Nasehat Ulama Untuk Meninggalkan “Qiila wa Qaala” Di Internet
Penanya: wahai Syaikh, Apa nasehat anda bagi para pemuda yang menyibukkan diri dalam “al qiila wal qaal” di internet dan berbantah-bantahan?
Asy Syaikh: menyibukkan apa?
Penanya: menyibukkan diri dalam “al qiila wal qaal” di internet
Asy Syaikh: al qiila wal qaal ?
Penanya: ya
Asy Syaikh: nasehatku agar mereka mempelajari ilmu (agama) dan menyibukkan diri dengan ilmu (agama) sehingga ia mencapai kebaikan dan mengamalkannya, dan ia memberikan manfaat bagi manusia dengan ilmu itu, dan hendaknya ia meninggalkan al qiila wal qool yang tidak memberikan kepada mereka kebaikan, ia hanya memberikan mereka miudharat, ini nasehat saya bagi mereka.
Penanya: dan mereka menyibukkan diri berbantah-bantahan sedangkan mereka bukan ahlinya
Asy Syaikh: selamanya (tidak!), wajib atas mereka untuk memperdalam ilmu agama dan menyibukkan diri dengan ilmu yang bermanfat dan janganlah mereka menyibukkan diri dengan perkara-perkara yang mereka bukan ahlinya .
Penanya: Jazaakumullahhu khairan (semoga Allah membalas anda dengan kebaikan).
[Transkrip tanya jawab bersama guru tercinta Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbaad, ulama muhaddits kota Madinah, hafidzahullah ta’aala, setelah pelajaran mata kuliah kitab Sunan An-Nasaaiy yang disampaikan di Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Madinah, Kerajaaan Arab Saudi. Tanggal rekaman: 2 Muharram 1435/ 05 November 2013]
Keterangan:
Makna al qiila wal qaal menurut para ulama:
Al Imam Malik rahimahullah mengatakan: ” qiila wa qal” memperbanyak ucapan dan menyebar berita yang mengkhawatirkan, seperti ucapan seseorang: “si fulan mengatakan (begini)”, “si fulan melakukan (ini)” dan ikut-ikutan dalam perkara yang tidak pantas.
Al Imam An Nawawiy rahimahullah berkata: “qiila wa qaal” adalah masuk campur dalam kabar-berita orang lain dan menghikayatkan sesuatu yang tidak penting dari keadaan-keadaan dan perbuatan mereka. (Syarah Shahih Muslim, pada hadits no. 3236) . Beliau juga berkata : makna “qiila wa qaal” adalah; menceritakan semua yang ia dengarkan, ia berkata: “katanya begini”, “kata si fulan begitu” dari perkara yang ia (sendiri) tidak mengetahui keabsahannya, tidak pula menyangkanya (demikian). Cukuplah seseorang itu dikatakan berdusta, (tatkala) ia menceritakan semua yang ia dengarkan. (Syarah Riyadhus Shaalihin, Bab no. 41).
Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah: “qiila wa qaal” maksudnya mengutip ucapan dan kebanyakan apa yang diucapkan oleh manusia dan ia banyak berkomentar dengannya. Dan tidak ada tujuannya melainkan membicarakan orang lain, “mereka bilang begini dan katanya begitu”. Apalagi jika perkara ini terkait kehormatan Ahli Ilmu(ulama) dan kehormatan penguasa, maka akan sangat dan sangat dibenci di sisi Allah (Syarah Riyadhus Shalihiin).
Berkata guru kami Asy Syaikh Rabi’ hafidzahullah : “qiila wa qaal” adalah masuk campur dalam kebathilan dan pada perkara yang tidak penting. (Mudzakkiroh Fii Al-Hadits An-Nabawiy, hal. 18).
***
Selengkapnya: https://muslim.or.id/20297-nasehat-ulama-untuk-meninggalkan-qiila-wa-qaala-di-internet.html
Diantara faedah dari kajian "Sabar Dalam Dakwah" bersama Ustadz Abdullah Hadrami kemarin ialah;
>>> "Dakwah itu jangan diremehkan. Kita akan senang kalau orang mendapat hidayah melalui kita. Cuma ya memang butuh sabar."
>>> "Ketika kita melihat orang yang mungkin nakal atau semisal "anak punk" dan sebagainya, maka sebaikanya sebelum menyalahkannya, coba salahkan diri kita terlebih dahulu. Kenapa kita kok belum mendakwahinya. Bisa jadi orang yang dahulu suram masa lalunya, kini menjadi militan membela agamanya."
>>> "Ada pepatah jawa yang baik untuk dijadikan acuan untuk berdakwah,
'Bening Banyune, Kecandak iwak-e'.
