Besaran Nafkah Suami kepada Istri
Mayoritas ulama fikih bersepakat bahwa nafkah yang wajib ada pada tiga hal, yaitu: pangan (kebutuhan makan dan minum), sandang (pakaian), dan papan (tempat tinggal).
Juga dalam hal pengobatan dan membeli obat-obatan apabila diperlukan menurut pendapat yang lebih kuat.
Lalu, berapa besaran nafkah yang harus diberikan suami kepada istri?
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/97774-besaran-nafkah-suami-kepada-istri.html
“Hakikat dari sabar yaitu tidak memprotes sesuatu yang sudah ditetapkan dalam takdir. Adapun menampakkan musibah yang menimpa selama bukan untuk berkeluh-kesah -kepada makhluk- maka hal itu tidak meniadakan kesabaran.”
Abu Ali ad-Daqqaq rahimahullah
al-Minhaj Syarh Shahih Muslim [3/7]
Fikih Salat Sunah Qabliyah Jumat
Salah satu bentuk penghormatan terhadap hari jum'at adalah dengan memberi perhatian pada salat Jumat dan amalan-amalan sunah yang menyertainya. Oleh karena itu, di sini kami akan membahas tentang hukum fikih salat sunah qabliyah Jumat. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita semua.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/97772-fikih-salat-sunah-qabliyah-jumat.html
Kulihat tumpukan dosa mematikan hati
Mengidapnya membuat diri bertambah hina
Meninggalkan dosa adalah kehidupan bagi hati
Yang terbaik untukmu tentu mencampakkannya
Ibnul Mubarak rahimahullah
Tazkiyat an-Nufus, hal. 32
Bagaimana Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal?
Berbakti pada orang tua tidak diragukan lagi merupakan suatu yang utama dan salah satu bentuk ibadah yang mulia. Lalu, bagaimana jika orang tua sudah meninggal? Apakah masih ada kesempatan bagi kita untuk tetap berbakti kepada mereka. Ataukah sudah terputus kesempatan bagi kita untuk berbakti kepada mereka setelah keduanya meninggal?
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/97744-bagaimana-berbakti-kepada-orang-tua-yang-sudah-meninggal.html
Syubhat Maulid Nabi: “Ini Hanya Sekedar Muamalah Bukan Ibadah”
https://youtu.be/T8L-kUtyC-I
“Hendaknya kamu disibukkan dengan memperbaiki dirimu, janganlah kamu sibuk membicarakan orang lain. Barangsiapa yang senantiasa disibukkan dengan membicarakan orang lain maka sungguh dia telah terpedaya.”
al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah
ar-Risalah al-Mughniyah fi as-Sukut wa Luzum al-Buyut, hal. 38
Zikir Menggapai Ketenangan dengan Keridaan
Kadang kita berpikir untuk menginginkan ketenangan batin dari sebuah tempat yang tenang, tanpa hiruk pikuk kendaraan, ataupun suara orang-orang melintas. Kemudian membayangkan duduk di sebuah taman yang sepi, mendengar gemericik air, dan merasakan lembutnya angin menyentuh kulit. Di saat-saat seperti inilah, kita menganggap bahwa kita sedang merasakan ketenangan sejati yang tak ternilai harganya.
Namun, ketenangan yang lebih dalam dan benar-benar bermakna, serta sarat akan pahala dapat kita raih dengan satu zikir sederhana, namun penuh makna, yaitu:
“رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا”
“RADHITU BILLAHI RABBA, WA BIL ISLAMI DINA, WA BI MUHAMMADIN NABIYYA”
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/97536-zikir-menggapai-ketenangan-dengan-keridaan.html
Tauhid ibarat sebatang pohon. Cabang-cabangnya adalah amalan. Adapun buahnya adalah kebahagiaan hidup di dunia dan kenikmatan tiada tara di akhirat.
Demikian pula syirik, dusta dan riya’ seperti sebatang pohon, yang buah-buahnya di dunia adalah cekaman rasa takut, kekhawatiran, sempit dada, dan gelapnya hati. Dan di akhirat nanti pohon yang jelek itu akan membuahkan siksaan dan penyesalan.
