Kiat Selamat dari Fitnah Akhir Zaman
Sesungguhnya kita hidup di penghujung zaman. Zaman di mana fitnah syahwat dan syubhat merajalela. Zaman di mana seorang muslim tidak henti-hentinya diterjang berbagai macam fitnah dan ujian. Zaman di mana kebenaran seringkali menjadi kabur dan kemaksiatan serta perbuatan dosa dihias dan dipercantik seolah-olah indah dan baik untuk dilakukan.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/93515-kiat-selamat-dari-fitnah-ahir-zaman.html
Penjelasan Kitab Ta’jilun Nada (Bag. 6): Fi’il Amr
Ibnu Hisyam mengatakan,
وَأَمْرٌ يُعْرَفُ بِدَلَالَتِهِ عَلَى الطَّلَبِ مَعَ قَبُوْلِهِ يَاءَ المُخَاطَبَةِ
“Fi’il amr bisa diketahui dengan adanya permintaan untuk melakukan perbuatan dan kata tersebut bisa bersambung dengan يَاءُ المُخَاطَبَةِ (huruf ya’ yang menunjukkan perempuan satu orang yang diajak berbicara).”
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/93537-penjelasan-kitab-tajilun-nada-bag-6-fiil-amr.html
Merasa Diawasi Allah
Keyakinan bahwa Allah senantiasa melihat seorang hamba dan juga mengawasi gerak-gerik dirinya merupakan penghalang terbesar dari bermaksiat kepada-Nya. Dia senantiasa ingat bahwa tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya. Bahkan, hampir dalam setiap lembaran mushaf Al-Quran yang mulia terdapat ancaman yang besar dan peringatan yang tegas tentang hal ini.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/93489-merasa-diawasi-allah.html
Kalau musik haram, mengapa pak Haji Fulan dan pak Ustadz Alan main musik?
https://youtu.be/_QoiCio4-T0
Malapetaka Akhir Zaman dengan Hilangnya Ilmu Agama
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu berkata kepada para sahabatnya, “Sesungguhnya kalian sekarang ini berada di masa para ulamanya masih banyak dan tukang ceramahnya sedikit. Dan akan datang suatu masa setelah kalian di mana tukang ceramahnya banyak, namun ulamanya amat sedikit.” (Lihat Qawa’id fi At-Ta’amul ma’al ‘Ulama)
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/93486-malapetaka-akhir-zaman.html
Permasalahan Seputar Basmalah di Awal Wudu
Wahai saudaraku, ada beberapa permasalahan seputar basmalah di awal wudu yang bisa kita pelajari lebih lanjut dalam pembahasan artikel kali ini.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/93419-permasalahan-seputar-basmalah-di-awal-wudu.html
Benarkah tidak ada dalil yang melarang musik?
https://www.youtube.com/watch?v=YwGafHn2pxk
Keyakinan Adanya Hari Sial
Pertanyaan:
Bolehkah meyakini adanya hari sial? Sehingga pada hari yang dianggap sial tersebut pantang diadakan acara-acara seperti pernikahan, peresmian, launching produk, dan semisalnya. Jazakumullah khayran.
Jawaban:
Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi, ash-shalatu was salamu ‘ala alihi wa shahbihi. Amma ba’du.
Tidak ada yang namanya hari sial. Ini adalah bentuk khurafat yang diyakini sebagian masyarakat. Dan keyakinan adanya hari sial ini mengandung beberapa penyimpangan terhadap aqidah Islam. Di antaranya:
Termasuk thiyarah
Thiyarah adalah anggapan sial terhadap sesuatu dengan adanya pertanda-pertanda. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
الطِّيَرَةُ شِركٌ ، الطِّيَرَةُ شِركٌ ، الطِّيَرَةُ شِركٌ ، وما منا إلا ، ولكنَّ اللهَ يُذهِبُه بالتَّوَكُّلِ
“Thiyarah adalah kesyirikan, thiyarah adalah kesyirikan, thiyarah adalah kesyirikan. Dan setiap kita pasti pernah mengalaminya. Namun Allah hilangkan itu dengan memberikan tawakal (dalam hati)” (HR. Abu Daud no. 3910, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).
Thiyarah disebut juga dengan tathayyur. Ibnul Qayyim menjelaskan mengatakan :
التطـيُّر: هو التشاؤم من الشيء المرئي أو المسموع
“At-tathayyur artinya merasa sial karena suatu pertanda yang dilihat atau didengar” (Miftah Daris Sa’adah, 3/311).
