Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat."
[ HR. Bukhari ]
---
Sudahkah shalat kita seperti yang telah dicontohkan?
Simak penjelasan Buletin At Tauhid pada hari ini (19 Februari 2016) yang ditulis oleh Abdul Fattah Akhus Shaleh (Alumnus Ma'had Ilmi).
Simak juga bedah buletin-nya nanti malam Pukul 20.00 WIB, live streaming www.radiomuslim.com.
---
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366 (SMS/WA/TELP).
Diantara bentuk godaan syaithan kepada orang awam yaitu anggapan bahwa tauhid adalah perkara yang mudah dipelajari, dan kita sudah bertauhid. Maka untuk apa kita menyebarkan dakwah tauhid?
Kita katakan, Subahaanallah.. bagaimana bisa dikatakan demikian, sementara telah tersebar di berbagai negeri Islam dan negeri-negeri lain kegelapan syirik besar yang nyata, sebagaimana akan datang penjelasannya. Kemudian seandainya syirik merupakan sesuatu yang mudah diketahui maka kita tetap butuh agar senantiasa diingatkan (akan bahayanya), dan senantiasa butuh berdoa kepada Allah Ta’ala agar dijauhkan darinya. Sebab kita tidak akan bisa seperti Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam (orang yang sempurna Imannya), walupun demikian beliau tetap memohon kepada Rab-Nya Ta’ala agar (dijauhkan dari kesyirikan).
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala” (Ibrahim : 35).
Ibrahim at-Taimi rahimahullah berkata: “Siapakah yang merasa aman dari musibah ini (terjerumus ke dalam kesyirikan) setelah Ibrahim ‘Alaihissalam” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir At-Thabari).
Ust. Amir As Soronji, Lc., MPdi.
# SEBAB KETERPURUKAN DIRIMU #
Asy-Syaikh Khalid ar-Raddady hafizhahullah berkata dalam akun Twitternya:
إذا كنت مشغولا بهدم غيرك فلن تجد الوقت لبناء نفسك
“Jika engkau sibuk menghancurkan orang lain, engkau tidak akan mendapatkan waktu untuk membangun dirimu."
Penerjemah: dr. Adika Mianoki (Ketua YPIA Yogyakarta)
—---
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
"Bergerak Tanpa Tapi, Bersegera Tanpa Nanti, Berbagi Tanpa Henti"
Contact : 085747223366 (Telp/SMS/WA)
Akhlak Orang Mulia
Diantara akhlak orang yang berjiwa besar adalah, menjaga perasaan orang-orang yang lemah.
@DrAlshoreka (Dr. Abdullah Al Syurikah, Imam dan Khatib Masjid Ad Duwailah, Kuwait)
Penampakana Setan
Setan memiliki rupa yang amat jelek. Bahkan dalam khayalan setiap orang pun sudah tertanam. Kepala setan pun digambarkan dalam Al Qur’an seperti mayang dari pohon yang keluar dari dasar neraka. Sebagaimana disebutkan dalam ayat,
إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ (64) طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ (65)
“Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dari dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan.” (QS. Ash Shaffaat: 64-65).
Orang Nashrani di masa silam menggambarkan setan sebagai laki-laki yang hitam kelam yang memiliki jenggot, alis mata yang runcing ke atas, mulut yang mengeluarkan nyala api, bertanduk, memiliki kuku yang panjang dan berekor.
Setan Memiliki Dua Tanduk
Dalil yang menunjukkan bahwa setan memiliki dua tanduk:
Hadits Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَحَرَّوْا بِصَلاَتِكُمْ طُلُوعَ الشَّمْسِ وَلاَ غُرُوبَهَا فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بِقَرْنَىْ شَيْطَانٍ
“Janganlah kalian melaksanakan shalat saat matahari terbit dan saat tenggelam karena waktu tersebut adalah waktu munculnya dua tanduk setan” (HR. Muslim no. 828).
