Keutamaan menghafal Al Qur’an
1. Penghafal Qur’an adalah Shahibul Qur’an
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan, “ketahuilah, makna dari shahibul Qur’an adalah orang yang menghafalkannya di hati. berdasarkan sabda nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
“hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah”
maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang didapatkan seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia, bukan pada banyak bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang. Maka di sini kita ketahui keutamaan yang besar bagi pada penghafal Al Qur’an. Namun dengan syarat ia menghafalkan Al Qur’an untuk mengharap wajah Allah tabaaraka wa ta’ala, bukan untuk tujuan dunia atau harta” (Silsilah Ash Shahihah, 5/281).
2. Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
“bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an” (HR. Muslim 804)
3. Derajat di surga tergantung pada hafalan Qur’an
Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها
“akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
4. Termasuk sebaik-baik manusia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه
“sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 4639).
5. Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين
“sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817)
6. Penghafal Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
“hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah” (HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
Selengkapnya: https://muslimah.or.id/6222-mengapa-perlu-menghafal-al-quran-1.html
Aplikasi Android Gratis Muslim.Or.Id
Bismillah
Alhamdulillah, aplikasi android dari Muslim.Or.Id telah resmi dirilis di Playstore dengan nama muslim.or.id Official App (atau search dengan nama muslimorid).
Aplikasi ini berisi konten Islami yang sama seperti versi websitenya. Ada 36 kategori artikel, di antaranya:
Aqidah,
Akhlak,
Fiqih & Muamalah,
Manhaj,
Sejarah Islam,
Al Qur’an,
Hadits,
Keluarga,
Muslimah,
Biografi Ulama,
Doa & Dzikir,
Info Kajian,
dan lain-lain.
Semoga dengan adanya aplikasi gratis ini, dapat memudahkan pembaca sekalian untuk mendapatkan artikel Islami yang bisa diakses di manapun pembaca berada.
LINK DOWNLOAD
>> https://goo.gl/pffoKW <<
Selengkapnya tentang Muslim.Or.Id
https://muslim.or.id/tentang-kami
"Memurnikan Aqidah, Menebarkan Sunnah"
Hati-hati.. Nikmat dunia bisa jadi tanda Allah menghinakan kita.. Dan musibah dunia bisa jadi tanda Allah menyayangi dan memperhatikan kita.
Ibnul Qoyyim -rohimahulloh-:
"Allah akan memberi pelajaran (hukuman) kepada hamba-Nya yg beriman yg dicintainya, yg mulia di sisi-Nya, dengan kesalahan atau kelalaian kecil, agar dia selalu terjaga dan waspada.
Adapun orang yg sudah jatuh di mata-Nya dan hina, maka Allah akan biarkan dia bergumul dg kemaksiatan-kemaksiatannya. Setiapkali melakukan dosa, Dia tambah kenikmatan untuknya.
Orang yg terkecoh akan mengira bahwa itu adalah kemuliaan yg diberikan Allah kepadanya, dia tidak tahu bahwa sebenarnya itu adalah kehinaan yg nyata baginya, dan bahwa dengan itu Allah menginginkan azab yg keras baginya, hukuman yg tiada akhirnya".
[Zadul Ma'ad 3/506].
---------
Oleh karenanya, perdalam terus Islam yg sesuai sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam, lalu sesuaikan hidup Anda dg sunnah itu.. Dan berjalanlah tenang di atasnya.
-----
Ustadz Musyaffa Ad Dariny, Lc., MA
Puasanya wanita yang tidak menutup aurat dengan sempurna
Syaikh Muhammad Hamud An Najdi hafizhahullah ditanya, “Syaikh, apakah wanita yang tabarruj (menampakan aurat, atau perhiasan atau kecantikannya kepada lelaki yang bukan mahram) di tengah hari bulan Ramadhan itu mempengaruhi puasanya?”.
Beliau menjelaskan:
Tabarruj adalah termasuk maksiat dan termasuk dosa besar. Dan yang di maksud tabarruj adalah seorang wanita perhiasan (aurat dan kecantikannya) atau hal-hal yang tidak boleh ia tampakkan lainnya di luar rumah. Dan tabarruj itu memiliki banyak bentuk, misalnya menggunakan kosmetik di wajah atau menggunakan perhiasan di tangan, atau menggunakan parfum ketika keluar rumah, dll. Ini semua diharamkan, tiap muslimah tidak boleh melakukannya.
Dan ada hadits shahih dalam Shahih Al Bukhari, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن لَم يدَع قَولَ الزُّورِ والعمَلَ بِه والجَهلَ ، فليسَ للَّهِ حاجَةٌ أن يدَعَ طعامَه وشرابَهُ
“barangsiapa yang tidak meninggalkan qauluz zuur atau mengamalkannya dan kejahilan, maka Allah tidak butuh kepada amalannya meninggalkan makan dan minum” (HR. Al Bukhari 6057)
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan bahwa qauluz zuur adalah dusta, fitnah, persaksian palsu, demikian juga kejahilan, demikian juga mengamalkannya berupa berdusta, mencurangi orang, dan semua perbuatan haram lainnya (termasuk tabarruj, pent.) maka Allah Ta’ala tidak butuh pada puasanya.