Dan menganggap hari-hari tertentu sebagai hari sial dengan pertanda-pertanda tertentu, ini termasuk thiyarah. Thiyarah adalah kesyirikan sebagaimana disebutkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadis di atas. Orang yang melakukan thiyarah menyandarkan kebaikan dan keburukan, untung dan sial, selamat dan bencana, kepada selain Allah. Padahal itu semua terjadi atas ketetapan Allah. Allah ta’ala berfirman :
فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Jika datang kebaikan pada mereka, mereka berkata: ini karena kami. Jika datang keburukan pada mereka, mereka ber-thiyarah dengan Musa dan kaumnya. Ketahuilah sesungguhnya yang menetapkan ini semua adalah Allah namun kebanyakan mereka tidak mengetahui” (QS. Al-A’raf: 131).
Simak:
https://konsultasisyariah.com/38543-keyakinan-adanya-hari-sial.html
@fawaid_kangaswad
Bolehkah puasa Syawal setelah bulan Syawal?
https://www.youtube.com/watch?v=o1ezpB4iTwM
“Dahulu, jika kami mendengar orang mengatakan ‘Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda’; mata-mata kami langsung tertuju kepadanya, dan telinga-telinga kami juga langsung mendengarkannya dengan seksama.
Lalu ketika orang-orang menaiki tunggangan yang liar dan jinak (yakni: menceburkan diri dalam urusan yang tidak mereka kuasai dengan baik); maka kami pun tidak mengambil dari orang-orang, kecuali ilmu yang kami ketahui (sebelumnya)”
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma
Muqaddimah Shahih Muslim, 1/13
Berlari Menuju Allah
Ibadah “berlari menuju Allah” (الفرار الى الله) adalah berlari menuju Allah untuk mendapatkan keselamatan atau perlindungan dari murka Allah dan dari api neraka. Ibadah ini memiliki kedudukan yang agung. Demikian pula, Allah telah menyiapkan balasan bagi orang-orang yang bersegera berlari menuju Allah Ta’ala.
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/93466-berlari-menuju-allah.html
“Mayoritas para imam salaf, mereka memandang bahwa hati itu lemah dan syubhat itu menyambar-nyambar”
Imam Adz-Dzahabi rahimahullah
Siyar A’lam an-Nubala, 7/261
"Tidaklah musibah turun, melainkan karena sebab dosa. Dan tidaklah ia diangkat, melainkan dengan taubat"
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu
Jami’ul Masa’il, 1/169
Bantu Radio Muslim Jogja
Radio muslim merupakan radio dakwah yang berada di tengah-tengah kota Yogyakarta. Radio Muslim berkomitmen menyebarkan dakwah Islam yang sesuai dengan Alquran dan Assunnah sesuai dengan pemahaman para sahabat. Saat ini, radio muslim beralamatkan di jalan C. Simanjuntak No. 72 Terban kota Yogyakarta.
Dengarkan Radio Muslim Yogyakarta di frekuensi 1467 AM.
Radio ini berdiri pada tahun 2009. Awalnya radio muslim masih berpindah pindah tempat, dimulai dari kajian yang disiarkan langsung dari masjid ke masjid melalui jaringan internet sampai akhirnya pada tahun 2011 radio muslim dapat mengudara dengan gelombang fm 107,9 FM berstatus sebagai radio komunitas, akan tetapi di tahun 2012 radio komunitas ini terhenti karena masalah perizinan yang sudah tidak dapat diperpanjang lagi, sehingga radio ini tidak dapat mengudara di gelombang FM, dan hanya streaming internet saja.
Disetiap harinya rata-rata pengunjung yang mengikuti siaran streaming berkisar 100-150/ hari, angka yang begitu besar melihat kontribusi yang kami berikan belum maksimal.
Melihat antusias para pendengar radio muslim tersebut, kami ingin lebih memperluas persebaran dakwah radio muslim ini, tidak hanya melalui internet, namun juga melalui gelombang radio, sehingga radio muslim dapat didengar lebih banyak orang lagi, dari berbagai lapisan masyarakat, baik yang mengenal internet maupun tidak.
