muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

LARANGAN MENGUCAPKAN “SELAMAT” PADA HARI RAYA NON-MUSLIM

Larangan mengucapkan selamat bagi non-muslim pada hari raya mereka merupakan ijma’ para ulama. Apapun alasannya, tentu tidak dibenarkan, semisal alasan “sekedar formalitas”, ini adalah alasan yang dibuat-buat. Perayaan hari raya orang lain adalah merayakan “Allah disekutukan” dan merayakan “Tuhan lain disembah selain Allah”, tentu dalam hal ini seorang muslim harus kuat aqidahnya.

Salah satu peran ijma’ adalah mencegah munculnya pendapat setelahnya lagi yang menyelisihi, agar umat selalu bersatu.

Al-Qadhi Abu Ya’la rahimahullah berkata,

ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ ﺣﺠﺔ ﻣﻘﻄﻮﻉ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻳﺠﺐ ﺍﻟﻤﺼﻴﺮ ﺇﻟﻴﻬﺎ، ﻭﺗﺤﺮﻡ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ

“Ijma’ adalah hujjah yang pasti, wajib kembali padanya dan diharamkan menyelisihinya” [Al-‘Uddah 4/1058]

Sahabat muslim, mari simak pembahasannya disini. Klik https://muslim.or.id/35319-ijma-ulama-larangan-mengucapkan-selamat-pada-hari-raya-non-muslim.html

Penyusun: Raehanul Bahraen

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

SIMBOL AGAMA NASHRANI, NABI SURUH LEPAS

‘Adi bin Hatim pernah berkata bahwa beliau pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan di lehernya terdapat salib dari emas. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

يَا عَدِىُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ

“Wahai ‘Adi buang berhala yang ada di lehermu.” (HR. Tirmidzi no. 3095, hasan menurut Syaikh Al Albani)

Kita tahu bahwa ‘Adi bin Hatim dulunya adalah Nashrani, sehingga masih ada bekas-bekas agamanya yang dulu. Wajar ketika itu beliau masih menggunakan salib. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suruh melepas simbol agama Nashrani tersebut. Tentu hal yang sama akan diberlakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika melihat pegawai, karyawan, pelayan dan pengemudi muslim mengenakan simbol Nashrani berupa topi santa klaus atau sinterklas. Karena kita umat Islam pun setuju, itu bukan simbol perayaan kita.

Sahabat muslim, yuk simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/19156-karyawan-toko-dengan-topi-sinterklas.html

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bila doamu tak kunjung terkabulkan. Silakan di-share.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mulailah dari dirimu sendiri sobat. Silakan di-share.

Читать полностью…

Muslim.or.id

MARI BELAJAR ADAB

Imam Abu ‘Amr Ibnu Shalah menceritakan perkataan Imam Abu Muhammad Ibn Abi Zaid, seorang Imam mazhab Maliki di zamannya, Beliau mengatakan, “Inti dan kunci dari adab yang baik terdapat dalam empat hadits Nabi berikut :

Pertama, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

( مَنْ كَانَ يُؤمنُ باللهِ واليومِ الآخر فليَقُلْ خيراً أو ليَصْمُتْ )

“Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau diam” (H.R Bukhari dan Muslim)

Kedua, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

( مِنْ حُسْنِ إسلامِ المَرءِ تَركُهُ ما لا يَعْنِيهِ )

“Diantara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat” (H.R Tirmidzi, hasan)

Ketiga, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

( لا تَغْضَبْ)

Sabda Nabi kepada seorang yang meminta wasiat kepada beliau, kemudian beliau memberi wasiat singkat, “Jangan marah” Beliau sampai mengulanginya sebanyak tiga kali. (H.R Bukhari)

Keempat, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

( المُؤْمِنُ يُحبُّ لأخيه ما يُحبُّ لنفسه )

“Seorang mukmin itu menginginkan untuk saudaranya apa yang dia inginkan untuk dirinya sendiri” (H.R Bukhari dan Muslim)

Hadits-hadits di atas banyak mengandung faedah tentang adab. Mari kita resapi dan pelajari maknanya, serta diamalkan dalam setiap aktifitas kita. Semoga bermanfaat.

