muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

Ma’had Al Ilmi Yogykarta: Pesantren Mahasiswa di Yogyakarta

Ma’had Al-’Ilmi Yogyakarta merupakan salah satu wadah pengkaderan penggerak dakwah Islam dari kalangan mahasiswa dan akademisi. Para mahasiswa dari berbagai daerah menimba ilmu di Ma’had ini di tengah-tengah kesibukan mereka di bangku perguruan tinggi.

Di Ma’had ini, santriwan dan santriwati mendapatkan pembekalan ilmu-ilmu dasar yang terkait dengan tauhid, akidah, dan fikih maupun ilmu-ilmu lain yang menjadi penopang pengembangan diri sebagai penimba ilmu syar’i dan kader da’i -semacam ilmu ushul fikih, ushul tafsir, ushul hadits, dll-.

Perjalanan Ma’had Al-’Ilmi sebagai sebuah lembaga pendidikan luar kampus bagi para mahasiswa cukup besar dirasakan kemanfaatannya, tidak hanya bagi individu yang bersangkutan namun juga oleh masyarakat dan khususnya para pegiat dakwah di lapangan.

Alhamdulillah, lulusan Ma’had Al ‘Ilmi telah terjun di medan dakwah sesuai kemampuan masing-masing, seperti menjadi penulis buletin Jum’at At Tauhid yang beredar di Yogyakarta dan juga beberapa kota di Indonesia, penulis di website-website Islam seperti muslim.or.id, muslimah.or.id, dan mahadumar.id, menjadi staf pengajar bahasa arab di Ma’had Umar bin Khattab Yogyakarta, dan menjadi khatib jum’at serta pengisi ceramah shubuh dan tarawih selama bulan Ramadhan di masjid-masjid sekitar kampus UGM.

Info selengkapnya: http://mahadilmi.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kesabaran yang hakiki adalah ketika saat pertama menerima musibah

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى

“Sesungguhnya kesabaran itu letaknya pada hentakan (musibah) yang pertama” (HR. Bukhari no. 1203, Muslim no. 1534)

@silsilahsahihah

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kafirkah Kedua Orang Tua Nabi? (Antara Dalil Dan Perasaan)

Pro kontra masalah status kedua orang tua Nabi akhir-akhir ini menjadi buah bibir media sosial. Sebagai seorang muslim, mari kita semua menimbangnya dengan dalil bukan dengan perasaan semata. Mari cermati dua hadits yang merupakan landasan dasar masalah ini:

Dalil pertama:

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِيْ؟ قَالَ: فِي النَّارِ. فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ: إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ

Dari Anas, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, di manakah tempat ayahku (yang telah meninggal) sekarang berada?” Beliau menjawab, “Di neraka.” Ketika orang tersebut menyingkir, maka beliau memanggilnya lalu berkata, “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka” (HR. Imam Muslim dalam Shahîh-nya (203).

Dalil Kedua:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ a قَالَ: زَارَ النَّبِيُّ n قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ: اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِيْ أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِيْ وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِيْ أَنْ أَزُوْرَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِيْ فَزُوْرُوْا الْقُبُوْرَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ

Dari Abu Hurairah berkata, “Nabi pernah menziarahi kubur ibunya, lalu beliau menangis dan membuat orang yang berada di sampingnya juga turut menangis kemudian beliau bersabda, ‘Saya tadi meminta izin kepada Rabbku untuk memohon ampun baginya (ibunya) tetapi saya tidak diberi izin, dan saya meminta izin kepada-Nya untuk menziarahi kuburnya (ibunya) kemudian Allah memberiku izin. Berziarahlah karena (ziarah kubur) dapat mengingatkan kematian.’” (HR. Imam Muslim dalam Shahîh-nya (976–977).

Kalau ada yang mengatakan bahwa keyakinan/aqidah bahwa kedua orangtua Nabi di neraka termasuk kurang adab terhadap Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.

Kita jawab:

Beradab terhadap Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang sebenarnya adalah mengikuti perintahnya dan membenarkan haditsnya, sedang kurang adab terhadap Rasulullah adalah apabila menyelisihi petunjuknya dan menentang haditsnya. Allah berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ ﴿١﴾

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. al-Hujurât: 1).

Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini berkata, “Termasuk kegilaan, bila orang yang berpegang teguh dengan hadits-hadits shahih disifati dengan kurang adab. Demi Allah, seandainya hadits tentang Islamnya kedua orangtua Nabi shahih, maka kami adalah orang yang paling berbahagia dengannya. Bagaimana tidak, sedangkan mereka adalah orang yang paling dekat dengan Nabi yang lebih saya cintai daripada diriku ini. Allah menjadi saksi atas apa yang saya ucapkan. Tetapi kita tidaklah membangun suatu ucapan yang tidak ada dalilnya yang shahih. Sayangnya, banyak manusia yang melangkahi dalil shahih dan menerjang hujjah. Wallahul Musta’an” (Lihat Majalah at-Tauhîd, Mesir, edisi 3/Rabi’ul Awal 1421 hlm. 37).

