Mendapati Rukuk Bersama Imam, Sudah Mendapati Rakaat
Orang yang masbuq, kemudian ketika masuk masjid mendapati imam dalam keadaan rukuk, maka hendaknya takbiratul ihram lalu rukuk. Dan ia sudah dapat rakaat tersebut walau tidak baca Al Fatihah.
Dalam hadits Abu Bakrah Nafi’ bin Al Harits radhiallahu’anhu:
أنَّهُ انْتَهَى إلى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وهو رَاكِعٌ، فَرَكَعَ قَبْلَ أنْ يَصِلَ إلى الصَّفِّ، فَذَكَرَ ذلكَ للنبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَقالَ: زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا ولَا تَعُدْ
“Ia mendapati Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam keadaan rukuk, maka ia pun rukuk sebelum ia berjalan masuk ke shaf. Maka hal ini pun disampaikan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: semoga Allah menambahkan semangat kepadamu wahai Abu Bakrah, namun shalatmu tidak perlu diulang” (HR. Bukhari no.783).
Demikian juga Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhu mengatakan:
من لم يدرك الإمام راكعا لم يدرك تلك الركعة
“Orang yang tidak mendapat rukuk bersama imam, maka ia tidak mendapati shalat” (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil, 2/262).
Demikian juga terdapat riwayat dari Umar bin Khathab radhiallahu’anhu, beliau mengatakan:
من أدرك الإمام راكعا، فركع قبل أن يرفع الإمام رأسه، فقد أدرك تلك الركعة
“Barangsiapa yang mendapati imam rukuk, maka rukuklah sebelum imam bangkit. Maka ia telah mendapati rakaat tersebut” (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil, 2/263).
Ini adalah pendapat jumhur ulama. Al Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan:
وهذا الذي ذكرناه من إدراك الركعة بإدراك الركوع هو الصواب الذي نص عليه الشافعي , وقاله جماهير الأصحاب وجماهير العلماء , وتظاهرت به الأحاديث وأطبق عليه الناس , وفيه وجه ضعيف مزيف أنه لا يدرك الركعة
“Inilah pendapat yang kami kuatkan, yaitu didapatkannya rakaat dengan mendapati rukuk. Inilah pendapat yang benar yang dinyatakan oleh Asy Syafi’i dan juga merupakan pendapat jumhur ulama Syafi’iyyah dan juga jumhur ulama. Banyak hadits-hadits yang mendasarinya dan ini yang diterapkan oleh para ulama. Memang ada pendapat yang lemah dan aneh yang menyatakan bahwa tidak didapatkan rakaat dengan didapatkannya rukuk” (Al Majmu’, 4/112).
Namun al idrak (dapat rakaat) di sini ada 3 syarat. Disebutkan oleh Ibnu Badran rahimahullah:
الإدراك له ثلاثة شروط: أن يكبر المأموم قائما, و أن يركع و الإمام راكع, و أن لا يشك في أن ركوعه كان في حال ركوع الإمام أو في حال رفعه من الركوع
“Al idrak (dapat rakaat) ada 3 syarat: [1] makmum bertakbir dalam keadaan berdiri (sempurna), [2] dan dia rukuk ketika imam masih rukuk, [3] dan ia tidak ragu apakah rukuknya tersebut ketika imam masih rukuk juga ataukah ketika imam sudah mulai berdiri” (Hasyiyah ‘ala Akhsharil Mukhtasharat, 120).
Jika syarat nomor 1 tidak terpenuhi, shalat tidak sah. Karena takbiratul ihram adalah rukun dan wajib dikerjakan dalam keadaan berdiri jika mampu. Jika syarat nomor 2 atau 3 tidak terpenuhi, maka belum dapat rakaat.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/46306-mendapati-rukuk-bersama-imam-sudah-mendapati-rakaat.html
Ust. Yulian Purnama
TANAM SAHAM DAKWAH DI MUSLIM.OR.ID DAN MUSLIMAH.OR.ID
Periode Desember 2022
1 Paket = Rp 20.000
Terkumpul 360 paket
Total kebutuhan 850 paket
2 WEBSITE DAKWAH SIAP DIGERAKKAN
Muslim.or.id dan muslimah.or.id sudah lebih dari 15 tahun berkontribusi dalam menggerakkan dakwah sunnah melalui media online
SALURKAN PAKET DONASI ANDA KAPAN SAJA
Donasi melalui website https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Memetik Buah Manis dari Menulis
Alhamdulillah, pada hari jum'at 23 Desember 2022, sudah terlaksana kelas menulis bersama ustaz Raehanul Bahraen hafizhahullah. Kelas ini terlaksana atas kerja sama beberapa pihak di antaranya, Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari, Muslimah.or.id, Muslim.or.id, Ma'had Al 'Ilmi, dan Takmir Masjid Al Ashri Pogung Rejo Yogyakarta.
Acara ini berjalan lancar meski sepanjang acara dibersamai hujan deras yang mengakibatkan jaringan siaran live agak terganggu. Meskipun hujan deras, para peserta yang hadir tetap antusias mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan.
Materi yang disampaikan sangat penting bagi penulis pemula, mulai dari jenis artikel sampai tips menulis bagi pemula. Di akhir sesi, para peserta diberikan waktu 7 menit untuk langsung praktik menulis dan beberapa tulisan langsung dikoreksi oleh ustaz.
Khusus akhwat, setelah acara selesai, diadakan FGD bersama pengurus muslimah.or.id. Tujuannya untuk melakukan pendampingan bagi para peserta yang ingin serius belajar menulis.
Semoga kelas menulis ini bisa terus berlanjut, karena besar harapan kami dari kelas menulis ini bisa lahir para penulis hebat yang bisa berkontribusi di website-website dakwah, buletin dan media lainnya. Para penulis yang menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi umat.
Tidak lupa juga kami rangkum faedah yang disampaikan ustaz di kelas menulis tersebut. Berikut beberapa faedahnya:
==========
Secara umum ada 2 jenis tulisan
1. Artikel ilmiah
Tulisan yang harus mencantumkan sumber, dalil, dll.
Kelebihan: bagi pecinta ilmu, merupakan sumber ilmu
Kelemahan: orang awam kurang suka baca
2. Artikel lepas
Tulisan yang tidak perlu mencantumkan sumber, dalil, dll.
