DARI KELUARGA TRANSMIGRAN SAMPAI NGAJI DI JOGJA - MAS GHOZI
PUTAR VIDEO https://youtu.be/ehC5i7Zc5G0
Kali ini kita akan menyimak cerita dari salah satu penggerak dakwah Islam di YPIA yaitu mas Ghozi Bardi
Sebuah sisi lain dari mahasiswa Jogja yang memegang teguh amanah dari orang tua di kampung, berjuang menempa ilmu agama, dan mendedikasikan diri dalam dakwah Islam
MARI IKUT BANTU BERBAGAI PROGRAM DAKWAH SUNNAH DI INDONESIA BERSAMA YPIA
Bantuan berupa donasi untuk pengembangan dan operasional dakwah ini bisa disalurkan melalui website resmi kami
LINK DONASI
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Toleransi Bukan Dengan Mengorbakan Akidah
Sebagian di antara para tokoh agama yang membolehkan natal bersama atau ucapan “selamat Natal” berdalih dengan firman Allah:
لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَـٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَـٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ ﴿٨﴾ إِنَّمَا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ قَـٰتَلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَـٰرِكُمْ وَظَـٰهَرُوا۟ عَلَىٰٓ إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ﴿٩﴾
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS al-Mumtaḥanah [60]: 8–9).
Mereka telah lalai atau pura-pura lalai bahwa berbuat baik kepada orang kafir, sekalipun memang boleh, bukan berarti kita mengorbankan akidah dan prinsip kita dengan melakukan loyalitas dan cinta kepada mereka yang terlarang dalam agama.
Allah Ta‘āla berfirman:
لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ﴿٢٢﴾
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah ḥizbullāh (golongan Allah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya ḥizbullāh (golongan Allah) itu adalah golongan yang beruntung” (QS al-Mujādilah [58]: 22).
Ibn al-Jauzi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan ketika menafsirkan QS al-Mumtaḥanah [60]: 8, “Ayat ini merupakan keringanan tentang bolehnya menyambung tali kerabat terhadap orang-orang kafir yang tidak memerangi kaum Muslimin dan bolehnya berbuat baik kepada mereka sekalipun loyalitas (saling mencintai) terputus dari mereka”.
Bahkan dalam surat al-Mumtaḥanah itu sendiri terdapat penjelasan gamblang tentang prinsip pokok akidah walā’ (loyalitas kepada setiap muslim) dan barā’ (membenci dan memusuhi orang kafir).
Selengkapnya: https://muslim.or.id/29176-toleransi-bukan-berarti-korbankan-akidah.html
Ust. Abu Ubaidah As Sidawi
====
----
Mau bantu dakwah muslim.or.id di dunia maya?
Anda bisa berdonasi untuk kebutuhan operasional website melalui:
Transfer rekening (konfirmasi manual):
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via Whatsapp ke nomor 0822 2597 9555
atau
Klik >> bit.ly/supportmuslimorid
Tauhid Dan Terangkatnya Musibah
Sebuah perkara yang menjadi prinsip dan diterangkan oleh para ulama dalam karya-karya mereka adalah bahwa tauhid merupakan kewajiban terbesar. Tauhid itu adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Inilah hak Allah atas segenap hamba.
Sebagaimana telah dijelaskan oleh Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Hak Allah atas para hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibadah kepada Allah tidak akan diterima tanpa tauhid. Artinya, sebanyak apapun ibadah dan amal ketaatan, jika terkotori oleh syirik; peribadatan kepada selain Allah -di samping ibadahnya kepada Allah- maka semua amal itu akan tertolak.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوۡ أَشۡرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ
“Dan seandainya mereka berbuat syirik, pasti akan lenyap semua amal yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. al-An’am: 88)
Di antara keutamaan tauhid yang sangat agung adalah bahwa tauhid menjadi sebab -bahkan sebab terbesar- untuk mendapatkan jalan keluar bagi segala bentuk kesulitan dan musibah yang menimpa di dunia maupun di akhirat. Artinya, tauhid akan membuka kemudahan atas kesulitan yang menimpa, begitu juga tauhid dapat menolak bahaya yang mengancam hamba (lihat keterangan Syekh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di dalam al-Qaul as-Sadid fi Maqashid at-Tauhid)
Ketika terjebak di dalam perut ikan, Dzun Nun atau Nabi Yunus ‘alaihis salam berdoa kepada Allah dengan menyebutkan keesaan-Nya dalam hal uluhiyah dan mengakui kesalahannya, dan hal itu menjadi sebab Allah menyelamatkan dirinya. Beliau membaca doa “laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh zhalimin” yang artinya adalah “tidak ada ilah (sesembahan) yang benar selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang yang zalim”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Tidaklah seorang muslim membaca doa ini dalam suatu kesulitan yang dia alami kecuali Allah penuhi permintaannya.” (HR. Tirmidzi, disahihkan al-Hakim dan adz-Dzahabi tidak membantah hal itu, hadis ini dinyatakan hasan oleh Ibnu Hajar) (lihat al-Wabil ash-Shayyib karya Imam Ibnul Qayyim, hal. 224 tahqiq Abdurrahman bin Hasan bin Qa’id)
Hal ini perkara yang dimaklumi/bisa dipahami dengan jelas oleh para ulama karena sesungguhnya keimanan dan tauhid merupakan sebab keamanan dan hidayah bagi hamba.
Allah Ta’ala berfirman,
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَلَمۡ یَلۡبِسُوۤا۟ إِیمَـٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik), maka mereka itulah yang diberikan keamanan dan mereka itulah yang diberi petunjuk.” (al-An’am : 82).
Dengan keamanan, ia akan terbebas dari rasa takut dan dengan petunjuk, ia akan selamat dari kesesatan. Besar kecilnya keamanan dan hidayah itu tergantung pada besar kecilnya tauhid dan keimanan yang ada pada diri seorang hamba. Semakin sempurna tauhid dan imannya, semakin sempurna pula keamanan dan hidayah yang didapatkan olehnya (lihat keterangan Syekh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah dalam Qurratu ‘Uyunil Muwahhidin, hal. 10-11)
Oleh sebab itu, Allah memberikan jaminan untuk selamat dari azab bagi mereka yang beriman dan senantiasa bersyukur kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
مَّا یَفۡعَلُ ٱللَّهُ بِعَذَابِكُمۡ إِن شَكَرۡتُمۡ وَءَامَنتُمۡۚ
“Allah tidak akan mengazab kalian; jika kalian bersyukur dan tetap beriman.” (QS. an-Nisaa’ : 147)
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/67366-tauhid-dan-terangkatnya-musibah.html
Ust. Ari Wahyudi, S.Si.
