muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

Cara Membayar Fidyah

Inti pembayaran fidyah adalah mengganti satu hari puasa yang ditinggalkan dengan memberi makan satu orang miskin. Namun, model pembayarannya dapat diterapkan dengan dua cara,

Memasak atau membuat makanan, kemudian mengundang orang miskin sejumlah hari-hari yang ditinggalkan selama bulan Ramadhan. Sebagaimana hal ini dilakukan oleh Anas bin Malik ketika beliau sudah menginjak usia senja (dan tidak sanggup berpuasa).

Memberikan kepada orang miskin berupa makanan yang belum dimasak. Alangkah lebih sempurna lagi jika juga diberikan sesuatu untuk dijadikan lauk.

Pemberian ini dapat dilakukan sekaligus, misalnya membayar fidyah untuk 20 hari disalurkan kepada 20 orang miskin. Atau dapat pula diberikan hanya kepada 1 orang miskin saja sebanyak 20 hari.[12] Al Mawardi mengatakan, “Boleh saja mengeluarkan fidyah pada satu orang miskin sekaligus. Hal ini tidak ada perselisihan di antara para ulama.”

Selengkapnya: https://muslim.or.id/4272-cara-penunaian-fidyah.html

___

Join juga @muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

SUDAH TAHU ILMU TENTANG QADHA' PUASA BERIKUT INI?

ADA 5 HAL YANG BIASA DITANYAKAN, INI JAWABANNYA.

1. Qadha' puasa tidak boleh dibatalkan kecuali jika ada uzur yang dibolehkan sebagaimana halnya puasa Ramadhan.

2. Tidak wajib membayar qadha' puasa secara berturut-turut, boleh saja secara terpisah. Karena dalam ayat diperintahkan dengan perintah umum,

فعدة من أيام أخر

"Hendaklah mengqadha' (mengganti puasanya) di hari lainnya." (QS. Al-Baqarah: 184, 185)

3. Jika puasanya batal satu hari, maka qadha'nya juga satu hari, bukan dua hari sebagaimana anggapan sebagian orang.

4. Qadha' puasa tetap wajib berniat di malam hari (sebelum Shubuh) sebagaimana kewajiban dalam puasa Ramadhan. Puasa wajib harus ada niat di malam hari sebelum Shubuh, berbeda dengan puasa sunnah yang boleh berniat di pagi hari.

5. Ketika ada yang melakukan qadha' puasa lalu berhubungan intim di siang harinya, maka tidak ada kewajiban kafarah, yang ada hanyalah qadha' disertai dengan taubat. Kafarah berat (yaitu memerdekakan seorang budak, jika tidak mampu berarti berpuasa dua bulan berturut-turut, jika tidak mampu berarti memberi makan pada 60 orang miskin, pen.) hanya berlaku untuk puasa Ramadhan saja.


Faedah dari Syaikh Prof. Dr. 'Umar bin 'Abdullah Al-Muqbil dalam channel telegramnya.

Dialih-bahasakan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal

Читать полностью…

Muslim.or.id

*Puasa Syawal, Tanda Kesempurnaan Puasa Ramadhan*

Ibadah puasa memang sudah selesai, tapi bukan berarti ibadah juga selesai, karena ibadah itu sampai maut menjemput.

Oleh karenanya, jangan lupa, untuk kesempurnaan puasa Ramadhan kita, semangat lah untuk puasa Sunnah 6 hari Syawal, sebagaimana dalam hadits Abu Ayyub al-Anshori,

عَنْ أبِي أَيُّوْبَ اْلأَنْصَارِيِّ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ – صلى الله عليه و سلّم- قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَ أَْتبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَهْرِ

Dari Abu Ayyub al-Anshari –radhiyallahu ‘anhu- bahwasanya Rasulullah –shallallahu ‘alahi wa sallam– bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh” (HR. Imam Muslim dalam Shahihnya 1164).

1. Puasa enam hari Syawal setelah Ramadhan berarti meraih pahala puasa setahun penuh
2. Puasa syawal dan sya’ban seperti shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat fardhu, untuk sebagai penyempurna kekurangan yang terdapat dalam fardhu
3. Puasa syawal setelah ramadhan merupakan tanda bahwa Allah menerima puasa ramadhannya, sebab Allah apabila menerima amal seorang hamba maka Dia akan memberikan taufiq kepadanya untuk melakukan amalan shalih setelahnya
4. Puasa Syawal merupakan ungkapan syukur setelah Allah mengampuni dosanya dengan puasa ramadhan
5. Puasa Syawal merupakan tanda keteguhannya dalam beramal shalih, karena amal shalih tidaklah terputus dengan selesainya ramadhan tetapi terus berlangusng selagi hamba masih hidup.

Sumber: https://muslim.or.id/28337-puasa-syawal-tanda-kesempurnaan-puasa-ramadhan.html

Daftarkan diri anda untuk saling mengingatkan dalam kontak broadcast-list kami..
Ketik : "[Daftar] [Nasehat] [Nama] [Domisili/Kota]" dikirim ke nomor Tim Donasi Dakwah YPIA..

Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

Makna Salaf dan Benarnya Pemahaman Salaf

Salaf secara bahasa artinya ‘setiap amalan shalih yang telah lalu; segala sesuatu yang terdahulu; setiap orang yang telah mendahuluimu, yaitu nenek moyang atau kerabat’ (Al Qamus Al Muhith, Fairuz Abadi). Secara istilah, yang dimaksud salaf adalah 3 generasi awal umat Islam yang merupakan generasi terbaik, yaitu para sahabat Nabi, para tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Syaikh Al Albani menyatakan, “As Salaf adalah umat 3 generasi awal umat Islam yang telah mempersaksikan (risalah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kebaikan. Dalam hadits shahih yang mutawatir yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik umat adalah generasiku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya’”. (dalam Silsilah Huda Wan Nuur). Oleh karena itu mereka disebut generasi As Salafus Shalih.

Kebenaran Pemahaman Generasi Salaf

Tidak ada yang meragukan bahwa merekalah orang-orang yang paling memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Para sahabat menyaksikan wahyu turun dan menjadi saksi bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengamalkannya. Para tabi’in pun mendapat ilmu langsung dari para sahabat. Demikian juga para tabi’ut tabi’in yang meneladani mereka dengan baik.

