Definisi Iman
Iman secara bahasa artinya membenarkan. Namun dalam istilah syar'i, para ulama mendefinisikan iman dengan 'keyakinan dengan hati disertai ucapan lisan dan amal anggota badan'. Imam Asy Syafi'i memberikan argumen yang sangat brilian tentang definisi iman tersebut, beliau berkata:
الإيمان قول وعمل واعتقاد بالقلب، ألا ترى قول الله عز وجل: {وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ}، يعني صلاتكم إلى بيت المقدس فسمى الصلاة إيماناً وهي قول وعمل وعقد
“Iman itu perkataan, perbuatan dan keyakinan hati. Bukankah anda melihat firman Allah Ta'ala (yang artinya) 'dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman (shalat) kalian' ayat ini bicara tentang shalat kalian yang menghadap Baitul Maqdis. Dalam ayat ini shalat disebut sebagai iman, sedangkan shalat itu mencakup perkataan, perbuatan dan keyakinan” (I'tiqad A'imatus Salaf, 1/44).
Terkadang para ulama juga mengatakan secara ringkas bahwa 'iman itu ucapan dan perbuatan', tanpa menyebut keyakinan. Karena keyakinan itu sudah tercakup dalam setiap perkataan dan perbuatan. Al Hafidz Al Hakami berkata: “bahwa iman itu adalah qaulun (ucapan) maksudnya ucapan hati dan ucapan lisan, dan iman itu 'amalun (perbuatan) maksudnya perbuatan hati, perbuatan lisan dan perbuatan anggota badan” (Ma'arijul Qabul, 2/588).
Lalu untuk memahami definisi iman ini, mari kita terapkan pada contoh yang lebih memahamkan. Jika seseorang berkata 'saya iman kepada Allah' ini artinya 'saya mengikrarkan bahwa saya meyakini apa-apa yang wajib diyakini tentang Allah, saya akan mengucapkan apa-apa yang wajib diucapkan tentang Allah dan saya akan lakukan setiap perbuatan merupakan konsekuensi keyakinan saya terhadap Allah'.
Dari definisi ini jelas bahwa iman itu tidak cukup hanya meyakini. Sehingga tidak mungkin orang yang tidak bersyahadat itu diklaim sebagai orang beriman. Juga tidak cukup hanya meyakini dan mengakui secara lisan. Sehingga tidak disebut beriman orang yang hanya mengaku iman atau mengaku Islam dengan lisannya, namun perbuatannya bertentangan dengan pengakuannya. Karena iman itu keyakinan hati perkataan, dan perbuatan.
___
Join juga @muslimahorid
Ini Hakekatnya
Sebagian manusia bekerja, siang malam, kedinginan, dan kepanasan tetapi tidak mendapat kecuali sedikit dari rupiah...
Sebagian manusia hanya duduk di atas meja, ruangan ber-AC, sedikit bergerak tapi mendapatkan banyak dari harta dunia...
Itulah rezeki, Allah-lah yang mengaturnya, Dia melapangkan kepada siapa yang dikehendaki dan menahannya dari siapa yang dikehendakiNya...
Tapi masalahnya adalah pemahaman kita tentang arti dari KEKAYAAN ...
Apakah itu...?
Siapakah orang kaya yang sesungguhnya..?
Selama seseorang tidak memahami hakekatnya maka ia akan berada di dalam kubangan kekurangan dan kemiskinan walaupun hartanya melimpah...
Mari kita perhatikan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berikut :
ليس الغنى عن كثرة العرض و لكن الغنى غنى النفس
"(Hakekat) kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda, akan tetapi hakekat kaya adalah kaya jiwa".
[HR Bukhari : 6446, Muslim : 1051]
Kaya jiwa, kaya hati inilah hakikatnya...
Karena kaya jiwa seseorang bisa tersenyum tulus dari hatinya yang lapang...
Karena kaya jiwa seseorang bisa berbagi rezeki walaupun hidup kekurangan...
Karena kaya jiwa makan, minum dan menjalani hidup dengan tenang tanpa stress walaupun hidup seadanya...
Tapi kalau jiwa miskin, maka kesusahan dan kesempitan yang dirasakan, tidak bahagia, sulit berinfaq dan berbagi, dan hidup sesalu dihantui kekurangan dan kekurangan...
Sudah saatnya kita merubah pandangan kita agar tidak menyesal...
Bacalah Al-Quran dan hadits-hadits Nabi, hadirilah kajian-kajian ilmu yang bermanfaat...
Mengejar dunia tanpa mengetahui hakikatnya, akan membuahkan kesempitan, kejenuhan, was-was, stress dst...
Seseorang akan mengalami kejenuhan, ya kejenuhan...
Kebahagiaan ada dalam kekayaan jiwa, dan ketaatan pada Allah...
Selamat beraktifitas, dan selamat berbagi dengan sesama...
___
Ust. Abu Ya'la Kurnaedi
Tiada yang bisa menghiburku, melebihi ayat-ayat ini..
======
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
"Bisa jadi kalian membenci sesuatu, padahal itu *lebih baik* bagi kalian". [Al-Baqarah: 216]
فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
"... Bisa jadi kalian membenci sesuatu, padahal Allah jadikan *banyak kebaikan* padanya. [An-Nisa': 19].
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا * إنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"... Pada setiap kesulitan, pasti ada kemudahan ** Pada setiap kesulitan, pasti ada kemudahan". [Al-Sharh 5-6].
Sungguh keyakinan kita pada ayat-ayat di atas, akan sangat menghibur kita.. Karena apapun yang menimpa, kita akan memandang, itulah yang lebih baik bagi kita.. Dan apapun kesulitan yang menghadang, kita yakin akan ada kemudahan-kemudahan yang dijanjikan Allah daripadanya, wallohu a'lam.