Bagaimana mendakwahi seseorang, tanpa memperkeruh keadaan, sehingga inti pesan dapat tersampaikan kepada objek yang kita dakwahi."
>>> "Para ulama zaman sekarang pun begitu bersabar dalam berdakwah. Sebut saja Syaikh Bakr Abu Zaid, Syaikh Jibrin, Syaikh Utsaimin yang tetap sabar dan semangat berdakwah meskipun muridnya dahulu sedikit. Hanya hitungan jari. Bahkan pernah tak ada yang hadir sama sekali kecuali hanya penghidang kopi. Akan tetapi mereka tetap bersabar dalam dakwah."
=======
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita sikap sabar dalam dakwah. Mari semangat berdakwah, berkontribusi dengan sesuatu yang kita punya dan bisa.
Broadcasted By :
Tim Donasi Dakwah YPIA
Telp/SMS/WA : 085747223366
www.ypia.or.id
www.muslim.or.id
www.muslimah.or.id
Yuk doakan saudara kita
Info kajian live hari ini:
1. Silsilah doa dan dzikir bersama Ustadz Abdullah Zaen, langsung dari ponpes Tunas Ilmu Purbalingga pada pukul 10.00
2. Kajian kisah dalam al quran bersama Ustadz Amrullah Akadhinta, langsung dari studio Radio Muslim Jogja pada pukul 13.00
3. Bincang kesehatan bersama dr. Adika Mianoki / dr. Raehanul Bahraen, langsung dari studio Radio Muslim Jogja pada pukul 19.30
4. Kajian sirah shahabat bersama Ustadz Amir as Soronji, langsung dari Masjid Al Mukmin Jogja pada pukul 20.30
Ayo ngaji terus di www.radiomuslim.com
#instagram #radiomuslim #doa #kajian #infokajian
Follow channelnya di @radiomuslim
[ Karena Sedekah Tak Harus Rupiah ]
Mari bersemangat untuk hari ini. Menebarkan kebaikan walaupun hanya dengan senyuman. Berbagi meskipun hanya sekedar menampakkan wajah yang berseri.
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْق
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun hanya sekedar wajah berseri kepada saudaramu.” (HR. Muslim no. 2626).
======
Saudaraku... Garis lengkung berupa senyum di wajah, ternyata juga bernilai sedekah.
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu terhadap wajah saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi 1956, ia berkata: “Hasan gharib”. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib).
====
Mari tersenyum bersama YPIA Yogyakarta.
Karena senyuman adalah suatu garis lengkung yang akan meluruskan banyak persoalan.. : )
Karena senyuman itu sedekah. Dan, sedekah tak harus selalu dengan rupiah. Dengan dollar, euro, ringgit, dan poundsterling pun bisa..
#Bercanda.. ^^
Ehm, barusan tersenyum ya? Alhamdulillah...
Jangan lupa senyum, Jangan lupa bahagia...
======
**Broadcasted by:
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta.
HP: 085747223366 (Telp/sms/WA).
BBM: 7C91856D
Line: muslimorid
Telegram: muslimorid
Berbagi pulsa untuk Dakwah
________________________________
Mulai dr Rp. 5.000 Anda bisa berpartisipasi dlm dakwah Islam. Kami mengajak kaum muslimin sekalian untuk berpartisipasi dlm dakwah dgn cara mendukung operasional dakwah, diantaranya adalah pulsa operasional dakwah.
Pulsa bisa dikirim ke no HP Donasi Dakwah brkt ini: Prioritas pertama, no Im3 ini: 0857.4722.3366 (IM3-Indosat)
dan Prioritas kedua 0822.2597.9555 (Simpati-Telkomsel)
Pulsa yg masuk di 2 no tsb akan didistribusikan ke nomer2 operasional dakwah di berbagai bidang melalui transfer pulsa sesama operator.
Adapun jika hendak mendukung operasional lain, bisa dikirim ke rekening kami.
Mohon konfirmasi kpd kami apabila tlh mengirim pulsa ataupun donasi. Karena akan kami laporkan tiap bulan & dlm rangka menjaga amanah donatur.
Smg ALLAH memberikan balasan yg lbh baik. Mohon bantuannya menyebarluaskan informasi ini. Bisa jd Anda mjd sarana bg orang lain dlm melakukan kebaikan dan mjd amal shalih yg diterima ALLAH ta'ala.
**Broadcasted by:
Bidang Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta.
HP: 085747223366 (Telp/sms/WA).
PIN BB tambahan: 7e51c4a4
PIN BB: 73DB10E1 (kontak penuh).
Website kami:
www.muslim.or.id.
www.muslimah.or.id. www.radiomuslim.com.
www.pedulimuslim.com.
www.sdityaabunayya.com.