Seorang sahabat yang mulia, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu berkata, “Allah Ta’ala memperhatikan hati-hati hambanya, lalu Ia memilih Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengutusnya dengan risalah. Lalu Allah Ta’ala memperhatikan hati-hati manusia, lalu Ia memilih para sahabat Nabi, kemudian menjadikan mereka sebagai pendamping Nabi-Nya dan pembela agama-Nya. Maka segala sesuatu yang dipandang baik oleh kaum mu’minin -yaitu Rasulullah dan para sahabatnya-, itulah yang baik di sisi Allah. Maka segala sesuatu yang dipandang buruk oleh kaum mu’minin, itulah yang buruk di sisi Allah” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir no. 8504).

Maka bila kita ingin memahami Islam dengan benar, tentunya kita merujuk pada pemahaman orang-orang yang ada pada 3 generasi tersebut., “Siapa saja yang mencari teladan, teladanilah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena merekalah orang yang paling baik hatinya diantara umat ini, paling mendalam ilmu agamanya, umat yang paling sedikit dalam berlebihan-lebihan, paling lurus bimbingannya, paling baik keadaannya. Allah telah memilih mereka untuk mendampingi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jalan mereka. Karena mereka semua berada pada shiratal mustaqim (jalan yang lurus)” (Tafsir Al Qurthubi, 1/60).

Selengkapnya:
http://buletin.muslim.or.id/manhaj/mengikuti-jejak-generasi-terbaik

Читать полностью…

Muslim.or.id

Sujud Syukur Setiap Selesai Shalat

Soal:
Saya pernah sujud syukur setiap selesai shalat dalam rangka bersyukur kepada Allah atas nikmat yang Ia berikan kepadaku berupa penglihatan, pendengaran, dan lainnya. Lalu aku tinggalkan kebiasaan itu karena khawatir itu adalah perbuatan bid’ah, sebab Rasul kita Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah melakukan hal tersebut. Apa nasehat anda kepada saya, jazaakumullah khayr.

Syaikh Abdullah Al Faqih hafizhahullah menjawab:

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد

Keputusan anda untuk meninggalkan kebiasaan sujud syukur tiap selesai shalat adalah keputusan yang benar. Karena sujud syukur itu disyari’atkan ketika mendapat nikmat yang besar atau ketika terhindar dari bencana. Adapun selain itu, tidak disyariatkan. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu senantiasa melimpahkan nikmat kepada hamb-Nya tanpa bisa terhitung serta terus-menerus tanpa henti.

Imam An Nawawi dalam kitab Al Majmu’, yang merupakan kitab fiqih madzhab Syafi’i, beliau berkata :

قال الشافعي والأصحاب: سجود الشكر سنة عند تجدد نعمة ظاهرة واندفاع نقمة ظاهرة، سواء خصته النعمة والنقمة أو عمت المسلمين… ولا يشرع السجود لاستمرار النعم، لأنها لا تنقطع

“Imam Asy Syafi’i dan murid-murid beliau berkata, sujud syukur hukumnya sunnah dilakukan ketika mendapatkan nikmat yang besar atau ketika terhindar dari musibah yang besar. Baik nikmat dan bencana yang khusus bagi seseorang, maupun yang dialami kaum muslimin pada umumnya. Namun tidak disyariatkan sujud syukur untuk nikmat yang terus-menerus, karena nikmat dari Allah itu tidak pernah putus“.

Wallahu’alam


Sumber: https://muslim.or.id/10603-sujud-syukur-setiap-selesai-shalat.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Nasehat-Nasehat Imam Asy Syafi’i

Ar-Rabi’ mengatakan: Aku mendengar Syafi’i mengatakan, “Apabila kalian mendapati di dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ikutilah hal itu dan tinggalkan pendapatku.” [1]

Ar-Rabi’ berkata: Aku mendengar beliau -Imam Syafi’i- mengatakan, “Langit manakah yang akan menaungiku. Bumi manakah yang akan menjadi tempat berpijak bagiku. Jika aku meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian aku tidak berpendapat sebagaimana kandungan hadits tersebut.” [2]

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Demi Rabbmu, sekali-kali mereka tidaklah beriman, hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim/pemutus perkara atas segala perselisihan yang terjadi diantara mereka, kemudian mereka tidak mendapati kesempitan di dalam hati mereka, dan mereka pasrah kepadanya secara sepenuhnya.” (QS. An-Nisaa’: 65)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah pantas bagi seorang beriman, lelaki atau perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan lain dalam urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

Al-Buwaithi berkata: Aku mendengar Syafi’i mengatakan, “Hendaklah kalian berpegang kepada para ulama hadits, sesungguhnya mereka adalah manusia yang paling banyak kebenarannya.” [3]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok orang diantara umatku ini yang menang -di atas kebenaran- tidaklah membahayakan mereka orang yang menelantarkan mereka hingga tegak hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)

Para imam; Imam Abdullah bin al-Mubarak (wafat 181 H), Yazid bin Harun (wafat 206 H), Ali bin al-Madini (wafat 234 H), Ahmad bin Hanbal (wafat 241), dan Imam Bukhari (wafat 256 H) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘kelompok’ di dalam hadits tersebut adalah as-habul hadits (pengikut hadits). Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Seandainya mereka bukan as-habul hadits maka aku tidak tahu lagi siapakah mereka itu?” [4]

Wallahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Catatan Kaki:

[1] Lihat Tarajim al-A’immah al-Kibar, hal. 55

[2] Lihat Tarajim al-A’immah al-Kibar, hal. 56

[3] Lihat Tarajim al-A’immah al-Kibar, hal. 63

[4] Lihat Nasha’ih Manhajiyah Li Thalib ‘Ilmi as-Sunnah an-Nabawiyah, hal. 18


Sumber: https://muslim.or.id/10692-nasehat-imam-asy-syafii.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

IKLAN GRATIS DAKWAH SUNNAH

Alangkah indahnya ucapan penyair:

وَإِذَا أَرَادَ اللهُ نَشْرَ فَضِيْلَةٍ
طُوِيَتْ أَتَاحَ لَهَا لِسَانَ حَسُوْدِ
لَوْلاَ اشْتِعَالُ النَّارِ فِيْمَا جَاوَرَتْ
مَا كَانَ يُعْرَفُ طِيْبُ عَرْفِ الْعُوْدِ

Bila Allah berkehendak menyebarkan keutamaan yang rahasia
Maka Dia memberi kesempatan lidah pendengki untuk menyebarkannya
Seandainya bukan karena nyala api yang merayap
Maka tidak diketahui wanginya bau kayu wangi.

(Diwan Abu Tammam no. 45–46)
____

Ust. Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi

Читать полностью…

Muslim.or.id

7 KENYATAAN SETELAH RAMADHAN

Kenyataan pertama:
Malas mengerjakan shalat lima waktu, lebih-lebih lagi untuk shalat Shubuh karena ba’da Ramadhan tidak lagi punya kebiasaan makan sahur.

