muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

Inilah jin yang paling buruk dan keji

Silakan baca artikelnya melalui tautan berikut
https://muslim.or.id/85145-jin-ifrit.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

📝 Jaga Hatimu!

Keikhlasan seorang pejuang dakwah ini adalah harga mati. Apabila keikhlasan itu tercabut atau luntur maka lenyaplah kekuatan dakwahnya, hancurlah keberkahan dan pahala. Kita berdakwah bukan untuk menonjolkan kemampuan diri, atau kehebatan kelompok, atau fanatisme golongan. Dakwah itu lillah; murni untuk Allah…

Kita yang membutuhkan kegiatan dakwah ini, bukan dakwah yang butuh kita, sebagaimana nasihat Ustadz Abu Sa’ad rahimahullah. Apabila kita pergi meninggalkan dakwah ini -karena tersinggung atau karena tidak tahan dengan celaan manusia- maka Allah akan gantikan kita dengan orang yang lebih baik dari kita.

Justru kita harus bersyukur kepada Allah diberi kesempatan untuk berperan dalam dakwah -sekecil apapun peran itu- dan tidak perlu malu untuk belajar atau mengakui kesalahan dan memperbaiki diri. Sebagaimana dinasihatkan oleh para ulama tidak ada kebaikan pada suatu kaum yang tidak mau menasihati dan tidak mau menerima nasihat.

Читать полностью…

Muslim.or.id

📜 Membangun Aqidah

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah dalam Syarh Tsalatsah Ushul (hal. 10) menyampaikan faidah yang sangat penting berkaitan dengan aqidah Islam.

Bahwa para ulama salaf dalam menetapkan aqidah tidak bisa bersandar kepada pendapat dirinya atau pemikiran semata. Mereka membangun aqidah dengan landasan dalil al-Qur'an dan as-Sunnah.

Inilah jalan yang ditempuh Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah dalam kitabnya Tsalatsah Ushul, Kitab Tauhid dan karya-karya beliau yang lainnya. Dan seperti itulah jalan para ulama salaf...

🎙 Apa yang diterangkan oleh Syaikh Abdurrazzaq ini juga telah disampaikan oleh Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah begitu juga oleh para ulama besar terdahulu semacam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah...

Dari sinilah kita mengetahui bahwa penjelasan aqidah Islam ini selalu bertumpu pada dalil, bukan berdasarkan perasaan, hawa nafsu atau logika semata... Inilah keistimewaan aqidah Ahlussunnah Ashabul hadits, tidak sebagaimana kaum filsafat yang membangun keyakinan agama dengan logika dan hawa nafsu mereka...

Sebagian salaf berkata, "Para malaikat adalah penjaga-penjaga langit, sedangkan ashabul hadits adalah penjaga-penjaga bumi..."

📒 Faidah ini disiarkan
oleh Channel Telegram
Keluarga Alumni Al-Atsari

Bersama merawat dakwah
Bersama menuju Jannah...

Mau subscribe ?
Klik link berikut ini :

/channel/alumniypia

Читать полностью…

Muslim.or.id

bit.ly/DaftarWismaMK

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kisah Nabi Ibrahim dan Kaum Babil

Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/85139-kisah-nabi-ibrahim-dan-kaum-babil.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Alhamdulillah banyak pelajaran dan nasihat yang diberikan oleh Ust Hasim hafizhahullah dalam kajian di MPR tadi pagi...

Diantaranya pentingnya menggunakan masa muda dalam kebaikan dan ikut berpartisipasi dalam dakwah sesuai dengan kemampuan kita masing2...

Kita juga harus melandasi dakwah dengan ilmu; hal itu mencakup ilmu syariat yang ingin disampaikan, ilmu tentang keadaan objek dakwah dan ilmu tentang tata cara dalam berdakwah...

Dalam berdakwah ini -terutama pada zaman ini- sangat butuh kelembutan. Karena banyak orang yang memang tidak tahu...

Dalam berdakwah pun kita harus menjaga keikhlasan dan memprioritaskan tauhid, sebab tauhid inilah misi utama dakwah para rasul...

Beliau juga mengingatkan agar kita menyerahkan hasil dakwah itu kepada Allah, karena hidayah taufik hanya di tangan Allah...

Beliau juga menukil ucapan Ust. Aris Munandar hafizhahullah yang menjelaskan bahwa hakikat dakwah itu mengajak, bukan mengejek...

Beliau juga menyampaikan beberapa alasan mengapa pemuda perlu mengemban tugas dakwah ini, diantaranya karena para pemuda lebih mudah menerima kebenaran...

Beliau juga mengingatkan bahwa masa muda ini harus dipertanggungjawabkan secara khusus nanti di akhirat di hadapan Allah... Untuk apa masa muda itu digunakan...

Demikian sekilas cuplikan faidah dari materi kajian Ust. Hasim yang bertema 'Bagaimana Pemuda Membangun Dakwah' yang disampaikan di Masjid Pogung Raya dalam acara Ramah tamah YPIA bersama segenap karyawan, warga Wisma, pengurus FKIM dan FKKA serta perwakilan dari SDIT Yaa Bunayya dan takmir mahasiswa masjid di sekitar Pogung ..

Semoga Allah memberikan balasan terbaik kepada Ust. Hasim atas nasihat yang beliau sampaikan...

Tertanda,
Ketua Umum YPIA

Читать полностью…

Muslim.or.id

—●●—●●❁ 📖 ❁●●—●●—
[ KAJIAN FIKIH IBADAH | MA'HAD YAA ABATI ]

Terbuka Untuk Umum! Ikhwan & Akhawat
Wajib Bagi Santri Ma'had Yaa Abati Angkatan ke-3

Kajian Fikih Ibadah
Tema: ”Zakat Emas, Perak dan Hasil Bumi"
Penceramah: Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Manhajus Salikin (Himpunan Masalah Fikih dan Dalil-dalilnya untuk Pemula)

Hari: Ahad, 8 Dzulqo’dah 1444 H/ 28 Mei 2023
Pukul: 10.00 WIB- selesai
Tempat: Masjid Al Ashri, Pogung Rejo

🔴 Live Streaming melalui kanal Youtube YPIA Academy: http://bit.ly/yt_ypiaacademy

🔰 Penyelenggara:
- Ma'had Yaa Abati Yogyakarta
- Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) Yogyakarta

🔗 Bekerja sama dengan:
- Takmir Masjid Al Ashri Pogung Rejou

======
📡 Broadcasted by:
| Ma'had Yaa Abati
| YPIA Academy
| Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

📲 Narahubung WhatsApp (WA):
wa.me/6282323647778 (Ma’had Yaa Abati)

| Yuk Join Grup YPIA Academy!
🔴 Ikhwan:
http://bit.ly/ypiaacd_ikhwan2

| Instagram: @mahadyaaabati
| Telegram: t.me/ypia_academy

Читать полностью…

Muslim.or.id

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Ikuti Kajian Rutin Kamis Sore
Terbuka untuk Umum - Putra dan Putri