Beberapa Bentuk Loyalitas Kepada Orang Kafir Yang Terlarang
Di antara pokok aqidah Islam adalah al-wala’ wal bara’. Seorang muslim yang mengaku cinta kepada Allah Ta’ala dan Rasul-nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dituntut untuk membuktikan klaim (pengakuan) tersebut. Yaitu dengan mencintai dan memberikan loyalitas (al-wala’) kepada setiap yang Allah cintai, yaitu orang-orang yang beriman, mencintai tauhid dan orang-orang yang bertauhid. Dan sebaliknya, dia harus membenci, menjauh dan berlepas diri (al-bara’) dari semua yang Allah Ta’ala benci, berupa kekafiran, kemusyrikan, dan para pelakunya. [1] Meskipun hal ini tidaklah menghalangi kita untuk tetap berbuat baik kepada mereka, tetap mendakwahi mereka, tidak bersikap dzalim terhadap mereka, atau mencintai mereka sebatas kecintaan yang bersifat tabiat atau naluri sebagai manusia biasa. [2]
Akan tetapi, seiring dengan jauhnya umat Islam dari ajaran agama mereka yang murni, maka aqidah al-wala’ wal bara’ ini justru dianggap asing dan aneh, dan akhirnya menjadi rancu dan terbolak-balik. Sebagian umat Islam justru memberikan cinta dan loyalitas (al-wala’) kepada kekafiran dan simbol-simbol kekafiran. Oleh karena itu, kami sebutkan beberapa bentu wala’ kepada orang-orang kafir yang sudah terlanjur membudaya di masyarakat kita.
1. Ikut Serta dalam Perayaan Hari Besar Mereka
Inilah salah satu bentuk propaganda kelompok tertentu dengan mengatasnamakan “kerukunan” atau “toleransi” antar umat beragama. Namun toleransi yang dilandasi dengan meruntuhkan dan membuang jauh-jauh terlebih dulu aqidah al-wala’ wal bara’ yang diajarkan oleh agama Islam. Demi “persatuan antar umat beragama”, mereka membuang dan mencampakkan aqidah Islam–nya sendiri dengan bergabung dan ikut serta dalam acara peringatan hari raya orang-orang kafir serta memberi ucapan selamat kepada mereka di hari-hari besar mereka.
Padahal Allah Ta’ala berfirman ketika menceritakan sifat hamba-hambaNya yang beriman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaidah, mereka lalui (begitu saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan [25]: 72)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di -rahimahullahu Ta’ala- menjelaskan,
أي: لا يحضرون الزور أي: القول والفعل المحرم
“Maksudnya, mereka tidak menghadiri perbuatan zur, yaitu semua perkataan dan perbuatan yang diharamkan.” [3]
Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan –hafidzahullahu Ta’ala- menjelaskan, maksud ayat ini adalah bahwa di antara sifat hamba-hamba Allah Ta’ala adalah tidak menghadiri perayaan hari besar orang-orang kafir. [4]
2. Memuliakan dan Mengagungkan Mereka, serta Memuji-muji Akhlak Mereka, tanpa Melihat Aqidah dan Agama Mereka yang Batil dan Rusak
Demikianlah sikap sebagian kaum muslimin terhadap orang kafir. Mereka memuliakan dan mengagungkan orang kafir karena menganggap bahwa orang-orang kafir itu lebih hebat dan lebih maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga mereka pun bersikap merendahkan diri mereka sendiri di hadapan orang-orang kafir. Demikianlah kenyataan yang ada, kita sering menjumpai orang yang suka memuji orang kafir atas peradaban, kekayaan, dan kemajuan teknologi yang mereka capai, dan mencela saudara mereka sendiri (kaum muslimin) karena miskin atau masih jauh tertinggal di belakang orang kafir dalam urusan dunia.
Kita tidak mengingkari bahwa pada saat sekarang ini Allah Ta’ala memberikan kepada orang-orang kafir kejayaan, menjadikan mereka sebagai “penguasa” di dunia ini, serta ilmu pengetahuan, teknologi, dan persenjataan mereka lebih unggul dibandingkan dengan kaum muslimin. Akan tetapi, hal ini tidaklah menunjukkan bahwa orang-orang kafir itu berada di atas kebenaran (al-haq), dan tidak pula menunjukkan bahwa Allah Ta’ala meridhai agama dan aqidah mereka.
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/29210-beberapa-bentuk-cinta-dan-loyalitas-wala-kepada-orang-kafir-yang-terlarang.html
Ust. M. Saifuddin Hakim
Alhamdulillah, dari pertama kali online di tahun 2005 sampai dengan hari ini, sudah ada ribuan artikel islami yang bisa anda baca di website
kami.
Bagi yang baru pertama kali mengunjungi muslim.or.id, mungkin bingung
harus mulai baca dari mana.
Oleh karena itu, untuk memudahkan para pengunjung dalam membaca artikel, kami coba menyusun beberapa artikel sebagai panduan belajar islam dari dasar.
Saat ini, sudah ada seri belajar islam dari dasar bagian 1, insyaallah akan ada seri-seri selanjutnya.
Yuk, langsung aja mulai dari sini.
👇🏻👇🏻👇🏻
https://muslim.or.id/panduan
---
Mau bantu dakwah muslim.or.id di dunia maya?
Anda bisa berdonasi untuk kebutuhan operasional website melalui:
Transfer rekening (konfirmasi manual):
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via Whatsapp ke nomor 0822 2597 9555
atau
Klik >> bit.ly/supportmuslimorid
Mau jadi donatur tetap muslim.or.id?
Daftar di sini >> bit.ly/dtmuslimorid
Barakallahu fiikum.
Menjadi Ibu, Profesi Terbaik Seorang Wanita
Bagaimana tidak? Minimalnya ada 13 ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk berbakti kepada ibu! Di antaranya, Allah Ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” (QS. Luqman: 14)
Allah Ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْراً
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Demikian juga di dalam hadis, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
إنَّ اللَّهَ حرَّمَ عليكم عقوقَ الأمَّهاتِ ، ومنعًا وَهاتِ ، ووأدَ البناتِ وَكرِه لَكم : قيلَ وقالَ ، وَكثرةَ السُّؤالِ ، وإضاعةَ المالِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan sikap durhaka kepada para ibu, sifat pelit, dan tamak, mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan Allah juga tidak menyukai qiila wa qaala (menyebarkan kabar burung), banyak bertanya, dan membuang-membuang harta.” (HR. Bukhari no. 5975 dan Muslim no. 593)
Tidak ada profesi yang begitu dimuliakan di dalam Al-Qur’an dan As Sunnah seperti ini!
Dalam syair yang terkenal disebutkan:
الام مدرسة اذا أعددتها * اعددت شعبا طيب الاعراق
الام روض ان تعهده الحيا * بالري أورق أيما ايراق
الام أستاذ الاساتذة الاولى * شغلت مأثرهم مدى الافاق
“Ibu bagaikan sekolah, jika engkau siapkan mereka dengan baik, maka engkau telah menyiapkan bibit dari masyarakat yang harum (baik).
Ibu adalah taman jika engkau merawatnya. Ia akan tumbuh segar dengan dipenuhi dedaunan rindang.
Ibu adalah guru pertama dari para guru. Peran mereka dirasakan sampai ke ujung ufuk.”