Kenyataan kedua:
Masjid mulai sepi bahkan tidak sedikit yang tidak ada kumandang azan. Parahnya lagi setelah Ramadhan, ada masjid yang hanya menjadi sarang kotoran hewan (cicak, dll)

Kenyataan ketiga:
Shalat malam sudah enggan, padahal di bulan Ramadhan kita menjadi orang yang gemar shalat tarawih.

Kenyataan keempat:
Puasa sunnah sudah tidak mau dikerjakan karena merasa cukup dengan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Kenyataan kelima:
Al-Qur’an ditinggalkan, dengan tidak dibaca, tidak dihafalkan atau tidak direnungkan dan digali maknanya.

Kenyatan keenam:
Lisan, mata, dan pendengaran sulit lagi dijaga.

Kenyataan ketujuh:
Maksiat kembali berulang selepas Ramadhan.


Moga bermanfaat.

---

Ust. Muhammad Abduh Tuasikal (Pimred Muslim.or.id)

Читать полностью…

Muslim.or.id

Andai Anda Jadi Presiden

Demo lagi demo lagi. Celaan demi celaan, tuntutan demi tuntutan, hingga bermuara pada rencana melengserkan sang presiden. Itulah secuil dari kerusakan yang sangat banyak akibat sistem demokrasi ala barat. Tidakkah kita berpikir sejenak “Andai kita jadi presiden”, mampukah kita menunaikan amanah berat jabatan presiden?

Selengkapnya:
https://muslim.or.id/24049-andai-anda-jadi-presiden.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tata Cara Puasa Syawwal

1- Puasa sunnah Syawal dilakukan selama enam hari
Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa puasa Syawal itu dilakukan selama enam hari. Lafazh hadits di atas adalah: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Dari hadits tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464).

2- Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fithri, namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Para fuqoha berkata bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah Idul Fithri (1 Syawal) secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan.” (Syarhul Mumti’, 6: 465).

3- Lebih utama dilakukan secara berurutan namun tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.” (Idem)

4- Usahakan untuk menunaikan qodho’ puasa terlebih dahulu agar mendapatkan ganjaran puasa Syawal yaitu puasa setahun penuh.
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

Begitu pula beliau mengatakan, “Siapa yang memulai qodho’ puasa Ramadhan terlebih dahulu dari puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah qodho’nya sempurna, maka itu lebih baik. Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal itu tidak bisa digapai jika menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal. Karena puasa enam hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 392).

5- Boleh melakukan puasa Syawal pada hari Jum’at dan hari Sabtu.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jum’at, maka tidaklah makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab, 6: 309).
Hal ini menunjukkan masih bolehnya berpuasa Syawal pada hari Jum’at karena bertepatan dengan kebiasaan.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/17782-tata-cara-puasa-syawal.html


@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

MALAM PERTAMA AKU TINGGALKAN TAHAJJUD!

Malam hari raya malam pertamaku tidak shalat tahajjud setelah setiap malam tarawih dan witir!

Hari Raya hari pertamaku tidak shalat wajib berjamaah di masjid, setelah setiap hari Ramadhan selalu berjamaah, bahkan adzan dikumandangkan aku sudah di Masjid.

Hari Raya hari pertamaku tidak sempurna shalat rawatib qabliyyah dan ba'diyyah, setelah setiap hari Ramadhan selalu aku menjaganya.

Hari Raya hari pertamaku tidak membaca Al Quran walau satu halaman bahkan satu ayat, setelah setiap hari Ramadhan minimal 5 juz!

Sobatku beriman...!
Tentu kita semua TIDAK mau masuk ke dalam sosok "aku".

- Karena kita meyakini bahwa; Termasuk tanda diterimanya amal ibadah adalah beramal baik setelah beramal baik. Para ulama mempunyai kaidah:
من علامة قبول العمل الحسنة بعده
"Artinya: "Termasuk dari tanda diterima amal adalah melakukan amal baik setelahnya."

- karena kita meyakini bahwa; beribadah kepada hanya akan berhenti tatkala datang sebuah kematian yang yakin datangnya. Allah berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Artinya: "dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." QS. Al Hijr: 99.

- Dan karena kita meyakini bahwa sekuat istiqmah seseorang sebesar itulah sebenarnya keikhlasannya.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".QS. Fushshilat: 30.

- Dan karena kita meyakini bahwa istiqamah berujung husnul khatimah. Allah Taala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Читать полностью…

Muslim.or.id

Faidah

ternyata salafushalih trdahulu tdk suka langsung puasa syawal di hari ke 2 atau ke3. karena masih suasana lebaran agar terlihat kegembiraan.

Ma'mar bin Rasyid al azdiy ahli hadits bashrah mulai puasa syawal diatas tgl 10 syawal.. diriwayatkn Abdurrozzaq dlm Al Mushannaf.
____

Ust. Abu Yahya Badrusalam Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Di Penghujung Ramadhan

Saudaraku-saudaraku seiman, sesungguhnya bulan Ramadhan telah dekat waktu perginya dan akan segera berpisah dengan kita, dan sesungguhnya dia akan menjadi saksi yang membela kita atau menjatuhkan kita dengan apa saja yang kita titipkan padanya dari amalan-amalan. Barangsiapa yang telah menitipkan padanya amal yang shalih maka hendaknya memuji Allah atas hal itu dan bergembiralah dengan pahala yang agung, karena sesungguhnya Allah tidak pernah menyia-nyiakan sedikitpun dari setiap kebaikan, sebaliknya barang siapa yang telah menitipkan padanya amalan kejelekan maka hendaknya segera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang nasuha karena Allah akan selalu menerima taubat dari para hamba-Nya.

Saudara-saudaraku, sesungguhnya jika telah berakhir bulan Ramadhan maka sesungguhnya amalan seorang mukmin tidak berakhir kecuali jika telah datang kematian padanya, Allah ta’ala berfirman

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ (٩٩)

“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (Qs. Al Hijr: 99)

Dan Allah ta’ala berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Qs. Ali Imran: 102)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“Jika salah seorang dari kalian mati maka terputuslah amalannya.” (HR Muslim)

Maka tidak ada batas amalan seorang mukmin kecuali datangnya kematian.

Jika telah berlalu puasa ramadhan maka seorang mukmin tidaklah terputus dari ibadah puasa, bahkan ibadah puasa tetap disyariatkan sepanjang tahun.