Contohnya status facebook yang cukup panjang
Dari artikel lepas, bisa diubah menjadi artikel ilmiah
---
Teori dasar untuk menulis:
1. Ikhlaskan niat
Ada penekanan khusus tentang keikhlasan dalam menulis, karena terkait tentang keberkahan dan penyebaran tulisan
2. Anugerah menulis
- Ada yang diberikan bakat menulis
- Ada yang mahir karena dilatih
Pecinta ilmu, biasanya hobi baca dan hobi menulis
Kemampuan menulis dengan hobi membaca mempunyai hubungan erat
---
Tips menulis artikel lepas bagi pemula
1. Menulis harus mengalir, jangan terlalu lama mencari ide, jangan menunggu sempurna
2. Menulis apa yang terlintas dalam pikiran, nanti bisa dibaca ulang dan diperbaiki
3. Mengedit sendiri tulisan
4. Mengedit ulang di waktu yang berbeda
5. Saat muncul ide, langsung buat kerangka tulisan
6. Membuat forum menulis
7. Membutuhkan mood menulis, jangan menulis saat tidak ada mood
8. Ketika menulis, hilangkan hal yang bisa mengganggu konsentrasi
9. Untuk meningkatkan tulisan, sering dimurojaah, minimal dibaca ulang sekali
10. Untuk jangka panjang, mulai berpikir spesialisasi tulisan
11. Buat target tulisan, bagi pemula bisa dimulai dari 1 artikel/pekan
12. Jangan kebanyakan teori, langsung praktik
Barakallahu fiikum
==========
Yuk, dukung terus muslimah.or.id dan muslim.or.id agar bisa terus mengadakan kelas menulis dengan berdonasi melalui:
Transfer rekening (konfirmasi manual):
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via Whatsapp ke nomor 0822 2597 9555
atau
Klik >> bit.ly/supportmuslimorid
Mau jadi donatur tetap muslim.or.id?
Daftar di sini >> bit.ly/dtmuslimorid
Barakallahu fiikum.
NASEHAT INDAH UNTUK PENGGERAK DAKWAH SUNNAH - USTADZ AHMAD ZAINUDDIN AL BANJARY
PLAY VIDEO https://youtu.be/4-GgyVOyA5g
Alhamdulillah beberapa waktu lalu ustadz Ahmad Zainuddin Al banjary hafidzahullah mengunjungi teman-teman Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari di kampung hijrah
Dalam kunjungan ini beliau memberikan faedah dan motivasi indah kepada kami dan kaum muslimin sekalian yang selama ini ikut andil dalam proyek besar penggerakan dakwah sunnah di Indonesia
MARI BANTU PROGRAM DAKWAH SUNNAH BERSAMA YPIA
Link donasi:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Larangan Mengolok-olok Fisik Orang Lain (Body Shaming)
Salah satu sisi negatif dari Internet dan sosial media adalah memudahkan seseorang untuk mengolok-olok, menghina dan mencaci orang lain. Belum tentu dia berani melakukannya di dunia nyata, karena di dunia maya dia bisa bersembunyi. Salah satu yang jenis olokan yang dilakukan adalah mengolok fisik, kekurangan fisik atau cacat tubuh seseorang yang disebut dengan “body shaming”. Perlu dicatat, melakukan “body shaming” terkadang dilakukan dengan TANPA SADAR, bisa jadi karena basa-basi untuk mencairkan suasana, bercanda yang kelewatan batas atau memang tujuannya untuk mencela dan menghina. Beberapa orang melakukan body shaming tanpa sadar karena memang merupakan kebiasaan buruk mereka. Tentunya orang yang menjadi objek “body saming” tidak merasa nyaman, karena sebenarnya “body shaming” adalah mem-bully tapi berkedok bercanda atau basa-basi.
Contoh “body shaming”:
“Pipi kok di pinggang, Cubby banget”
“Itu pipi apa bakso ya? Bulet banget”
“Loe kurus banget, kayak pentol korek lagi jalan”
Haram hukumnya melakukan “body shaming”
Semua ciptaan Allah itu ada hikmahnya, tidak layak untuk dicela dan dihina. Perhatikan kisah berikut, Sahabat Abdullah bin Mas’ud adalah sahabat yang memiliki betis yang kecil. Ketika beliau mengambil ranting untuk dijadikan siwak, angin berhembus dan menyingkap betisnya yang kecil, lalu para sahabat tertawa karena melihat betis Ibnu Mas’ud yang kecil.
Nabi shallallahu alaihi wasallam menegur para sahabat dan berkata,
مم تضحكون؟
“Apa yang membuat kalian tertawa?”
Mereka berkata, “Wahai Nabi Allah, karena kedua betisnya yang kurus.”
Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
والذي نفسي بيده لهما أثقل في الميزان من أحد
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya sungguh kedua betis itu lebih berat di timbangan daripada gunung Uhud.”[1]
Hadits ini menunjukkan bahwa mengolok dan menghina fisik adalah haram. Jika kita perhatikan, para sahabat tidak mengeluarkan kata-kata hinaan hanya tertawa saja, inipun hukumnya haram.
Menghina fisik atau cacat tubuh dengan isyarat juga diharamkan
‘Aisyah pernah merasa sangat cemburu terhadap istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lainnya yaitu Shafiyah. Shafiyah ini bertubuh pendek, ‘Aisyah lalu menghina dengan isyarat, maka hinaan dengan isyarat ini dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Perhatikan hadits berikut,
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﻗُﻠْﺖُ ﻟِﻠﻨَّﺒِﻲِّ ﺣَﺴْﺒُﻚَ ﻣِﻦْ ﺻَﻔِﻴَّﺔ ﻛَﺬَﺍ ﻭَ ﻛَﺬَﺍ ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺮُّﻭَﺍﺓُ : ﺗَﻌْﻨِﻲْ ﻗَﺼِﻴْﺮَﺓٌ , ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻟَﻘَﺪْ ﻗُﻠْﺖِ ﻛَﻠِﻤَﺔً ﻟَﻮْ ﻣُﺰِﺟَﺖْ ﺑِﻤَﺎﺀِ ﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ ﻟَﻤَﺰَﺟَﺘْﻪُ
“Dari ‘Aisyah beliau berkata: Aku pernah berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Cukup bagimu dari Shafiyah “INI DAN ITU”. Sebagian rawi berkata :”’Aisyah mengatakan Shafiyah pendek”. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ”Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat, yang seandainya kalimat tersebut dicampur dengan air laut niscaya akan merubahnya (karena sangat kotor dan bau sehingga bisa merubah air laut).” [2].