Alhamdulillah dengan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa, Radio Muslim dapat mengudara melalui On Air di wilayah Yogyakarta dengan gelombang AM 1467 Khz. Semoga Radio Dakwah Umat Islam ini semakin bermanfaat bagi warga Yogyakarta dan sekitarnya bahkan Indonesia dan seluruh kaum muslimin di seluruh dunia. Aamiin
Berbagai program unggulan diantaranya:
Kajian Aqidah Islam, Kajian Keluarga, Kajian Tahsin Al-Quran, Spesial pendidikan anak, Kisah Sejarah islam untuk anak, kajian bahasa jawa, Konsultasi keluarga, bedah buletin At-Tauhid, HALO Dokter, dan bincang bisnis.
Ayo dukung Radio Muslim Yogyakarta agar terus bisa siaran, melalui link berikut :
Klik »
https://ypia.or.id/campaign/bantu-radio-muslim-jogja
Jazakumullah khayran.
“Ketahuilah, bahwa tauhid merupakan awal dakwah seluruh para rasul, awal tempat singgah perjalanan, dan awal tempat berdiri seorang hamba yang berjalan menuju Allah.”
Imam Ibnu Abil ‘Izzi Al-Hanafi rahimahullah
Minhatul Ilahiyah Fi Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal. 45
Dibuka Pendaftaran Santri Baru Ma’had Sahabat Qur’an
Belajar Bahasa Qur’an Khusus Putra
📆 Jadwal Belajar : Setiap Sabtu dan Ahad, / Bada Isya 19.15 WIB - 20.15 WIB
📚 Materi Pembelajaran :
1. Muyassar fii ilmi An-Nahwi
2. Dauroh Tafsir
3. Setoran Hafalan Qur’an dan Tahsin
🏡 Tempat Belajar : Rumah Sahabat Qur’an, Palagan KM 10
🔖 Fasilitas :
* Ruang belajar yang nyaman
💰 Biaya Pendaftaran : seikhlasnya
📆 Waktu Pendaftaran : 1 - 15 Mei 2024
📌 Cara Pendaftaran :
* Format (Nama_Usia_TempatTinggal)
* Kirim ke 0822-4144-1197 (WA)
* Ikuti intruksi selanjutnya
Penyelenggara :
* Rumah Sahabat Qur'an
Media Partner
* Muslim.or.id
🔄 Silakan boleh di share
Inilah akidah seluruh ulama Ahlussunnah di masa awal-awal Islam, Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah (wafat 463 H) mengatakan:
“Ahlussunnah telah ber-ijma’ (sepakat), dalam mengikrarkan dan mengimani semua sifat-sifat Allah yang datang dalam Alquran dan Assunnah.
Mereka memaknai sifat-sifat itu dengan makna hakiki, bukan dengan makna majazi, dan mereka tidak mem-bagaimana-kan satupun dari sifat-sifat itu. Mereka juga tidak membatasi Allah dengan sifat yang terbatas.
Adapun para ahli bid’ah, Jahmiyah, Mu’tazilah, dan Khawarij: mereka semua mengingkari sifat-sifat itu, mereka tidak memaknainya dengan makna hakiki, bahkan beranggapan bahwa orang yang mengikrarkan sifat-sifat itu sebagai ‘musyabbih’ (orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk). Sebaliknya, mereka di mata orang-orang yang menetapkan sifat-sifat itu adalah orang-orang yang meniadakan sesembahannya.
Dan kebenaran ada di pihak mereka yang mengatakan dengan apa yang dikatakan oleh Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, merekalah para imam (ahlussunnah wal) jama’ah, walhamdulillah”. [Lihat: Attamhid libni Abdil Barr 7/145].
Jadi, jika Anda merasa asing di zaman akhir ini, karena berpegang teguh dengan akidah ini, maka tidak perlu bersedih, karena sebenarnya Anda telah bersama seluruh ulama ahlussunnah wal jama’ah di zaman awal Islam.
“Dia berada di atas Arsy, tapi pengetahuan-Nya meliputi apapun yang ada di bawah Arsy, tidak ada satupun tempat yang luput dari pengetahuan-Nya”
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah
Arrad alaz Zanadiqah, hal 293
PENDAFTARAN KAMPUS TAHFIZH PROGRAM IQRO’
“اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ" رَوَاهُ مُسْلِمٌ
🍁 “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim) 🍁
Alhamdulillah Kampus Tahfizh Yogyakarta membuka Program Iqro’ bagi kaum muslimin yang ingin belajar membaca Al Qur’an dari nol
Program dapat diikuti secara Offline dan Online.
========
MASA PENDAFTARAN Maksimal Pendaftaran tanggal 16 Mei 2024 M
Pendaftaran akan ditutup jika kuota sudah terpenuhi.