Disyariatkan berpuasa 6 hari di bulan syawal sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Barang siapa yang puasa ramadhan dan diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal maka seakan-akan seperti puasa sepanjang masa.” (HR. Muslim)

Selengkapnya: https://muslimah.or.id/2232-di-penghujung-ramadhan.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

KISAH SEDIH DI HARI RAYA

Suatu ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz menatap putranya Abdul Malik yang sedang mengenakan pakaian usang dihari raya. Umarpun lalu menangis.
Putranya yang melihat sang ayah menangis bertanya, "Apa yang membuatmu menangis wahai ayahku..?
Umar menjawab, "Wahai putraku.. Aku takut bila engkau keluar dan bermain dengan anak-anak lain hatimu merasa hancur."
Putra yang sangat berbakti itu berkata, "Orang yang hatinya hancur adalah mereka yang bermaksiat kepada Tuhan mereka dan durhaka kepada ibu bapaknya.
Dan Aku berharap agar Allah meridhoiku berkat ridhomu padaku wahai Ayahku.
Segera saja Umar memeluk putranya dengan erat lalu mendoakannya. Dikemudian hari, putranya tersebut menjadi seorang sangat zuhud.*

Dikesempatan yang lain datanglah putri-putri Umar bin Abdul Aziz mengadu kepadanya, "Ayah... besok adalah hari raya, sementara kita belum memiliki pakaian baru. Umar menatap mereka dan berkata, "Putri-putriku. Hari raya itu bukan bagi orang yang memakai pakaian baru. Hari raya itu bagi orang yang takut akan hari kiamat.

Bendahara negara yang melihat pemandangan haru itu memberi tawaran kepada sang Khalifah, "Wahai Amirul Mukminin.. Apa salahnya bila kita membayarkan gaji bulan depan anda lebih dahulu.?
Mendengar tawaran itu, Umar menatap sang bendahara dengan tatapan marah. Umar berkata, "Apakah kamu mengetahui ilmu ghaib sehingga engkau tau bahwa aku masih akan hidup sehari setelah hari ini.?

Engkau benar wahai Amiirul Mukminin, bahwa tak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. Allah azza wa jalla berfirman:

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS: Luqman: 34)**

Diterjemahkan dari:
*www.saaid.net
**www.alukah.net

_________________
Makkah Al-Mukarramah
28 Ramadhan 1437 H
Ust. Aan Chandra Thalib, Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Merajalelanya Musik dan Penyanyi Wanita

Dicatat oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir (5672), juga Ar Ruyani dalam Musnad nya (1041),

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي الطَّاهِرِ بْنِ السَّرْحِ الْمُضَرِيُّ ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ ح ، وَحَدَّثَنَا أَبُو حُصَيْنٍ الْقَاضِي ، ثنا يَحْيَى الْحِمَّانِيُّ ، قَالا : أَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَسْلَمَ ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ ، حَدَّثَنِي سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ خَسْفٌ ، وَقَذْفٌ ، وَمَسْخٌ ” ، قِيلَ : وَمَتَى ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَالْقَيْنَاتُ ، وَاسْتُحِلَّتِ الْخَمْرُ “

‘Amr bin Abi Ath Thahir bin As Sarh Al Mudharri menuturkan kepadaku, Sa’id bin Abi Maryam dan Abu Hushain Al Qadhi menuturkan kepadaku, Yahya Al Himmani menuturkan kepadaku bahwa mereka berdua berkata, Abdurrahman bin Aslam mengabarkan kepada kami, Abu Hazim menuturkan kepadaku, Sahl bin Sa’ad menuturkan kepadaku, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Di akhir zaman nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan diubah wajahnya menjadi buruk”.

Beliau ditanya, “Kapankah hal itu terjadi wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Ketika alat-alat musik dan para penyanyi wanita telah merajalela, serta khamr di anggap halal”.

___

Hadits ini derajatnya hasan, berikut ini pembahasannya: https://muslim.or.id/13013-derajat-hadits-merajalelanya-musik-dan-penyanyi.html

***

Follow @muslimorid dan @muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Khilafiyah Yang Tidak Dapat Ditolerir

Perselisihan pendapat dilihat dari sisi dapat di tolerir atau tidaknya ada dua macam:

Pertama : Perselisihan yang dapat ditolerir. Yaitu apabila kedua pendapat berdasarkan dalil yang shahih dan diterima pemahamannya secara kaidah kaidah syari’at. Dan tidak ada nash yang sharih dalam masalah tersebut.

Contohnya perselisihan ulama tentang hukum membaca al fatihah bagi makmum; apakah wajib atau tidak? Masing masing pendapat berhujjah dengan hadits hadits yang shahih dan kuat dari sisi kaidah syari’at. Maka kewajiban kita adalah memilih pendapat yang kita lihat paling kuat dengan tanpa menyesatkan yang lain.

Kedua: perselisihan yang tidak dapat ditolerir. Yaitu apabila salah satu pendapat yang berselisih:

1. Menyalahi ijma atau kesepakatan seluruh ulama. Karena ijma adalah hujjah dan orang yang menyelisihinya diancam oleh Allah dengan api Neraka. Allah berfirman:

ومن يشاقق الرسول من بعد ما تبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى ونصله جهنم وساءت مصيرا

“Barang siapa yang menyelisihi Rosul setelah menjadi jelas kepadanya petunjuk dan mengikuti selain jalam kaum mukminin, maka Kami biarkan ia leluasa dalam kesesatannya tersebut dan Kami akan membakarnya dengan neraka Jahannam. Dan itu adalah seburuk buruk tempat kembali” (QS. An Nisaa: 115).

2. Menyalahi dalil yang shahih, sharih, tidak mansukh, dan tidak berlawanan dengan hadits lain yang shahih. Hadits yang sharih adalah nash yang maknanya amat jelas dan tidak ada kemungkinan makna lain.

Contohnya hadits: “Setiap yang memabukkan adalah arak, dan setiap arak adalah haram“. HR Muslim.

Hadits ini amat jelas menunjukkan bahwa semua yang memabukkan itu arak. Maka dari itu para ulama mengingkari pendapat Abu Hanifah yang mengatakan bahwa arak itu adalah yang terbuat dari anggur saja.

3. Berdasarkan dalil yang palsu atau sangat lemah. Karena semua ulama bersepakat haramnya mengamalkan hadits palsu atau hadits yang amat lemah dalam semua permasalahan baik aqidah, ibadah, maupun fadlilah amal. Demikian pula para ulama bersepakat haramnya menetapkan hadits lemah yang ringan dalam masalah aqidah.

Yang diperselisihkan adalah hukum mengamalkan hadits lemah yang ringan dalam fadlilah amal. Yang paling kuat adalah pendapat yang tidak memperbolehkannya karena hadits lemah hanya menghasilkan dugaan yang lemah.