Oleh: Ustadz Musyafa Ad Dariny
Dunia itu remeh dan sedikit dibandingkan akhirat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
وَاللهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِي الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
“Tiadalah dunia dibanding akhirat melainkan hanyalah seperti air yang menempel di jari ketika salah seorang dari kalian mencelupkannya di laut.” (HR. Muslim no.2858).
____
Channel @silsilahsahihah
[Kesetiaan Pada Non Muslim]
Publik dan netizen Indonesia akhir-akhir ini mulai memperhatikan tentang toleransi dan kepemimpinan dalam Islam. Ada yang bicara soal tafsir untuk kepentingan politik. ada pula debat kusir yang menghadirkan tokoh-tokoh tanpa kapasitas keilmuan agama yang dengan mudahnya berbicara toleransi kepemimpinan pada non muslim seolah ulama sudah tidak pantas dijadikan alim yang menjadi rujukan nasihat ilmiah
Ya Allah lindungilah kami dari makar orang-orang yang ingin melemahkan dan melumpuhkan sendi-sendi Islam di negeri kami ini aamiin
Ada sebuah rekomendasi buku yang sangat bagus dalam membahas permasalahan yang sedang marak diperbincangkan saat ini. Buku dengan judul "Kesetiaan pada Non Muslim" ini disusun oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
Buku ini berisi
1. Prinsip aqidah Muslim thdp Non Muslim
2. Bentuk Kesetiaan kpd Non Muslim
3. Mengikuti Gaya Orang Kafir
4. Penjelasan toleransi kpd Non Muslim yg benar
5. Tetap Berbuat Baik kpd Non Muslim
6. Interaksi dgn Non Muslim, yg boleh dan yg wajib
7. Pembahasan Nikah Beda Agama
Harga buku: Rp 15.000,00
Pemesanan dapat menghubungi
WA/SMS/Telp: 085290888668
PIN BBM: 5D10F8FE
IG: pustakamuslim
pustaka.muslim.or.id
Yuk follow channelnya di @pustakamuslimjogja
*[OPEN STAND EVENT]*
Kunjungi stand kami di event nasional talkshow Ekonomi Syariah di UGM
✔ PUSTAKA MUSLIM
✔ MUSLIMSTORE.ID
✔ MUSLIM.OR.ID
*Sharia Economics National Talkshow SENSATION 2016*
*Mempersembahkan praktisi dan akademisi ekonomi Islam terbaik!*
✔Prof. DR. Bambang Sudibyo, MBA, CA (Ketua BAZNAS)
✔Bambang Brojonegoro (Kepala Bappenas)*
✔Dra. Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial)*
✔Dr. Hendri Saparini (Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk)
✔Moderator : Radikal Yuda Utama (Founder muslimplus.or.id)
*SENT tahun 2016 ini mengangkat tema:*
"Integrative Development Economics and Business as a Solution for Social Discrepancy"
✔Sabtu, 15 Oktober 2016
Pukul 08.00-13.00 WIB
@ PKKH, UGM
*Dibuka untuk mahasiswa/i, masyarakat umum, dan civitas akademik*
💰Harga tiket:
Umum :Rp80000
Mahasiswa&Pelajar : Rp60000
*Dapatkan tiket SENT di*
1. Selasar FEB UGM
2. Sekretariat SEF UGM
3. Perpustakaan Pusat UGM
*Fasilitas*
Snack+lunch
Sertifikat
Seminar kit
*Kunjungi Stand Kami*
✔ PUSTAKA MUSLIM
✔ MUSLIMSTORE.ID
✔ MUSLIM.OR.ID
*Note*
[Terbatas] Dapatkan vouceher belanja muslimstore.id up to 25% di stand kami
# menunda #
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
السين، وسوف، وعسى، ولعل: فهى أضر شيء على العبد، وهي شجرة ثمرها الخسران والندامات.
"Saya akan melakukannya, nanti akan saya kerjakan, mungkin saja saya lakukan nanti, semoga akan saya lakukan, kata-kata seperti ini sangat memberi kemudorotan kepada seorang hamba. Kata-kata ini merupakan sebuah pohon yang buahnya adalah kerugian dan penyesalan-penyesalan." (Madaarijus Saalikiin 1/470)
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta
web : mahadumar.id
twitter, instagram, dan telegram : @mubk_jogja
BBM : D2FA8488
JIKA INGIN ISLAM TERHORMAT HORMATILAH SYARIAT ISLAM
Penghinaan terhadap Islam adalah musibah atas kita semua kaum muslimin, dan tidak ada satupun musibah yang menimpa kita semua melainkan dengan sebab perbuatan tangan-tangan kita, Alloh (berfirman) : “Dan apapun musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri “ ( Asy-Syura : 30).
Tidaklah orang-orang kafir begitu kurang ajar melecehkan Islam kecuali di saat kaum muslimin sendiri banyak yang melecehkan Islam, begitu banyak suara-suara pelecehan syariat Islam di sekeliling kita yang sangat disayangkan keluar dari mulut-mulut orang-orang yang mengaku muslim, seperti anggapan bahwa Islam dianggap kaku dan keras, karena mengharamkan pria bercampur dengan wanita secara bebas, Islam menindas hak wanita, karena harus menutup semua anggota badannya, padahal mereka butuh bebas melihat seperti kaum pria, hukuman Islam sangat kejam karena pelaku perbuatan kriminal harus dibunuh, dipotong tangan, dan dirajam, ulamanya tidak terjun dalam urusan politik, hanya membahas haid dan ibadah saja, orang yang menjalankan sunnah dengan memelihara jenggot dikatakan kambing, yang memendekkan celana dikatakan kebanjiran !! Dan masih banyak lagi pelecehan-pelecehan yang lainnya.