(Sumber: Jami’ul ‘Ulum wal Hikam karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah)

Penulis: Ust. dr. Adika Mianoki

Sumber: https://muslim.or.id/24238-mari-belajar-adab.html

@muslimorlid

Читать полностью…

Muslim.or.id

SEBAB-SEBAB MENYEBARNYA BID'AH

Tidak diragukan lagi bahwa berpegang kepada Al Qur’an dan As Sunnah adalah jalan yang lurus untuk terhindar dari jalan-jalan menyimpang yang berupa bid’ah dan penyimpangan dalam agama. Allah Ta’ala berfirman:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ

“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya” (QS. Al An’am: 153)

Karena jatuhnya seseorang ke dalam bid’ah dan penyimpangan sejatinya karena ia enggan berpegang pada Al Qur’an dan As Sunnah. Inilah sebab pokok dari kebid’ahan. Namun jika kita perinci lagi, ada beberapa sebab yang menjadi faktor utama tersebarnya bid’ah di tengah kaum Muslimin:

1. Jahil (tidak paham) terhadap hukum-hukum agama
Semakin jauh dari masa hidupnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ilmu semakin sedikit dan kejahilan semakin tersebar. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam :

من يعشْ منكم يرَ اختلافًا كثيرًا

“Barangsiapa yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak” (HR. At Tirmidzi 2676, ia berkata: “hasan shahih”)

juga sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

إن اللهَ لا يقبضُ العلمَ انتزاعًا ينتزِعُهُ من العبادِ، ولكن يقبضُ العلمَ بقبضِ العلماءِ، حتى إذا لم يُبْقِ عالمًا، اتخذَ الناسُ رُؤوسًا جُهَّالًا، فسُئِلوا، فأفْتَوا بغيرِ علمٍ، فضلوا وأضلوا

“sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan seketika dari para hamba. Namun Allah mencabutnya dengan wafatnya para ulama. Hingga tidak tersisa satu orang alim pun, manusia lalu mengangkat orang jahil sebagai pemimpin. Ia ditanya, lalu berfatwa tanpa ilmu. Ia sesat dan menyesatkan” (HR. Al Bukhari 100, Muslim 2673).

Karena tidak ada yang bisa meluruskan perbuatan bid’ah kecuali para ulama, yaitu orang-orang yang mengilmui hukum-hukum agama dengan pemahaman yang shahih. Ketika para ulama sedikit jumlahnya atau tidak ada sama sekali maka perbuatan bid’ah merajalela dan menyebar.

2. Mengikuti hawa nafsu
Orang yang enggan untuk mengikuti tuntunan Al Qur’an dan As Sunnah, maka sebenarnya ia mengikuti hawa nafsunya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ

“Maka jika mereka tidak menjawab seruanmu, maka ketahuilah bahwa mereka itu mengikuti hawa nafsu mereka. dan barangsiapa yang lebih sesat dari orang yang mengikuti hawa nafsu meeka tanpa petunjuk dari Allah” (QS. Al Qashash: 50)

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)” (QS. Al Jatsiyah: 23).

Dan kebid’ahan merupakan bentuk mengikuti hawa nafsu.

SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/21916-sebab-sebab-menyebarnya-bidah.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hendaknya setiap kita sebagai seorang muslim berbicara dengan ilmu atau diam karena penuh kehatian-kehatian dalam bersikap. Silakan di-share.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Sudah tahukah anda pondasi agama Islam?

Читать полностью…

Muslim.or.id

BESARNYA PAHALA MENGHITUNG NAMA-NAMA ALLAH TA’ALA

Di antara keutamaan mengenal dan mengetahui nama-nama Allah Ta’ala adalah besarnya pahala bagi siapa saja yang menghitung nama-nama Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَة وَتِسْعِينَ اِسْمًا ، مِائَة إِلَّا وَاحِدًا ، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّة

”Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghitungnya, niscaya masuk surga” (HR. Bukhari no. 2736, 7392 dan Muslim no. 6986).

Sekarang apa pengertian “menghitung” nama Allah? Yuk simak disini sahabat muslim. Klik https://muslim.or.id/35255-besarnya-pahala-menghitung-nama-nama-allah-taala.html

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

TAFSIR SURAT AL ZALZALAH: GEMPA BUMI YANG DAHSYAT PADA HARI KIAMAT

Saat bumi berguncang dan saat itu bumi mengeluarkan apa yang dikandungnya. Itulah di antara kejadian pada hari kiamat yang akan kita telaah pada tafsir surat Al Zalzalah kali ini.

