Alhamdulillah, dari pertama kali online di tahun 2005 sampai dengan hari ini, sudah ada ribuan artikel islami yang bisa anda baca di website
kami.
Bagi yang baru pertama kali mengunjungi muslim.or.id, mungkin bingung
harus mulai baca dari mana.
Oleh karena itu, untuk memudahkan para pengunjung dalam membaca artikel, kami coba menyusun beberapa artikel sebagai panduan belajar islam dari dasar.
Saat ini, sudah ada seri belajar islam dari dasar bagian 1, insyaallah akan ada seri-seri selanjutnya.
Yuk, langsung aja mulai dari sini.
👇🏻👇🏻👇🏻
https://muslim.or.id/panduan
---
Mau bantu dakwah muslim.or.id di dunia maya?
Anda bisa berdonasi untuk kebutuhan operasional website melalui:
Transfer rekening (konfirmasi manual):
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via Whatsapp ke nomor 0822 2597 9555
atau
Klik >> bit.ly/supportmuslimorid
Mau jadi donatur tetap muslim.or.id?
Daftar di sini >> bit.ly/dtmuslimorid
Barakallahu fiikum.
Menjadi Ibu, Profesi Terbaik Seorang Wanita
Bagaimana tidak? Minimalnya ada 13 ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk berbakti kepada ibu! Di antaranya, Allah Ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” (QS. Luqman: 14)
Allah Ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْراً
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Demikian juga di dalam hadis, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
إنَّ اللَّهَ حرَّمَ عليكم عقوقَ الأمَّهاتِ ، ومنعًا وَهاتِ ، ووأدَ البناتِ وَكرِه لَكم : قيلَ وقالَ ، وَكثرةَ السُّؤالِ ، وإضاعةَ المالِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan sikap durhaka kepada para ibu, sifat pelit, dan tamak, mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan Allah juga tidak menyukai qiila wa qaala (menyebarkan kabar burung), banyak bertanya, dan membuang-membuang harta.” (HR. Bukhari no. 5975 dan Muslim no. 593)
Tidak ada profesi yang begitu dimuliakan di dalam Al-Qur’an dan As Sunnah seperti ini!
Dalam syair yang terkenal disebutkan:
الام مدرسة اذا أعددتها * اعددت شعبا طيب الاعراق
الام روض ان تعهده الحيا * بالري أورق أيما ايراق
الام أستاذ الاساتذة الاولى * شغلت مأثرهم مدى الافاق
“Ibu bagaikan sekolah, jika engkau siapkan mereka dengan baik, maka engkau telah menyiapkan bibit dari masyarakat yang harum (baik).
Ibu adalah taman jika engkau merawatnya. Ia akan tumbuh segar dengan dipenuhi dedaunan rindang.
Ibu adalah guru pertama dari para guru. Peran mereka dirasakan sampai ke ujung ufuk.”
Para ibu memiliki peran krusial terhadap kondisi moral masyarakat suatu bangsa. Bahkan, para ibu disebut sebagai pemimpin untuk urusan rumah dan anak-anak. Dalam hadis dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, di dalamnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ
“ … seorang istri adalah pemimpin terhadap urusan rumah suaminya dan urusan anaknya, ia akan ditanya (di akhirat) tentang semua itu…” (HR. Bukhari no. 7138)
Lanjut baca:
https://muslim.or.id/80815-menjadi-ibu-profesi-terbaik-seorang-wanita.html
Ust. Yulian Purnama
=====
MARI BANTU OPERASIONAL BERBAGAI PROGRAM DAKWAH YPIA
Anda bisa menyalurkan donasi melalui link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Mengamalkan Sunnah Nabi ketika Banyak yang Meninggalkannya
Di akhir zaman, Islam akan kembali asing. Sampai-sampai kaum Muslimin tidak mengenal ajaran-ajaran agamanya sendiri. Mereka asing terhadap sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga sunnah Nabi banyak ditinggalkan oleh kaum Muslimin. Orang yang mengamalkan sunnah pun dianggap asing dan aneh. Maka di masa ketika itulah, orang yang istiqamah mengamalkan sunnah Nabi diuji kesabarannya. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita” [QS Al-Ahqaf : 13].
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
“Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)” [QS. Al-Jin: 16].
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
يأتي على النَّاسِ زمانٌ الصَّابرُ فيهم على دينِه كالقابضِ على الجمرِ
“Akan datang suatu masa, orang yang bersabar berpegang pada agamanya, seperti menggenggam bara api” [HR. Tirmidzi no. 2260, disahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi].
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda,
بدأَ الإسلامُ غريبًا، وسيعودُ كما بدأَ غريبًا، فطوبى للغرباءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah ghuraba (orang-orang yang asing)” [HR. Muslim no. 145].
Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah menjelaskan hadis ini dengan mengatakan, “Artinya bahwa Islam dimulai dalam keadan asing sebagaimana keadaan di Mekkah dan di Madinah ketika awal-awal hijrah. Islam tidak diketahui dan tidak ada yang mengamalkan kecuali sedikit orang saja. Kemudian ia mulai tersebar dan orang-orang masuk (Islam) dengan jumlah yang banyak dan dominan di atas agama-agama yang lain.
Dan Islam akan kembali asing di akhir zaman, sebagaimana awal kemunculannya. Ia tidak dikenal dengan baik kecuali oleh sedikit orang dan tidak diterapkan sesuai dengan yang disyariatkan kecuali sedikit dari manusia dan mereka itu asing".
Orang-orang yang bisa bersabar dan tetap istiqamah di masa itu, ia akan mendapatkan pahala yang besar dan kedudukan yang tinggi. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ
“Beribadah di masa haraj (sulit), seperti berhijrah kepadaku” [HR. Muslim no. 2948].
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
المراد بالهرج هنا الفتنة واختلاط أمور الناس
“Yang dimaksud dengan al-haraj adalah fitnah (kekacauan) dan kesemrawutan perkara di tengah manusia” [Syarah Shahih Muslim, 18/391].
Lanjut baca:
https://muslim.or.id/67393-mengamalkan-sunnah-nabi-ketika-banyak-yang-meninggalkannya.html
=====
MARI BANTU OPERASIONAL BERBAGAI PROGRAM DAKWAH YPIA
Anda bisa menyalurkan donasi melalui link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Mengapa Bencana Terus Melanda?
Bencana demi bencana menimpa negeri ini secara bertubi-tubi; tanah longsor, tsunami, kebakaran, gunung meletus, dan yang sedang marak sekarang ini adalah bencana banjir.