Selengkapnya: https://muslim.or.id/28443-kafirkah-kedua-orang-tua-nabi-antara-dalil-dan-perasaan.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Membahas Politik Di Hadapan Masyarakat Awam

Banyak majelis yang membicarakan masalah politik di dalamnya. Ketika mereka dinasehati agar tidak melakukan demikian, mereka mengatakan: “politik itu bagian dari agama“. Bahkan terkadang mereka terjatuh dalam perbuatan ghibah. Dan yang membedakan majelis mereka (dengan majelis politik lainnya) adalah di dalamnya terdapat dzikrullah. Bagaimana pendapat anda mengenai orang yang duduk dalam majelis tersebut?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjawab:

Saya berpandangan bahwa berbicara mengenai politik di halaman masyarakat awam itu adalah sebuah kesalahan. Karena politik itu ada orang-orang khusus yang kompeten membahasnya. Yaitu orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kebijaksanaan. Adapun menyebarkan masalah politik di kalangan orang awam dan di majelis-majelis, ini menyelisihi petunjuk salafus shalih. Tidak pernah Umar bin Khathab, dan juga khalifah sebelum beliau yaitu Abu Bakar radhiallahu’anhum, membahas masalah politik di hadapan masyarakat banyak, yang pembahasan tersebut diikuti oleh orang kecil, orang besar, orang pandai dan orang bodoh. Sama sekali tidak pernah! Dan tidak mungkin menjalankan politik dengan cara demikian. Politik itu memiliki orang-orang khusus yang berpengalaman di dalamnya, yang memahami masalah dan mereka dikenal kompetensinya. Mereka juga memiliki hubungan dengan luar negeri, juga dalam negeri, yang wawasan seperti ini tidak diketahui kebanyakan orang.

Tidak semestinya para pemuda, dan juga yang selain para pemuda, mencurahkan dan menyia-nyiakan waktu mereka dalam al qiil wal qaal (baca: isu-isu politik) seperti ini, yang tidak faidahnya sama sekali. Dalam masalah politik, terkadang suatu action dari seseorang (dari pejabat, atau pemerintah, red.) itu tampak salah bagi kita namun bagi dia itulah action yang benar. Karena ia mengetahui apa yang kita tidak ketahui. Dan perkara yang demikian ini nyata dan fakta.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/27783-membahas-politik-di-hadapan-masyarakat-awam.html

___

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Membuka Pintu Rizki dengan Istighfar

Dorongan mencari rizki kerap menyebabkan banyak orang terpental dari jalan yang lurus. Padahal Islam, sebagai agama sempurna yang mengatur seluruh dimensi kehidupan seorang hamba, telah memberikan solusi yang begitu jelas dalam usaha memperlancar rizki.

Di antara tuntunan yang ditawarkan untuk menggapai tujuan tersebut: memperbanyak istighfar. Dalil tuntunan tersebut firman Allah ta’ala,

“فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً . يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً”

Artinya: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh: 10-12)

Ayat di atas menjelaskan dengan gamblang bahwa di antara buah istighfar: turunnya hujan, lancarnya rizki, banyaknya keturunan, suburnya kebun serta mengalirnya sungai.

Karenanya, dikisahkan dalam Tafsir al-Qurthubi, bahwa suatu hari ada orang yang mengadu kepada al-Hasan al-Bashri tentang lamanya paceklik, maka beliaupun berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian datang lagi orang yang mengadu tentang kemiskinan, beliaupun memberi solusi, “Beristighfarlah kepada Allah”. Terakhir ada yang meminta agar didoakan punya anak, al-Hasan menimpali, “Beristighfarlah kepada Allah”.

Ar-Rabi’ bin Shabih yang kebetulan hadir di situ bertanya, “Kenapa engkau menyuruh mereka semua untuk beristighfar?”.

Maka al-Hasan al-Bashri pun menjawab, “Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Namun sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu”.


Selengkapnya: https://muslim.or.id/7702-membuka-pintu-rizki-dengan-istighfar.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

*::...Reminder...::*

---

Hari ini, Kamis, 28 Juli 2016, bertepatan dengan tanggal 23 Sya'ban 1437 H...


Yuk, bagi yang belum menuntaskan puasa 6 hari di bulan syawwal, masih ada waktu...

---

Reminder ini dipersembahkan oleh :

Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

Janganlah kita menjadi seperti Abu Lahab. Bergembira dengan kelahiran Nabi dengan memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah, tapi justru menjadi penentang utama Nabi ketika beliau memulai dakwahnya.