Bahkan walaupun kita tidak menyebut namanya, tapi orang lain tahu siapa yang kita maksud. Syaikh Al-‘Utsaimin menjelaskan,
ﺑﺸﺮﻁ ﺃﻻ ﻳﻔﻬﻢ ﺍﻟﺴﺎﻣﻊ ﺑﺄﻧﻪ ﻓﻼﻥ، ﻓﺈﻥ ﻓﻬﻢ ﺍﻟﺴﺎﻣﻊ ﺑﺄﻧﻪ ﻓﻼﻥ ﻓﻼ ﻓﺎﺋﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻹﺗﻴﺎﻥ ﺑﺼﻔﺔ ﻋﺎﻣﺔ
“Syarat (menasehati secara umum) adalah para pendengar tidak mengetahui bahwa yang dimaksud adalah fulan (orang tertentu). Jika pendengar paham bahwa orang itu adalah Fulan maka tidak ada faidahnya kita menasehati secara umum.”[3]
Lanjut baca: https://muslim.or.id/43997-body-shaming.html
Ust. dr. Raehanul Bahraen
Mencontoh Nabi dalam Bertoleransi
Di penghujung tahun seperti ini, telinga kita dibuat akrab dengan istilah-istilah ‘Selamat Hari Natal’, ‘Selamat Tahun Baru’ dan ucapan-ucapan yang semisalnya. Ucapan-ucapan yang mengarah pada dua perayaan yang sejatinya dicetuskan dan dibuat-buat oleh mereka yang tidak beriman kepada Allah Ta’ala.
Pada momen-momen seperti ini, kaum muslimin dihadapkan pada dua hal. Masyarakat muslim yang tidak tahu menahu atau pura-pura tidak tahu tentang hukumnya, seringkali akan ikut meramaikan dan merayakan dua perayaan ini bersama orang-orang nonmuslim. Beralasan bahwa apa yang mereka lakukan ini adalah bagian dari Islam yang rahmatan lil ‘alamin, atau beralasan bahwa ini adalah bentuk rasa toleransi mereka kepada mereka yang nonmuslim.
Lalu, kaum muslimin yang lainnya (yaitu yang telah mengetahui bagaimanakah hukum ikut serta dalam perayaan nonmuslim lalu kemudian tidak merayakannya) oleh mereka yang membenci agama ini dikatakan sebagai ‘intoleran’, ‘keras’, dan ‘kaku’.
Jemaah yang semoga selalu mendapatkan taufik dan hidayah dari Allah Ta’ala.
Sungguh ini adalah kekeliruan yang sangat besar. Mengatasnamakan keikutsertaannya pada perayaan tersebut sebagai bentuk toleransi, lalu menghukumi mereka yang tidak merayakannya dengan sebutan ‘intoleran’.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala.
Agama Islam adalah agama yang sempurna. Setiap tindakan, sikap, dan budi pekerti yang baik telah diajarkan oleh Allah Ta’ala melalui lisan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, tak terkecuali sikap dan muamalah kita terhadap orang-orang non-Islam, Islam pun telah mengajarkannya.
Di dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada mereka yang beragama Islam dan juga mereka yang non-Islam. Allah Ta’ala berfirman,
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu (dari kalangan orang-orang kafir) dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 😍
Di ayat yang lain, Allah Ta’ala halalkan makanan yang mereka berikan kepada kita, dan Allah halalkan juga memberikan mereka makanan,
اَلْيَوْمَ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۗ وَطَعَامُ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ حِلٌّ لَّكُمْ ۖوَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ
“Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik. Makanan (sembelihan) ahli kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka.” (QS. Al-Maidah: 5)
Sebagai kaum muslimin yang percaya dan yakin bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebaik-baik suri teladan bagi dirinya, yang yakin bahwa Nabi Muhammad membawa kebenaran, seharusnya juga mengetahui dan mempelajari kembali bagaimana sikap Nabi terhadap nonmuslim, bagaimana muamalah beliau dengan mereka, dan bagaimana batas toleransi yang benar yang telah beliau ajarkan.
Begitu banyak riwayat-riwayat hadis yang sampai kepada kita, yang mengisahkan bagaimana perlakuan dan akhlak Nabi terhadap nonmuslim. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau membesuk orang yang sakit di antara mereka, berbuat baik terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan di antara mereka.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/81661-teks-khotbah-jumat-mencontoh-nabi-dalam-bertoleransi.html
Silakan di-share...
UPDATE PAKET DUKUNGAN UNTUK PENGHAFAL ALQURAN
Periode Desember 2022
1 Paket = Rp 20.000
Terkumpul 179 paket
Total kebutuhan 600 paket
Paket donasi akan disalurkan untuk operasional dan pengembangan Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi yang dikelola oleh YPIA
SALURKAN PAKET DONASI ANDA KAPAN SAJA
Donasi melalui website https://ypia.or.id/campaign/dukungan-untuk-para-penghafal-quran/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
TANAM SAHAM DAKWAH DI MUSLIM.OR.ID DAN MUSLIMAH.OR.ID
Periode Desember 2022
1 Paket = Rp 20.000
Terkumpul 167 paket
Total kebutuhan 850 paket
2 WEBSITE DAKWAH SIAP DIGERAKKAN
Muslim.or.id dan muslimah.or.id sudah lebih dari 15 tahun berkontribusi dalam menggerakkan dakwah sunnah melalui media online
SALURKAN PAKET DONASI ANDA KAPAN SAJA
Donasi melalui website https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Hukum Membeli Diskon Natal dan Hari Raya Non-Muslim
Perlu diketahui bahwa hukum asal muamalah dengan non-muslim adalah boleh. Sebagaimana dalam hadits bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bermuamalah dengan yahudi di Madinah dan orang kafir Quraisy, baik dalam jual beli, pinjam-meminjam, gadai dan dalam muamalah lainnya.
Berikut hadits mengenai muamalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana baju perang beliau masih dalam keadaan tergadaikan pada seorang Yahudi ketika beliau meninggal.
Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,
ﺗُﻮُﻓِّﻰَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻭَﺩِﺭْﻋُﻪُ ﻣَﺮْﻫُﻮﻧَﺔٌ ﻋِﻨْﺪَ ﻳَﻬُﻮﺩِﻯٍّ ﺑِﺜَﻼَﺛِﻴﻦَ ﺻَﺎﻋًﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻌِﻴﺮٍ
“Ketika Rasulullah ﷺ wafat, baju besi beliau tergadaikan pada orang Yahudi sebagai jaminan untuk 30 sha’ gandum.”[1]
Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa berdasarkan hadits ini bolehnya bermuamalah dengan orang kafir, beliau berkata
وفي الحديث جواز معاملة الكفار فيما لم يتحقق تحريم عين المتعامل فيه
“Hadits ini merupakan dalil bolehnya bermuamalah dengan orang kafir selama belum terbukti keharamannya.”[2]
Boleh membeli diskon natal dan perayaan non-muslim dengan syarat berikut
Sebagaimana kita ketahui bahwa agama kita melarang ikut serta dalam perayaan agama orang kafir dan tidak boleh mengucapkan selamat kepada mereka walaupun sekedar formalitas karena ini menunjukkan bentuk ridha pada perayaan agama mereka.