Dari Ibnu ‘Umar pula, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا طَلَعَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَدَعُوا الصَّلاَةَ حَتَّى تَبْرُزَ ، وَإِذَا غَابَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَدَعُوا الصَّلاَةَ حَتَّى تَغِيبَ وَلاَ تَحَيَّنُوا بِصَلاَتِكُمْ طُلُوعَ الشَّمْسِ وَلاَ غُرُوبَهَا ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ
“Jika matahari mulai terbit, tinggalkanlah shalat sampai terang (matahari terbit). Jika matahari mulai tenggelam, tinggalkanlah shalat, sampai benar-benar hilang (tenggelam). Janganlah kalian bersengaja mengerjakan shalat ketika matahari terbit dan tenggelam karena matahari terbit pada dua tanduk setan.” (HR. Bukhari no. 3273)
Makna hadits di atas adalah bahwa sekelompok orang musyrik dahulu menyembah matahari. Mereka sujud pada matahari ketika akan terbit dan tenggelam. Ketika itu setan berdiri di arah matahari itu berada supaya orang-orang menyembahnya. Hal ini ditegaskan dalam hadits berikut,
صَلِّ صَلاَةَ الصُّبْحِ ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِينَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ ثُمَّ صَلِّ فَإِنَّ الصَّلاَةَ مَشْهُودَةٌ مَحْضُورَةٌ
“Laksanakanlah shalat shubuh kemudian berhentilah mengerjakan shalat hingga terbit matahari, hingga pula matahari meninggi karena matahari terbit ketika munculnya dua tanduk setan dan saat itu orang-orang kafir sujud pada matahari. Kemudian setelah itu shalatlah karena shalat ketika itu disaksikan.”
Dan hadits itu disebutkan pula,
حَتَّى تُصَلِّىَ الْعَصْرَ ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ فَإِنَّهَا تَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ
“Hingga engkau shalat ‘Ashar kemudian setelah itu berhentilah shalat hingga matahari tenggelam karena saat itu matahari tenggelam antara dua tanduk setan dan saat itu orang-orang kafir sujud pada matahari.” (HR. Muslim no. 832).
Hadits larangan shalat di atas dipahami untuk shalat yang tidak memiliki sebab seperti shalat sunnah mutlak, yaitu asal shalat sunnah saja dua raka’at. Jika shalat yang memiliki sebab seperti tahiyyatul masjid, shalat gerhana, shalat setelah wudhu, atau qodho’ shalat yang luput, maka dibolehkan meskipun pada waktu terlarang untuk shalat. Karena dalam hadits larangan di atas disebutkan,
وَلاَ تَحَيَّنُوا بِصَلاَتِكُمْ
“Janganlah mengerjakan shalat (yang tidak memiliki sebab) secara sengaja …”
Hanya Allah yang memberi taufik.
Referensi:
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.
—
Penulis: Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
https://muslim.or.id/12845-serial-4-alam-jin-rupa-setan.html
Potret Salaf Dalam Birrul Walidain
Suatu hari, Ibnu Umar melihat seorang yang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lalu berkata kepada Ibnu Umar, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.” (Diambil dari kitab al-Kabair, karya adz-Dzahabi)
Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata kepadanya, “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu.” Beliau menjawab, “Aku takut kalau-kalau tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik oleh ibuku. Sehingga aku berarti mendurhakainya.” (Diambil dari kitab Uyunul Akhyar, karya Ibnu Qutaibah)
Dari Anas bin Nadzr al-Asyja’i, beliau bercerita, suatu malam ibu dari sahabat Ibnu Mas’ud meminta air minum kepada anaknya. Setelah Ibnu Mas’ud datang membawa air minum, ternyata sang Ibu sudah ketiduran. Akhirnya Ibnu Mas’ud berdiri di dekat kepala ibunya sambil memegang wadah berisi air tersebut hingga pagi.” (Diambil dari kitab Birrul walidain, karya Ibnu Jauzi)
Sufyan bin Uyainah mengatakan, “Ada seorang yang pulang dari bepergian, dia sampai di rumahnya bertepatan dengan ibunya berdiri mengerjakan shalat. Orang tersebut enggan duduk padahal ibunya berdiri. Mengetahui hal tersebut sang ibu lantas memanjangkan shalatnya, agar makin besar pahala yang di dapatkan anaknya. (Diambil dari Birrul walidain, karya Ibnu Jauzi)
Itulah 5 potret salaf dalam birrul walidain. Masih banyak lagi kisah-kisah mereka, baca di Web kami.
Klik https://muslim.or.id/103-potret-salaf-dalam-birrul-walidain.html
---
OOT.
Hari ini, hari terakhir progressive donation markas dakwah YPIA tahap I..
---
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366 (Telp/SMS/WA)
Boleh jadi kenikmatan yang kita rasakan atau terhindarnya kita dari keburukan;
Sampai dengan saat ini merupakan buah kebaikan yang telah kita tanam.