Karena Allah Ta’ala menginginkan anda ketika anda berpuasa dari makan dan minum, anda juga mempuasakan pendengaran anda dari mendengarkan musik, mendengarkan ghibah, namimah, dan juga mempuasakan penglihatan anda dari melihat yang tidak halal untuk dilihat, juga mempuasakan lisan dari mencela, melaknat, menuduh secara dusta, menghina, dll.
Dan terkadang orang yang melakukan ini (termasuk wanita yang ber-tabarruj) tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari puasanya. Namun tidak kita katakan kepada orang yang bermaksiat ketika puasa, “ya sudah silakan berbuka saja..”. Atau kita mengatakan kepada pelaku maksiat, “kamu ini sudah batal (karena maksiatmu), dan wajib bagimu untuk meng-qadha di hari lain“, tidak kita katakan demikian.
Sumber: https://muslimah.or.id/6166-puasanya-wanita-yang-ber-tabarruj.html
Adh-dhohak bin Muzaahim, tatkala ia menjumpai sore hari... Maka ia menangis...
Ketika ditanyakan padanya,
"Apa gerangan yang membuatmu menangis...?"
Lantas ia menjawab,
"Aku tidak mengetahui pada hari ini, apakah diantara amalku ada yang terangkat naik?"
(Shifatus Shofwah 4/150, dinukil dari kitab Aina Nahnu Min Akhlaqis Salaf)
---
Lalu bagaimana dengan amal kita hari ini? Tidakkah kita menggabungkan rasa takut dan harap?
Semoga Allah senantiasa menerima segenap amal dan memudahkan kita dalam setiap kebaikan...
Rabbanal Taqabbal Minnaa...
Selamat beramal di bulan Ramadhan...
---
Daftarkan nomor anda untuk dapatkan broadcast islami...
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
085747223366
Ramadhan Adalah Bulan Kesabaran
Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah madrasah yang agung dan bangunan (keimanan) yang tinggi, yang para hamba mengambil darinya banyak ibroh dan pelajaran bermanfaat yang mendidik jiwa dan meluruskannya pada bulan Ramadhan ini dan di sisa umurnya. Dan salah satu (pelajaran besar) yang diambil oleh orang-orang yang berpuasa di bulan yang agung dan musim yang diberkahi ini adalah membiasakan diri dan membawanya kepada kesabaran, oleh karena itu , terdapat dalam beberapa Hadits , (bahwa) Nabi yang sangat penyayang –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mensifati bulan Ramadhan dengan “bulan kesabaran”.
Diantaranya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Muslim dari Hadits Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
((صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ))
“Puasa bulan kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun”.
وأخرج الإمام أحمد عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ عَنِ الْأَعْرَابِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وذكر الحديث أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ يُذْهِبْنَ وَحَرَ الصَّدْرِ ))
Dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Yazid bin Abdullah bin Asy-Syikhkhir, dari Al-A’rabii berkata saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dan beliau menyebutkan Hadits bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
(( صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ يُذْهِبْنَ وَحَرَ الصَّدْرِ ))
“Puasa bulan Kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan menghilangkan wahar[4] dada”. [5]
An-Nasa`i meriwayatkan dari Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((صمْ شهرَ الصبرِ وثلاثةَ أيامٍ من كلِّ شهر…))
“Puasa bulan Kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan…”
Dalam ketiga Hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifati bulan Ramadhan sedbagai bulan kesabaran, hal itu dikarenakan terkumpul dalam bulan Ramadhan seluruh jenis kesabaran; sabar melaksanakan ketaatan kepada Allah, sabar meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya dan sabar dalam menghadapi takdir Allah yang berat (yang dirasakan oleh seorang hamba)
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/25997-ramadhan-adalah-bulan-kesabaran-1.html
Lurusnya hati dan lisan adalah ciri yang paling jelas dan bukti paling nyata yang menunjukkan sempurnanya puasa seseorang. Dan dahulu para salaf, mereka menganggap orang yang paling utama di kalangan mereka adalah orang yang paling lurus hati dan lisannya. Iyas bin Mu’awiyah bin Qurrah mengatakan:
كان أفضلهم عندهم – أي السلف – أسلمَهم صدوراً وأقلهم غيبة
“orang yang paling utama di antara mereka (salaf) adalah yang paling lurus hatinya dan yang paling sedikit ghibah-nya” (Diriwayatkan Ath Thabrani dalam Makarimul Akhlak).
Sufyan bin Dinar mengatakan:
قلت لأبي بشير – وكان من أصحاب علي – : أخبرني عن أعمال من كان قبلنا ، قال : كانوا يعملون يسيراً ويؤجرون كثيراً ، قال قلت : ولم ذلك ؟ قال : لسلامة صدورهم
“aku berkata kepada Abu Basyir (ia adalah salah satu murid Ali bin Abi Thalib) : ‘kabarkan kepada saya amalan apa yang biasa diamalkan orang-orang sebelum kita (para salaf)’. Ia berkata: ‘mereka beramal sedikit namun mendapatkan banyak pahala’. Aku bertanya: ‘bagaimana bisa begitu?’. Ia berkata: ‘karena lurusnya hati mereka'” (Diriwayatkan oleh Ibnus Sirri dalam Az Zuhd).
Ramadhan adalah kesempatan emas dan hadiah dari Allah untuk meluruskan hati dan lisan kita dari berbagai macam kotoran dan penyakit.
