan dalam Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah (28/92): “Jumhur ulama dari Malikiyyah, Syafi’iyyah, Hanabilah dan ulama Hanafiyah yang muta’akhir (kontemporer) berpendapat bahwa puasa enam hari di bulan Syawal setelah puasa Ramadan itu mustahab. Dan dinukil dari Abu Hanifah bahwa beliau berpendapat hukumnya makruh secara mutlak, baik jika dilaksanakan berurutan atau tidak berurutan. Dan dinukil dari Abu Yusuf (ulama Hanafi) bahwa beliau berpendapat hukumnya makruh jika berurutan, namun boleh jika tidak berurutan. Namun jumhur (mayoritas) ulama Hanafiyah muta’akhirin berpendapat hukumnya tidak mengapa. Ibnu Abidin (ulama Hanafi) dalam kitab At-Tajnis menukil dari kitab Al-Hidayah yang mengatakan: ‘Pendapat yang dipilih para ulama Hanafi muta’akhirin hukumnya tidak mengapa. Karena yang makruh adalah jika puasa Syawal berisiko dianggap sebagai perpanjangan puasa Ramadan, sehingga ini tasyabbuh terhadap Nasrani. Adapun sekarang, ini sudah tidak mungkin lagi’. Al-Kasani mengatakan: ‘Yang makruh adalah puasa di hari Id, lalu puasa lima hari setelahnya. Adapun jika di hari Id tidak puasa lalu besoknya baru puasa enam hari, ini tidak makruh, bahkan mustahab dan sunah’.”
Maka yang rajih adalah pendapat jumhur ulama yaitu puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya mustahab (sunah) sebagaimana ditunjukkan oleh hadis.
Lanjut: https://muslim.or.id/30930-fikih-puasa-syawal.html
Ust. Yulian Purnama
Khotbah Salat Idulfitri: Tugas Kita Setelah Ramadan Pergi
Sumber: https://muslim.or.id/84531-khotbah-salat-idulfitri-tugas-kita-setelah-ramadan-pergi.html
📜 Mengapa Berdakwah?
Cuplikan faidah dari
Ust. Afifi hafizhahullah
Daurah Penggerak Dakwah ke-1
Yogyakarta 6 Rabiul awwal 1444 H
🧩 Dakwah adalah perintah Allah. Tidak cukup menjadi orang yang salih. Kita juga harus mushlih/pelaku perbaikan.
♻️ Dakwah merupakan jalan Nabi dan pengikutnya. Walaupun kita akan dilupakan, tetaplah berdakwah. Karena target dakwah bukan kepada kelompok atau Yayasan kita. Karena dakwah mengajak menuju Allah.
📒 Nabi dan pengikutnya berdakwah menuju jalan Allah di atas bashirah.
Dakwah ini banyak unsur yang kita bisa ikut nimbrung di dalamnya. Dakwahnya harus mengikuti manhaj Ahlussunnah.
🛺 Dakwah ini kebutuhan kita dan kebutuhan semua manusia. Allah tidak membutuhkan ketaatan kita sedikitpun. Beban ibadah itu menjadi kebutuhan yang terasa lezat. Ini bagi orang yang telah mencapai derajat Iman yang tinggi.
🔰 Dakwah termasuk bentuk perdagangan yang paling menguntungkan. Yang paling diuntungkan oleh dakwah adalah diri kita sendiri.
🧩 Yuk dukung dakwah bersama YPIA untuk memurnikan aqidah dan menebarkan sunnah ke berbagai penjuru...
📝 Dapatkan info lebih lengkap melalui link berikut ini :
https://ypia.or.id/dd2023
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Siapa pun yang ingin meraih cinta Allah ‘Azza wa Jalla, maka hendaklah ia gemar dan tekun berdzikir kepada-Nya”
(Al-Wabil Al-Mushayyib 1/42)
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
“Barang siapa yang tidak beradab terhadap Allah di atas permukaan bumi, maka ia akan diazab oleh Allah di bawah permukaan bumi”
Madarijus Shalikin 2/67, karya Ibnul Qayyim
Fikih I'tikaf (Bagian 1)
Al-Allamah Syaikh Syarafud Din Abun Naja Musa bin Ahmad Al-Hajjaawi rahimahullah mengatakan dalam kitabnya Zadul Mustaqni’ fi ikhtishar Al-Muqni’ mendefinisikan I’tikaf,
هُوَ لُزُومُ مَسْجِدٍ لِطَاعَةِ اللهِ تَعَالَى
“Yaitu menetap di masjid untuk melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala”
Penjelasan:
Apakah maksud لُزُومُ (menetap) di sini? Syaikh Manshur bin Yunus Al-Bahuti rahimahullah ketika menjelaskan kata tersebut dalam kitabnya Ar-Raudhul Murbi’,
لزوم مسلم عاقل ولو مميزا لا غسل عليه مسجدا ولو ساعة
“Menetapnya seorang muslim yang berakal, walaupun seorang anak yang mumayyiz, yang tidak berkewajiban mandi, di dalam masjid walaupun sesaat saja”.