Allah Ta’ala berfirman,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)

“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8)

Dalam surat ini, Allah mengabarkan apa yang terjadi pada hari kiamat di mana saat itu bumi bergoncang begitu dahsyatnya dan meruntuhkan segala yang ada di atasnya. Juga akan diterangkan bagaimanakah setiap amalan baik dan jelek akan menuai balasannya.

Sahabat muslim, yuk simak pembahasannya disini. Klik https://muslim.or.id/20170-tafsir-surat-al-zalzalah-gempa-bumi-yang-dahsyat-pada-hari-kiamat.html

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

MARILAH KITA MEMAKMURKAN MASJID ALLAH

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-Taubah [9]: 18).

Masjid adalah rumah Allah. Allah Ta’ala sandingkan dengan diri-Nya sendiri, sebagaimana firman-Nya yang lain,

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk merobohkannya?” (QS. Al-Baqarah [2]: 114).

Hal ini menunjukkan kemuliaan dan agungnya kedudukan masjid di sisi Allah Ta’ala.

Sahabat muslim, yuk simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/35249-memakmurkan-masjid-allah.html

Penulis: Muhammad Saifudin Hakim

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Semoga Allah menjaga kita dari dua hal ini...

Читать полностью…

Muslim.or.id

Jadikanlah maut di hadapan kedua matamu. Silakan di-share.

Читать полностью…

Muslim.or.id

BENARKAH TIDAK ADA DALIL YANG MELARANG UCAPAN SELAMAT NATAL?

Belum lama ini sebuah media memuat salah satu pernyataan tokoh liberal yang menyebutkan bahwasannya tidak ada larangan mengucapkan selamat natal baik dalam Al-Quran maupun hadis. “Nggak ada larangan, baik di Quran maupun hadis, untuk ucapan selamat natal, Ustadz.. Coba aja dicari”, ungkapnya.

Benarkah demikian?

Ternyata tidak demikian kenyataannya. Baiklah, pada kesempatan kali ini -setelah memohon taufik kepada Allah ‘azzwajalla– penulis akan memaparkan dalil-dalil tersebut. Mari kita simak pemaparannya berikut ini.

Dalil pertama: firman Allah ta’ala,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Hamba-hamba Allah yang Maha belas kasih sayang, yaitu orang-orang yang tidak mau menghadiri atau menyaksikan upacara agama kaum musyrik (Az-zuur). Jika mereka melewati tempat yang sedang digunakan untuk upacara agama oleh kaum musyrik, mereka segera berlalu dengan sikap baik” (QS. Al-Furqon, 72).

Makna kata Az-zuur dalam ayat di atas adalah hari raya orang-orang musyrik. Sebagaimana diterangkan oleh para ulama tafsir seperti Mujahid, Rabi’ bin Anas, Ikrimah, Qadhi Abu Ya’la, dan Ad-Dhahak.

Kurang tepat bila kata Az-zuur dalam ayat di atas dimaknai “dusta” karena kata Az-zuur di sini bertemu dengan kata kerja yasy-hadu yang tidak bergandengan dengan huruf ba’. Dalam gramatika bahasa Arab, verba “syahida” ( yasy-hadu adalah bentuk fi’il mudhari’nya) bila tidak bergandengan dengan huruf ba’, maka maknanya adalah ikut serta atau hadir dalam sebuah peristiwa. Semisal kalimat ini,

شهدت كذا

(Syahidtu kadza)

Artinya “Saya hadir dalam peristiwa ini.”

Sebagaimana pula perkataan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu,

الغنيمة لمن شهد المعركة

(Al-ghaniimatu liman syahida al-ma’rakah)

Artinya “Ghanimah (harta rampasan perang) itu diperuntukkan untuk mereka yang ikut serta dalam peperangan” (Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam Al-Mushannaf no. 9689).

Juga perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu’anhuma,

شهدت العيد مع رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم..

(Syahidtu al-‘iid ma’a Rasulillah shallallahu’alaihi wa’ala aalihi wasallam)

Artinya “Saya mengahadiri/merayakan hari raya bersama Rasulullah shallallahu’alaihiwa’alaaalihiwasallam ” (HR. Bukhari no. 962).