Tentu saja, sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa di balik bencana tersebut terkandung hikmah bagi kita semuanya, di antaranya agar kita semua berintrospeksi dan berbenah diri, bertaubat dan bersimpuh di hadapan Allah.
Sungguh, termasuk kesalahan yang amat fatal jika kita hanya meyakini seperti kebanyakan orang bahwa bencana banjir dan sejenisnya adalah sekadar bencana alam murni tanpa ada sebab dan hikmah di dalamnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata dalam khutbahnya yang berjudul Atsaril Ma’ashi:
“Sesungguhnya kebanyakan manusia sekarang menganggap bahwa musibah yang menimpa mereka baik dalam bidang perekonomian, keamanan, atau politik disebabkan karena faktor-faktor dunia semata.
Tidak ragu lagi bahwa semua ini merupakan kedangkalan pemahaman mereka dan lemahnya iman mereka serta kelalaian mereka dari merenungi al-Qur‘an dan sunnah Nabi.
Sesungguhnya di balik musibah ini terdapat faktor penyebab syar’i yang lebih besar dari faktor-faktor duniawi. Allah berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS ar-Rum [30]: 41)”.
Semoga Allah merahmati para ulama salaf yang selalu melakukan introspeksi atas segala musibah yang menimpa mereka, lalu segera sadar dan memperbaiki diri.
Ibnu Sirin berkata, “Saya tahu dosa apa yang menyebabkan aku sekarang ini memikul hutang, karena dahulu empat puluh tahun silam saya pernah mengatakan kepada seorang: ‘Wahai muflis (orang yang bangkrut)’”.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/28694-mengapa-bencana-terus-melanda.html
=====
MARI BANTU OPERASIONAL BERBAGAI PROGRAM DAKWAH YPIA
Anda bisa menyalurkan donasi melalui link berikut https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
[ KAJIAN RUTIN MA'HAD YAA ABATI PEKAN KE-2 ]
Terbuka Untuk Umum! Ikhwan & Akhawat
Wajib Bagi Santri Ma'had Yaa Abati Angkatan ke-3
*1. Kajian Manhaj*
Penceramah: Ustadz Marwan. B.A. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Al Firqotun Najiyah (Jalan Hidup Golongan yang Selamat)
Tema: *"Manhaj Golongan yang Selamat"*
Hari: Sabtu, 1 Jumadil Awal 1444 H/ 26 November 2022 M
Pukul: 16.00 WIB- selesai
Tempat: Masjid Al Ikhlas, Karang Bendo
*2. Kajian Pendidikan Anak*
Penceramah: Ustadz Abu Umair. B.A., M.Pd. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Fiqhu Tarbiyatil Abna’ (Bagaimana Nabi ﷺ Mendidik Anak)
Tema: *"Berdoa Agar Mendapat Keturunan yang Shalih bagian 1"*
Hari: Ahad, 2 Jumadil Awal 1444 H/ 27 November 2022 M
Pukul: 08.00 WIB- selesai
Tempat: Masjid Al Hasanah, Terban
*3. Kajian Fikih Ibadah*
Penceramah: Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Manhajus Salikin (Himpunan Masalah Fikih dan Dalil-dalilnya untuk Pemula)
Tema: *"Bab Bejana dan Bab Istinja & Adab Buang Hajat"*
Hari: Ahad, 2 Jumadil Awal 1444 H/ 27 November 2022 M
Pukul: 10.00 WIB- selesai
Tempat: Masjid Al Ashri, Pogung Rejo
🔴 Live Streaming melalui kanal Youtube YPIA Academy: http://bit.ly/yt_ypiaacademy
🔰 Penyelenggara:
- Ma'had Yaa Abati Yogyakarta
- Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) Yogyakarta
🔗 Bekerja sama dengan:
Radio Muslim Yogyakarta
Takmir Masjid Al Ikhlas Karang Bendo
Takmir Masjid Al Hasanah Terban
Takmir Masjid Al Ashri Pogung Rejo
======
📡 Broadcasted by:
| Ma'had Yaa Abati
| YPIA Academy
| Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
📲 Narahubung WhatsApp (WA):
wa.me/6282323647778 (Ma’had Yaa Abati)
| Yuk Join Grup YPIA Academy!
🔴 Ikhwan:
http://bit.ly/ypiaacd_ikhwan2
| Instagram: @mahadyaaabati
| Telegram: t.me/ypia_academy
CERITA SUAMI SIAGA DAN TUGASNYA SEBAGAI PENGGERAK DAKWAH
PLAY VIDEO https://youtu.be/NqpE8DcBSP4
Beliau adalah mas Hartadi, salah satu kru dari Radio Muslim Jogja yang bertugas menjadi content creator
MARI SAMA-SAMA BANTU TERSEBARNYA DAKWAH SUNNAH MELALUI RADIO MUSLIM JOGJA
Donasi bisa disalurkan melalui website https://ypia.or.id/campaign/bantu-radio-muslim-jogja/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
3 Orang Yang Doanya Mustajab
Terdapat sebuah hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan perihal tiga doa yang dikabulkan, tiga doa yang tidak diragukan lagi akan diterima oleh Allah Ta’ala. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
ثَلاثُ دَعَواتٍ مُسْتَجاباتٍ، لا شَكَّ فيهنَّ: دَعْوةُ المَظْلومِ، ودَعْوةُ المُسافِرِ، ودَعْوةُ الوالِدِ على وَلَدِه
“Ada tiga doa yang tidak diragukan kemustajabannya, yaitu: doa orang yang dizalimi (dianiaya), doa orang musafir, dan doa kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Dawud no. 1536, Tirmidzi no. 1905, Ibnu Majah no. 3862 dan Ahmad no. 7501).
Lihatlah bagaimana Nabi menyifati ketiga doa tersebut dengan “tidak diragukan kemustajabannya”, menandakan bahwa ketiga doa ini memiliki kedudukan yang sangat agung di sisi Allah Ta’ala.
Lalu, bagaimana bisa ketiga doa ini dikabulkan oleh Allah Ta’ala? Bagaimana bisa ketiga doa ini berhak dikabulkan oleh Allah Ta’ala?
Lanjut baca: https://muslim.or.id/80547-teks-khotbah-jumat-tiga-orang-yang-doanya-mustajab.html
Ustaz Muhammad Idris, Lc.