Pertemuan 20
SUNNAH TAKZIAH DAN ZIARAH KUBUR

Insyaallah Bersama :
Ustaz Zulfahmi Djalaluddin, S.Si. حفظه الله
(Alumnus Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta)

📚 Kitab Panduan :
Kitab Manhajus Salikin
karya Syaikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa'diy رحمه الله

🗓 Waktu :
Kamis
25 Mei 2023/5 Dzulqa'dah 1444 H
Pukul 16.30 WIB - Menjelang Magrib

📍 Tempat :
Masjid Sarbini Kampus 2 UPNYK
Babarsari, Sleman, DIY
bit.ly/masjidsarbini

📡 Live Streaming :
Instagram @masjidsarbiniupnyk

*Disediakan makanan bagi peserta kajian (terbatas)

---------------
Dukung program kebaikan di Masjid Sarbini dengan menyalurkan donasi melalui rekening:
BSI
7225279777 (kode bank: 451)
a.n. Ahmad Mubasyir Nabil

Info dan Konfirmasi : wa.me/6282136869354

---------------
Gabung Grup Kajian Sarbini
https://lynk.id/masjidsarbiniupnyk

Читать полностью…

Muslim.or.id

KURBAN BERGILIR ANTAR ANGGOTA KELUARGA

Kebiasaan qurban bergilir ini marak di masyarakat kita. Yaitu misalnya satu keluarga terdiri dari suami, istri dan dua anak. Maka tahun ini yang berqurban suami, tahun depan istri, tahun setelahnya anak pertama, tahun setelahnya lagi anak kedua, dan seterusnya.

Ini menjadi hal yang unik, karena kami belum mendapatkan hal seperti ini di kitab-kitab fikih.

Dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam selalu berqurban setiap tahun. Namun tidak dinukil riwayat bahwasanya beliau mempergilirkan qurban, kepada istri-istrinya dan anak-anaknya. Bahkan beliau menganggap qurban beliau sudah mencukupi seluruh keluarganya.

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, beliau berkata:

ضحَّى رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ بكبشَيْنِ أقرنيْنِ أملحيْنِ أحدِهما عنهُ وعن أهلِ بيتِه والآخرِ عنهُ وعمَّن لم يُضَحِّ من أمَّتِه

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berqurban dengan dua domba gemuk yang bertanduk salah satunya untuk diri beliau dan keluarganya dan yang lain untuk orang-orang yang tidak berqurban dari umatnya” (HR. Ibnu Majah no.3122, dihasankan oleh Al Albani dalam Irwaul Ghalil [4/353]).

Demikian juga para sahabat Nabi, yang berkurban di antara mereka adalah para kepala keluarga, dan mereka juga tidak mempergilirkan qurban pada anak dan istri mereka.

Dari Abu Ayyub Al Anshari radhiallahu’anhu, ia berkata:

كانَ الرَّجلُ في عَهدِ النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ يُضحِّي بالشَّاةِ عنهُ وعن أَهلِ بيتِهِ فيأْكلونَ ويَطعَمونَ ثمَّ تباهى النَّاسُ فصارَ كما ترى

“Dahulu di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, SEORANG LELAKI berqurban dengan satu kambing yang disembelih untuk dirinya dan keluarganya. Mereka makan dan sembelihan tersebut dan memberi makan orang lain. Kemudian setelah itu orang-orang mulai berbangga-bangga (dengan banyaknya hewan qurban) sebagaimana engkau lihat” (HR. Tirmidzi no.1505, Ibnu Majah no. 3147, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

Syaikh Ibnu Al Utsaimin ditanya: “apakah setiap anggota keluarga dituntut untuk berqurban atas diri mereka masing-masing?”. Beliau menjawab:

لا.السنة أن يضحي رب البيت عمن في البيت، لا أن كل واحد من أهل البيت يضحي، ودليل ذلك أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ضحى بشاة واحدة عنه وعن أهل بيته، وقال أبو أيوب الأنصاري رضي الله عنه: ( كان الرجل على عهد النبي صلى الله عليه وسلم يضحي بالشاة عنه وعن أهل بيته ) ولو كان مشروعاً لكل واحد من أهل البيت أن يضحي لكان ذلك ثابتاً في السنة، ومعلوم أن زوجات الرسول عليه الصلاة والسلام لم تقم واحدة منهن تضحي اكتفاء بأضحية النبي صلى الله عليه وسلم

“Tidak. Yang sesuai sunnah, kepala rumah tangga lah yang berkurban. Bukan setiap anggota keluarga. Dalilnya, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berqurban dengan satu kambing untuk dirinya dan keluarganya. Dan Abu Ayyub Al Anshari berkata: “Dahulu di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, SEORANG LELAKI berqurban dengan satu kambing yang disembelih untuk dirinya dan keluarganya”. Andaikan disyariatkan setiap anggota keluarga untuk berkurban atas dirinya masing-masing tentu sudah ada dalilnya dari sunnah Nabi. Dan kita ketahui bersama, bahwa para istri Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak ada yang berqurban, karena sudah mecukupkan diri dengan qurban Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam“.

Beliau juga mengatakan:

فإن قال قائل: لعل ذلك لفقرهم؟ فالجواب: إن هذا احتمال وارد لكنه غير متعين، بل إنه جاءت الآثار بأن من أزواج الرسول عليه الصلاة والسلام من كانت غنية

“Jika ada orang yang berkata: mungkin itu karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sangat miskin? Maka kita jawab: memang kemungkinan tersebut ada, namun tidak bisa kita pastikan. Bahkan terdapat banyak atsar yang menunjukkan bahwa para istri-istri Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam adalah orang-orang kaya“ (Durus Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, 8/5)

Selengkapnya: https://muslim.or.id/50577-hukum-qurban-bergilir-antara-anggota-keluarga.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Masih Adakah Semangat Itu?

Tak terasa sudah hampir 1 bulan, Ramadan meninggalkan kita. Masih adakah semangat beribadah di bulan Ramadan kemarin? atau sudah hilang sampai titik terendah? Semoga saja tidak ya.

Tapi kita semua tahu, kalau ibadah itu ada masa futurnya. Saat masa futur datang, yang kita butuhkan adalah penyemangat.

Penyemangat itu bisa kita dapatkan dari mana saja, bisa dari teman yang saleh, saat melihat status whatsapp ustadz, melihat konten instagram akun dakwah, atau mungkin melihat tulisan motivasi di kaos seseorang.

Yuk, manfaatkan waktu yang kita miliki untuk selalu menebar kebaikan di mana saja, di rumah, di media sosial atau mungkin di luar rumah dengan memakai kaos bertuliskan motivasi. Siapa tahu motivasi yang kita bagikan menjadi sebab orang lain yang sedang futur untuk kembali semangat beribadah.

