Hukum Umrah Atau Haji Anak Kecil
Ada perbedaan pendapat ahli fikih tentang keabsahan umrah atau haji anak kecil. Mayoritas mereka menyimpulkan sahnya umrah dan haji anak kecil.
Pendapat ini adalah pendapat yang kami yakini kebenarannya. Hal ini karena berdasar pada sebuah hadis yang sahih dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertemu dengan rombongan jamaah haji di sebuah tempat yang disebut Ar-Rouha’, beliau bertanya kepada rombongan tersebut,
من القوم ؟
“Siapakah kalian?“
قالوا : المسلمون ، من أنت ؟
Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang muslim, lantas siapa Anda?”
قال : أنا رسول الله
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Saya adalah Rasulullah.”
Lalu, ada seorang wanita mengangkat putranya yang masih kecil, memperlihatkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu wanita itu bertanya,
“Ya Rasulullah, apakah hajinya anak ini sah?”
قال : نعم ولك أجر .
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Iya, dan anda mendapatkan pahala. (membantu hajinya anak ini, pent.)”
(HR. Muslim).
Namun, apakah haji atau umrah anak kecil dapat menggugurkan kewajiban?
Artinya, hajinya sudah teranggap sebagai haji Islam atau haji yang telah menunaikan rukun Islam atau umrah yang telah menggugurkan kewajiban?
Jawabannya adalah tidak mengugurkan kewajiban haji atau umrahnya. Sehingga, saat ia telah dewasa dan ia mampu, maka wajib menunaikan haji atau umrah kembali untuk menunaikan rukun Islam haji dan menggugurkan kewajiban umrahnya. Karena seluruh ibadah wajib yang dilakukan oleh anak kecil, oleh syariat dianggap sebagai amalan sunah.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/83525-hukum-umrah-atau-haji-anak-kecil.html
Ust. Ahmad Anshori, Lc.
SEDANG HALANGAN TAPI TETAP BISA MENDULANG PAHALA PUASA RAMADAN
"Sepertinya awal Ramadan kali ini tidak bisa ikut puasa nih! "
Apakah kamu juga salah satu muslimah yang mendapati fase halangan (haid) di bulan suci Ramadan kali ini?
Memang kewajiban puasa bisa diganti di hari yang lain namun apakah kita rela mendapati hari-hari berharga di bulan Ramadan tanpa bisa mendulang keutamaan layaknya kaum muslimin lain yang sedang berpuasa
BERAPA HARI FASE HALANGAN KITA? MARI KITA BERHITUNG KEMBALI
Rata-rata fase halangan wanita adalah 7 hari sedangkan durasi waktu berpuasa di Indonesia kira-kira 13 jam maka ada 91 jam waktu yang kosong dari puasa Ramadan
Betul, puasa bisa diganti di hari-hari lain namun hari-hari yang telah berlalu di bulan suci belum tentu bisa kita dapati kembali
Betul, kita bisa mengisi hari-hari yang kita tinggalkan karena halangan dengan amalan ibadah yang lain seperti membaca Alquran atau amalan lainnya
Tapi jika Islam memberikan kesempatan mendapatkan keutamaan pahala seperti orang yang berpuasa meski sedang halangan apakah kita akan menyia-nyiakannya?
TUJUH HARI HALANGAN ANDA JANGAN KOSONG DARI PAHALA PUASA RAMADAN
Kita simak dulu hadis yang mulia ini
nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda
"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no 807)
Jika setiap 1 hari kita memberi makan 2 orang untuk berbuka puasa selama 7 hari maka setiap 1 hari Anda halangan seakan mendapatkan keutamaan pahala 2 hari puasa Ramadan
Itu baru hitungan minimalnya manusia, sedangkan Allah Maha luas rahmat-Nya
Di bulan yang penuh berkah ini Allah ta'ala melipatgandakan setiap amal saleh terlebih apabila bertepatan dengan malam Lailatul Qadar tentu semakin melimpah pula pahalanya
ITU BARU HITUNGAN MEMBERI DUA PORSI
Bagaimana jika setiap satu hari di bulan Ramadan kita memberikan lebih dari itu
Bisa jadi besarnya keutamaan pahala yang kita dapatkan melampaui batas usia kita di dunia
Itulah keutamaan umat nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, usianya tidak sepanjang umat sebelumnya namun amalannya bisa melampaui batas usianya
1 PORSI RP15.000
Anda boleh berbagi lebih dari 1 porsi atau mengatasnamakan paket buka puasa untuk orang-orang yang anda cintai termasuk orang tua yang sudah meninggal
PAKET BERBUKA PUASA BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Ketik nama, nama program, nominal donasi
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Broadcast by:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
Instagram: ypiaorid
"Memangnya Anda Lebih Pintar Dari Pak Kyai Fulan?"
Inilah komentar yang biasanya kita dengar, saat kita meninggalkan adat atau pendapat yang menyelisihi Sunnah Nabi shollallohu alaihi wasallam. Mari kita simak jawaban Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh tentang komentar ini:
"Jika dikatakan kepada orang yang mengajak kepada hidayah dan petunjuk: “kamu yang lebih alim (pandai) ataukah Imam Fulan?”, maka ini adalah bantahan yang salah, karena Imam Fulan dalam masalah ini telah diselisihi oleh imam-imam lain yang sederajat dengannya.
Memang aku tidak lebih alim dari imam ini dan imam itu, akan tetapi kedudukan mereka di sisi imam-imam yang lain, seperti kedudukan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Ibnu Mas’ud, dll di sisi imam-imam yang lain.
Jadi sebagaimana para sahabat satu dengan yang lainnya sebanding dalam masalah-masalah yang diperselisihkan, -dan apabila mereka berselisih dalam sebuah masalah, maka apa yang mereka perselisihkan dikembalikan kepada Allah dan Rosul meski sebagian dari mereka lebih alim dalam masalah-masalah yang lain-, begitu pula masalah-masalah yg diperselisihkan oleh para imam.
Orang-orang telah meninggalkan pendapat Umar dan Ibnu Mas’ud dalam masalah tayamum-nya orang junub, dan mereka mengambil pendapat orang yang dibawah keduanya seperti Abu Musa Al-Asy’ari dan yang lainnya karena dia berdalil dengan Kitab dan Sunnah.
Orang-orang juga telah meninggalkan pendapatnya Umar dalam masalah diyat-nya jari-jemari, dan mereka mengambil pendapatnya Mu’awiyah, karena ada dalil As Sunnah bersamanya, bahwa Nabi shollallohu alaihi wasallam mengatakan: “Jari ini dan dari itu sama saja“.
Jika pintu (komentar seperti) ini dibuka, tentu perintah Allah dan dan RosulNya akan ditinggalkan. Dan setiap imam di tengah para pengikutnya akan menjadi seperti Nabi shollallohu alaihi wasallam di tengah-tengah umatnya. Dan ini merupakan tindakan mengubah agama, mirip dengan keadaan kaum Nasrani yang dicela Allah dalam firmanNya:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka telah menjadikan orang-orang alimnya (Yahudi) dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, demikian juga terhadap Almasih Putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah yang satu, yang tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Dia, maha suci Dia dari apa yang mereka persekutukan“. (QS. Attaubah: 31)
Wallohu subanahu wata’ala a’lam, dan segala puji hanya bagi Dia semata.
[Majmu’ul Fatawa: 20/215-216].
Selengkapnya: https://muslim.or.id/23273-memangnya-anda-lebih-pintar-dari-pak-kyai.html
Ust. DR. Musyaffa ad-Dariny, Lc., MA.
Waktu Sahur Bukan Untuk Ngobrol dan Nonton, Tapi Doa dan istigfar
Sebagian kaum muslimin menghabiskan waktu ketika makan sahur dan menunggu shalat subuh dengan ngobrol perkara yang kurang bermanfaat. Sebagian lagi sibuk dengan menonton acara televisi yang notebene umumnya tidak bermanfaat, acara televisi ketika sahur tersebut mayoritasnya berisi lelucon, humor dan tertawa-tertawa saja. Hendaknya kita sadar dan menyadarkan kaum muslimin bahwa waktu sahur adalah waktu yang sangat agung dan mengandung keberkahan yang banyak. Sangat sia-sia apabila waktu sahur diisi dengan ngobrol yang tidak bermanfaat dan hanya tertawa-tertawa saja. Sebaliknya, waktu sahur itu hendaknya diisi dengan istighfar, muhasabah diri agar lebih baik dengan penuh ketundukan kepada Allah, serta diisi dengan berdoa meminta kepada Allah dengan penuh kehinaan kepada Allah, karena di waktu sahur doa tersebut mustajab.