4. Hanya berdasarkan hawa nafsu bukan berdasarkan wahyu. Karena agama kita tidak dibangun di atas hawa nafsu manusia. Tapi harus berdasarkan wahyu dari Allah Ta’ala yang disampaikan kepada RasulNya shallallahu alaihi wasallam.

Inilah pendapat yang tidak dapat ditolerir dalam masalah agama, dan hendaknya kita meluruskan dan mengingkari pendapat seperti itu.

Wallahu a’lam.


Selengkapnya: https://muslim.or.id/28304-berikut-ini-khilafiyah-yang-tidak-tidak-dapat-ditolerir.html

__

Join juga @muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

_Bismillah.._
_Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)_

_Alhamdulillah,_
Penerimaan *Warga Baru Wisma Muslimah YPIA* telah dibuka

🌷 *Program Wisma*🌷
Hafalan qur’an
Hafalan hadits
Hafalan do’a sehari-hari
Kajian islam ilmiah

🌷 *Persyaratan*🌷
Muslimah
Memiliki semangat menuntut ilmu syar’i
Berpakaian syar’i
Bersedia mentaati peraturan wisma
Lolos seleksi

🌷 *Alur Penerimaan*🌷
1⃣Pendaftaran via SMS ke *085-2280-165-97*
dengan format:
W.Muslimah#Nama lengkap#Usia#Kota Asal#Jurusan#
Fakultas#Universitas#Tahun Angkatan
2⃣Mengisi form online di:
http://bit.ly/29rIfYz
3⃣Mengikuti Seleksi pada *17-19 Juli 2016*
di wisma Qanitah
Pogung Dalangan SIA XVI No.39 RT 10 RW 50 Sinduadi, Mlati, Sleman, DI Yogyakarta

_Catatan: Penempatan wisma adalah hak dari tim penyeleksi dan keputusan tidak dapat diganggu gugat_

📱Kontak
HP : 085-2280-165-97
FB : FKKA Yogyakarta
LINE: @QYK6278M
muslimah.or.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

4 Larangan Dalam Memahami Nama dan Sifat Allah Ta’ala

Pertama: Tahrif
Tahrif artinya mengubah, baik mengubah lafaz maupun makna. Namun yang banyak terjadi adalah tahrif makna. Pelaku tahrif disebut muharrif

Kedua: Ta’thil
Ta’thil artinya mengosongkan dan meninggalkan. Maksudnya mengingkari nama-nama dan sifat-sifat Allah yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya, baik mengingkari keseluruhan maupun sebagian, baik dengan men-tahrif maknanya maupun menolaknya. Pelaku ta’thil disebut mu’atthil.

Ketiga: Takyif
Takyif artinya menyebutkan tentang kaifiyah (karakteristik) suatu sifat. Takyif merupakan jawaban dari pertanyaan “bagaimana?”.

Keempat: Tamtsil
Yang dimaksud tamtsil dalam asma’ wa shifat adalah menyamakan nama dan sifat Allah dengan makhluk

Penjelasan masing-masingnya dapat dilihat pada artikel berikut;
https://muslim.or.id/24486-larangan-terhadap-sifat-sifat-allah.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

*PENDAFTARAN WISMA MUSLIM GELOMBANG 2*

_Lingkungan Baik Untuk Menjadi Baik_

```Dibuka kesempatan bagi para mahasiswa yang ingin tinggal di lingkungan para penuntut ilmu agama```

*Periode pendaftaran:*
13 Juli s.d. 22 Juli 2016

*Tes tertulis (materi dasar keagamaan) dan wawancara:*
24 JULI 2016

*Pengumuman:*
26 JULI 2016

*Persyaratan:*
Muslim
Berkomitmen
Lulus tes seleksi

*Program-program:*

📚Program Pendidikan: Kajian Rutin dan Bulanan Wisma, Setoran Al-Quran, Setoran Hadits Al-Arba’in An-Nawawiyyah, Setoran Matan Aqidah, Pelajaran bahasa Arab dasar.

📦Program Sosial dan Dakwah: Mengajar TPA, Kerja Bakti di Masjid sekitar wisma, dan Kegiatan sosial dakwah lainnya.

*Prosedur pendaftaran:*
Mendaftar via SMS (only) dengan format:
nama/alamat asal/jurusan+angkatan/universitas/no.hp Kirim ke no. 0857-9992-0530.
```Misal: Amin Abdullah/Makassar/teknik fisika 2016/UGM/089xxxxxx```

Download dan isi formulir pendaftaran di http://bit.ly/29EBcuJ.
Dikumpulkan pada saat tes tertulis dan wawancara
Melakukan tes tertulis materi keagamaan dasar dan wawancara pada tanggal 24 JULI 2016
Pengumuman pada tanggal 26 JULI 2016

🌍 http://wisma.muslim.or.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

4 Pelancar dan Penghambat Rizki

Ada faidah ilmu berharga yang kami peroleh dan disebutkan oleh ulama rabbani, yang moga kita bisa gali ilmu ini. Ilmu tersebut adalah mengenai pelancar dan penghambat rizki.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan:

Ada 4 hal pelancar rezeki:
1- shalat malam
2- memperbanyak istighfar di waktu sahur
3- membiasakan sedekah
4- berdzikir di pagi dan petang

Ada 4 hal penghambat rezeki:
1- tidur pagi
2- sedikit shalat
3- malas-malasan
4- sifat khianat

Ini nasehat umum yang beliau sampaikan dalam Zaadul Ma’ad, 4: 378.

PRE-ORDER (Pengiriman tanggal 18 Juli 2016, Edisi Terbatas)

Judul : Pembuka Pintu Rizki
Kode Buku : PPR
Penulis : Muhammad Abduh Tuasikal.
Ukuran : 11,5 x 17 cm.
Halaman : 160 halaman.
Harga : Rp 25.000,00

Pemesanan dapat menghubungi kami melalui email pustaka_muslim@yahoo.com atau melalui nomor 085290888668 (CALL / SMS / WA) PIN BBM: 5D10F8FE | kunjungi situs kami di http://pustaka.muslim.or.id/

Cek koleksi lainnya di @pustakamuslimjogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