Para ibu memiliki peran krusial terhadap kondisi moral masyarakat suatu bangsa. Bahkan, para ibu disebut sebagai pemimpin untuk urusan rumah dan anak-anak. Dalam hadis dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, di dalamnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ
“ … seorang istri adalah pemimpin terhadap urusan rumah suaminya dan urusan anaknya, ia akan ditanya (di akhirat) tentang semua itu…” (HR. Bukhari no. 7138)
Lanjut baca:
https://muslim.or.id/80815-menjadi-ibu-profesi-terbaik-seorang-wanita.html
Ust. Yulian Purnama
=====
MARI BANTU OPERASIONAL BERBAGAI PROGRAM DAKWAH YPIA
Anda bisa menyalurkan donasi melalui link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Mengamalkan Sunnah Nabi ketika Banyak yang Meninggalkannya
Di akhir zaman, Islam akan kembali asing. Sampai-sampai kaum Muslimin tidak mengenal ajaran-ajaran agamanya sendiri. Mereka asing terhadap sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga sunnah Nabi banyak ditinggalkan oleh kaum Muslimin. Orang yang mengamalkan sunnah pun dianggap asing dan aneh. Maka di masa ketika itulah, orang yang istiqamah mengamalkan sunnah Nabi diuji kesabarannya. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita” [QS Al-Ahqaf : 13].
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
“Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)” [QS. Al-Jin: 16].
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
يأتي على النَّاسِ زمانٌ الصَّابرُ فيهم على دينِه كالقابضِ على الجمرِ
“Akan datang suatu masa, orang yang bersabar berpegang pada agamanya, seperti menggenggam bara api” [HR. Tirmidzi no. 2260, disahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi].
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda,
بدأَ الإسلامُ غريبًا، وسيعودُ كما بدأَ غريبًا، فطوبى للغرباءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah ghuraba (orang-orang yang asing)” [HR. Muslim no. 145].
Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah menjelaskan hadis ini dengan mengatakan, “Artinya bahwa Islam dimulai dalam keadan asing sebagaimana keadaan di Mekkah dan di Madinah ketika awal-awal hijrah. Islam tidak diketahui dan tidak ada yang mengamalkan kecuali sedikit orang saja. Kemudian ia mulai tersebar dan orang-orang masuk (Islam) dengan jumlah yang banyak dan dominan di atas agama-agama yang lain.
Dan Islam akan kembali asing di akhir zaman, sebagaimana awal kemunculannya. Ia tidak dikenal dengan baik kecuali oleh sedikit orang dan tidak diterapkan sesuai dengan yang disyariatkan kecuali sedikit dari manusia dan mereka itu asing".
Orang-orang yang bisa bersabar dan tetap istiqamah di masa itu, ia akan mendapatkan pahala yang besar dan kedudukan yang tinggi. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ
“Beribadah di masa haraj (sulit), seperti berhijrah kepadaku” [HR. Muslim no. 2948].
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
المراد بالهرج هنا الفتنة واختلاط أمور الناس
“Yang dimaksud dengan al-haraj adalah fitnah (kekacauan) dan kesemrawutan perkara di tengah manusia” [Syarah Shahih Muslim, 18/391].
Lanjut baca:
https://muslim.or.id/67393-mengamalkan-sunnah-nabi-ketika-banyak-yang-meninggalkannya.html
=====
MARI BANTU OPERASIONAL BERBAGAI PROGRAM DAKWAH YPIA
Anda bisa menyalurkan donasi melalui link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Mengapa Bencana Terus Melanda?
Bencana demi bencana menimpa negeri ini secara bertubi-tubi; tanah longsor, tsunami, kebakaran, gunung meletus, dan yang sedang marak sekarang ini adalah bencana banjir.
Tentu saja, sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa di balik bencana tersebut terkandung hikmah bagi kita semuanya, di antaranya agar kita semua berintrospeksi dan berbenah diri, bertaubat dan bersimpuh di hadapan Allah.
Sungguh, termasuk kesalahan yang amat fatal jika kita hanya meyakini seperti kebanyakan orang bahwa bencana banjir dan sejenisnya adalah sekadar bencana alam murni tanpa ada sebab dan hikmah di dalamnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata dalam khutbahnya yang berjudul Atsaril Ma’ashi:
“Sesungguhnya kebanyakan manusia sekarang menganggap bahwa musibah yang menimpa mereka baik dalam bidang perekonomian, keamanan, atau politik disebabkan karena faktor-faktor dunia semata.
Tidak ragu lagi bahwa semua ini merupakan kedangkalan pemahaman mereka dan lemahnya iman mereka serta kelalaian mereka dari merenungi al-Qur‘an dan sunnah Nabi.
Sesungguhnya di balik musibah ini terdapat faktor penyebab syar’i yang lebih besar dari faktor-faktor duniawi. Allah berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS ar-Rum [30]: 41)”.
Semoga Allah merahmati para ulama salaf yang selalu melakukan introspeksi atas segala musibah yang menimpa mereka, lalu segera sadar dan memperbaiki diri.
Ibnu Sirin berkata, “Saya tahu dosa apa yang menyebabkan aku sekarang ini memikul hutang, karena dahulu empat puluh tahun silam saya pernah mengatakan kepada seorang: ‘Wahai muflis (orang yang bangkrut)’”.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/28694-mengapa-bencana-terus-melanda.html
=====
MARI BANTU OPERASIONAL BERBAGAI PROGRAM DAKWAH YPIA
Anda bisa menyalurkan donasi melalui link berikut https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
[ KAJIAN RUTIN MA'HAD YAA ABATI PEKAN KE-2 ]
Terbuka Untuk Umum! Ikhwan & Akhawat
Wajib Bagi Santri Ma'had Yaa Abati Angkatan ke-3
*1. Kajian Manhaj*
Penceramah: Ustadz Marwan. B.A. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Al Firqotun Najiyah (Jalan Hidup Golongan yang Selamat)
Tema: *"Manhaj Golongan yang Selamat"*
Hari: Sabtu, 1 Jumadil Awal 1444 H/ 26 November 2022 M
Pukul: 16.00 WIB- selesai
Tempat: Masjid Al Ikhlas, Karang Bendo
*2. Kajian Pendidikan Anak*
Penceramah: Ustadz Abu Umair. B.A., M.Pd. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Fiqhu Tarbiyatil Abna’ (Bagaimana Nabi ﷺ Mendidik Anak)
Tema: *"Berdoa Agar Mendapat Keturunan yang Shalih bagian 1"*
Hari: Ahad, 2 Jumadil Awal 1444 H/ 27 November 2022 M
Pukul: 08.00 WIB- selesai
Tempat: Masjid Al Hasanah, Terban
*3. Kajian Fikih Ibadah*
Penceramah: Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Manhajus Salikin (Himpunan Masalah Fikih dan Dalil-dalilnya untuk Pemula)
Tema: *"Bab Bejana dan Bab Istinja & Adab Buang Hajat"*
Hari: Ahad, 2 Jumadil Awal 1444 H/ 27 November 2022 M
Pukul: 10.00 WIB- selesai
Tempat: Masjid Al Ashri, Pogung Rejo
🔴 Live Streaming melalui kanal Youtube YPIA Academy: http://bit.ly/yt_ypiaacademy
🔰 Penyelenggara:
- Ma'had Yaa Abati Yogyakarta
- Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) Yogyakarta
🔗 Bekerja sama dengan:
Radio Muslim Yogyakarta
Takmir Masjid Al Ikhlas Karang Bendo
Takmir Masjid Al Hasanah Terban
Takmir Masjid Al Ashri Pogung Rejo
======
📡 Broadcasted by:
| Ma'had Yaa Abati
| YPIA Academy
| Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
📲 Narahubung WhatsApp (WA):
wa.me/6282323647778 (Ma’had Yaa Abati)
| Yuk Join Grup YPIA Academy!