Di saat kaum muslimin menghormati syariat Islam saat itulah mereka terhormat, dan disaat kaum muslimin menghinakan syariat Islam saat itulah Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, Dia tidak akan mencabut kehinaan itu dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian (Hadits Shahih Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya).
Ghirah terhadap Islam merupakan sikap yang terpuji, tetapi tidak selayaknya jika disalurkan dengan cara-cara yang tidak syari, seperti demonstrasi, unjuk rasa, dan semisalnya yang merupakan cara-cara penjajah yang sangat merugikan pemerintah kaum muslimin, rakyat, ekonomi dan agama Islam, serta memberi pel uang kepada para penjahat untuk melampiaskan hawa nafsu setannya.
Akhirnya kita memohon kepada Alloh agar memberikan taufiq kepada seluruh kaum muslimin kepada ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih, agar memperbaiki keadaan kaum muslimin semuanya, agar menganugerahkan kepada mereka fiqih di dalam agama, dan agar menjadikan mereka para pengikut Manhaj yang haq yang diridhai Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Amin.
___
Ust. Arif Fathul Ulum, Lc.
Anak Tanggung Jawab Ayah
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga-keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim: 6)
Para ulama menyatakan: ‘Diri-diri kalian,’ yakni: Anak-anak kalian, karena anak itu merupakan bagian dari diri ayahnya. Dan ‘keluarga-keluarga kalian,’ yakni: Istri-istri kalian.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ
“Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian tidak lain kecuali ujian.” (QS. At-Taghabun: 15)
Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.” (HR. Al-Bukhari no. 844 dan Muslim no. 1829)
Info BUKU: http://pustaka.muslim.or.id/2014/07/ayah-ditemani-sepi-aku-merindukanmu/
Sudah Ditanggung Allah
Oleh: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA
Salah satu masalah yang paling memusingkan banyak orang, pribadi maupun negara, adalah masalah rezeki. Pengangguran meruyak di mana-mana. Tidak sedikit orang yang stress, bahkan bunuh diri, gara-gara himpitan ekonomi.
Padahal sebenarnya kita tidak perlu mengalami kondisi buruk kejiwaan seperti itu. Apalagi bila kita mengenal Allah ta’ala dengan baik.
Ketahuilah bahwa rezeki seluruh makhluk tanpa terkecuali sudah ditanggung Allah ta’ala. Di dalam al-Qur’an telah dijelaskan,
“وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا”
Artinya: “Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi ini; melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya”. QS. Hud (11): 6.
Statemen di atas adalah janji dari Allah ta’ala. Dan sebagaimana telah maklum bahwa Allah itu tidak mungkin mengingkari janji-Nya.
Bila ada orang kaya nan jujur dan dermawan bersedia menjamin biaya kehidupan Anda selama satu tahun misalnya, saya yakin Anda pasti akan merasa senang sekali. Bagaikan kejatuhan durian runtuh. Anda akan menghadapi kehidupan setahun ke depan dengan penuh optimisme.
Mengapa giliran Allah yang menjamin rezeki kita, lantas ada di antara kita yang merasa pesimis dalam menghadapi hidup ini? Bukankah Allah jauh lebih kaya, jujur dan dermawan dibanding orang kaya di atas?
Penuhi syarat-Nya!
Namun tentunya perlu dibedakan antara optimis dengan nekat.
Allah akan menjamin rezeki kita, bila syarat yang digariskan-Nya kita penuhi. Yakni tekun beribadah kepada-Nya.
Menarik sekali untuk kita cermati firman Allah berikut ini,
“وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)”
Artinya: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan yang sangat kokoh”. QS. Adz-Dzariyat (51): 56-58.
Allah menjelaskan bahwa tujuan utama diciptakannya jin dan manusia adalah agar beribadah kepada-Nya. Setelah itu Allah menegaskan bahwa Dialah Sang Pemberi rezeki.
Seakan Allah ingin menjelaskan agar kita menjalankan saja tugas utama tersebut, yakni sibukkan diri dengan beribadah. Niscaya timbal baliknya, pasti Allah akan menjamin rezeki kita.
Tapi bukan berarti kita tidak perlu bekerja mencari nafkah. Sebab menafkahi anak dan istri pun juga ibadah.
Hanya saja jangan sampai upaya kita dalam mencari rezeki justru malah melalaikan kita dari ibadah-ibadah pokok, seperti shalat dan yang semisalnya.[1] Dan jangan pula kita melanggar aturan Allah serta menghalalkan segala cara demi mendapatkan rezeki.
Rezeki Allah pasti kita dapatkan dengan cara-cara yang halal. Andaikan kita dapatkan dengan cara yang haram pun, tentu tidak akan mendatangkan keberkahan.
Semoga renungan singkat ini bermanfaat…
Qodarullah 2 HP Pustaka Muslim hilang pada 20 oktober 2016. Untuk itu jika ada broadcast atau pesan dari kontak kami maka itu bukan dari tim Pustaka Muslim.
Untuk sementara pemesanan atau info pelanggan dialihkan ke inbox FP/Email/DM Instagram
Kami mohon doanya agar senantiasa dalam lindungan Allah dan senantiasa dimudahkan dalam setiap usaha
Pustaka Muslim adalah salah satu unit usaha mandiri dari Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary (YPIA) Yogyakarta yang bergerak dibidang penerbitan buku-buku Islam. Selama ini Pustaka Muslim telah berkontribusi dalam berbagai kegiatan yang menunjang dakwah baik perorangan, atau pun kelompok masyarakat.
Pustaka.muslim.or.id
Channel telegram @pustakamuslimjogja
# Mari Berbuat Ihsan #
Ihsan adalah kesempurnaan dan kemampuan untuk melakukan amal dalam bentuk yang paling bagus dan paling indah, baik itu dalam beribadah kepada Allah maupun dalam bermuamalah dengan makhluk.