*[ Mudik ] ~1*

```Sebagaimana ikan salmon yang mengarungi Samudra Artik.. Mereka selalu pulang ke teluk yang sama untuk berkembang biak dan mati hingga akhir masanya.. Sebagaimana pula kupu-kupu beracun dari Meksiko.. Mereka terlahir untuk berpulang ke Amerika Utara.. Mati dalam mudiknya dan menurunkan mimpi kembali ke Meksiko kepada generasi berikutnya..```

Lalu bilamana dengan manusia..?! Tidakkah kita sadar bahwa selayaknya ikan salmon dan kupu-kupu beracun itu, kita juga akan 'bermigrasi', mati dan berpulang ke sumbernya..?! Sedang kepulangan manusia bukanlah siklus yang bisa dipastikan ‘kapan’ tiba waktunya.. Maka, apabila sudah diketahui kematian itu datangnya tiba-tiba, lantas sudah sesiap apa kita menghadapinya..?! Tidakkah kita mengambil pelajaran..?!

---

*Tidakkah Kita Mengambil Pelajaran…?!*
Tidakkah kita mengambil pelajaran? Setelah begitu banyak orang yang tenggelam dalam gemerlapnya dunia dan disibukkan dengan senda-gurau permainan yang membuat banyak orang berpaling dari persiapan dalam menghadapi kematian. Padahal Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” (QS. Al Anbiya’ : 1).

Tidakkah kita mengambil pelajaran? ‘Amar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat dan pelajaran. Cukuplah keyakinan sebagai kekayaan. Dan cukuplah ibadah sebagai kegiatan yang menyibukkan.” (Lihat Aina Nahnu Min Haa-ula-i, Syaikh Abdul Malik Qasim).

Tidakkah kita mengambil pelajaran? Pernyataan dari Tsabit Al Bunani rahimahullah -yang dinukilkan dalam kitab Syu’abul Iman-, “Kami pernah menyaksikan jenazah, maka kami tidak melihatnya kecuali menunduk dalam tangisan.” (Lihat Kaukabah Al Khithbah Al Munifah Min Mimbar Al Ka’bah Asy Syarifah, Syaikh Abdurrahman As-Sudais).

Tidakkah kita mengambil pelajaran? Hasan Al Bashri rahimahullah yang menuturkan, “Tidaklah aku melihat sebuah perkara yang meyakinkan, yang lebih mirip dengan perkara yang meragukan daripada keyakinan manusia terhadap kematian sementara mereka lalai darinya. Dan tidaklah aku melihat, sebuah kejujuran yang lebih mirip dengan kedustaan daripada ucapan mereka yang berbunyi, ‘Kami Mencari Surga’ padahal mereka tidak mampu menggapainya dan tidak serius mencarinya. (Lihat Aina Nahnu Min Haa-ula-i, Syaikh Abdul Malik Qasim).

---

Tidakkah kita mengambil pelajaran? Ikan Salmon dan kupu-kupu beracun dari Meksiko juga mudik dan mati. Begitu pula dengan kita. Sedang kepulangan manusia bukanlah siklus yang bisa dipastikan ‘kapan’ tiba waktunya.. Apabila sudah diketahui kematian itu datangnya tiba-tiba, lantas sudah sesiap apa kita menghadapinya..?!

Dari 'mudik' kita mengambil pelajaran...

---

Daftarkan diri anda untuk saling mengingatkan dalam kontak broadcast-list kami..
Ketik : "[Daftar] [Nasehat] [Domisili] [Kota]" dikirim ke nomor Tim Donasi Dakwah YPIA..

*Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta*
085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

📚 Taman Surga Di Dunia

Abu Ubaidah As Sidawi


Sesungguhnya majlis ilmu adalah majlis yg penuh berkah, keutamaan dan taman surga di Dunia.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya.(HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

"Jika kalian melewati taman surga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majlis Ilmu). (Riwayat At Tirmidzi)

Maka diantara keutamaan majlis ilmu adalah sebagai berikut:

• Mengamalkan perintah Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mencontoh jalan hidup salaf shalih.
• Meraih ketenangan dan ketentraman hati
• Menggapai rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala
• Dipuji Allah di hadapan para malaikat. Subhanallah, siapakah kita sehingga disebut Allah di hadapan Malaikatnya?
• Menempuh satu jalan tuk meraih warisan para Rasul yg sering dilupakan manusia yaitu ilmu agama
• Meneladani adab dan akhlak dari seorang alim/ustadz.
. Mempererat ukhuwwah dg bertemu saudara2 seiman
. Menjaga iman agar tetap kokoh dan istiqomah

Maka semangatlah menghadiri taman-taman surga di dunia. Janganlah merasa malas karena alasan adanya radio, TV, video dan sebagainya, karena kita tdk tahu barangkali kita akan mendapatkan di majlis suatu faedah yg bisa mengantarkan kita ke surga.

Yuk semangat!

____

Ust. Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi

Читать полностью…

Muslim.or.id

_Bismillah.._
_Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)_

_Alhamdulillah,_
Penerimaan *Warga Baru Wisma Muslimah YPIA* telah dibuka

🌷 *Program Wisma*🌷
Hafalan qur’an
Hafalan hadits
Hafalan do’a sehari-hari
Kajian islam ilmiah

🌷 *Persyaratan*🌷
Muslimah
Memiliki semangat menuntut ilmu syar’i
Berpakaian syar’i
Bersedia mentaati peraturan wisma
Lolos seleksi

🌷 *Alur Penerimaan*🌷
1⃣Pendaftaran via SMS ke *085-2280-165-97*
dengan format:
W.Muslimah#Nama lengkap#Usia#Kota Asal#Jurusan#
Fakultas#Universitas#Tahun Angkatan
2⃣Mengisi form online di:
http://bit.ly/29rIfYz
3⃣Mengikuti Seleksi pada *17-19 Juli 2016*
di wisma Qanitah
Pogung Dalangan SIA XVI No.39 RT 10 RW 50 Sinduadi, Mlati, Sleman, DI Yogyakarta

_Catatan: Penempatan wisma adalah hak dari tim penyeleksi dan keputusan tidak dapat diganggu gugat_

📱Kontak
HP : 085-2280-165-97
FB : FKKA Yogyakarta
LINE: @QYK6278M
muslimah.or.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

Definisi Syirik

Definisi Syirik Secara Bahasa

جاء في (معجم مقاييس اللغة) لابن فارس: (مادة الشرك المكونة من حرف الشين والراء والكاف أصلان:
أحدهما: يدل على مقارنة وخلاف انفراد

Dalam Mu’jam Maqayisul Lughah Ibnu Faris disebutkan bahwa, “Kata syirik (الشرك) yang tersusun dari huruf syin (ش), ra (ر) dan kaf (ك) memiliki dua makna pokok, salah satunya adalah menunjukkan keikutsertaan dan lawan dari sendirian”