Mau kaos custom bertema motivasi dari muslim.or.id?
Silakan bisa order melalui link berikut:

https://wa.me/p/6056747437739044/6282134322005

Barakallahu fiikum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

SDIT Ya Bunayya merupakan satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program pendidikan formal selama enam tahun berdasarkan sistem pendidikan Islam yang shahih, diperkaya kurikulum nasional sesuai dengan standar Dikdasmen Kemendiknas yakni Kurikulum 2013. Sekolah berdiri sejak tahun 2014 dengan Akta Notaris No. 1/03 Februari 2014, Notaris Hitaprana, SH.

Info selengkapnya https://ypia.or.id/sdit-yaa-bunayya/

Читать полностью…

Muslim.or.id

Jilbab Syar'i Itu Lebar

Diantara syarat jilbab muslimah yang syar’i itu lebar, tidak pas badan dan juga tidak sempit. Lebarnya jilbab ini semestinya bisa menutupi semua lekukan tubuh wanita.

Lihatlah bagaimana deskripsi jilbab yang syar’i dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hadits dari Ummu ‘Athiyyah radhiallahu’anha :

أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نخرج ذوات الخدور يوم العيد قيل فالحيض قال ليشهدن الخير ودعوة المسلمين قال فقالت امرأة يا رسول الله إن لم يكن لإحداهن ثوب كيف تصنع قال تلبسها صاحبتها طائفة من ثوبها

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan wanita yang dipingit (juga wanita yang haid) pada hari Ied, untuk menyaksikan kebaikan dan seruan kaum muslimin. Kemudian seorang wanita berkata: ‘Wahai Rasulullah jika diantara kami ada yang tidak memiliki pakaian, lalu bagaimana?’. Rasulullah bersabda: ‘Hendaknya temannya memakaikan sebagian pakaiannya‘” (HR. Abu Daud, no.1136. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud)

Salah satu faidah hadits ini adalah bahwa jilbab wanita muslimah itu semestinya lebar. Kalimat تلبسها صاحبتها طائفة من ثوبها dapat dimaknai juga ‘hendaknya temannya memakaikan sebagian pakaian yang dipakainya ‘. Sebagaimana kata Syaikh Ibnu Jibriin:

فهو يدل على أن الجلباب رداء واسع قد يستر المرأتين جميعًا

“Hadits ini menunjukkan bahwa jilbab itu berupa rida’ yang lebar, saking lebarnya terkadang bisa cukup untuk menutupi dua orang wanita sekaligus”

Al Qurthubi mengatakan:

الْجَلَابِيبُ جَمْعُ جِلْبَابٍ، وَهُوَ ثَوْبٌ أَكْبَرُ مِنَ الْخِمَارِ. وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ الرِّدَاءُ

“jalaabiib adalah jamak dari jilbab. Jilbab adalah pakaian yang lebih besar dari khimar. Dan diriwayatkan juga dari Ibnu ‘Abbas bahwa jilbab itu berupa rida'” (Tafsir Al Qurthubi, 14/234).

Demikianlah jilbab yang syar’i, yaitu lebar, yang lebarnya itu seolah-olah bisa cukup untuk menutupi dua wanita.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/21176-jilbab-syari-itu-lebar.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

E-book "Studi Ringkas Tentang Manhaj Salaf"

Karya Syaikh Abdul Qadir Al Arnauth
Diterjemahkan oleh Ust. Abu Salma Al Atsary

Читать полностью…

Muslim.or.id

DUKUNG DAKWAH MAHASISWA DI YOGYAKARTA

Yuk dukung dakwah untuk kalangan mahasiswa dengan mengajak mereka lebih tertarik belajar agama islam yang mulia.

YPIA serius menggarap dakwah mahasiswa melalui organisasi FKIM (Forum Kajian Islam Mahasiswa) dan FKKA (Forum Kajian Kemuslimahan Al Atsari).

FKIM dan FKKA berusaha mengumpulkan mahasiswa untuk duduk bersama menggali dan menerapkan bekal agama yang patut dimiliki dalam perjalanan seorang mahasiswa untuk terjun menjadi pemimpin di masa depan.

Donasi yang digalang akan dialokasikan untuk:

* Honor pembicara
* Honor sukarelawan pengurus
* Konsumsi rapat dan kajian, dan
* Operasional dakwah virtual (kuota internet, desain dan pengelolaan media sosial)

Berbagai Kegiatan yang dikelola:

FKIM (Forum Kajian Islam Mahasiswa)

* Mahad Cerdas Khusus Mahasiswa (diadakan virtual selama pandemi)
* Penerbitan eMagazine Uleenuha
* FKIM Talks

Akun Instagram: @fkimyogyakarta
Akun Facebook: FKIMJogja
Channel Youtube: FKIM Yogyakarta

FKKA (Forum Kajian Kemuslimahan Al-Atsari)

* Kajian Rutin Muslimah (Karumah) (diadakan virtual selama pandemi)
* Kajian Kitab kelas mulazamah, bersama ustaz Yulian Purnama, S. Kom.
* Pengelolaan perpustakaan Ceria
* Penerbitan Buletin Muslimah Zuhairoh

Akun Instagram: @kemuslimahan_ypia
Akun Facebook: fkkajogja

Klik link berikut untuk mendukung kami:
https://ypia.or.id/campaign/operasional-dakwah-mahasiswa

ATAU TRANSFER MANUAL

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

WAJIB KONFIRMASI

Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Makna dan Hukum Perkataan “Bi Abi wa Ummi”

Perkataan “bi abi wa ummi” jika banyak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan “demi ayahku dan ibuku”. Sehingga sekilas nampak seperti ucapan sumpah. Padahal kita mengetahui Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك

“Barangsiapa bersumpah atas nama selain Allah, maka ia telah kafir atau berbuat syirik.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Al-Baihaqi, disahihkan oleh Ahmad Syakir dalam Takhrij Musnad Ahmad 7: 199)

Di sisi lain, perkataan “bi abi wa ummi” terdapat dalam banyak hadis, digunakan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam dan para sahabat.

Tulisan ringkas berikut ini akan mengurai kerancuan seputar masalah perkataan tersebut.

[Hadis-hadis yang menyebutkan “bi abi wa ummi”]
Berikut ini beberapa hadis yang memuat perkataan “bi abi wa ummi”. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

ما رَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يُفَدِّي رَجُلًا بَعْدَ سَعْدٍ سَمِعْتُهُ يقولُ: ارْمِ فِدَاكَ أَبِي وأُمِّي

“Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan ayah bundanya sebagai tebusan, kecuali untuk Sa’ad bin Malik. Aku mendengar beliau berkata, ‘Lepas anak panahmu, ayah dan bundaku menjadi tebusannya.‘” (HR. Bukhari no. 2905 dan Muslim no. 2411).