========
Pilihan Kelas :
1️⃣ Kelas Iqro’ 1 (Baru dibuka)
Kelas bagi yang ingin belajar membaca Al Qur’an mulai dari nol (sama sekali belum bisa)
▪Materi: Pengenalan huruf hijaiyah, pengenalan harokat fathah, kasroh dan dhommah dll.
▪Syarat:
1. Belum tahu huruf hijaiyah atau masih sering tertukar
2. Minimal usia 10 tahun
▪Kitab: Aisar: Penuntun Mudah Meluruskan Lisan Para Pembaca Al Qur’an
📜 Buku Panduan: Aisar, Penuntun Mudah Meluruskan Lisan Para Pembaca Al Qur’an karya Ust. Abu Humayd Fauzi bin Isnain hafizhahullahu ta’ala
📌 Syarat batas usia agar bisa mengikuti program Iqro’ adalah minimal 10 tahun.
🎙️ Pengajar: Staff pengajar Kampus Tahfizh Yogyakarta.
💼 Fasilitas:
1. Ilmu yang bermanfaat
2. Sertifikat (PDF) bagi yang menyelesaikan program.
3. Hadiah bagi santri berprestasi
🗓️ Masa Belajar: 25 Mei-25 Agustus 2024 M/ 3.5 bulan
Waktu Belajar : Setiap Sabtu dan Ahad (28 pertemuan termasuk ujian)| Pilihan jam belajar terdapat di dalam form pendaftaran.
💻 Media Pembelajaran:
● Offline: Tatap Muka Langsung di masjid-masjid sekitar Pogung (Utara FT UGM) dan Wisma Muslimah YPIA
● Online: Aplikasi video-conference, Zoom.
♻️ Mekanisme Pendaftaran:
1. Mengisi formulir pendaftaran melalui website kampus tahfizh: https://kampustahfizh.id/
2. Mengirimkan pesan konfirmasi via WhatsApp dengan format Nama#IQRO ke nomor berikut:
* wa.me/6282138711658 (Kampus Tahfizh Putra)
3. Pembayaran
Waktu pembayaran Pendaftar Kelas Iqro’: 3-20 Mei 2024
Bagi santri yang tidak membayar pada waktu tersebut tanpa adanya uzur, maka pengurus berhak untuk menggugurkannya dari program.
💳 Berikut teknis pembayaran yang dapat dilakukan peserta:
▪ Transfer
Transfer ke rekening BSI (Bank Syari’ah Indonesia) no rek. 7755332261 a.n. Yayasan Pendidikan Islam (kode bank 451) Setelah transfer harap konfirmasi ke link https://kampustahfizh.id/
Catatan : Tidak menerima pembayaran langsung.
💵 Biaya belajar : Rp 350.000,-
Biaya bisa langsung dibayar lunas atau bisa dicicil 2 kali masing-masing Rp 175.000,- per pembayaran
🛎️ Pemesanan kitab dapat dilakukan secara Langsung di kantor Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary pada jam kerja (Senin s.d. Jum’at pukul 09.00-15.00 WIB) atau secara online melalui link: koleksi.kampustahfizh.id
Konfirmasi: wa.me/6285290866960
CATATAN:
1. Update informasi pendaftaran bisa dipantau melalui Whatsapp dan email.
2. Mengingat kuota terbatas, bagi yang tidak melakukan pembayaran pada waktu yang telah ditentukan tanpa udzur, maka pengurus berhak untuk menggugurkannya dari program.
=======
📡 Broadcasted by:
| Kampus Tahfizh Yogyakarta
| YPIA Academy
📲* Hubungi WhatsApp (WA)* :
| Ikhwan: wa.me/6282138711658
| Akhowat: wa.me/6281226906017 (CP 2 Akhowat)
| Facebook : Kampus Tahfizh
| Instagram : @kampus.tahfizh
| Telegram : t.me/ypia_academy
📬 Email :
| Ikhwan: kampustahfizh.ikhwan@gmail.com
| Akhowat: kampustahfizh.akhwat@gmail.com
“Mengapa kalian mengingkari bahwa Allah berada di atas Arsy? Padahal Dia sendiri telah mengatakan: ‘Allah yang maha pengasih itu berada di atas Arsy’ (QS. Thaha: 5)”
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah
Arradd alaz Zanadiqah, hal 287
“Dahulu, jika mereka ingin mengambil (ilmu agama) dari seseorang; mereka (lebih dahulu) melihat kepada salatnya, kepada penampilan lahirnya, dan kepada perhatiannya terhadap sunnah”.
