LARANGAN MENJADIKAN ORANG KAFIR SEBAGAI PEMIMPIN ADALAH IJMA, BUKAN KHILAFIYAH
Akhir-akhir ini sedang ramai di media sosial perbincangan tentang hukum memilih orang kafir sebagai pemimpin. Saya heran, kenapa masalah yang sudah jelas seperti ini digugat, diobok-obok dan banyak suara sumbang oleh orang-orang yang ber-KTP Islam, padahal para ulama sepanjang zaman telah ijma’ (konsensus) menegaskan bahwa orang kafir tidak boleh jadi pemimpin dalam Islam!
Saya tidak perlu memperluas masalah ini, berikut nukilan ijma‘ (kesepakatan ulama) dalam masalah ini:
قال القاضي عياض: “أجمع العلماءُ على أنَّ الإمامة لا تنعقد لكافر،”[9]
Al-Qodhi ‘Iyadh berkata: “Para ulama sepakat bahwa kepemimpinan tidak boleh diserahkan kepada orang kafir” (Syarh Shahih Muslim, 6/315 oleh An Nawawi).
وقال ابن المنذِر:”إنَّه قد أجمع كلُّ مَن يُحفَظ عنه مِن أهل العلم أنَّ الكافر لا ولايةَ له على المسلم بِحال”
Ibnu Mundzir berkata: “Seluruh ulama telah bersepakat bahwa orang kafir tidak boleh menjadi pemimpn apapun keadaannya” (Ahkamu Ahli Dzimmah, 2/787 oleh Ibnul Qoyyim).
وقال ابن حَزم: “واتَّفقوا أنَّ الإمامة لا تجوز لامرأةٍ ولا لكافر ولا لصبِي”
Ibnu Hazm berkata: “Para ulama sepakat bahwa kepemimpinan tidak boleh diserahkan kepada wanita, kafir, dan anak kecil”. (Marotibul Ijma‘ hlm. 208).
Apakah setelah ijma’ para ulama tersebut, kita masih ragu?! Masihkah lagi kita mengatakan: “Pemimpin kafir yang adil lebih baik daripada muslim yang koruptor?“.
Apakah para ulama bersepakat di atas kesesatan wahai hamba Allah? Merekakah yang tersesat ataukah engkau yang tersesat jauh dari jalan yang lurus?!
***
Penulis: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
Sumber: https://muslim.or.id/27686-memilih-orang-kafir-menjadi-pemimpin.html
SELUK-BELUK NERAKA
Neraka adalah tempat yang disiapkan oleh Allah untuk orang-orang kafir, orang-orang yang mendustakan Rasul-Nya, serta orang-orang yang melanggar syari’at-Nya. Masuk neraka adalah sebuah kehinaan. Allah Ta’ala berfirman,
رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Ya Rabb kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolong pun” (QS. Ali ‘Imran: 192).
Masuk neraka adalah kerugian yang sangat besar. Allah Ta’ala berfirman,
إن الخاسرين الذي خسروا أنفسهم وأهليهم يوم القيامة ألا ذلك هو الخسران المبين
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata’” (QS. Az-Zumar: 15).
Neraka adalah tempat terburuk. Allah Ta’ala berfirman,
إنها سآءت مستقراً ومقاماً
“Sesungguhnya neraka Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman” (QS. Al-Furqan: 66).
Berikut ini beberapa seluk-beluk seputar neraka, semoga dengan mengetahuinya dapat membantu kita meneguhkan diri untuk menjauhi hal-hal yang bisa menjerumuskan kita ke dalamnya.
Neraka dan Surga Adalah Makhluk Allah yang Sudah Diciptakan dan Kekal
Allah Ta’ala berfirman tentang surga,
أعدت للمتقين
“Surga (telah) dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali ‘Imran: 133).
Allah Ta’ala berfirman tentang neraka,
أعدت للكافرين
“Neraka (telah) dipersiapkan bagi orang-orang kafir” (QS. Ali ‘Imran: 133).