Adapun ihsan dalam beribadah kepada Allah, diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau :
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (H.R. Muslim)
Adapun ihsan dalam bermuamalah dengan makhluk, diterangkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“ Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang dia cintai untuk dirinya “ (H.R Bukhari dan Muslim)
Dan juga sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِى يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ
“ Dan hendaklah dia memperlakukan manusia sebagaimana dia ingin diperlakukan “ (H.R Muslim)
Barangsiapa yang berbuat ihsan dalam beribadah kepada Allah, maka Allah akan selalu bersamanya dan mencintainya.
وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“ Dan sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang berbuat ihsan “ (Al Ankabut :69)
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan “ (Al Baqarah : 195)
Barangsiapa berbuat ihsan dalam bermuamalah terhadap sesama manusia, maka Allah akan memberikan balasan kebaikan kepadanya untuk setiap ihsan yang telah dia lakukan sebagai balasan untuknya sesuai dengan amal yang sudah dia lakukan.
Oleh : Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrozzaq bin ‘Abdil Muhsin al Badr hafidzahullah
Alih bahasa : Adika Mianoki
Sumber : http://al-badr.net/muqolat/4625
[BEST SELLER SOUVENIR NIKAH UNIK ANTI MAINSTREAM]
Alhamdulillah pada periode 3 bulan terakhir ini Pustaka Muslim mampu memproduksi kurang lebih 20.000 souvenir dengan berbagai desain, dari desain reguler sampai desain custom yang asyik banget dan tentunya bermanfaat juga... kan buku saku Dzikir Pagi Petang yang dijadikan hadiah...
Nah, Jika kamu dan calon pasangan kamu punya ide kreatif atau jago desain, bisa benget lho kamu mendesain sendiri souvenirnya. Jadi tunggu apalagi, yuk ekspresikan romansa bahagianya hari terindahmu dengan kreasi souvenir yang unik dan bermanfaat
Dan bagi kamu yang masih single bisa juga kok merekomendasikan ide ini pada teman atau saudara yang bingung mencari souvenir pernikahan. He..he..
hitung-hitung kamu juga bisa turut andil dalam moment membahagiakan mereka. Siapa tau abis itu kamu ketemu jodoh ...
Beberapa contoh souvenir yang unik:
1. Souvenir yang dijadikan satu dengan undangan (ngirit banget nih)
2. Mau lebih cantik? bisa banget... dibungkus kain tile warna-warni
Lama ngga kak pengerjaannya???
Nggak lama kok...
estimasi standard kami adalah 2-3 minggu setelah naik cetak. Bisa lebih cepat atau lambat sesuai antrian...
So, tunggu apalagi...
Note:
Gallery souvenir bisa dikepoin di IG [at]pustakamuslim atau langsung japri ke mas-mas CS kami
(Bantu Follow [at]pustakamuslim yuk)
Pustaka Muslim, salah satu penerbit buku Islam kekinian yang mendukung berbagai kegiatan dakwah melalui penjualan buku-buku penebar ilmu dan tentunya kami juga menyediakan souvenir pernikahan yang anti mainstream...
Kontak Pustaka Muslim:
WA/SMS/Telp: 085290888668
PIN BBM: 5D10F8FE
IG: pustakamuslim
pustaka.muslim.or.id
Join channel telegram kami di @pustakamuslimjogja
Apakah Al Qur’an Bebas Tafsir?
Pernyataan bahwa Al Qur’an itu bebas tafsir erat kaitannya dengan bahasan at tafsir bir ra’yi (penafsiran Al Qur’an dengan opini). Menafsirkan Al Qur’an semata-mata dengan akal dan opini tanpa landasan ilmu yang benar, hukumnya haram dan terlarang melakukannya. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al Isra: 36).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
من قال في القرآن بغير علم فليتبوأ مقعده من النار
“barangsiapa yang berkata tentang Al Qur’an tanpa ilmu maka siapkanlah tempat duduknya di neraka”.
Juga diriwayatkan dari Jundab bin Abdillah radhiallahu’anhu:
من قال في القرآن برأيه فأصاب فقد أخطأ
“barang siapa yang berkata tentang Al Qur’an sebatas dengan opininya, lalu kebetulan ia benar, maka ia tetap salah".
Oleh karena itu kita lihat generasi terbaik umat Islam yaitu para sahabat Nabi, para tabi’in, dan tabiut tabi’in, mereka tidak berani menafsirkan Al Qur’an jika mereka tidak tahu tafsirnya.
Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu’anhu pernah ditanya mengenai makna abban atau al abb dalam surat Abasa ayat 31: وَفَاكِهَةً وَأَبًّا, namun Abu Bakar mengatakan:
أي سماء تظلني؟ و أي أرض تقلني؟ إذا قلت في كلام الله ما لا أعلم
“Langit mana yang akan menaungiku? Bumi mana yang akan menopangku? Jika aku berkata tentang kalamullah yang aku tidak ketahui (tafsirnya)”.
Suatu kala Sa’id bin Musayyib ditanya mengenai tafsir sebuah ayat, beliau mengatakan:
إنا لا نقول في القران شيئا
“kami tidak (berani) beropini sedikit pun mengenai tafsir Al Qur’an”.
Beliau katakan demikian karena tidak tahu mengenai tafsir ayat tersebut.
Ath Thabari mengatakan: “Kabar-kabar dari para salaf ini bukti benarnya penyataan kami bahwa penafsiran ayat Al Qur’an tidak bisa diketahui ilmunya kecuali dengan penjelasan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, atau dengan adanya dalil yang mendukungnya. Tidak boleh seorang pun berkata tentang tafsirnya hanya dengan opininya".
Selengkapnya: http://muslim.or.id/28810-al-quran-bebas-tafsir.html
___
Join juga @muslimahorid
Anda pun Berkaromah, ketika...
