muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

REPORTASE DAURAH PENGGERAK DAKWAH YOGYAKARTA BAGIAN 2

PLAY VIDEO https://youtu.be/nmzw_xhmrpg

Beberapa waktu lalu YPIA menginisiasi pertemuan antara berbagai lembaga dakwah di Yogyakarta untuk saling mengenal, mempererat persaudaraan, saling mendukung dan menguatkan

MARI BERSAMA YPIA MENGGERAKKAN DAKWAH SUNNAH DI INDONESIA

Dengan berdonasi melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

UPDATE DONASI UNTUK WEBSITE DAKWAH SUNNAH

Periode Januari 2023

Terkumpul 90 paket
Kebutuhan 850 paket

1 paket Rp 20.000

BANTU OPERASIONAL MUSLIM.OR.ID DAN MUSLIMAH.OR.ID

Dengan jutaan kunjungan setiap bulannya, kedua website dakwah sunnah ini menjadi salah satu aset penting bagi kaum muslimin di Indonesia

Kami mengajak anda untuk ikut serta dalam menggerakkan dakwah Islam yang bersumber dari Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih melalui media online yang sudah lebih dari 17 tahun berkontribusi bagi kaum muslimin

CARA MENYALURKAN DONASI

Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/



Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Landasan dan Langkah Mewujudkan Persatuan

Persatuan kaum muslimin di atas al haq dan larangan berpecah-belah, merupakan prinsip yang agung dalam agama Islam. Namun layak disesalkan, kenyataan yang nampak di kalangan kaum muslimin berbeda dengan ajaran agama yang suci ini. Maka di sini, kami sampaikan sebagian keterangan agama mengenai masalah besar ini. Semoga bermanfaat untuk kita.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara”. (QS Ali Imran:103)

Ibnu Jarir Ath Thabari berkata tentang tafsir ayat ini: Allah Ta’ala menghendaki dengan ayat ini, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah yang telah Dia perintahkan, dan (berpeganglah kamu semuanya) kepada janjiNya yang Dia (Allah) telah mengadakan perjanjian atas kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan dan kesepakatan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah. [Jami’ul Bayan 4/30.]

Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata,“Dia (Allah) memerintahkan mereka (umat Islam) untuk berjama’ah dan melarang perpecahan. Dan telah datang banyak hadits, yang (berisi) larangan perpecahan dan perintah persatuan. Mereka dijamin terjaga dari kesalahan manakala mereka bersepakat, sebagaimana tersebut banyak hadits tentang hal itu juga. Dikhawatirkan terjadi perpecahan dan perselisihan atas mereka. Namun hal itu telah terjadi pada umat ini, sehingga mereka berpecah menjadi 73 firqah. Diantaranya terdapat satu firqah najiyah (yang selamat) menuju surga dan selamat dari siksa neraka. Mereka ialah orang-orang yang berada di atas apa-apa yang ada pada diri Nabi n dan para sahabat beliau.” [Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim, surat Ali Imran:103.]

Al Qurthubi berkata tentang tafsir ayat ini,“Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan persatuan dan melarang dari perpecahan. Karena sesungguhnya perpecahan merupakan kebinasaan dan al jama’ah (persatuan) merupakan keselamatan.” [Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/159.]

Al Qurthubi juga mengatakan,“Maka Allah Ta’ala mewajibkan kita berpegang kepada kitabNya dan Sunnah Nab-iNya, serta -ketika berselisih- kembali kepada keduanya. Dan memerintahkan kita bersatu di atas landasan Al Kitab dan As Sunnah, baik dalam keyakinan dan perbuatan. Hal itu merupakan sebab persatuan kalimat dan tersusunnya perpecahan (menjadi persatuan), yang dengannya mashlahat-mashlahat dunia dan agama menjadi sempurna, dan selamat dari perselisihan. Dan Allah memerintahkan persatuan dan melarang dari perpecahan yang telah terjadi pada kedua ahli kitab”. (Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/164)

Beliau juga mengatakan,“Boleh juga maknanya, janganlah kamu berpecah-belah karena mengikuti hawa nafsu dan tujuan-tujuan yang bermacam-macam. Jadilah kamu saudara-saudara di dalam agama Allah, sehingga hal itu menghalangi dari (sikap) saling memutuskan dan membelakangi.” (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/159).

Asy Syaukani berkata tentang tafsir ayat ini,“Allah memerintahkan mereka bersatu di atas landasan agama Islam, atau kepada Al Qur’an. Dan melarang mereka dari perpecahan yang muncul akibat perselisihan di dalam agama.” (Fahul Qadir 1/367).

Lanjut baca: https://muslim.or.id/7692-landasan-dan-langkah-mewujudkan-persatuan.html

Ust. Muslim Atsary

===

Muslim.or.id dan muslimah.or.id sudah lebih dari 15 tahun berkontribusi dalam menggerakkan dakwah sunnah melalui media online

SALURKAN PAKET DONASI ANDA KAPAN SAJA

Donasi melalui website https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

FIKIH SEPUTAR MAKMUM MASBUQ

Makmum masbuq adalah orang yang tidak memulai shalat bersama imam. Ada beberapa pembahasannya yang terkait dengan makmum masbuq, diantaranya:

Batasan Teranggap Mendapatkan Raka’at

Jumhur ulama mengatakan bahwa seseorang yang shalat dianggap idrak ar rak’ah (mendapatkan rakaat) dalam shalat jama’ah jika ia mendapati rukuk bersama imam. Diantara dalilnya adalah hadits Abu Bakrah Nafi’ bin Al Harits radhiallahu’anhu:

أنَّهُ انْتَهَى إلى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وهو رَاكِعٌ، فَرَكَعَ قَبْلَ أنْ يَصِلَ إلى الصَّفِّ، فَذَكَرَ ذلكَ للنبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَقالَ: زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا ولَا تَعُدْ

“Ia mendapati Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam keadaan rukuk, maka ia pun rukuk sebelum ia berjalan masuk ke shaf. Maka hal ini pun disampaikan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: semoga Allah menambahkan semangat kepadamu wahai Abu Bakrah, namun shalatmu tidak perlu diulang” (HR. Bukhari no.783).

Dalam hadits ini, Nabi shallallahu’alaihi wasallam tidak memerintahkan Abu Bakrah untuk mengulang shalatnya, menunjukkan shalatnya Abu Bakrah sah. Dalam hal ini sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa jika seseorang mendapatkan i’tidal bersama imam maka ia mendapatkan ra’kaat. Ini pendapat yang lemah berdasarkan hadits Abu Bakrah di atas, dan juga hadits berikut ini. Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَدْرَكَ الرُّكُوعَ فَقَدْ أَدْرَكَ الرَّكْعَةَ

“Barangsiapa mendapati rukuk, maka ia mendapatkan raka’at” (HR. Abu Daud, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil no. 496).

Jelas dalam hadits ini menyebutkan rukuk bukan i’tidal. Dan rakaatnya orang yang masbuq tetap sah ketika ia mendapati rukuk, walaupun tidak membaca al Fatihah. Maka ini adalah pengecualian dari keumuman hadits:

لا صلاةَ لمن لم يقرأْ بفاتحةِ الكتابِ

“tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (surat al Fatihah)” (HR. Al Bukhari 756, Muslim 394).