Imam Ibrahim An-Nakha’i rahimahullah
Al-Jarhu Wat Ta’dil libni Abi Hatim, 2/29
Andai ini Salat Terakhirku
Bagaimana jika salat yang akan kita laksanakan setelah ini adalah salat terakhir kita sebagai makhluk yang bernyawa? Anggaplah kita tahu bahwa setelah salat ini nanti, malakul maut akan datang menjemput dan mencabut nyawa kita. Kita akan berpisah dengan orang-orang tercinta dan bersiap untuk menghadap Allah Ta’ala, serta mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan selama hidup di dunia.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/93417-andai-ini-salat-terakhirku.html
“Dahulu para ulama salaf tidak menanyakan tentang sanad, lalu ketika terjadi fitnah, mereka pun mengatakan: ‘sebutkan kepada kami orang-orang (sumber ilmu) kalian!’, maka jika dilihat orang tersebut ahlussunnah; hadisnya diterima, dan jika dilihat orang tersebut ahli bid’ah; hadisnya tidak diterima”.
Imam Ibnu Sirin rahimahullah
Muqaddimah Shahih Muslim, 1/15
Hukum Menghadap Kiblat ketika Salat di Kapal atau Pesawat
Bolehkah kita salat wajib tanpa menghadap kiblat, yaitu cukup menghadap sebagaimana arah kapal atau pesawat? Apakah hal tersebut boleh dalam seluruh keadaan, atau khusus keadaan-keadaan tertentu saja?
Silakan baca penjelasan lengkapnya di artikel berikut
https://muslim.or.id/93375-hukum-menghadap-kiblat-ketika-salat-di-kapal-atau-pesawat.html
Bisakah Birrul Walidain meski sedang jauh di luar kota?
https://www.youtube.com/watch?v=UpMxfebT1bM
Syubhat-Syubhat Penghalal Musik
Musik telah jelas keharamannya dalam syariat Islam. Karena dalil-dalil dari Al-Qur’an, hadis, serta perkataan para salaf sangat tegas menyatakan keharamannya. Demikian juga, para ulama 4 mazhab sepakat akan keharamannya. Yang tunduk kepada dalil dan tidak mengikuti hawa nafsu dan seleranya, tidak akan ragu akan keharaman musik.
Namun, orang-orang yang menghalalkan musik banyak sekali mengutarakan syubhat (kerancuan) untuk memunculkan keraguan di tengah masyarakat akan keharaman musik. Berikut ini beberapa syubhat tersebut dan jawaban ringkasnya.
Syubhat: “Tidak ada dalil yang melarang musik.”
Dalil yang melarang musik sangat banyak sekali, dari Al-Qur’an, sunnah, dan ijma‘ ulama. Di antaranya, Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Al-Karim,
“Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan lahwal hadis untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqman: 6).
Mayoritas ahli tafsir menafsirkan lahwal hadis dalam ayat ini maknanya adalah al-ghina’ (nyanyian). Ini merupakan tafsir Ibnu Abbas, Jabir bin Abdillah, Mujahid, dan Ikrimah. Namun, yang dimaksud nyanyian di sini adalah nyanyian yang diiringi alat musik. Sebagaimana dikatakan oleh Mujahid,
“Dari Mujahid, ia berkata, ‘Yang dimaksud al lahwu di sini adalah gendang.’” (lihat Tafsir At-Thabari).
Selengkapnya >> https://muslim.or.id/68748-syubhat-syubhat-penghalal-musik.html
Silakan share...
Hukum dan Tata Cara Salat dengan Duduk di Atas Kendaraan
Salat wajib tidak sah dilakukan dengan duduk di atas kendaraan, kecuali karena uzur (alasan yang dibenarkan).