Adapun bila bersandingan dengan huruf ba’, maka maknanya adalah kalimat berita. Seperti ini,

شهدت بكذا

Syahidtu bi kadza

Artinya “Saya mengabarkan kejadian ini.”

Nah, yang kita jumpai pada ayat di atas adalah kata kerja yash-hadu tidak bergandengan dengan huruf ba’. Oleh karenanya, makna yang tepat untuk potongan ayat “Wal ladziina laa Yasy-haduunaz Zuur” adalah orang-orang yang tidak ikut serta dalam merayakan hari raya orang kafir. Berbeda bila kata yash-hadu bergandengan dengan huruf ba’, sehingga bunyi ayat menjadi “Wal ladziina laa Yasy-haduuna biz Zuur”, barulah maknanya “dan orang-orang yang tidak bersaksi dengan persaksian palsu atau dusta“. Penjelasan ini sekaligus menjadi koreksi terhadap terjemahan ayat di atas yang beredar di masyarakat.

Pertanyaan: Lalu mengapa hari raya orang kafir disebut az-zuur yang makna leksikalnya adalah “kebohongan”?

Jawabannya adalah karena masuk dalam cakupan makna az-zuur (kebohongan) adalah segala hal yang disamarkan dari hakikat sebenarnya atau dinampakkan baik padahal sejatinya buruk. Boleh jadi karena motivasi syahwat atau karena syubhat. Kemusyrikan misalnya, ia nampak baik di mata para penganutnya karena syubhat. Dan musik nampak indah di mata para pendengarnya karena motivasi syahwat. Adapun hari perayaan orang-orang kafir terkumpul di dalamnya dua hal ini; yaitu motivasi syahwat dan syubhat. Alasan lain adalah karena hari raya orang kafir terasa indah di dunia, padahal ending di akhirat nanti adalah kesengsaraan. Oleh karena itulah hari raya mereka disebut az-zuur (Iqtidha’ Shirat Al-mustaqim, 279-280).

SELENGKAPNYA: https://muslim.or.id/23959-benarkah-tidak-ada-dalil-yang-melarang-ucapan-selamat-natal.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ma’had Umar bin Khattab Yogyakarta kembali membuka Program Belajar Bahasa Arab.

PROGRAM INTENSIF LIBURAN
(Pesantren Liburan YPIA)

Intensif 20 Hari
📚 3 Kelas

✏️ Kelas Dasar
Materi yang diajarkan dalam tingkatan ini adalah nahwu dasar. Dalam kelas ini, buku yang dijadikan acuan belajar adalah Al Muyassar fii Ilmin Nahwi jilid I.
Syarat: Bisa membaca Al Qur’an dengan baik

✏️ Kelas Menengah
Materi yang diajarkan dalam tingkatan ini adalah sharaf dasar. Dalam tingkat ini, buku yang dijadikan acuan belajar adalah Al Kafii fii Ilmis Sharfi jilid I dan II
Syarat: Menguasai Nahwu Dasar & Mengikuti Placement Test*

✏️ Kelas Lanjutan (Daurah Nahwu Lanjutan)
Materi yang diajarkan adalah nahwu lanjutan dengan kitab Al Muyassar fi Ilmi Nahwi jilid III.
Syarat: Menguasai Nahwu dan Sharaf Dasar & Mengikuti Placement Test*

* Keterangan: Calon santri diperbolehkan tidak mengikuti Placement Test Hanya Jika:
- Memiliki Sertifikat atau nilai Jayyid dari kelas sebelumnya dan sertifikat tersebut didapatkan
pada program reguler periode Juli - Desember 2017 (ditunjukkan fotonya saat konfirmasi pendaftaran)

🖇 Fasilitas:
✔️ Sertifikat
✔️ Sertifikat Khusus
✔️ Hadiah bagi santri berprestasi
✔️ Stiker

🗓 Kegiatan Belajar
Tanggal: 24 Desember 2017 s.d 14 Januari 2018

1. Kelas Lanjutan
⏰ Ahad – Sabtu (hari jumat libur)
06.00 – 07.30 WIB
🏠 Tempat Belajar :
Masjid Al Ashri Pogung Rejo dan Masjid Pogung Dalangan