Kedua ayat ini menggunakan fi’il madhi أعدت yang menunjukkan perbuatan yang sudah dilakukan. Kemudian Allah juga menceritakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam pernah melihat surga,
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15)
“Dan sesungguhnya ia (Muhammad) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal” (QS. An-Najm: 13-15).
Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam juga menegaskan hal tersebut,
أني رأيت الجنة، فتناولت عنقوداً، ولو أصبته لأكلتم منه ما بقيت الدنيا، ورأيت النار، فلم أر منظراً كاليوم قط أفظع، ورأيت أكثر أهلها النساء “، قالوا: بم، يا رسول الله؟ قال: “بكفرهن” قيل: يكفرن بالله؟ قال: ” يكفرن العشير، ويكفرن الإحسان، لو أحسنت إلى إحداهن الدهر كله، ثم رأت منك شيئاً، قالت: ما رأيت خيراً قط”
“Sungguh aku tadi melihat surga. Aku berupaya meraih setandan buah-buahan di dalamnya. Andai kalian mendapatkannya lalu memakannya, niscaya kalian tidak butuh lagi makanan di dunia. Kemudian aku melihat neraka. Belum pernah aku melihat pemandangan yang mengerikan seperti itu. Dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita. Para sahabat bertanya, ‘Mengapa demikian wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Sebab mereka telah kufur.’ Para sahabat bertanya lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’ Rasulullah menjawab, ’Mereka kufur (nikmat) terhadap suami mereka, mereka kufur terhadap kebaikan suami mereka. Apabila kalian (para suami) berbuat baik pada istri-istrinya sepanjang waktu, lalu istri kalian melihat sesuatu yang kurang baik darimu, dia akan berkata, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikanmu sedikit pun’” (HR. Bukhari no. 1052, Muslim no. 907).
SELENGKAPNYA:
https://muslim.or.id/29755-seluk-beluk-neraka.html
Diam! Diam! Diamlah atas apa yang tidak kita ketahui dengan baik! | www.muslim.or.id
Читать полностью…Bersabarlah tuk mendapatkan yang halal. Jangan terburu-buru sampai yang haram pun diterjang. | www.muslim.or.id
Читать полностью…Mau tahu apa sebab yang paling kuat agar kita tercegah dari kemaksiatan dan keburukan lainnya?
Читать полностью…MENGENAL QADARIYAH, PARA PENGINGKAR TAKDIR
Imam Muslim rahimahullah di awal kitab beliau, Shahih Muslim, meriwayatkan sebuah atsar yang panjang yang mengisahkan kemunculan paham qadariyyah, “Dari Yahya bin Ya’mar, beliau mengatakan, “Orang yang pertama kali berbicara masalah takdir di Bashrah adalah Ma’bad Al Juhani. Aku dan Humaid bin ‘Abdirrahman kemudian pergi berhaji –atau ‘umrah- dan kami mengatakan, “Seandainya kita bertemu salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita akan mengadukan pendapat mereka tentang takdir tersebut”
Kami pun bertemu dengan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma yang sedang memasuki masjid. Lalu kami menggandeng beliau, satu dari sisi kanan dan satu dari sisi kiri. Aku menyangka sahabatku menyerahkan pembicaraan kepadaku sehingga akupun berkata kepada Ibnu ‘Umar, “Wahai Abu ‘Abdirrahman (panggilan Ibnu ‘Umar –pen), sungguh di daerah kami ada sekelompok orang yang berpandangan takdir itu tidak ada, dan segala sesuatu itu baru ada ketika terjadinya (tidak tertulis di catatan takdir dan tidak pula diketahui oleh Allah sebelumnya –pen).