Namun al idrak (dapat rakaat) di sini ada 3 syarat. Disebutkan oleh Ibnu Badran rahimahullah:

الإدراك له ثلاثة شروط: أن يكبر المأموم قائما, و أن يركع و الإمام راكع, و أن لا يشك في أن ركوعه كان في حال ركوع الإمام أو في حال رفعه من الركوع

“Al idrak (dapat rakaat) ada 3 syarat: [1] makmum bertakbir dalam keadaan berdiri (sempurna), [2] dan dia rukuk ketika imam masih rukuk, [3] dan ia tidak ragu apakah rukuknya tersebut ketika imam masih rukuk juga ataukah ketika imam sudah mulai berdiri” (Hasyiyah ‘ala Akhsharil Mukhtasharat, 120).

Jika syarat nomor 1 tidak terpenuhi, shalat tidak sah. Jika syarat nomor 2 atau 3 tidak terpenuhi, maka belum dapat rakaat.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/53602-fikih-seputar-makmum-masbuq.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Jalan yang Harus Ditempuh oleh Penuntut Ilmu
Fatwa Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:

ما هي الطريقة الصحيحة التي يجب أن يتبعها طالب العلم الشرعي حتى يصل إلى ما يريده من إرضاء الله سبحانه وتعالى، وكسب العلم المفيد والنافع له وللمسلمين، وما هي العوامل التي تساعد الطالب على الحفظ ورسوخ المسائل في ذهنه وعدم النسيان؟

Apakah cara yang benar yang wajib untuk ditempuh oleh penimba ilmu syar’i sehingga dia bisa sampai pada tujuan yang dia kehendaki, yaitu guna mendapatkan rida Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan meraih ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya sendiri dan kaum muslimin? Dan apakah faktor-faktor yang membantu penimba ilmu untuk menghafal dan memperkuat permasalahan (ilmu) di dalam pikirannya sehingga tidak mudah lupa?

Jawaban:

أعظم الأسباب، أن تتقي ربك بطاعته وترك معصيته، والإخلاص له وسؤاله التوبة والعون والتوفيق، ثم العناية بالدروس والمذاكرة، وحفظ الوقت؛ فإن هذا من أعظم الأسباب.

ومن أسباب ذلك أيضاً المذاكرة مع الزملاء، والحرص على الفائدة؛ حتى يستقر العلم، فلا تكتف بمطالعتك والدرس مع الأستاذ، بل مع هذا المذاكرة مع الزملاء الطيبين فيما أشكل عليك حتى يستقر في ذهنك العلم.


Sebab paling utama adalah hendaknya anda bertakwa kepada Rabbmu, meninggalkan maksiat kepada-Nya, ikhlas dalam beramal karena-Nya, memohon ampunan, bantuan, dan taufik. Kemudian hendaknya memberikan perhatian besar kepada pelajaran, mudzakarah (saling mengingat materi), dan memelihara waktu. Maka, ini termasuk sebab paling utama untuk itu.

Dan di antara sebab yang lain adalah dengan ber-mudzakarah (mengulang materi pelajaran) bersama teman-teman serta bersemangat untuk mencari faedah sehingga ilmu itu akan menetap dan kokoh. Maka, jangan mencukupkan diri hanya dengan muthala’ah (mengkaji buku) dan belajar bersama ustaz (guru). Bahkan, hendaknya hal itu juga disertai dengan mudzakarah bersama teman-teman yang baik (rajin) dan saleh dalam hal-hal yang dirasa sulit dipahami bagimu, sehingga dengan cara itu ilmu akan lebih kokoh tertancap dalam pikiranmu.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/81832-fatwa-ulama-jalan-yang-harus-ditempuh-oleh-penuntut-ilmu.html

Ust. Ari Wahyudi

Читать полностью…

Muslim.or.id

MUNGKIN KAMU BELUM CINTA SAAT MEMBERSAMAI BAHASA ARAB

PLAY VIDEO https://youtu.be/EwNeXidrOfg

Buat yang masih dalam perjalanan memperjuangkan kemampuan bahasa arabnya silakan simak nasihat ustadz Rizki Amipon Dasa hafidzahullah berikut

KAMU SEKARANG BISA BELAJAR BAHASA ARAB DARI DASAR SECARA ONLINE MAUPUN OFFLINE DI MA'HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA

Mari dukung program-program dakwah sunnah bersama YPIA dengan berdonasi melalui
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

DI TAHUN 2023 SUDAH PUNYA INI BELUM? KALENDER PENUH HIKMAH DARI RADIO MUSLIM

PLAY VIDEO https://youtu.be/LZdUBTpmsyI


Alhamdulillah telah hadir kalender 2023 dari Radio Muslim Jogja.

Apa saja isi dan Keunggulannya :

✅ Poster dan kata-kata indah penuh hikmah, yang alan menyertai tiap lembarnya, menjadi pengingat jiwa setiap kali melihat kalender insyaallah...
✅ Disertai kalender Hijriyah
✅ Pengingat Puasa Sunnah
✅ Dilengkapi dengan hari libur Nasional, Lengkap!
✅ Dimensi Kalender Dinding ukuran A3 kertas Ivory

📲 Kalender ini bisa dipesan melalui wa.me/6285293348887⁠

Format Pemesanan Kalender

Nama :
Alamat Lengkap :
No Hp :
Jumlah Pesanan :
*Jasa Pengiriman : Tiki/JNE/Pos/dll
Bisa cek https://cek-ongkir.com

*Sesuai permintaan pemesan, pengiriman dari Yogyakarta* ( Januari 2023 pengiriman akan dilakukan )

💰 *Berapa Harganya?*
Bagi sobat muslim yg ingin memiliki kalender ini cukup mengganti ongkos cetak 20 Ribu rupiah per kalender dan ongkos kirim dari Yogyakarta menuju lokasi sobat muslim *(Khusus Jogja Free Ongkir )*

Ataupun sobat muslim bisa berdonasi tanpa ada batasan minimal dan maksimal.

💳Donasi bisa dikirimkan melalui Bank Syariah Indonesia/BSI (kode 451), *No. Rekening 7755330099*
A.N. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

✨ Jazakumullah Khairan

*Jalur khusus gratis Kalender Radio Muslim*
Kontak Manajer Radio Muslim Mr. Awang ( Rahmat Setyawan ) 0813-9226-2399
Kerjasama Program & info Program acara Radio Muslim

✨ Yuk bagikan info ini kepada seluruh sobat muslim sekalian

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kajian Kitab Ma’had Fawaid Kangaswad

Mari kita mengkaji kitab para ulama via Whatsapp. Kali kitab yang akan dikaji :

1. Syarah Ushulus Sunnah Imam Ahmad (شرح أصول السنة).
Kitab ini karya Syaikh Sa’ad Asy Syatsri hafizhahullah. Yang merupakan syarah terhadap kitab Ushulus Sunnah karya Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah. Kitab ini berisi landasan-landasan akidah dan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah.

Level: lanjut

Durasi:
45 sesi, selama 90 hari.

Syarat:
Sudah menyelesaikan dengan minimal predikat "maqbul" kitab: Lum'atul I'tiqad, atau Al Qawa'idul Mutsla, atau Al Aqidah Al Wasithiyyah.


2. At Tabarruk Al Masyru’ wal Mamnu’ (التبرك المشروع والممنوع).
Karya Syaikh Muhammad Shafwat Nuruddin rahimahullah. Kitab ini adalah kitab yang membahas tentang tabarruk (ngalap berkah), definisinya, dalil-dalilnya serta bentuk tabarruk yang dibolehkan dan yang dilarang.

Durasi:
20 sesi, selama 40 hari.

Level:
Dasar lanjut

Syarat:
Dengan syarat sudah menyelesaikan dengan minimal predikat "maqbul" kitab: Al Ushul As Sittah, atau Al Ushul Ats Tsalatsah, atau Fadhlul Islam.