2. Kelas Dasar & Menengah
⏰ Setiap hari dua sesi
- Sesi I : 05.30 – 07.00 WIB
- Sesi II : 15.45 – 16.15 WIB

🏠 Tempat Belajar:
🕌 Masjid-Masjid di sekitar Pogung,
🏡 Wisma Muslim/Muslimah
🏢 Kantor YPIA
🏢 Kantor Ma'had Umar

💳 Biaya Pendidikan
Kelas Dasar, dan Menengah: Rp 300.000,- (belum kitab)
Kelas Daurah Lanjutan: Rp 325.000,- (belum kitab)

📖 Kitab Panduan
Kelas Dasar : Al Muyassar fii ‘Ilmin Nahwi jilid I (Rp 25.000,-)
Kelas Menengah : Al Kafi Fii ‘Ilmis Sharfi jilid I dan II (Rp 45.000,-)
Kelas Lanjutan : Al Muyassar fii 'Ilmin Nahwi jilid III (Rp. 30.000,-)
NB: Kitab dapat diperoleh di tempat kami

📋Pendaftaran: Pendaftaran dibuka pada tanggal 1 s.d 16 Desember 2017

Berikut alur pendaftaran Program Intensif Liburan, dari awal Pendaftaran sampai dinyatakan sebagai Peserta.

Melakukan Pendaftaran:
➡️ Mengisi formulir di www.mahadumar.id/pendaftaran
➡️ Menunggu konfirmasi pendaftaran dari no SMS Center Ma’had Umar bin Khattab

📝Placement test:
(Bagi Pendaftar Kelas Dasar tidak ada Placement Tes)

Putra:
Waktu: Selasa - Kamis 19 Desember s.d 21 Desember 2017 Pukul 08.00 - 15.30 WIB
Tempat: Sekretariat Ma’had Umar bin Khattab Putra, Pogung Lor Blok F No. 5A Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

Putri:
Waktu: Serentak pada hari Ahad tanggal 17 Desember 2017 pukul 08.00 s.d selesai
Tempat: Sekretariat Ma’had Umar bin Khattab Putri, Pogung Lor Rt 3 Rw 46, No. 312, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, Belakang TK Al-Qudwah.

💳Pembayaran: Melakukan pembayaran semenjak dinyatakan lulus sampai batas terakhir (ketika Briefing Pesantren Liburan YPIA) sesuai dengan kelas yang diikuti.

Caranya:

✔️ Transfer ke rekening BNI Syariah no rek. 0305463180 a.n. Gian Handika (kode bank 009) Setelah transfer harap konfirmasi ke no. 0858 7579 8886 dengan format
Level_nama_tgl transfer_nominal
contoh:
Lanjutan_Akh Daris_19 Desember 2017_325.000

✔️ Langsung datang ke Sekretariat Ma’had Umar bin Khattab Pukul Pada Jam kerja Senin-Jum’at (08.00-16.00 WIB)

Putra: Sekretariat Ma’had Umar bin Khattab Putra, Pogung Lor Blok F No. 5A Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Putri: Sekretariat Ma’had Umar bin Khattab Putri, Pogung Lor Rt 3 Rw 46, No. 312, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, Belakang TK Al-Qudwah (Harap menghubungi pengurus terlebih dahulu).

CATATAN:
- Apabila calon peserta tidak menunaikan biaya pendidikan pada waktu yang telah ditentukan, maka TIDAK DIPERKENANKAN mengikuti program.
- Kuota untuk kelas dasar terbatas

☎️ Informasi:
Untuk info lebih lanjut silahkan menghubungi :
0857 8659 9931 (Putra)

0857 4355 8784 (Putri)

Читать полностью…

Muslim.or.id

Berpegang teguhlah di atas sunnah Nabi, gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian walau banyak manusia menyelisihinya.

Читать полностью…

Muslim.or.id

HARI IBU SETIAP HARI, BUKAN SETAHUN SEKALI

Berbakti kepada orang tua khususnya ibu memang lebih dianjurkan oleh agama Islam. Karena memang ibu sangat besar jasanya bagi anak-anaknya melebihi bapak. Oleh karena itu berbakti kepada Ibu didahulukan daripada berbakti kepada Bapak. Sebagaimana dalam hadits berikut,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu’. Orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi’, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).