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/93373-hukum-dan-tata-cara-salat-dengan-duduk-di-atas-kendaraan.html
Antara Tauhid dan Talbiyah
Di antara perkara yang sangat disayangkan dari sebagian kaum muslimin di masa sekarang adalah keterasingan mereka dengan tauhid yang benar. Banyak di antara saudara semuslim kita yang mengaku beriman kepada Allah Ta’ala, namun masih melakukan perbuatan-perbuatan yang mengandung kesyirikan, perbuatan-perbuatan yang akan mengurangi atau bahkan melunturkan keimanan seorang hamba kepada Allah Ta’ala.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/93421-antara-tauhid-dan-talbiyah.html
Hukum Syair Dalam Islam
Syair merupakan karya sastra yang telah lama dikenal oleh bangsa Arab. Di zaman Islam, pengaruh syair pun juga tidak lepas dari kehidupan kaum muslimin. Di zaman Nabi masih hidup, beliau pernah melarang dan mencela syair. Namun, beliau pun pada kesempatan lain tidak melarang syair, bahkan beliau pun pernah melantunkan syair. Kedua hal yang tampaknya bertentangan ini akan mudah dipahami apabila kita bisa menempatkan dalil-dalil yang ada sesuai dengan kondisi dan keadaannya. Dengan memahami penjelasan masing-masing dalil, maka adanya dalil-dalil yang tampaknya saling bertentangan tersebut dapat dikompromikan dan digunakan sebagaimana mestinya.
Tafsir firman Allah surah Asy-Syu’ara’ ayat 244
Allah Ta’ala berfirman dalam surah Asy-Syu’ara’ ayat 244,
وَٱلشُّعَرَآءُ يَتَّبِعُهُمُ ٱلْغَاوُۥنَ
“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.“ (QS. Asy-Syu’ara’: 244)
Mengenai ayat ini, ‘Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Mereka adalah orang kafir yang diikuti oleh golongan yang sesat dari manusia dan jin.” Demikian pula, yang dikatakan oleh Mujahid dan ‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan ulama salaf yang lainnya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Syekh ‘Abdurrahman Nashir As-Sa’di menjelaskan yang dimaksud (ٱلْغَاوُۥنَ) adalah orang yang sesat dari jalan petunjuk, yang menelusuri jalan menuju kesesatan dan kebinasaan. Para penyair sendiri adalah orang-orang yang sesat, dan Anda akan menemukan para pengikutnya adalah setiap orang sesat lagi celaka. (Taisirul Karimir Rahman fi Tafsiril Kalamil Manan)
Imam Ath-Thabary menjelaskan mengenai ayat ini bahwa yang dimaksud adalah para penyair musyrikin. Para penyair musyrikin yang mengikutinya adalah orang-orang sesat dan setan, serta para jin yang durhaka. Oleh karena itu, Allah menyebutkan secara umum keadaan mereka dan tidak mengkhususkan mengenai kesesatan tertentu. Dengan demikian, maka seluruh golongan yang sesat tercakup dalam keumuman ayat ini. (Jami’u Al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an)
Imam Al-Qurtuby menambahkan penjelasan bahwa (ٱلْغَاوُۥنَ) adalah orang yang berpaling dari jalan kebenaran. (Al-Jami’ li Ahkami Al-Qur’an.)
Sementara Syekh Abu Bakar Al-Jaza’iriy menyatakan bahwa (ٱلْغَاوُۥنَ) adalah orang yang tersesat dari petunjuk dan memiliki hati dan niat yang rusak. (Aisarut Tafasir li Kalami Al-‘Aliy Al-Kabir)
Namun, tidak semua yang mengikuti para penyair itu sesat. Dalam lanjutan ayat, Allah mengecualikan hal ini dalam firman-Nya,
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيراً وَانتَصَرُوا مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا
“Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman.” (QS. Asy-Syu’ara’: 247)
Ada di antara sahabat Nabi yang merupakan penyair yang membela Islam dan membela Rasul serta membantah kejelekan musyrikin, seperti sahabat Hasan bin Sabit, ‘Abdullah bin Rawahah, Ka’ab bin Malik, dan sahabat yang lainnya. (Lihat At-Tashil li Ta’wilit Tanziil Tafsir Asy-Syu’ara’ fi Sual wal Jawab karya Syekh Musthofa Al-‘Adawy)
Imam Ath-Thabary meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari ‘Abdurrahaman bin Zaid bahwa ada seseorang yang berkata kepada ayahku, “Wahai Abu Usamah, tidakkah engkau mengetahui firman Allah,
وَالشُّعَرَاء يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوُونَ أَلَمْ تَرَ أَنَّهُمْ فِي كُلِّ وَادٍ يَهِيمُونَ وَأَنَّهُمْ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ
‘Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap-tiap lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)?’ (QS. Asy-Syu’ara’: 244-246)”
Lanjut baca: https://muslim.or.id/90879-hukum-syair-dalam-islam.html
Ust. Adika Mianoki