Dari Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

مَن يَأْتِ بَنِي قُرَيْظَةَ فَيَأْتِينِي بخَبَرِهِمْ. فانْطَلَقْتُ، فَلَمَّا رَجَعْتُ جَمع لي رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أبَوَيْهِ فقالَ: فِداكَ أبِي وأُمِّي

‘Siapa yang dapat mendatangi Bani Quraizhah lalu membawa kabar mereka kepadaku?’ Maka, aku (Abdullah bin Az-Zubair) berangkat. Ketika aku kembali, aku dapati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan kedua orangtua beliau sebagai tebusan bagiku dengan mengatakan, ‘Bapak dan ibuku sebagai tebusan bagimu.’” (HR. Bukhari no. 3720)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

دَخَلْتُ الجَنَّةَ أوْ أتَيْتُ الجَنَّةَ، فأبْصَرْتُ قَصْرًا، فَقُلتُ: لِمَن هذا؟ قالوا: لِعُمَرَ بنِ الخَطَّابِ، فأرَدْتُ أنْ أدْخُلَهُ، فَلَمْ يَمْنَعْنِي إلَّا عِلْمِي بغَيْرَتِكَ قالَ عُمَرُ بنُ الخَطَّابِ: يا رَسولَ اللَّهِ، بأَبِي أنْتَ وأُمِّي يا نَبِيَّ اللَّهِ، أوَعَلَيْكَ أغارُ

“Ketika aku tidur, aku bermimpi diperlihatkan surga. Aku melihat ada istana. Aku pun bertanya, ‘Milik siapa istana ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini milik Umar bin Khathab.’ Kemudian aku pun ingin memasukinya dan tidaklah ada yang menghalangiku, kecuali ingatanku tentang semangatmu wahai Umar.’” Umar pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku menjadi tebusannya, semangatku adalah untuk membelamu.’” (HR. Bukhari no. 5226 dan Muslim no. 2394)

Dan hadis-hadis lainya yang sangat banyak, yang memuat perkataan “bi abi wa ummi” atau yang semakna dengannya.

[Makna perkataan “bi abi wa ummi”]
Perkataan “bi abi wa ummi” sebenarnya bukan perkataan sumpah. Karena bentuk lengkap dari perkaraan ini adalah

أفديك بأبي وأمي

/afdiika bi abi wa ummi/

“Aku jadikan ayah dan ibuku sebagai tebusan untukmu.”

Syekh Abdul Aziz bin Baz ketika ditanya apa makna “bi abi wa ummi”, beliau menjawab,

يعني أفديك بأبي وأمي، كلمة تقولها العرب في تعظيم المخاطب

“Maksudnya adalah ‘Aku jadikan ayah dan ibuku sebagai tebusan untukmu’. Ini adalah kalimat yang biasa diucapkan orang Arab untuk mengagungkan lawan bicaranya.” (Fatawa Ad-Durus, no. 40412)

Al-fida’ atau tebusan di sini maksudnya pengganti. Ibnu Faris mengatakan,

فدي : أن يُجعل شيءٌ مكان شيءٍ حمًى له

“Fadyun artinya menjadikan B sebagai pengganti dari A untuk melindungi A.” (Maqayis Al-Lughah, 4: 483)

Selengkapnya: https://muslim.or.id/84680-makna-dan-hukum-perkataan-bi-abi-wa-ummi.html

Ustadz Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hukum Haji dan Umroh Anak Kecil

Ada perbedaan pendapat ahli fikih tentang keabsahan umrah atau haji anak kecil. Mayoritas mereka menyimpulkan sahnya umrah dan haji anak kecil. Pendapat ini adalah pendapat yang kami yakini kebenarannya. Hal ini karena berdasar pada sebuah hadis yang sahih dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertemu dengan rombongan jamaah haji di sebuah tempat yang disebut Ar-Rouha’. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada rombongan tersebut,

من القوم ؟

“Siapakah kalian?“

قالوا : المسلمون ، من أنت ؟

Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang muslim, lantas siapa Anda?”

قال : أنا رسول الله

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Saya adalah Rasulullah.”

Lalu, ada seorang wanita mengangkat putranya yang masih kecil, memperlihatkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu wanita itu bertanya,

ألهذا حج ؟

“Ya Rasulullah, apakah hajinya anak ini sah?”

قال : نعم ولك أجر .

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Iya, dan anda mendapatkan pahala. (membantu hajinya anak ini, pent.)” (HR. Muslim)

Namun, apakah haji atau umrah anak kecil dapat menggugurkan kewajiban?

Artinya, hajinya sudah teranggap sebagai haji Islam atau haji yang telah menunaikan rukun Islam atau umrah yang telah menggugurkan kewajiban?

Jawabannya adalah tidak mengugurkan kewajiban haji atau umrahnya. Sehingga, saat ia telah dewasa dan ia mampu, maka ia wajib menunaikan haji atau umrah kembali untuk menunaikan rukun Islam haji dan menggugurkan kewajiban umrahnya. Karena seluruh ibadah wajib yang dilakukan oleh anak kecil, oleh syariat dianggap sebagai amalan sunah.

Sebagaimana keterangan dari Ibnul Mundzir rahimahullah,

وأجمعوا على أن المجنون إذا حج به ثم صح أو حج بالصبي ثم بلغ أن ذلك لا يجزيهما عن حجة الإسلام .

“Seluruh ulama sepakat bahwa orang gila atau anak kecil yang naik haji, kemudian dia sehat dari gilanya atau balig, maka hajinya tersebut tidak menggugurkan haji Islamnya (haji wajibnya, pent.).” (Al-Ijma’, hal. 212)

Lanjut baca: https://muslim.or.id/83525-hukum-umrah-atau-haji-anak-kecil.html

Ust. Ahmad Anshori, Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mengenal Sidratulmuntaha Lebih Dekat

Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/85143-sidratulmuntaha.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Berikut beberapa doa untuk menghilangkan pikiran kotor yang bisa kita amalkan

Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/85141-doa-menghilangkan-pikiran-kotor.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Didekati Orang Baik

Mungkin selama ini ada orang-orang baik yang bersabar mencoba mendekati anda sedikit-demi-sedikit, mendakwahi anda, dan mengajak anda untuk hijrah.

Namun anda selalu naik-turun, tarik-ulur, dan akhirnya anda memutuskan untuk menjauhi mereka.

Ketahuilah, bahwa mereka tidak rugi sama sekali dengan menjauhnya anda. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

“Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik” (QS. Yusuf: 90).

Bahkan semoga mereka termasuk umat terbaik karena telah berusaha berdakwah. Allah ta’ala berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran: 110).

Bahkan mereka mendapat banyak keutamaan. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya, serta semua makhluk di langit dan bumi, bahkan semut-semut dalam lubangnya serta ikan-ikan (di lautan), bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (HR At-Tirmidzi no. 2685, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Mereka mendapat ini semua, walaupun objek dakwahnya tetap tidak mendapat hidayah. Karena tentu hidayah taufik itu hanya di tangan Allah. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

” Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (QS. Al Qashash: 56).