Maka Ibnu ‘Umar berkomentar, “Kalau kamu bertemu dengan mereka, beritahukan mereka bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku! Demi Dzat yang Ibnu ‘Umar bersumpah dengan-Nya, seandainya mereka memiliki emas sebanyak gunung Uhud lantas menginfaqkannya, niscaya Allah tidak akan menerima infaq mereka tersebut sampai mereka mau beriman kepada takdir” (HR. Muslim)
Mengenal qadariyyah, paham pengingkar takdir
Qadariyyah adalah kelompok yang meyakini bahwa Allah tidaklah mengetahui dan menetapkan takdir sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang, dan meyakini kalau perbuatan makhluk bukan Allah yang menciptakan.
Sejarah kemunculannya
Diriwayatkan dari Al Auza’i, beliau mengatakan, “Yang pertama kali berpendapat seputar masalah takdir adalah seseorang dari Iraq yang dikenal dengan nama “Susan1”. Dahulu ia orang nasrani, lalu masuk Islam, kemudian murtad dan kembali ke agama lamanya tersebut.
Ma’bad Al Juhani mengambil pendapat seputar takdir dari orang tersebut. Lalu pendapatnya diikuti oleh Ghaylan Ad Dimasyqi.
Mereka adalah majusinya umat ini
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْقَدَرِيَّةُ مَجُوسُ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِنْ مَرِضُوا فَلَا تَعُودُوهُمْ وَإِنْ مَاتُوا فَلَا تشهدوهم
“Qadariyyah adalah majusinya umat ini. Jika mereka sakit, jangan dijenguk. Jika mereka mati, jangan dilayat” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya. Dinilai hasan oleh Al Albani dalam Misykatul Mashaabih)
SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/21945-mengenal-qadariyyah-para-pengingkar-takdir.html
*Rasulullah* shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), _“Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.”_ (HR. Tirmidzi, No.807)
💡
Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan kita dalam mengerjakan amal-amal kebaikan. Semoga kita senantiasa dimudahkan dan diterima amal-amal kebaikannya.
🌙
Alhamdulillah, bulan Ramadhan sebentar lagi tiba. Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari Yogyakarta kembali akan mengadakan *Program Penyaluran Buka Puasa* dalam *Semarak Ramadhan YPIA 1438 H*.
Program ini tidak hanya penyaluran buka puasa semata, akan tetapi ada nilai-nilai dakwah yang dibawa. *Program Penyaluran Buka Puasa Semarak Ramadhan YPIA* akan disalurkan di masjid-masjid sekitar kampus di Yogyakarta dan beberapa masjid di luar Daerah Istimewa Yogyakarta.
—
Kami membuka program Donasi Buka Puasa sampai dengan hari ke-20 Ramadhan. Insyaallah donasi disalurkan pada Bulan Ramadhan. Maka, insyaallah, jika bapak-ibu berdonasi sebelum Ramadhan, akan tetap mendapatkan pahala berdonasi pada Bulan Ramadhan karena kami sifatnya wakil dari donatur sekalian.
Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program ini, maka dapat menyalurkannya ke rekening berikut ini :
- *Bank BNI Syariah* Yogyakarta atas nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari. Nomor rekening: 024 1913 801.
- *Bank Muamalat* atas nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari Yogyakarta. Nomor rekening: 5350002594
- *Bank Syariah Mandiri* atas nama YPIA Yogyakarta. Nomor rekening: 703 157 1329.
- *CIMB Niaga Syariah* atas nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari. Nomor rekening: 508.01.00028.00.0.
Agar dapat disalurkan sesuai amanah, kami harapkan setelah berdonasi agar bisa mengonfirmasi ke nomor *Tim Donasi Dakwah YPIA* : 0857-4722-3366, dengan format konfirmasi : *Nama # Domisili # Jumlah Donasi # Rekening Tujuan # Tanggal Donasi # Buka Puasa*.
Contoh: Abdullah # Rp. 2.500.000 # BNI Syariah # 1 April 2017 # Buka Puasa
—
_Jazakumullahu khayran_, kami ucapkan kepada donatur sekalian yang telah membersamai
YPIA Yogyakarta
dalam banyak proyek kebaikan.