3. Sittah Mawadhi’ Minas Sirah (ستة مواضع من السيرة).
Karya Syaikh Muhammad at Tammimi dengan syarah dari Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan. Kitab ini merupakan kitab yang membahas tentang Sirah Nabawiyah (sejarah kehidupan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam) yang mengandung faedah-faedah seputar tauhid.

Durasi:
Sekitar kurang lebih 20 sesi, selama 40 hari.

Level:
Dasar

Syarat:
Tidak ada

Dipandu oleh:
Ustadz Yulian Purnama -semoga Allah mengampuni dosanya dan kedua orang tuanya-

Cara belajar:
* Menggunakan grup whatsapp.
* Dua hari sekali akan dikirimkan audio pembacaan kitab.
* Peserta harap mendownload kitab kemudian memperhatikan kitab sambil mendengarkan audio.
* Dua hari sekali ada soal ujian (5 pertanyaan setiap kali ujian).
* Audio atau soal dikirim malam hari antara pukul 18.00 – 21.00.
* Jadi selang-seling antara materi dan ujian, sehari materi, sehari ujian.
* Pendaftaran insya Allah dibuka pada hari Jum’at, 13 Jumada al-Akhirah (6 Januari 2023).
* Pelajaran insya Allah dimulai pada hari Jum'at, 20 Jumada al-Akhirah (20 Januari 2023).

Ketentuan umum peserta:

* Program ini hanya bagi yang serius mau belajar, yang hanya coba-coba, malas dan terlalu sibuk, silakan skip!!
* Sekali lagi mohon yang tidak bisa fokus dan intens selama mengikuti program ini, silakan skip!
* Niatkan mengikuti program ini ikhlas karena Allah, yaitu murni ingin belajar
* Memiliki nomor yang aktif whatsapp
* Memiliki email. Email tidak boleh berubah dari awal hingga akhir.
* Bersedia komitmen mendengarkan audio dan menjawab soal-soal ujian sampai selesai kitab
* Jika dua kali bolos menjawab soal, akan dikeluarkan dari grup
* Tidak harus bisa bahasa Arab atau membaca kitab gundul, karena kitab akan dibacakan dan diterjemahkan oleh pengajar.
* Pendaftaran akan ditutup jika sudah memenuhi quota
* Peserta yang sudah ikut kajian-kajian sebelumnya tetap harus mendaftar ulang.

Link pendaftaran:
https://hadits.site/daftar

Link pendaftaran akan dibuka pada hari Jum’at, 13 Jumada al-Akhirah (6 Januari 2023), pukul 20.00 WIB
Info pendaftaran juga akan di-share di channel telegram @fawaid_kangaswad

Admin grup & informasi: 085228770889 (Ummu Sufyan)

Diselenggarakan oleh: Ma’had Fawaid Kangaswad

Читать полностью…

Muslim.or.id

LAGI KERJA DI JOGJA? JANGAN SIA-SIAKAN KESEMPATAN INI

PLAY VIDEO https://youtu.be/vNdEcURGjkQ

Selain dari kalangan mahasiswa dan mahasiswi santri Ma'had Ilmi Yogyakarta juga ada yang berasal dari kalangan pekerja

Salah satu dari mereka adalah mas Muhammad Syamsul Ma'arif, mari simak testimoni beliau ketika bekerja di perantauan sekaligus menjadi santri

1, 2 JUTA BISA BIAYAI SANTRI MA'HAD ILMI SAMPAI LULUS

Ayo ambil saham dakwah ini dengan berdonasi melalui

https://ypia.or.id/campaign/dukungan-untuk-para-penghafal-quran/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Nasehat Bagi yang Sulit Jodoh (Bag. 1)

Bagi anda yang sudah ingin nikah namun sulit untuk menikah atau sulit untuk menemukan calon pasangan idaman, maka renungkan dan perhatikanlah beberapa nasehat ringkas berikut ini:

1. Luruskan niat, menikah untuk mencari rida Allah

Karena menikah adalah ibadah dan perintah dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menikah dalam firnan-Nya,

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. An-Nur: 32).

Dalam ayat di atas menggunakan kata وَأَنْكِحُوا (nikahkanlah) yang merupakan fi’il amr (kata perintah).

Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam juga memerintahkan kita untuk menikah, beliau bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu obat pengekang nafsunya” (HR. Bukhari no. 5056, Muslim no. 1400).

Dalam hadis di atas juga digunakan fi’il amr فَلْيَتَزَوَّجْ (menikahlah).

Maka jika niat sudah benar, apapun kekurangan yang ada pada calon pasanganmu, maka bersikap longgarlah, selama ia adalah orang yang mau diajak bersama-sama mencari rida Allah.

2. Sulit jodoh itu adalah musibah, dan musibah terjadi karena maksiat, maka banyak-banyaklah bertaubat kepada Allah dari semua maksiat.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Qs. Asy-Syuura: 30).

Akuilah semua dosa-dosa dan kesalahanmu selama ini, baik yang kecil-kecilan apalagi dosa yang besar. Tinggalkan itu semua dan sesalilah. Bertaubatlah kepada Allah. Semoga Allah angkat musibah darimu.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/59456-nasehat-bagi-yang-sulit-jodoh-bag-1.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Jadikan Manhaj Salaf Sebagai Rujukan

Kata ‘salaf’ secara bahasa berarti sesuatu yang telah lampau. Berikut ini kami nukilkan definisi ‘salaf’ dari beberapa kamus bahasa Arab yang kredibel [1] ;

Ibnul Atsir –rahimahullah– mengatakan:

وَقِيْلَ سَلَفُ الإِنْسَانِ مَنْ تَقَدَّمَهُ بِالْمَوْتِ مِنْ آبَائِهِ وَذَوِي قَرَابَتِهِ وَلِهَذَا سُمِّيَ الصَّدْرُ الأَوَّلُ مِنْ التَّابِعِينَ السَّلَفَ الصَّالِحَ. {النهاية في غريب الأثر – (ج 2 / ص 981)}

“Salaf seseorang juga diartikan sebagai siapa saja yang mendahuluinya (meninggal lebih dahulu), baik dari nenek moyang maupun sanak kerabatnya. Karenanya, generasi pertama dari kalangan tabi’in dinamakan As Salafus Shaleh” [2]

Perhatikanlah firman-firman Allah berikut:

“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau…” (Q.S. An Nisa’:22).

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :”Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu” (Q.S. Al Anfal:38).

Jadi, ‘Salaf ’ artinya mereka yang telah berlalu. Sedangkan kata ‘shaleh’ artinya baik. Maka ‘As Salafus Shaleh’ maknanya secara bahasa ialah setiap orang baik yang telah mendahului kita. Sedangkan secara istilah, maknanya ialah tiga generasi pertama dari umat ini, yang meliputi para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in.