Jadi, mereka tidak rugi sama sekali dengan menjauhnya anda.

Justru anda yang tidak bersabar dengan seruan dan dakwah mereka yang mengajak anda kepada kebaikan, dan anda lebih memilih sesuatu yang lebih enak dan lezat bagi hawa nafsu anda, andalah yang merugi. Allah ta’ala berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (QS. Al Kahfi: 28).

Lanjut baca: https://muslim.or.id/53957-didekati-orang-baik.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mari Bantu, Baru Terkumpul 100rb!

Yuk dukung dakwah untuk kalangan mahasiswa dengan mengajak mereka lebih tertarik belajar agama islam yang mulia.

YPIA serius menggarap dakwah mahasiswa melalui organisasi FKIM (Forum Kajian Islam Mahasiswa) dan FKKA (Forum Kajian Kemuslimahan Al Atsari).

FKIM dan FKKA berusaha mengumpulkan mahasiswa untuk duduk bersama menggali dan menerapkan bekal agama yang patut dimiliki dalam perjalanan seorang mahasiswa untuk terjun menjadi pemimpin di masa depan.

Qaddarallah, fundraising untuk operasional dakwah mahasiswa bulan ini baru terkumpul 100rb. Yok kita bantu!

Klik link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/operasional-dakwah-mahasiswa/

Atau melalui transfer manual:

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

WAJIB KONFIRMASI via WhatsApp ke nomor
082225979555

Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi

=====

Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
IG | FB | TG: @ypiaorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

BURUAN DAFTAR, KUOTA TERBATAS, GELOMBANG TERAKHIR
_
PENERIMAAN MAHASANTRI BARU
_ 2023-2024 M_
(15 MEI s.d. 5 Agustus 2023 M)
Kuota 40 Mahasantri Asrama & 160 Mahasantri Non Asrama
.
Pesantren Tahfidz An-Naba
Suro, Banyumas, Jawa Tengah
.
PROGRAM PENDIDIKAN
1. REGULER – S1 Pendidikan Bahasa Arab
2. Non REGULER – I’dad Huffadz & I’dad Lughowi.
.
KEUNGGULAN
 Kurikulum standar dalam & luar negeri
 Didukung pengajar yang berkompeten
 Suasana belajar khas pedesaan.
 Didukung sarana & prasarana yang representatif (Masjid Uk. 17x17 m², Lapangan olahraga, Asrama)
 Berkesempatan mengikuti program magang di sekolah internasional di Malaysia (Bagi yang berhak & mampu).

PENDAFTARAN
 Online : https://bit.ly/PMBAnnaba_2023

Penasaran? Pingin info lebih lanjut? Hub:
wa.me/6281347106451
Ustadz Abu Yazid Nurdin

Читать полностью…

Muslim.or.id

📜 Telaah Seputar Hakimiyah

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam mukadimah Syarah Aqidah Ahlussunnah (hal. 22) menyinggung suatu bentuk kekeliruan dalam memahami tauhid.

Sebagian orang membuat pembagian tauhid yang menyelisihi metode para ulama salaf. Mereka menambahkan jenis tauhid - di luar pembagian tauhid menjadi 3 yang sudah ma'ruf di kalangan ulama - dengan istilah tauhid hakimiyah.

🎙 Penambahan jenis tauhid ini menunjukkan bahwa mereka tidak memahami makna jenis-jenis tauhid yang sudah ada. Sebab hakimiyah dalam arti Allah sebagai hakim atau penentu hukum merupakan bagian dari tauhid rububiyah. Adapun ditinjau dari sisi kewajiban berhukum dengan hukum Allah maka itu adalah bagian dari tauhid ibadah atau tauhid uluhiyah...

🖥 Di sisi lain, banyak orang yang menganut pembagian baru semacam ini menggunakan istilah tauhid hakimiyah ini sebagai kedok untuk memberontak kepada penguasa dengan alasan penguasa tidak mau tunduk kepada hukum-hukum Allah...

Dalam tataran praktis kita juga melihat fenomena pembagian tauhid versi baru ini ternyata juga dimunculkan oleh sebagian tokoh ormas di tanah air dengan istilah tauhid mulkiyah dan tauhid rahamutiyah, bahkan sebelum itu mereka juga menelorkan istilah tauhid sosial... Perilaku semacam ini pun berimbas kepada dunia dakwah kampus... Oleh sebab itu perlu bagi rekan-rekan penggerak dakwah untuk lebih bersemangat lagi dalam menyebarkan dakwah tauhid yang haq ini kepada masyarakat secara umum dan kaum mahasiswa secara khusus...

📽 Faidah ini disiarkan
Oleh Channel telegram Keluarga Alumni Al-Atsari

Bersama merawat dakwah
Bersama menuju Jannah...

/channel/alumniypia

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tundukkan Hawa Nafsu Demi Ikut Dalil

Orang-orang yang beriman meyakini Al Qur’an dan As Sunnah adalah kebenaran hakiki, tidak ada keraguan di dalamnya. Maka wajib menundukkan hawa nafsu untuk tunduk kepada kebenaran yang hakiki tersebut.

Al Qur’an dan As Sunnah adalah kebenaran
Al Qur’an adalah petunjuk bagi manusia. Allah Ta’ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS. Al Baqarah: 185).

Jika Al Qur’an adalah petunjuk, maka ia pasti benar. Tidak mungkin Allah Ta’ala memberikan manusia petunjuk yang simpang-siur dan tidak mutlak benarnya. Tidak ada keraguan tentang kebenaran Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman:

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (QS. Al Baqarah: 2).

Selain Al Qur’an, Allah juga menjadikan As Sunnah sebagai petunjuk, Allah Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ

“dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu” (QS. Al Baqarah: 231).

Allah ta’ala juga berfirman:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (QS. Al Ahzab: 21).

Allah ta’ala juga berfirman:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya” (QS. Al Hasyr: 7).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

تركتُ فيكم أمريْنِ لن تضلُّوا ما تمسَّكْتُم بهما : كتابَ اللهِ وسُنَّةَ رسولِه

“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang membuat kalian tidak akan sesat jika berpegang teguh padanya: Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya” (HR. Malik 2/889, dihasankan Al Albani dalam Takhrij Al Misykah no. 184).

Solusi Dari Semua Masalah Adalah Kembali Pada Al Qur’an dan As Sunnah
Jika Al Qur’an dan As Sunnah adalah petunjuk bagi manusia, maka keduanya juga merupakan solusi dari semua masalah dan perselisihan di dunia ini. Allah Ta’ala berfirman:

يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa: 59).

