muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

3 Orang Yang Doanya Mustajab

Terdapat sebuah hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan perihal tiga doa yang dikabulkan, tiga doa yang tidak diragukan lagi akan diterima oleh Allah Ta’ala. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

ثَلاثُ دَعَواتٍ مُسْتَجاباتٍ، لا شَكَّ فيهنَّ: دَعْوةُ المَظْلومِ، ودَعْوةُ المُسافِرِ، ودَعْوةُ الوالِدِ على وَلَدِه

“Ada tiga doa yang tidak diragukan kemustajabannya, yaitu: doa orang yang dizalimi (dianiaya), doa orang musafir, dan doa kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Dawud no. 1536, Tirmidzi no. 1905, Ibnu Majah no. 3862 dan Ahmad no. 7501).

Lihatlah bagaimana Nabi menyifati ketiga doa tersebut dengan “tidak diragukan kemustajabannya”, menandakan bahwa ketiga doa ini memiliki kedudukan yang sangat agung di sisi Allah Ta’ala.
Lal
u, bagaimana bisa ketiga doa ini dikabulkan oleh Allah Ta’ala? Bagaimana bisa ketiga doa ini berhak dikabulkan oleh Allah Ta’ala?

L
anjut baca: https://muslim.or.id/80547-teks-khotbah-jumat-tiga-orang-yang-doanya-mustajab.html

Ustaz Muhammad Idris, Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Akhirnya Bisa Dimulai Lagi Kajian di Masjid Al Hasanah Terban

PLAY VIDEO https://youtu.be/FMxHhKoWL-k

YPIA menginisiasi pembukaan kajian pertama di Masjid Al Hasanah, Terban, Yogyakarta melalui program Ma'had Yaa Abati

Meski program ini dikhususkan untuk para ayah dan calon ayah tetapi masyarakat umum diperbolehkan untuk mengikuti berbagai kajian Ma'had Yaa Abati di masjid-masjid sekitar kampus UGM

MARI BANTU OPERASIONAL BERBAGAI PROGRAM DAKWAH YPIA

Anda bisa menyalurkan donasi melalui link berikut https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kami jadi teringat saat dulu menjadi santri Wisma muslim YPIA. Waktu itu ketika musim liburan kuliah, kami dan beberapa santri mahasiswa lain memutuskan untuk tidak pulang kampung.

Di masa-masa liburan ini, YPIA mengadakan program pesantren khusus yang biasanya juga diikuti oleh teman-teman dari luar daerah.

Salah satu agenda yang spesial waktu itu adalah kami para santri diundang oleh Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal hafizhahullah untuk mengunjungi pondok pesantren beliau sekaligus berwisata ke pantai.

Dari Pogung kampung hijrah, kami semua dijemput dengan bus yang telah disiapkan sebelumnya oleh Ustaz Abduh.

Destinasi pertama kami adalah Pondok Pesantren Darus Sholihin yang terletak di Desa Warak, Giri Sekar, Gunungkidul - DIY.

Suasana pondok yang asri sekaligus masyarakat yang ramah membuat kami betah untuk berlama-lama di sini.

Bersama Ustaz Abduh kami menuju Pantai Gesing, sebuah objek wisata alam yang terletak tidak jauh dari pondok pesantren beliau.

Betapa bahagianya kami sebagai seorang mahasiswa perantauan diberikan fasilitas wisata gratis, bahkan disuguhi ikan bakar lezat yang dinikmati di pinggir pantai bersama teman-teman yang shalih dan guru kami tercinta hafizhahullah.

MARI BANTU YPIA MENJALANKAN PONDOK PESANTREN MAHASISWA WISMA MUSLIM

Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

REPORTASE Kajian Pembukaan Ma'had untuk Para Ayah dan Calon Ayah

PLAY VIDEO https://youtu.be/7M7HO22J-3Q

Ma'had Yaa Abati wadah bagi para ayah dan calon Ayah yang ingin menimba ilmu syar'i secara intensif dengan materi khusus seputar dunia rumah tangga

MARI DUKUNG YPIA MENGHADIRKAN KAJIAN-KAJIAN SUNNAH DI YOGYAKARTA

Salurkan donasi anda melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Istighfar Dan Taubat Kunci Pembuka Rezeki

Istigfar dan tobat adalah di antara amalan penting yang bisa menjadi kunci pembuka rezeki bagi hamba. Keterangan mengenai hal ini banyak ditunjukkan oleh dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadis. Tentu saja ini berlaku bagi mereka yang bersungguh-sungguh dan benar dalam mengamalkannya. 