🔴 Ikhwan:
http://bit.ly/ypiaacd_ikhwan2
| Instagram: @mahadyaaabati
| Telegram: t.me/ypia_academy
CERITA SUAMI SIAGA DAN TUGASNYA SEBAGAI PENGGERAK DAKWAH
PLAY VIDEO https://youtu.be/NqpE8DcBSP4
Beliau adalah mas Hartadi, salah satu kru dari Radio Muslim Jogja yang bertugas menjadi content creator
MARI SAMA-SAMA BANTU TERSEBARNYA DAKWAH SUNNAH MELALUI RADIO MUSLIM JOGJA
Donasi bisa disalurkan melalui website https://ypia.or.id/campaign/bantu-radio-muslim-jogja/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
3 Orang Yang Doanya Mustajab
Terdapat sebuah hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan perihal tiga doa yang dikabulkan, tiga doa yang tidak diragukan lagi akan diterima oleh Allah Ta’ala. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
ثَلاثُ دَعَواتٍ مُسْتَجاباتٍ، لا شَكَّ فيهنَّ: دَعْوةُ المَظْلومِ، ودَعْوةُ المُسافِرِ، ودَعْوةُ الوالِدِ على وَلَدِه
“Ada tiga doa yang tidak diragukan kemustajabannya, yaitu: doa orang yang dizalimi (dianiaya), doa orang musafir, dan doa kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Dawud no. 1536, Tirmidzi no. 1905, Ibnu Majah no. 3862 dan Ahmad no. 7501).
Lihatlah bagaimana Nabi menyifati ketiga doa tersebut dengan “tidak diragukan kemustajabannya”, menandakan bahwa ketiga doa ini memiliki kedudukan yang sangat agung di sisi Allah Ta’ala.
Lalu, bagaimana bisa ketiga doa ini dikabulkan oleh Allah Ta’ala? Bagaimana bisa ketiga doa ini berhak dikabulkan oleh Allah Ta’ala?
Lanjut baca: https://muslim.or.id/80547-teks-khotbah-jumat-tiga-orang-yang-doanya-mustajab.html
Ustaz Muhammad Idris, Lc.
Akhirnya Bisa Dimulai Lagi Kajian di Masjid Al Hasanah Terban
PLAY VIDEO https://youtu.be/FMxHhKoWL-k
YPIA menginisiasi pembukaan kajian pertama di Masjid Al Hasanah, Terban, Yogyakarta melalui program Ma'had Yaa Abati
Meski program ini dikhususkan untuk para ayah dan calon ayah tetapi masyarakat umum diperbolehkan untuk mengikuti berbagai kajian Ma'had Yaa Abati di masjid-masjid sekitar kampus UGM
MARI BANTU OPERASIONAL BERBAGAI PROGRAM DAKWAH YPIA
Anda bisa menyalurkan donasi melalui link berikut https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Kami jadi teringat saat dulu menjadi santri Wisma muslim YPIA. Waktu itu ketika musim liburan kuliah, kami dan beberapa santri mahasiswa lain memutuskan untuk tidak pulang kampung.
Di masa-masa liburan ini, YPIA mengadakan program pesantren khusus yang biasanya juga diikuti oleh teman-teman dari luar daerah.
Salah satu agenda yang spesial waktu itu adalah kami para santri diundang oleh Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal hafizhahullah untuk mengunjungi pondok pesantren beliau sekaligus berwisata ke pantai.
Dari Pogung kampung hijrah, kami semua dijemput dengan bus yang telah disiapkan sebelumnya oleh Ustaz Abduh.
Destinasi pertama kami adalah Pondok Pesantren Darus Sholihin yang terletak di Desa Warak, Giri Sekar, Gunungkidul - DIY.
Suasana pondok yang asri sekaligus masyarakat yang ramah membuat kami betah untuk berlama-lama di sini.
Bersama Ustaz Abduh kami menuju Pantai Gesing, sebuah objek wisata alam yang terletak tidak jauh dari pondok pesantren beliau.
Betapa bahagianya kami sebagai seorang mahasiswa perantauan diberikan fasilitas wisata gratis, bahkan disuguhi ikan bakar lezat yang dinikmati di pinggir pantai bersama teman-teman yang shalih dan guru kami tercinta hafizhahullah.
MARI BANTU YPIA MENJALANKAN PONDOK PESANTREN MAHASISWA WISMA MUSLIM
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
REPORTASE Kajian Pembukaan Ma'had untuk Para Ayah dan Calon Ayah
PLAY VIDEO https://youtu.be/7M7HO22J-3Q
Ma'had Yaa Abati wadah bagi para ayah dan calon Ayah yang ingin menimba ilmu syar'i secara intensif dengan materi khusus seputar dunia rumah tangga
MARI DUKUNG YPIA MENGHADIRKAN KAJIAN-KAJIAN SUNNAH DI YOGYAKARTA
Salurkan donasi anda melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Istighfar Dan Taubat Kunci Pembuka Rezeki
Istigfar dan tobat adalah di antara amalan penting yang bisa menjadi kunci pembuka rezeki bagi hamba. Keterangan mengenai hal ini banyak ditunjukkan oleh dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadis. Tentu saja ini berlaku bagi mereka yang bersungguh-sungguh dan benar dalam mengamalkannya.
Hakikat istigfar dan tobat
Banyak orang menyangka bahwa istigfar dan tobat hanya sekadar di lisan saja. Ketika ada seseorang yang mengucapkan kalimat “astaghfirullah wa atuubu ilaihi“ hanya di lisan saja, maka tidak ada dampak kalimat tersebut di hati dan tidak pula ada dampak pada amal perbuatannya. Hal yang demikian ini adalah perbuatan orang yang dusta dan tidak jujur dalam istigfar dan tobatnya.
Para ulama telah menjelaskan hakikat istigfar dan tobat. Ar-Rhagib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Tobat secara syariat adalah meninggalkan maksiat karena jeleknya perbuatan tersebut, menyesal telah melakukannya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dan berupaya memperbaiki amalan yang ditinggalkan jika memungkinkan. Jika terkumpul empat hal ini, maka syarat tobatnya telah sempurna.“
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Tobat wajib dilakukan untuk setiap dosa. Jika maksiat yang dilakukan adalah antara hamba dengan Allah dan tidak terkait dengan hak manusia yang lain, maka ada tiga syarat yang harus terpenuhi:
Pertama: Meninggalkan maksiat tersebut.