Selengkapnya: https://muslim.or.id/47063-tundukan-hawa-nafsu-demi-ikut-dalil.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Dua Hal Yang Menjauhkan Kita Dari Al Qur'an

Saudaraku, pernahkah engkau meluangkan waktu khusus dengan Al-Qur’anmu? Bersuci sebelum menyentuhnya? Bersiwak sebelum melantunkannya? Dan berniat untuk mendapatkan rida Allah sebelum membaca dan mentadabburinya? Kemudian, pernahkah engkau bertekad untuk dirimu sendiri bahwa setiap kata yang engkau lantunkan dari kalimat-kalimat Allah itu terlebih dahulu engkau pahami maknanya dan memperdalam tafsirnya sebelum beranjak ke ayat-ayat berikutnya?

Saudaraku, jika engkau belum pernah melakukannya, maka mulai saat ini didiklah diri untuk mengamalkannya. Bulan suci Ramadan telah berlalu. Kita begitu sangat antusias berinteraksi dengan Al-Qur’an di bulan mulia tersebut. Akan tetapi, adakah kita berkomitmen untuk menjaga interaksi itu di bulan-bulan lainnya? Bukankah tanda amalan diterima adalah mudahnya kita melakukan amalan-amalan saleh setelahnya?

Ajaibnya Al-Qur’an
Al-Qur’an ketika dibawa oleh Malaikat Jibril, maka beliau ‘alaihissalam menjadi sebagai sayyidul malaikah (Pemimpin para malaikat). Ketika Al-Qur’an turun di kota Makkah dan Madinah, maka jadilah kota tersebut sebagai tempat paling suci bagi umat. Ketika Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka jadilah beliau sebagai sayyidul anbiya’ (pemimpin para nabi). Ketika Al-Qur’an diturunkan di bulan Ramadan, maka jadilah bulan tersebut sebagai sayyidul asyhur (bulan paling utama). Dan ketika Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatulqadar, maka jadilah malam tersebut lebih baik dari seribu bulan. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana pula jika Al-Quran itu ada di hati kita?

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (kepada orang lain).” (HR. Bukhari no. 4739)

Syekh Syamsuddin Al-Barmawi menjelaskan tentang maksud hadis di atas dengan berkata,

“Bahwa sebaik-baik manusia yang dimaksudkan dalam hadis tersebut adalah mereka yang hanya mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an, bukan selainnya. Karena, apabila sebaik-baik ‘kalam’ adalah ‘kalam’ Allah Ta’ala, maka begitu pula dengan sebaik-baik manusia setelah para nabi adalah mereka yang menyibukkan diri dengan Al-Qur’an.” (Lihat Kitab Al-Lami’ As-Shabih Bi Syarhi Al-Jami’ As-Shahih, Nomor 13: 129 )

Saudaraku, renungkanlah! Ketika kita membaca Al-Qur’an, mentadabburinya, menghafalnya, dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang termaktub dalam kandungannya? Bukankah engkau akan menjadi hamba Allah yang terpuji?

Baca juga: Keutamaan Membaca Al Qur’an

Hal yang membuat kita jauh dari Al-Qur’an
Pertama: Belum mengenali Al-Qur’an
Ketertarikan kita terhadap sesuatu tentu saja karena kita mengenal dan mengetahui dengan baik apa yang kita sukai tersebut. Begitu pula dengan Al-Qur’an, bagaimana kita dapat mencintai kitab suci mulia ini jika kita belum mengenal dan mengetahui dengan pemahaman yang baik tentang Al-Qur’an?!

Oleh karenanya, hal pertama kali yang wajib kita yakini adalah bahwasanya Al-Qur’an adalah kalamullah sebagaimana firman-Nya,

الر ۚ كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ

“Alif lam ra, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana lagi Mahatahu.” (QS. Hud: 1)

Bagaimana perasaan kita jika membaca kalimat-kalimat yang bersumber langsung dari Allah Ta’ala Rabbul ‘Alamin?! Di dalamnya terdapat petunjuk bagi umat manusia. Bukankah dengan hanya mendengarnya saja, seorang yang beriman hatinya akan bergetar?!

Maka, mengenal Al-Qur’an melalui jalan pemahaman para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum adalah bagian dari cara agar kita tidak jauh dari Al-Qur’an.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/84861-2-hal-yang-menjauhkan-kita-dari-al-quran.html

Fauzan Hidayat

Читать полностью…

Muslim.or.id

Lima Amalan yang Pahalanya Setara dengan Ibadah Haji

Haji merupakan amalan ibadah yang paling utama setelah jihad di jalan Allah Ta’ala. Amal ibadah yang membutuhkan harta, kesehatan, dan persiapan yang matang untuk melaksanakannya. Terlebih lagi di Indonesia, haji membutuhkan masa tunggu yang tidaklah sebentar. Di sebagian daerah, bahkan kita dapati memiliki masa tunggu sampai 30 tahun lamanya.

Tidak mengherankan bila kita sering mendengar seseorang telah Allah Ta’ala panggil dan Allah wafatkan terlebih dahulu, sedangkan ia belum sempat melaksanakan haji yang didambakannya. Selain faktor masa tunggu yang lama, kondisi badan yang tak lagi prima, dan keterbatasan harta, juga menjadi penghalang seseorang sehingga ia belum dimampukan untuk melaksanakannya.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya telah mensyariatkan beberapa amal ibadah yang jika dilakukan oleh seorang hamba, maka pahalanya dapat menyamai pahala haji ataupun umrah. Amalan-amalan yang perlu untuk kita ketahui, lalu kita amalkan. Sehingga bisa menjadi tabungan amal kita di akhirat nanti.

Perlu kita garis bawahi, amalan-amalan yang setara dengan ibadah haji ini, maka maksudnya adalah setara dalam hal pahala dan balasan, bukan pada pengesahan, pencukupan, dan pengguguran kewajiban sebuah ibadah. Kewajiban haji tidak akan gugur dari seseorang yang telah mampu serta tidak memiliki penghalang, meskipun ia telah melakukan amalan-amalan yang pahalanya setara dengan ibadah haji ini.

Saat seseorang benar-benar sudah tidak mampu melaksanakan ibadah haji karena adanya penghalang baik itu karena sakit, adanya wabah, ataupun penghalang-penghalang lainnya, maka melakukan amalan-amalan yang pahalanya setara dengan pahala ibadah haji ini lebih ditekankan untuk dilakukan. Lalu, amalan apa saja yang akan memberikan seorang hamba pahala yang setara dengan pahala ibadah haji ini?

Pertama: Niat yang tulus untuk menunaikan ibadah haji
Niat yang tulus memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ibadah seorang hamba. Diriwayatkan dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

كُنَّا مع النَّبيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ في غَزَاةٍ، فَقالَ: إنَّ بالمَدِينَةِ لَرِجَالًا ما سِرْتُمْ مَسِيرًا، وَلَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا، إلَّا كَانُوا معكُمْ؛ حَبَسَهُمُ المَرَضُ. وفي رواية: إلَّا شَرِكُوكُمْ في الأجْرِ

“Kami berada bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam suatu peperangan. Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya di Madinah itu ada beberapa orang lelaki yang kalian tidaklah menempuh suatu perjalanan dan tidak pula menyeberangi suatu lembah, melainkan orang-orang tadi ada besertamu (yakni sama-sama memperoleh pahala). Mereka itu terhalang oleh sakit (maksudnya uzur karena sakit, sehingga andaikan tidak sakit pasti ikut berperang).’”