Banyak orang yang melakukan perayaan maulid Nabi, mereka bergembira ria dan bersuka cita dengan kelahiran Nabi. Namun sungguh aneh bin ajaib, mereka malah meninggalkan sunnah/ajaran Nabi, tidak suka dengan dakwah Nabi (dakwah tauhid). Orang yang mengajak kepada kemurnian tauhid mereka tentang. Orang yang mengajak kembali menghidupkan sunnah mereka ganyang.

Jangan pernah melupakan sejarah. Kita yang sekarang ini adalah mereka di waktu dahulu kala. Pastikan apakah kita berada di shafnya Abu Lahab dan para pendukungnya ataukah kita berada di shafnya Rasulullaah dan para sahabatnya? Bukan sekedar ucapan dan pengakuan belaka, tapi juga harus diwujudkan dengan amalan dan perbuatan.

___

Ust. Abu Yazid Nurdin

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Setiap ibadah yang tidak pernah diamalkan oleh para sahabat Nabi, janganlah diamalkan!

Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu'anhu mengatakan:

كُلُّ عِبَادَةٍ لَمْ يَتَعَبَّدْ بِهَا أََصْحَابُ رَسُولِ اللهِ فلاَ تَتَعَبَّدُوْا بِهَا ؛ فإَِنَّ الأَوَّلَ لَمْ يَدَعْ لِلآخِرِ مَقَالاً ؛ فَاتَّقُوا اللهَ يَا مَعْشَرَ القُرَّاءِ ، خُذُوْا طَرِيْقَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
(رواه ابن بطة في الإبانة)

“Setiap ibadah yang tidak pernah diamalkan oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, janganlah kalian beribadah dengannya. Karena generasi pertama tak menyisakan komentar bagi yang belakangan. Maka takutlah kepada Allah wahai orang yang gemar beribadah, dan ikutilah jalan orang-orang sebelummu”

(Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam Al Ibanah)

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Jangan Bersedih Jika Dakwah Anda Tidak Diterima


Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan:

Janganlah Bersedih jika dakwahmu tidak diterima, wahai para dai yang mengajak kepada Allah. Karena jika engkau telah melakukan kewajibanmu, berarti engkau telah terbebas dari tanggungan, dan perhitungan hisabnya kembali kepada Allah ta’ala. Sebagaimana firman Allah ta’ala kepada Nabi-Nya shollallohu alaihi wasallam :

لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ (22) إِلَّا مَنْ تَوَلَّى وَكَفَرَ (23) فَيُعَذِّبُهُ اللَّهُ الْعَذَابَ الْأَكْبَرَ (24) إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ (26)

“Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. Tetapi barangsiapa berpaling dan kafir, Allah akan mengazabnya dg azab yg besar. Sungguh kepada Kami-lah mereka kembali. Lalu sungguh kewajiban Kami-lah membuat perhitungan hisab mereka” (QS. Al-Ghosyiah: 22-26)

Oleh karena itu, wahai para dai yang mengajak kepada Allah, janganlah bersedih jika perkataanmu dicampakkan, atau tidak diterima di kesempatan pertama, karena engkau telah menunaikan kewajibanmu.

Tapi ingatlah, bahwa jika engkau mengatakan kebenaran karena mengharap wajah Allah, maka perkataan itu harus punya pengaruh, walaupun perkataan itu dicampakkan di depanmu, tapi perkataan itu harus punya pengaruh, sebagaimana ada ibroh dalam kisah Musa –alaihissalam– bagi para dai yang mengajak kepada Allah…

Perkataan yang benar, haruslah memiliki pengaruh, namun bisa jadi pengaruhnya langsung, bisa jadi pengaruhnya datang belakangan. Wallohul muwaffiq.

(Syarah Arbain Nawawiyyah: 131-132)

Sumber: https://muslim.or.id/22187-jangan-bersedih-jika-dakwah-anda-tidak-diterima.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Rp 25.000,00 @pustakamuslimjogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

Apa yang terjadi ketika TAKWA RAPUH?

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ringkasan Artikel Buletin At Tauhid
Edisi 17 Syawal 1437 H

---

Artikel buletin ditulis oleh :
Ustadz Faizal Hanafi S.S
(Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Ketua bidang kemuslimahan YPIA Yogyakarta)

---

Istiqomah merupakan anugerah dari Allah Ta'ala. Banyak diantara kita yang mendambakan keistiqomahan dalam menjalankan syariat Islam dan juga sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam..

*Berikut diantara Kiat menggapai Istiqomah*

1. Memperkuat dan mempertebal iman
2. Membekali dengan ilmu bermanfaat
3. Mempelajari kisah para nabi dan rasul
4. Sabar dalam menjalani kehidupan
5. Segera melakukan amal shalih
6. Berteman dengan orang shalih
7. Berdoa

Simak penjelasan lengkapnya dalam bedah buletin At Tauhid, malam ini di www.radiomuslim.com

---

Donasi buletin >>>
BNI Syariah Yogyakarta 
Nomor rekening : 0241913801.