Hakikat istigfar dan tobat

Ba
nyak orang menyangka bahwa istigfar dan tobat hanya sekadar di lisan saja. Ketika ada seseorang yang mengucapkan kalimat “astaghfirullah wa atuubu ilaihi“ hanya di lisan saja, maka tidak ada dampak kalimat tersebut di hati dan tidak pula ada dampak pada amal perbuatannya. Hal yang demikian ini adalah perbuatan orang yang dusta dan tidak jujur dalam istigfar dan tobatnya.

Para ulama telah menjelaskan hakikat istigfar dan tobat. Ar-Rhagib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Tobat secara syariat adalah meninggalkan maksiat karena jeleknya perbuatan tersebut, menyesal telah melakukannya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dan berupaya memperbaiki amalan yang ditinggalkan jika memungkinkan. Jika terkumpul empat hal ini, maka syarat tobatnya telah sempurna.“

An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Tobat wajib dilakukan untuk setiap dosa. Jika maksiat yang dilakukan adalah antara hamba dengan Allah dan tidak terkait dengan hak manusia yang lain, maka ada tiga syarat yang harus terpenuhi:

Pertama: Meninggalkan maksiat tersebut.
Kedua: Menyesal atas perbuatannya.
Ketiga: Bertekad kuat untuk tidak mengulanginya.

Jika tidak ada salah satu saja dari tiga syarat di atas, maka tobatnya tidak sah. Adapun jika maksiatnya berkaitan dengan hak orang lain, maka ada tambahan syarat keempat selain tiga syarat di atas. Yaitu, dia harus menunaikan hak saudaranya yang terzalimi tersebut. Jika berupa harta atau yang semisal, maka harus mengembalikannya. Jika  berupaya merendahkan orang lain, maka dengan menyebut kebaikannya dan meminta maaf kepadanya. Jika berupa perbuatan ghibah, maka harus meminta halal darinya.“

Sedangkan mengenai istigfar, Ar-Rhagib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Perbuatan istigfar dilakukan dengan perkataan dan perbuatan. Allah Ta’ala berfirman,

اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً

“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.“ (QS. Nuh: 10)

Lanjut baca: https://muslim.or.id/77867-istighfar-dan-taubat-kunci-pembuka-rezeki.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

MASIH ADA 369 PAKET DONASI UNTUK SANTRI WISMA MUSLIM DAN MUSLIMAH YPIA

1 Paket = Rp 50.000
Sisa 369 Paket

10 WISMA MUSLIM DAN MUSLIMAH DENGAN BIAYA PENDIDIKAN GRATIS

Paket-paket donasi dari kaum muslimin akan disalurkan untuk membiayai operasional dan pengembangan pendidikan para santri ikhwan dan akhwat di Wisma muslim YPIA


CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA

Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/


Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mas Rizki, begitulah aku menyapanya. Ramah, bersahaja, dan rendah hati adalah sifat yang melazimi beliau, setidaknya begitulah yang tergambar di benakku yang saat itu baru hijrah ke Jogja

Seorang mahasiswa jurusan matematika di UNY sekaligus ustadz pengajar Bahasa Arab di kampung hijrah.

Beliau sering aku lihat berkeliling membawa tumpukan kotak-kotak berisi aneka macam roti. Otak-otak itu rupanya adalah dagangan beliau yang dititipkan di beberapa tempat seperti di Wisma muslim dan muslimah

" Oh, jadi mas Rizki itu sudah menikah ya, Masya Allah "

Sosok seperti mas Rizki ini berada di level yang berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa Jogja pada umumnya yang masih berkupang di jelaga pergaulan bebas

Jika belum siap memperjuangkan cinta maka titipkan hatimu pada Dzat yang tidak akan pernah menghianati titipan

SELAMA MASA PENANTIAN ITU..

Jagalah dirimu, jangan sia-siakan waktumu dan raup ilmu sebanyak-banyaknya.