Kedua: Menyesal atas perbuatannya.
Ketiga: Bertekad kuat untuk tidak mengulanginya.
Jika tidak ada salah satu saja dari tiga syarat di atas, maka tobatnya tidak sah. Adapun jika maksiatnya berkaitan dengan hak orang lain, maka ada tambahan syarat keempat selain tiga syarat di atas. Yaitu, dia harus menunaikan hak saudaranya yang terzalimi tersebut. Jika berupa harta atau yang semisal, maka harus mengembalikannya. Jika berupaya merendahkan orang lain, maka dengan menyebut kebaikannya dan meminta maaf kepadanya. Jika berupa perbuatan ghibah, maka harus meminta halal darinya.“
Sedangkan mengenai istigfar, Ar-Rhagib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Perbuatan istigfar dilakukan dengan perkataan dan perbuatan. Allah Ta’ala berfirman,
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.“ (QS. Nuh: 10)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/77867-istighfar-dan-taubat-kunci-pembuka-rezeki.html
@muslimorid
𝗗𝗼𝗻𝗮𝘀𝗶 𝗣𝗿𝗼𝗴𝗿𝗮𝗺 𝗧𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗽 𝗚𝗲𝗺𝗽𝗮 𝗡𝗮𝘀𝗶𝗼𝗻𝗮𝗹 𝟮𝟬𝟮𝟮
(𝑭𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝑼𝒑 𝑻𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒑 𝑮𝒆𝒎𝒑𝒂 𝑪𝒊𝒂𝒏𝒋𝒖𝒓)
---
Sejak kejadian gempa Cianjur, malam harinya relawan Peduli Muslim sudah terjun di sana untuk melakukan tugas assesment, kemudian memfollow-up-nya dengan penyaluran bahan makanan, terpal untuk tenda darurat pengungsi, dan kebutuhan logistik lainnya. Peduli Muslim juga terus menerjunkan relawan untuk membantu land clearing, layanan kesehatan keliling dengan mengunjungi tenda-tenda darurat warga, hingga pembangunan musholla dan MCK umum.
Melihat luasnya dampak gempa, serta banyaknya masyarakat yang belum terbantu secara maksimal karena medan di Cianjur yang cukup sulit untuk percepatan bantuan (banyak lokasi yang bahkan tidak bisa dijangkau kendaraan roda empat), insya Allah Peduli Muslim masih menjadikan kegiatan bantuan terhadap penyintas gempa Cianjur sebagai prioritas utama, dan bahkan masih akan menerjunkan tambahan relawan lagi.
Kami juga bersiaga atas potensi gempa bumi lain di kawasan Indonesia (na’udzubillahi min dzalik), sehingga per 1 Desember 2022, dari kami menjadikan tagline program utama sebagai Progam Tanggap Gempa Nasional. Donasi untuk mendukung program ini, dapat disalurkan melalui:
• Pedulimuslim.com/gempanasional atau melalui
• 𝐁𝐚𝐧𝐤 𝐒𝐲𝐚𝐫𝐢𝐚𝐡 𝐈𝐧𝐝𝐨𝐧𝐞𝐬𝐢𝐚 (𝐁𝐒𝐈)
( 𝐊𝐨𝐝𝐞 𝐛𝐚𝐧𝐤: 𝟒𝟓𝟏)
𝐍𝐨: 𝟒𝟒-𝟒𝟒𝟒-𝟑𝟑𝟑-𝟕𝟓
𝐚.𝐧. 𝐏𝐞𝐝𝐮𝐥𝐢 𝐌𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦
✔️ Konfirmasi donasi: bit.ly/gempanasional22
✔️ CP / Informasi: 0823 2258 9997
⏳ Masa berlaku donasi: 1 - 31 Desember 2022
Semoga Allah ta’ala senantiasa menjaga tanah air kita dari segala bencana yang merusak. Dan semoga Allah ta’ala membalas kita semua yang memiliki kepedulian terhadap para penyintas bencana alam, dengan balasan yang terbaik. Aamiin.
__
Broadcasted by:
⎮Peduli Muslim
⎮Instagram: @pedulimuslim
⎮Telegram: t.me/PeduliMuslim
⎮Facebok: @pedulimuslim
⎮Web: pedulimuslim.com
Kumpulan Artikel Seputar Natal dan Tahun Baru
Berikut ini kami rangkumkan beberapa artikel di muslim.or.id yang membahas mengenai hukum ikut merayakan natal dan tahun baru masehi, serta bahasan yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Semoga bermanfaat.
Klik: https://muslim.or.id/7878-kumpulan-artikel-seputar-natal-dan-tahun-baru.html
----
Mau bantu dakwah muslim.or.id di dunia maya?
Anda bisa berdonasi untuk kebutuhan operasional website melalui:
Transfer rekening (konfirmasi manual):
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via Whatsapp ke nomor 0822 2597 9555
atau
Klik >> bit.ly/supportmuslimorid
Mau jadi donatur tetap muslim.or.id?
Daftar di sini >> bit.ly/dtmuslimorid
Barakallahu fiikum.
Mengikuti Gemerlap Dunia Itu Tidak Ada Habisnya
Pembaca rahimakumullah, penulis mendengar seorang yang sudah berumur bertutur, “Mengikuti gemerlap dunia tidak ada habisnya.” Ungkapan ini adalah ungkapan yang sangat bermakna. Ungkapan yang disampaikan oleh orang yang telah melanglang buana mengarungi kehidupan dunia.
Penulis teringat suatu kata متاع الغرور (kesenangan yang menipu). Itulah sifat dunia. Ya, ada dua ayat Al-Qur’an yang menyampaikan kata tersebut.
Pertama, ayat 185 dari surah Ali ‘Imran. Allah Ta’ala berfirman,
كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَاۤ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali ‘Imran: 185)
Kedua, ayat 20 dari surah Al-Hadid. Allah Ta’ala berfirman,
ٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَا لَعِبࣱ وَلَهۡوࣱ وَزِینَةࣱ وَتَفَاخُرُۢ بَیۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرࣱ فِی ٱلۡأَمۡوَ ٰلِ وَٱلۡأَوۡلَـٰدِۖ كَمَثَلِ غَیۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ یَهِیجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرࣰّا ثُمَّ یَكُونُ حُطَـٰمࣰاۖ وَفِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ عَذَابࣱ شَدِیدࣱ وَمَغۡفِرَةࣱ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَ ٰنࣱۚ وَمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَاۤ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. Al-Hadid: 20)
Dari ayat-ayat di atas jelaslah bahwa kehidupan dunia ini adalah kesenangan yang menipu. Kita harus ingat bahwa tujuan akhir kita bukanlah dunia. Dunia ini adalah tempat berlalu menuju akhirat. Kita hidup di dunia untuk beribadah kepada Zat yang menciptakan kita.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/81063-mengikuti-gemerlap-dunia-itu-tidak-ada-habisnya.html
Ust. Ahmad Fardan
Secara fisik, sulit dibedakan antara penganut Islam dengan Syi’ah. Akan tetapi jika diteliti lebih dalam terutama dari sisi akidah, perbedaan di antara keduanya ibarat minyak dan air, sehingga tidak mungkin disatukan.