Dalam kitab Al Wajiz fi ‘Aqidatis Salafis Shalih Ahlissunnah wal Jama’ah, Syaikh Abdullah bin Abdul Hamid Al Atsary mengatakan sebagai berikut:

وَفِي الاِصْطِلاَحِ : إِذَا أُطْلِقَ (( السَّلَفُ )) عِنْدَ عُلَمَاءِ الاِعْتِقَادِ فَإِنَّمَا تَدُورُ كُلُّ تَعْرِيْفَاتِهِمْ حَوْلَ الصَّحَابَةِ، أَوِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ ، أََوِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِيْهِمْ مِنَ الْقُرُوْنِ الْمُفَضَّلَةِ ؛ ِمنَ الأَئِمَّةِ الأَعْلاَمِ الْمَشْهُودِ لَهُمْ بِالإِمَامَةِ وَالفَضْلِ وَاتِّبَاعِ السُّنَّةِ وَالإِمَامَةِ فِيهَا ، وَاجْتِنَابِ الْبِدْعَةِ وَالْحَذَرِ مِنْهَا، وَمِمَّنْ اتَّفَقَتِ الأُمَّةُ عَلىَ إِمَامَتِهِمْ وَعَظِيْمِ شَأْنِهِمْ فِي الدِّيْنِ ، وَلِهَذَا سُمِّيَ الصَّدْرُ الأَوَّلُ بِالسَّلَفِ الصَّالِحِ. (الوجيز 1/15)

Secara istilah; kata ‘salaf’ jika disebutkan secara mutlak (tanpa embel-embel) oleh ulama aqidah, maka definisi mereka semuanya berkisar pada para sahabat; atau sahabat dan tabi’in; atau sahabat, tabi’in dan orang-orang yang mengikuti mereka dari generasi-generasi terbaik. Termasuk diantaranya para Imam yang terkenal dan diakui keimaman dan keutamaannya serta keteguhan mereka dalam mengikuti sunnah, menjauhi bid’ah, dan memperingatkan orang dari padanya. Demikian pula orang-orang (lainnya) yang telah disepakati akan keimaman dan jasa besar mereka dalam agama. Karenanya, generasi pertama dari umat ini dinamakan As Salafus Shalih (Al Wajiez hal 15).

Demikian pula yang dinyatakan oleh Ibnu Abil ‘Izz Al Hanafy dalam kitabnya ‘Syarh Aqidah At Thahawiyah’:

…هَذَا قَوْلُ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ ، وَهُمُ السَّلَفُ الصَّالِحُ…

“…Ini adalah pendapat para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Dan mereka lah As Salafus Shaleh…” [3].

Lanjut baca: https://muslim.or.id/7259-ini-dalilnya-2-jadikan-manhaj-salaf-sebagai-rujukan.html

Ust. Dr. Sufyan Baswedan

Читать полностью…

Muslim.or.id

UPDATE PAKET DONASI UNTUK BANTU OPERASIONAL DAKWAH YPIA

Periode Desember 2022

1 Paket = Rp 20.000
Terkumpul 310 paket
Total kebutuhan 6250 paket

Dibutuhkan untuk:
– Honor 24 orang karyawan profesional, freelance 20 orang, dan volunteer 62 orang
– Operasional kantor yayasan
– program sosial kemasyarakatan dan program insidental lainnya.

Saat ini sektor dakwah YPIA tidak hanya mencakup daerah lokal Yogyakarta saja, namun juga sudah merambah ke berbagai daerah

CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA

Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/


Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

📜 Kuliah Sambil Ngaji
📝 Wisma Miftahul Khoir

Penerimaan Santri Baru
Program Tolabul Ilmi
Wisma Miftahul Khoir
Angkatan Pertama

Lokasi : Babarsari, dekat UPN Kampus 2

Masa Pendaftaran :
1 Januari 2023 - 20 Januari 2023

Seleksi dan Wawancara :
21 - 30 Januari 2023

Pengumuman :
Rabu 1 Februari 2023

Daurah Pembukaan :
Sabtu 4 Februari 2023

Sifat : Khusus Putra
Syarat : Mahasiswa atau Pelajar

📒 Materi Pendidikan :
Diniyah dan Bahasa Arab;
- Aqidah
- Fikih Ibadah
- Tahsin
- Bahasa Arab

📜 Materi Suplemen :
Kaderisasi Penggerak Dakwah

Kuota Santri : 12 Orang
Biaya Pendidikan : Rp.300.000,-/bulan
Biaya Kos : Gratis
Fasilitas : Tempat Tinggal dan Program Pendidikan

Kontak Informasi :
0897 6280 186 (Firdi)
0852 2702 7635 (Juz'an)

🖥️ Penyelenggara :
Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

☕ Bekerjasama dengan :
- Takmir Masjid Sarbini UPN
- Forum Kajian Islam Mahasiswa
- Majelis Dakwah Remaja

🧩 Didukung oleh :
- Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia
- Yayasan Indonesia Bertauhid
- Yayasan Bimbingan Islam
- Twit Ulama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kajian Kitab Umdah at-Thalib
Karya Manshur bin Yunus Al Buhuti

Tema: "Shalat-shalat sunnah"

Bersama Ust. Yulian Purnama hafizahullah

Simak di youtube:
https://youtu.be/qD8oeue80_c

Diselenggarakan oleh channel Atsar - YPIA Yogyakarta.

Jangan lupa like & subscribe channel Atsar TV.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mendapati Rukuk Bersama Imam, Sudah Mendapati Rakaat

Orang yang masbuq, kemudian ketika masuk masjid mendapati imam dalam keadaan rukuk, maka hendaknya takbiratul ihram lalu rukuk. Dan ia sudah dapat rakaat tersebut walau tidak baca Al Fatihah.

Dalam hadits Abu Bakrah Nafi’ bin Al Harits radhiallahu’anhu:

أنَّهُ انْتَهَى إلى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وهو رَاكِعٌ، فَرَكَعَ قَبْلَ أنْ يَصِلَ إلى الصَّفِّ، فَذَكَرَ ذلكَ للنبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَقالَ: زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا ولَا تَعُدْ

“Ia mendapati Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam keadaan rukuk, maka ia pun rukuk sebelum ia berjalan masuk ke shaf. Maka hal ini pun disampaikan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: semoga Allah menambahkan semangat kepadamu wahai Abu Bakrah, namun shalatmu tidak perlu diulang” (HR. Bukhari no.783).

Demikian juga Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhu mengatakan:

من لم يدرك الإمام راكعا لم يدرك تلك الركعة

“Orang yang tidak mendapat rukuk bersama imam, maka ia tidak mendapati shalat” (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil, 2/262).

Demikian juga terdapat riwayat dari Umar bin Khathab radhiallahu’anhu, beliau mengatakan:

من أدرك الإمام راكعا، فركع قبل أن يرفع الإمام رأسه، فقد أدرك تلك الركعة

“Barangsiapa yang mendapati imam rukuk, maka rukuklah sebelum imam bangkit. Maka ia telah mendapati rakaat tersebut” (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil, 2/263).

Ini adalah pendapat jumhur ulama. Al Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan:

وهذا الذي ذكرناه من إدراك الركعة بإدراك الركوع هو الصواب الذي نص عليه الشافعي , وقاله جماهير الأصحاب وجماهير العلماء , وتظاهرت به الأحاديث وأطبق عليه الناس , وفيه وجه ضعيف مزيف أنه لا يدرك الركعة

“Inilah pendapat yang kami kuatkan, yaitu didapatkannya rakaat dengan mendapati rukuk. Inilah pendapat yang benar yang dinyatakan oleh Asy Syafi’i dan juga merupakan pendapat jumhur ulama Syafi’iyyah dan juga jumhur ulama. Banyak hadits-hadits yang mendasarinya dan ini yang diterapkan oleh para ulama. Memang ada pendapat yang lemah dan aneh yang menyatakan bahwa tidak didapatkan rakaat dengan didapatkannya rukuk” (Al Majmu’, 4/112).

Namun al idrak (dapat rakaat) di sini ada 3 syarat. Disebutkan oleh Ibnu Badran rahimahullah:

الإدراك له ثلاثة شروط: أن يكبر المأموم قائما, و أن يركع و الإمام راكع, و أن لا يشك في أن ركوعه كان في حال ركوع الإمام أو في حال رفعه من الركوع

“Al idrak (dapat rakaat) ada 3 syarat: [1] makmum bertakbir dalam keadaan berdiri (sempurna), [2] dan dia rukuk ketika imam masih rukuk, [3] dan ia tidak ragu apakah rukuknya tersebut ketika imam masih rukuk juga ataukah ketika imam sudah mulai berdiri” (Hasyiyah ‘ala Akhsharil Mukhtasharat, 120).