Di kampung hijrah inilah kamu bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Kamu bisa _ngekos_ di Wisma Muslim, belajar Islam secara intensif di YPIA academy atau ikut menjadi penggerak dakwah di kampus-kampus bersama teman-teman FKIM


ATAU KAMU MAU MEMBANTU YPIA MENGHIASI JOGJA DENGAN BENIH-BENIH KEBAIKAN?

Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Meninggalkan Shalat Bisa Keluar Dari Islam

Dengan begitu tingginya dan utamanya kedudukan shalat dalam Islam, meninggalkan ibadah ini pun berat konsekuensinya. Orang yang meninggalkan shalat karena berkeyakinan shalat 5 waktu itu tidak wajib, maka ia keluar dari Islam. Ini adalah ijma ulama tidak ada khilafiyah di antara mereka. Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan:

إذا ترَك الصلاةَ جاحدًا لوجوبها، أو جَحَدَ وجوبَها ولم يتركْ فِعلَها في الصورة، فهو كافرٌ مرتدٌّ بإجماعِ المسلمين

“Jika seseorang meninggalkan shalat karena mengingkari wajibnya shalat, atau ia mengingkari wajibnya shalat walaupun tidak meninggalkan shalat, maka ia kafir murtad dari agama Islam berdasarkan ijma ulama kaum Muslimin” (Al Majmu’, 3/14).

Sedangkan orang yang meninggalkan shalat bukan karena mengingkari wajibnya, namun karena malas dan meremehkan, statusnya diperselisihkan oleh ulama:

* Madzhab Hambali berpendapat kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Demikian juga salah satu pendapat dalam madzhab Syafi’i dan Maliki. Dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.
* Pendapat madzhab Syafi’i dan Maliki mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak kafir, namun mereka dihukum oleh ulil amri dengan hukuman mati.
* Pendapat madzhab Hanafi mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak kafir, namun mereka dipenjara sampai kembali shalat.

Pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah pendapat pertama, yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat itu kafir keluar dari Islam. Karena didukung oleh dalil-dalil yang kuat. Ini yang dikuatkan Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Shalih Al Fauzan, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, dan para ulama besar lainnya.

Dalil Al Qur’an
Allah Ta’ala berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Dan hendaknya mereka mendirikan shalat dan janganlah menjadi orang-orang yang Musyrik” (QS. Ar Rum: 31).

Allah menyebutkan dalam ayat ini, diantara tanda orang-orang yang menjadi musyrik adalah meninggalkan shalat. Allah Ta’ala juga berfirman:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. Maryam: 59).

Pada ayat-ayat selanjutnya Allah Ta’ala menyebutkan tentang keadaan kaum Mukmin beserta nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Lalu di ayat ini Allah menyebutkan kaum yang lain yang bukan kaum Mukminin. Dan salah satu ciri mereka adalah menyia-nyiakan shalat.

Dalil As Sunnah
Disebutkan juga dalam hadits dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

بَيْن الرَّجل وَبَيْن الشِّرْكِ وَالكُفر ترْكُ الصَّلاةِ

“Pembatas bagi antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat” (HR. Muslim no. 82).

Dari Abdullah bin Buraidah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّ العَهدَ الذي بيننا وبينهم الصَّلاةُ، فمَن تَرَكها فقدْ كَفَرَ

“Sesungguhnya perjanjian antara kita dan mereka (kaum musyrikin) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir” (HR. At Tirmidzi no. 2621, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, ia berkata:

أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا غزَا بِنا قومًا، لم يكُن يَغزو بنا حتى يُصبِحَ ويَنظُرَ، فإنْ سمِعَ أذانًا كفَّ عنهم، وإنْ لم يَسمعْ أذانًا أغارَ عليهم

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika beliau memimpin kami untuk memerangi suatu kaum, maka beliau tidak menyerang hingga waktu subuh. Beliau menunggu terlebih dahulu. Jika terdengar suara adzan, maka kami menahan diri (tidak menyerang). Namun jika tidak terdengar adzan maka baru kami serang” (HR. Bukhari no. 610, Muslim no. 1365).

Lanjut baca:
https://muslim.or.id/50990-status-orang-yang-meninggalkan-shalat-fardhu.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Terima kasih dok...