Waktu sahur ada keberkahan
Secara umum waktu sahur yang kita lalui ketika makan sahur adalah waktu yang mengandung keberkahan. Hendaknya kita tidak meremehkan yang namanya “berkah”, karena berkah artinya kebaikan yang banyak serta kemudahan hidup.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺗَﺴَﺤَّﺮُﻭﺍ ﻓَﺈِﻥَّ ﻓِﻰ ﺍﻟﺴَّﺤُﻮﺭِ ﺑَﺮَﻛَﺔً
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan .” [HR. Bukhari dan Muslim]
Waktu sahur hendaknya diisi dengan istigfar
Kebiasaan orang shalih adalah memanfaatkan waktu sahur untuk istighfar. Kita sangat banyak melakukan dosa, baik itu dosa yang kita sadari atau tidak kita sadari. Misalnya melihat rambut wanita di zaman ini, itu adalah dosa, akan tetapi kita bisa jadi menganggapnya biasa saja. Masih banyak dosa lainnya yang kita perlu istighfar agar Allah mengampuni kita.
Allah Ta’ala berfirman mengenai orang-orang shalih.
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17).
Al-Qurthubi membawakan perkataan Abu Ja’far, beliau berkata:
هم السائلون ربهم أن يستر عليهم فضيحتهم بها
“Mereka meminta kepada Rabb meraka agar ditutup aib dan kesalahan mereka.” [Tafsir Al-Qurthubi]
Waktu sahur diisi dengan doa
Waktu sahur adalah waktu mustajab untuk berdoa, hendaknya kita memperbanyak berdoa di waktu ini. Allah turun ke langit dunia di waktu sepertiga malam terakhir yaitu waktu sahur. Saat itu doa akan dikabulkan oleh Allah dan permintaan dipenuhi. Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Lanjut baca: https://muslim.or.id/47005-waktu-sahur-bukan-untuk-ngobrol-dan-nonton-tapi-doa-dan-istigfar.html
Ust. dr. Raehanul Bahraen
Muslim Harus Bergembira Menyambut Ramadhan
Salah satu tanda keimanan adalah seorang muslim bergembira menyambut Ramadhan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka ia persiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang tamu Ramadhan akan datang. Tentu lebih senang lagi jika ia menjumpai Ramadhan.
Hendaknya seorang muslim khawatir akan dirinya jika tidak ada perasaan gembira akan datangnya Ramadhan. Ia merasa biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Bisa jadi ia terluput dari kebaikan yang banyak. Karena ini adalah karunia dari Allah dan seorang muslim harus bergembira.
Allah berfirman,
ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ
“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus [10]: 58).
Lihat bagaimana para ulama dan orang shalih sangat merindukan dan berbahagia jika Ramadhan akan datang. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata,
ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒُ : ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳُﺒَﻠِّﻐَﻬُﻢْ ﺷَﻬْﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻧَﺎﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻠَﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ
“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shalih di Ramadhan yang lalu) mereka.” (Latha’if Al-Ma’arif hal. 232).
Kenapa Harus Bergembira Menyambut Ramadhan?
Kegembiraan tersebut adalah karena banyaknya kemuliaan, berkah, dan keutamaan pada bulan Ramadhan. Beribadah semakin nikmat dan lezatnya bermunajat kepada Allah
Kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan sebagaimana dalam hadits berikut.
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad (8991))
Ulama menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan kita harus bergembira dengan datangnya Ramadhan.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/29974-muslim-harus-bergembira-menyambut-ramadhan.html
Ust. dr. Raehanul Bahraen
NGEKOS DI WISMA MUSLIM KULIAH JADI TERARAH BEGINI KEGIATANNYA
PLAY VIDEO https://youtu.be/ZxA07lR4SVA
Kos-kosan islami dengan lingkungan seperti pondok pesantren yang dinamis dengan kehidupan mahasiswa dan mahasiswi tentu menjadi oase yang menyejukkan di tengah hiruk pikuknya kota Jogja
BANTU YPIA HADIRKAN WISMA MUSLIM DAN WISMA MUSLIMAH DI KOTA PELAJAR
Paket dukungan anda untuk program dakwah ini akan sangat bermanfaat bagi keberlangsungan operasional Wisma muslim
Saat ini YPIA mengelola amanah dari kaum muslimin untuk menjalankan kurang lebih 10 Wisma yang terdiri dari Wisma muslim dan muslimah
DUKUNGAN MULAI RP10.000
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Ketik nama, nama program, nominal donasi
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor
082225979555
Atau klik wa.ms/6282225979555
Ketik nama, nama program, nominal donasi
Mengapa Bencana Terus Melanda?
Bencana demi bencana menimpa negeri ini secara bertubi-tubi; tanah longsor, tsunami, kebakaran, gunung meletus, dan yang sedang marak sekarang ini adalah bencana banjir.
Tentu saja, sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa di balik bencana tersebut terkandung hikmah bagi kita semuanya, di antaranya agar kita semua berintrospeksi dan berbenah diri, bertaubat dan bersimpuh di hadapan Allah.
Sungguh, termasuk kesalahan yang amat fatal jika kita hanya meyakini seperti kebanyakan orang bahwa bencana banjir dan sejenisnya adalah sekadar bencana alam murni tanpa ada sebab dan hikmah di dalamnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata dalam khutbahnya yang berjudul Atsaril Ma’ashi:
“Sesungguhnya kebanyakan manusia sekarang menganggap bahwa musibah yang menimpa mereka baik dalam bidang perekonomian, keamanan, atau politik disebabkan karena faktor-faktor dunia semata.
Tidak ragu lagi bahwa semua ini merupakan kedangkalan pemahaman mereka dan lemahnya iman mereka serta kelalaian mereka dari merenungi al-Qur‘an dan sunnah Nabi.
Sesungguhnya di balik musibah ini terdapat faktor penyebab syar’i yang lebih besar dari faktor-faktor duniawi. Allah berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS ar-Rum [30]: 41)”.
Semoga Allah merahmati para ulama salaf yang selalu melakukan introspeksi atas segala musibah yang menimpa mereka, lalu segera sadar dan memperbaiki diri.
Ibnu Sirin berkata, “Saya tahu dosa apa yang menyebabkan aku sekarang ini memikul hutang, karena dahulu empat puluh tahun silam saya pernah mengatakan kepada seorang: ‘Wahai muflis (orang yang bangkrut)’”.
Sufyan bin Uyainah mengatakan, “Dahulu aku diberi pemahaman tentang al-Qur‘an, namun tatkala aku menerima kantong uang maka pemahaman itu hilang dariku”.
Demikianlah orang-orang yang cerdas, mereka selalu melakukan introspeksi dan mengakui kesalahan dan dosa yang menyebabkan musibah yang terjadi pada dirinya.
Sumber: https://muslim.or.id/28694-mengapa-bencana-terus-melanda.html
Ust. Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
Mengenal Macam-Macam Takdir
Sebagai seorang muslim, pasti tidak asing dengan yang namanya takdir. Tapi tahukah Anda kalau takdir itu bermacam-macam? Berikut macam-macam takdir yang harus kita ketahui.
Macam-macam Takdir
Para ulama menjelaskan ada empat macam takdir, yaitu:
1) Takdir Azali
2) Takdir ‘umri
3) Takdir Sanawi
4) Takdir Yaumi.
Berikut penjelasannya:
1) Takdir Azali
Yaitu takdir yang ditulis dalam lauhil mahfudz 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Takdir azali ini adalah takdir yang merupakan takdir utama yang pasti terjadi bagi semua mahkluk.
Allah berfirman,
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Al-Hajj/22 : 70).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ، قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ، بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، قَالَ: وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
“Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. “Beliau bersabda, “Dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.” (HR. Muslim).