Akhirnya Bisa Dimulai Lagi Kajian di Masjid Al Hasanah Terban
PLAY VIDEO https://youtu.be/FMxHhKoWL-k
YPIA menginisiasi pembukaan kajian pertama di Masjid Al Hasanah, Terban, Yogyakarta melalui program Ma'had Yaa Abati
Meski program ini dikhususkan untuk para ayah dan calon ayah tetapi masyarakat umum diperbolehkan untuk mengikuti berbagai kajian Ma'had Yaa Abati di masjid-masjid sekitar kampus UGM
MARI BANTU OPERASIONAL BERBAGAI PROGRAM DAKWAH YPIA
Anda bisa menyalurkan donasi melalui link berikut https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Kami jadi teringat saat dulu menjadi santri Wisma muslim YPIA. Waktu itu ketika musim liburan kuliah, kami dan beberapa santri mahasiswa lain memutuskan untuk tidak pulang kampung.
Di masa-masa liburan ini, YPIA mengadakan program pesantren khusus yang biasanya juga diikuti oleh teman-teman dari luar daerah.
Salah satu agenda yang spesial waktu itu adalah kami para santri diundang oleh Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal hafizhahullah untuk mengunjungi pondok pesantren beliau sekaligus berwisata ke pantai.
Dari Pogung kampung hijrah, kami semua dijemput dengan bus yang telah disiapkan sebelumnya oleh Ustaz Abduh.
Destinasi pertama kami adalah Pondok Pesantren Darus Sholihin yang terletak di Desa Warak, Giri Sekar, Gunungkidul - DIY.
Suasana pondok yang asri sekaligus masyarakat yang ramah membuat kami betah untuk berlama-lama di sini.
Bersama Ustaz Abduh kami menuju Pantai Gesing, sebuah objek wisata alam yang terletak tidak jauh dari pondok pesantren beliau.
Betapa bahagianya kami sebagai seorang mahasiswa perantauan diberikan fasilitas wisata gratis, bahkan disuguhi ikan bakar lezat yang dinikmati di pinggir pantai bersama teman-teman yang shalih dan guru kami tercinta hafizhahullah.
MARI BANTU YPIA MENJALANKAN PONDOK PESANTREN MAHASISWA WISMA MUSLIM
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
REPORTASE Kajian Pembukaan Ma'had untuk Para Ayah dan Calon Ayah
PLAY VIDEO https://youtu.be/7M7HO22J-3Q
Ma'had Yaa Abati wadah bagi para ayah dan calon Ayah yang ingin menimba ilmu syar'i secara intensif dengan materi khusus seputar dunia rumah tangga
MARI DUKUNG YPIA MENGHADIRKAN KAJIAN-KAJIAN SUNNAH DI YOGYAKARTA
Salurkan donasi anda melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Istighfar Dan Taubat Kunci Pembuka Rezeki
Istigfar dan tobat adalah di antara amalan penting yang bisa menjadi kunci pembuka rezeki bagi hamba. Keterangan mengenai hal ini banyak ditunjukkan oleh dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadis. Tentu saja ini berlaku bagi mereka yang bersungguh-sungguh dan benar dalam mengamalkannya.
Hakikat istigfar dan tobat
Banyak orang menyangka bahwa istigfar dan tobat hanya sekadar di lisan saja. Ketika ada seseorang yang mengucapkan kalimat “astaghfirullah wa atuubu ilaihi“ hanya di lisan saja, maka tidak ada dampak kalimat tersebut di hati dan tidak pula ada dampak pada amal perbuatannya. Hal yang demikian ini adalah perbuatan orang yang dusta dan tidak jujur dalam istigfar dan tobatnya.
Para ulama telah menjelaskan hakikat istigfar dan tobat. Ar-Rhagib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Tobat secara syariat adalah meninggalkan maksiat karena jeleknya perbuatan tersebut, menyesal telah melakukannya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dan berupaya memperbaiki amalan yang ditinggalkan jika memungkinkan. Jika terkumpul empat hal ini, maka syarat tobatnya telah sempurna.“
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Tobat wajib dilakukan untuk setiap dosa. Jika maksiat yang dilakukan adalah antara hamba dengan Allah dan tidak terkait dengan hak manusia yang lain, maka ada tiga syarat yang harus terpenuhi:
Pertama: Meninggalkan maksiat tersebut.
Kedua: Menyesal atas perbuatannya.
Ketiga: Bertekad kuat untuk tidak mengulanginya.
Jika tidak ada salah satu saja dari tiga syarat di atas, maka tobatnya tidak sah. Adapun jika maksiatnya berkaitan dengan hak orang lain, maka ada tambahan syarat keempat selain tiga syarat di atas. Yaitu, dia harus menunaikan hak saudaranya yang terzalimi tersebut. Jika berupa harta atau yang semisal, maka harus mengembalikannya. Jika berupaya merendahkan orang lain, maka dengan menyebut kebaikannya dan meminta maaf kepadanya. Jika berupa perbuatan ghibah, maka harus meminta halal darinya.“
Sedangkan mengenai istigfar, Ar-Rhagib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Perbuatan istigfar dilakukan dengan perkataan dan perbuatan. Allah Ta’ala berfirman,
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.“ (QS. Nuh: 10)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/77867-istighfar-dan-taubat-kunci-pembuka-rezeki.html
@muslimorid
MASIH ADA 369 PAKET DONASI UNTUK SANTRI WISMA MUSLIM DAN MUSLIMAH YPIA
1 Paket = Rp 50.000
Sisa 369 Paket
10 WISMA MUSLIM DAN MUSLIMAH DENGAN BIAYA PENDIDIKAN GRATIS
Paket-paket donasi dari kaum muslimin akan disalurkan untuk membiayai operasional dan pengembangan pendidikan para santri ikhwan dan akhwat di Wisma muslim YPIA
CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Mas Rizki, begitulah aku menyapanya. Ramah, bersahaja, dan rendah hati adalah sifat yang melazimi beliau, setidaknya begitulah yang tergambar di benakku yang saat itu baru hijrah ke Jogja
Seorang mahasiswa jurusan matematika di UNY sekaligus ustadz pengajar Bahasa Arab di kampung hijrah.
Beliau sering aku lihat berkeliling membawa tumpukan kotak-kotak berisi aneka macam roti. Otak-otak itu rupanya adalah dagangan beliau yang dititipkan di beberapa tempat seperti di Wisma muslim dan muslimah
" Oh, jadi mas Rizki itu sudah menikah ya, Masya Allah "
Sosok seperti mas Rizki ini berada di level yang berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa Jogja pada umumnya yang masih berkupang di jelaga pergaulan bebas
Jika belum siap memperjuangkan cinta maka titipkan hatimu pada Dzat yang tidak akan pernah menghianati titipan
SELAMA MASA PENANTIAN ITU..