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/28219-puasa-yang-sempurna-menghasilkan-hati-dan-lisan-yang-lurus.html
Rahasia Infaq Di Bulan Ramadhan
Dalam hadits Ibnu Abbas disebutkan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadlan ketika bertemu dengan malaikat Jibril, dan Jibril menemui beliau di setiap malam bulan Ramadlan untuk mudarosah (mempelajari) Al Qur’an” (HR Al Bukhari).
Hadits tersebut memberikan faidah kepada kita bahwa kedermawanan hendaknya lebih di tingkatkan lagi di bulan Ramadlan. Mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih meningkatkan kedemawanan di bulan Ramadlan secara khusus? Al Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan banyak faidah mengapa demikian.
Beliau berkata, “Meningkatnya kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Ramadlan secara khusus memberikan faidah yang banyak, diantaranya:
Pertama: Bertepatan dengan waktu yang mulia dimana amalan dilipatkan gandakan pahalanya bila bertepatan dengan waktu yang mulia.
Kedua: Membantu orang-orang yang berpuasa, sholat malam, dan berdzikir dalam ketaatan mereka, sehingga orang yang membantu itu mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang dibantu. Sebagaimana orang yang memberikan persiapan perang kepada orang lain mendapat pahala seperti orang yang berperang.
Ketiga: Allah amat dermawan kepada hamba-hamabNya di bulan Ramadlan dengan memberikan kepada mereka rahmat, ampunan dan kemerdekaan dari api Neraka, terutama di malam lailatul qodar. Allah merahmati hamba-hambaNya yang kasih sayang, sebagaimana Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
“Sesungguhnya Allah hanyalah menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang” (HR Bukhari dan Muslim).
Barang siapa yang dermawan kepada hamba-hamba Allah, maka Allahpun akan dermawan kepadanya dengan karuniaNya, dan balasan itu sesuai dengan jenis amalan.
Keempat: Menggabungkan puasa dan sedekah adalah sebab yang memasukkan ke dalam surga, sebagaimana dalam hadits Ali Radliyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَام
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat kamar-kamar yang luarnya terlihat dari dalamnya, dan dalamnya terlihat dari luarnya.” Seorang arab badui berdiri dan berkata, “Untuk siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Untuk orang yang membaguskan perkatannya, memberi makan, senantiasa berpuasa, dan shalat malam karena Allah sementara manusia sedang terlelap tidur” (HR At Tirmidzi).
Amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits ini semuanya ada dalam bulan Ramadlan, maka terkumpul pada seorang mukmin puasa, qiyamullail, shodaqoh, dan berbicara baik karena orang yang sedaang berpuasa dilarang melakukan perbuatan sia-sia dan kotor.
Kelima: Menggabungkan antara puasa dan sedekah lebih memberikan kekuatan yang lebih untuk menghapus dosa dan menjauhi api Neraka, terlebih bila ditambah sholat malam. Dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa puasa adalah perisai. Beliau juga mengabarkan bahwa shodaqoh itu dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air dapat memadamkan api.
Keenam: Orang yang berpuasa tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, maka shodaqoh dapat menutupi kekurangan dan kesalahan tersebut, oleh karena itu diwajibkan zakat fithr di akhir Ramadlan sebagai pensuci bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata yang kotor.
***
Penulis: Ust. Abu Yahya Badrusalam, Lc.
Sebuah Renungan Dari Penantian Waktu Berbuka Puasa
Sobat! Di bulan Ramadhan ini, setiap muslim memiliki tradisi baru yaitu menantikan detik-detik matahari terbenam yang menandai datangnya malam dan kepergian siang. Ada satu alasan anda menantikan terbenamnya matahari, yaitu pada waktu itu anda diizinkan untuk berbuka puasa.
Dan biasanya pula, untuk menyambut terbenamnya matahari ini, istri atau ibu anda menyiapkan menu makanan dan minuman yang lezaat. Terlebih lagi anda menyantap hidangan dan minuman itu setelah sesiangan menahan rasa lapar dan dahaga. Padahal sepenuhnya anda menyadari, tanpa anda nantikan matahari pasti terbenam, dan tanpa istri atau ibunda mempersiapkan hidangan atau minuman, mentari pasti terbenam.
Anda bisa bayangkan, bagaimana perasaan anda bila setelah penantian yang cukup melelahkan, anda membuka tutup saji hidangan yang terletak di meja makan, ternyata anda tidak menemukan secuil makanan dan setetes air minuman. Kira kira, apa dan bagaimana perasaan anda? Kecewa, konyol, marah dan duka yang mendalam. Bukankah demikian?
Sobat! Kondisi di atas sejatinya adalah ilustrasi sederhana tentang ajal yang saat ini tidak anda nantikan namun pasti datang menjemput anda. Saat ini, selama anda menjalani kehidupan di dunia, sejatinya anda sedang berpuasa, menahan diri dari berbagai kenikmatan yang menanti anda di surga kelak. Kehidupan dunia ini bagaikan puasa yang saat ini anda jalankan, dan tidak lama lagi mentari kehidupan anda pastilah berakhir dan terbenam. Namun sudahkah anda menyiapkan hidangan lezat dan minuman segar yang akan anda santap setelah anda memejamkan mata kehidupan di dunia dan membuka mata di kehidupan di akhirat?