2) Takdir ‘umri
Yaitu takdir yang ditulis malaikat ketika meniupkan roh ke dalam janin.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُوْنُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ، فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).” (HR. Bukhari Muslim)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/43701-memahami-macam-macam-takdir.html
Ust. dr. Raehanul Bahraen
Beberapa Salah Kaprah Seputar Bulan Ramadhan
Dijelaskan oleh Ustaz Yulian Purnama hafizhahullah
Simak di channel youtube muslim.or.id:
https://youtu.be/NOJMvcbTD3g
(durasi 18 menit)
Share jika bermanfaat...!
Potret Mereka Yang Berjiwa Hanif
Salah satu ciri hamba Allah Ta’ala yang didambakan oleh orang-orang yang beriman adalah memiliki jiwa yang hanif. Hanif (حنيف) dalam bahasa Arab artinya adalah “maa’il” (مائل), yaitu “condong”.
Dalam bahasa Arab, kata “maa’il” bisa tersambung dengan dua huruf jarr, yaitu ‘an dan ila. (مائلا عن) artinya adalah condong menjauh; sedangkan (مائلا إلى) adalah condong mendekat.
Oleh karena itu, agama Ibrahim ‘alaihis salaam disebut dengan agama yang hanif (hanifiyyah), karena condong menjauh dari segala bentuk kemusyrikan kemudian mendekat kepada tauhid yang murni, yaitu memurnikan dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang hanif lagi berserah diri (kepada Allah). Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (QS. Ali ‘Imran [3]: 67)
Di dalam Tafsir Jalalain disebutkan ketika menjelaskan hanif,
مَائِلًا عَنْ الْأَدْيَان كُلّهَا إلَى الدِّين الْقَيِّم
“Condong menjauhi segala agama (kekafiran) seluruhnya, dan mendekat kepada agama yang lurus (tauhid).”
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,
أَيْ متحنفا عن الشرك قاصدا إلى الإيمان
“Yaitu menjauh dari kemusyrikan dan condong mendekat kepada keimanan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2: 49)
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang hanif” dan dia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. An-Nahl [16]: 123)
Kita diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim, yaitu agama hanifiyyah, agama yang Allah Ta’ala perintahkan untuk kita ikuti dan konsisten di atasnya.
Kemusyrikan adalah pangkal semua keburukan dan kebatilan, sedangkan tauhid adalah inti dari kebenaran. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki jiwa yang hanif akan condong menjauh dari semua bentuk kebatilan, maksiat dan kedurhakaan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian sungguh-sungguh untuk senantiasa dekat dengan jalan ibadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Potret mereka yang berjiwa hanif
Syaikh ‘Abdurrazaq Al-Badr hafidzahullahu Ta’ala berkata,
“Hanif adalah condong menjauh dari semua kebatilan dan mendekat kepada kebenaran, hidayah, tauhid, dan istiqamah. Condong menjauh dari kemusyrikan dan mendekat kepada tauhid. Condong menjauh dari kesesatan dan mendekat kepada hidayah (petunjuk). Condong menjauh dari kebatilan dan mendekat kepada kebenaran. Juga condong menjauh dari buruknya amal dan mendekat kepada amal yang sesuai dengan ilmu yang shahih. Inilah yang dimaksud dengan hanif.” (Syarh Al-Qawa’id Al-Arba’, hal. 30)
Mereka yang berjiwa hanif pada zaman sekarang ini, mereka sama sekali tidak memiliki minat, selera, dan keinginan untuk berbuat kemaksiatan atau perbuatan buruk lainnya. Jangankan keinginan, hanya sekedar mimpi atau angan-angan untuk berbuat maksiat pun tidak.
Selengkapnya: https://muslim.or.id/55016-potret-mereka-yang-berjiwa-hanif.html
Ust. Muhammad Saifuddin Hakim
Meninggalkan Sesuatu Karena Allah Ta’ala
Di antara kaidah yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala akan menggantinya dengan sesuatu yang (jauh) lebih baik.
Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, diceritakan tentang seorang lelaki dari penduduk kampung (Arab Badui) yang berkata,
أَخَذَ بِيَدِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ وَقَالَ: ” إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللهِ إِلَّا أَعْطَاكَ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ “
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua tanganku. Beliau pun mulai mengajarkan aku dari ilmu yang Allah Ta’ala wahyukan kepada beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Sesungguhnya tidaklah Engkau meninggalkan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta’ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu (sebagai pengganti, pen.) yang lebih baik darinya.” (HR. Ahmad no. 20739. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth.)
Allah Ta’ala banyak menyebutkan hal ini di berbagai ayat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah kisah tentang sahabat Nabi dari kaum muhajirin yang berhijrah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ke kota Madinah dengan meninggalkan kampung halaman dan harta mereka di kota Makkah. Mereka juga meninggalkan berbagai kesenangan yang mereka miliki. Allah Ta’ala pun kemudian mengganti dengan limpahan rizki di dunia dan kemuliaan untuk mereka radhiyallahu ‘anhum.
Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam, beliau meninggalkan ayah dan kaumnya dan juga meninggalkan sesembahan-sesembahan mereka selain Allah Ta’ala. Lalu Allah Ta’ala pun mengkaruniakan Ishaq dan Ya’qub kepada beliau, serta anak keturunan yang shalih.
Demikian pula ash–habul kahfi, ketika mereka meninggalkan kaumnya dan sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala pun menurunkan rahmat-Nya dan menjadikan mereka sebagai sebab hidayah bagi orang-orang yang tersesat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu kami tiupkan ke dalam (tubuh)-nya ruh dari Kami. Dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa’ [21]: 91)
Maka barangsiapa yang meninggalkan dorongan syahwatnya, maka Allah Ta’ala akan ganti dengan rasa cinta kepada-Nya, manisnya beribadah hanya kepada-Nya, bertaubat kepada-Nya, yang itu semua mengalahkan berbagai kelezatan duniawi.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/29179-meninggalkan-sesuatu-karena-allah-taala.html
Ust. Muhammad Saifuddin Hakim
Tata Cara Mengqadha Shalat Yang Terlewat
Shalat lima waktu adalah kewajiban setiap Muslim, bahkan merupakan rukun Islam. Oleh karena itu tidak boleh seorang Muslim yang mukallaf (sudah terkena beban syariat) meninggalkan shalat lima waktu dan tidak boleh melalaikan shalat hingga keluar dari waktunya. Namun apa yang dilakukan seorang Muslim jika ia meninggalkan shalat hingga keluar dari waktunya? Adakah qadha shalat? Kita simak pembahasan ringan tentang cara mengqodho sholat.
Hukum mengqodho sholat yang terlewat
Mengqodho sholat artinya mengerjakan shalat di luar waktu sebenarnya untuk menggantikan shalat yang terlewat. Apakah wajib mengqodha sholat? Para ulama merinci menjadi dua keadaan:
1. Tidak sengaja meninggalkan shalat
Dalam keadaan tidak sengaja meninggalkan shalat, seperti karena ketiduran, lupa, pingsan, dan lainnya, maka para ulama bersepakat bahwa wajib hukumnya mengqodha sholat yang terlewat. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
من نام عن صلاة أو نسيها؛ فليصلها إذا ذكرها
“barangsiapa yang terlewat shalat karena tidur atau karena lupa, maka ia wajib shalat ketika ingat” (HR. Al Bazzar 13/21, shahih).
Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan menjelaskan: “orang yang hilang akalnya karena tidur, atau pingsan atau semisalnya, ia wajib mengqadha shalatnya ketika sadar” (Al Mulakhash Al Fiqhi, 1/95, Asy Syamilah).
Dan tidak ada dosa baginya jika hal tersebut bukan karena lalai, karena shalat yang dilakukan dalam rangka qadha tersebut merupakan kafarah dari perbuatan meninggalkan shalat tersebut. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ نَسِيَ صَلَاةً، أَوْ نَامَ عَنْهَا، فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا
“barangsiapa yang lupa shalat, atau terlewat karena tertidur, maka kafarahnya adalah ia kerjakan ketika ia ingat” (HR. Muslim no. 684).
Dari sini juga kita ketahui tidak benar anggapan sebagian masyarakat awam, bahwa jika bangun kesiangan di pagi hari maka tidak perlu shalat shubuh karena sudah lewat waktunya. Ini adalah sebuah kekeliruan!