Sabda rasul shallallahu 'alaihi wasallam ,
صنائع المعروف تقي مصارع السوء
" Perbuatan baik itu dapat menghindarkan seseorang dari keburukan " (HR. Thabrani, syaikh albani menilai hadits ini hasan lighairihi)
----
Mungkin saja, kenikmatan yang kita rasakan adalah balasan dari buah kebaikan yang telah kita kerjakan...
semisal;
- Anak2 TPA; yang telah kita ajarkan alif ba ta kepadanya
- Pengendara mobil; yang kita persilahkan lebih dulu, untuk berjalan lebih dulu di persimpangan jalan
- Tetangga rumah; yang kita tunaikan haknya. Senantiasa menebarkan senyum dan salam
- Seorang Musafir; yang tengah tersesat dan bertanya alamat, kemudian kita beri tahu arah jalan
- Seorang nenek lansia; yang kita persilahkan duduk menempati tempat duduk di bis ataupun kereta
- Atau pula, sedekah atau donasi rutin untuk kegiatan dakwah yang berkah, sebagai bentuk kontribusi untuk memurnikan akidah dan menebarkan sunnah..
----
Jazaakumullahu khayran kepada para ikhwah sekalian yang telah membersamai YPIA dalam kebaikan.
Untuk progressive donation Tahap I "Markas Dakwah YPIA", Alhamdulillah, bulan ini (sampai dengan 14 Februari) telah terkumpul sebesar 19.160.410 rupiah.
Berarti total perolehan donasi markas dakwah saat ini sekitar 57,5 % (750 Juta dari kebutuhan total 1,3 Milyar).
Progressive Donation Tahap I ini, masih dibuka hingga esok hari. Insya allah..
Semoga kita senantiasa dimudahkan dalam setiap kebaikan..
----
**Broadcasted by:
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta.
HP: 085747223366 (Telp/sms/WA).
Syubhat: “Mengapa kalian melarang-larang tasyabuh dengan orang kafir. Padahal kalian masih menggunakan produk orang kafir?” Demikian salah satu komentar dari yang tidak setuju kalau tasyabuh kepada orang kafir dilarang.
Ibnu Taimiyah berkata, “Sesungguhnya tasyabbuh (meniru gaya) orang kafir secara lahiriyah mewariskan kecintaan dan kesetiaan dalam batin. Begitu pula kecintaan dalam batin mewariskan tasyabbuh secara lahiriyah. Hal ini sudah terbukti secara inderawi atau eksperimen. Sampai-sampai jika ada dua orang yang dulunya berasal dari kampung yang sama, kemudian bertemu lagi di negeri asing, pasti ada kecintaan, kesetiaan dan saling berkasih sayang. Walau dulu di negerinya sendiri tidak saling kenal atau saling terpisah.” (Iqtidha’ Ash-Shiroth Al-Mustaqim, 1: 549)
Di tempat lain, Ibnu Taimiyah berkata,
أَنَّ الْمُشَابَهَةَ فِي الْأُمُورِ الظَّاهِرَةِ تُورِثُ تَنَاسُبًا وَتَشَابُهًا فِي الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَلِهَذَا نُهِينَا عَنْ مُشَابَهَةِ الْكُفَّارِ
“Keserupaan dalam perkara lahiriyah bisa berpengaruh pada keserupaan dalam akhlak dan amalan. Oleh karena itu, kita dilarang tasyabbuh dengan orang kafir.” (Majmu’ Al-Fatawa, 22: 154).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Patokan disebut tasyabbuh adalah jika melakukan sesuatu yang menjadi kekhususan orang yang ditiru. Misalnya yang disebut tasyabbuh pada kafir adalah seorang muslim melakukan sesuatu yang menjadi kekhususan orang kafir. Adapun jika sesuatu sudah tersebar di tengah-tengah kaum muslimin dan tidak jadi kekhasan atau pembeda dengan orang kafir, maka tidak lagi disebut tasyabbuh. Seperti itu tidaklah dihukumi tasyabbuh, namun bisa jadi dinilai haram dari sisi lain.” (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 3: 30)
Mengenai larangan tasyabbuh disebutkan dalam hadits dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad, 2: 50; Abu Daud, no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidha’, 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid/bagus. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi, no. 2695. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Adapun menggunakan produk orang kafir masuk dalam ranah perkara duniawi. Tak mungkinlah orang menggunakan produk orang kafir lantas mendukung dan membenarkan agama non-muslim. Coba saja lihat para pedagang di pasar atau di toko yang menjual produk orang kafir, apa lantas membenarkan ajaran mereka? Tentu tidak bukan? Kecuali kalau menggunakan produk mereka malah merugikan kaum muslimin. Sedangkan tasyabbuh (meniru mereka) secara lahiriyyah dapat mengantarkan pada kesukaan terhadap ajaran mereka dalam batin.