Ibnu Taimiyah mengatakan,
وأن الله لم يكرم عبده بكرامة أعظم من موافقته فيما يحبه ويرضاه وهو طاعته وطاعة رسوله وموالاة أوليائه ومعاداة أعدائه
"Tidak ada karamah bagi hamba yang diberikan Allah melebihi konsistensi mereka dalam melakukan apa yang dicintai dan diridhai-Nya, yaitu dengan menaati Allah, menaati rasul-Nya, loyal kepada wali-Nya dan benci kepada penentang-Nya."
Beliau juga mengatakan,
وإنما غاية الكرامة لزوم الاستقامة، فلم يكرم الله عبدا بمثل أن يعينه على ما يحبه ويرضاه، ويزيده مما يقربه اليه ويرفع به درجته
"Sesungguhnya puncak karomah adalah konsisten beristiqamah di atas agama. Tidak ada karomah yang diberikan Allah kepada hamba semisal pertolongan Allah kepadanya agar melaksanakan apa yang dicintai dan diridhai-Nya, serta menambah taufik kepada hamba agar memperbanyak amal shalih yang dapat mendekatkannya kepada Allah dan mengangkat derajatnya."
Itulah mengapa Rasulullah shallallahu alaihi was sallam senantiasa memohon agar diberikan ketetapan hati dan langkah di atas agama ini dengan berdo'a,
يا مقلب القلوب! ثبت قلبي على دينك
"Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu."
Dengan demikian, wahai Saudaraku...
Anda pun berkaromah ketika Anda berpegang teguh dengan akidah yang bersih dan manhaj yang lurus, akidah ahli sunnah wal jama'ah
Anda pun berkaromah, ketika Anda kontinu dan bersemangat menjaga aktivitas shalat 5 waktu di masjid
Anda pun berkaromah, ketika Anda bersegera menegakkan shalat Subuh berjama'ah setiap hari
Anda pun berkaromah, ketika Anda meninggalkan segala bentuk aktivitas untuk memenuhi panggilan shalat tatkala adzan telah dikumandangkan
Anda pun berkaromah, ketika Anda meluangkan waktu khusus untuk membaca al-Quran, tidak dilalaikan oleh medsos dan games yang melalaikan
Anda pun berkaromah, ketika Anda melazimkan diri untuk membaca doa, dzikir, dan wirid sesuai tuntunan dan kondisi, serta berusaha untuk tidak meninggalkan dan melupakannya
Anda pun berkaromah, ketika Anda kontinu berpuasa sunnah di setiap minggu atau bulan
Anda pun berkaromah, ketika Anda konsisten melaksanakan shalat malam meskipun satu raka'at dan tidak memutusnya dengan alasan apa pun
*Adapun Engkau saudariku...*
Anda pun berkaromah ketika tetap menjaga hijab Anda menutup aurat sebagaimana yang diperintahkan, tanpa perlu dilengkapi dengan hiasan-hiasan
Anda pun berkaromah ketika Anda menjadi istri yang menunaikan hak-hak suami demi menunaikan ketaatan kepada Allah ta'ala
Anda pun berkaromah ketika anda menjadi wanita mukminah mustaqimah yang berhiaskan sifat malu sehingga jangan sampai menjadi wanita mustaqimah pada fisik semata namun kosong dari akhlak malu
Anda pun berkaromah ketika Anda berusaha meraih ridha orang tua ketika melayani mereka, karena ridha mereka akan mengundang ridha Allah
Anda pun berkaromah ketika Anda berakhlak baik dan bersikap lembut kepada setiap orang yang anda kenal maupun tidak karena meneladani Nabi shallallahu alaihi was sallam
Anda pun berkaromah ketika Anda berusaha memenuhi hak orang lain dan menunaikan kewajiban Anda kepada mereka, terutama hak keluarga Anda
Anda pun berkaromah ketika selama hidup hingga wafat, hati Anda dipenuhi rasa cinta terhadap apa yang dicintai Allah dan rasa benci terhadap apa yang dibenci oleh-Nya
Anda pun berkaromah ketika Anda senantiasa memanjatkan do'a meminta keteguhan selama hidup, memintanya dengan hati yang luluh kepada Allah, Zat yang ditangan-Nya terletak hati para hamba, dan Dia-lah yang kuasa membolak-balikkannya.
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك وتوفنا وأنت راض عنا وألحقنا بالصالحين
Ya Allah, Zat yang membolak balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu dan wafatkanlah kami dalam kondisi Engkau ridha kepada kami, dan jadikanlah kami beserta orang-orang yang shalih
وصلى الله وسلم على النبي الكريم وأله وصحبه أجمعين
والحمد لله رب العالمين
___
Ust. Muhammad Nur Ichwan Muslim
Join juga @muslimahorid
Siapa Bilang Demonstrasi Itu Solusi?
Imam Ibnul Qoyyim berkata dalam Madarijus Salikin: “Apabila seorang merasa kesulitan tentang hukum suatu masalah, apakah mubah ataukah haram, maka hendaklah dia melihat kepada mafsadat (kerusakan) dan hasil yang ditimbulkan olehnya.
Apabila ternyata sesuatu tersebut mengandung kerusakan yang lebih besar, maka sangatlah mustahil bila syari’at Islam memerintahkan atau memperbolehkannya, bahkan keharamannya merupakan sesuatu yang pasti.
Lebih-lebih apabila hal tersebut menjurus kepada kemurkaan Allah dan Rasul-Nya baik dari jarak dekat maupun dari jarak jauh, seorang yang cerdik tidak akan ragu akan keharamannya”.