Muncul pertanyaan, ketika ada perayaan agama mereka, terkadang ada diskon pada beberapa toko dan penjualan produk, apakah muslim boleh membelinya atau tidak?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan bolehnya hal ini dengan membawa kisah imam Ahmad yang ditanya, apakah boleh datang ke pasar mereka untuk membeli saja dan tidak sampai masuk ke gereja mereka, yaitu ketika ada perayaan agama mereka. Imam Ahmad membolehkan hal ini, kemudian Ibnu Taimiyyah berkata,
ﻓﻤﺎ ﺃﺟﺎﺏ ﺑﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻣﻦ ﺟﻮﺍﺯ ﺷﻬﻮﺩ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﻓﻘﻂ ﻟﻠﺸﺮﺍﺀ ﻣﻨﻬﺎ، ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺩﺧﻮﻝ ﺍﻟﻜﻨﻴﺴﺔ، ﻓﻴﺠﻮﺯ؛ ﻷﻥ ﺫﻟﻚ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺷﻬﻮﺩ ﻣﻨﻜﺮ، ﻭﻻ ﺇﻋﺎﻧﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺼﻴﺔ؛
“Adapun jawaban Imam Ahmad yang membolehkan datang ke pasar saja untuk menbeli tanpa masuk ke gereja, maka boleh saja, karena tidak termasuk menghadiri acara kemungkaran dan tidak membantu mereka dalam kemaksiatan.”[3]
Lanjut baca: https://muslim.or.id/35296-hukum-membeli-diskon-natal-dan-hari-raya-non-muslim.html
Ust. dr. Raehanul Bahraen
📝Kelas Menulis : “Memetik Buah Manis dari Menulis”📝
Di era digital seperti sekarang ini, semua orang bisa menulis seperti mudahnya menulis status dan komentar di media sosial. Akan tetapi, apakah tulisannya bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain? Bagaimana cara agar tulisan kita bisa berbuah manis di akhirat kelak?
Yuk, simak penjelasannya di Kelas Menulis bersama
👤Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK hafizhahullahu ta'ala
📒 "Memetik Buah Manis dari Menulis"
🗓Hari/Tanggal : Jum'at, 23 Desember 2022
⏰Pukul : 16.00-17.00 WIB
🕌Tempat : Masjid Al Ashri Pogung Rejo, Sleman, DIY
Terbuka untuk Umum Ikhwan dan Akhawat.
📌Khusus akhwat akan ada FGD setelah kajian bersama dengan pengurus Muslimah.or.id
🎁Free Snack & Buletin At Tauhid
🖥Live di Youtube Radio Muslim Jogja & Muslim.or.id
Diselenggarakan oleh:
🔰Muslimah.or.id
🔰Muslim.or.id
Didukung oleh:
🔰Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
🔰Radio Muslim Jogja
🔰Masjid Al Ashri Pogung Rejo
---
Dukung terus dakwah muslimah.or.id dan muslim.or.id di dunia maya dengan berdonasi melalui:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via Whatsapp ke nomor 0822 2597 9555
Barakallahu fiikum
JANGAN PESIMIS PADA GENERASI MUDA SAAT INI
Usia dari para santri ini sangatlah beragam, mulai dari yang sangat belia sampai yang sudah sangat sepuh. Namun, satu yang menjadi kesamaan mereka – antusiasme
Pada periode ini, santri yang mengikuti program sejumlah 259 santri dan melibatkan 28 pengajar. Jumlah pertemuan pada periode 23 ini direncanakan sebanyak 20 pertemuan.
Link donasi:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Metode belajar di Kampus Tahfizh ini adalah dengan pengajar memberikan materi berdasarkan buku panduan dan silabus masing-masing kelas dan memberikan contoh kemudian santri akan mengikuti dan atau membaca latihan dan atau ayat-ayat Al Qur’an dengan dikoreksi oleh pengajar.
MARI BANTU PROGRAM DAKWAH SUNNAH BERSAMA YPIA
Fatwa Ulama: Terlewat Shalat Subuh Karena Ketiduran
Pertanyaan:
Terkadang saya melewatkan salat Subuh karena tidur, apakah ini dosa bagi saya?
Jawaban:
Perkara ini ada rinciannya. Jikalau tidur tersebut menguasaimu (bukan disengaja) dan anda tidak memiliki pilihan, maka tidur seperti ini tidak terhitung sebagai kelalaian dari dirimu. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
إنَّه لا تَفريطَ في النَّومِ، إنَّما التَّفريطُ في اليَقَظةِ
“Sesungguhnya bukan termasuk lalai karena tertidur, lalai itu adalah ketika terjaga.” (HR. Abu Dawud no. 437).
Adapun jika engkau mampu bangun untuk salat Subuh dengan menyetel alarm atau meminta seseorang dari keluargamu untuk membangunkan, lalu kemudian engkau bermudahan-mudahan, maka engkau berdosa karena hal ini.
Selengkapnya : https://muslim.or.id/81460-fatwa-ulama-hukum-melewatkan-salat-subuh-karena-tidur.html
Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz
BEGINILAH NASIB BULETIN DAKWAH JUMAT DI ERA DIGITAL SAAT INI ALHAMDULILLAH
PLAY VIDEO https://youtu.be/R_Jn5FePbWE
Kami masih terus membuka kesempatan bagi kaum muslimin untuk ikut serta dalam menyebarkan dakwah sunnah melalui buletin Jumat At Tauhid
SAHAM DAKWAH BULAN INI UNTUK BULETIN AT TAUHID
Periode Desember 2022
1 Paket = Rp 20.000
Perkumpulan 20 paket
Total kebutuhan 300 paket
Donasi operasional buletin At-Tauhid diperuntukkan khusus untuk:
1. Honor pengurus, penulis, desainer, editor video, dan layouter
2. Operasional rapat koordinasi, konsumsi dan administrasi
3. Pulsa HP narahubung
4. Ongkos kirim luar kota
5. Cetak bundel buletin tahunan
CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-buletin-at-tauhid/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Ucapan Selamat Natal Karena Alasan Politik
Coba kita perhatikan esok hari ketika Nashrani merayakan Natal, maka kita akan melihat sebagian politikus dan caleg bahkan dari partai Islam mengucapkan selamat natal.