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/27454-valentine-no-bagaimana-dengan-produk-orang-kafir.html
Membaca Zodiak, Shio Atau Ramalan
Syaikh Sholih Alu Syaikh –hafizhohullah– mengatakan, “Jika seseorang membaca halaman suatu koran yang berisi zodiak yang sesuai dengan tanggal kelahirannya atau zodiak yang ia cocoki, maka ini layaknya seperti mendatangi dukun. Akibatnya cuma sekedar membaca semacam ini adalah tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Sedangkan apabila seseorang sampai membenarkan ramalan dalam zodiak tersebut, maka ia berarti telah kufur terhadap Al Qur’an yang telah diturunkan pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat At Tamhid Lisyarh Kitabit Tauhid oleh Syaikh Sholih Alu Syaikh pada Bab “Maa Jaa-a fii Tanjim”, hal. 349)
Intinya, ada dua rincian hukum dalam masalah ini.
Pertama: Apabila cuma sekedar membaca zodiak atau ramalan bintang, walaupun tidak mempercayai ramalan tersebut atau tidak membenarkannya, maka itu tetap haram. Akibat perbuatan ini, shalatnya tidak diterima selama 40 hari.
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim no. 2230). Ini akibat dari cuma sekedar membaca.
Maksud tidak diterima shalatnya selama 40 hari dijelaskan oleh An Nawawi: “Adapun maksud tidak diterima shalatnya adalah orang tersebut tidak mendapatkan pahala. Namun shalat yang ia lakukan tetap dianggap dapat menggugurkan kewajiban shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi shalatnya.” (Syarh Muslim, 14: 227)
Kedua: Apabila sampai membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka dianggap telah mengkufuri Al Qur’an yang menyatakan hanya di sisi Allah pengetahuan ilmu ghoib.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532, hasan)
Namun jika seseorang membaca ramalan tadi untuk membantah dan membongkar kedustaannya, semacam ini termasuk yang diperintahkan bahkan dapat dinilai wajib. (Al Qoulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, 1: 330)
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/7970-hukum-membaca-ramalan-bintang-zodiak-dan-shio.html
[ Untuk yang sedang dirundung masalah dan ditimpaq musibah ]
----
Setiap kita pasti pernah tertimpa musibah...
Setiap kita pasti pernah menjumpai masalah...
Dan, sebenarnya... terkadang yang jadi masalah adalah bukan pada "masalah"-nya, akan tetapi pada sikap kita dalam menyikapi masalah.
----
Dan... jangan sampai dalam menghadapi musibah, kita mengandalkan diri kita sendiri. Kita tidak ada apa-apanya jikan tanpa pertolongan Allah Ta'ala..
Perlu kiranya, kita berdoa dan minta didoakan agar senantiasa bertawakkal pada Allah semata..
"Doakan, agar aku tetap tawakkal. Dan hanya mengandalkan Allah Ta'ala"
----
Ah, betapa kita pernah -bahkan seringnya-, terlalu khawatir dan cemas terhadap suatu ujian.
Dan, boleh jadi sebabnya ialah karena kita salah menyikapi dan masih mengandalkan diri sendiri.
Bukan mengandalkan Allah ta'ala semata...
----
Well... kami cuma mau bilang;
sejak kapan sih Ujian itu jadi masalah, kalau kita masih punya Allah.. : )
Maka tetaplah bertawakkal, bersandar, bergantung pada Allah ta'ala...
Tersenyumlah, karena ada banyak hikmah dibalik musibah...
#Menuju-IndonesiaBertauhid#
----
Tim Donasi YPIA Yogyakarta
[ 085747223366 ]
Daftarkan nomor WA-mu untuk mendapat broadcast bermanfaat!
# Dibelakang Layar #
by Ust Abu Fairuz Ahmad Ridwan, MA
======
Bismillahirrahmanirrahim.
Dakwah ini...