Jagalah dirimu, jangan sia-siakan waktumu dan raup ilmu sebanyak-banyaknya.
Di kampung hijrah inilah kamu bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Kamu bisa _ngekos_ di Wisma Muslim, belajar Islam secara intensif di YPIA academy atau ikut menjadi penggerak dakwah di kampus-kampus bersama teman-teman FKIM
ATAU KAMU MAU MEMBANTU YPIA MENGHIASI JOGJA DENGAN BENIH-BENIH KEBAIKAN?
Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Meninggalkan Shalat Bisa Keluar Dari Islam
Dengan begitu tingginya dan utamanya kedudukan shalat dalam Islam, meninggalkan ibadah ini pun berat konsekuensinya. Orang yang meninggalkan shalat karena berkeyakinan shalat 5 waktu itu tidak wajib, maka ia keluar dari Islam. Ini adalah ijma ulama tidak ada khilafiyah di antara mereka. Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan:
إذا ترَك الصلاةَ جاحدًا لوجوبها، أو جَحَدَ وجوبَها ولم يتركْ فِعلَها في الصورة، فهو كافرٌ مرتدٌّ بإجماعِ المسلمين
“Jika seseorang meninggalkan shalat karena mengingkari wajibnya shalat, atau ia mengingkari wajibnya shalat walaupun tidak meninggalkan shalat, maka ia kafir murtad dari agama Islam berdasarkan ijma ulama kaum Muslimin” (Al Majmu’, 3/14).
Sedangkan orang yang meninggalkan shalat bukan karena mengingkari wajibnya, namun karena malas dan meremehkan, statusnya diperselisihkan oleh ulama:
* Madzhab Hambali berpendapat kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Demikian juga salah satu pendapat dalam madzhab Syafi’i dan Maliki. Dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.
* Pendapat madzhab Syafi’i dan Maliki mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak kafir, namun mereka dihukum oleh ulil amri dengan hukuman mati.
* Pendapat madzhab Hanafi mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak kafir, namun mereka dipenjara sampai kembali shalat.
Pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah pendapat pertama, yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat itu kafir keluar dari Islam. Karena didukung oleh dalil-dalil yang kuat. Ini yang dikuatkan Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Shalih Al Fauzan, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, dan para ulama besar lainnya.
Dalil Al Qur’an
Allah Ta’ala berfirman:
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Dan hendaknya mereka mendirikan shalat dan janganlah menjadi orang-orang yang Musyrik” (QS. Ar Rum: 31).
Allah menyebutkan dalam ayat ini, diantara tanda orang-orang yang menjadi musyrik adalah meninggalkan shalat. Allah Ta’ala juga berfirman:
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. Maryam: 59).
Pada ayat-ayat selanjutnya Allah Ta’ala menyebutkan tentang keadaan kaum Mukmin beserta nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Lalu di ayat ini Allah menyebutkan kaum yang lain yang bukan kaum Mukminin. Dan salah satu ciri mereka adalah menyia-nyiakan shalat.
Dalil As Sunnah
Disebutkan juga dalam hadits dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
بَيْن الرَّجل وَبَيْن الشِّرْكِ وَالكُفر ترْكُ الصَّلاةِ
“Pembatas bagi antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat” (HR. Muslim no. 82).
Dari Abdullah bin Buraidah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إنَّ العَهدَ الذي بيننا وبينهم الصَّلاةُ، فمَن تَرَكها فقدْ كَفَرَ
“Sesungguhnya perjanjian antara kita dan mereka (kaum musyrikin) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir” (HR. At Tirmidzi no. 2621, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, ia berkata:
أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا غزَا بِنا قومًا، لم يكُن يَغزو بنا حتى يُصبِحَ ويَنظُرَ، فإنْ سمِعَ أذانًا كفَّ عنهم، وإنْ لم يَسمعْ أذانًا أغارَ عليهم
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika beliau memimpin kami untuk memerangi suatu kaum, maka beliau tidak menyerang hingga waktu subuh. Beliau menunggu terlebih dahulu. Jika terdengar suara adzan, maka kami menahan diri (tidak menyerang). Namun jika tidak terdengar adzan maka baru kami serang” (HR. Bukhari no. 610, Muslim no. 1365).
Lanjut baca:
https://muslim.or.id/50990-status-orang-yang-meninggalkan-shalat-fardhu.html
Terima kasih dok...
Berhari-hari jauh dari keluarga demi mendedikasikan dirinya sebagai tenaga medis garda terdepan di masa pandemi
Beliau adalah ustadz dr. Mohamad Saifudin Hakim, M.Sc, Ph.D. di tengah kesibukan beliau yang padat saat ini masih bisa berkontribusi dalam dakwah YPIA sebagai pimpinan redaksi muslim.or.id
Beliau pulalah satu diantara tim peneliti UGM yang punya kontribusi besar ketika wabah covid-19 membawa berbagai kekacauan di bidang kesehatan
Apa yang didedikasika ustadz Saifudin Hakim saat ini menjadi satu dari sekian banyak bukti bahwa santri Wisma muslim bukanlah santri biasa dan bukan mahasiswa biasa
Di Wisma muslim inilah benih-benih kebaikan dan potensi cendekiawan muda muslim disuburkan dengan iman
Karena setiap mahasiswa bisa lulus menjadi seorang profesional namun tidak setiap mahasiswa pisah lulus menjadi profesional yang punya dedikasi tinggi untuk dakwah Islam yang bersumber dari Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih
DONASI MULAI RP10.000
YPIA membutuhkan bantuan dari kaum muslimin sekalian untuk bersama-sama dalam membiayai operasional dan pengembangan dakwah di 10 Wisma muslim YPIA
Donasi bisa disalurkan melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
UPDATE PAKET DONASI UNTUK BANTU OPERASIONAL DAKWAH YPIA
Periode November 2022
1 Paket = Rp 50.000
Terkumpul 135 paket
Total kebutuhan 2500 paket
Dibutuhkan untuk:
– Honor 24 orang karyawan profesional, freelance 20 orang, dan volunteer 62 orang
– Operasional kantor yayasan
– program sosial kemasyarakatan dan program insidental lainnya.