Jika syarat nomor 1 tidak terpenuhi, shalat tidak sah. Karena takbiratul ihram adalah rukun dan wajib dikerjakan dalam keadaan berdiri jika mampu. Jika syarat nomor 2 atau 3 tidak terpenuhi, maka belum dapat rakaat.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/46306-mendapati-rukuk-bersama-imam-sudah-mendapati-rakaat.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Alhamdulillah, sudah tersedia bagian ke 2
Silakan bisa langsung kunjungi halamannya
Barakallahu fiikum

Читать полностью…

Muslim.or.id

WAKAF UNTUK MEMBANGUN SEKOLAH ISLAM SMP YAA BUNAYYA

Kebutuhan dana 700 juta

Mari mulai tanam saham dakwah dalam bentuk wakaf pembangunan sekolah Islam untuk generasi muda yang tumbuh di atas Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih

Saham dakwah yang tidak akan membuahkan kerugian

Saham dakwah yang akan terus mengalirkan kebaikan selama sekolah ini terus bergerak untuk mencetak generasi rabbani

WAKAF MULAI RP10.000 DENGAN PROSPEK KEBAIKAN SEUMUR HIDUP INSYA ALLAH

YPIA bersama para kaum muslimin yang mencintai Allah dan semoga dicintai Allah telah memulai menanam benih kebaikan ini di SDIT Yaa Bunayya

Sekolah Islam yang dibangun di atas cita-cita yang mulia di salah satu sudut kota Yogyakarta

Tentu harapan ini ingin terus kami lanjutkan sampai ke jenjang selanjutnya agar visi misi mulia SDIT Yaa Bunayya terus bisa dilanjutkan ke tingkat SMP

SAATNYA MENJADI BAGIAN PERTAMA YANG MENANAM BENIH KEBAIKAN INI

Allah Ta'ala berfirman, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah: 261).

PAKET DONASI WAKAF BISA DISALURKAN MELALUI

Link donasi:
 https://ypia.or.id/campaign/wakaf-pembangunan-sekolah-islam-smp-yaa-bunayya/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hadits Dhaif: “Thala’al Badru Alaina”

Diriwayatkan dari ‘Ubaidillah,

لمَّا قدِمَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم المدينةَ جعلَ النِّساءُ والصِّبيانُ والولدانُ يقُلنَ

طلع البدرُ علينا *** من ثنياتِ الوداعِ

وجب الشكرُ علينا *** ما دعا للهِ داعٍ

Tatkala Rasulullah datang ke Madinah, para wanita dan anak-anak bersenandung:

thala’al badru ‘alaina, min tsaniyatil wada’i

(Telah muncul purnama kepada kami, dari daerah Tsaniyatul Wada’)

wajabas syukru ‘alaina, ma da’a lillahi da’in


(Wajiblah bagi kita untuk bersyukur, selagi masih ada orang yang berdoa kepada Allah)



Hadits ini dikeluarkan oleh Abul Hasan Al Khal’i dalam Al Fawa’id (2/59), Al Baihaqi dalam Dala’ilun Nubuwwah (2/233) dari Ubaidillah bin Muhammad bin ‘Aisyah.

Derajat Hadits Thala’al badru ‘alaina
Hadits ini lemah. Sanad ini terputus tiga rawi, karena Ubaidillah ini adalah salah seorang guru imam Ahmad dan dia langsung meriwayatkan peristiwa tersebut. Inilah yang dikatakan oleh Imam Al Iraqi dalam Takhrij Al Ihya (2/244).

Imam Al Baihaqi rahimahullah berkata: “para ulama menyebutkan hal ini terjadi saat kedatangan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ke kota Madinah dari kota Makkah, bukan kedatangan beliau dari Tsaniyatul Wada’ saat pulang dari perang Tabuk”.

Namun hal ini dibantah oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zadul Ma’ad (3/13) : “ini adalah sebuah kekeliruan yang sangat nyata. Karena daerah Tsaniyatul Wada’ itu di arah Syam, daerah ini tidak pernah dilewati oleh orang yang datang dari Makkah ke kota Madinah. Dan tidak akan melewatinya kecuali bila ia meneruskan perjalanan ke Syam”.

Simak: https://muslim.or.id/20976-hadits-dhaif-tholaal-badru-alaina.html

Ust. Ahmad Sabiq

===

MARI IKUT MEMBERSAMAI RADIO MUSLIM JOGJA DALAM MENGHADIRKAN KAJIAN SUNNAH DI TENGAH MASYARAKAT

Link donasi: https://ypia.or.id/campaign/bantu-radio-muslim-jogja/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bismillah, Ikuti dan hadirilah!!!

🍃 Kajian Rutin Ma'had Cerdas 🍃
(Pertemuan Ke-10)

Terbuka untuk umum | Putra dan Putri

Makna Thaghut dan Para Pembesarnya Part ke - 2

Pembahasan Kitab al-Wajibat karya Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al Qar'awy rahimahullah

👤 Pemateri:
Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. hafizhahullahu ta'ala
(Alumnus Ilmu Komputer UGM & Ma'had 'Ilmi Yogyakarta)

⏰ Waktu :
Ahad, 15 Jumadil Akhir 1444 H / 08 Januari 2023 M
Pukul: 08.00-selesai

🕌 Masjid Al-'Ashri Pogung Rejo
bit.ly/MasjidAlAshri

Insyaallah disiarkan langsung melalui YouTube FKIM Yogyakarta
(bit.ly/youtubeFKIM)

"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan menuju Surga"
(HR. Muslim No. 2699)

Informasi: +62 821-6287-7572

♻️ Silahkan disebarluaskan

Tetap terhubung dengan kami :
http://lynk.id/fkimyogyakarta

#mahasiswa #islam #tauhid #sunnah #dakwahkampus #kajianislam

Читать полностью…

Muslim.or.id

UPDATE PAKET DONASI UNTUK BULETIN DAKWAH AT TAUHID

Periode Januari 2023

1 Paket = Rp 20.000
Perkumpulan 23 paket
Total kebutuhan 300 paket

Donasi operasional buletin At-Tauhid diperuntukkan khusus untuk:

1. Honor pengurus, penulis, desainer, editor video, dan layouter

2. Operasional rapat koordinasi, konsumsi dan administrasi

3. Pulsa HP narahubung

4. Ongkos kirim luar kota

5. Cetak bundel buletin tahunan

CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA

Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-buletin-at-tauhid/


Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Begitu Besarnya Perhatian Nabi untuk Anak Kecil

Sebagian orang tua bersikap seolah-olah setelah memiliki anak, dia tidak perlu lagi bertanggung jawab dan tidak akan ditanya perihal kondisi putra-putrinya. Mereka menyangka bahwa kewajiban mereka terhadap anak-anaknya hanyalah sebatas mencari nafkah, memberi makan, dan membelikan pakaian, serta kebutuhan mereka.

Ayah yang berangkat kerja dini hari lalu baru pulang kembali ke rumahnya di penghujung hari, hanya untuk kemudian tidur dan istirahat, sedang ia tidak tahu apa-apa perihal kondisi anaknya di hari itu. Jarang mengajak bermain anak-anaknya dan tidak pernah menanyakan apa yang mereka butuhkan. Yang lebih parahnya terkadang ia sampai lupa, di kelas berapa sekarang anaknya duduk? Dan seberapa jauh kemampuan akademiknya?