Tidak hanya ditopang oleh singa-singa podium...
Tidak hanya didukung konglomerat dan pejabat...
Tidak hanya bertumpu di atas orang-orang terkenal dan para selebrity...
Suksesnya satu acara dipentas, tidak hanya karena pintarnya para pemain dan hebatnya para pemeran utama,
Tanpa pemain latar...
Tanpa dukungan tata cahaya..
Tanpa para tata rias....
Tanpa panitia di belakang layar...
Apa jadinya suatu pertunjukan pentas..??
Dalam kesuksesan dakwah, tidak hanya karena hebatnya sang ustad, piawainya sang da'i, handalnya sang orator....
Ada orang-orang bekerja di belakang layar yang tidak di ketahui khalayak ramai, namun Allah mengenal mereka. Tidak dielu-elukan dengan riuh rendahnya suara dukungan, decak kagum, dan pesona ribuan mata yang memandang. Karena mereka di belakang layar dan tanpa mereka -setelah Allah- dakwah itu tidak pernah ada selamanya.
Semoga Allah perbanyak orang-orang yang senang bekerja keras di belakang layar, tak berbayar dan tak bergaji, kecuali balasan dari Ar-Rahman. Mereka selamat dari ujub dan riya,selamat dari sum'ah dan takabbur... Merekalah pilar-pilar dakwah di bumi... Kecintaan Allah di langit.
======
Untuk yang ingin berkontribusi di belakang layar (MARKAS DAKWAH YPIA) >>
http://goo.gl/ruj1QL
Atau Hubungi,
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366
"Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh 'perbuatan tangan kalian sendiri'. Dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu." (Asy Syuura:30)
Para ulama menjelaskan makna 'perbuatan tangan kalian sendiri', maksudnya adalah perbuatan dosa yang mencakup maksiat, perkara agama yang diada-adakan dan juga kesyirikan.
(Dinukil dari artikel Buletin At Tauhid edisi 5 Februari 2016, yang ditulis oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom)
-----
Ternyata perbuatan dosa dapat menyebabkan datangnya musibah.
Mari kita memohon ampun dan banyak berdoa kepada Allah ta'ala di penghujung Jum'at yang merupakan waktu mustajab terkabulnya doa.
✔ Banyak doa
✔ Banyak istighfar
✔ Banyak Shalawat
✔ Jangan lupa baca Al Kahfi
----
Broadcasted by:
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
HP/WA: 085747223366
#muslim.or.id
#muslimah.or.id
||| Laporan Khusus Kajian Akbar Mahasiswa 3 FKIM |||
Kajian Mahasiswa
"Agar Cintaku tak Salah Arah"
Alhamdulillah segala puji hanyalah untuk Allah ta'ala, dengan hikmahNya ia sempurnakan segala ni'mat bagi kita semua.
Dengan ijin Allah ta'ala, FKIM telah menyelenggarakan Kajian Akbar Mahasiswa 3, dengan judul "Agar Cintaku tak Salah Arah" pada tanggal 4 jumadil ula 1437H / 13 februari 2016 di Masjid Mujahidin UNY. Pemateri dalam kajian kali ini adalah ustadz Ahmad MZ.
Dalam kajian ini juga terdapat pembagian gratis buku "Jangan Dekati Zina" karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan pembagian poster jadwal kajian rutin di yogyakarta, poster "Ayo Ngaji!"
Kajian ini diikuti oleh sekitar 300 orang dari kalangan mahasiswa dan umum.
Insyaallah FKIM dengan izin Allah ta'ala akan terus mengadakan kajian akbar mahasiswa ini di lain waktu. jadi jangan lewatkan kajian akbar mahasiswa FKIM selanjutnya.
---
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366
Menikah adalah pilihan sadar setiap laki-laki dan perempuan dalam islam. Seorang laki-laki berhak menentukan pasangan hidup sebagaimana perempuan. Jika kemudian sepasang laki-laki dan perempuan memutuskan untuk saling menerima dan sepakat melangsungkan pernikahan, atas alasan apakah satu pihak merasa terpaksa berada di samping pasangan hidupnya setelah resmi berumah tangga??!! Sebelum terjadinya akad nikah, pilihan masih terbuka lebar, akan tetapi setelah adanya akad nikah, adalah sebuah pengkhianatan terhadap makna akad itu sendiri apabila satu pihak senantiasa mencari-cari keburukan dan kesalahan pasangannya dengan merasa benar dan bersih sendiri. Tentunya hal tersebut merupakan salah satu bentuk penyucian diri, terlebih lagi tindakannya tersebut akan menumbuhkan benih-benih kebencian dalam hati terhadap seseorang yang telah menjadi pilihannya. Allah ta’ala berfirman:
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An Najm: 32).