Atas nama : Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari.

Konfirmasi donasi :
Setiap donatur mohon memberikan konfirmasi ke nomor HP: 0857-4722-3366 (SMS/Whatsapp)

Format konfirmasi :
Nama # Alamat # Email # BesarDonasi # TanggalTransfer # Rekening # Buletin #

---

Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bagaimana jika kita memiliki modal agar bisa dikembangkan? Bagaimana cari investasi yang halal menurut Islam?

Dua Akad yang Bisa Dimanfaatkan Jika Kita Memiliki Modal
1- Bagi hasil dalam untung dan rugi (Mudharabah)
Dasar dalil mengenai dibolehkannya mudharabah (bagi hasil) diambil dari hadits mengenai musaaqoh yaitu bagi hasil dengan cara menyerahkan tanaman kepada petani yang mengerjakan dengan pembagian tertentu dari hasil panennya.

عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ دَفَعَ إِلَى يَهُودِ خَيْبَرَ نَخْلَ خَيْبَرَ وَأَرْضَهَا عَلَى أَنْ يَعْتَمِلُوهَا مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَلِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- شَطْرُ ثَمَرِهَا

“Dari Nafi’, dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan kepada bangsa Yahudi Khaibar kebun kurma dan ladang daerah Khaibar, agar mereka yang menggarapnya dengan biaya dari mereka sendiri, dengan perjanjian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan separuh dari hasil panennya.” (HR. Bukhari no. 2329 dan Muslim no. 1551).

Pada hadits ini dengan jelas dinyatakan bahwa perkebunan kurma dan ladang daerah Khaibar yang telah menjadi milik umat Islam dipercayakan kepada orang Yahudi setempat, agar dirawat dan ditanami. Adapun perjanjiannya adalah dengan bagi hasil 50% banding 50%. Pembagian bagi hasil ini ditetapkan dari hasil panen, bukan dari modal yang ditanam oleh si pemodal.

Pada akad mudharabah, asas keadilan benar-benar harus dapat diwujudkan. Yang demikian itu dikarenakan kedua belah pihak yang terkait, sama-sama merasakan keuntungan yang diperoleh. Sebagaimana mereka semua menanggung kerugian bila terjadi secara bersama-sama, pemodal menanggung kerugian materi (modal), sedangkan pelaku usaha menanggung kerugian non-materi (tenaga dan pikiran). Sehingga pada akad mudharabah tidak ada seorang pun yang dibenarkan untuk mengeruk keuntungan tanpa harus menanggung resiko usaha.

2- Melalui jalan mengupahi (ijaroh)
Akad kedua ini bukan artinya memodali, namun mempekerjakan orang. Jalan ini pun bisa ditempuh bagi yang memiliki modal.

Ijaroh atau jual beli jasa adalah suatu transaksi yang objeknya adalah manfaat atau jasa yang mubah dalam syariat dan manfaat tersebut jelas diketahui, dalam jangka waktu yang jelas serta dengan uang sewa yang jelas. Ijaroh termasuk transaksi yang mengikat kedua belah pihak yang mengadakan transaksi yaitu pembeli dan penjual jasa. Artinya salah satu dari keduanya tidak boleh membatalkan transaksi tanpa persetujuan pihak kedua.

Ijaroh itu ada dua macam:

1. ijaroh dengan objek transaksi benda tertentu semisal menyewakan rumah, kamar kost, menyewakan mobil (rental mobil, taksi, bis kota dll).
2. ijaroh dengan objek transaksi pekerjaan tertentu semisal mempekerjakan orang untuk membangun rumah, mencangkul kebun dll.


Selengkapnya: https://muslim.or.id/18586-investasi-dan-cara-memanfaatkan-modal.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Diantara amalan yang paling utama: berusaha tidak memberikan gangguan pada sesama Muslim

Dari Abu Musa radhiallahu’anhu, ia berkata:

قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama?’. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Siapa yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya"” (HR. Bukhari 10, Muslim 57).

Join juga @muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ma’had Al Ilmi Yogyakarta Proudly Present
KAJIAN ISLAM ILMIAH SPESIAL LIBURAN
Mari Mengisi Liburan Kita dengan Ilmu

Periode 25 Juli – 7 Agustus 2016

Mengenal Allah merupakan perkara yang sangat penting bagi seorang muslim, Syaikh ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Tidaklah mungkin seseorang dapat beribadah kepada Allah dengan sempurna, kecuali dengan mengilmui nama-nama Allah ta’ala dan sifat-sifat Nya, sehingga ia dapat beribadah kepada Nya berdasarkan petunjuk”.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya): “Hanyalah milik Allah nama-nama yang sempurna, maka berdo’alah kepada Allah dengannya” (Al A’raaf:180).