Dengan bercermin kepada kaidah yang berharga ini marilah kita bersama-sama melihat hukum demonstrasi secara adil. Apakah yang kita dapati bersama? Kita akan mendapati dampak negatif dan kerusakan-kerusakan akibat demonstrasi, di antaranya: hilangnya keamanan negara, hilangnya wibawa pemimpin, kerusakan bangunan dan jalan, penjarahan, kemacetan lalu lintas, keluarnya kaum wanita di jalan-jalan, aksi mogok makan yang sangat mengkhawatirkan, bahkan tak jarang nyawa manusia melayang. Bukankah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لزوال الدنيا وما فيها أهون عند الله من قتل المسلم بغير حق
“Hancurnya dunia dan isinya lebih ringan di sisi Allah daripada hilangnya nyawa seorang muslim tanpa alasan yg benar“.
Kemudian, tanyakan pada dirimu, bukankah demonstrasi sudah seringkali digelar? Lantas apa hasilnya? Pikirkanlah!!
Ya Allah, jagalah negeri kami dari kerusakan.
—
Penulis: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
Sumber: http://muslim.or.id/23977-siapa-bilang-demonstrasi-itu-solusi.html
Join juga @muslimahorid
DUA JENIS AURAT
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:
"Aurat itu ada dua: aurat hissiyah (denotatif), aurat ma'nawiyah (konotatif).
Aurat hissiyah adalah anggota tubuh yang tidak boleh terlihat seperti qubul dan dubur dan semisalnya sebagaimana yang telah diketahui dalam ilmu fikih.
Aurat ma'nawiy adalah aib, akhlak yang buruk dan amalan yang buruk".
(Syarah Riyadush Shalihin).
___
Dari channel Fawaid Al Utsaimin
Siapakah Yang Dimaksud Ulil Amri?
Pertanyaan:
Ustadz tolong jelaskan siapa itu ulil amri, dan apakah syarat disebut ulil amri harus dengan pengangkatan secara syari’iy serta bagaimana jika ia berhukum kepada hukum selain islam, apakah masih disebut ulil amri ?
Ustadz Badrusalam Lc. hafizhahullah menjawab:
Syaikh Shalih Al Fauzan ditanya: “Apakah prinsip ini, khusus untuk untuk penguasa yang berhukum dengan syariat Allah sebagaimana negeri kita yang diberkahi ini, ataukah umum untuk pemerintah kaum muslimin bahkan yang tidak berhukum dengan syariat Allah dan menggantinya dengan qawanin wadh’iyyah (hukum buatan manusia)?”
Beliau menjawab: “Allah ‘Azza Wajalla berfirman: مكنم رملأا يلوأو “Dan ulil amri di antara kalian” [QS An Nisa 59]. Maksudnya, dari kaum muslimin. Maka jika dia penguasa itu muslim, tidak kafir kepada Allah dan juga tidak melakukan salah satu dari pembatal-pembatal keislaman, maka dia adalah ulil amri yang wajib ditaati (Sumber: http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13289).
Di sini beliau menjelaskan bahwa ulil amri itu setiap penguasa muslim secara mutlak baik diangkatnya secara syari’iy atau pun tidak sesuai syari’at.
Adapun pendapat yang mengatakan bahwa ulil amri itu hanya bila diangkat bila sesuai syariat saja adalah pendapat yang tidak memiliki pendahulu bahkan ia adalah pendapat yang diada adakan.
Justru para ulama bersepakat bahwa orang yang menjadi pemimpin karena menang dalam revolusi maka ia wajib ditaati. Al Hafidz ibnu Hajar rahimahullah berkata:
وقد أجمع الفقهاء على وجوب طاعة السلطان المتغلب والجهاد معه وأن طاعته خير من الخروج عليه لما في ذلك من حقن الدماء وتسكين الدهماء
“Para fuqoha telah berijma’ akan wajibnya menaati penguasa yang menang (dengan senjata) dan berjihad bersamanya. Dan bahwa menaatinya lebih baik dari memberontak kepadanya. Karena yang demikian itu lebih mencegah terkucurnya darah dan menenangkan kekacauan” (Fathul Baari 13/7).
Padahal memberontak itu tidak sesuai syariat, namun ketika ia menjadi penguasa dengan cara seperti itu, tetap ditaati dan dianggap sebagai ulil amri.
Ini menunjukkan bahwa walaupun tata caranya tidak sesuai syariat, maka tetap ditaati sebagai ulil amri. Ini juga ditunjukkan oleh hadits:
أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة وإن تأمر عليكم عبد حبشي
“Aku wasiatkan kalian agar bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun ia seorang hamba sahaya habasyah” (HR At Tirmidzi)
Dalam pemilihan pemimpin secara syariat, hamba sahaya tak mungkin menjadi pemimpin karena semua ulama menyatakan bahwa syarat pemimpin adalah merdeka dan bukan hamba sahaya. Bila ia menjadi pemimpin pasti dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat. Namun Nabi shallallahu alaihi wasallam tetap menyuruh kita untuk menaatinya.
Nabi shallallahu alaihi wasallam juga mengabarkan akan adanya pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum Allah. Beliau bersabda:
يكون بعدي أئمة لا يهتدون بهداي ولا يستنون بسنتي وسيقوم فيهم رجال قلوبهم قلوب الشياطين في جثمان إنس
قلت كيف أصنع يا رسول الله إن أدركت ذلك? قال تسمع وتطيع للأمير وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فاسمع وأطع
“Nanti setelah aku akan ada pemimpin pemimpin yang tidak mengambil petunjukku dan tidak pula melaksanakan sunnahku. Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”
Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka” (HR. Muslim no. 1847).
Hadits ini tegas menunjukkan bahwa walupun mereka tidak mengambil petunjuk nabi dan sunnahnya, tetap harus ditaati dalam hal yang ma’ruf. Ini sebagai bantahan terhadap orang yang mengatakan bahwa bila pemimpin itu berhukum dengan selain hukum Allah maka tidak disebut ulil amri.