Bila ibadah puasa dengan menahan diri dari kenikmatan dunia menjadikan anda dan keluarga anda sadar untuk menyiapkan sajian berbuka, maka mengapa selama ini perintah Allah kepada anda untuk menahan diri dari syahwat dan kenikmatan haram seakan belum menggugah anda dari kelalaian panjang dari menyiapkan sajian untuk berbuka di akhirat kelak? Mungkinkah anda lebih siap untuk menahan rasa kecewa dan duka yang akan menimpa anda ketika kelak membuka mata di alam kubur, melebihi kesiapan anda untuk menahan kecewa dan duka karena setelah mentari dunia terbenam anda tidak menemukan secuil hidangan atau setetes minuman? Renungkan baik baik sobat! Dan simak firman Allah Ta’ala berikut, semoga anda segera terjaga dari kelalaian anda yang telah berkepanjangan:
)أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ(
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Al Hadid 16).
***
Penulis: Ust. Dr. Muhammad Arifin Baderi, Lc., MA.
@muslimorid
Boleh jadi kebaikan dan kenikmatan yang kita rasakan hingga detik ini, diantaranya merupakan buah kebaikan yang telah kita tanam.
Mungkin saja, berupa balasan dari buah kebaikan yang telah kita kerjakan semisal;
# Anak-anak TPA; yang telah kita ajarkan alif ba ta kepadanya...
# Pengendara mobil; yang kita persilahkan lebih dulu, agar bisa berjalan terlebih dahulu di suatu persimpangan jalan...
# Tetangga rumah; yang kita tunaikan haknya. Senantiasa menebarkan senyum dan salam...
# Seorang Musafir; yang tengah tersesat dan bertanya alamat, kemudian kita beri tahu arah jalannya...
# Seorang nenek lansia; yang kita persilahkan duduk menempati tempat duduk di bis ataupun kereta...
# Atau pula, sekumpulan orang berpuasa; yang kemudian dengan sebagian harta berkelebihan, kita sisihkan untuk mereka berbuka..
---
Sungguh benar sabda rasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam ,
صنائع المعروف تقي مصارع السوء
“ Perbuatan baik itu dapat menghindarkan seseorang dari keburukan ” (HR. Thabrani, Syaikh Albani menilai hadits ini hasan lighairihi)
---
Kami membuka peluang kebaikan bagi saudara-saudara sekalian...
*"Donasi Buka Puasa"*
Donasi dapat dikirimkan ke rekening berikut:
1. Bank BNI Syariah Yogyakarta atas nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari. Nomor rekening: 024 1913 801
2. Bank Syariah Mandiri atas nama YPIA Yogyakarta. Nomor rekening: 703 157 1329.
Format Konfirmasi Donasi:
Tanggal Donasi # Nama # Domisili # Jumlah Donasi # Rekening Bank Tujuan # BUKA PUASA #
Konfirmasi dapat dikirim ke nomor Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta,
085747223366 (SMS/WA)
---
Sungguh benar sabda rasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam ,
صنائع المعروف تقي مصارع السوء
“Perbuatan baik itu dapat menghindarkan seseorang dari keburukan”
*MARI BERLOMBA DALAM KEBAIKAN*
*...IHRISH...*
Diantara ciri lelaki terbaik adalah baik akhlaknya kepada keluarganya
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى»
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluargaku” (HR at-Tirmidzi (no. 3895) dan Ibnu Hibban (no. 4177), dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albani).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya, menjelaskan tentang keterkaitan antara puasa dengan ketaqwaan:
“Puasa itu salah satu sebab terbesar menuju ketaqwaan. Karena orang yang berpuasa telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Selain itu, keterkaitan yang lebih luas lagi antara puasa dan ketaqwaan:
1. Orang yang berpuasa menjauhkan diri dari yang diharamkan oleh Allah berupa makan, minum jima’ dan semisalnya. Padahal jiwa manusia memiliki kecenderungan kepada semua itu. Ia meninggalkan semua itu demi mendekatkan diri kepada Allah, dan mengharap pahala dari-Nya. Ini semua merupakan bentuk taqwa
2. Orang yang berpuasa melatih dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan menjauhi hal-hal yang disukai oleh nafsunya, padahal sebetulnya ia mampu untuk makan, minum atau berjima tanpa diketahui orang, namun ia meninggalkannya karena sadar bahwa Allah mengawasinya
3. Puasa itu mempersempit gerak setan dalam aliran darah manusia, sehingga pengaruh setan melemah. Akibatnya maksiat dapat dikurangi
4. Puasa itu secara umum dapat memperbanyak ketaatan kepada Allah, dan ini merupakan tabiat orang yang bertaqwa
5. Dengan puasa, orang kaya merasakan perihnya rasa lapar. Sehingga ia akan lebih peduli kepada orang-orang faqir yang kekurangan. Dan ini juga merupakan tabiat orang yang bertaqwa”
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/4439-tafsir-surat-al-baqarah-183-berpuasa-menggapai-takwa.html
TATA CARA BERBUKA PUASA
1. Siapkan air putih atau kurma. Minimal kurma 3 biji atau lebih tapi ganjil jumlahnya.
2. Tunggu suara adzan magrib dan pastikan itu benar ada adzan maghrib.
3. Jika telah mendengar adzan maka bacalah "bismillah" dan makan 3 kurma tadi baru anda minum air yang anda sukai. Tapi jika tidak ada kurma maka hendaknya minum air putih dulu.