Pada kalimat di atas, terdapat sebagian syarat-syarat sah I’tikaf, bahwa seseorang yang hendak beri’tikaf haruslah memiliki kriteria, di antaranya sebagai berikut,
1. Muslim
Di antara syarat sahnya I’tikaf adalah beragama Islam, hal ini disepakati oleh empat madzhab Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah, dan Hanabilah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala tentang orang-orang kafir
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami hadapi segala amal (jenis kebaikan) yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan” (Al-Furqaan: 23).
Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa amal apa saja dari jenis amal kebaikan yang mereka kerjakan, maka akan tidak diterima, tidak diberi pahala dan sirna begitu saja karena tidak adanya keimanan dalam hati mereka. Dengan demikian orang yang kafir atau murtad sedangkan ia belum bertaubat, maka tidak sah I’tikafnya, karena I’tikaf adalah jenis amal shalih dan tidaklah diterima jika yang melakukannya adalah orang kafir.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/25873-fikih-itikaf-1.html
Ust. Said Abu Ukasyah
Syaikh Ibnu Baz menjelaskan:
Terkadang lailatul qadar itu bisa dilihat tandanya bagi orang yang diberi taufiq oleh Allah untuk melihat tandanya. Dahulu para sahabat radhiallahu’anhum juga berdalil dengan beberapa jenis tanda. Namun bagi orang yang memang beribadah di malam itu karena iman dan mengharap pahala namun tidak melihat tanda apa-apa bukan berarti tidak mendapatkan keutamaannya.
Maka setiap muslim hendaknya bersungguh-sungguh untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir Ramadhan sebagaimana diperintahkan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam untuk mendapatkan pahala dan ganjaran. Jika seseorang mengisi malam lailatul qadar dengan ibadah karena iman dan mengharap pahala ia akan mendapatkan ganjarannya, walaupun ketika itu ia tidak mengetahui. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat malam di malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Muttafaq ‘alaih)
Dalam riwayat lain:
من قامها ابتغاءها ثم وقعت له غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat malam di malam lailatul qadar dan berharap mendapatkannya, akan diberikan padanya ampunan dosa yang telah lalu dan akan datang”
Demikian juga terdapat hadits shahih dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa diantara tanda lailatul qadar adalah matahari terbit di pagi harinya dengan sinar yang tidak menyilaukan. Dan Ubay bin Ka’ab bersumpah ketika melihat tanda ini bahwa itu di hari ke-27. Namun yang shahih lailatul qadar itu muntaqilah (selalu berpindah) di sepuluh hari terakhir Ramadhan, dan malam ganjil itu lebih besar kemungkinannya, dan malam ke-27 lebih kuat kemungkinannya dari malam-malam ganjil yang lain. Maka barangsiapa yang bersungguh-sungguh di semua sepuluh malam terakhir dengan shalat, membaca dan tadabbur Al Qur’an, berdoa, dan amalan kebaikan yang lain, ia akan mendapatkan lailatul qadar tanpa keraguan. Ia akan menjadi orang yang beruntung yang mendapatkan janji Allah yang diberikan kepada orang yang menghidupkan malam itu karena iman dan mengharap pahala.
Selengkapnya: https://muslim.or.id/17710-fatwa-ramadhan-tidak-dapat-lailatul-qadar-karena-tidak-lihat-tandanya.html
24 JAM LAGI MUSLIM.OR.ID AKAN MENUTUP PROGRAM BESAR INI
Kesempatan berbagi buka puasa di 10 hari terakhir bulan Ramadan yang mulia dengan potensi membersamai malam Lailatul Qadar
SEGERA MANFAATKAN PELUANG BERBAGI BUKA PUASA UNTUK ORANG-ORANG YANG MENCINTAI ALLAH
Update 7 April 2023 sudah terkumpul kurang lebih 7.860 porsi dari target 17.000 porsi
PENERIMAAN PAKET BUKA PUASA AKAN DITUTUP PADA 10 APRIL 2023
Selain untuk memanen banyak pahala dengan mudah, berbagi buka puasa ini juga kami harapkan bisa menjadi media dakwah yang lembut di masyarakat
Orang yang cinta sunnah hatinya akan ringan untuk berbagi
Orang yang mencintai sunnah akan bahagia melihat saudaranya bahagia
Orang yang cinta sunnah akan mudah melihat peluang-peluang amal yang membuahkan banyak pahala di sisi Allah ta'ala
Beberapa target distribusi program ini adalah masjid-masjid kampung yang kita semogakan akan tumbuh dakwah sunnah di sana
1 PORSI RP15.000
Anda boleh berbagi lebih dari satu porsi atau mengatasnamakan sedekah yang mulia ini untuk orang-orang yang anda cintai.