Yuk, kenali bahaya syi’ah lebih dekat dengan membaca artikel berikut ini secara urut agar bisa paham 100%.
Langsung aja klik
👇🏻👇🏻👇🏻
https://muslim.or.id/kenali-bahaya-syiah
UPDATE PAKET DONASI UNTUK BANTU OPERASIONAL DAKWAH YPIA
Periode November 2022
1 Paket = Rp 50.000
Terkumpul 135 paket
Total kebutuhan 2500 paket
Dibutuhkan untuk:
– Honor 24 orang karyawan profesional, freelance 20 orang, dan volunteer 62 orang
– Operasional kantor yayasan
– program sosial kemasyarakatan dan program insidental lainnya.
Saat ini sektor dakwah YPIA tidak hanya mencakup daerah lokal Yogyakarta saja, namun juga sudah merambah ke berbagai daerah
CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Pekan ini SDIT Yaa Bunayya mengadakan ujian tahfidz untuk murid-murid yang didampingi oleh orang tuanya masing-masing
Para guru sangat menyadari pentingnya sinergi antara sekolah dan orang tua dalam menciptakan pendidikan yang baik untuk anak
Apalagi pendidikan yang sedang diperjuangkan adalah pendidikan yang berlandaskan Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih
Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberkahi semua pihak yang telah mendukung dan menjalankan program dakwah melalui pendidikan formal ini
MARI IKUT BANTU BERBAGAI PROGRAM DAKWAH SUNNAH DI INDONESIA BERSAMA YPIA
Bantuan berupa donasi untuk pengembangan dan operasional dakwah ini bisa disalurkan melalui website resmi kami
LINK DONASI
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Kemuliaan atau Kehinaan
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Kitab Ar-Riqaq dengan sanadnya dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu. Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki seekor unta bernama Al-‘Adhbaa’. Unta itu tidak pernah terkalahkan (dalam hal pacuan, pent). Suatu ketika, datanglah seorang Arab badui mengendarai unta tunggangannya, dan berhasil mengalahkan unta beliau.
Peristiwa itu menimbulkan kegemparan bagi kaum muslimin saat itu. Mereka berkomentar, ‘Al-‘Adhbaa’ telah dikalahkan.’ Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda, ‘Sesungguhnya menjadi ketetapan bagi Allah, bahwa tidaklah Dia mengangkat (memuliakan) suatu perkara dunia, kecuali Dia pasti akan merendahkannya.’” (lihat Sahih Al-Bukhari, cet. Maktabah Al-Iman, hal. 1320, hadis no. 6501).
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Di dalamnya terkandung anjuran/ dorongan agar meninggalkan sikap berbangga-bangga/ merasa hebat serta dorongan untuk memiliki sifat tawaduk. Hal itu sekaligus membawa pesan bahwa urusan-urusan dunia ini serba kurang dan tidak sempurna.” (lihat Fath Al-Bari tahqiq Syaibatul Hamdi, Juz 12 hal. 349).
Beliau rahimahullah juga menerangkan, “Di dalam kisah ini terkandung kemuliaan akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan ketawadukan beliau di mana beliau merasa rida (tidak mempermasalahkan) tatkala seorang Arab badui berhasil mengalahkan beliau (dalam hal pacuan itu, pent). Di dalamnya juga terkandung pelajaran dibolehkannya mengadakan musabaqah (perlombaan).” (lihat Fath Al-Bari tahqiq Syaibatul Hamdi, Juz 12 hal. 349).
Abu Sulaiman Ad-Darani rahimahullah berkata, “Dunia akan mencari orang yang berusaha lari meninggalkannya. Apabila dunia berhasil meraihnya, niscaya ia akan melukainya. Dan seandainya pencari dunia berhasil meraihnya (dunia), niscaya dunia akan membinasakan dirinya.” (lihat At-Tahdzib Al-Maudhu’i li Hilyat Al-Auliya’, hal. 338).
Bisyr bin Al-Harits rahimahullah berkata, “Katakanlah kepada orang yang suka mengejar-ngejar dunia, ‘Bersiaplah kamu untuk merasakan kehinaan.'” (lihat At-Tahdzib Al-Maudhu’i li Hilyat Al-Auliya’, hal. 339).
‘Ali bin al-Husain rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang merasa cukup (qana’ah) dengan apa yang dibagikan Allah untuknya, maka dia adalah orang yang paling berkecukupan.” (lihat At-Tahdzib Al-Maudhu’i li Hilyat Al-Auliyaa’, hal. 662).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/80813-kemuliaan-atau-kehinaan.html
Ingin Ikut Komentar
Ya, jaman medsos
Perlu selektif pilih teman
Pilih bacaan
Karena orang
Ada yang suka buat
Keributan
Jadinya, kita nih
Jadi tambah asing
Sama mushaf al-Qur'an
Pinginnya komentar
Debat sana sini
Sikat si fulan dan allan
Istighfar yuk gaes
Dzikir ditingkatkan
Hidup di dunia ini
Cuma sekalii…
Besok masih ada
Hari kebangkitan
Berilmu, Jangan Lupa Beradab
Jika Anda diminta memilih, antara bersahabat dengan orang berilmu tapi tidak punya adab, dengan orang yang pas-pasan dalam keilmuan, tapi beradab. Anda akan nyaman bersama siapa?
Kita sama, karena jiwa kita lebih nyaman berteman dengan orang baik adabnya, walaupun pas-pasan ilmunya.
Siapa yang nyaman berteman dengan orang pintar, tapi pembohong, pintar tapi tidak amanah, pintar tapi egois, pintar tapi culas, atau pintar tapi jago korupsi. Semua tidak nyaman berteman dengan orang yang seperti ini.
Ilmu yang ada pada orang yang tak beradab, menjadi tertutupi oleh gelapnya adabnya. Sehingga ilmu tak lagi membuatnya bersinar dan tak lagi mengangkatnya. Tak ada artinya ilmu tanpa adab yang baik. Bisa dikatakan, hasil dari ilmu adalah adab dan akhlak yang baik. Ilmu seseorang bisa disebut tak bermanfaat saat tak dapat membuatnya berakhlak baik.
Benar apa yang dipesankan Makhlad bin Husain kepada Ibnul Mubarok,
نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من العلم
“Kita lebih butuh pada banyak adab daripada banyak ilmu.”
Seorang pujangga Arab membuat syair,
والمرء لا يسمو بغير الأدب
وإن يكن ذا حسب و نسب
“Seorang tak akan bisa mulia tanpa adab.
Meski dia memiliki kedudukan dan berdarah bangsawan.”