Tema : Kaidah Memahami Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah
Kitab : Al Qawaidul Mutsla
Pemateri : Ustadz Marwan -hafizhahullah-
Waktu : Senin s.d. Kamis, 25-28 Juli 2016
Pukul : 08.00-14.30 WIB
Tempat : Masjid Pogung Dalangan (MPD)

Tema : Empat Landasan Pokok Dalam Agama
Kitab : Al Qawaidul Arba’
Pemateri : Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A. –hafizhahullah-
Waktu : Sabtu dan Ahad, 30-31 Juli 2016
Pukul : 08.00-14.30 WIB
Tempat : Masjid Al Ashri (Pogungrejo)

Tema : Mengesakan Allah Ta’ala
Kitab : Kitabut Tauhid
Pemateri : Ustadz Sa'id –hafizhahullah-
Waktu : Senin s.d. Ahad, 1-7 Agustus 2016 (hari Jum’at libur)
Pukul : 08.00-14.30 WIB
Tempat : Senin s.d. Kamis di MPD

Sabtu s.d. Ahad di Masjid Al Ashri Pogungrejo.

CP 0878 3875 3130

Gratis! Terbuka untuk Umum - Putra dan Putri

Wajib untuk Santri Ma’had Al ‘Ilmi

Читать полностью…

Muslim.or.id

Akhlak Mulia Adalah Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Alhamdulillah jika kita bersemangat untuk melaksanakan sunnah Nabi shallalahu a’alaihi wa sallam, mulai dari menggunakan siwak sampai sunnah mandi hari Jumat dan sunnah lainnya. Akan tetapi kita perlu lebih semangat melaksanakan sunnah (ajaran) Nabi yang satu ini yaitu: berakhlak mulia. Awalnya kami mengira permasalahan utama adalah tauhid dan aqidah SAJA, tetapi ternyata akhlak mulia sangat penting bagi masyarakat dan dakwah.

Ulama besar abad ini, Syaikh Al-Albani rahimahullah sudah menyadari hal ini sebelumnya. Beliau berkata,

كنت أظن أن المشكلة في العالم الإسلامي إنما هي فقط ابتعادهم عن فهمهم لحقيقة معنى لا اله إلا الله ولكني مع الزمن صرت أتبيّن أن هناك مشكلة أخرى في هذا العالم تُضاف إلى المشكلة الأولى الأساسية - ألا وهي بُعدهم عن التوحيد - المشكلة الأخرى: أنهم أكثرهم لا يتخلقون بأخلاق الإسلام الصحيحة إلا بقدر زهيد

“Saya dahulunya MENGIRA bahwa problem utama dunia Islam saat ini hanyalah SEMATA-MATA jauhnya mereka dari pemahaman yang benar terhadap hakikat “La ilaha illallah”. Namun setelah beberapa waktu, tampaklah pada diriku bahwa ada “masalah lain” (yang tidak kalah penting) sebagai tambahan atas masalah pokok yang pertama tadi, yaitu problem jauhnya mereka dari tauhid. MASALAH LAIN tersebut adalah: banyaknya orang yang tidak berakhlak dengan akhlak Islam yang benar, kecuali sedikit saja"[1. Fatawa Jeddah, kaset no 34 menit 4:38].

Iya akhlak yang mulia, ini adalah cerminan keimanan seseorang. Bukan hanya ilmunya, karena seseorang diberi ganjaran karena amal bukan karena ilmu. Bisa jadi seorang ilmunya “terlihat tinggi” tetapi akhlaknya jelek, maka akhlaknya itulah cerminan imannya.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/28456-akhlak-mulia-adalah-sunnah-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Orang yang menebar kebaikan adalah orang yang berkah nan bermanfaat.

Sedang, orang-orang yang paling bermanfaat akan dinobatkan sebagai sebaik-baik insan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al Albani).

---

Sudahkah aktivitas kita hari ini, menjadikan kita sebagai insan yang berkah untuk semesta sekitar...?

Alhamdulillah, ikhwah kita, sebagian pengurus YPIA membantu warga untum kerja bakti memasang konblok agar memudahkan pemakai jalan.

- wa laa uzzakkiy alallahi ahada -

Jika menyingkirkan duri dari jalan saja membuahkan pahala, maka apatah lagi jika kita membaguskan dan memudahkan jalannya...?

---

Maka, mari menjadi manusia berkah yang senantiasa menebarkan kebaikan...

Karena, banyak orang akan diingat bukan karena gelar kehormatan, kekayaan ataupun jabatan berpangkat, akan tetapi mereka diingat karena banyak kebaikan yang telah diperbuat...