2. Sengaja meninggalkan shalat
Para ulama berselisih panjang mengenai orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja apakah keluar dari Islam ataukah tidak? Silakan simak artikel “Status Orang Yang Meninggalkan Shalat Fardu” untuk memperluas hal ini.
Dan para ulama juga berselisih pendapat apakah shalatnya wajib diqadha ataukah tidak. Pendapat yang rajih dalam hal ini adalah pendapat yang menyatakan shalatnya tidak wajib di-qadha. Imam Ibnu Hazm Al Andalusi mengatakan:
وَأَمَّا مَنْ تَعَمَّدَ تَرْكَ الصَّلَاةِ حَتَّى خَرَجَ وَقْتُهَا فَهَذَا لَا يَقْدِرُ عَلَى قَضَائِهَا أَبَدًا، فَلْيُكْثِرْ مِنْ فِعْلِ الْخَيْرِ وَصَلَاةِ التَّطَوُّعِ؛ لِيُثْقِلَ مِيزَانَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؛ وَلْيَتُبْ وَلْيَسْتَغْفِرْ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
“adapun orang yang sengaja meninggalkan shalat hingga keluar waktunya, maka ia tidak akan bisa mengqadhanya sama sekali. Maka yang ia lakukan adalah memperbanyak perbuatan amalan kebaikan dan shalat sunnah. Untuk meringankan timbangannya di hari kiamat. Dan hendaknya ia bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla” (Al Muhalla, 2/10, Asy Syamilah).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/25855-qadha-shalat.html
Ust. Yulian Purnama
BERBAGI MUSHAF ALQURAN BERSAMA MUSLIM.OR.ID DI BULAN RAMADAN
Per 28 Februari 2023 sudah terkumpul 268 mushaf Alquran dan Anda masih punya kesempatan
Kegiatan tilawah Al Quran melazimi hari-hari indah di bulan suci Ramadan.
Mudah rasanya menemui kaum muslimin yang berinteraksi dengan Al Quran.
Ada yang membaca sembari menunggu antrian, mengisi waktu ketika di rumah sakit, perkantoran, sekolah, dan lain sebagainya.
Di tahun sebelumnya, Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari yang menaungi website dakwah muslim.or.id telah membagikan 1000 Al Quran di bulan Ramadan ke berbagai wilayah di Indonesia yang membutuhkan.
Sebagai salah satu rangkaian dari program Semarak Ramadan 1444 H, kami hendak membuka kembali program berbagi wakaf Al Quran ini dengan target 500 mushaf Al Quran.
Siapapun anda bisa menjadi salah satu pembawa wasilah kebaikan untuk para pecinta Al Quran
1 MUSHAF ALQURAN @Rp50.000,-
Dalam Al Quran ada sekitar 1.027.000 huruf di mana satu hurufnya Allah berikan keutamaan 10 kebaikan.
Lalu bagaimana jika anda berbagi 10 mushaf Al Quran atau lebih? MasyaAllah.
PAKET WAKAF ALQURAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Ketik nama, nama program, nominal donasi
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor
082225979555
wa.me/6282225979555
*PENDAFTARAN KAMPUS TAHFIZH PROGRAM INTENSIF RAMADHAN 1444 H OFFLINE & ONLINE TELAH DIBUKA*
“خيركم من تعلم القرآن وعلمه “رواه البخاري
🍁 _“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan yang mengajarkannya”_ HR. Bukhori 🍁
Alhamdulillah Kampus Tahfizh Yogyakarta kembali membuka *Program Intensif Ramadhan 1444 H* dengan sistem Luring/Offline dan Daring/Online bagi anda yang ingin mempelajari tentang tatacara membaca Al Qur'an yang baik dan benar.
========
MASA PENDAFTARAN *9-18 Sya’ban 1444 H / 1-10 Maret 2023 M*
*Pendaftaran akan ditutup jika kuota sudah terpenuhi.*
========
Pilihan Kelas :
1️⃣ *Kelas Pra Tahsin*
Merupakan kelas awal yang bertujuan agar santri dapat membaca Al Quran dengan lancar dan baik.
▪Teori: Huruf hijaiyyah, harakat, tanwin, membedakan 2 huruf yang sering tertukar, sukun, tasydid, hukum bacaan alif lam, dan lain-lain….
▪Syarat:
1. Mengetahui huruf-huruf hijaiyah
2. Belum lancar membaca Al-Quran atau terbata-bata dalam membacanya
▪Kitab: Buku metode Asy-Syafi'i kelas Iqra'
2️⃣ *Kelas Tahsin Dasar 1*
Merupakan lanjutan dari kelas pra tahsin dan fokus utama dalam kelas ini adalah memperbaiki kesalahan yang bersifat fatal saat membaca Al Quran.
▪Teori : Hukum bacaan AL, mengenal cara baca lafazh Jalalah Allah, makharijul huruf, sekilas tentang sifatul huruf, hukum nun sukun dan tanwin, berbagai hukum mad, dll….
▪Syarat:
1. Lancar membaca Al Quran
2. Mengirimkan rekaman surat al-Fatihah disambung dengan surat Al Mujadilah ayat 1-6
3. Lolos seleksi.
▪Kitab: Buku metode Asy-Syafi'i kelas Tajwid.
3️⃣ *Kelas Tahsin Dasar 2*
Merupakan lanjutan dari kelas Tahsin Dasar 1 dan fokus utama adalah memperbaiki kesalahan yang bersifat ringan.
▪Teori : pemantapan makharijul huruf dan sifatul huruf, pendalaman hukum-hukum tajwid, waqaf dan ibtida’, nabr, ayat-ayat gharibah, dll…
▪Syarat:
1. Pernah belajar di kampus Tahfizh kelas dasar, atau pernah belajar dasar-dasar makharijul dan sifatul huruf dengan ustadz tertentu.
2. Mengirimkan rekaman surat al-fatihah disambung dengan surat Hud ayat 1-10
3. Lolos seleksi.
▪Kitab : Buku metode Asy-Syafi'i kelas Tajwid
📜 Buku Panduan: Kitab Tajwid Asy Syafii karya ust. Abu Ya'la Kurnaedi dan ust. Nizar Sa'ad Jabal hafizhahullahu Ta’ala
📌 Syarat batas usia agar bisa mengikuti program adalah di atas 15 tahun
🎙️ Pengajar: Staff pengajar Kampus Tahfizh Yogyakarta.
💼 Fasilitas:
1. Ilmu yang bermanfaat
2. Sertifikat (PDF) bagi yang menyelesaikan program.
3. Hadiah bagi santri berprestasi
🗓️ Masa Belajar: *1-20 Ramadhan 1444 H / 23 Maret-10 April 2023 M*
Waktu Belajar : Setiap hari selama 20 hari pertama bulan Ramadhan (20 pertemuan termasuk ujian)| Pilihan jam belajar terdapat di dalam form pendaftaran.
💻 Media Pembelajaran:
Offline: Tatap Muka Langsung di masjid-masjid sekitar Pogung (Utara FT UGM) dan Wisma Muslimah YPIA
Online: Aplikasi video-conference, Zoom.
♻️ Mekanisme Pendaftaran:
1. Mengisi formulir pendaftaran melalui:
- http://bit.ly/PendaftaranKTR1444HPutra (putra)
- http://bit.ly/PendaftaranKTR1444HPutri (putri)
2. Mengirimkan pesan konfirmasi via WhatsApp dengan format Nama_Pilihan Kelas_Pekerjaan_Alamat ke nomor berikut:
• wa.me/6282138711658 (Kampus Tahfizh Putra)
3. Bagi pendaftar Kelas Tahsin Dasar 1 dan Tahsin Dasar 2 wajib mengirimkan rekaman suara bacaan ke e-mail Kampus Tahfizh dengan format nama file & subjek email: Nama#Pilihan Kelas.
4. Bagi pendaftar Kelas Pra Tahsin tidak perlu mengirimkan rekaman dan mengikuti tes.
5. Pembayaran
Waktu pembayaran Pendaftar Kelas Pra Tahsin: *1-15 Maret 2023*
Waktu pembayaran Pendaftar Kelas Tahsin Dasar 1, Tahsin Dasar 2 dan Tahfizh adalah setelah pengumuman penerimaan santri, yaitu: *15-19 Maret 2023*
Bagi santri yang tidak membayar pada waktu tersebut tanpa adanya uzur, maka pengurus berhak untuk menggugurkannya dari program.