(Sittu Durar min Ushul Ahli al-Atsar, hal. 14)
Belum Pernah Akikah, Apakah Boleh Mengakikahkan Diri Sendiri?
Beberapa ulama menganjurkan agar akikah disembelih pada hari ketujuh kelahiran bayi. Jika tidak memungkinkan, maka pada hari keempat belas, dan jika masih tidak memungkinkan, maka pada hari kedua puluh satu.
Lalu, jika sudah sampai dewasa belum pernah akikah, apakah boleh mengakikahkan diri sendiri?
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/97534-belum-pernah-akikah-apakah-boleh-mengakikahkan-diri-sendiri.html
Hidup Tenteram Tanpa Miras
Tidak samar bagi kita pentingnya menjaga akal, terlebih lagi bagi generasi muda dan kalangan anak sekolah maupun remaja. Kita tidak ingin generasi muda ini dirusak dengan budaya tawuran, seks bebas, narkoba, begitu pula khomr dengan segala bentuk dan variannya.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/97809-hidup-tenteram-tanpa-miras.html
Pujian dan sanjungan orang lain kepada kita bukanlah standar apalagi jaminan. Sebab ketinggian derajat yang hakiki adalah di sisi-Nya.
Oleh sebab itu, tatkala dikabarkan kepada Imam Ahmad oleh muridnya mengenai pujian orang-orang kepadanya, beliau pun berkata, “Wahai Abu Bakar -nama panggilan muridnya-, apabila seseorang telah mengenal jati dirinya, maka tidak lagi bermanfaat ucapan (pujian) orang lain terhadapnya.”
(Ma’alim fi Thariq Thalabil Ilm, hal. 22)
Kembali Kepada Manhaj Salaf, Solusi Problematika Umat
Ah masak sih? Simak dulu:
https://www.youtube.com/watch?v=mSP4psh9Zhs
Bantu share ...
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebagian di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, khamr ditenggak, dan perzinaan merebak.”
(HR. Bukhari dalam Kitab al-’Ilm[80] dan Muslim dalam Kitab al-’Ilm [2671])
Mengenal Nama Allah “Al-Hakim”
Berikut adalah penjelasan singkat tentang salah satu nama dari nama-nama Allah yang indah, yaitu “Al-Hakim” (الحكيم). Kami memohon kepada Allah Yang Mahaagung agar memberikan taufik kepada kita untuk memahami dan mengamalkan kandungannya.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/97776-mengenal-nama-allah-al-hakiim-2.html
Ingatlah! Kita Sendirian di Dalam Kubur
https://youtube.com/shorts/IwsjainwAoQ?feature=share
Kalau kita memang ikhlas –wahai saudaraku– niscaya kita akan merasa senang apabila saudara kita mendapatkan hidayah, entah itu melalui tangan kita atau tangan orang lain.
Kalau kita memang ikhlas –wahai saudaraku– maka amalan sekecil apapun tidak akan pernah kita sepelekan!
Ibnu Mubarak rahimahullah mengingatkan, “Betapa banyak amalan kecil yang menjadi besar karena niat. Dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil gara-gara niat.”
(Jami’ al-’Ulum wal Hikam oleh Ibnu Rajab)
Waspada! Gaya Hidup Boros Mengintai Kita
Di dalam mencari, mengumpulkan, dan mengelola harta, seorang muslim harus tunduk dan patuh kepada perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Mencarinya dengan cara yang baik dan halal, pandai di dalam mengelolanya, dan tidak berlaku boros dan berlebih-lebihan di dalam menggunakannya.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/97746-waspada-gaya-hidup-boros-mengintai-kita.html
Mengapa Generasi Terbaik Umat Islam Tidak Merayakan Maulid Nabi?
https://youtu.be/bUl3_yBpqIQ
“Kembali kepada Allah adalah kembali kepada Kitab-Nya. Adapun kembali kepada Rasul adalah kembali kepada beliau di saat beliau masih hidup, atau kembali kepada Sunnahnya setelah beliau wafat.”