Di samping itu, ilmu yang benar-benar berkah dan manfaat itu, tak akan berkenan bersemayam di dalam hati orang yang tak punya adab. Jika benar ada ilmu yang ada padanya, itu hanya sebatas wawasan, bukan ilmu yang sebenarnya. Karena ilmu yang berkah akan membentuk karakter yang mulia pada diri pembawanya.
Baca Juga: Perhatikan Adab Nadzor Akhwat
Yusuf bin Husain pernah mengatakan,
بالأدب تفهم العلم
“Hanya dengan adab, Anda akan memahami ilmu.”
Seorang guru, sebelum dia mengajarkan ilmunya, akan melihat mana murid yang layak ia berikan ilmunya. Ukuran kelayakan itu adalah: adab.
Dan guru akan lebih ikhlas mengajarkan ilmu, kepada murid yang beradab baik kepadanya. Sehingga ini menjadi wasilah keberkahan ilmu yang didapatkan oleh sang murid.
Oleh karenanya, para salafus shalih dahulu sangat perhatian kepada adab. Sebanding dengan besarnya perhatian mereka terhadap ilmu. Ibnu Sirin rahimahullah mengatakan,
كانوا يتعلمون الهدى كما يتعلمون العلم
“Para ulama dahulu, mereka belajar adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu.”
Bahkan mereka lebih mendahulukan penanaman adab sebelum penanaman ilmu. Imam Malik rahimahullah pernah memberi nasihat kepada anak muda dari suku Quraisy,
يا ابن أخي تعلم الأدب قبل أن تعلم العلم
“Wahai saudaraku, belajarlah adab sebelum belajar ilmu.”
Lanjut baca: https://muslim.or.id/59333-agar-aku-sukses-menuntut-ilmu-bag-10-berilmu-jangan-lupa-beradab.html
Ust. Ahmad Anshori, Lc.
E-Book "Tebarkanlah Salam!"
Adab dan Fikih Mengucapkan Salam
Download gratis:
https://bit.ly/tebarkanlah-salam
Silakan di-share...
Amalan-Amalan Ketika Terjadi Gempa
Ketika gempa bumi menyapa, bila tsunami menghampiri manusia, ketika para korban berjatuhan meninggal dunia, ketika bangunan hancur berkeping-keping menjadi tanah, ketika para wanita menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim tanpa orang tua … pada saat itu semua hendaknya kita semua lebih mendekatkan diri kepada Allah, mengingat akhirat, segera bertaubat, bersemangat ibadah, dan tidak tertipu dengan dunia yang fana.
Berikut ini beberapa amalan yang hendaknya dilakukan ketika gempa dan tsunami terjadi:
Taubat kepada Allah
Sesungguhnya peristiwa ini akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat hubungannya dengan Allah. Dia sadar bahwa musibah-musibah ini tidak lain dan tidak bukan adalah akibat dosa-dosa anak manusia berupa kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan.
Tidaklah terjadi suatu malapetaka melainkan karena dosa, dan malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah kecuali dengan taubat.
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah”.
Banyak berdzikir, do’a, dan istighfar kepada Allah
Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu karena dzikir dapat mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Allah:
فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾ لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤٤﴾
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS. ash-Shoffat [37]: 143–144).
Renungkanlah juga bersama saya firman Allah:
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿٣٣﴾
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. al-Anfal [8]: 33).
Ayat mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari adzab.
Pertama, adanya Nabi Muhammad di tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara.
Kedua, istighfar dan meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi telah meninggal dunia.
Membantu para korban bencana
Saudaraku, bila kita sekarang dalam kenikmatan dan kesenangan, kita bisa makan, minum, dan memiliki rumah, maka ingatlah saudara-saudaramu yang terkena bencana. Saat ini mereka sedang kesusahan dan kesulitan. Maka ulurkanlah tanganmu untuk membantu mereka semampu mungkin.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat” (HR. Muslim no. 2699).
Terlebih lagi orang kaya, pengusaha, pemerintah, dan bangsawan, hendaknya mereka mengeluarkan hartanya untuk membantu para korban.
Dahulu, tatkala terjadi gempa pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau menulis surat kepada para gubernurnya untuk bersedekah dan memerintah rakyat untuk bersedekah.
Dan hendaknya para relawan saling membantu dan saling melengkapi antar sesama sehingga terwujudlah apa yang menjadi tujuan mereka, jangan sampai ada terjadi pertengkaran atau perasaan bahwa dia adalah orang yang paling pantas dibanding lainnya.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/29075-amalan-amalan-ketika-terjadi-gempa.html
Ust. Abu Ubaidah As Sidawi
Gempa Bumi Bukan Sekedar Fenomena Alam
Memang benar, gempa bumi terjadi karena fenomena alam semisal pergerakan lempeng bumi dan lain-lain, akan tetapi bagi orang yang beriman, gempa bukan hanya sekedar bencana alam, akan tetapi juga tanda peringatan dari Allah agar manusia kembali kepada agamanya dan menjauhi maksiat. Allah yang menjadikan pergerakan lempeng bumi dan terjadilah gempa atas izin Allah.
Allah mengirim gempa dan bencana alam sebagai peringatan kepada manusia.
Allah berfirman,
ﻭَﻣَﺎ ﻧُﺮْﺳِﻞُ ﺑِﺎﻟْﺂﻳَﺎﺕِ ﺇِﻟَّﺎ ﺗَﺨْﻮِﻳﻔًﺎ
“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.” (QS:Al-Isra’: 59).
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di menjelaskan bahwa agar dengan sebab ini manusia sadar dan jera dari bermaksiat terus-menerus, beliau berkata
المقصود منها التخويف والترهيب ليرتدعوا عن ما هم عليه
“Maksud ayat ini adalah memberikan rasa takut agar manusia jera (efek jera dan berhenti) melakukan maksiat saat itu” (Tafsir As-Sa’di).
Ibnul Qayyim juga menjelaskan bahwa gempa bumi ini terjadi agar manusia meninggalkan kemaksiatan dan kembali kepada Allah, beliau berkata,
ﺃﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﺣﻴﺎﻥ ﺑﺎﻟﺘﻨﻔﺲ ﻓﺘﺤﺪﺙ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺰﻻﺯﻝ ﺍﻟﻌﻈﺎﻡ ﻓﻴﺤﺪﺙ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻟﻌﺒﺎﺩﻩ ﺍﻟﺨﻮﻑ ﻭﺍﻟﺨﺸﻴﺔ ﻭﺍﻹﻧﺎﺑﺔ ﻭﺍﻹﻗﻼﻉ ﻋﻦ ﻣﻌﺎﺻﻴﻪ ﻭﺍﻟﺘﻀﺮﻉ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺍﻟﻨﺪﻡ
“Allah –Subhanah- terkadang mengizinkan bumi untuk bernafas maka terjadilah gempa bumi yang dasyat, sehingga hamba-hamba Allah ketakutan dan mau kembali kepada-Nya, meninggalkan kemaksiatan dan merendahkan diri kepada Allah dan menyesal” (Miftah Daris Sa’adah 1/221).