Selengkapnya: http://muslim.or.id/28789-siapa-yang-dimaksud-dengan-ulil-amri.html
*PAKET BUKU: MUDAH MENJEMPUT BAROKAHNYA REZEKI*- JILID 2
"Kapan lagi bisa beli rumah, harga makin gila kalau tidak dicicil dari sekarang mana bisa kebeli?"
Merasa sudah bahagia dengan KPR, Leasing, Asuransi, kartu kredit, perpajakan, perbankan syariah dan berbagai transaksi riba lainnya?
Bank bisa memberikan jaminan pelunasan hutang sampai belasan tahun, tapi umur kita belum tentu dijamin selama itu. Apalagi yang ditanggung adalah hutang dalam balutan riba yang sudah jelas keharamannya. yuk wujudkan #indonesiatanpariba
*Paket buku*
1. Harta Haram Muamalat Kontemporer [Best Seller]
2, Ada Apa Dengan Riba [New Release]
3. Fikih Perdagangan Islam
4, Pembuka Pintu Rezeki
5. Bermodalkan Ilmu Sebelum Berdagang
Harga 1 paket: 295.000 ,
*Diskon menjadi 236.000*
Mau diskon sampai 30%? silakan hubungi CS untuk pemesanan dan info produk
*KONTAK CS*
muslimstore.id
*Telp/SMS/WA*
CS1: 0853 2656 6664
CS2: 0823 9500 4230
*PIN BBM*
CS1: 5B48C425
CS2: D2EF7AA4
*Instagram*
muslimstore_id
JIMAT
Tamimah (jimat) pada masa jahiliah adalah sesuatu yang dikalungkan pada anak kecil untuk menolak ain (suatu penyakit yang disebabkan oleh pandangan mata). Namun pengertian tamimah sekarang ini tidak terbatas pada bentuk dan kasus tertentu, tetapi mencakup semua benda dari bahan apapun, bagaimanapun cara pakainya dan tempat pakainya. Ada yang dari bahan kain, benang, kerang maupun tulang, baik dipakai dengan cara dikalungkan, digantungkan dan sebagainya. Tempatnya pun bervariasi baik di mobil, rumah, leher, kaki dan sebagainya. Contoh gampangnya seperti kalung, batu akik, cincin, sabuk (ikat pinggang), rajah (tulisan Arab yang ditulis per huruf dan kadang ditulis terbalik), selendang, keris atau benda-benda yang digantungkan pada tempat tertentu seperti di atas pintu di kendaraan, di pintu depan rumah, diletakkan pada ikat pinggang atau sebagai ikat pinggang, sebagai susuk, atau ditulis di kertas, dibakar lalu diminum dan lain-lain dengan maksud untuk mengusir atau tolak balak.
Dalil-Dalil Tentang Haramnya dan Kesyirikan Tamimah
Ketahuilah bahwa memakai tamimah hukumnya terlarang. Alloh berfirman:
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Niscaya mereka menjawab: Alloh, Katakanlah: Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Alloh, jika Alloh hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Alloh hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya? Katakanlah: Cukuplah Alloh bagiku. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (QS. Az Zumar: 38)
Berhalaberhala sesembahan orang musyrik tersebut tidak mampu memberikan manfaat atau menolak mudharat bagi penyembahnya karena memang berhala bukan merupakan sebab untuk mencapai maksud penyembahnya. Begitu pula dengan para pengguna tamimah yang telah mengambil sebab yang bukan merupakan sebab.
Dalam banyak hadits juga disebutkan hal yang serupa. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam melihat seseorang yang memakai gelang kuningan di tangannya, maka beliau bertanya, Apa ini? Orang itu menjawab, Penangkal sakit. Nabi pun bersabda, Lepaskanlah, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya. (HR. Ahmad). Nabi memerintahkan untuk melepas tamimah tersebut dan mengancam dengan ancaman yang sangat keras jika tidak dilepas hingga mati, menunjukkan tamimah dosa yang sangat besar. Dan ancaman tidak akan beruntung selama-lamanya hanya tertuju pada kesyirikan.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah, bahwa ia melihat seorang lakilaki di tangannya ada benang untuk mengobati sakit panas, maka dia putuskan benang itu seraya membaca firman Alloh taala,
Dan sebagian besar dari mereka itu beriman kepada Alloh, hanya saja mereka pun berbuat syirik (kepada Nya). (QS. Yusuf: 106)
Hudzaifah memahami bahwa tamimah merupakan kesyirikan oleh karena itu beliau membawakan firman Alloh di atas untuk mendalili kesyirikan tersebut. Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Barang siapa menggantungkan sesuatu barang (dengan anggapan bahwa barang itu bermanfaat atau dapat melindungi dirinya), niscaya Alloh menjadikan dia selalu bergantung kepada barang tersebut. (HR. Imam Ahmad dan At Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan bahwa pengguna tamimah akan terlantar dan tidak mendapatkan pertolongan Alloh, ini bukti bahwa tamimah sangat tercela.
Nabi bersabda kepada Ruwaifi yang artinya, Hai Ruwaifi, semoga engkau berumur panjang. Untuk itu sampaikanlah kepada orang-orang bahwa siapa saja yang mengikat jenggotnya atau memakai kalung dari tali busur panah atau beristinja dengan kotoran binatang ataupun dengan tulang, maka sesungguhnya Muhammad berlepas diri dari semua itu. (HR. Ahmad). Berlepas dirinya Rosululloh dari pengguna tamimah bukti bahwa hal itu merupakan dosa besar.
Selengkapnya: http://muslim.or.id/153-jimat-gaya-hidup-modern.html
___
Join juga @muslimahorid
Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz
Soal:
Apa hukum membaca garis tangan, baik serius (untuk membaca nasib dan semacamnya) atau untuk bercanda?