---

*Broadcasted by:
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
HP: 085747223366 (Telp/sms/WA).

www.muslim.or.id
www.muslimah.or.id
www.radiomuslim.com
www.pedulimuslim.com
www.sdityaabunayya.com

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ngaji terus di www.radiomuslim.com

Читать полностью…

Muslim.or.id

Sering Menangis Karena Film Sedih, Namun Tidak Pernah Menangis Karena Allah

Banyak sekali film-film yang bisa menggugah hati manusia, bisa membuat senang gembira dan bisa juga membuat sedih. Tidak jarang film tersebut terdapat tangisan dari pemerannya yang membuat para penonton ikut menjadi sedih dan meneteskan air mata.

Perlu direnungkan oleh kaum muslimin, jangan sampai kita ketika membaca ayat Al-Quran atau ketika membaca perjuangan para Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan Sahabat membela Islam kita sulit menangis dan tersentuh, akan tetapi ketika menonton film (yang notabenenya sandiwara) atau ketika membaca cerita fiktif kita menangis tersedu-sedu?

Menangis ini adalah berpura-pura, ini yang disebutkan oleh ulama sebagai Al-Buka’ Al-Kadzib ”tangisan palsu”, sebagaimana tangisan saudara-saudara Nabi Yusuf Alaihissalam ketika mengadu kepada bapak mereka bahwa Yusuf telah dimakan serigala.

Sebagaimana kisah dalam Al-Quran,

وجاؤوا أباهُمْ عِشَاءً يَبْكونَْ قَالُواْ يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ وَمَا أَنتَ بِمُؤْمِنٍ لِّنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ

“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” (Yusuf: 16-17)

Bahkan terdapat istilah “tangisan bayaran” Al-buka’ Al musta’ar wal musta’jar alaihi sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Qayyim, beliau berkata,

البكاء المستعار والمستأجر عليه ، كبكاء النائحة بالأجرة فإنها كما قال أمير المؤمنين عمر بن الخطاب تبيع عبرتها وتبكي شجو غيرها

“Tangisan yang disewa yaitu tangisan orang yang meratap dengan upah (dibayar untuk menangisi tokoh besar agar terlihat banyak yang merasa kehilangan, pent). Sebagaimana perkataan Umar bin Khattab, “ia menjual tetesan air mata dan menangis duka untuk orang lain”


Selengkapnya: https://muslim.or.id/28438-sering-menangis-karena-film-sedih-namun-tidak-pernah-menangis-karena-allah.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tema buletin at tauhid kali ini, membahas tentang *Kemuliaan Para Sahabat Nabi* , yang ditulis oleh Ustadz Hasim Ikhwanudin (Alumni Ma'had Al Ilmi)

---

Bagaimana penjelasan detailnya?

Simak juga bedah buletin, sebentar lagi pukul 20.00 WIB, melalui live streaming www.radiomuslim.com

---

Ingin Donasi Buletin?

Partisipasi anda dapat disalurkan melalui Bank BNI Syariah, atas nama:
Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari.
Nomor rekening: 024 1913 801.

Format konfirmasi :
Nama # Alamat # email # BesarDonasi # TanggalTransfer # Rekening (BNI) # Buletin #

Konfirmasi dikirim ke nomor tim donasi.

===
Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya yang ikhlas. Amiin.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Periksalah Setiap Berita Sebelum Share

Читать полностью…

Muslim.or.id

Langkah kecil dari kaki-kaki mungil itu, seolah mengukir permulaan harapan. Bi nar cahaya dari sorot mata mereka, seolah mengarsir cita-cita mereka yang perlahan akan segera terwujudkan.

Senang sekali rasanya melihat mereka. Anak-anak SDIT Yaa Bunayya yang tertawa lepas, polos, bersahaja, miskin-miskin kepura-puraan dan selalu siap menerima nilai-nilai pembelajaran.

---

Kegiatan "MOS SDIT Yaa Bunayya" pekan lalu, banyak sekali mengajarkan nilai-nilai kehidupan.

Hari pertama, mereka diajarkan aktif untuk saling berkenalan, beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman.

Hari kedua, mereka sudah mulai diajarkan praktek ibadah wudhu, toilet training dan dinamika dalam berteman dan berkelompok.

Hari ketiga, mereka diajarkan praktek shalat, seleksi membaca al Qur'an dan juga keterampilan untuk menulis surat kepada abi dan umminya.

Hari keempat, mereka diajak untuk wisata edukasi, rihlah ke taman pintar Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan dengan mewarnai poster dan lomba-lomba lainnya.

Hari kelima, mereka dimotivasi oleh Kak Erlan (Pengisi Yufid Edu) dengan tema "Semangat belajar di SDIT Yaa Bunayya". Anak-anak begitu antusias dan bersemangat dalam kegiatan ini.

---

Senang sekali rasanya melihat anak-anak SDIT Yaa Bunayya menikmati nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka.

Melihat senyum dan semangat mereka hari ini, tak berlebihan kiranya jika kita optimis akan kejayaan di masa yang akan datang.

---

Mari kita jaga senyum dan harapan mereka...