Dalam salah satu riwayat dijelaskan, “Melainkan mereka (yang tertinggal dan tidak ikut berperang) berserikat denganmu dalam hal pahala.” (HR. Muslim no. 1911)

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan,

“Di dalam hadis ini terdapat keutamaan niat untuk melakukan kebaikan. Dan sesungguhnya bagi siapapun yang berniat ikut berperang ataupun melakukan amal kebaikan lainnya, lalu ia mendapati uzur yang menghalanginya (dari melakukan amal tersebut), maka ia tetap mendapatkan pahala atas apa yang telah ia niatkan.” (Syarh Shahih Muslim)

Di hadis yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan hal yang semakna,

من سألَ اللَّهَ الشَّهادةَ صادقًا بلَّغَه اللَّهُ منازلَ الشُّهداءِ وإن ماتَ علَى فراشِه

“Barangsiapa memohon dengan jujur kepada Allah agar mati syahid, maka Allah akan sampaikan ia kepada kedudukan para syuhada walaupun ia mati di atas ranjangnya.” (HR. Abu Dawud no. 1520)

Sungguh Allah Ta’ala tidak akan membiarkan niat tulus yang datang dari seorang dalam hal ibadah dan amal. Allah Ta’ala menilai seseorang berdasarkan apa yang ada di hatinya dan apa yang diniatkannya.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/84818-lima-amalan-yang-pahalanya-setara-dengan-ibadah-haji.html

Ust. Muhammad Idris, Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Buletin Attauhid adalah buletin artikel islami yang telah terbih sejak tahun 2004 dan masih rutin terbit hingga kini.

Artikel buletin At Tauhid dirancang dengan terkurikulum dan disajikan dalam bentuk buletin virtual dan disebarkan ke ribuan pelanggan terdaftar yang berada di seluruh indonesia melalui media sosial.

InsyaAllah setelah musim pandemi berakhir, Buletin At-Tauhid akan kembali menerbitkan versi cetak dan didistribusikan kembali ke masjid di kota Yogyakarta dan sekitarnya.

Donasi operasional buletin At-Tauhid diperuntukkan khusus untuk:

1. Honor pengurus
2. Honor penulis, desainer, editor video, dan layouter
3. Operasional rapat koordinasi, konsumsi dan administrasi
4. Pulsa HP narahubung
5. Ongkos kirim luar kota
6. Cetak bundel buletin tahunan

Buletin At-Tauhid merupakan buletin dakwah yang disebarkan secara rutin setiap pekan. Materi yang disampaikan difokuskan pada pembenahan aqidah kaum muslimin dan penanaman Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana motonya ‘Memurnikan Aqidah, Menebarkan Sunnah’.

Buletin ini disebarkan ke berbagai masjid yang ada di Yogyakarta (sekitar 150 masjid) setiap hari Jum’at sebanyak 15000 eksemplar (atau setara dengan 30 Rim). Jumlah ini masih terhitung kecil dibandingkan dengan 5000 masjid yang ada di Yogyakarta.

Alhamdulillah, sekarang ini buletin sudah memasuki tahun kedelapan. Meskipun demikian, masalah klasik masih saja dihadapi yaitu kendala pendanaan yang sangat terbatas dikarenakan tidak adanya donatur tetap untuk kegiatan ini dan pemasukan infak yang kecil dan tidak menentu.

Sedekah jariyah melalui buletin at Tauhid:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-buletin-at-tauhid/

ATAU TRANSFER MANUAL

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

WAJIB KONFIRMASI

Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bahaya Takhbib: Merusak Rumah Tangga Orang Lain

Merusak rumah tangga orang lain merupakan dosa besar, menyebabkan rumah tangga pasangan muslim menjadi hancur dan tercerai-berai. Perlu diketahui bahwa prestasi terbesar bagi Iblis adalah merusak rumah tangga seorang muslim dan berujung dengan perceraian, sehingga hal ini termasuk membantu mensukseskan program Iblis.

Perhatikan hadits berikut, Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813)

Rusaknya rumah tangga dan perceraian sangat disukai oleh Iblis. Hukum asal perceraian adalah dibenci, karenanya ulama menjelaskan hadits peringatan akan perceraian

Al-Munawi menjelaskan mengenai hadits ini,

إن هذا تهويل عظيم في ذم التفريق حيث كان أعظم مقاصد اللعين لما فيه من انقطاع النسل وانصرام بني آدم وتوقع وقوع الزنا الذي هو أعظم الكبائر

“Hadits ini menunjukan peringatan yang sangat menakutkan tentang celaan terhadap perceraian. Hal ini merupakan tujuan terbesar (Iblis) yang terlaknat karena perceraian mengakibatkan terputusnya keturunan. Bersendiriannya (tidak ada pasangan suami/istri) anak keturunan Nabi Adam akan menjerumuskan mereka ke perbuatan zina yang termasuk dosa-dosa besar yang paling besar menimbulkan kerusakan dan yang paling menyulitkan” (Faidhul Qadiir II/408)

Merusak rumah tangga seorang muslim disebut dengan “takhbib”. Hal ini merupakan dosa yang sangat besar, selain ada ancaman khusus, ia juga telah membantu Iblis untuk mensukseskan programnya menyesatkan manusia.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/36777-bahaya-takhbib-merusak-rumah-tangga-orang-lain.html

Ust. dr. Raehanul Bahraen

Читать полностью…

Muslim.or.id

JALAN KEBENARAN HANYA SATU

Pernahkah kita memikirkan bahwa hidup ini hakekitnya adalah perjalanan? Pernahkah kita merenungkan hidup di dunia ini tidak lain adalah sebuah perjalanan menuju kepada Allah Ta`ala?

Tidakkah Anda mengingat sabda Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wa sallam:

كلّ الناسِ يغدو؛ فبائعٌ نَفسَه فمُعتِقها أو موبِقها

“Setiap hari semua orang melakukan perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan dirinya! Ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang mencelakakannya!” (Hadits Riwayat Imam Muslim).

Oleh karena itu Allah dalam firman-Nya menjelaskan,

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ

Pada hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat (Asy-Syu’araa`: 88-89).

Dan Allah Ta’ala berfirman pula:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dalam beribadat kepada Tuhannya” (Al-Kahfi: 110).

Memang demikianlah hidup ini, yang diharap dan yang dituju adalah Allah Ta’ala, berjumpa dengan-Nya, menghadap kepada-Nya dan melihat wajah-Nya serta untuk meraih ridha-Nya.