PAKET BERBUKA PUASA RAMADAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirim bukti trf kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
IG | FB | TG: @ypiaorid
48 JAM LAGI YPIA AKAN MENUTUP PROGRAM BESAR INI
Kesempatan berbagi buka puasa di 10 hari terakhir bulan Ramadhan yang mulia dengan potensi membersamai malam Lailatul Qadar
SEGERA MANFAATKAN PELUANG BERBAGI BUKA PUASA UNTUK ORANG-ORANG YANG MENCINTAI ALLAH
Update 7 April 2023 sudah terkumpul kurang lebih 7.860 porsi dari target 17.000 porsi
PENERIMAAN PAKET BUKA PUASA AKAN DITUTUP PADA 10 APRIL 2023
Selain untuk memanen banyak pahala dengan mudah, berbagi buka puasa ini juga kami harapkan bisa menjadi media dakwah yang lembut di masyarakat
Orang yang cinta sunnah hatinya akan ringan untuk berbagi
Orang yang mencintai sunnah akan bahagia melihat saudaranya bahagia
Orang yang cinta sunnah akan mudah melihat peluang-peluang amal yang membuahkan banyak pahala di sisi Allah ta'ala
Beberapa target distribusi program ini adalah masjid-masjid kampung yang kita semogakan akan tumbuh dakwah sunnah di sana
1 PORSI RP15.000
Anda boleh berbagi lebih dari satu porsi atau mengatasnamakan sedekah yang mulia ini untuk orang-orang yang anda cintai.
PAKET BERBUKA PUASA RAMADAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirim bukti trf kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
IG | FB | TG: @ypiaorid
WAKAF SPESIAL DI BULAN RAMADAN UNTUK MEMBANGUN SEKOLAH ISLAM YAA BUNAYYA
Tidak diragukan bahwa wakaf adalah amal yang mulia dan pahalanya bisa dipetik terus menerus meski kita sudah meninggal
Selama infrastruktur yang dibangun dari wakaf masih memberikan manfaat maka selama itu pulalah aliran pahala kebaikan terus kita tuai, Masya Allah
Terlebih lagi yang memanfaatkan infrastruktur tersebut adalah para penggerak dakwah yang bertujuan memberikan pendidikan Islam yang sesuai Alquran dan Sunnah untuk putra-putri kaum muslimin, tentu nilai pahalanya akan lebih besar di sisi Allah ta'ala
HARUS WAKAF BERAPA?
Tidak ada batas minimal berapa harta yang harus kita wakafkan, yang jelas Allah Maha Adil bagi siapa yang lebih besar kontribusinya dan lebih ikhlas hatinya tentu hitungannya akan berbeda di sisi-Nya
KEBUTUHAN RP 700 JUTA
Saat ini sudah terkumpul Rp 44.000.000 itu artinya masih ada banyak kesempatan untuk mendapatkan peluang menjadi penanam saham kebaikan dalam proyek dakwah pembangunan sekolah Islam SMP Yaa Bunayya
SEGERA MANFAATKAN HARI-HARI DI BULAN RAMADAN UNTUK BERWAKAF
Dana wakaf bisa disalurkan melalui link website berikut:
https://ypia.or.id/campaign/wakaf-pembangunan-sekolah-islam-smp-yaa-bunayya/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
SAHAM AMAL MULAI RP10.000 DI BULAN RAMADAN DENGAN POTENSI TUMBUHKAN JUTAAN KEBAIKAN
Atas izin Allah ta'ala sejak 2005 sampai detik ini selama 24 jam muslim.or.id dan muslimah.or.id aktif dikunjungi pengguna internet dari berbagai kalangan dengan total statistik mencapai 1 juta kunjungan per bulan
KEBUTUHAN 20 JUTA UNTUK PERIODE APRIL 2023*
Dana yang menjadi saham amal dakwah ini insya Allah akan dialokasikan untuk operasional dan pengembangan muslim.or.id dan muslimah.or.id yang meliputi
1. Biaya operasional teknis websit
2 Biaya produksi artikel dakwah harian
3. Biaya staf operasional website dan sosial media untuk produksi konten dakwah harian
Angka statistik di atas baru dihitung dari kunjungan website saja, belum terhitung statistik dari sosial media yang jumlahnya juga tidak jauh dari angka jutaan, Masya Allah
*INVESTASIKAN SAHAM AMAL DAKWAH DI BULAN RAMADAN*
Dukungan bisa anda salurkan melalui link website berikut ini:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Hukum Berobat Ke Dukun
Bolehkah berobat kepada tukang sihir atau dukun? Apakah hal ini termasuk kesyirikan yang membatalkan amalan ataukah bukan termasuk kesyirikan?
Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Baz:
Tidak boleh berobat kepada tukang sihir dan juga dukun. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mendatangi dukun dan tukang sihir. Beliau besabda, “Janganlah kalian mendatanginya…”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
من أتى عرافًا فسأله عن شيء؛ لم تقبل له صلاة أربعين يومًا (رواه مسلم في الصحيح)
“Siapa yang mendatangi ‘arraf (peramal) lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka salatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam” (HR. Muslim dalam sahihnya).
Mendatangi ‘arraf (peramal) sama halnya mendatangi kahin [1] (dukun), munajjim (ahli nujum), sahir (tukang sihir), rammal (tukang ramal yang menggaris-garis di pasir untuk meramal sesuatu), dan yang semisal dengannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
من أتى كاهنًا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد -عليه الصلاة والسلام-
“Barangsiapa mendatangi dukun lalu memercayai apa yang dia katakan, maka dia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad ‘Alaihi shallaatu wasallam” (HR. Abu Dawud no. 3904, at Timidzi no. 135, an Nasai dalam as-Sunan al-Kubra no. 9017, Ibnu Majah no. 639, Ahmad no. 10167, dinilai sahih oleh Syaikh Al Albani).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
ليس منا من سحر أو سُحر له، وليس منا من تكهن أو تُكهن له.
“Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang melakukan perbuatan sihir, atau membenarkannya, yang mendatangi dukun, atau membenarkan ucapannya”
Seorang mukmin tidak boleh mendatangi (termasuk berobat) kepada peramal, dukun, dan ahli nujum. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam memperingatkan dengan peringatan yang keras. Tidak boleh pula bertanya dan membenarkan ucapannya. Bertanya kepada mereka tanpa membenarkannya merupakan suatu kemungkaran besar meskipun belum termasuk kesyirikan. Membenarkan ucapannya, meyakini bahwa mereka mengetahui hal ghaib, merupakan kufur akbar. Hal itu dikarenakan yang mengetahui ilmu ghaib hanyalah Allah Ta’ala. Barang siapa mengklaim bahwa ada yang mengetahui hal ghaib selain Allah Ta’ala, maka dia kafir. Baik dia mengatakan bahwa yang mengetahui hal ghaib itu adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau selainnya. Hanya Allah Ta’ala yang mengetahui ilmu ghaib. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ.
“Katakanlah, ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah’” (QS. An Naml: 65)
Selengkapnya: https://muslim.or.id/72134-hukum-berobat-kepada-tukang-sihir-dan-dukun.html
Silakan di-share...
IKUT BERJUANG BERSAMA 168+ KRU PENGGERAK DAKWAH YPIA
KEBUTUHAN 125 JUTA
Dana dari kaum muslimin tersebut akan dikembangkan dalam proyek-proyek dakwah berikut ini:
YPIA ACADEMY
Program dakwah yang telah dimanfaatkan oleh Ridwan kaum muslimin untuk belajar membaca dan menghafal Alquran, belajar bahasa Arab, dan belajar ilmu syar'i secara intensif
DAKWAH MULTIMEDIA
Jutaan pengunjung internet dari seluruh dunia telah mendapatkan manfaat dari muslim.or.id, muslimah.or.id Radio Muslim Jogja
WISMA MUSLIM DAN Muslimah
Saat ini ada 11 Wisma yang digunakan untuk tempat tinggal dan kegiatan belajar mengajar para santri dari kalangan mahasiswa
SEKOLAH FORMAL YAA BUNAYYA
Ybia juga menaungi SDIT Yaa Bunayya dan insya Allah akan mulai dirintis SMP Yaa Bunayya
RUMAH TAHFIDZ ASHABUL KAHFI
Tempatnya pemuda-pemuda Islam yang ingin menjadi penghafal Alquran
BERBAGAI GERAKAN DAKWAH SPORADIS
YPIA juga berusaha membumikan dakwah sunnah di berbagai elemen masyarakat melalui buletin At Tauhid, komunitas dakwah mahasiswa Jogja komunitas dakwah muslimah dan berbagai kegiatan sosial
ANDA BISA MENANAM SAHAM DAKWAH MULAI RP10.000
Dukungan bisa anda salurkan melalui link website berikut ini:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555