Maimun bin Mihran
ad-Difa’ ‘anis Sunnah, hal. 14
Tolok Ukur Kesuksesan Manusia
Tentang kesuksesan, sesungguhnya agama Islam telah memberikan isyarat dan petunjuk yang paling tepat. Apa yang bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk menilai sukses dan tidaknya manusia.
Dan tatkala manusia hidup di alam dunia dan kelak di alam akhirat, maka kita bisa membagi tolok ukur kesuksesan menjadi dua: tolok ukur kesuksesan di akhirat dan tolok ukur kesuksesan di dunia.
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/97617-tolok-ukur-kesuksesan-manusia.html
Memuliakan, Mengagungkan serta Memuji-muji Orang Kafir
https://youtube.com/shorts/f8GGzbkLaR0?feature=share
Hukum Menetapkan Syarat Tertentu dalam Pernikahan
Diriwayatkan dari sahabat ‘Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ أَحَقَّ الشُّرُوطِ أَنْ يُوَفَّى بِهِ مَا اسْتَحْلَلْتُمْ بِهِ الْفُرُوجَ
“Sesungguhnya syarat yang paling berhak untuk dipenuhi adalah syarat yang dengannya kalian menghalalkan kemaluan (yaitu, syarat-syarat dalam pernikahan).” (HR. Bukhari no. 2721 dan Muslim no. 1418)
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/97538-hadis-hukum-menetapkan-syarat-tertentu-dalam-pernikahan.html
Mencari Ketenangan Di Tengah Kegelisahan
Bacaan ringan buat yang masih sering galau memikirkan masa depan, mengukur segala sesuatu dengan materi, membandingkan pencapaian dunia dengan orang lain, membuat standar hidup dari media sosial, dan hal-hal lain yang membuat hati tidak tenang serta jauh dari rasa syukur.
Semoga ebook ini bisa menjadi wasilah agar Allah ta'ala karuniakan kepada kita semua hati yang senantiasa bersyukur dengan apa yang Allah ta'ala berikan.
Silakan download ebooknya melalui tautan berikut
https://store.muslim.or.id/produk/ebook/ebook-mencari-ketenangan-di-tengah-kegelisahan/
---
Bagi yang ingin menyisihkan hartanya untuk mendukung dakwah muslim.or.id di dunia maya, bisa berdonasi melalui tautan berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/
Barakallahu fiikum
“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang cendekia,
Mereka ceraikan dunia dan takut akan fitnahnya.
Mereka perhatikan apa yang ada di sana.
Tatkala mereka sadar bahwa dunia bukanlah tempat tinggal sebenarnya.
Maka mereka jadikan dunia ini sebagai samudera,
dan mereka gunakan amal salih sebagai perahu yang berlayar di atasnya.”
(lihat Mukadimah Riyadhus Shalihin oleh Imam an-Nawawi)
Doa Memohon Petunjuk Ibadah Terbaik
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kita sebuah petunjuk agar kita bisa meningkatkan kualitas ibadah kita melalui sebuah doa yang sederhana, namun sarat makna. Sebuah doa yang dirangkaikan dengan zikir setelah salat, yaitu:
“اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك”
ALLAHUMMA A’INNI ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI IBADATIKA.
(Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu).
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/97375-doa-memohon-petunjuk-ibadah-terbaik.html
Penjelasan Kitab Ta’jilun Nada (Bag. 13): Macam-Macam I’rab dan Tandanya
Ibnu Hisyam mengatakan,
“Macam-macam i’rab ada empat, yaitu: rafa’, nashab, jer, dan jazm. I’rab rafa’ dan nashab terdapat pada isim dan fi’il. Adapun i’rab jer hanya ada pada isim. Adapun i’rab jazm hanya ada pada fi’il.
Silakan baca penjelasannya di artikel berikut
https://muslim.or.id/97422-penjelasan-kitab-tajilun-nada-bag-13-macam-macam-irab.html
Di antara hikmah memaafkan kesalahan orang adalah akan bisa merubah musuh menjadi teman -sehingga hal ini bisa menjadi salah satu cara untuk membuka jalan dakwah-, atau bahkan bisa menyebabkan orang lain mudah memberikan bantuan dan pembelaan di saat dia membutuhkannya.
(Bahjat al-Qulub al-Abrar, hal. 109)