Fatwa Ulama: Apakah Meninggalkan Ibadah Disebut sebagai Kemusyrikan?
Fatwa Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
Pertanyaan:
Fadhilatus syekh, dalam hadis riwayat Muslim, terdapat sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan salat.” (HR. Muslim no. 82)
Apakah meninggalkan ibadah itu adalah kemusyrikan?
Jawaban:
Iya, termasuk dalam kemusyrikan dalam makna yang umum. Karena orang yang meninggalkan ibadah karena meremehkan, dia meninggalkan ibadah hanyalah karena mengikuti hawa nafsunya. Sehingga dia lebih mendahulukan hawa nafsunya dibandingkan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Jadi, hal itu termasuk kemusyrikan dari sudut pandang tersebut. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ
“Maka, pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya … “ (QS. Al-Jaatsiyah: 23)
Maka, setiap orang yang mengikuti hawa nafsunya dan lebih mendahulukannya dibandingkan dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, dalam perbuatan semacam ini terkandung unsur kemusyrikan. Meskipun, kemusyrikan dalam makna yang khusus itu tidak mencakup perbuatan meninggalkan ibadah.
Sumber: https://muslim.or.id/83229-apakah-meninggalkan-ibadah-disebut-kemusyrikan.html
Penerjemah: Ust. dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
"Memangnya Anda Lebih Pintar Dari Pak Kyai Fulan?"
Inilah komentar yang biasanya kita dengar, saat kita meninggalkan adat atau pendapat yang menyelisihi Sunnah Nabi shollallohu alaihi wasallam. Mari kita simak jawaban Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh tentang komentar ini:
"Jika dikatakan kepada orang yang mengajak kepada hidayah dan petunjuk: “kamu yang lebih alim (pandai) ataukah Imam Fulan?”, maka ini adalah bantahan yang salah, karena Imam Fulan dalam masalah ini telah diselisihi oleh imam-imam lain yang sederajat dengannya.
Memang aku tidak lebih alim dari imam ini dan imam itu, akan tetapi kedudukan mereka di sisi imam-imam yang lain, seperti kedudukan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Ibnu Mas’ud, dll di sisi imam-imam yang lain.
Jadi sebagaimana para sahabat satu dengan yang lainnya sebanding dalam masalah-masalah yang diperselisihkan, -dan apabila mereka berselisih dalam sebuah masalah, maka apa yang mereka perselisihkan dikembalikan kepada Allah dan Rosul meski sebagian dari mereka lebih alim dalam masalah-masalah yang lain-, begitu pula masalah-masalah yg diperselisihkan oleh para imam.
Orang-orang telah meninggalkan pendapat Umar dan Ibnu Mas’ud dalam masalah tayamum-nya orang junub, dan mereka mengambil pendapat orang yang dibawah keduanya seperti Abu Musa Al-Asy’ari dan yang lainnya karena dia berdalil dengan Kitab dan Sunnah.
Orang-orang juga telah meninggalkan pendapatnya Umar dalam masalah diyat-nya jari-jemari, dan mereka mengambil pendapatnya Mu’awiyah, karena ada dalil As Sunnah bersamanya, bahwa Nabi shollallohu alaihi wasallam mengatakan: “Jari ini dan dari itu sama saja“.
Jika pintu (komentar seperti) ini dibuka, tentu perintah Allah dan dan RosulNya akan ditinggalkan. Dan setiap imam di tengah para pengikutnya akan menjadi seperti Nabi shollallohu alaihi wasallam di tengah-tengah umatnya. Dan ini merupakan tindakan mengubah agama, mirip dengan keadaan kaum Nasrani yang dicela Allah dalam firmanNya:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka telah menjadikan orang-orang alimnya (Yahudi) dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, demikian juga terhadap Almasih Putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah yang satu, yang tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Dia, maha suci Dia dari apa yang mereka persekutukan“. (QS. Attaubah: 31)
Wallohu subanahu wata’ala a’lam, dan segala puji hanya bagi Dia semata.
[Majmu’ul Fatawa: 20/215-216].
Selengkapnya: https://muslim.or.id/23273-memangnya-anda-lebih-pintar-dari-pak-kyai.html
Ust. DR. Musyaffa ad-Dariny, Lc., MA.
KALAU KULIAH DI JOGJA JANGAN ASAL CARI KOS-KOSAN KARENA DAMPAKNYA BESAR
PLAY VIDEO https://youtu.be/GVX9Ypy4srU
Untuk orang tua harus lebih selektif lagi dalam memperhatikan putra-putrinya yang sedang merantau untuk berkuliah terutama di Jogja
Di kota pelajar ini beragam jenis pergaulan bisa ditemui, ada yang baik ada pula yang buruk tinggal bagaimana seorang pemuda bisa menempatkan dirinya sesuai dengan fitrahnya sebagai seorang muslim
Hal terbesar yang dapat mempengaruhi para mahasiswa yang merantau adalah kos-kosan tempat mereka tinggal
Karena memilih kos-kosan tidak hanya sekedar memilih lokasi dan fasilitas saja tetapi juga melihat seperti apa lingkungan di kos-kosan tersebut, siapa saja yang tinggal di sana dan bagaimana aktivitas mereka
WISMA MUSLIM DAN MUSLIMAH BUKAN SEKEDAR KOS-KOSAN
YPIA mengerti bagaimana kekhawatiran orang tua dan mahasiswa-mahasiswi Muslim yang menginginkan lingkungan islami
I Wisma muslim dan muslimah inilah dipertemukan teman-teman yang sholeh dengan berbagai kegiatan pembekalan ilmu agama yang baik agar kelak mereka bisa menjadi lulusan sarjana yang memiliki keimanan dan cinta terhadap Islam
MARI BANTU KAMI TERUS MEMBERIKAN LINGKUNGAN ISLAMI DI KOTA PELAJAR
Dukungan anda bisa disalurkan melalui rekening berikut..m
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Ketik nama, nama program, nominal donasi
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Broadcast by:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA official
Instagram: ypiaorid
📝 Melangkah Maju
Dukung Dakwah bersama YPIA
Memurnikan Aqidah
Menebarkan Sunnah…
📜 Setiap bulannya dengan taufik dari Allah rekan-rekan pengurus YPIA, karyawan dan relawan berupaya berkhidmat untuk dakwah dan pendidikan Islam.
🛺 Para asatidz yang mengajar melalui program Ma'had al-'Ilmi, Ma'had Umar Bin Khattab, Ma'had Yaa Abati, dan Kampus Tahfidz. Para mudarris yang mengajar halaqah di Wisma. Para penulis yang mengajak kepada iman melalui artikel website dan buletin. Teman-teman tim humas, HRD, donasi, dsb berupaya memberikan apa yang bisa mereka persembahkan untuk dakwah.
🎙️Mari dukung kegiatan dakwah YPIA dengan menjadi pelopor kebaikan menopang kinjerja dan operasional Yayasan ini, murni karena Allah. Silahkan salurkan dukungan atau donasi anda melalui website www.ypia.or.id
Semoga Allah beri taufik untuk kita semuanya dalam kebaikan…
Tertanda
Ketua Umum YPIA
Untuk donasi tebar mushaf al-Qur'an alhamdulillah sudah tercukupi. Silahkan menyalurkan donasi untuk kegiatan Ramadhan yang lainnya. Barakallahu fiikum
Читать полностью…Anjuran Membuatkan Makanan untuk Keluarga yang Ditinggal Mati
Dari sahabat Abdullah bin Ja’far radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَإِنَّهُ قَدْ أَتَاهُمْ أَمْرٌ شَغَلَهُمْ
“Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far! Sesungguhnya telah datang kepada mereka perkara yang menyibukkan mereka.” (HR. Abu Dawud no. 3132, Tirmidzi no. 998, Ibnu Majah no. 1610, Ahmad 3: 280, dinilai hasan oleh Al-Albani)
Penjelasan teks hadis
Sahabat Ja’far yang dimaksud dalam hadis ini adalah Ja’far bin Abu Thalib, saudara laki-laki dari sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma. Istri beliau adalah Asma’ binti Umais. Beliau (Ja’far) terbunuh mati syahid beliau berusia empat puluh satu tahun.