Definisi Syirik Secara Istilah
Syirik Besar
مساواة غير الله بالله فيما هو من خصائص الله

“Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam rububiyyah, uluhiyyah, dan al-asma was shifat)”

أن يَجْعَلَ العبد لله ندا في ربوبيته، أوألوهيته،أوأسمائه وصفاته

“Seseorang mengambil sekutu bagi Allah dalam rububiyyah, uluhiyyah, atau nama dan sifat-Nya”

Definisi di atas berdasarkan hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu ketika bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dosa apakah yang paling besar, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

أن تجعل لله ندا وهو خلقك

“Engkau mengambil sekutu bagi Allah padahal Dia menciptakanmu” (HR. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).

Syirik besar ini mengeluarkan pelakunya dari Islam. Dinamakan besar karena adanya syirik yang di bawahnya, yang tingkat keburukannya tidak sampai sepertinya, yaitu syirik kecil.

Syirik Kecil
فكل ما نهى عنه الشرع مما هو ذريعة إلى الشرك الأكبر ووسيلة للوقوع فيه، وجاء في النصوص تسميته شركا

“Segala hal yang dilarang dalam syari’at sedangkan dalam nash disebut dengan nama syirik, dan menjadi sarana menghantarkan kepada kesyirikan besar”.

Syirik ini dinamakan kecil karena adanya syirik yang di atasnya, yang tingkat keburukannya lebih besar darinya. Syirik kecil ini tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam karena tidak sampai ada unsur menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam rububiyyah, uluhiyyah dan al-asma was shifat).

Contoh:

Bersumpah dengan nama selain Allah dikatakan syirik kecil karena ada dalam dalil penyebutan nama syirik untuknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من حلف بغير الله فقد كفر او اشرك

“Barangsiapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, berarti telah menyekutukan Allah” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabi. Juga dishahihkan Al-Albani dalam Irwaul Ghalil). Di samping itu sebagai sarana untuk mengagungkan selain Allah sebagaimana Allah. Riya yang sedikit dalam beribadah dikatakan syirik kecil karena ada dalam dalil penyebutan nama syirik untuknya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ . قَالُوا : وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : الرِّيَاءُ

“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. Mereka (para Sahabat) bertanya : Apakah syirik kecil itu,ya Rasulullah?. Beliau menjawab : Riya” (HR. Imam Ahmad,dishahihkan Al-Albani). Sebagai sarana untuk sampai kepada syirik besar, yaitu sama sekali tidak mau beramal shalih kecuali jika nantinya dipuji.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/24316-tujuh-perbedaan-syirik-besar-dan-syirik-kecil.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Pelaku bid’ah sulit mendapatkan hidayah untuk bertaubat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ

“Sungguh Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya” (HR. Ath Thabrani dalam Al Ausath no.4334. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 54).

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

🏹 إياكم والعجب🎯
Waspada penyakit ujub.

✏- قال عمر رضي الله عنه: (أخوف ما أخاف عليكم أن تهلكوا فيه ثلاث خلال: شحٌّ مطاع، وهوى متبع، وإعجاب المرء بنفسه) [6223] رواه ابن عبد البر في ((جامع بيان العلم وفضله)) (1/568) (960).
Umar berkata, Suatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah tiga perkara, kekikiran yang ditaati, hawa nafsu diikuti dan orang yang bangga diri.

✒- وقال علي بن أبي طالب رضي الله عنه: (الإعجاب ضدُّ الصواب، وآفة الألباب) [6224] ((أدب الدنيا والدين)) للماوردي (237). .
Ali bin Abu Thalib berkata, Ujub yang menjadi lawan kebenaran dan sehat pikiran.

✏- وقالت عائشة رضي الله عنها: (لبست مرة درعًا جديدًا، فجعلت أنظر إليه، وأعجب به، فقال أبو بكر رضي الله عنه: أما علمت أنَّ العبد إذا دخله العجب بزينة الدنيا، مقته ربُّه حتى يفارق تلك الزينة؟ قالت: فنزعته فتصدقت به. فقال أبو بكر رضي الله عنه: عسى ذلك أن يكفِّر عنك) [6225] رواه أبو نعيم في ((حلية الأولياء)) (1/37).
Aisyah berkata, suatu ketika saya mengenakan pakaian baru, kemudian saya merasa bangga dengannya, maka Abu Bakar berkata, sesungguhnya bila bangga masuk ke dalam perhiasan dunia maka Allah membencinya hingga melepasnya. Maka Aisyah berkata, akhirnya lepas bajuku dan aku sedekahkan. Abu Bakar berkata, semoga bisa menebusnya.

- وقالت أيضًا: (وإنَّ العُجْب لو كان رجلًا كان رجل سوء) [6226] رواه ابن وهب في ((جامعه)) (570) (467) من حديث عائشة رضي الله عنها، مرفوعًا. .

Aisyah berkata, andaikan ujub itu berupa orang maka pasti orang jahat.

✏- وعن كعب أنه قال لرجل رآه يتبع الأحاديث: (اتق الله، وارض بالدون من المجلس، ولا تؤذ أحدًا؛ فإنَّه لو ملأ علمك ما بين السماء والأرض مع العُجْب، ما زادك الله به إلا سفالًا ونقصانًا) [6227] رواه أبو نعيم في ((حلية الأولياء)) (5/376)، وابن عبد البر في ((جامع بيان العلم وفضله)) (1/567) (959).
Bertakwalah kepada Allah dan senangilah posisi yang rendah di majlis, jangan suka menyakiti orang. Seandainya ilmumu sepenuh langit dan bumi namun disertai ujub maka Allah tidak menambah kecuali kehinaan dan kekurangan.

📝- وقال أبو الدرداء: (علامة الجهل ثلاث: العُجْب، وكثرة المنطق فيما لا يعنيه، وأن ينهى عن شيء ويأتيه) [6228] رواه ابن عبد البر في ((جامع بيان العلم وفضله)) (1/569) (962)، وابن عساكر في ((تاريخ دمشق)) (47/175). .

Abu Darda' berkata, tanda kebodohan ada tiga, ujub, banyak bicara yang tidak perlu dan melarang sesuatu tapi dia melanggarnya.

✒- وعن مسروق قال: (كفى بالمرء علمًا أن يخشى الله، وكفى بالمرء جهلًا أن يُعجب بعلمه) [6229] ((جامع بيان العلم وفضله)) لابن عبد البر (1/143). .