Seorang politikus Islam -yang tidak patut dicontoh- berkata, “Saya tiap tahun memberi ucapan selamat Natal kepada teman-teman Kristiani.”
Kami rasa, menjelang pemilu, akan semarak ucapan selamat natal dari para politikus. Itulah cara supaya dapat suara di Pesta Politik nanti.
Padahal Mengucapkan Selamat Natal itu Haram
Ada beberapa alasan ucapan selamat natal itu haram.
Pertama, Natal bukan perayaan umat Islam
Hari besar Islam hanyalah dua yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Perayaan natal, kelahiran Isa -menurut Nashrani- bukan perayaan umat Islam. Dan Islam tidak pernah menjadikan hari lahir nabi sebagai hari besar.
Kedua, mengucapkan selamat natal termasuk loyal pada orang kafir.
Islam memiliki prinsip wala dan baro’, yaitu loyal pada orang muslim dan tidak mendukung orang kafir. Termasuk bentuk dukungan dan loyal pada orang kafir adalah mengucapkan selamat natal. Inilah yang dikatakan oleh para ulama.
Ibnu Hazm telah menukil adanya ijma’ (kesepakatan ulama) bahwa loyal (wala’) pada orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan. (Al Muhalla, 11: 138).
Ketiga, Mengucapkan selamat natal haram berdasarkan ijma’ atau kata sepakat ulama.
Ibnul Qayyim berkata, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama.” (Ahkam Ahli Dzimmah, 1: 441)
Keempat, muslim diperintahkan menjauhi perayaan non muslim, bukan malah memeriahkan dan mengucapkan selamat.
Umar berkata,
اجتنبوا أعداء الله في أعيادهم
“Jauhilah musuh-musuh Allah di perayaan mereka.” Disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah, 1: 724.
Sumber: https://muslim.or.id/19355-ucapan-selamat-natal-karena-alasan-politik.html
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Merenungi Sisa-Sisa Umur Kita
Dia yang di masa muda berbadan tegap, akhirnya akan mengeriput kulitnya. Dia yang di masa dewasa memiliki kekayaan ratusan trilliun rupiah, akhirnya akan beruban. Dia yang di masa puncak pernah duduk di kursi terpandang pun, akhirnya akan berkurang penglihatan dan pendengarannya. Dia yang Allah Ta’ala berikan umur panjang, akhirnya akan menua, sehebat apapun masa mudanya.
Sudah berapa tahun kita hidup?
Cobalah sejenak merenungi pertanyaan ini. Sudah berapa tahun kita hidup? Jika ternyata usia sudah 60 tahun lebih, maka berarti kita termasuk ke dalam orang-orang yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
أعمارُ أمَّتي ما بينَ الستينَ إلى السبعينَ وأقلُّهم مَنْ يجوزُ ذلِكَ
“Umur umatku itu antara 60 sampai 70 tahun, dan sedikit orang yang melewati umur tersebut.” (HR. At-Tirmidzi no. 3550, Ibnu Majah no. 4236, dihasankan oleh Syekh Albani)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan bahwa umur kita sebagai umatnya adalah antara 60 sampai 70 tahun hijriyah. Sehingga apabila kita sudah berumur 60 tahun atau lebih, maka sudah seharusnya diri semakin banyak mengingat kematian yang akan datang tanpa diundang.
Sudah berapa tahun kita hidup?
Jika ternyata usia sudah 40 tahun, berarti kita termasuk ke dalam orang-orang yang disebutkan dalam Al-Quran,
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, ‘Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.’” (QS. Al-Ahqaf: 15).
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa seseorang ketika sudah mencapai 40 tahun, maka akal dan pemahamannya telah sempurna. Kebanyakan orang yang sudah berusia 40 tahun tidak akan berubah lagi kebiasaan dalam menjalani kesehariannya. Seseorang yang telah mencapai usia 40 tahun harus memperbarui tobat dan bertekad tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah diperbuatnya. (Tafsir Ibnu Katsir, 7: 258-259)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/75909-merenungi-sisa-sisa-umur-kita.html
Ust. Pridianto
Berdusta atas Nama Allah dan Rasulullah
Pada zaman dulu, banyak dijumpai hadis-hadis palsu atas nama Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Sejumlah ulama berpendapat bahwa hukum sengaja berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam dengan membuat hadis palsu adalah kafir yang mengeluarkannya dari Islam. Tidak diragukan lagi bahwa sengaja bedusta atas nama Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal adalah murni kekafiran.
Diriwayatkan dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ، مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
”Sesungguhnya berdusta atas namaku itu tidak sama dengan berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa yang dengan sengaja berdusta atas namaku, maka persiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 3)
Maksud hadis ini adalah barangsiapa yang berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sengaja, maka dia telah menyiapkan tempat tinggal (tempat duduk) di dalam neraka dan dia akan tinggal di tempat yang telah dipersiapkannya tersebut.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ، فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
”Barangsiapa meriwayatkan suatu hadis dan dia beranggapan (berprasangka) bahwa hadis tersebut adalah hadis palsu, maka dia adalah salah satu dari dua pendusta.” (HR. Muslim no. 4, Tirmidzi no. 2664, dan Ibnu Majah no. 38)
Hadis di atas menunjukkan terlarangnya seseorang untuk meriwayatkan hadis ketika di dalam hatinya timbul prasangka apakah hadis tersebut adalah hadis palsu ataukah tidak. Jika meriwayatkan hadis yang statusnya meragukan saja tidak boleh, lalu bagaimana lagi dengan orang yang sudah mengetahui dengan jelas bahwa status suatu hadis adalah palsu, kemudian dia ceritakan (sebarkan) tanpa menjelaskan bahwa hadis tersebut palsu?
Orang yang meriwayatkan atau menceritakan suatu hadis, padahal di dalam hatinya timbul prasangka apakah status hadis tersebut palsu ataukah tidak, maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam katakan bahwa dia adalah salah satu dari dua pendusta. Pendusta yang pertama adalah mereka yang membuat hadis palsu. Sedangkan pendusta kedua adalah dirinya sendiri yang tetap menceritakan suatu hadis, padahal dia memiliki prasangka bahwa hadis tersebut adalah hadis palsu.
Berdusta atas nama Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam adalah bentuk kedustaan yang paling besar. Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللّهِ كَذِباً لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
”Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta atas nama Allah sehingga menyesatkan manusia tanpa pengetahuan? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-An ‘am: 144)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/81719-berdusta-atas-nama-allah-dan-rasulullah.html
Ust. Muhammad Saifudin Hakim
PESAN USTAZ AHMAD ZAINUDDIN AL BANJARY UNTUK PARA MAHASISWA DI JOGJA
PLAY VIDEO https://youtu.be/Ke05G5eBUP4
Jangan sia-siakan waktu kuliahmu di Jogja, yakni hanya mencari ilmu dan penghidupan dunia saja, karena di kampung hijrah ada taman-taman surga dunia yang membuahkan iman di dalam dada.