Akan tetapi haruskah hari Ibu diperingati setiap setahun sekali? Perlukah memperingati hari ibu? Bagaimana hukum Islam mengenai hal ini?

Hari Ibu Setiap Hari
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “seorang ibu lebih berhak untuk senantiasa dihormati sepanjang tahun, daripada hanya satu hari saja, bahkan seorang ibu mempunyai hak terhadap anak-anaknya untuk dijaga dan dihormati serta ditaati selama bukan dalam kemaksiatan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, di setiap waktu dan tempat” (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il no. 535 2/302, Darul wathan, 1413 H, Asy Syamilah).

Pandangan Islam Terhadap Perayaan Hari Ibu
Hari ibu biasanya dirayakan setiap tanggal 22 Desember, berikut fatwa Al-Lajnah Ad- Daimah (semacam MUI di Saudi) mengenai hal ini. Al Lajnah Ad Daimah ditanya, “kapan tanggal yang tepat untuk memperingati hari ibu?”

Mereka menjawab:

“Tidak boleh mengadakan peringatan yang dinamakan dengan peringatan hari ibu, dan tidak boleh juga memperingati perayaan peringatan tahunan yang dibuat-buat (tidak ada tuntunannya dalam al-Qur’an dan As-sunnah, karena perayaan (ied) tahunan yang diperbolehkan dalam Islam hanya Idul Fitri dan Idul Adha, pent).

Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wassalam bersabda,

من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak pernah kami tuntunkan, maka amalan itu tertolak”

Perayaan hari ibu tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam, para sahabat radhiallahu anhum dan para imam salafus shalih. Perayaan ini adalah sesuatu yang diada-adakan dan menyerupai orang kafir (tasyabbuh) (Fatawa Komite Tetap Kajian Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi, jilid 3 hal.85).

Demikian semoga bermanfaat.



Penyusun: dr. Raehanul Bahraen

SUMBER: https://muslim.or.id/19315-hari-ibu-setiap-hari-bukan-setahun-sekali.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

KENIKMATAN TERBESAR PENDUDUK SURGA: MELIHAT WAJAH ALLAH TA’ALA

Nikmat terbesar yang akan diperoleh penduduk surga adalah ketika mereka melihat Allah Ta’ala secara langsung. Ini adalah salah satu prinsip pokok akidah ahlus sunnah wal jamaah, berbeda dengan akidah sebagian kelompok yang menyimpang dari ahlus sunnah. [1]

Diriwayatkan dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، قَالَ: يَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ، وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟

“Apabila penduduk surga telah masuk ke dalam surga, Allah Ta’ala berfirman, ‘Apakah kalian ingin sesuatu yang perlu Aku tambahkan kepada kalian?’ Penduduk surga menjawab, ‘Bukankah Engkau telah membuat wajah-wajah kami menjadi putih? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menjauhkan kami dari neraka?’”

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ، فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ

“Lalu Allah membukakan pembatas (hijab). Tidak ada satu pun anugerah yang telah diberikan kepada mereka yang lebih mereka cintai daripada anugerah dapat memandang Rabb mereka” (HR. Muslim no. 181).

Sahabat muslim, yuk simak pembahasan lainnya disini. Klik https://muslim.or.id/35309-jalan-jalan-menuju-surga-04.html

Penulis: Muhammad Saifudin Hakim

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

INILAH 5 ALASAN TERLARANGNYA MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL BAGI MUSLIM

Mungkin tidak lama lagi, akan terdengar, akan terpampang tulisan yang dibaca “Merry Christmas”, atau yang artinya Selamat Hari Natal. Dan biasanya, momen ini disandingkan dengan ucapan Selamat Tahun Baru.

Sebagian orang menganggap ucapan semacam itu tidaklah bermasalah, apalagi yang yang berpendapat demikian adalah mereka orang-orang kafir. Namun hal ini menjadi masalah yang besar, ketika seorang muslim mengucapakan ucapan selamat terhadap perayaan orang-orang kafir.

Dan ada juga sebagian di antara kaum muslimin, berpendapat nyeleneh sebagaimana pendapatnya orang-orang kafir. Dengan alasan toleransi dalam beragama!? Toleransi beragama bukanlah seperti kesabaran yang tidak ada batasnya. Namun toleransi beragama dijunjung tinggi oleh syari’at, asal di dalamnya tidak terdapat penyelisihan syari’at. Bentuk toleransi bisa juga bentuknya adalah membiarkan saja mereka berhari raya tanpa turut serta dalam acara mereka, termasuk tidak perlu ada ucapan selamat.