Jawab:
Ini adalah perbuatan yang batil dan merupakan perdukunan, hukumnya tidak boleh. Membaca garis tangan, finjan (metode ramalan dengan air dalam bejana), dan yang semisalnya seperti dharbul hasha (meramal dengan lemparan kerikil), wada'ah (metode ramalan dengan memakai kerang), semua ini adalah kesesatan dan merupakan klaim pengetahuan terhadap ilmu gaib. Jika yang melakukannya mengklaim tahu ilmu gaib dengan metode-metode tersebut ia menjadi kafir dengan jenis kafir akbar. Na'udzubillah.
Karena ilmu gaib itu tidak diketahui kecuali oleh Allah, dan tidak bisa diketahui dengan cara melempar kerikil, atau dengan membaca garis tangan, atau dengan finjan, atau dengan cara lain yang dipraktekkan para dukun. Ilmu gaib hanya diketahui oleh Allah Ta'ala semata.
Barangsiapa yang mengaku mengetahui ilmu gaib baik dengan membaca garis tangan, atau melempar kerikil, atau dengan metode hitung jari, atau metode apapun, semua ini adalah bentuk kekufuran terhadap Allah 'azza wa jalla. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
"katakanlah (wahai Muhammad) : 'Tidak ada di langit dan di bumi yang mengetahui ilmu gaib kecuali Allah'" (Qs. An Naml: 65).
Dan Allah jalla wa 'ala dalam kitab-Nya yang mulia juga berfirman kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam:
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ
"katakanlah (wahai Muhammad) : 'aku tidak pernah mengatakan kepada kalian bahwa aku mengetahui rahasia-rahasia Allah dan aku juga tidak mengetahui perkara gaib'" (QS. Al An'am: 50).
Maka barangsiapa yang mengakui mengetahui ilmu gaib baik dengan membaca garis tangan, atau melempar kerikil, atau dengan wada'ah, atau metode ramalan yang lainnya, semua ini batil dan merupakan kekufuran serta kesesatan. Kita memohon kepada Allah agar memberikan keselamatan dari itu semua.
***
Sumber: Fatawa Nuurun 'alad Darbi, no. 218, 3/363, Asy Syamilah.
Sumber: http://muslim.or.id/28781-fatwa-ulama-hukum-membaca-garis-tangan.html
Join juga @muslimahorid
Akidah Sesat Syi'ah Tentang Allah
Akar Rafidhah (Syi’ah) adalah dari Yahudi yang dipelopori oleh Abdullah bin Saba’ Al Yahuud. Ia mengaku-ngaku Islam dan mengklaim dirinya sebagai pengagum ahlul bait, namun ia bersikap ghuluw (berlebihan) terhadap ‘Ali radhiyallahu ‘anhu. Lalu ‘Ali diklaim sebagai khalifah sebenarnya sepeninggal Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian ‘Ali pun disikapi ekstrim sampai diangkat martabatnya hingga derajat ilahiyah atau ketuhanan. Inilah yang diakui oleh Syi’ah Itsna ‘Asyariyyah sendiri dalam buku-buku mereka. Karena sikap ghuluw ini, mereka akhirnya dibakar oleh ‘Ali dan ‘Ali pun sebenarnya berlepas diri dari mereka.
Di antara akidah sesat Syi’ah tentang Allah adalah:
1. Mereka mengaku bahwa mereka tidaklah sama dengan Ahlus Sunnah dalam ilah (sesembahan), Nabi dan Imam. Mereka menyatakan bahwa Rabb yang disembah Abu Bakr dan Nabinya tidak sama dengan mereka. (Kitab Al Anwar An Ni’maniyyah, Ni’matullah Al Jazairi 2: 278)
2. Mereka memiliki keyakinan bahwa Allah tidaklah dilihat pada hari kiamat. Allah tidak disifati dengan tempat dan waktu. Bahkan mereka menyatakan bahwa siapa yang mengakui Allah turun ke langit dunia dan Allah akan dilihat oleh penduduk surga seperti mereka melihat rembulan (dengan begitu jelas) atau semacamnya, maka ia termasuk kafir. (‘Aqoidul Imamiyah, Ridho Muzhoffar, 58)
3. Mereka menyatakan bahwa pada hari ‘Arofah pada waktu zawal (matahari tergelincir ke barat), Allah akan turun ke bumi di atas unta lalu membuang kotoran (berak), lalu orang-orang yang berada di ‘Arofah di kanan dan kiri yang akan menyapu (membersihkan) kedua paha-Nya. (Kitab Al Ushul Sittah ‘Asharo, Tahqiq: Dhiyaud-din Al Mahmudi, 204)
4. Mereka meyakini bahwa menghadap kubur saat berdo’a adalah suatu kelaziman dan tidak perlu menghadap kiblat. Peziarah kubur ketika berdo’a dengan menghadap kubur, itu sendiri dianggap seperti menghadap wajah Allah dan arah demikian yang diperintahkan ketika berdo’a. (Baharul Anwar, Al Majlisi, 101: 369)
5. Mereka menyatakan bahwa nama “Aah (آه)” adalah di antara asmaul husna. Siapa yg menyebut “آه”, maka ia berarti telah beristighotsah pada Allah. (Mustadrok Al Wasail, Annuuri Ath Thobrosi, 2: 138)
6. Allah akan mengunjungi Husain bin ‘Ali, lalu akan menyalaminya dan duduk bersamanya di atas ranjang. (Shohifatul Abror, Mirza Muhammad Taqi, 2: 140)
Inilah di antara akidah sesat Syi’ah. Masih ada kesesatan lainnya semisal dalam keyakinna terhadap Al Qur’an yang ada di tengah-tengah kaum muslimin.
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal (Pimred Muslim.or.id)
Sumber: https://rumaysho.com/2312-akidah-sesat-syiah-tentang-allah.html
___
Jangan lupa like fanspage kami: https://www.facebook.com/muslimahid