Musibah karena akibat perbuatan kita sendiri
Perlu diketahui bahwa segala musibah dan kesusahan dunia adalah disebabkan dosa kita dan akibat perbuatan manusia sendiri.
Allah Ta’ala berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Ar-Rum: 41).
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Asy Syura: 30).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/36092-gempa-bumi-bukan-sekedar-fenomena-alam.html
Ust. dr. Raehanul Bahraen
Pemahaman Sahabat Nabi, Sumber Kebenaran
Jika kita telah memahami betapa mulia kedudukan para sahabat Nabi, dan kita juga tentu paham bahwa tidak mungkin ada orang yang lebih memahami perkataan dan perilaku Nabi selain para sahabat Nabi, maka tentu pemahaman yang paling benar terhadap agama Islam ada para mereka. Karena merekalah yang mendakwahkan Islam serta menyampaikan sabda-sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam hingga akhirnya sampai kepada kita, walhamdulillah. Merekalah ‘penghubung’ antara umat Islam dengan Nabinya.
Oleh karena ini sungguh aneh jika seseorang berkeyakinan atau beramal ibadah yang sama sekali tidak diyakini dan tidak diamalkan oleh para sahabat, lalu dari mana ia mendapatkan keyakinan itu? Apakah Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepadanya? Padahal turunnya wahyu sudah terhenti dan tidak ada lagi Nabi sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Dari sini kita perlu menyadari bahwa mengambil metode beragama Islam yang selain metode beragama para sahabat, akan menjerumuskan kita kepada jalan yang menyimpang dan semakin jauh dari ridha Allah Ta’ala. Sedangkan jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh oleh para sahabat Nabi. Setiap hari kita membaca ayat:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah: 6-7)
Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Yang dimaksud dengan ‘orang-orang yang telah Engkau beri nikmat‘ adalah yang disebutkan dalam surat An Nisa, ketika Allah berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”[8]
Seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’ut tabi’in, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, menafsirkan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya[9].
Oleh karena itulah, seorang sahabat Nabi, Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:
من كانَ منكم مُتأسياً فليتأسَّ بأصحابِ رسول ِاللهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ, فإنهم كانوا أبرَّ هذهِ الأمةِ قلوباً، وأعمقـُها عِلماً، وأقلـُّهَا تكلـُّفَا، وأقومُها هَديَا، وأحسنـُها حالاً، اختارَهُمُ اللهُ لِصُحبةِ نبيِّهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ وإقامَةِ دينِهِ، فاعرفوا لهم فضلـَهُم، واتـَّبـِعُوهم في آثارِهِم، فإنهم كانوا على الهُدى المُستقيم
“Siapa saja yang mencari teladan, teladanilah para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Karena merekalah orang yang paling baik hatinya diantara umat ini, paling mendalam ilmu agamanya, umat yang paling sedikit dalam berlebihan-lebihan, paling lurus bimbingannya, paling baik keadaannya. Allah telah memilih mereka untuk mendampingi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jalan mereka. Karena mereka semua berada pada shiratal mustaqim (jalan yang lurus)”[10]
Lanjut baca: https://muslim.or.id/4680-meneladani-sahabat-nabi-jalan-kebenaran.html
====
MARI DUKUNG YPIA MENGHADIRKAN KAJIAN-KAJIAN SUNNAH DI YOGYAKARTA
Salurkan donasi anda melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
UPDATE DONASI UNTUK WEBSITE DAKWAH SUNNAH
Periode November 2022
Terkumpul 82 paket
Tersisa 258 paket
1 paket Rp 50.000
BANTU OPERASIONAL MUSLIM.OR.ID DAN MUSLIMAH.OR.ID
Dengan jutaan kunjungan setiap bulannya, kedua website dakwah sunnah ini menjadi salah satu aset penting bagi kaum muslimin di Indonesia
Kami mengajak anda untuk ikut serta dalam menggerakkan dakwah Islam yang bersumber dari Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih melalui media online yang sudah lebih dari 17 tahun berkontribusi bagi kaum muslimin
CARA MENYALURKAN DONASI
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Meraih Keutamaan Saf Pertama
Saudaraku, apakah yang menyebabkanmu lalai dari mendapatkan saf pertama dalam salat berjemaah?
Kita mungkin sudah mendengar banyak hal terkait dengan keutamaan salat berjemaah. Kita pun insya Allah terus berupaya untuk melaksanakan salat wajib kita secara berjemaah di masjid dengan semampu kita. Akan tetapi, apakah kita pernah mendengar betapa keutamaan saf pertama itu sangatlah besar?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَوْ يعْلمُ النَّاسُ مَا في النِّداءِ والصَّفِّ الأَولِ. ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يسْتَهِموا علَيهِ لاسْتهموا علَيْهِ، ولوْ يعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِير لاسْتبَقوا إَليْهِ، ولَوْ يعْلَمُون مَا فِي العَتَمَةِ والصُّبْحِ لأتوهمُا ولَوْ حبوًا متفقٌ عليه
“Jikalau manusia mengetahui apa yang ada di dalam azan dan saf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan hal itu kecuali dengan berundi atasnya, maka niscaya mereka akan berundi. Jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid, maka niscaya mereka akan berlomba-lomba kepadanya. Jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam salat Isya dan salat Subuh, maka niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dalam keadaan merangkak.”
Syekh Abdurrahman bin Fahd Al-Wad’an Ad-Dusiriy menjelaskan 3 (tiga) faedah utama dari hadis ini, antara lain:
Pertama: Saf pertama adalah yang paling afdal
Dianjurkan bagi seorang muslim untuk berupaya agar senantiasa mendapatkan saf pertama di setiap salat berjemaah. Dan tidak dianjurkan bagi orang yang datang di awal waktu ke masjid, namun dengan sengaja terlambat untuk mengejar saf pertama kecuali dengan uzur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تقدموا فأتموا بي، وليأتم بكم من بعدكم، ولا يزال قومٌ يتأخرون حتى يؤخرهم الله
“Kalian majulah, dan berimamlah denganku, dan hendaklah orang sesudah kalian berimam kepada kalian. Jika suatu kaum membiasakan diri melambat-lambatkan salatnya, maka Allah juga melambatkan (dalam memasukkannya ke surga, atau melambatkan diri untuk mengentaskannya dari neraka).” (HR. Muslim) [2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
من جاء أول الناس وصف في غير الأول، فقد خالف الشريعة
“Barangsiapa yang lebih dahulu datang dari orang lain (dalam rangka salat berjemaah di masjid -pen.) kemudian berdiri bukan di saf pertama, maka ia telah menyelisihi syariat.” [3]
Orang yang meninggalkan saf pertama telah mengharamkan dirinya dari kebaikan yang melimpah.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/80226-meraih-keutamaan-shaf-pertama.html
Ust. Fauzan Hidayat
===
Bantu program Wisma Muslim YPIA, pencetak kader-kader da'i sunnah dari mahasiswa:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/