Sebagian ibu, berdalih dengan kesetaraan gender dan segala macam alasan lainnya, memilih bekerja di luar rumah hingga akhirnya perhatiannya terhadap anak-anaknya menjadi berkurang. Menyerahkan urusan anaknya kepada suster, babysitter, dan pembantu-pembantu di rumahnya. Sungguh sebuah fenomena yang sangat jauh dari ajaran Islam.

Di mana peran bapak yang seharusnya merawat dan melindungi? Di mana peran ibu yang seharusnya mencurahkan segala kasih sayangnya untuk anaknya? Di mana letak tanggung jawab yang besar ini? Sungguh anak adalah amanah berat yang Allah Ta’ala berikan kepada seorang hamba. Amanah yang seharusnya dijaga dan disyukuri dengan sebaiknya-baiknya. Apakah mereka lupa terhadap hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رعيته وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ ألا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya.” (HR. Muslim)

Masa kecil adalah masa paling krusial dalam proses tumbuh kembang seorang anak. Seharusnya para orang tua berusaha maksimal di dalam mendidik dan mencurahkan kasih sayang mereka kepada anak-anaknya. Di usia tersebut, pikiran dan tabiat anak-anak masihlah lunak dan mudah untuk dibimbing, terutama bila yang mendidik langsung adalah kedua orang tuanya. Sebagaimana hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

ما مِن مَوْلُودٍ إلَّا يُولَدُ علَى الفِطْرَةِ، فأبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أوْ يُنَصِّرَانِهِ، أوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak yang lahir, tidaklah dilahirkan kecuali di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658)

Nabi kita yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangatlah perhatian terhadap anak-anak kecil, memerintahkan kita untuk menyayangi mereka dan mencintai mereka. Beliau bersabda,

لَيْسَ مِنَّا؛ مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا

“Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil.” (HR. Tirmidzi no. 1919)

Kasih sayang beliau dan perhatiannya terhadap anak kecil terlukis di banyak sekali hadis-hadis sahih yang sampai kepada kita. Di antaranya:

Lanjut baca: https://muslim.or.id/81800-begitu-besarnya-perhatian-nabi-untuk-anak-kecil.html

Ust. Muhammad Idris, Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Selektif Dalam Menuntut Ilmu Agama

Ilmu agama adalah perkara yang agung, yang dengannya seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Tanpa ilmu agama, seseorang akan binasa. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ألا إنَّ الدُّنيا ملعونةٌ ملعونٌ ما فيها ، إلَّا ذِكرُ اللَّهِ وما والاهُ ، وعالِمٌ ، أو متعلِّمٌ

“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu terlaknat. Semua yang ada di dalamnya terlaknat kecuali dzikrullah serta orang yang berdzikir, orang yang berilmu agama dan orang yang mengajarkan ilmu agama” (HR. At Tirmidzi 2322, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Oleh karena itu, menuntut ilmu agama adalah perkara yang besar dan serius. Tidak boleh sembarangan dan main-main. Termasuk di dalamnya, perkara memilih orang yang akan diambil ilmunya; yang akan dijadikan guru; juga merupakan perkara serius, tidak boleh serampangan. Bahkan wajib selektif dalam menuntut ilmu agama, tidak mengambil ilmu dari sembarang orang. Inilah yang diajarkan dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabi serta teladan dari para ulama terdahulu.

[Dalil-dalil wajibnya selektif dalam menuntut ilmu]
Diantara dalil-dalil tentang wajibnya selektif dalam menuntut ilmu agama adalah:

Dalil 1

Allah Ta’ala berfirman:

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا

“Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam” (QS. An Nisa: 140).

Syaikh As Sa’di dalam Taisir Kariimirrahman ketika menjelaskan ayat ini beliau mengatakan:

وضد تعظيمها الاستهزاء بها واحتقارها، ويدخل في ذلك مجادلة الكفار والمنافقين لإبطال آيات الله ونصر كفرهم. وكذلك المبتدعون على اختلاف أنواعهم، فإن احتجاجهم على باطلهم يتضمن الاستهانة بآيات الله لأنها لا تدل إلا على حق

“Kebalikan dari pengagungan terhadap Al Qur’an adalah perendahan dan penghinaan terhadap Al Qur’an. Termasuk di dalamnya, menghadiri majelis debat dengan orang kafir dan munafik yang mereka ingin membatalkan ayat-ayat Allah dan membela kekufuran mereka. Demikian juga menghadiri majelis ahlul bid’ah dengan berbagai macamnya. Karena penggunaan ayat-ayat Al Qur’an untuk membela kebid’ahan mereka ini termasuk penghinaan terhadap ayat-ayat Allah, karena mereka tidak menggunakannya untuk kebenaran”.

Maka ayat ini melarang menghadiri majelis-majelis yang diajarkan kekufuran dan kebid’ahan di sana. Sehingga ketika kita ingin menghadiri suatu majelis ilmu wajib selektif, jangan sampai majelis yang kita hadiri mengajarkan kekufuran atau kebid’ahan.

Dalil 2

Dari Abu Umayyah al Jumahi radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إن من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر

“Diantara tanda kiamat adalah orang-orang menuntut ilmu dari al ashoghir” (HR. Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd [2/316], Al Lalikai dalam Syarah Ushulus Sunnah [1/230], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [695])

Ibnul Mubarak ketika meriwayatkan hadits ini memberi tambahan:

الأصاغر : أهل البدع

“Al Ashoghir adalah ahlul bid’ah”

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan bahwa diantara tanda hari kiamat itu adalah banyaknya orang yang mengambil ilmu dari ahlul bid’ah. Ini merupakan celaan terhadap perbuatan tersebut. Sehingga menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu harus selektif. Ketika seseorang tidak selektif dalam memilih guru dan ternyata gurunya adalah ahlul bid’ah, maka ia termasuk yang dicela oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/47202-selektif-dalam-menuntut-ilmu-agama.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Pelaku Syirik Tidak Diterima Amalan Shalihnya

Rabb pencipta dan pengatur alam semesta hanya satu, ialah Allah Ta’ala. Sesembahan yang berhak disembah juga hanya satu, ialah Allah Ta’ala. Dan Allah Ta’ala hanya menerima amalan kebaikan dari orang-orang yang bertauhid.

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al Maidah: 27).

Dan orang yang berbuat syirik bukanlah orang bertaqwa. Allah Ta’ala juga berfirman:

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

“Barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Rabb-Nya maka amalkanlah amalan kebaikan dan jangan mempersekutukan Rabb-nya dengan sesuatu apapun” (QS. Al Kahfi: 110).

Allah Ta’ala dalam ayat ini mempersyaratkan orang yang amalannya diterima sehingga bisa bertemu dengan Allah, diantaranya yaitu tidak berbuat kesyirikan.

Orang-orang kafir dan musyrik, yang mereka tidak bertauhid, sebesar apapun amalan kebaikan mereka tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Andaikan mereka berbuat syirik, maka akan terhapuslah semua amalan yang mereka kerjakan” (QS. Al An’am: 88).

Dan amalan-amalan pelaku syirik kelak hanya akan menjadi debu-debu yang beterbangan. Allah Ta’ala berfirman:

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً

“dan kami persaksikan kepada mereka, bahwa amalan kebaikan yang mereka amalkan kami jadikan debu-debu yang beterbangan” (QS. Al Furqan: 23).

Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah menjelaskan:

فاتخاذهم الأنداد يحبونهم كحب الله يبطل كل قول يقولونه وكل عمل يعملونه، لأن المشرك لا يقبل منه عمل، ولا يصح منه، وهؤلاء وإن قالوا لا إله إلا الله فقد تركوا كل قيد قيدت به هذه الكلمة

“Ketika pelaku kesyirikan menjadikan tandingan-tandingan selain Allah yang mereka berikan rasa cinta seperti rasa cinta kepada Allah, maka ini akan membatalkan semua perkataan baik yang pernah mereka katakan, dan membatalkan perbuatan baik yang pernah mereka lakukan. Karena orang musyrik tidak diterima amalannya. Dan tidak sah amalanya. Walaupun mengatakan “laa ilaaha illallah”, karena mereka telah meninggalkan semua syarat yang kalimat ini menjadi sah” (Fathul Majid, hal. 106).

Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts wal Ifta’ menjelaskan:

الذبح للجن شرك بالله سبحانه وتعالى، ولو مات فاعله عليه دون توبة منه لكان خالداً مُخلّداً في النار والشرك لا يصحُّ معه عمل، لقول الله سبحانه {وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} )

“Menyembelih untuk jin adalah perbuatan syirik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika pelakunya mati dalam keadaan belum bertaubat dari perbuatan tersebut, maka ia kekal di neraka. Dan orang yang berbuat syirik (akbar) itu tidak sah amalannya. Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya): “andaikan mereka berbuat syirik maka sungguh akan terhapus semua amalan-amalan yang mereka lakukan” (QS. Al An’am: 88) (Fatawa Islamiyah, 1/15).

Selengkapnya: https://muslim.or.id/54389-semua-amalan-pelaku-syirik-akbar-tidak-diterima.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hukum Syarat Tambahan dalam Sebuah Akad

Pada pembahasan sebelumnya telah kita ketahui bersama hakikat syarat tambahan dalam sebuah akad, ciri-ciri, dan hukumnya menurut mazhab Syafi’i. Pada pembahasan kali ini, akan sedikit kita paparkan terkait pendapat yang rajih dan kuat dalam permasalahan ini.

Dalam Kitab Al-Madkhal Ilaa Fiqhi Al-Muaamalaat Al-Maaliyyah, Prof. Dr. Muhammad Utsman Syubair menjelaskan bahwa pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini adalah pendapat mazhab Hanabilah, di mana pendapat ini juga diambil dan dikuatkan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah dan muridnya, Ibnul Qayyim rahimahumallah. Mereka berpendapat bahwa hukum asal syarat tambahan dalam sebuah akad adalah mubah (diperbolehkan) dan bukan terlarang.

Mereka mengemukakan bahwa segala macam syarat yang muncul dan ditambahkan dalam sebuah akad hukum asalnya diperbolehkan. Tidak ada yang terlarang, kecuali apa yang telah jelas ada dalil pelarangan dan pengharamannya.

Oleh karena itu, diperbolehkan bagi kedua pihak, baik itu penjual maupun pembeli untuk menyaratkan sesuatu yang ia pandang penting dalam sebuah akad. Hanya saja, terdapat pengecualian pada beberapa syarat yang dilarang oleh syariat. Di antaranya:

Pertama: Persyaratan yang bertentangan dengan kaidah syariat, yaitu apabila mengandung keharaman dan merupakan perkara terlarang. Seperti menyaratkan riba dan tambahan uang apabila seseorang yang berhutang terlambat di dalam membayar hutangnya dari tempo yang telah disepakati.

Kedua: Persyaratan yang bertentangan dengan makna dan keharusan sebuah akad. Seperti seseorang yang menjual mobilnya kepada orang lain, namun menyaratkan agar mobilnya tersebut tidak boleh dikendarai. Atau menjual rumah, namun menyaratkan agar rumahnya tidak ditempati.

Ketiga: Menyaratkan adanya akad dalam sebuah akad. Seperti seseorang yang menyewakan rumahnya dengan syarat pihak penyewa meminjamkan sejumlah uang kepadanya. Hal ini dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadis,

لا يحلُّ سلَفٌ وبيعٌ ولا بيعَ ما ليس عندَك

“Tidaklah halal transaksi utang-piutang yang dicampur dengan transaksi jual beli, dan tidak boleh menjual barang yang bukan milikmu.” (HR. Abu Dawud no. 3504, Tirmidzi no. 1234, dan Nasa’i no. 4611)

Keempat: Terkumpulnya dua syarat dalam satu akad, walaupun keduanya merupakan syarat yang benar dan diperbolehkan, akan tetapi keduanya bukan termasuk keharusan asli pada akad tersebut. Seperti seseorang yang yang membeli seikat kayu bakar, namun menyaratkan agar penjual memotong-motongnya terlebih dahulu dan juga mengantarkannya ke rumah pembeli.

Hal ini terlarang karena adanya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

وَلاَ شَرْطَانِ فِى بَيْعٍ

“Tidak boleh ada dua syarat dalam satu transaksi jual beli.” (HR. Abu Dawud no. 3504, Tirmidzi no. 1234, dan Nasa’i no. 4611)

[Dalil-dalil yang menguatkan bahwa hukum asal syarat tambahan adalah diperbolehkan]

Pertama: Firman Allah Ta’ala,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji.” (QS. Al-Ma’idah: 1)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ

“Dan penuhilah janji Allah.” (QS. Al-An’am: 152)

Allah Ta’ala memerintahkan kita pada kedua ayat di atas dan pada ayat-ayat lainnya untuk memenuhi janji. Perintah ini hukumnya umum, termasuk di dalamnya memenuhi syarat-syarat dan akad-akad yang ada.

Kedua: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

الْمُسْلِمُوْنَ عَلَى شُرُوْطِهِمْ , إِلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا

“Kaum muslimin di atas syarat-syarat yang mereka tentukan, kecuali jika syarat tersebut mengharamkan sesuatu yang halal atau menghalalkan sesuatu yang haram.” (HR. Tirmidzi no. 1352 dan Ibnu Majah no. 2353)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa kita diperintahkan untuk bertanggung jawab terhadap setiap syarat yang telah disepakati, tidak boleh ingkar dan berkhianat.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/81727-serial-fikih-muamalah-bag-13-hukum-syarat-tambahan-dalam-sebuah-akad.html

Ust. Muhammad Idris, Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hadiri Majelis Ilmu Di Masjid Al Ashri Ahad Besok

1. Kajian Akidah
Pemateri: Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Al Wajibaat (Kumpulan kewajiban dalam bab Akidah)
Tema: Thaghut
Pukul: 08.00 WIB- 10.00 WIB
🔴 Live Streaming melalui kanal Youtube FKIM: FKIMYogyakarta" rel="nofollow">https://www.youtube.com/@FKIMYogyakarta

2. Kajian Fikih Ibadah
Pemateri: Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Manhajus Salikin (Himpunan Masalah Fikih dan Dalil-dalilnya untuk Pemula)
Tema: "Sifat Sholat"
Pukul: 10.00 WIB - selesai
🔴 Live Streaming melalui kanal Youtube YPIA Academy: http://bit.ly/yt_ypiaacademy

Hari: Ahad, 8 Jumadil Akhir 1444 H/ 1 Januari 2023 M
Tempat: Masjid Al Ashri, Pogung Rejo

Terbuka untuk umum, putra dan putri

🔰 Penyelenggara:
- Forum Kajian Islam Mahasiswa (FKIM) Yogyakarta
- Ma'had Yaa Abati Yogyakarta
- Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) Yogyakarta

🔗 Bekerja sama dengan:
Takmir Masjid Al Ashri Pogung Rejo

Читать полностью…

Muslim.or.id

PEMUDA PETERNAK KAMBING YANG SEMANGAT BERDAKWAH

PLAY VIDEO https://youtu.be/3VZuV5lOwE0

Salah satu cerita di balik buletin dakwah At Tauhid yang distribusinya sudah mencapai Aceh dan Papua.