4. Setelah makan kurma dan minum air putih maka ucapkan doa berikut:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
"Dzahabaz zhomaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah"
"Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah.”
(HR Abu Daud no 2357, Ad Daruquthni no 2/401)
Setelah itu jika anda ingin doa dgn doa doa yang lain maka silahkan dan perbanyaklah.
Dan selamat menikmati hidangan buka puasa.
5. Jangan lupa bahwa anda ada kewajiban sholat maghrib. Jadi jangan sampai terlambat untuk kaum pria untuk berjama'ah di masjid.
Semoga Allah ta'ala senantiasa memberi kekuatan kpd anda untuk menjalan puasa dan amalan ibadah lainnya dibulan Ramadhan.
Ustadz Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc
Simak kajian kitab Muntaqal Akhbar karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Bab Puasa (7 pertemuan), oleh Ustadzuna Zaenuddin Abu Qushaiy (pengajar Ma'had Syaikh Jamilurrahman)
Download kitab:
http://ia800302.us.archive.org/29/items/waq88327/88327.pdf
Pertemuan 1:
http://majas.tv/fikih/kajian-kitab-muntaqa-akhbar-fiqih-puasa-1.html
Pertemuan 2:
http://majas.tv/fikih/kajian-kitab-muntaqa-akhbar-fiqih-puasa-2.html
Pertemuan 3:
http://majas.tv/fikih/kajian-kitab-muntaqa-akhbar-fiqih-puasa-3.html
Pertemuan 4:
http://majas.tv/fikih/kajian-kitab-muntaqa-akhbar-fiqih-puasa-4.html
Pertemuan 5:
http://majas.tv/fikih/kajian-kitab-muntaqa-akhbar-fiqih-puasa-5.html
Pertemuan 6:
http://majas.tv/fikih/kajian-kitab-muntaqa-akhbar-fiqih-puasa-6.html
Pertemuan 7:
http://majas.tv/fikih/kajian-kitab-muntaqa-akhbar-fiqih-puasa-7-terakhir.html
Budi Santoso:
*Progress Report Donasi Buka Puasa*
_SEMARAK RAMADHAN YPIA 1437 H_
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR. Tirmidzi, No.807)
---
Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan kita dalam mengerjakan segenap amal-amal kebaikan. Semoga kita senantiasa dimudahkan dan diterima amal-amal kebaikannya.
Alhamdulillah, program Penyaluran Buka Puasa dalam Semarak Ramadhan YPIA 1437 H tengah berlangsung. Sekitar 8300 porsi santapan berbuka puasa telah disebar sampai dengan hari ke-15 di bulan Ramadhan ini.
Program ini tidak hanya penyaluran buka puasa semata, akan tetapi ada nilai-nilai dakwah yang dibawa. Sebanyak 28 tempat yang dijadikan sebagai titik penyaluran buka puasa dan masih terdapat 17 tempat lagi yang siap dijadikan target distribusi santapan buka puasa yang berikutnya.
Program ini tidak hanya berfokus di Yogyakarta saja, akan tetapi juga menjangkau daerah lainnya semisal : Garut, Purworejo, Petungkriyono, Garut, Klaten, Karanganyar, Kepulau Anambas-Bangka Belitung dan lain-lain.
---
Kami masih membuka program Donasi Buka Puasa sampai dengan hari ke-20 Ramadhan. Bagi yang ingin berdonasi dalam program ini dapat disalurkan dalam rekening berikut ini :
1.Bank BNI Syariah Yogyakarta atas nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari. Nomor rekening: 024 1913 801.
2.Bank Muamalat atas nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari Yogyakarta. Nomor rekening: 5350002594.
3.Bank Syariah Mandiri atas nama YPIA Yogyakarta. Nomor rekening: 703 157 1329.
4.CIMB Niaga Syariah atasn ama Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari. Nomor rekening: 508.01.00028.00.0.
Agar dapat disalurkan sesuai amanah, kami harapkan setelah berdonasi agar bisa mengonfirmasi ke nomor Tim Donasi Dakwah YPIA : 0857-4722-3366, dengan format konfirmasi : Nama # Domisili # Jumlah Donasi # Rekening Tujuan # Tanggal Donasi # Buka Puasa SR-YPIA1437H.
---
Jazaakumullahu khayran, kami ucapkan kepada donatur sekalian yang telah membersamai YPIA Yogyakarta dalam banyak proyek kebaikan.
---
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366
Penghasilan terbaik
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya,
أيُّ الكسبِ أطيبُ ؟ قال : كسبُ الرَّجلِ بيدِه ، وكلُّ بيعٍ مبرورٍ
“Penghasilan apakah yang terbaik?” Beliau menjawab: “Penghasilan seseorang dari hasil jerih payah tangannya dan setiap jual-beli yang mabrur” (HR. Al Baihaqi dalam Ash Shaghir 2/237, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib 1688).
Jika kita memang tak bisa merubah suramnya kisah masa lalu...
Jika kita memang tak bisa memastikan baiknya masa depan....
Maka....