Donasi untuk pembangunan SDIT Yaa Bunayya, bisa disalurkan melalui :

Rekening Bank Syariah Mandiri,
atas nama YPIA Yogyakarta
Nomor rekening: 7031571329.

Konfirmasi Donasi :
Nama # Domisili # Tanggal Donasi # Jumlah Donasi # Rek. Bank (BSM) # SDIT # Email

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ma’had Al Ilmi Yogyakarta Proudly Present

KAJIAN ISLAM ILMIAH SPESIAL LIBURAN
Mari Mengisi Liburan Kita dengan Ilmu

Periode 25 Juli – 7 Agustus 2016

Mengenal Allah merupakan perkara yang sangat penting bagi seorang muslim, Syaikh ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Tidaklah mungkin seseorang dapat beribadah kepada Allah dengan sempurna, kecuali dengan mengilmui nama-nama Allah ta’ala dan sifat-sifat Nya, sehingga ia dapat beribadah kepada Nya berdasarkan petunjuk”.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya): “Hanyalah milik Allah nama-nama yang sempurna, maka berdo’alah kepada Allah dengannya” (Al A’raaf:180).

Tema : Kaidah Memahami Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah
Kitab : Al Qawaidul Mutsla
Pemateri : Ustadz Marwan -hafizhahullah-
Waktu : Senin s.d. Kamis, 25-28 Juli 2016
Pukul : 08.00-14.30 WIB
Tempat : Masjid Pogung Dalangan (MPD)

Tema : 4 Landasan Pokok Dalam Agama
Kitab : Al Qawaidul Arba’
Pemateri : Ustadz Afifi Abdul Wadud, BIS –hafizhahullah-
Waktu : Sabtu dan Ahad, 30-31 Juli 2016
Pukul : 08.00-14.30 WIB
Tempat : Masjid Al Ashri (Pogungrejo)

Tema : Mengesakan Allah Ta’ala
Kitab : Kitabut Tauhid
Pemateri : Ustadz Said –hafizhahullah-
Waktu : Senin s.d. Ahad, 1-7 Agustus 2016 (hari Jum’at kosong) -- Ralat pada poster tertulis Juli
Pukul : 08.00-14.30 WIB
Tempat : Senin s.d. Kamis di MPD, Sabtu dan Ahad di Masjid Al Ashri

CP 0878 3875 3130

Gratis! Terbuka untuk Umum
Putra dan Putri

Wajib untuk Santri Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta

www.mahadilmi.id

---

Broadcast by :
Tim Donasi Dakwah Ypia
0857 4722 3366

Читать полностью…

Muslim.or.id

Panduan Qurban

Bagaimanakah hukum kurban? Apakah wajib ataukah sunnah? Jumhur atau mayoritas ulama menganggap kurban itu sunnah muakkad. Namun jangan sampai yang mampu atau punya kelapangan rezeki meninggalkannya.

Di antara dalil lain dari mayoritas ulama adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ

“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih qurban, maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.” (HR. Muslim no. 1977, dari Ummu Salamah). Yang dimaksud di sini adalah dilarang memotong rambut dan kuku shohibul qurban itu sendiri.

Sebagaimana dinukil dari Imam Nawawi, Imam Syafi’i berkata, “Dalil di atas menunjukkan bahwa hukum kurban itu tidak wajib. Karena dalam hadits digunakan kata “aroda” (siapa yang mau). Seandainya menyembelih qurban itu wajib, maka cukuplah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya hingga berkurban.” (Al Majmu’, 8: 217).

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menukil perkataan Ibnu Hazm bahwa tidak ada seorang sahabat pun yang menyatakan bahwa kurban itu wajib. Yang ada, mayoritas ulama menganggap bahwa hukum kurban itu sunnah. Namun kurban tetaplah disyari’atkan. Dinukil dari Adhwaul Bayan, 5: 617.

Dalam Al Majmu’ (8: 216), Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Menurut madzhab Syafi’i dan madzhab mayoritas ulama, hukum kurban adalah sunnah muakkad bagi yang mudah (punya kelapangan rezeki) untuk melakukannya dan itu tidak wajib. Demikianlah pendapat kebanyakan ulama. Yang berpendapat demikian adalah Abu Bakr Ash Shiddiq, ‘Umar bin Al Khottob, Bilal, Abu Mas’ud Al Badri, Sa’id bin Al Musayyin, ‘Atho’, ‘Alqomah, Al Aswad, Malik, Ahmad, Abu Yusuf, Ishaq, Abu Tsaur, Al Muzani, Daud dan Ibnul Mundzir.”