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah, karena walaupun dirinya membenci salah satu perangainya, tentulah akan ada perangai lain yang disukainya.” (HR. Muslim nomor 2672)
Imam An Nawawi mengatakan, “Yang benar, hadits ini merupakan larangan bagi seorang suami agar tidak membenci istrinya, karena apabila istrinya memiliki perangai yang tidak disenanginya, tentulah akan ada perangai lain yang disukainya, misalnya istrinya memiliki akhlak yang jelek, akan tetapi mungkin saja dia komitmen terhadap agama, memiliki paras yang cantik, mampu menjaga diri, lembut atau yang semisalnya.” (Syarh Shahih Muslim, 5/209).
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/5286-ketika-layar-telah-berkembang.html
# Potensi Kebaikan #
oleh : Ustadz dr. Adika Mianoki (Ketua YPIA Yogyakarta)
-----
Saat kecil dulu, saya sering diminta ibu saya beli terang bulan dan martabak untuk snack konsumsi pengajian rutin. Karena tau akan digunakan untuk konsumsi pengajian, bapak penjual selalu memberikan tambahan gratis beberapa porsi. "Untuk sedekah", kata beliau. Jadilah setiap kali membeli, beliau ikut bersedekah dengan tambahan beberapa porsi gratis.
...............
#Faidah :
Setiap insan punya berbagai potensi kebaikan yg berbeda. Dalam kisah di atas, sang penjual memanfaatkan potensi jualannya untuk sedekah. Tampak sederhana dan sepele, namun bernilai kebaikan.
Demikian pula setiap kita, Allah anugerahkan kepada kita kemampuan untuk bisa berbagi kebaikan. Ada yg Allah lebihkan harta, ada yg punya ilmu, ada yg punya kedudukan, dan lain sebagainya. Apapun posisi dan profesi kita, pasti ada celah pintu kebaikan yg bisa kita lakukan.
Teringat nasihat seorang Ustadz, " Terkadang, Allah Ta'ala membuka bagi kita satu celah pintu kebaikan, yg kemudian dengannya Allah bukakan banyak kebaikan lainnya. Manfaatkanlah ! Jangan lewatkan setiap kali ada pintu kebaikan "
-----
Sekilas info,
Alhamdulillah, perolehan donasi progressif Markas Dakwah Tahap I yang dibuka pada tanggal 8-15 Februari 2016 ialah sebesar 23.228.478 Rupiah...
Artinya, total donasi yang terkumpul untuk pelunasan Markas Dakwah Per 15 Februari 2016 : Rp. 759.839.343 (58,44% dari kebutuhan dana 1,3 Milyar).
Semoga Allah memudahkan dan memberkahi segenap usaha dan amal-amal kita.
-----
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
"Bergerak Tanpa Tapi, Bersegera Tanpa Nanti, Berbagi Tanpa Henti"
Contact : 085747223366 (Telp/SMS/WA)
Sudah lama "ngaji" tetapi akhlak tidak baik?
Hal ini yang perlu kita camkan sebagai penuntut ilmu agama, karena akhlak adalah cerminan langsung apa yang ada di hati, cerminan keikhlasan dan penerapan ilmu yang diperoleh. Lihat bagimana A’isyah rodhiallohu ‘anha mengambarkan langsung akhlak Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan teladan dalam iman dan tauhid, A’isyah rodhiallohu ‘anha berkata,
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Akhlak beliau adalah Al-Quran” [HR. Muslim no. 746, Abu Dawud no. 1342 dan Ahmad 6/54]
Yang berkata demikian Adalah A’isyah rodhiallohu ‘anha, Istri yang paling sering bergaul dengan beliau, dan perlu kita ketahui bahwa salah satu barometer ahklak seseorang adalah bagaimana akhlaknya dengan istri dan keluarganya. Rasulolluh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku.” [H.R. Tirmidzi dan beliau mengomentari bahwa hadits ini hasan gharib sahih. Ibnu Hibban dan Al-Albani menilai hadits tersebut sahih].