📩
Donasi Buku Gratis: “Doa dan Dzikr Ramadhan ” 1438 H sejumlah 20.000 eksemplar
Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ
“Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya”. [HR. Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i]
Alhamdulillah, tidak terasa sebentar lagi bulan Ramadhan akan segera tiba. اللَّهُ شَاءَ إِنْ dalam menyambut bulan mulia ini Pustaka Muslim bekerja sama dengan Panitia Semarak Ramadhan 1438H akan menerbitkan serta mendistribusikan secara gratis buku berjudul ‘Doa dan Dzikr Ramadhan’ yang ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits.
Insya Allah buku ini akan diterbitkan sebanyak 20.000 eksemplar dengan rincian sebagai berikut:
Judul : Doa dan Dzikir Ramadhan
Penulis : Ustadz ‘Ammi Nur Baits
Jumlah Buku : 20.000 eksemplar
Harga : Rp.3000 / eksemplar (sudah termasuk perkiraan ongkir)
Total harga : Rp. 60.000.000
Buku yang (إن شاء الله) akan kita bagikan pada tahun ini, berbeda dengan buku pada tahun-tahun sebelumnya, adapun buku yang di bagikan pada tahun-tahun sebelumnya adalah buku tulisan Al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal yang berjudul “Buku Panduan Ramadhan, Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah”. (baca selengkapnya di https://muslim.or.id/27890-buku-gratis-panduan-ramadhan-bekal-meraih-ramadhan-penuh-berkah.html)
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, إن شاء الله buku yang akan kami bagikan pada tahun ini juga akan didistribusikan ke masjid-masjid, mushola, sekolah, kampus, instansi, perusahaan, majlis taklim pengajian, dan lainnya sesuai dengan pemesanan dari kaum muslimin, pertimbangan panitia serta akses pengiriman yang tersedia.
Oleh karena itu, untuk memperlancar program ini, kami dari Pustaka Muslim yang berkejasama dengan panitia Semarak Ramadhan 1438H membuka donasi kepada kaum muslimin yang ingin mendonasikan hartanya untuk program amal yang mulia ini (إن شاء الله).
Cara Donasi
Bagi donatur yang ingin memberikan bantuan dalam kegiatan ini, bisa ditransfer ke nomor rekening YPIA sebagai berikut:
↳Bank BNI Syariah dengan no. Rekening 0241913801 a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
↳Bank Muamalat dengan no. Rekening 5350002594 a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari Yogyakarta
↳Bank Syariah Mandiri dengan no. Rekening 7031571329 a.n. YPIA Yogyakarta
↳Bank CIMB Niaga Syariah dengan no. Rekening 508.01.00028.00.0 a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Donatur yang telah menyalurkan bantuan dimohon memberikan sms konfirmasi ke no. 0857.4722.3366 (Bidang Donasi Dakwah YPIA) dengan format konfirmasi sbb:
Nama # Domisili # Jumlah donasi # Rekening Tujuan Donasi # Tanggal Donasi # Donasi Buku
Contoh: Abdullah#Sleman#Rp.2.500.000#BNI Syariah# 5April 2017#Donasi Buku
Untuk pemesanan buku ini, silakan hubungi : 0851.0774.3338 (via sms)
Semoga segala bentuk peran kita dalam program dakwah ini menjadi amal kebaikan di sisi Allah Ta’ala
Jazaakumullahukhairan wa baarakallahufiikum
-Panitia Semarak Ramadhan YPIA 1438 H-
__________
**Alamat kami:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary
Pogung Rejo No. 412, RT 14/RW 51,Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Kode Pos : 55284.
HP: 0851-0614-4862
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), _“Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.”_ (HR. Tirmidzi, No.807)
⭐
Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan kita dalam mengerjakan amal-amal kebaikan. Semoga kita senantiasa dimudahkan dan diterima amal-amal kebaikannya.