Mari simak kisah mas Arif, pemuda Jogja yang punya segudang kesibukan sebagai penggerak dakwah sunnah

TEMAN-TEMAN BISA BANTU OPERASIONAL BULETIN AT TAUHID

Melalui donasi di https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-buletin-at-tauhid/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mungkinkah Umat Islam Bersatu di atas Akidah yang Berbeda?

Fatwa Syekh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan

Pertanyaan:
Mungkinkah tercapai ijtima’ (persatuan umat Islam) di atas perbedaan akidah dan manhaj?

Jawaban:

Tidaklah mungkin persatuan bisa tercapai ketika akidah dan manhaj berbeda-beda. Bukti terbaik tentang hal itu adalah realita bangsa Arab sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika mereka dulunya itu berpecah belah dan saling bunuh. Ketika mereka masuk Islam dan ketika mereka berada di bawah bendera tauhid, akidah mereka menjadi akidah yang satu, manhaj-nya pun menjadi manhaj yang satu. Bersatulah kalimat mereka dan berdirilah negara mereka.

Allah Ta’ala telah menyebutkan hal itu dalam firman-Nya,

وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً

“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kamu karena nikmat Allah sebagai orang-orang yang bersaudara.” (QS. Ali Imran: 103)

Allah Ta’ala juga berfirman kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam,

لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً مَّا أَلَّفَتْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahagagah lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Anfal: 63)

Allah Ta’ala tidak akan mempersatukan hati orang-orang kafir, orang-orang murtad, dan kelompok-kelompok kesesatan, selama-lamanya. Allah Ta’ala hanyalah mempersatukan hati orang-orang yang beriman dan orang-orang yang bertauhid. Allah Ta’ala berfirman tentang orang-orang kafir dan orang-orang munafik yang menyelisihi manhaj dan akidah Islam,

تَحْسَبُهُمْ جَمِيعاً وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ

“Kamu mengira mereka itu bersatu, sedangkan hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (QS. Al-Hasyr: 14)

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلاَ يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ إِلاَّ مَن رَّحِمَ رَبُّكَ

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.” (QS. Huud: 118-119)

“Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu”, mereka itulah orang-orang yang memiliki akidah dan manhaj yang sahih. Mereka itulah orang-orang yang selamat dari perselisihan.

Adapun orang-orang yang berusaha untuk mempersatukan manusia di atas akidah yang rusak dan manhaj yang berbeda-beda, mereka mengusahakan satu hal yang mustahil. Hal ini karena mengumpulkan (mempersatukan) dua hal yang bertentangan itu adalah hal yang mustahil.

Tidaklah hati dan kalimat menjadi bersatu, kecuali dengan kalimat tauhid, jika kita mengilmui maknanya dan mengamalkan konsekuensinya secara lahir dan batin. Jika hanya sekedar mengucapkannya dan tindakannya menyelisihi konsekuensi kalimat tauhid, maka (ucapan itu) tidaklah memberikan manfaat.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/81721-fatwa-ulama-mungkinkah-umat-islam-bersatu-di-atas-aqidah-yang-berbeda.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Imam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata,

“Semakin kamu minta kepada Allah maka Allah semakin ridha dan mencintaimu. Sedangkan makhluk semakin kamu minta kepadanya semakin hina dirimu di pandangannya dan semakin ia benci..”

📚 Madārij al-Sālikīn ( 2/131 ).

💡Yuk manfaatkan waktu luang untuk mendengarkan Radio Muslim. ⁠
📻 Simak di 1467 AM atau www.radiomuslim.com⁠
---------⁠
Raih pahala jariyyah, klik link :⁠
http://wa.me/6285293348887

Aplikasi Radio Muslim Jogja Official:⁠
bit.ly/radiomuslimjogja⁠

Ikuti Channel Kami:
@muslimorid @muslimahorid
@ypiaorid @radiomuslimjogja
@sdityaabunayya @mubk_jogja
@mahad.ilmi @pedulimuslim
@pustakamuslim

#minta #allah #cinta #ridha #renungan #muslim #muslimah #hijrah #tauhid #sunnah #ukhuwah #islam #mutiara #ulama #nasehat #selfreminder #sunnahreminder #rasulullah #shalawat #ahlussunnah #aswaja #fikih #akidah #ibadah #radio #radiostreaming #radioislam #radiosunnah

Читать полностью…

Muslim.or.id

NGURUS MASJID, KULIAH, JADI PENYIAR RADIO DAKWAH BEGINILAH KESIBUKAN MAS AL

PLAY VIDEO https://youtu.be/6vIspa883is

Banyak cerita mahasiswa perantau dari luar Jogja yang silih berganti mewarnai hari-hari di kota pelajar ini

Mas Al adalah salah satu dari ribuan mahasiswa muslim yang jauh-jauh merantau tidak hanya sekedar untuk kuliah saja namun juga berharap bisa meraup keutamaan ilmu syar'i di kota ini

MARI IKUT MEMBERSAMAI RADIO MUSLIM JOGJA DALAM MENGHADIRKAN KAJIAN SUNNAH DI TENGAH MASYARAKAT

Link donasi: https://ypia.or.id/campaign/bantu-radio-muslim-jogja/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Merenungi Sisa-Sisa Umur Kita

Dia yang di masa muda berbadan tegap, akhirnya akan mengeriput kulitnya. Dia yang di masa dewasa memiliki kekayaan ratusan trilliun rupiah, akhirnya akan beruban. Dia yang di masa puncak pernah duduk di kursi terpandang pun, akhirnya akan berkurang penglihatan dan pendengarannya. Dia yang Allah Ta’ala berikan umur panjang, akhirnya akan menua, sehebat apapun masa mudanya.

Sudah berapa tahun kita hidup?
Cobalah sejenak merenungi pertanyaan ini. Sudah berapa tahun kita hidup? Jika ternyata usia sudah 60 tahun lebih, maka berarti kita termasuk ke dalam orang-orang yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

أعمارُ أمَّتي ما بينَ الستينَ إلى السبعينَ وأقلُّهم مَنْ يجوزُ ذلِكَ

“Umur umatku itu antara 60 sampai 70 tahun, dan sedikit orang yang melewati umur tersebut.” (HR. At-Tirmidzi no. 3550, Ibnu Majah no. 4236, dihasankan oleh Syekh Albani)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan bahwa umur kita sebagai umatnya adalah antara 60 sampai 70 tahun hijriyah. Sehingga apabila kita sudah berumur 60 tahun atau lebih, maka sudah seharusnya diri semakin banyak mengingat kematian yang akan datang tanpa diundang.

Sudah berapa tahun kita hidup?

Jika ternyata usia sudah 40 tahun, berarti kita termasuk ke dalam orang-orang yang disebutkan dalam Al-Quran,

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, ‘Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.’” (QS. Al-Ahqaf: 15).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa seseorang ketika sudah mencapai 40 tahun, maka akal dan pemahamannya telah sempurna. Kebanyakan orang yang sudah berusia 40 tahun tidak akan berubah lagi kebiasaan dalam menjalani kesehariannya. Seseorang yang telah mencapai usia 40 tahun harus memperbarui tobat dan bertekad tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah diperbuatnya. (Tafsir Ibnu Katsir, 7: 258-259)

Lanjut baca: https://muslim.or.id/75909-merenungi-sisa-sisa-umur-kita.html

Ust. Pridianto

Читать полностью…
Подписаться на канал