Islam mengajarkan kemuliaan dan akhlak-akhlak terpuji. Tidak hanya perlakuan baik terhadap sesama muslim, namun juga kepada orang kafir. Bahkan seorang muslim dianjurkan berbuat baik kepada orang-orang kafir, selama orang-orang kafir tidak memerangi kaum muslimin.

Allah Ta’ala berfirman,

لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah: 8)

Namun hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menggeneralisir sikap baik yang harus dilakukan oleh seorang muslim kepada orang-orang kafir. Sebagian orang menganggap bahwa mengucapkan ucapan selamat hari natal adalah suatu bentuk perbuatan baik kepada orang-orang nashrani. Namun patut dibedakan antara berbuat baik (ihsan) kepada orang kafir dengan bersikap loyal (wala) kepada orang kafir.

Sahabat muslim, yuk simak kenapa kita dilarang mengucapkan selamat natal. Klik https://muslim.or.id/11051-alasan-terlarangnya-mengucapkan-selamat-natal-bagi-muslim.html

Penulis: Wiwit Hardi Priyanto

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Inilah 2 hal apabila engkau lakukan, maka engkau akan dapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Silakan di-share.

Читать полностью…

Muslim.or.id

JANGANLAH BERBURUK SANGKA KEPADA ALLAH

Para pembaca yang budiman, perlu untuk kita ketahui bersama bahwa Alloh adalah Dzat yang maha sempurna, baik dari Nama, Sifat maupun perbuatan-Nya. Tidak ada satupun aib atau cela yang terdapat pada Alloh.

Sebagai bentuk realisasi tauhid, kita dilarang mengingkari nama dan sifat yang telah ditetapkankan oleh Alloh Ta'ala. Kita wajib percaya dan menerima sesuatu yang telah ditetapkan Alloh kepada para hambaNya.

Sahabat muslim, yuk simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/39-janganlah-berburuk-sangka-kepada-allah.html

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

"Tatkala menanam bibit kebaikan, mungkin hari ini kita masih terasa biasa saja.

Sabar saja untuk terus merawat, memupuk dan menyiramnya,

Sebab boleh jadi besok atau lusa, atau bahkan pada hari-hari yang nyaris kita lupa berapa hitungan pastinya,

Tetiba buah dan bunganya bersemi dan diam-diam pohon kebaikan itu mengakar kuat di ladang pahala."

—-

Dibuka kembali ladang menanam benih kebaikan dalam :

"FLASH DONASI PESANTREN LIBURAN NASIONAL"

(Periode Donasi 18 Desember - 24 Desember)

Total dana yang dibutuhkan pada event ini adalah 77,2 Juta.

Diperlukan pemasukan donasi sebesar 22,7 Juta. Sebagian besar diambil dari uang registrasi peserta.

—-

Pesantren Liburan adalah event nasional yang rutin diadakan tahunan oleh YPIA. Ada banyak pernak-pernik kisah yang bisa kita bagi tiap periodenya.

Lebih lanjut untuk tau pesantren liburan bisa lihat link ini »>
http://ypia.or.id/kegiatan/program-pesantren-liburan-ypia-yogyakarta-2017-2018.html

Proposal lengkapnya di link berikut ini »>
http://bit.ly/ProposalPesantrenLiburan

—-

Siapa bilang kita miskin kepedulian?
Atas izin Allah, semua kegiatan dakwah YPIA adalah buah manis kepedulian dari segenap pengurus dan para donatur di Indonesia dan negara lainnya.


Semoga saja,
YPIA + Donatur Sekalian = Kebaikan-kebaikan nyata untuk Indonesia.

=====
Sepenuh ukhuwah,
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)
📱 085747223366 | @ypiaorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

SURGA MEMILIKI BANYAK TINGKATAN

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ، كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

“Sesungguhnya surga memiliki seratus derajat (tingkatan ke atas, pen.) yang Allah Ta’ala siapkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Jarak antara dua derajat itu sebagaimana jarak antara langit dan bumi.” (HR. Bukhari no. 7423)

Dalam hadits yang lain yang juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِي الجَنَّةِ مِائَةُ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ مِائَةُ عَامٍ

“Surga memiliki seratus tingkatan. Jarak antara dua tingkatan itu seratus tahun (perjalanan, pen.).” (HR. Tirmidzi no. 2529, shahih)

Sahabat muslim, yuk simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/35267-jalan-jalan-menuju-surga-02.html

Penulis: Muhammad Saifudin Hakim

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Jadilah kita seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk...