🌙
Alhamdulillah, bulan Ramadhan sebentar lagi tiba. Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari Yogyakarta kembali akan mengadakan *Program Penyaluran Buka Puasa* dalam *Semarak Ramadhan YPIA 1438 H*.
Program ini tidak hanya penyaluran buka puasa semata, akan tetapi ada nilai-nilai dakwah yang dibawa. *Program Penyaluran Buka Puasa Semarak Ramadhan YPIA* akan disalurkan di masjid-masjid sekitar kampus di Yogyakarta dan beberapa masjid di luar Daerah Istimewa Yogyakarta.
—
Kami membuka program Donasi Buka Puasa sampai dengan hari ke-20 Ramadhan. Insyaallah donasi disalurkan pada Bulan Ramadhan. Maka, insyaallah, jika bapak-ibu berdonasi sebelum Ramadhan, akan tetap mendapatkan pahala berdonasi pada Bulan Ramadhan karena kami sifatnya wakil dari donatur sekalian.
Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program ini, maka dapat menyalurkannya ke rekening berikut ini :
- *Bank BNI Syariah* Yogyakarta atas nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari. Nomor rekening: 024 1913 801.
- *Bank Muamalat* atas nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari Yogyakarta. Nomor rekening: 5350002594
- *Bank Syariah Mandiri* atas nama YPIA Yogyakarta. Nomor rekening: 703 157 1329.
- *CIMB Niaga Syariah* atas nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari. Nomor rekening: 508.01.00028.00.0.
Agar dapat disalurkan sesuai amanah, kami harapkan setelah berdonasi agar bisa mengonfirmasi ke nomor *Tim Donasi Dakwah YPIA* : 0857-4722-3366, dengan format konfirmasi : Nama # Domisili # Jumlah Donasi # Rekening Tujuan # Tanggal Donasi # Buka Puasa.
Contoh: Abdullah # Rp. 2.500.000 # BNI Syariah # 1 April 2017 # Buka Puasa
—
Jazakumullahu khayran, kami ucapkan kepada donatur sekalian yang telah membersamai YPIA Yogyakarta dalam banyak proyek kebaikan.
SEBAB-SEBAB MENYEBARNYA BID'AH
Tidak diragukan lagi bahwa berpegang kepada Al Qur’an dan As Sunnah adalah jalan yang lurus untuk terhindar dari jalan-jalan menyimpang yang berupa bid’ah dan penyimpangan dalam agama. Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya” (QS. Al An’am: 153)
Karena jatuhnya seseorang ke dalam bid’ah dan penyimpangan sejatinya karena ia enggan berpegang pada Al Qur’an dan As Sunnah. Inilah sebab pokok dari kebid’ahan. Namun jika kita perinci lagi, ada beberapa sebab yang menjadi faktor utama tersebarnya bid’ah di tengah kaum Muslimin:
1. Jahil (tidak paham) terhadap hukum-hukum agama
Semakin jauh dari masa hidupnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ilmu semakin sedikit dan kejahilan semakin tersebar. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam :
من يعشْ منكم يرَ اختلافًا كثيرًا
“Barangsiapa yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak” (HR. At Tirmidzi 2676, ia berkata: “hasan shahih”)
juga sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
إن اللهَ لا يقبضُ العلمَ انتزاعًا ينتزِعُهُ من العبادِ، ولكن يقبضُ العلمَ بقبضِ العلماءِ، حتى إذا لم يُبْقِ عالمًا، اتخذَ الناسُ رُؤوسًا جُهَّالًا، فسُئِلوا، فأفْتَوا بغيرِ علمٍ، فضلوا وأضلوا
“sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan seketika dari para hamba. Namun Allah mencabutnya dengan wafatnya para ulama. Hingga tidak tersisa satu orang alim pun, manusia lalu mengangkat orang jahil sebagai pemimpin. Ia ditanya, lalu berfatwa tanpa ilmu. Ia sesat dan menyesatkan” (HR. Al Bukhari 100, Muslim 2673).