Jazakallahu Khairan kepada Ustaz Ahmad Zainuddin Al Banjary hafidzahullah yang telah mengunjungi Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari beberapa waktu lalu.
MARI BANTU PROGRAM DAKWAH SUNNAH BERSAMA YPIA
Link donasi:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Syarat-Syarat Shalat
Dari kitab Minhajus Salikin wa Taudhihul Fiqhi fid Din
Karya Syaikh As Sa'di
Tema: Syarat-syarat shalat
Simak di youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=UerQrFB2K6g
Pembahasan:
* Hukum meninggalkan shalat
* Syarat-syarat shalat
* Cara menentukan waktu-waktu shalat
* Waktu utama untuk masing-masing shalat
* Cara menghadap kiblat
* Shalat di atas kendaraan
* Tempat-tempat yang dilarang untuk shalat
Masjid Al Ashri Pogung Rejo
Diselenggarakan oleh Mahad Yaa Abati Yogyakarta
Kajian kitab Al Wajibat
Karya Syaikh Abdullah Al Qar'awi rahimahullah
Tema: "Nifaq (Munafik)"
Bersama Ust. Yulian Purnama hafizhahullah
Di Masjid Al Ashri Pogung Rejo
Simak di Youtube:
https://youtu.be/tiGNIEPPCMQ
Diselenggarakan oleh Forum Kajian Islam Mahasiswa (FKIM)
Bismillah
Ikuti dan hadirilah!!!
🍃 Kajian Rutin Ma'had Cerdas 🍃
(Pertemuan Ke-8)
Terbuka untuk umum | Putra dan Putri
*NIFAQ*
Pembahasan Kitab al-Wajibat karya Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al Qar'awy rahimahullah
👤 Pemateri:
Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. hafizhahullahu ta'ala
(Alumnus Ilmu Komputer UGM & Ma'had 'Ilmi Yogyakarta)
⏰ Waktu :
Ahad, 01 Jumadil Akhir 1444 H / 25 Desember 2022 M
Pukul: 08.00-selesai
🕌 Masjid Al-'Ashri Pogung Rejo
https://maps.app.goo.gl/AY8JZxNt36CvsSVX7
Insyaallah disiarkan langsung melalui YouTube FKIM Yogyakarta
(bit.ly/youtubeFKIM)
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan menuju Surga"
(HR. Muslim No. 2699)
Informasi: +62 821-6287-7572
♻️ Silahkan disebarluaskan
Tetap terhubung dengan kami :
http://lynk.id/fkimyogyakarta
#mahasiswa #islam #tauhid #sunnah #dakwahkampus #kajianislam
📡LIVE NOW
📝Kelas Menulis : “Memetik Buah Manis dari Menulis”📝
👤Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK hafizhahullahu ta'ala
🗓Hari/Tanggal : Jum'at, 23 Desember 2022
⏰Pukul : 16.00-17.00 WIB
🕌Tempat : Masjid Al Ashri Pogung Rejo, Sleman, DIY
🔴Youtube:
https://youtu.be/bWNazEW4EME
Diselenggarakan oleh:
🔰Muslimah.or.id
🔰Muslim.or.id
Didukung oleh:
🔰Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
🔰Radio Muslim Jogja
🔰Ma'had Al 'Ilmi Yogyakarta
🔰Masjid Al Ashri Pogung Rejo
Wisma Muslimah, oasis kebaikan bagi mahasiswi Jogja yang ingin menuju jalan sebagai muslimah Sholihah di atas figur salaful ummah.
Harapan kami, dengan adanya berbagai program dakwah di Wisma muslimah:
1. Santri dapat belajar agama mulai dari dasar;
2. Santri dapat konsisten dalam belajar;
3. Santri memiliki lingkungan belajar dan ruang untuk berdiskusi tentang ilmu agama; dan
4. Santri dapat menambah kosa kata baru dengan mempelajari kitab.
MARI BANTU PROGRAM DAKWAH SUNNAH BERSAMA YPIA
Link donasi:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Hukum Merayakan Hari Ibu
Pertanyaan :
Bagaimana hukum memperingati hari ibu?
Jawab :
Setiap perayaan yang bertentangan dengan ketentuan syariat termasuk perbuatan bid’ah yang diada-adakan. Di samping itu, peringatan tersebut tidaklah dikenal di masa salafush shalih rahimahumullah. Bahkan kemungkinan perayaan tersebut bersumber dari non Muslim. Sehingga di dalamnya mengandung unsur penyerupaan dengan musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun hari raya yang syar’i telah diketahui oleh penganut Islam, yaitu Idul Fitri, Idul Adha, serta hari Jum’at sebagai hari raya pekanan. Dalam Islam, tidak ada perayaan selain tiga hari raya tersebut. Dengan demikian, semua peringatan yang dibuat-buat di luar itu, maka perbuatannya tersebut tertolak serta tidak sah di dalam syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
من احدث في امرنا هذا ما ليس منه فهو رد
“Barangsiapa membuat inovasi dalam perkara agama kami ini, yang bukan bagian darinya, maka amal tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 2697).
Dalam redaksi yang lain,
من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو رد
“Barangsiapa melakukan amal yang bukan bagian dari syariat agama kami, maka amal tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718).
Apabila hal itu telah gamblang, maka tidak boleh merayakan peringatan yang disebutkan dalam pertanyaan, yang dinamakan dengan hari ibu. Tidak diperkenankan berinovasi sedikit pun dalam syiar hari raya. Semisal menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan, menyerahkan hadiah, dan yang serupa dengan itu.
Seorang Muslim wajib merasa mulia nan bangga dengan agamanya serta mencukupkan diri dengan batasan yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala maupun Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam agama yang lurus dan diridhai Allah Ta’ala ini. Ia tidak boleh menambah maupun menguranginya.