Kita punya hari ini untuk berbuat baik yang terbaik...
---
Jika kita menengok ke belakang, ternyata dibayangi dengan masa lalu yang kelam...
Jika kita menatap ke depan, ternyata diliputi dengan kecemasan dan ketidakpastian masa depan...
Maka....
Lihat-lah ke atas dan berdoalah... Sebab kita punya Allah Yang Maha Penyayang, yang sayangnya tiada berbilang...
Zat yang mengijabah setiap pinta... yang amat mustahil bila Dia menelantarkan hambaNya...
Maka....
Mari Banyak berdoa dan berbuat baik yang terbaik, hari ini....
---
Mari berdonasi dalam seabrek program kegiatan dakwah :
Semarak Ramadhan YPIA 1437 H.
Berikut ini proposal Semarak Ramadhan YPIA Yogyakarta 1437H / 2016M bisa langsung Anda lihat pada website kami.
Klik https://muslim.or.id/28034-semarak-ramadhan-ypia-yogyakarta…
---
Rekening donasi :
1. BSM : 703 157 1329.
Atas nama: YPIA Yogyakarta.
2. BNI Syariah : 0241913801
Atas nama: Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari.
Konfirmasi Donasi :
Nama # Alamat # Email # BesarDonasi # TanggalTransfer # Rekening Tujuan # Semarak Ramadhan #
Dikirim ke Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366 (SMS/WA)
---
Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid
Soal:
Bagaimana kemaksiatan bisa terjadi pada bulan Ramadhan, padahal setan-setan dibelenggu dengan rantai-rantai? Saya telah mendengar dari seorang imam (shalat) bahwa setan itu tidak ada pada bulan Ramadhan, jika ucapannya itu benar, maka mengapa kaum muslimin sulit meninggalkan kemaksiatan pada bulan Ramadhan?
Jawab:
Segala puji bagi Allah,
Pertama:
Ucapan bahwa setan tidak ada di bulan Ramadhan, itu ucapan yang tidak benar. Riwayat yang ada dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa setan-setan di belenggu dan diikat pada bulan Ramadhan. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1899), Muslim (1079), dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ ، وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ).
“Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu Surga dibuka dan pintu-pintu Neraka ditutup serta setan-setan dibelenggu.”
Lihatlah kembali pertanyaan no. 39736.
Kedua:
Al-Qurthubi mengatakan, “Jika ditanyakan bagaimana kok bisa kami melihat keburukan dan kemaksiatan banyak terjadi pada bulan Ramadhan, (padahal) kalau seandainya setan-setan itu dibelenggu (yaitu: dirantai) tentulah keburukan dan kemaksiatan itu tidak terjadi?
Maka jawabannya adalah:
Bahwa kemampuan setan menggoda orang-orang yang berpuasa -jika puasanya terpenuhi syarat-syaratnya dan terjaga adab-adabnya- menjadi berkurang.
Atau kemungkinan makna lain bahwa yang diikat hanyalah sebagian setan-setan saja, yaitu setan-setan pembangkang, bukan semuanya, sebagaimana disebutkan dalam sebagian riwayat.
Atau yang dimaksud adalah berkurangnya keburukan di bulan tersebut, dan ini adalah perkara yang dapat dirasakan, karena terjadinya keburukan (kemaksiatan) menjadi berkurang di bulan ini dibandingkan dengan di bulan selainnya.
“Di samping itu, seandainya semua setan diikat pun, hal itu bukan berarti tidak akan terjadi keburukan dan kemaksiatan sama sekali, karena semua itu dapat terjadi karena sebab selain (godaan) setan, seperti jiwa yang buruk, kebiasaan yang jelek atau karena (godaan) setan jenis manusia” (Sumber: Fathul Bari).
Selengkapnya: https://muslim.or.id/25858-mengapa-kemaksiatan-tetap-ada-di-bulan-ramadhan.html
Kesempatan Dakwah Di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah kesempatan terbaik untuk berdakwah. Orang-orang lebih gemar melakukan kebaikan dan mau mendengar dakwah di bulan Ramadhan. Moment ini semestinya digunakan oleh para dai untuk memberikan nasehat dan wejangan. Kesempatan saat kultum Shubuh maupun Tarawih, atau ba’da Zhuhur bisa dimanfaatkan untuk hal tersebut.
Ketahuilah bahwa para da’i adalah seorang yang memiliki perkataan yang baik dan mendapat sanjungan dari Allah Ta’ala. Sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33).
Yang dimaksud dalam ayat ini kata Ibnu Katsir rahimahullah bukanlah orang yang hanya sekedar berdakwah atau mengajak orang lain untuk baik. Namun mereka yang mengajak juga termasuk orang yang mendapat petunjuk, lalu mengajak mengajak yang lain. Ia mengajak kepada kebaikan, namun ia pun mengamalkannya. Begitu pula ia melarang dari suatu kemungkaran, ia pun menjauhinya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 12: 240)
Tanda umat terbaik adalah gemar mengajak pada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah kemungkaran (munkar) disertai beriman kepada Allah. Dalam suatu ayat disebutkan,
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/22140-kajian-ramadhan-36-kesempatan-dakwah-di-bulan-ramadhan.html
___
Kunjungi http://muslim.or.id
Like page Muslim.Or.Id
Follow twitter @muslimorid
Join telegram @muslimorid
Follow instagram @muslimorid
*💿Penyebaran CD Video Kajian Singkat📀*
Diantara khidmat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA) Yogyakarta untuk kaum muslimin adalah usaha untuk menyebarkan CD Video Kajian Singkat. CD tersebut berisikan beberapa kajian-kajian singkat yang membahas mengenai tema-tema seputar ramadhan.