Karena tidak ada yang bisa meluruskan perbuatan bid’ah kecuali para ulama, yaitu orang-orang yang mengilmui hukum-hukum agama dengan pemahaman yang shahih. Ketika para ulama sedikit jumlahnya atau tidak ada sama sekali maka perbuatan bid’ah merajalela dan menyebar.
2. Mengikuti hawa nafsu
Orang yang enggan untuk mengikuti tuntunan Al Qur’an dan As Sunnah, maka sebenarnya ia mengikuti hawa nafsunya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ
“Maka jika mereka tidak menjawab seruanmu, maka ketahuilah bahwa mereka itu mengikuti hawa nafsu mereka. dan barangsiapa yang lebih sesat dari orang yang mengikuti hawa nafsu meeka tanpa petunjuk dari Allah” (QS. Al Qashash: 50)
SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/21916-sebab-sebab-menyebarnya-bidah.html
AMALAN DI BULAN RAJAB
Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (Qs. At Taubah: 36)
Ibnu Rajab mengatakan, “Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal.
Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perpuataran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” (Latho-if Al Ma’arif, 202)
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)
Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.
Di Balik Bulan Haram
Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, “Dinamakan bulan haram karena dua makna.
Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Maysir, tafsir surat At Taubah ayat 36)
Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” (Latho-if Al Ma’arif, 214)
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207)
Bulan Haram Mana yang Lebih Utama?
Para ulama berselisih pendapat tentang manakah di antara bulan-bulan haram tersebut yang lebih utama. Ada ulama yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Rajab, sebagaimana hal ini dikatakan oleh sebagian ulama Syafi’iyah. Namun An Nawawi (salah satu ulama besar Syafi’iyah) dan ulama Syafi’iyah lainnya melemahkan pendapat ini. Ada yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Muharram, sebagaimana hal ini dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri dan pendapat ini dikuatkan oleh An Nawawi. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Dzulhijjah. Ini adalah pendapat Sa’id bin Jubair dan lainnya, juga dinilai kuat oleh Ibnu Rajab dalam Latho-if Al Ma’arif (hal. 203).
SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/853-amalan-di-bulan-rajab.html
[ Adalah Bahagia ]
Adalah Bahagia...
ketika bisa mengucapkan : Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimus shalihaat...
—-
Adalah bahagia...
Nampak dari lisan yang senantiasa basah, berdzikir berulang-ulang, bertahmid dan memuji Allah, Zat yang berhak menerima segala pujian..
Adalah bahagia...
Nampak dari senyum-senyum tak tertahan, bagai sepasang insan selepas akad pernikahan...
Adalah bahagia...
Nampak dari wajah semu bersemi kemerahan, padahal tidak alergi seafood semacam lobster, kepiting, cumi ataupun udang...
—-
Adalah bahagia...
Ketika kami bisa melampirkan laporan donasi di bulan Maret lalu :
https://goo.gl/aQJtcm
Donasi yang masuk : Rp 33.163.107
Pengeluaran bulan lalu : Rp 65.955.600
—-
Adalah bahagia...
Sekiranya banyak kembali donatur yang bersinergi dalam ladang-ladang kebaikan...
Sebab, dari selisih pemasukan dan pengeluaran, terlihat jelas peluang untuk menanam benih-benih kebaikan yang melimpah...
Saatnya kita mensyukuri harta yang ada, dengan banyak bersedekah...
—-
Terima kasih telah membersamai kami dalam kebaikan...
...Jangan lupa bahagia...
Bersama....
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
085747223366
_Sejarah Muslim.or.id dan YPIA_ *(Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsary)*
---
Sudah banyak diketahui bahwa penggerak dan pegiat dakwah di bumi Yogyakarta didominasi mahasiswa.
Para mahasiswa tersebut juga aktif menuntut ilmu agama. Mereka adalah orang-orang yang bersemangat berdakwah dan tentunya tidak lupa amanah wajib dari orang tua agar menyelesaikan kuliah dengan sebaik-baiknya.