Saat ini sektor dakwah YPIA tidak hanya mencakup daerah lokal Yogyakarta saja, namun juga sudah merambah ke berbagai daerah
CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Pekan ini SDIT Yaa Bunayya mengadakan ujian tahfidz untuk murid-murid yang didampingi oleh orang tuanya masing-masing
Para guru sangat menyadari pentingnya sinergi antara sekolah dan orang tua dalam menciptakan pendidikan yang baik untuk anak
Apalagi pendidikan yang sedang diperjuangkan adalah pendidikan yang berlandaskan Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih
Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberkahi semua pihak yang telah mendukung dan menjalankan program dakwah melalui pendidikan formal ini
MARI IKUT BANTU BERBAGAI PROGRAM DAKWAH SUNNAH DI INDONESIA BERSAMA YPIA
Bantuan berupa donasi untuk pengembangan dan operasional dakwah ini bisa disalurkan melalui website resmi kami
LINK DONASI
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Kemuliaan atau Kehinaan
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Kitab Ar-Riqaq dengan sanadnya dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu. Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki seekor unta bernama Al-‘Adhbaa’. Unta itu tidak pernah terkalahkan (dalam hal pacuan, pent). Suatu ketika, datanglah seorang Arab badui mengendarai unta tunggangannya, dan berhasil mengalahkan unta beliau.
Peristiwa itu menimbulkan kegemparan bagi kaum muslimin saat itu. Mereka berkomentar, ‘Al-‘Adhbaa’ telah dikalahkan.’ Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda, ‘Sesungguhnya menjadi ketetapan bagi Allah, bahwa tidaklah Dia mengangkat (memuliakan) suatu perkara dunia, kecuali Dia pasti akan merendahkannya.’” (lihat Sahih Al-Bukhari, cet. Maktabah Al-Iman, hal. 1320, hadis no. 6501).
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Di dalamnya terkandung anjuran/ dorongan agar meninggalkan sikap berbangga-bangga/ merasa hebat serta dorongan untuk memiliki sifat tawaduk. Hal itu sekaligus membawa pesan bahwa urusan-urusan dunia ini serba kurang dan tidak sempurna.” (lihat Fath Al-Bari tahqiq Syaibatul Hamdi, Juz 12 hal. 349).
Beliau rahimahullah juga menerangkan, “Di dalam kisah ini terkandung kemuliaan akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan ketawadukan beliau di mana beliau merasa rida (tidak mempermasalahkan) tatkala seorang Arab badui berhasil mengalahkan beliau (dalam hal pacuan itu, pent). Di dalamnya juga terkandung pelajaran dibolehkannya mengadakan musabaqah (perlombaan).” (lihat Fath Al-Bari tahqiq Syaibatul Hamdi, Juz 12 hal. 349).
Abu Sulaiman Ad-Darani rahimahullah berkata, “Dunia akan mencari orang yang berusaha lari meninggalkannya. Apabila dunia berhasil meraihnya, niscaya ia akan melukainya. Dan seandainya pencari dunia berhasil meraihnya (dunia), niscaya dunia akan membinasakan dirinya.” (lihat At-Tahdzib Al-Maudhu’i li Hilyat Al-Auliya’, hal. 338).
Bisyr bin Al-Harits rahimahullah berkata, “Katakanlah kepada orang yang suka mengejar-ngejar dunia, ‘Bersiaplah kamu untuk merasakan kehinaan.'” (lihat At-Tahdzib Al-Maudhu’i li Hilyat Al-Auliya’, hal. 339).
‘Ali bin al-Husain rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang merasa cukup (qana’ah) dengan apa yang dibagikan Allah untuknya, maka dia adalah orang yang paling berkecukupan.” (lihat At-Tahdzib Al-Maudhu’i li Hilyat Al-Auliyaa’, hal. 662).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/80813-kemuliaan-atau-kehinaan.html
Ingin Ikut Komentar
Ya, jaman medsos
Perlu selektif pilih teman
Pilih bacaan
Karena orang
Ada yang suka buat
Keributan
Jadinya, kita nih
Jadi tambah asing
Sama mushaf al-Qur'an
Pinginnya komentar
Debat sana sini
Sikat si fulan dan allan
Istighfar yuk gaes
Dzikir ditingkatkan
Hidup di dunia ini
Cuma sekalii…
Besok masih ada
Hari kebangkitan
Berilmu, Jangan Lupa Beradab
Jika Anda diminta memilih, antara bersahabat dengan orang berilmu tapi tidak punya adab, dengan orang yang pas-pasan dalam keilmuan, tapi beradab. Anda akan nyaman bersama siapa?
Kita sama, karena jiwa kita lebih nyaman berteman dengan orang baik adabnya, walaupun pas-pasan ilmunya.
Siapa yang nyaman berteman dengan orang pintar, tapi pembohong, pintar tapi tidak amanah, pintar tapi egois, pintar tapi culas, atau pintar tapi jago korupsi. Semua tidak nyaman berteman dengan orang yang seperti ini.
Ilmu yang ada pada orang yang tak beradab, menjadi tertutupi oleh gelapnya adabnya. Sehingga ilmu tak lagi membuatnya bersinar dan tak lagi mengangkatnya. Tak ada artinya ilmu tanpa adab yang baik. Bisa dikatakan, hasil dari ilmu adalah adab dan akhlak yang baik. Ilmu seseorang bisa disebut tak bermanfaat saat tak dapat membuatnya berakhlak baik.
Benar apa yang dipesankan Makhlad bin Husain kepada Ibnul Mubarok,
نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من العلم
“Kita lebih butuh pada banyak adab daripada banyak ilmu.”
Seorang pujangga Arab membuat syair,
والمرء لا يسمو بغير الأدب
وإن يكن ذا حسب و نسب
“Seorang tak akan bisa mulia tanpa adab.
Meski dia memiliki kedudukan dan berdarah bangsawan.”
Di samping itu, ilmu yang benar-benar berkah dan manfaat itu, tak akan berkenan bersemayam di dalam hati orang yang tak punya adab. Jika benar ada ilmu yang ada padanya, itu hanya sebatas wawasan, bukan ilmu yang sebenarnya. Karena ilmu yang berkah akan membentuk karakter yang mulia pada diri pembawanya.
Baca Juga: Perhatikan Adab Nadzor Akhwat
Yusuf bin Husain pernah mengatakan,
بالأدب تفهم العلم
“Hanya dengan adab, Anda akan memahami ilmu.”
Seorang guru, sebelum dia mengajarkan ilmunya, akan melihat mana murid yang layak ia berikan ilmunya. Ukuran kelayakan itu adalah: adab.