Akhlak dirumah dan keluarga menjadi barometer karena seseorang bergaul lebih banyak dirumahnya, bisa jadi orang lain melihat bagus akhlaknya karena hanya bergaul sebentar. Khusus bagi suami yang punya “kekuasaan” atas istri dalam rumah tangga, terkadang ia bisa berbuat semena-mena dengan istri dan keluarganya karena punya kemampuan untuk melampiaskan akhlak jeleknya dan hal ini jarang diketahui oleh orang banyak. Sebaliknya jika di luar rumah mungkin ia tidak punya tidak punya kemampuan melampiaskan akhlak jeleknya baik karena statusnya yang rendah (misalnya ia hanya jadi karyawan rendahan) atau takut dikomentari oleh orang lain.
Dan tolak ukur yang lain adalah takwa sehingga Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkannya dengan akhlak, beliau bersabda,
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Iringilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rohimahullohu menjelaskan hadist ini, “Barangsiapa bertakwa kepada Alloh, merealisasikan ketakwaannya dan berakhlak kepada manusia -sesuai dengan perbedaan tingkatan mereka- dengan akhlak yang baik, maka ia medapatkan kebaikan seluruhnya, karena ia menunaikan hak hak Alloh dan Hamba-Nya. [Bahjatu Qulubil Abror hal 62, cetakan pertama, Darul Kutubil ‘ilmiyah]
Demikian pula sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ
“Yang paling banyak memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Maajah dan Al-Haakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/6829-sudah-lama-%E2%80%9Cngaji%E2%80%9D-tetapi-akhlak-tidak-baik.html
Jika kita memang tak bisa merubah suramnya kisah masa lalu...
Jika kita memang tak bisa memastikan baiknya masa depan....
Maka....
Kita punya hari ini untuk berbuat baik yang terbaik...
=========
Jika kita menengok ke belakang, ternyata dibayangi dengan masa lalu yang kelam...
Jika kita menatap ke depan, ternyata diliputi dengan kecemasan dan ketidakpastian masa depan...
Maka....
Lihat-lah ke atas dan berdoalah... Sebab kita punya Allah Yang Maha Penyayang, yang sayangnya tiada berbilang...
Zat yang mengijabah setiap pinta... yang amat mustahil bila Ia menelantarkan hambaNya...
Kita berdoa, semoga hari ini dan seterusnya... Kita dimudahkan dalam mengerjakan setiap kebaikan... Senantiasa...
==========
Link, bagi yang ingin menyemai dan memanen kebaikan: http://goo.gl/ruj1QL
Selamat berakhir pekan...
Selamat menjadi penebar kebaikan dan jangan lupa bahagia...
Bersama Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari Yogyakarta...
***Broadcasted by
Tim Donasi Dakwah YPIA
HP: 085747223366 (Telp/sms/WA).
www.ypia.or.id
www.muslim.or.id
www.muslimah.or.id
Masih tema seputar cinta.
Artikel Buletin At Tauhid hari ini, pun turut mencoba untuk mendeskripsikannya.
"Cinta adalah sebab terkuat untuk memulai suatu perbuatan. Ia mampu membangkitkan jiwa, menggerakkan hati dan badan." - (Dinukil dari artikel Buletin At Tauhid 12 Februari 2016, M. Nashiruddin Hasan)
---
Demikianlah kekuatan cinta.
Ia ditakdirkan sebagai kata yang abstrak, tak berbenda, tapi dahsyat terasa.
Penting sekali memahami hakikat cinta yang hakiki, agar kita tak salah arah.
----
Oleh karenanya, hadirilah...
✏ Kajian Akbar Mahasiswa
💞 "Agar Cinta Tak Salah Arah"
👤 Pemateri : Ustadz Ahmad MZ
🔅Hari : Sabtu, 4 Jumadil Ulama 1437 H, 13 Februari 2016
⏰ Waktu : Pukul 08.00 - 11.30 WIB
🏠 Tempat : Masjid Mujahidin, Universitas Negeri Yogyakarta
📌 Terbuka untuk umum,
putra putri.
⚠ Penyelenggara : FKIM, FKKA
(Divisi Dakwah Mahasiswa YPIA)
----
🔈 Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366 (Telp/SMS/WA)
#...Cinta Itu...#
Cinta itu...
Suatu narasi yang tak akan pernah habis untuk digali... Suatu puisi yang tak akan pernah jenuh untuk dibaca... Suatu panorama yang tak akan pernah bosan untuk dilihat...