Wadah dakwah mereka dulu adalah LBIA (Lembaga Bimbingan Islam Al-Atsari) yang kini berganti menjadi YPIA. Sebuah yayasan yang didedikasikan untuk menebar kebermanfaatan bagi kaum muslimin Indonesia dengan slogan khasnya : "Memurnikan Aqidah, Menebarkan Sunnah".
Sekitar tahun 2005, mahasiswa di Yogyakarta dengan bimbingan para ustadz merintis sebuah situs dakwah. Karena dunia internet di saat itu sudah mulai berkembang dan mengingat pentingnya dakwah melalui tulisan.
Awal mulanya, muslim.or.id dikelola oleh para sukarelawan dari para mahasiswa tersebut dan sampai saat inipun mayoritas pengurus di kelola oleh para sukarelawan.
Alhamdulillah, saat ini muslim.or.id sudah berkembang sebagaimana yang kita lihat sekarang. (50 ribu viewer perhari dan menempati rating teratas versi Alexa, sebagai situs islami berbahasa Indonesia).
Berbagai masukan dan saran sangat kami harapkan dan mohon dimaklumi jika ada kekurangan karena mayoritas pengurus bukanlah tenaga profesional yang diberi mukafaah dan dikhususkan hanya mengurus situs ini saja.
Akan tetapi kami terus belajar dan berbenah untuk kebaikan dan kemajuan muslim.or.id ke depannya sesuai masukkan dari ikhwah sekalian.
Kami mendoakan agar para pemuda dan mahasiswa saat ini, juga bisa melakukan hal yang sama atau lebih baik dari para pemuda mahasiswa yang merintis berdirinya muslim.or.id tentunya dengan bimbingan para ustadz kita.
---
Nb.
YPIA saat ini adalah yayasan dakwah yang awalnya fokus ke arah mahasiswa dan pemuda akan tetapi kegiatan berkembang terus-menerus ke arah dakwah secara umum, mulai dari SDIT, Radio, ma'had-ma'had dan lain-lain. Hampir 95% pengurus dan pelaksana yahasan YPIA adalah sukarelawan dan mahasiswa.
Semoga YPIA semakin bermanfaat untuk kaum muslimin. Aamiin
MARI DUKUNG DAKWAH YPIA DAN MUSLIM.OR.ID
Bagi yang ingin berpartisipasi menjadi donatur atau donatur tetap YPIA silahkan ...
---
Salam
dr. Raehanul Bahraen
Ketua umum YPIA yogyakarta
---
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366
C I N T A
Jika cinta adalah rasa untuk anak, suami, istri, ayah, bunda, dan orang-orang tercinta.
Maka cinta kepada Allah adalah cinta tertinggi, yang paling bermanfaat, dan yang paling mulia.
Dialah satu-satunya yang paling layak dicinta, Zat yang paling derma, memberi tanpa dipinta, mencipta nafas beserta udara, memberi mata beserta warna-warna cahaya, mencipta raga beserta pancaindra, serta memberi kita cinta disisi orang-orang tercinta.
Dialah Yang Maha Mendengar, yang tidak pernah risih dengan rintihan dan tidak bosan dengan permohonan.
—-
Seluruh hati tercipta dengan tabiat mencinta kepada siapa saja yang telah berbuat baik padanya.
Maka bagaimana mungkin hati ini tidak cinta dengan Rabb yang 'seluruh kebaikan' berasal dari-Nya?
Dialah yang menuntut cinta kita kepada-Nya, sedang Dia tidak membutuhkannya, melainkan hanya untuk kebaikan hambaNya.
Karena hamba-Nya membutuhkanNya, benar-benar membutuhkan untuk mencintai-Nya.
—-
Semoga kita termasuk orang-orang yang besar kecintaannya pada Allah ta'ala.
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّه
"Adapun orang yang beriman, amat besar kecintaannya pada Allah Ta'ala" (QS. Al Baqarah : 165)
💓 Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta 💓
085747223366