Dalam proses pengerjaannya, YPIA bekerja sama dengan Yufid TV sebagai supplier utama video-video kajian, yang juga video-video tersebut bisa didownload bebas di situs resmi Yufid TV.
InsyaAllah, panitia siap menyebar dan mengirimkan CD-CD tersebut ke 69 alamat berupa instansi-instansi pemerintahan, kesehatan, transportasi, dan selainnya dari kantor-kantor sipil yang tersebar di Yogyakarta dan sekitarnya.
Yuk Donasi di Kegiatan :
Semarak_Ramadhan_YPIA_1437H
-----
*Tim Donasi Dakwah YPIA*
085747223366
# hamaam vs hammaam #
Antara "Baarid" dengan "Bariid"
Kebanyakan orang Indonesia ketika berbahasa Arab susah membedakan dua kata yang serupa tapi tak sama. Masalahnya dalam bahasa Arab, banyak mufradat (kosakata) yang model kayak begini (serupa tapi tak sama). Oleh karena itu, hendaknya lebih teliti di dalam mengucapkan sebuah kata dalam bahasa arab. Dengan kata lain, perhatikan panjang pendeknya. Barangkali ini salah satu sebab orang kita sering salah mengucapkan kata-kata yang seperti ini, karena di dalam bahasa Indonesia gak ada panjang pendek.
"Baarid" artinya: dingin
"Bariid" artinya: kantor pos.
Supaya gak keliru, ya harus dibiasakan mengucapkan kata-kata ini dengan memperhatikan intonasi, panjang pendeknya.
Sebagai latihan untuk membedakan kata-kata seperti ini, tidak harus menggunakan bahasa arab complete. Boleh menggunakan bahasa Indonesia.
"Berenang yuk... di kolam renang ust Fulan... airnya baaaaaarid lho..."
"Ah mau kirim surat ni buat bokap.... ntar ke bariiiiiiiid akh...insyaAllah"
Dan seterusnya... selamat berlatih.
via ustadz Abu Yazid Nurdin
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta
web : mahadumar.id
twitter, instagram, dan telegram : @mubk_jogja
BBM : 595F4CAC
*Tim Donasi Dakwah YPIA*
085747223366
[ Progress Report Program "Penerbitan Buku Gratis Panduan Ramadhan" ]
Alhamdulillah...
Pada tahun 1437 Hijriyah ini, -Atas izin Allah- YPIA kembali menerbitkan Buku Panduan Ramadhan karya Ust. M. Abduh Tuasikal, Msc...
Sebanyak 10 ribu eksemplar buku gratis ini, dibagikan untuk kaum muslimin yang membutuhkan...
---
Alhamdulillah...
Begitu bahagia rasanya; melihat banyak sekali para donatur yang turut serta berkontribusi dalam penerbitan buku ini...
Begitu bahagia rasanya; melihat banyak orang tercerahkan setelah membaca buku ini...
Begitu bahagia rasanya; melihat sms atau chat wa yang mengonfirmasikan bahwa kiriman buku telah sampai di genggaman...
Begitu bahagia rasanya; banyak sekali alamat yang dituju, tercatat 1500 lebih alamat tujuan paket pengiriman. Bahkan, pengiriman pun dikirim sampai ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
---
Alhamdulillah...
Sekarang, sudah masuk tahap pengiriman akhir. Dan, masih membuka kesempatan berdonasi untuk alokasi biaya pengiriman dan distribusi...
Satu rupiah yang kita keluarkan, bernilai sama dengan pencerahan bagi banyak orang. Mari Berkhidmat dan Berbagi..!
---
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366
Kajian Ramadhan: Tinggalkan Dusta!
Dalam berpuasa, kita dilarang keras berkata dusta. Walau dusta terlarang sepanjang waktu bukan hanya ketika puasa saja. Dusta pun tidak pernah membawa kebaikan, yang ada hanyalah keburukan.
Perintah meninggalkan dusta saat berpuasa telah disebutkan dalam hadits berikut ini,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Zuur yang dimaksud dalam hadits di atas adalah dusta. Berdusta dianggap jelek setiap waktu. Namun semakin teranggap jelek jika dilakukan di bulan Ramadhan. Hadits di atas menunjukkan tercelanya dusta. Seorang muslim tentu saja harus menjauhi hal itu.
Dusta merupakan tanda kemunafikan. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Ada tiga tanda munafik: jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanat, ia khianat.” (HR. Bukhari no. 33)
Al Hasan Al Bashri berkata,
الكَذِبُ جِمَاعُ النِّفَاقُ
“Dusta dapat mengumpulkan sifat kemunafikan.” (Romadhon Durus, hal. 39).