Kalimat (perintah), “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far!” ditujukan kepada keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ditujukan pula untuk kerabat Ja’far, tetangga beliau, dan semacamnya, agar mereka membuatkan makanan untuk keluarga Ja’far. Yang dimaksud dengan “keluarga Ja’far” di sini adalah istri beliau (Asma’ binti Umais) dan juga anak-anaknya.
“Telah datang kepada mereka perkara yang menyibukkan mereka”, maksudnya adalah mereka tertimpa musibah yang kemudian membuat mereka tidak sempat atau tidak terpikir untuk membuat makanan yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari.
Kandungan hadis
Hadis ini merupakan dalil dianjurkannya menghidangkan atau membuatkan makanan untuk keluarga yang ditinggal mati pada hari terjadinya musibah tersebut. Hal ini karena kasih sayang kita kepada mereka dan juga karena memperhatikan kondisi mereka yang baru saja tertimpa musibah. Ini termasuk dalam kebaikan-kebaikan yang diajarkan oleh agama Islam untuk memperkuat hubungan persaudaraan di antara kaum muslimin, dan disyariatkannya gotong royong ketika ada saudara yang sedang tertimpa musibah.
Di dalam hadis ini, tidak disebutkan lama waktu membuatkan makanan. Sebagian ulama mengatakan bahwa lamanya adalah sehari semalam. Hal ini karena dalam sebagian besar kondisi, kesedihan yang bisa membuat seseorang tidak terpikir untuk membuat makanan dan minuman itu tidak akan berlangsung sampai lebih dari sehari. Sebagian ulama mengatakan tiga hari, sebagaimana yang tercantum dalam kitab-kitab fikih mazhab Hambali dan selainnya, juga karena melihat bahwa tiga hari itu adalah masa duka cita.
Tidak boleh berlebih-lebihan di dalam membuatkan makanan, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin. Hal ini karena berlebih-lebihan itu termasuk perbuatan yang dilarang oleh syariat. Hendaknya kita membuatkan makanan sesuai dengan kebutuhan mereka. Diperbolehkan untuk orang-orang yang mengunjungi keluarga yang ditinggal mati tersebut untuk ikut makan, karena makanan itu memang dibuatkan untuk keluarga si mayit, bukan mereka buat (siapkan) sendiri.
Hukum membuatkan makanan untuk keluarga si mayit
Zahir dari perkataan ulama menunjukkan bahwa hukum membuatkan makanan untuk keluarga si mayit adalah sunah secara mutlak. Sebagian ulama mengatakan bahwa hukumnya bukan sunah secara mutlak, akan tetapi sunah bagi mereka yang memang betul-betul tidak sempat untuk membuat makanan sehari-hari. Hal ini sebagaimana perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
فَإِنَّهُ قَدْ أَتَاهُمْ أَمْرٌ شَغَلَهُمْ
“Sesungguhnya telah datang kepada mereka perkara yang menyibukkan mereka.”
Sehingga jika kondisi keluarga si mayit itu memiliki makanan yang cukup, apalagi berlimpah, maka zahir hadis ini menunjukkan bahwa hal itu (membuatkan makanan untuk keluarga si mayit) menjadi tidak dianjurkan.
Syekh Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Pendapat ini adalah pendapat yang kuat, menurut pandanganku, terlebih lagi jika melihat fenomena berlebih-lebihan dalam membuat makanan.” (Minhatul ‘Allam, 4: 378)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/83466-membuat-makanan-untuk-keluarga-yang-ditinggal-mati.html
Ust. Muhammad Saifuddin Hakim
Meneladani Semangat Para Ulama Dalam Belajar Agama
Sudah berapa juz Al Qur’an yang anda hafal?
Sudah berapa hadits yang anda hafal?
Berapa bab fiqih yang sudah anda kuasai?
Berapa kitab para ulama yang sudah khatam anda pelajari?
Sudah sejauh apa kita memahami agama kita ini..?
Semoga Allah menolong kita agar kita tidak termasuk orang-orang yang berpangku tangan, bermalas-malasan dan lalai dari mempelajari ilmu agama. Semoga juga kita bukan orang-orang yang belajar agama ala kadarnya dan seadanya, padahal ilmu agama ini begitu penting lebih penting dari makan dan minum. Imam Ahmad bin Hambal mengatakan, “Manusia lebih membutuhkan ilmu agama daripada roti dan air minum. Karena manusia butuh kepada ilmu agama setiap waktu, sedangkan mereka membutuhkan roti dan air hanya sekali atau dua kali dalam sehari” (Thabaqat Al Hanabilah, 1/390)
Kita perlu bercermin kepada para ulama salaf, yang telah memberi contoh terbaik dan teladan yang agung tentang bagaimana bersemangat dalam menuntut ilmu agama, meraihnya serta rindu kepadanya. Marilah wahai saudaraku tercinta, kita simak bagaimana mereka menuntut ilmu dan renungkanlah dimana kita dibanding mereka?
Semangat Mendatangi Majelis Ilmu
Syaikh Abdullah bin Hamud Az Zubaidi belajar kepada Syaikh Abu Ali Al Qaali. Abu Ali memiliki kandang ternak di samping rumahnya. Beliau mengikat tunggangannya di sana. Suatu ketika, murid beliau, Abdullah bin Hamud Az Zubaidi, tidur di kandang ternaknya agar bisa mendahului murid-murid yang lain menjumpai sang guru sebelum mereka datang. Agar bisa mengajukan pertanyaan sebanyak mungkin sebelum orang berdatangan. Allah mentakdirkan Abu Ali keluar dari rumahnya sebelum terbit fajar. Az Zubaidi mengetahui hal tersebut dan langsung berdiri mengikutinya di kegelapan malam. Merasa dirinya dibuntuti oleh seseorang dan khawatir kalau itu seorang pencuri yang ingin mencelakai dirinya, Abu Ali berteriak, “celaka, siapa anda?”. Az Zubaidi berkata, “aku muridmu, Az Zubaidi”. Abu Ali berkata, “sejak kapan anda membuntuti saya? Demi Allah tidak ada di muka bumi ini orang yang lebih tahu tentang ilmu Nahwu selain anda, maka pergilah tinggalkan saya” (Inaabatur Ruwat ‘ala Anbain Nuhaat, Al Qifthi, 2/119).
Ibnu Jandal Al Qurthubi berkata, saya pernah belajar pada Ibnu Mujahid. Suatu hari saya mendatanginya sebelum fajar agar saya bisa duduk lebih dekat dengannya. Ketika saya sampai di gerbang pintu yang menghubungkan ke majelisnya, saya dapati pintu itu tertutup dan saya kesulitan membukanya. Saya berkata dalam hati, “Subhaanallah, saya sudah datang sepagi ini tapi tetap saja tidak bisa duduk di dekatnya?”. Kemudian saya melihat sebuah terowongan di samping rumahnya. Saya membuka dan masuk ke dalamnya. (Itu adalah sebuah terowongan di dalam tanah, saya masuk agar bisa sampai ke ujung terowongan hingga keluar darinya menuju ke majelis ilmu). Ketika sampai di pertengahan terowongan yang semakin menyempit, saya tidak bisa keluar ataupun kembali. Maka saya mencoba melebarkan terowongan selebar-lebarnya agar bisa keluar. Pakaian saya terkoyak, dinding terowongan membekas di tubuh saya, dan sebagian daging badan saya terkelupas. Allah menolong saya untuk bisa keluar darinya, mendapatkan majelis Syaikh dan menghadirinya. Sementara saya dalam keadaan yang sangat memalukan seperti itu (Inaabatur Ruwat ‘ala Anbain Nuhaat, Al Qifthi, 2/363 dengan saduran).