Dan guru akan lebih ikhlas mengajarkan ilmu, kepada murid yang beradab baik kepadanya. Sehingga ini menjadi wasilah keberkahan ilmu yang didapatkan oleh sang murid.
Oleh karenanya, para salafus shalih dahulu sangat perhatian kepada adab. Sebanding dengan besarnya perhatian mereka terhadap ilmu. Ibnu Sirin rahimahullah mengatakan,
كانوا يتعلمون الهدى كما يتعلمون العلم
“Para ulama dahulu, mereka belajar adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu.”
Bahkan mereka lebih mendahulukan penanaman adab sebelum penanaman ilmu. Imam Malik rahimahullah pernah memberi nasihat kepada anak muda dari suku Quraisy,
يا ابن أخي تعلم الأدب قبل أن تعلم العلم
“Wahai saudaraku, belajarlah adab sebelum belajar ilmu.”
Lanjut baca: https://muslim.or.id/59333-agar-aku-sukses-menuntut-ilmu-bag-10-berilmu-jangan-lupa-beradab.html
Ust. Ahmad Anshori, Lc.
E-Book "Tebarkanlah Salam!"
Adab dan Fikih Mengucapkan Salam
Download gratis:
https://bit.ly/tebarkanlah-salam
Silakan di-share...
Amalan-Amalan Ketika Terjadi Gempa
Ketika gempa bumi menyapa, bila tsunami menghampiri manusia, ketika para korban berjatuhan meninggal dunia, ketika bangunan hancur berkeping-keping menjadi tanah, ketika para wanita menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim tanpa orang tua … pada saat itu semua hendaknya kita semua lebih mendekatkan diri kepada Allah, mengingat akhirat, segera bertaubat, bersemangat ibadah, dan tidak tertipu dengan dunia yang fana.
Berikut ini beberapa amalan yang hendaknya dilakukan ketika gempa dan tsunami terjadi:
Taubat kepada Allah
Sesungguhnya peristiwa ini akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat hubungannya dengan Allah. Dia sadar bahwa musibah-musibah ini tidak lain dan tidak bukan adalah akibat dosa-dosa anak manusia berupa kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan.
Tidaklah terjadi suatu malapetaka melainkan karena dosa, dan malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah kecuali dengan taubat.
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah”.
Banyak berdzikir, do’a, dan istighfar kepada Allah
Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu karena dzikir dapat mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Allah:
فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾ لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤٤﴾
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS. ash-Shoffat [37]: 143–144).
Renungkanlah juga bersama saya firman Allah:
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿٣٣﴾
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. al-Anfal [8]: 33).
Ayat mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari adzab.
Pertama, adanya Nabi Muhammad di tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara.
Kedua, istighfar dan meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi telah meninggal dunia.
Membantu para korban bencana
Saudaraku, bila kita sekarang dalam kenikmatan dan kesenangan, kita bisa makan, minum, dan memiliki rumah, maka ingatlah saudara-saudaramu yang terkena bencana. Saat ini mereka sedang kesusahan dan kesulitan. Maka ulurkanlah tanganmu untuk membantu mereka semampu mungkin.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat” (HR. Muslim no. 2699).
Terlebih lagi orang kaya, pengusaha, pemerintah, dan bangsawan, hendaknya mereka mengeluarkan hartanya untuk membantu para korban.
Dahulu, tatkala terjadi gempa pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau menulis surat kepada para gubernurnya untuk bersedekah dan memerintah rakyat untuk bersedekah.
Dan hendaknya para relawan saling membantu dan saling melengkapi antar sesama sehingga terwujudlah apa yang menjadi tujuan mereka, jangan sampai ada terjadi pertengkaran atau perasaan bahwa dia adalah orang yang paling pantas dibanding lainnya.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/29075-amalan-amalan-ketika-terjadi-gempa.html
Ust. Abu Ubaidah As Sidawi
Gempa Bumi Bukan Sekedar Fenomena Alam
Memang benar, gempa bumi terjadi karena fenomena alam semisal pergerakan lempeng bumi dan lain-lain, akan tetapi bagi orang yang beriman, gempa bukan hanya sekedar bencana alam, akan tetapi juga tanda peringatan dari Allah agar manusia kembali kepada agamanya dan menjauhi maksiat. Allah yang menjadikan pergerakan lempeng bumi dan terjadilah gempa atas izin Allah.
Allah mengirim gempa dan bencana alam sebagai peringatan kepada manusia.
Allah berfirman,
ﻭَﻣَﺎ ﻧُﺮْﺳِﻞُ ﺑِﺎﻟْﺂﻳَﺎﺕِ ﺇِﻟَّﺎ ﺗَﺨْﻮِﻳﻔًﺎ
“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.” (QS:Al-Isra’: 59).
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di menjelaskan bahwa agar dengan sebab ini manusia sadar dan jera dari bermaksiat terus-menerus, beliau berkata
المقصود منها التخويف والترهيب ليرتدعوا عن ما هم عليه
“Maksud ayat ini adalah memberikan rasa takut agar manusia jera (efek jera dan berhenti) melakukan maksiat saat itu” (Tafsir As-Sa’di).
Ibnul Qayyim juga menjelaskan bahwa gempa bumi ini terjadi agar manusia meninggalkan kemaksiatan dan kembali kepada Allah, beliau berkata,
ﺃﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﺣﻴﺎﻥ ﺑﺎﻟﺘﻨﻔﺲ ﻓﺘﺤﺪﺙ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺰﻻﺯﻝ ﺍﻟﻌﻈﺎﻡ ﻓﻴﺤﺪﺙ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻟﻌﺒﺎﺩﻩ ﺍﻟﺨﻮﻑ ﻭﺍﻟﺨﺸﻴﺔ ﻭﺍﻹﻧﺎﺑﺔ ﻭﺍﻹﻗﻼﻉ ﻋﻦ ﻣﻌﺎﺻﻴﻪ ﻭﺍﻟﺘﻀﺮﻉ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺍﻟﻨﺪﻡ
“Allah –Subhanah- terkadang mengizinkan bumi untuk bernafas maka terjadilah gempa bumi yang dasyat, sehingga hamba-hamba Allah ketakutan dan mau kembali kepada-Nya, meninggalkan kemaksiatan dan merendahkan diri kepada Allah dan menyesal” (Miftah Daris Sa’adah 1/221).
Musibah karena akibat perbuatan kita sendiri
Perlu diketahui bahwa segala musibah dan kesusahan dunia adalah disebabkan dosa kita dan akibat perbuatan manusia sendiri.