Dusta juga merupakan cabang kekafiran. Dusta menunjukkan rendahnya diri seseorang dan jauh dari sifat terpuji. Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/21935-kajian-ramadhan-24-tinggalkanlah-dusta.html
Kesempatan Untuk Bertaubat
Kita sudah ketahui bahwa bulan Ramadhan penuh dengan berbagai kebaikan. Pada bulan tersebut kita diperintahkan untuk saling berlomba dalam kebaikan. Begitu pula bulan Ramadhan adalah kesempatan kembali untuk taat pada Allah. Kembali pada Allah yang dimaksud di sini adalah dengan bertaubat.
Taubat Wajib dan Taubat Sunnah
Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan bahwa taubat itu ada dua macam, ada yang wajib dan ada yang sunnah.
Taubat yang wajib adalah taubat karena meninggalkan suatu perintah atau melakukan suatu larangan. Taubat yang wajib di sini dibebankan bagi seluruh mukallaf (yang telah dibebani syariat) sebagaimana yang Allah perintahkan dalam Al Qur’an dan sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sedangkan taubat yang sunnah adalah taubat karena meninggalkan perkara yang sunnah dan melakukan yang makruh.
Barangsiapa yang hanya mencukupkan diri dengan taubat pertama (yang wajib), maka dia merupakan bagian dari golongan pertengahan, disebut al abror al muqtashidin.
Barangsiapa yang melakukan dua taubat di atas sekaligus, maka ia termasuk golongan terdepan, disebut as saabiqin al muqorribin. (Lihat Mawa’izh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 40).
Taubatan Nashuha
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa makna taubat yang tulus (taubatan nashuhah) sebagaimana kata para ulama adalah, “Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya/ mengembalikannya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 323).
Selengkapnya:
https://muslim.or.id/17568-kajian-ramadhan-12-kesempatan-untuk-bertaubat.html
Umat Islam Yang Diusir Oleh Nabi Kelak Di Hari Kiamat
Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengisahkan: pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kuburan, lalu beliau mengucapkan salam:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ
“Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kuburan dari kaum mukminin, dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian“.
Selanjutnya beliau bersabda: “aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudaraku“.
Mendengar ucapan ini, para sahabat keheranan, sehingga mereka bertanya: “bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab :
أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ
“Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah ummatku yang akan datang kelak“.
Kembali para sahabat bertanya: “wahai rasulullah, bagaimana engkau dapat mengenali ummatmu yang sampai saat ini belum terlahir?“. Beliau menjawab:
أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ
“Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang memiliki kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lainnya yang berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya?”
Para sahabat menjawab : “tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya“. Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan bersabda:
فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنَ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ
“Sejatinya ummatku pada hari qiyamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia“.
Aku akan menanti ummatku di pinggir telagaku di alam mahsyar. Dan ketahuilah bahwa akan ada dari ummatku yang diusir oleh Malaikat, sebagaimana seekor onta yang tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga iapun diusir. Melihat sebagian orang yang memiliki tanda-tanda pernah berwudlu, maka aku memanggil mereka: “kemarilah“. Namun para Malaikat yang mengusir mereka berkata:
فَيُقَالُ: إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ
“sejatinya mereka sepeninggalmu telah merubah-rubah ajaranmu“.
Mendapat penjelasan semacam ini, maka aku (Rasulullah) berkata :
سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي
“menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku merubah-rubah ajaranku” (diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim).
Anda tidak ingin bernasib seperti mereka? Tentu jawabannya: tidak.
Karena itu, mari kita menjaga kemurnian ajaran beliau dan mengamalkannya dengan seutuhnya tanpa ditambah atau dikurangi. Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang mendapat syafaat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pada hari kiyamat kelak. Amiin.
—
Penulis: Ustadz DR. Muhammad Arifin Baderi, Lc., MA.
@muslimorid
Bagaimana puasa kita di hari pertama Ramadhan...?
# Sempatkah baca al Qur'an..?
# Sudah sempat sedekah..?
# Sempat menambah pundi-pundi ilmu agama..?
# Apakah seharian tadi khilaf sempat berghibah...?
# Apakah sempat khilaf juga berdusta, karena terbawa suasana asyik bercanda...?
---
Mari renungkan...
Bagaimana hari pertama Ramadhan kita...?
Adakah amal-amal baik yang tercatat dan terangkat..?
Jangan biarkan hari-hari kita sekedar angin lalu saja dan berakhir sia-sia...
---
Insya allah, besok pagi, akan kembali ada reminder dari kami... Saling mengingatkan dalam kebaikan...
*Selamat Berbuka Puasa*
---
Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366
Segenap tim Muslim.or.id mengucapkan:
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan menghidupkan bulan Ramadhan dengan berbagai macam ketaatan. Semoga kita termasuk yang mendapatkan keberkahan bulan Ramadhan, rahmat-Nya, ampunan-Nya, pahala berlimpah dan pembebasan dari api neraka. Semoga kita juga mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar di Ramadhan tahun ini.
اللَّهُمَّ أعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Yaa Allah tolonglah kami untuk dapat senantiasa berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik”
Semoga Allah menerima amalan-amalan kita semua.
Download Gratis PDF buku “Panduan Ramadhan” karya Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Bagi yang ingin mendowload buku “Panduan Ramadhan” dalam format PDF silakan klik link berikut:
Buku panduan Ramadhan (PDF) : http://bit.ly/panduan-ramadhan
Cover Buku panduan Ramadhan: http://bit.ly/cover-panduan-ramadhan
Semoga bermanfaat