Selengkapnya: https://muslim.or.id/18868-meneladani-semangat-para-ulama-dalam-menuntut-ilmu.html
Ust. Yulian Purnama
BANTU MUSLIM.OR.ID HADIRKAN 12 MAJELIS ILMU DI BULAN RAMADAN
Kampung hijrah adalah sebutan bagi kampung Pogung yang terletak di tengah padatnya kota Jogja
Di sinilah Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari yang menaungi muslim.or.id berkiprah menggaungkan dakwah sunnah
JADILAH BAGIAN DARI KAUM MUSLIMIN YANG IKUT ANDIL DALAM MENGHADIRKAN TAMAN SURGA DUNIA DI KAMPUNG HIJRAH
Jangan remehkan keutamaan bagi orang-orang yang mendermakan dirinya dalam keberlangsungan dakwah Islam
Sejarah Islam telah mencatat bagaimana loyalitas para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam menegakkan kalimat tauhi
Darah mereka pertaruhkan
Keluarga siap mereka tinggalkan
Perhiasan dunia tidak lagi dipegang erat
Perjuangan para sahabat adalah tentang hidup dan mati di medan pertempuran karena dahsyatnya perlawanan dari kaum musyrikin
KITA BISA BERJUANG DENGAN ILMU ATAU BERUSAHA MENGHADIRKAN MAJELIS ILMU
Simak dulu sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).
JIKA KITA MENJADI WASILAH DARI TERSELENGGARANYA 1 MAJELIS ILMU SAJA YANG DIHADIRI 100 ORANG
Tentu Allah tidak akan menyia-nyiakan orang-orang di balik terselenggaranya majelis ilmu
100 orang yang dirahmati Allah, 100 orang yang dinaungi oleh malaikat, 100 orang yang merasakan ketenangan di majelis ilmu, 100 orang yang namanya disebut-sebut oleh Allah ta'ala di antara penduduk langit
Dan 100 orang yang akan mengajarkan kembali ke lebih banyak kaum muslimin
Mereka semua mendapatkan keutamaan yang luar biasa tersebut melalui wasilah dari Anda yang mendarmakan sebagian harta untuk terselenggaranya taman-taman surga di kampung hijrah
KEBUTUHAN 30 JUTA UNTUK HADIRKAN 12 KAJIAN BERIKUT INI
• Kajian Pra Ramadhan,
• Dauroh Intensif Pagi
• Kajian Intensif Sore
• Program Intensif B. Arab
• Program Intensif Kampus Tahfidz
• Mutiara Hikmah Ramadhan
• Tahsin Spesial Ramadhan
• Kajian Spesial Muslimah
• Pelayanan Kultum
• Pelatihan Pengurusan Jenazah
• Pelatihan Penulisan KTI
• Dauroh Takmir
*Kebutuhan Donasi :*
30,2 juta rupiah
PAKET DUKUNGAN BISA DISALURKAN MELALUI
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Ketik nama, nama program, nominal donasi
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
#ramadhan #semarakramadhan
💡 [ DAURAH PRA RAMADHAN - FIKIH PUASA]
Gratis! Terbuka untuk Umum (Putra dan Putri)
Offline & Online
Wajib untuk Santri Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta 1443/1444 H
Insyaallah disediakan makan siang bagi peserta offline
💺 Pemateri:
Ustadz Muhammad Subkhan Khadafi, Lc حفظه الله تعالى
📗 Kitab:
Ad-Dalil 'ala Manhajis Salikin, karya Syaikh Abdullah bin Za'il Al-'Anizi حفظه الله تعالى
🗓 Hari, tanggal:
Insya Allah hari Sabtu, 19 Sya'ban 1444 H / 11 Maret 2023
🕰️ Pukul:
08.30 - 14.30 WIB (3 sesi)
Rincian Sesi:
Sesi 1: 08.30 - 10.00
Sesi 2: 10.20-11.45
Sesi 3: 13.00-14.30
📌 Tempat:
Masjid Pogung Baru | http://bit.ly/lokasimpb
📌 Link Pendaftaran:
https://bit.ly/DaftarDaurohFikihPuasa44
🔴 Live Streaming:
InsyaAllah disiarkan secara langsung melalui Youtube YPIA Academy | Link: bit.ly/yt_ypiaacademy
⚠️ Catatan bagi peserta offline:
- Peserta daurah ikhwan di lt. 1 masjid dan peserta daurah akhawat di lt. 2 masjid
- Peserta akhawat masuk melalui pintu utama sebelah timur masjid bagian selatan (setelah masuk pintu dapat langsung naik ke lt. 2 masjid)
- Tempat wudhu dan kamar mandi akhawat di lt. 2 masjid
=======
📡 Diselenggarakan Oleh:
| Ma'had Al 'Ilmi Yogyakarta
| YPIA Academy
| Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) Yogyakarta
Bekerjasama Dengan:
Takmir Masjid Pogung Baru (MPB)
📲 Narahubung:
wa.me/6281392658080 (YPIA Academy)
•••••
| Mari Dukung Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta!
✅ Klik link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-mahad-ilmi-yogyakarta/
✅ Atau Transfer ke Rekening:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode transfer 451) a.n. YPIA Yogyakarta
Konfirmasi donasi via WhatsApp:
👉🏻 wa.me/6282225979555 (Narahubung Donasi Dakwah YPIA)
Belajar Kitab Tauhid
Bab: Nadzar
Bersama Ust. Ratno Abu Muhammad, Lc., M.Ag.
Simak di channel Atsar:
https://youtu.be/zThFxoNgQUY
Silakan di-share...
Sunnah Yang Terlupakan, Ucapan “Innal ‘Aisya, ‘Aisyul Akhirah”
Syaikh Ibnul Utsaimin –rahimahullah– mengatakan:
Rasul –shallallahu’alaihi wasallam– dahulu bila melihat suatu perkara dunia yg membuatnya takjub, beliau mengatakan:
لبيك إن العيش عيش الآخرة
/Labbaik, innal ‘aisya ‘aisyul akhirah/
“Aku penuhi panggilanmu ya Allah, sungguh kehidupan yg hakiki adalah kehidupan akherat” (HR. Bukhari 2834, Muslim 1805)
Karena bila seseorang melihat suatu perkara dunia yang membuatnya takjub, mungkin saja dia meliriknya, sehingga dia berpaling dari Allah. Oleh karena itu beliau mengatakan: “labbaik” sebagai jawaban panggilan Allah azza wajalla, kemudian beliau memantapkan hatinya dg mengatakan: “Sungguh kehidupan yg hakiki adalah kehidupan akhirat“.
Karena kehidupan yang membuatmu takjub ini adalah kehidupan yang pasti sirna, sedang kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akherat. Oleh karena itu, termasuk diantara sunnah ketika seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan di dunia ini adalah mengucapkan: “Labbaik, innal aisya aisyul akhirah” (Syarah Mumti‘, 3/124).
Lanjut baca: https://muslim.or.id/21680-sunnah-yang-terlupakan-ucapan-innal-aisya-aisyul-akhirah.html
Ust. Dr. Musyaffa ad-Darini
PENGALAMAN NGEKOS DI KOSAN UMUM DAN DI WISMA MUSLIM
PLAY VIDEO https://youtu.be/YpjDvAotD1s
Lingkungan kosan yang mendukung untuk belajar agama adalah dambaan mahasiswa dan mahasiswi yang peduli dengan kondisi agamanya
Di berbagai lingkungan kampus di Yogyakarta tersebar berbagai macam kos-kosan
Dari kos-kosan umum sampai kos-kosan campur pun tidak luput ditawarkan oleh para pemilik kos-kosan
YPIA menghadirkan program dakwah Wisma muslim untuk menjawab keresahan para mahasiswa yang mendambakan lingkungan islami seperti di pondok pesantren namun tetap bisa fokus di dalam dunia perkuliahan
MARI BANTU YPIA HADIRKAN WISMA MUSLIM DI LINGKUNGAN KAMPUS YOGYAKARTA
Bantuan bisa disalurkan melalui link
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
Tauhid: Tidak Ada yang Pantas Menjadi Sekutu Allah
Pembaca sekalian, seandainya seorang yang berakal menggantungkan harapannya kepada sesuatu yang tidak memiliki kekuasaan apa-apa tentu saja ini merupakan sebuah kebodohan. Anehnya tidak berhenti sampai di situ saja, bahkan dia rela mengorbankan harta dan nyawanya demi membela sesuatu yang tidak memiliki apa-apa itu. Tidakkah kita ingat bagaimana orang-orang kafir mengerahkan tenaga dan dana demi menyebarkan dakwah mereka yang sesat, dengan perang salib yang dahulu mereka kobarkan dan kristenisasi yang kini mereka lancarkan dan upaya meliberalkan ajaran Islam yang kini tengah marak di kalangan kaum cerdik cendekia. Itulah yang terjadi ketika mereka menjadikan selain Allah sebagai sekutu yang dibela dan dipuja-puja.