Allah Ta’ala berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Ar-Rum: 41).
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Asy Syura: 30).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/36092-gempa-bumi-bukan-sekedar-fenomena-alam.html
Ust. dr. Raehanul Bahraen
Pemahaman Sahabat Nabi, Sumber Kebenaran
Jika kita telah memahami betapa mulia kedudukan para sahabat Nabi, dan kita juga tentu paham bahwa tidak mungkin ada orang yang lebih memahami perkataan dan perilaku Nabi selain para sahabat Nabi, maka tentu pemahaman yang paling benar terhadap agama Islam ada para mereka. Karena merekalah yang mendakwahkan Islam serta menyampaikan sabda-sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam hingga akhirnya sampai kepada kita, walhamdulillah. Merekalah ‘penghubung’ antara umat Islam dengan Nabinya.
Oleh karena ini sungguh aneh jika seseorang berkeyakinan atau beramal ibadah yang sama sekali tidak diyakini dan tidak diamalkan oleh para sahabat, lalu dari mana ia mendapatkan keyakinan itu? Apakah Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepadanya? Padahal turunnya wahyu sudah terhenti dan tidak ada lagi Nabi sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Dari sini kita perlu menyadari bahwa mengambil metode beragama Islam yang selain metode beragama para sahabat, akan menjerumuskan kita kepada jalan yang menyimpang dan semakin jauh dari ridha Allah Ta’ala. Sedangkan jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh oleh para sahabat Nabi. Setiap hari kita membaca ayat:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah: 6-7)
Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Yang dimaksud dengan ‘orang-orang yang telah Engkau beri nikmat‘ adalah yang disebutkan dalam surat An Nisa, ketika Allah berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”[8]
Seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’ut tabi’in, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, menafsirkan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya[9].
Oleh karena itulah, seorang sahabat Nabi, Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:
من كانَ منكم مُتأسياً فليتأسَّ بأصحابِ رسول ِاللهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ, فإنهم كانوا أبرَّ هذهِ الأمةِ قلوباً، وأعمقـُها عِلماً، وأقلـُّهَا تكلـُّفَا، وأقومُها هَديَا، وأحسنـُها حالاً، اختارَهُمُ اللهُ لِصُحبةِ نبيِّهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ وإقامَةِ دينِهِ، فاعرفوا لهم فضلـَهُم، واتـَّبـِعُوهم في آثارِهِم، فإنهم كانوا على الهُدى المُستقيم
“Siapa saja yang mencari teladan, teladanilah para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Karena merekalah orang yang paling baik hatinya diantara umat ini, paling mendalam ilmu agamanya, umat yang paling sedikit dalam berlebihan-lebihan, paling lurus bimbingannya, paling baik keadaannya. Allah telah memilih mereka untuk mendampingi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jalan mereka. Karena mereka semua berada pada shiratal mustaqim (jalan yang lurus)”[10]
Lanjut baca: https://muslim.or.id/4680-meneladani-sahabat-nabi-jalan-kebenaran.html
====
MARI DUKUNG YPIA MENGHADIRKAN KAJIAN-KAJIAN SUNNAH DI YOGYAKARTA
Salurkan donasi anda melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
UPDATE DONASI UNTUK WEBSITE DAKWAH SUNNAH
Periode November 2022
Terkumpul 82 paket
Tersisa 258 paket
1 paket Rp 50.000
BANTU OPERASIONAL MUSLIM.OR.ID DAN MUSLIMAH.OR.ID
Dengan jutaan kunjungan setiap bulannya, kedua website dakwah sunnah ini menjadi salah satu aset penting bagi kaum muslimin di Indonesia
Kami mengajak anda untuk ikut serta dalam menggerakkan dakwah Islam yang bersumber dari Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih melalui media online yang sudah lebih dari 17 tahun berkontribusi bagi kaum muslimin
CARA MENYALURKAN DONASI
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Meraih Keutamaan Saf Pertama
Saudaraku, apakah yang menyebabkanmu lalai dari mendapatkan saf pertama dalam salat berjemaah?
Kita mungkin sudah mendengar banyak hal terkait dengan keutamaan salat berjemaah. Kita pun insya Allah terus berupaya untuk melaksanakan salat wajib kita secara berjemaah di masjid dengan semampu kita. Akan tetapi, apakah kita pernah mendengar betapa keutamaan saf pertama itu sangatlah besar?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَوْ يعْلمُ النَّاسُ مَا في النِّداءِ والصَّفِّ الأَولِ. ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يسْتَهِموا علَيهِ لاسْتهموا علَيْهِ، ولوْ يعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِير لاسْتبَقوا إَليْهِ، ولَوْ يعْلَمُون مَا فِي العَتَمَةِ والصُّبْحِ لأتوهمُا ولَوْ حبوًا متفقٌ عليه
“Jikalau manusia mengetahui apa yang ada di dalam azan dan saf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan hal itu kecuali dengan berundi atasnya, maka niscaya mereka akan berundi. Jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid, maka niscaya mereka akan berlomba-lomba kepadanya. Jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam salat Isya dan salat Subuh, maka niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dalam keadaan merangkak.”