Di akhir bahasan tentang hukum kurban, Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Seandainya hukum kurban itu wajib, tentu tidaklah gugur karena luput, artinya mesti diganti sebagaimana keadaannya untuk shalat jum’at dan kewajiban lainnya. Namun ulama Hanafiyah berpendapat bahwa jika kurban itu luput, maka tidak wajib qodho’. Adapun jawaban untuk dalil-dalil yang mengatakan wajib, maka bisa jadi dalil tersebut dho’if sehingga tidak bisa dijadikkan argumen (pendukung). Seandainya shahih, maka hadits tersebut dibawa ke hukum sunnah karena kompromi berbagai dalil. Wallahu a’lam.” (Al Majmu’, 8: 217).

Jumhur atau mayoritas ulama yaitu ulama Syafi’iyah, Hambali, dan Malikiyah berpendapat bahwa hukum kurban itu sunnah muakkad. Namun bagi yang mampu dilarang meninggalkannya.

Buku ini membahas
1- Keutamaan qurban
2- Hikmah qurban
3- Ketentuan qurban
4- Adab penyembelihan
5- Pemanfaatan qurban
6- Penyaluran qurban
7- Masalah terkini seputar qurban
8- Menggabungkan qurban dan aqiqah

Penerbit: Pustaka Muslim Yogyakarta
Judul Buku: Panduan Qurban
Kode Buku : PQ
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Ukuran: 14,5 cm x 21 cm
Jumlah halaman: 116
Harga: Rp 25.000,00

Pemesanan dapat menghubungi kami melalui email pustaka_muslim@yahoo.com atau melalui nomor 085290888668 (CALL / SMS / WA) PIN BBM: 5D10F8FE | kunjungi situs kami di http://pustaka.muslim.or.id/

Cek koleksi lainnya @pustakamuslimjogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tiga hal yang membuat seseorang merasakan manisnya iman

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَمَنْ أَحَبَّ عَبْدًا لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ

"Tiga (perkara) yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Dan siapa yang bila mencintai seseorang, dia tidak mencintai orang itu kecuali karena Allah 'azza wajalla. Dan siapa yang benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka" (HR. Bukhari no.60, Muslim no.20).

@silsilahsahihah

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bersegeralah Kawan !

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ini dia 10 dalil haramnya judi

DALIL 1: judi digandengkan dengan khamr, berkurban untuk berhala dan mengundi nasib

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90).

Dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala menggandengkan judi atau qimar dengan khamr, al anshab dan al azlam. Ini adalah perkara-perkara yang tidak diragukan lagi keharamannya. Oleh karena itu ini menjadi dalil haramnya judi.

Al khamru (khamr) sudah kita ketahui bersama, ia adalah minuman yang jika diminum oleh seseorang maka akan membuatnya mabuk, lalu hilang akalnya, seluruhnya ataupun sebagiannya. Sehingga ia berbicara dan beraktifitas tanpa berpikir dan tanpa akal. Terkadang membuatnya jatuh kepada zina, terkadang kepada pembunuhan, kadang kepada pembakaran, terkadang menceraikan istrinya, dan semisal itu. Oleh karena itu syariat pun mengharamkannya.

Adapun al anshab (berkurban untuk berhala), itu haram melakukannya. Karena ia adalah sarana untuk beribadah kepada berhala.

Sesuatu yang digandengkan dengan al anshab, khamr, dan al azlam, tidak ragu lagi ia haram hukumnya dan besar dosanya.

DALIL 2: judi disebut dengan rijs (najis)

Ar rijs artinya najis. Adapun ar rujz artinya dosa, dan semua yang mengandung bahaya. Allah terkadang menyebut berhala dengan rijs, seperti dalam firman-Nya:

فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ

“maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu” (QS. Al Hajj: 30).

Dan terkadang Allah menyebutnya dengan rujz.

وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ

“dan perbuatan dosa tinggalkanlah” (QS. Al Mudatsir: 5).

Ar rujz, dengan huruf ra’ di-dhammah, atau bisa juga ar rijz jika mengikuti riwayat qiraah yang huruf ra’ nya di kasrah.


Selengkapnya: https://muslim.or.id/28342-10-dalil-haramnya-judi.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Perhatikanlah dan amalkanlah!

Читать полностью…

Muslim.or.id

#Jogja_Mengaji
Ikuti Tabligh Akbar

"Nasihat Untuk Kaum Muslimin"

Bersama: Syaikh. Prof. Dr. Sulaiman Ar Ruhaili
(Pengajar Di Masjid Nabawi, Guru Besar Universitas Islam Madinah)
Penerjemah: Ust. Rizal Yuliar, Lc

Ahad, 24 Juli 2016
di Masjid Agung Sleman
Pukul 08.30 - 11.00

Informasi : 08156 877 677

Penyelenggara:
* Yayasan Majelis At Turots al Islami
* Yayasan Imam Syafii Yogyakarta
* Islamic Center Baitul Muhsinin
* Islamic Center Binbaz
* YAUMI
* PP. Hamalatul Quran
* PP. Taruna Al Quran
* Pengajian Muslimah Jogja
* TwitUlama.Com
* VideoMuslim.tv

Читать полностью…
Подписаться на канал