Masruq berkata, cukuplah seorang dikatakan berilmu bila takut kepada Allah dan cukuplah seorang dianggap bodoh ketika bangga dengan ilmunya.

✏- وقال أبو وهب المروزي: (سألت ابن المبارك: ما الكبر؟ قال: أن تزدري الناس. فسألته عن العُجْب؟ قال: أن ترى أن عندك شيئًا ليس عند غيرك، لا أعلم في المصلين شيئًا شرًّا من العُجْب) [6230] ((سير أعلام النبلاء)) (8/407).
Abu Wahb alMaruzi berkata, saya bertanya kepada Ibnu Mubarak tentang sombong maka beliau menjawab, Engkau remehkan orang lain. Aku bertanya tentang ujub maka menjawab, Engkau merasa memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh selainmu. Aku tidak mendapati suatu yang dimiliki orang yang shalat ketimbang ujub.

✒ وقال علي بن ثابت: (المال آفته التبذير والنهب، والعلم آفته الإعجاب والغضب) [6231] ((جامع بيان العلم وفضله)) لابن عبد البر (1/143).
Abi bin Tsabit berkata, penyakitnya harta ada pada sikap mubadzir dan rakus sedangkan penyakitnya ilmu ada pada ujub dan marah.

✏- وعن خالد بن يزيد بن معاوية قال: (إذا رأيت الرجل لجوجًا، مماريًا، معجبًا بنفسه، فقد تمت خسارته) [6232] ((مساوئ الأخلاق)) للخرائطي (ص 567).
Khalid bin Yazid berkata, jika mendapati orang yang pandai beradu mulut, suka pamer, dan bersikap ujub maka telah lengkap kerugiannya.

نسأل الله لناولكم العافية من العجب .

Diterjemahkan oleh Ust. Zainal Abzidin Syamsuddin

Читать полностью…

Muslim.or.id

Selamat Idul Fithri 1437 H, taqabbalallahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima amalan kami dan kalian)

Читать полностью…

Muslim.or.id

[Khusus untuk para suami]

Silakan kirim ke istri masing2:

____

Istriku tercinta, jazakillah khairan
telah rela capek menyiapkan sahur dan bukaan
selama sebulan Ramadhan.
Semoga kita bertemu lagi dengannya tahun depan.

Suamimu...

Читать полностью…

Muslim.or.id

[ Hari Terakhir Ramadhan, Hari Terakhir Donasi Markas Dakwah Edisi Spesial ]

Masya Allah..
Semua adalah berkat pertolongan Allah...

Alhamdulillah, selama 26 Juni s.d 5 Juli 2016 (pukul 12.00 WIB), donasi spesial markas dakwah terkumpul sebesar : Rp 133.042.058,-

Naik sekitar 10,79% dari angka pencapaian yang sebelumnya.

---

Masya Allah..
Semua adalah berkat pertolongan Allah...

Alhamdulillah, total perolehan donasi Markas Dakwah hingga dengan saat ini ialah sebesar : Rp 1.184.440.980,-

Atau sekitar 91,08% dari total kebutuhan 1,3 Milyar.

---

Masya Allah..
Semua adalah berkat pertolongan Allah...

Artinya, kita kini hampir mencapai garis finish-nya... Semoga Allah mudahkan dan berkahi senantiasa...

Anda-kah yang ingin menggenapi?

---

Donasi dapat disalurkan melalui rekening YPIA berikut ini,

1. Bank BNI Syariah Yogyakarta 
atas nama: Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari.
Nomor rekening: 0241913801.

2. Bank Muamalat 
atas nama: Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari Yogyakarta.
Nomor rekening: 5350002594

3. Bank Syariah Mandiri 
atas nama: YPIA Yogyakarta.
Nomor rekening: 7031571329.

4. CIMB Niaga Syariah 
atas nama: Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari.
Nomor rekening: 508.01.00028.00.0.

Konfirmasi donasi :
Setiap donatur mohon memberikan konfirmasi ke nomor HP: 0857-4722-3366 (SMS/Whatsapp)

Format konfirmasi :
Nama # Alamat # Email # BesarDonasi # TanggalTransfer # Rekening # Markas Dakwah #

Contoh :
Seno Aji # Bekasi # yukmenikah@gmail.com # 5 Juta # 5/07/2016 # BNI Syariah # MarkasDakwah

Читать полностью…

Muslim.or.id

Diantara kewajiban suami

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah orang yang bertanggung jawab. Setiap kalian akan dimintai pertanggung-jawabannya. Seorang imam adalah orang yang bertanggung jawab dan akan dimintai pertanggung-jawabannya. Seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarganya dan akan dimintai pertanggung-jawabannya” (HR. Bukhari 893, Muslim 1829).

Wajib bagi seorang suami untuk memerintahkan keluarga untuk mengerjakan perkara-perkara yang wajib bagi mereka dan melarang mereka dari hal-hal yang dilarang agama. Jadi perlu digaris bawahi, hukumnya wajib, bukan sunnah bukan pula mubah.

Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam An Nawawi membuat judul bab:

باب وجوب أمره أهله وأولاده المميزين وسائر من في رعيته بطاعة الله تعالى ونهيهم عن المخالفة وتأديبهم ومنعهم من ارتكاب مَنْهِيٍّ عَنْهُ

“Bab wajib (bagi seorang suami) untuk memerintahkan istrinya dan anak-anaknya yang sudah mumayyiz serta semua orang yang ada dalam tanggung jawabnya untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan melarang mereka dari semua penyimpangan serta wajib mengatur mereka serta mencegah mereka terhadap hal-hal yang dilarang agama”.

Ibnu ‘Abdil Barr mengatakan:

فواجب على كل مسلم أن يعلم أهله ما بهم الحاجة إليه من أمر دينهم ويأمرهم به، وواجب عليه أن ينهاهم عن كل ما لا يحل لهم ويوقفهم عليه ويمنعهم منه ويعلمهم ذلك كله

“wajib bagi setiap muslim untuk mengajarkan keluarganya perkara-perkara agama yang mereka butuhkan dan wajib memerintahkan mereka untuk melaksanakannya. Wajib juga untuk melarang mereka dari segala sesuatu yang tidak halal bagi mereka dan menjauhkan serta mencegah mereka dari semua itu. Dan wajib mengajarkan mereka semua hal ini (perintah dan larangan)” (Al Istidzkar, 510).

Maka tidak benar suami yang membiarkan istri dan anak-anaknya tida berjilbab dengan alasan "menyerahkan pilihan" kepada diri mereka masing-masing. Bahkan ini adalah kewajiban bagi mereka, dan kewajiban bagi suami untuk memerintahkannya, dan akan dimintai pertanggung-jawaban di akhirat.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/21287-amar-maruf-nahi-munkar-dalam-keluarga.html

@muslimorid

Читать полностью…
Подписаться на канал