Sehingga, sungguh tak layak jika orang-orang kekinian, menyederhanakan cinta hanya sebatas valentine dan sebatang coklat...
-----
Cinta itu...
Suatu bunga hati yang akan terus bermekaran tanpa mengenal musim...
Cinta bukan sekedar nafsu yang dikemas saat hari valentine...
Cinta itu...
Membuat yang lama serasa singkat... yang berat serasa tidak berat... yang lemah jadi kuat... yang jauh jadi dekat... Hmmm.. bahkan -karena cinta- gula jawa pun jadi serasa coklat...
Cinta itu...
Membuat orang berbuat melampaui anggapan banyak orang, Membuat orang bisa kuat, dan berkorban tanpa batas..
Cinta itu tidak seperti coklat, yang mudah meleleh hanya terkena panas...
---
Jadi....
Apakah cinta itu valentine?
Jawabnya bukan. Karena Islam tidak mengajarkan yang demikian.
Apakah cinta itu coklat?
Jawabnya bukan. Karena cinta itu tidak semurah coklat.... Tapi ia sesederhana akad... : )
---
Daftarkan dirimu untuk mendapat broadcast manfaat :
"Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta"
( 085747223366 )
[ Dengan Pertolongan-Nya ]
Kawan...
Sejauh apapun jarak antara 'kita' dengan 'harapan' dan 'cita-cita'...
Bersemangatlah untuk mengejarnya dan mintalah pertolongan kepada Allah, Rabb semesta alam...
Dengan pertolongan-Nya...
Hal yang sekilas mata -dalam pandangan manusia- terlihat mustahil, ternyata justru malah membuahkan hasil...
Dengan pertolongan-Nya...
Tongkat Nabi Musa bisa membelah lautan...
Dengan pertolongan-Nya...
Maryam yang sedang kesakitan, terkulai lemah, dengan sekedar menggoyangkan pangkal pohon kurma, dapat membuat kurma berjatuhan.
Dengan pertolongan-Nya...
Pasukan Perang Badar yang jumlahnya amat sedikit dibandingkan lawan, berhasil membuahkan senyum kemenangan...
---
Dengan pertolongan-Nya...
Pelunasan biaya Markas Dakwah YPIA kini (per 31 Januari 2016) sudah terkumpul sebesar Rp 736.795.865, atau sekitar 56,67% dari kebutuhan total 1,3 Milyar...
Dengan memohon pertolongan-Nya...
YPIA membuka kembali kesempatan untuk berkontribusi dalam:
PROGRESSIVE DONATION
"MARKAS DAKWAH"
TAHAP I (8 FEBRUARI - 15 FEBRUARI)
---
Detail lebih lanjut tentang Markas Dakwah >> http://goo.gl/ruj1QL
Atau,
Hubungi Tim Donasi Dakwah YPIA
(085747223366)
Suatu ketika, Ibnu Jarir Ath Thabari bertanya kepada murid-muridnya...
"Apakah kalian bersemangat untuk mencatat tentang sejarah?"
"Berapa lembarkah banyaknya?", para murid balik bertanya.
"Hanya 30.000 lembar."
Para murid pun terbelalak.
"Itu perkara yang amat berat, tentu nantinya akan menghabiskan umur dan tak lagi dapat mengerjakan lainnya."
Kemudian Ibnu Jarir menimpali,
"Laa haula wa laa quwwata illa billah!
Sungguh semangat-semangat itu telah mati!" (Tarikh Baghdadi)
-----
Mengomentari kisah ini, Penulis kitab Kayfa Tattahamas Lithalabil Ilmi Syar'i menuturkan,
"Kalau saja Ibnu Jarir hidup di zaman kita, sekarang ini -zaman dimana yang orang-orangnya tidak mampu memaksa dirinya untuk menulis, mencatat dan menghafal meskipun sekedar 30 lembar saja- ,
Maka, komentar seperti apa kiranya, yang akan dikatakan kepada kita?"
-----
Semoga kita diberikan taufik agar bersemangat untuk menuntut ilmu.
Semoga kita bisa menyisihkan waktu ilmu. Menyisihkan, bukan menyisakan.
-----
Nb. Daftarkan nomor WA-mu untuk mendapatkan broadcast bermanfaat.
=============
Broadcasted by:
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
HP/WA: 085747223366
www.muslim.or.id
www.muslimah.or.id