Seorang Muslim selayaknya juga tidak latah dalam mengikuti setiap propaganda. Namun, ia semestinya membangun identitasnya sesuai dengan syariat Allah Ta’ala. Sehingga ia menjadi tokoh yang diikuti, bukan sekedar mengekor. Ia pun menjadi panutan yang diteladani, bukan semata-mata meniru. Sebab, ketentuan Allah mencakup semua aspek. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
Selengkapnya: https://muslimah.or.id/12741-hukum-merayakan-hari-ibu.html
Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
TERHARU, ADA SETANGKUP RINDU DI KOTA JOGJA
Sejujurnya saat mengedit video ini saya terharu karena kembali merasakan buah kerinduan dari benih-benih kenangan yang pernah saya semai bersama teman-teman yang shalih di kampung ini
MARI BANTU PROGRAM DAKWAH SUNNAH BERSAMA YPIA
Link donasi:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
JANGAN PESIMIS PADA GENERASI MUDA SAAT INI
Usia dari para santri ini sangatlah beragam, mulai dari yang sangat belia sampai yang sudah sangat sepuh. Namun, satu yang menjadi kesamaan mereka – antusiasme
Pada periode ini, santri yang mengikuti program Kampus Tahfizh sejumlah 259 santri dan melibatkan 28 pengajar. Jumlah pertemuan pada periode ke-23 ini direncanakan sebanyak 20 pertemuan.
Metode belajar di Kampus Tahfizh ini adalah dengan pengajar memberikan materi berdasarkan buku panduan dan silabus masing-masing kelas dan memberikan contoh kemudian santri akan mengikuti dan atau membaca latihan dan atau ayat-ayat Al Qur’an dengan dikoreksi oleh pengajar.
MARI BANTU PROGRAM DAKWAH SUNNAH BERSAMA YPIA
Link donasi:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Yang Banyak Belum Tentu Benar
Parameter kebenaran bukanlah berdasarkan kuantitas, banyak atau sedikit. Akan tetapi, “kebenaran itu (disebut kebenaran) tatkala sesuai dengan dalil (al-Qur`an dan Hadits shahih dengan bertumpu pada pemahaman Salaful ummah) tanpa perlu menengok banyaknya orang yang menerima atau minimnya penolakan orang. Antipati manusia atau respon positif mereka tidak otomatis menunjukkan kebenaran atau penyimpangan satu pendapat. Tiap pendapat dan perbuatan haruslah berdasarkan dalil (yang shahih) kecuali pendapat (ucapan) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam , karena ucapan beliau sudah menjadi hujjah (dasar, dalil)”. (Lihat Manhajul Istidlâl 2/695).
Allâh Ta’âla telah mengabarkan tentang umat terdahulu bahwa kaum minoritas bisa saja berada di atas al-haq. Allâh Ta’âla berfirman:
وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ
“Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit”. (QS Hûd/11:40).
Maka, siapa saja berada di atas al-haq yang berlandaskan dalil yang shahih dan lurus, berkomitmen kuat dengannya dalam ucapan, perbuatan, keyakinan, meskipun ia sendirian, dialah orang yang benar dan lurus, dan selanjutnya pantas diikuti oleh orang lain.
Bahkan, seandainya pun tidak ada seorang pun yang berpegang teguh dengan al-haq, selama itu merupakan kebenaran, tetaplah merupakan kebenaran dan menjadi sumber keselamatan. (Syarhu Masâili al-Jâhiliyyah hlm. 61).
Apabila kebanyakan orang hanyut dalam kebatilan dengan melanggar syariat, tidak konsisten dengan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalla yang diutus untuk menyampaikan ilmu dan hidayah kepada semua manusia, mengadakan hal-hal baru dalam agama Islam yang tidak ada dasarnya yang jelas dan tidak pernah dikenal oleh generasi terbaik umat Islam, dalam kondisi demikian, pendapat mereka harus ditolak dan tidak boleh terpedaya dengan jumlah mereka yang ada di mana-mana.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah juga telah menggariskan pesan pentingnya, “Janganlah engkau (mudah) tertipu dengan apa yang mengelabui orang-orang jahil. Mereka itu mengatakan, ‘Jika orang-orang itu (yang berada di atas al-haq) betul-betul di atas kebenaran, mestinya jumlah mereka tidak akan sedikit. Sementara manusia lebih banyak yang tidak sejalan dengan mereka’. Ingatlah bahwa sesungguhnya orang-orang (yang berada di atas al-haq) itulah manusia (sebenarnya). Sedang orang-orang yang bertentangan dengan mereka hanyalah serupa dengan manusia, bukan manusia. Manusia (sebenarnya) hanyalah orang-orang yang mengikuti al-haq meskipun mereka berjumlah paling sedikit”. (Miftâhu Dâris Sa’âdah 1/147).
Sahabat ‘Abdullâh bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:
لاَ يَكُنْ أَحُدُكُمْ إِمَّعَةً يَقُوْلُ: “أَنَا مَعَ النَّاسِ”. لِيُوَطِّنَ أَحَدُكُمْ عَلَى أَنْ يُؤْمِنَ وَلَوْ كَفَرَ النَّاسُ
“Janganlah seseorang dari kalian menjadi latah (dengan) mengatakan, ‘Aku bergabung dengan (arus) manusia (saja)’. Hendaknya ia melatih diri untuk beriman walaupun orang-orang telah kafir”.
Maka, bertolak dari nasehat berharga di atas, mari kita tanamkan pada diri kita, “Hendaknya kita melatih diri (dan berusaha keras) untuk berkomitmen dengan petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, walaupun banyak orang telah meremehkan, mengabaikan petunjuk beliau dan mengadakan hal-hal baru dalam Islam “.
Selengkapnya: https://muslim.or.id/21266-yang-banyak-belum-tentu-benar.html
Ust. Muhammad Ashim Musthofa
===
Dukung kami agar website muslim.or.id dapat terus menebarkan ilmu syari!!
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam
Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat merupakan salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh setiap orang Islam. Barangsiapa yang tidak memenuhi kadar minimal iman kepada malaikat atau bahkan mendustakannya, maka ia telah terjerumus pada kufur akbar, keluar dari Islam.
Definisi dan hakikat malaikat
Malaikatun (ملائكة) adalah bentuk jamak dari malakun مَلَكٌ. Asli kata مَلَكٌ dari kata isim maf’ul مَأْلَكٌ ma’lakun, kemudian dihapuslah hamzah karena banyak digunakan dalam bahasa Arab sehingga jadi مَلَكٌ yang artinya “yang diutus”. مَلَكٌ berasal dari akar kata kerja (fiil) أَلَكَ – يَأْلُكُ – أَلُوْكَةً yang artinya “mengutus utusan yang khusus”. Maka, arti malaikat dalam bahasa adalah para utusan Allah yang diutus dengan tugas yang khusus dan agung. Adapun definisi secara istilah syariat, malaikat dapat didefinisikan sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Muhammad bin Shalih Al-Ustaimin rahimahullah,
الملاَئِكةُ : عالمٌ غَيْبيٌّ، مخلوقونَ، عَابِدون للهِ تعالى، وليس لهم من خَصائصِ الرُّبُوبية والأُلوهِيَّة، خَلَقَهم الله تعالى منْ نُوْرٍ، ومَنَحَهم الإنْقيادَ التّامّ لِأمره، والقوّةُ على تنْفيذِه.
“Malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah Ta’ala. Mereka adalah makhluk yang senantiasa beribadah kepada Allah. Namun, malaikat tidak memiliki satu pun sifat-sifat khusus sebagai Tuhan maupun sebagai zat yang berhak disembah. Allah menciptakan mereka dari cahaya dan memberi kemampuan istimewa berupa ketundukan yang sempurna terhadap perintah Allah dan kekuatan untuk melaksanakannya.” (Nubdzah Fi Al-Aqidah Al-Islamiyah, hal. 31)
Al-Hafiz Al-Hakami rahimahullah juga mendefinisikan tentang malaikat sebagai berikut,
والحَقُّ أنّ الملائِكةَ -عليهم السلام- ذَواتٌ قَائمِة بِأنفسها، قادرَةٌ على التشكّل بالقدرَةِ الإلهية، كما ثبتَ في الأحاديثِ الصحيحةِ عن النبيِ صلى الله عليه وسلم.
“Yang benar (definisi malaikat), malaikat ‘alaihimussalam adalah zat-zat yang memiliki jiwa, yang memiliki kemampuan untuk mengubah bentuk dengan izin dari Allah Ta’ala sebagaimana yang dikabarkan dari berbagai hadis yang sahih dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (Lawami’u Al-Anwar, 2: 411)
Kedudukan keimanan kepada malaikat
Iman kepada malaikat ini merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan kepada malaikat merupakan kewajiban yang ditegaskan dan ditetapkan dalam berbagai dalil, baik dari Al-Qur’an, hadis, dan ijma‘ kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman,
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi…” (QS. Al-Baqarah: 177)
Selain itu, Allah Ta’ala juga berfirman dalam ayat yang lain,
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَاۤ أُنزِلَ إِلَیۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَـٰۤىِٕكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَیۡنَ أَحَدࣲ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُوا۟ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَیۡكَ ٱلۡمَصِیرُ
“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), ‘Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.’ Dan mereka berkata, ‘Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.’ ” (QS. Al-Baqarah: 285)
Selengkapnya: https://muslim.or.id/81388-keimanan-kepada-malaikat-bag-1.html
Ust. Sakti Putra Mahardika
Isa Al Masih Bukan Tuhan dan Bukan Anak Tuhan
Dalam akidah Islam, Isa putra Maryam adalah hamba, Nabi dan Rasul Allah Ta‘āla. Dia bukan anak Tuhan dan bukan Tuhan itu sendiri. Bahkan Allah Ta‘āla telah membantah di banyak ayat-Nya bahwa Dia menjadikan Isa sebagai putra-Nya:
وَأَنَّهُۥ تَعَـٰلَىٰ جَدُّ رَبِّنَا مَا ٱتَّخَذَ صَـٰحِبَةًۭ وَلَا وَلَدًۭا ﴿٣﴾
“Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak” (QS al-Jinn [72]: 3).
Allah mengabarkan bahwa Dia Maha Kaya tidak butuh kepada yang lainnya. Dia tidak butuh mengangkat seorang anak dari makhluk-Nya.
قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًۭا ۗ سُبْحَـٰنَهُۥ ۖ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ۖ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ إِنْ عِندَكُم مِّن سُلْطَـٰنٍۭ بِهَـٰذَآ ۚ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿٦٨﴾
“Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: “Allah mempunyai anak.” Maha Suci Allah; Dialah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS Yūnus [10]: 68)
Sesungguhnya umat Kristiani telah berlaku lancang kepada Allah Subhanahu wa Ta’aladengan menuduh-Nya telah mengangkat seorang hamba dan utusan-Nya sebagai anak-Nya yang mewarisi sifat-sifat-Nya. Karena ucapan mereka ini, hampir-hampir langit dan bumi pecah.
وَقَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَلَدًۭا ﴿٨٨﴾ لَّقَدْ جِئْتُمْ شَيْـًٔا إِدًّۭا ﴿٨٩﴾ تَكَادُ ٱلسَّمَـٰوَٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ ٱلْأَرْضُ وَتَخِرُّ ٱلْجِبَالُ هَدًّا ﴿٩٠﴾ أَن دَعَوْا۟ لِلرَّحْمَـٰنِ وَلَدًۭا ﴿٩١﴾ وَمَا يَنۢبَغِى لِلرَّحْمَـٰنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا ﴿٩٢﴾ إِن كُلُّ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ إِلَّآ ءَاتِى ٱلرَّحْمَـٰنِ عَبْدًۭا ﴿٩٣﴾
“Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba” (QS Maryam [19]: 88–93).
Dan secara tegas Allah telah menyatakan “kafir” para penganut ajaran Trinitas tersebut.
لَقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ ٱلْمَسِيحُ يَـٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍۢ ﴿٧٢﴾ لَّقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَـٰثَةٍۢ ۘ وَمَا مِنْ إِلَـٰهٍ إِلَّآ إِلَـٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ ۚ وَإِن لَّمْ يَنتَهُوا۟ عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٧٣﴾
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra Maryam”, padahal al-Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Isra’il, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih” (QS al-Mā’idah [5]: 72–73).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/29196-isa-al-masih-bukan-tuhan-atau-anak-tuhan.html
Ust. Abu Ubaidah As Sidawi
===
Dukung kami agar website muslim.or.id dapat terus menebarkan ilmu syari!!
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam
TERSEBAR DI 150+ MASJID SAMPAI KE LUAR PULAU JAWA - BULETIN AT TAUHID
PLAY VIDEO https://youtu.be/1KsrwsbMHco
Kami masih terus membuka kesempatan bagi kaum muslimin untuk ikut serta dalam menyebarkan dakwah sunnah melalui buletin Jumat At Tauhid
SAHAM DAKWAH BULAN INI UNTUK BULETIN AT TAUHID
Periode Desember 2022
1 Paket = Rp 20.000
Perkumpulan 20 paket
Total kebutuhan 300 paket
Donasi operasional buletin At-Tauhid diperuntukkan khusus untuk:
1. Honor pengurus, penulis, desainer, editor video, dan layouter
2. Operasional rapat koordinasi, konsumsi dan administrasi
3. Pulsa HP narahubung
4. Ongkos kirim luar kota
5. Cetak bundel buletin tahunan
CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-buletin-at-tauhid/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555