Syekh Abdurrahman bin Fahd Al-Wad’an Ad-Dusiriy menjelaskan 3 (tiga) faedah utama dari hadis ini, antara lain:
Pertama: Saf pertama adalah yang paling afdal
Dianjurkan bagi seorang muslim untuk berupaya agar senantiasa mendapatkan saf pertama di setiap salat berjemaah. Dan tidak dianjurkan bagi orang yang datang di awal waktu ke masjid, namun dengan sengaja terlambat untuk mengejar saf pertama kecuali dengan uzur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تقدموا فأتموا بي، وليأتم بكم من بعدكم، ولا يزال قومٌ يتأخرون حتى يؤخرهم الله
“Kalian majulah, dan berimamlah denganku, dan hendaklah orang sesudah kalian berimam kepada kalian. Jika suatu kaum membiasakan diri melambat-lambatkan salatnya, maka Allah juga melambatkan (dalam memasukkannya ke surga, atau melambatkan diri untuk mengentaskannya dari neraka).” (HR. Muslim) [2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
من جاء أول الناس وصف في غير الأول، فقد خالف الشريعة
“Barangsiapa yang lebih dahulu datang dari orang lain (dalam rangka salat berjemaah di masjid -pen.) kemudian berdiri bukan di saf pertama, maka ia telah menyelisihi syariat.” [3]
Orang yang meninggalkan saf pertama telah mengharamkan dirinya dari kebaikan yang melimpah.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/80226-meraih-keutamaan-shaf-pertama.html
Ust. Fauzan Hidayat
===
Bantu program Wisma Muslim YPIA, pencetak kader-kader da'i sunnah dari mahasiswa:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/
UPDATE PAKET DUKUNGAN UNTUK SANTRI RUMAH TAHFIDZ ASHABUL KAHFI SELAMA 24 JAM X 30 HARI
1 Paket = Rp 50.000
Sisa 191 Paket
1 PAKET DAN SETUMPUK HARAPAN
Masjid dipowinatan Yogyakarta kelak akan menjadi saksi bahwa di bawah atapnya ada setumpuk harapan dari para perantau muda penghafal Quran
Bukan sebuah gedung besar, megah, dengan berupa-rupa fasilitas pendidikan, namun hanya sebuah rumah yang tak ubahnya kos-kosan biasa di Jogja
Rumah ini spesial, karena di sinilah bijih-bijih harapan itu ditempa menjadi bilah bilah cendekiawan penghafal Quran yang terdidik di atas jalan para salafus shalih
MARI MENJADI SALAH SATU DARI PENDUKUNG PROGRAM INI
Berapapun paket dukungan yang anda berikan 100% akan digunakan untuk operasional dan pengembangan rumah tahfidz Ashabul Kahfi. Semoga Allah Ta'ala melimpahi kita dengan keberkahan DALAM HIDUP INI
CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA
Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA https://ypia.or.id/campaign/dukungan-untuk-para-penghafal-quran/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Cerita Kru Radio Dakwah Setelah Menikah - Mas Angki
PLAY VIDEO https://youtu.be/qIJGwX17xVU
Tempo lalu kita sudah menyimak cerita perjuangan mas Abdullah yang menyusuri seluk beluk kota Jogja dengan sepeda kayuh pinjaman untuk meliput kajian-kajian sunnah
Kali ini kita akan mengenal lebih dekat kru Radio Muslim bersama mas Anggi
MULAI RP10.000 BISA BANTU OPERASIONAL RADIO MUSLIM JOGJA
Donasi bisa disalurkan melalui website https://ypia.or.id/campaign/bantu-radio-muslim-jogja/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Tundukan Akalmu Pada Tuntunan Rasulullah
Mungkin seringkali sebagian dari kita menghadapi situasi “tidak tahu” apa maslahat dari sebuah tuntunan agama, atau bahkan yang kita tahu adalah kerugian besar bagi manusia bila tuntunan itu diterapkan.Jika hal ini menimpa Anda dan tuntunan itu benar-benar ada dasar dan dalilnya, maka katakanlah pada diri Anda: “Pasti ada kebaikan di dalamnya yang akalku belum dapat memahaminya”. Yakinkan diri Anda, bahwa: “dibalik kerugian yang tampak, pasti ada maslahat yg jauh lebih besar darinya”.
Kita bisa mencontohkan hal ini dalam syariat “taat dan tunduk pada pemerintah yang sah”. Mungkin banyak dari masyarakat sekarang ini, yang tidak sabar dengan kekurangan yang ada pada pemerintah saat ini, dan akhirnya mereka memandang baik “demonstrasi” untuk memperbaiki keadaan. Memang terlihat sangat logis, dan mungkin banyak dari kita tidak bisa menjawab mengapa cara “demo” dilarang oleh Islam?!
Tapi yang jelas, Nabi –shallallahu’alaihi wasallam– telah bersabda: “Akan ada setelahku para PEMIMPIN yg tidak menjalankan petunjukku, dan tidak menerapkan sunnahku, dan akan ada ditengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah HATI SETAN di dalam jasad manusia!”
Hudzaifah bertanya: “Apa yang aku lakukan bila aku menemui hal itu?”.
Maka beliau menjawab: “Tetaplah mendengar dan menaati pemimpinmu, walaupun punggungmu dipukul dan uangmu dirampas, tetaplah untuk mendengar dan menaatinya“. (HR. Muslim, no: 1847).
Camkanlah perkataan beliau “Walaupun punggungmu dipukul dan uangmu dirampas, tetaplah untuk mendengar dan menaatinya“.
Mungkin akal sebagian dari kita tidak bisa melihat maslahat dari perintah ini, tapi jika Anda mengaku sebagai mukmin, yakni orang yg beriman bahwa beliau adalah utusan Allah, maka harusnya Anda menerima pesan beliau ini APA ADANYA. Bahwa pesan ini PASTI benarnya dan lebih besar maslahatnya.
Karena Allah adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dan Dia tidak mungkin menyariatkan sesuatu yang mendatangkan kerugian lebih besar daripada maslahatnya! Begitu pula Nabi –shallallahu’alaihi wasallam– adalah rosul yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, khususnya bagi kaum muslimin, Beliau tidak mungkin ingin membinasakan umatnya!
Yakinlah, bahwa di balik pesan ini pasti ada maslahat yang sangat besar, dan kebaikan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Lakukanlah perbaikan yang sesuai dengan Islam, diantaranya: dengan mendoakan kebaikan untuk pemimpin kita, menasehati dan memberi masukan kepada mereka dengan cara yang bermartabat dan tidak merendahkan. Kemudian bersabarlah menjalani keadaan yang ada, hingga Allah mengubah keadaan ini.
Ingatlah Firman Allah ta’ala (yg artinya): “Itulah masa-masa (kejayaan dan kehancuran) yg Kami timpakan secara bergilir kepada manusia (agar mereka mendapat pelajaran)“. (QS. Alu Imran: 140).
Ingat pula perkataan Hasan bin Sholeh –rahimahullah-: “Sungguh bisa saja setan membukakan 99 pintu kebaikan untuk seorang hamba, dengannya dia menginginkan satu pintu keburukan untuknya” (Talbis Iblis, Ibnul Jauzi, hal: 37).
Selengkapnya: https://muslim.or.id/25168-tundukan-akalmu-pada-tuntunan-rasulullah.html
Cerita Saya saat Menemani Panitia Daurah Tauhid
PLAY VIDEO https://youtu.be/O-MVvdbgKrw
Allah tidak akan menyia-nyiakan satu peluh yang menetes di jalan dakwah ini
Mari bantu teman-teman penggerak kebaikan di YPIA dengan ikut menopang kebutuhan operasional dan pengembangan dakwah di masyarakat
DONASI MULAI RP 10.000
Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555