Tidak Punya Kok Diminta ?
Semua yang ada selain Allah sangat membutuhkan pertolongan Allah, sedangkan Allah sama sekali tidak membutuhkan hamba. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah mereka mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri adalah buatan manusia. Berhala-berhala itupun tidak mampu mampu memberi pertolongan kepada penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak sanggup memberikan pertolongan.” (QS. Al A’rof: 191-192)
Di dalam ayat di atas disebutkan 4 kelemahan sesembahan selain Allah, yaitu: Statusnya sebagai makhluk, tidak mampu mencipta, tidak mampu membela diri dan tidak mampu membantu para penyembahnya. Jika salah satu kelemahan ini saja ada maka itu menjadikannya tidak pantas untuk disembah lalu bagaimana lagi jika keempat-empatnya terkumpul? (Lihat Mutiara Faedah Kitab Tauhid hal. 90)
Nabi Saja Tidak Berkuasa Apalagi yang Lainnya
Pada saat perang Uhud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terluka di bagian kepala dan gigi taringnya. Menyaksikan permusuhan dari kaumnya yang seperti itu beliau pun mengatakan, “Bagaimana mungkin bisa beruntung suatu kaum yang melukai Nabi mereka?” Tapi kemudian Allah menurunkan ayat (untuk menegur beliau), “Tidak ada kekuasaan sedikit pun bagimu dalam urusan mereka itu, atau Allah menerima taubat mereka, atau Allah akan mengadzab mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang zholim.” (QS. Ali Imron: 128) (HR. Al Bukhori secara mu’allaq). Kalau Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam saja yang merupakan makhluk termulia tidak mampu untuk menolak mudharat yang menimpa dirinya dan tidak memiliki campur tangan dalam urusan Allah sedikit pun maka yang selain Nabi tentu lebih tidak menguasai. Sebagaimana beliau tidak pantas untuk disembah maka yang lainnya pun lebih tidak pantas lagi (Lihat Mutiara Faedah Kitab Tauhid hal. 92)
Selengkapnya: https://muslim.or.id/458-tidak-pantas-menjadi-sekutu-allah.html
Ust. Ari Wahyudi
💳 Berikut teknis pembayaran yang dapat dilakukan peserta:
▪ Transfer
Transfer ke rekening BSI (Bank Syari’ah Indonesia) no rek. 7755332261 a.n. Yayasan Pendidikan Islam (kode bank 451) Setelah transfer harap konfirmasi ke link http://bit.ly/FormPembayaranKTR1444H
Catatan : Tidak menerima pembayaran langsung.
💵 Biaya per program :
1. Pra Tahsin dan Tahsin Dasar 1 = Rp. 155.000
2. Tahsin Dasar 2 = Rp. 170.000
🛎️ Pemesanan kitab dapat dilakukan secara *Langsung* di kantor Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary pada jam kerja (09.00-15.00 WIB) atau secara *online* melalui link: koleksi.mahadumar.id
Konfirmasi: wa.me/6285290866960
CATATAN:
1. Audio pendaftar kelas Tahsin Dasar 1,Tahsin Dasar 2 dan Tahfizh dapat dikirimkan ke e-mail kampus tahfizh dengan format Nama#Pilihan Kelas, selambat-lambatnya pada hari *Jum’at, 10 Maret 2023 pukul 23.59 WIB*, dengan format file *“ mp3 “*.
2. Untuk pendaftar kelas Pra Tahsin tidak perlu mengirimkan rekaman.
3. Mengingat kuota terbatas, bagi yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut atau paling akhir dalam mengumpulkan syarat dan tidak melakukan pembayaran pada waktu yang telah ditentukan tanpa udzur, maka pengurus berhak untuk menggugurkannya dari program.
4. Update informasi pendaftaran bisa dipantau melalui Whatsapp dan email.
=======
📡 Broadcasted by:
| Kampus Tahfizh Yogyakarta
| YPIA Academy
📲* Hubungi WhatsApp (WA)* :
| Ikhwan: wa.me/6282138711658
| Akhowat: wa.me/6282383233828
| Facebook : Kampus Tahfizh
| Instagram : @kampus.tahfizh
| Telegram : t.me/ypia_academy
📬 Email :
| Ikhwan: kampustahfizh.ikhwan@gmail.com
| Akhowat: kampustahfizh.akhwat@gmail.com
268 MUSHAF TELAH TERKUMPUL DAN ANDA MASIH PUNYA KESEMPATAN
BERBAGI WAKAF AL QURAN DI BULAN RAMADAN
Kegiatan tilawah Al Quran melazimi hari-hari indah di bulan suci Ramadan.
Mudah rasanya menemui kaum muslimin yang berinteraksi dengan Al Quran.
Ada yang membaca sembari menunggu antrian, mengisi waktu ketika di rumah sakit, perkantoran, sekolah, dan lain sebagainya.
Di tahun sebelumnya, YPIA Yogyakarta telah membagikan 1000 Al Quran di bulan Ramadan ke berbagai wilayah di Indonesia yang membutuhkan.
Sebagai salah satu rangkaian dari program Semarak Ramadan 1444 H, kami hendak membuka kembali program berbagi wakaf Al Quran ini dengan target 500 mushaf Al Quran.
Siapapun anda bisa menjadi salah satu pembawa wasilah kebaikan untuk para pecinta Al Quran
1 MUSHAF ALQURAN @Rp50.000,-
Dalam Al Quran ada sekitar 1.027.000 huruf di mana satu hurufnya Allah berikan keutamaan 10 kebaikan.
Lalu bagaimana jika anda berbagi 10 mushaf Al Quran atau lebih? MasyaAllah.
PAKET WAKAF ALQURAN BISA DISALURKAN MELALUI REKENING RESMI YPIA
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Ketik nama, nama program, nominal donasi
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor
082225979555
wa.me/6282225979555
Saling Lempar Tanggung Jawab Masalah Pendidikan Anak?
Terkadang kita dapati suami dan istri keduanya memiliki kesibukan sendiri. Dan mereka tidak memiliki waktu untuk mendidik anak mereka dengan baik. Lalu, mereka saling lempar tanggung jawab pendidikan anak kepada pasangannya. Sehingga terjadilah konflik.
Perlu dipahami bahwa ayah atau para suami adalah penanggung jawab utama dalam keluarga, termasuk dalam pendidikan anak. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Dalam Tafsir Ath-Thabari, disebutkan riwayat dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu ketika beliau menafsirkan ayat ini, beliau berkata,
علِّموهم، وأدّبوهم
“Ajari keluarga kalian ilmu dan ajari keluarga kalian adab!”
Perhatikanlah, khithab (arah pembicaraan) ayat ini adalah untuk para ayah atau suami. Rasulullah shallallahu ’alahi wasallam juga bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanya tentang rakyatnya. Seorang lelaki adalah pemimpin di keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari no.893, Muslim no.1829)
Hadis ini jelas menerangkan bahwa suami akan ditanya perihal keluarganya. Apakah diajari agama? Apakah telah dilarang dari kesyirikan? Apakah telah diperintahkan untuk salat? Apakah diperintahkan untuk menutup aurat? Dan semisalnya. Sehingga suami wajib memberikan pengajaran dan bimbingan kepada keluarganya.
Dalam kitab Riyadhus Shalihin, An-Nawawi rahimahullah membuat judul bab sebagai berikut,
باب وجوب أمره أهله وأولاده المميزين وسائر من في رعيته بطاعة الله تعالى ونهيهم عن المخالفة وتأديبهم ومنعهم من ارتكاب مَنْهِيٍّ عَنْهُ
“Bab wajib (bagi seorang suami) untuk memerintahkan istrinya dan anak-anaknya yang sudah mumayyiz serta semua orang yang ada dalam tanggung jawabnya untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan melarang mereka dari semua penyimpangan serta wajib mengatur mereka serta mencegah mereka terhadap hal-hal yang dilarang agama.”
Lanjut baca:
https://muslim.or.id/83181-lempar-tanggung-jawab-pendidikan-anak.html
Ust. Yulian Purnama