[Jalan hidup yang benar hanya ada satu]
Suatu saat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkisah,

خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هذه سبل و عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah’, kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu,’ kemudian beliau membaca,

{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}

‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya’” ([Al An’am: 153] Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad dan yang lainnya)

Para imam tafsir menjelaskan bahwa pada ayat ini, Allah Tabaraka wa Ta’ala menggunakan bentuk jamak ketika menyebutkan jalan-jalan yang dilarang manusia mengikutinya, yaitu {السُّبُلَ}, dalam rangka menerangkan cabang-cabang dan banyaknya jalan-jalan kesesatan. Sedangkan pada kata tentang jalan kebenaran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan bentuk tunggal dalam ayat tersebut, yaitu {سَبِيلِهِ}. karena memang jalan kebenaran itu hanya satu, dan tidak berbilang. (Sittu Duror, hal.52).

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Dan ini disebabkan, karena jalan yang mengantarkan (seseorang) kepada Allah hanyalah satu. Yaitu sesuatu yang dengannya, Allah mengutus para Rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya. Tiada seorangpun yang dapat sampai kepada-Nya, kecuali melalui jalan ini” (Sittu Duror, hal.53).

Selengkapnya: https://muslim.or.id/25459-jalan-kebenaran-hanya-satu-1.html

Ust. Sa'id Abu Ukkasyah

Читать полностью…

Muslim.or.id

MANAJEMEN TAKUT

Di antara kesempurnaan akidah Islam ialah ia memberikan tuntunan yang jelas dan gamblang bagi seorang muslim dalam mengelola hati dan perasaan. Para ulama kita menjelaskan bahwa barangsiapa yang beribadah kepada Allah dengan takut, harap, dan cinta, maka itulah orang bertauhid yang sejati. Tidak boleh meninggalkan salah satunya. Ketiga amalan hati ini harus ada.

Dalam mengelola rasa takut, maka perlu diketahui bahwa rasa takut kepada Allah itu ada yang terpuji dan ada yang tercela. Rasa takut yang terpuji apabila ia menghalangi dari melakukan keharaman atau ia meninggalkan kewajiban. Adapun rasa takut yang membuat putus asa dari rahmat Allah dan tidak mau bertaubat (karena sudah terlanjur hanyut dalam lautan dosa), maka ini adalah rasa takut yang tercela.

Para ulama menggambarkan rasa takut dan harapan itu laksana dua belah sayap seekor burung. Burung itu tidak bisa terbang apabila hanya memiliki satu sayap. Oleh sebab itu, kedua “sayap” ini, yaitu takut dan harap harus ada dalam diri seorang mukmin. Apabila rasa takut terlalu mendominasi sehingga mencabut harapan, maka timbullah rasa putus asa. Sebaliknya, apabila harapan terlalu mendominasi dan menghilangkan rasa takut, maka akan membuat orang merasa aman dari makar Allah. Kedua hal tadi, yaitu berputus asa dari rahmat Allah dan merasa aman dari makar Allah adalah termasuk dosa besar.

Allah berfirman,

وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلاَّ الضَّآلُّونَ

“Dan tidaklah berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang tersesat.” (QS. Al-Hijr : 56)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أكبر الكبائر الإشراك بالله، والأمن من مكر الله، والقنوط من رحمة الله، واليأس من روح الله

“Dosa besar yang paling besar di antaranya adalah berbuat syirik kepada Allah, merasa aman dari makar Allah, berputus asa dari rahmat Allah, dan habis harapan terhadap pertolongan Allah.” (HR. Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Rasa takut yang terpuji adalah yang menghalangi pemiliknya dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Apabila melampaui batasan ini, maka dikhawatirkan ia akan terjatuh pada sikap putus asa.” (Madarijus Salikin, 2/184)

Ibnu Tamiyah rahimahullah berkata,

الخوف المحمود ما حجزك عن محارم الله

“Rasa takut yang terpuji adalah yang menghalangimu dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah.” Sebagaimana dinukil oleh Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin (2/184)

Allah memuji orang yang merasa takut kepada-Nya. Di antaranya Allah berfirman,

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ

“Bagi orang yang takut terhadap kedudukan Rabbnya, maka dia akan mendapatkan dua buah surga.” (QS. Ar-Rahman : 46)

Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas yang menafsirkan maksud dari ayat ini, “Orang itu merasa takut kemudian dia pun bertakwa. Orang yang benar-benar takut ialah yang melakukan ketaatan kepada Allah dan meninggalkan maksiat kepada-Nya.”

Mujahid menafsirkan,

هو الرجل يهم بالذنب، فيذكر مقام ربه فينـزع

“Dia adalah seorang yang bertekad untuk melakukan suatu dosa, lalu dia pun ingat terhadap kedudukan Rabbnya, lantas dia pun meninggalkannya (tidak jadi melakukannya).” (Asar ini juga dinukil oleh Ibnu Jarir dalam Tafsir-nya)

Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,

فالخوف إذا عظم واشتد أوجب على الخائف أداء فرائض الله، وترك محارم الله، والمسارعة إلى كل خير؛ فلهذا صار في المنزلة العالية في الجنة

“Rasa takut apabila besar dan kuat dalam hati, niscaya akan menjadikan orang yang takut itu untuk menunaikan kewajiban dari Allah dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah serta bersegera dalam menuju segala kebaikan. Oleh sebab itu, dia akan mendapat kedudukan yang tinggi di dalam surga.” (sumber : Fatawa Nur ‘ala Darb)

LANJUT BACA: https://muslim.or.id/84717-manajemen-takut.html

Ust. Abu Mushlih Ari Wahyudi

Читать полностью…

Muslim.or.id

AGAR KENANGANNYA TENTANG JOGJA MENJADI INDAH DAN BERMAKNA

Apakah kamu memiliki setangkup rindu yang ingin segera ditebus di kota ini?

Yogyakarta, seperti apa wajah kerinduanmu pada kota ini akan tergantung dari bagaimana kamu menjalani hari-hari di sini

Ada yang datang untuk mencari penghidupan, pada pula yang datang untuk mencari penghiburan

Bahkan ada pula yang datang sejenak untuk berhenti lalu kemudian melanjutkan perjalanannya kembali

Ada satu hal yang Jogja membuat kepingan kenanganmu di Jogja ini menjadi bingkai kerinduan yang akan selalu manis untuk diingat kembali

Duduk bersimpuh bersama teman-teman yang shalih untuk mengkaji Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih adalah bunga kerinduan yang akan selalu harum di dalam bingkai kenangan tentang kota Jogja

Mari terus bantu YPIA Yogyakarta hadirkan majelis-majelis ilmu syar'i di kota ini

*DUKUNGAN MULAI RP10.000 UNTUK SEMARAKKAN DAKWAH SUNNAH DI INDONESIA*

Salurkan dukungan anda melalui rekening resmi YPIA Yogyakarta

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

WAJIB KONFIRMASI

Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…
Подписаться на канал