Читать полностью…

Muslim.or.id

Seseorang tidak akan menjadi alim, hingga dia memiliki tiga sifat ini. Apa saja itu? | Silakan di-share.

Читать полностью…

Muslim.or.id

PESANTREN LIBURAN YPIA

(Program Bahasa Arab Intensif, Tahsin, Kajian Kitab dan Tematik)

Alhamdulillah akhirnya kami kembali membuka pesantren liburan YPIA dengan berbagai macam program yang sangat menarik untuk anda seperti program bahasa arab intensif, tahsin, kajian kitab dan tematik. Program ini akan berlangsung selama 22 hari saja, dari 24 Desember 2017 sampai 14 januari 2018, jadi ayo jangan lewatkan kesempatan emas ini. Untuk info selengkapnya pada poster di atas ini atau lihat pada website kami disini http://ypia.or.id/kegiatan/program-pesantren-liburan-ypia-yogyakarta-2017-2018.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

TAKUTLAH TERHADAP API NERAKA YANG MENYALA-NYALA

Allah Ta’ala berfirman,

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ

“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung” (QS. Ali ‘Imran [3]: 185).

Sungguh ancaman neraka sangatlah menakutkan. Apalagi, neraka dihiasi dengan syahwat, kesenangan dan hawa nafsu. Sedangkan jiwa manusia cenderung condong kepadanya, kecuali yang mendapatkan rahmat Allah Ta’ala.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala memperingatkan Rasul-Nya dalam Al-Qur’an,

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat“ (QS. Asy-Syu’ara [26]: 214).

Sahabat muslim, yuk simak pembahasannya disini. Klik https://muslim.or.id/35244-takutlah-terhadap-api-neraka.html

Penulis: Muhammad Saifudin Hakim

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

HIKMAH AL-QUR`AN DITURUNKAN SECARA BERTAHAP (BAG. 1)

Al-Qur`an Al-Karim diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara bertahap dalam dua puluh tiga tahun, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalani mayoritas masa tersebut di Mekkah. Allah Ta’ala berfirman,

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا

“Dan Al-Qur`an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian” (Q.S. Al-Israa`:106).

Oleh karena itu ulama rahimahumullah ta’ala membagi Al-Qur`an menjadi dua macam, yaitu Ayat-ayat Makkiyyah dan Ayat-ayat Madaniyyah.

Adapun di antara hikmah Al-Qur`an diturunkan secara bertahap. Yuk simak disini sahabat muslim. Klik https://muslim.or.id/35196-hikmah-al-quran-diturunkan-secara-bertahap-1.html

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Senantiasalah mengingat kematian maka hidupmu akan terasa ringan. Silakan di-share.

Читать полностью…

Muslim.or.id

MENJALIN CINTA ABADI DALAM RUMAH TANGGA

Setiap orang yang telah berkeluarga, tentu menginginkan kebaikan dan kebahagiaan dalam kehidupannya bersama istri dan anak-anaknya. Hal ini sebagai perwujudan rasa cintanya kepada mereka, yang kecintaan ini merupakan fitrah yang Allah tetapkan pada jiwa setiap manusia. Allah Ta’ala berfirman,

{زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ}

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS Ali ‘Imran:14).

Bersamaan dengan itu, nikmat keberadaan istri dan anak ini sekaligus juga merupakan ujian yang bisa menjerumuskan seorang hamba dalam kebinasaan. Allah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya.

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ}

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (QS At Taghaabun:14).

Makna “menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan kamu dari melakukan amal shaleh dan bisa menjerumuskanmu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah Ta’ala[1].

Tahukah sahabat muslim, seringkali kita salah menempatkan arti cinta dan kasih sayang? Yuk simak disini. Klik https://muslim.or.id/2448-menjalin-cinta-abadi-dalam-rumah-tangga.html

Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Читать полностью…
Подписаться на канал