Berhari-hari jauh dari keluarga demi mendedikasikan dirinya sebagai tenaga medis garda terdepan di masa pandemi

Beliau adalah ustadz dr. Mohamad Saifudin Hakim, M.Sc, Ph.D. di tengah kesibukan beliau yang padat saat ini masih bisa berkontribusi dalam dakwah YPIA sebagai pimpinan redaksi muslim.or.id

Beliau pulalah satu diantara tim peneliti UGM yang punya kontribusi besar ketika wabah covid-19 membawa berbagai kekacauan di bidang kesehatan

Apa yang didedikasika ustadz Saifudin Hakim saat ini menjadi satu dari sekian banyak bukti bahwa santri Wisma muslim bukanlah santri biasa dan bukan mahasiswa biasa

Di Wisma muslim inilah benih-benih kebaikan dan potensi cendekiawan muda muslim disuburkan dengan iman

Karena setiap mahasiswa bisa lulus menjadi seorang profesional namun tidak setiap mahasiswa pisah lulus menjadi profesional yang punya dedikasi tinggi untuk dakwah Islam yang bersumber dari Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih

DONASI MULAI RP10.000

YPIA membutuhkan bantuan dari kaum muslimin sekalian untuk bersama-sama dalam membiayai operasional dan pengembangan dakwah di 10 Wisma muslim YPIA



Donasi bisa disalurkan melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Wajib Menutup Aurat Wanita

Allah Ta’ala berfirman:

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59).

Allah Ta’ala juga berfirman:

وَلاَ يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَايُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ

“Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An Nur: 31).

Ulama Hambali dan Syafi’i berpendapat dari ayat di atas bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh. Sedangkan ulama Maliki dan Hanafi berpendapat bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu‘anha, beliau berkata,

أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ

Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam pun berpaling darinya dan bersabda, “Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haidh (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini”, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya. (HR. Abu Daud 4140, dalam Al Irwa [6/203] Al Albani berkata: “hasan dengan keseluruhan jalannya”).

Sehingga dari sini kita ketahui bahwa:

* Kaki juga termasuk aurat

* Lengan juga termasuk aurat

* Leher juga termasuk aurat

* Rambut juga termasuk aurat

Maka tidak boleh ditampakkan.
Dan menampakkan aurat dengan sengaja termasuk tabarruj, sehingga ia merupakan dosa besar. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda kepada Umaimah bintu Ruqayyah radhiyallahu ‘anha:

أُبَايِعُكِ عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكِي بِاللَّهِ شَيْئًا، وَلَا تَسْرِقِي، وَلَا تَزْنِي، وَلَا تَقْتُلِي وَلَدَكِ، وَلَا تَأْتِي بِبُهْتَانٍ تَفْتَرِينَهُ بَيْنَ يَدَيْكِ وَرِجْلَيْكِ، وَلَا تَنُوحِي، وَلَا تَبَرَّجِي تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Aku membai’atmu untuk tidak berbuat syirik kepada Allah, tidak mencuri, tidak membunuh anakmu, tidak membuat fitnah (tuduhan palsu), tidak meratap, tidak ber-tabarruj seperti wanita Jahiliyah terdahulu” (HR. Ahmad 6850, dihasankan oleh Al Albani dalam Jilbab Mar’ah Muslimah hal. 121).

Syaikh Sa’id bin Ali al Qahthani mengatakan: “renungkanlah, dalam hadits ini tabarruj digandengkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dengan dosa-dosa yang besar” (Izh-harul Haq wa Shawab fii Hukmil Hijab, 1/315).

Allah Ta’ala juga berfirman:

وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ

“Dan jika mereka melakukan fahisyah (perbuatan nista), mereka mengatakan: kami mendapati dahulu kakek-moyang kami melakukannya, dan Allah pun memerintahkannya. Maka katakanlah: sesungguhnya Allah tidak pernah memerintahkan perbuatan nista” (QS. Al A’raf: 28).

Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan: “Allah Ta’ala menamai perbuatan membuka aurat sebagai fahisyah (perbuatan nista). [kemudian beliau menukil ayat di atas]. Ayat ini menceritakan tentang orang Jahiliyah dahulu thawaf dalam keadaan membuka aurat mereka dan mereka menganggap itu bagian dari agama” (Al Mulakhas Al Fiqhi, 1/108).

Selengkapnya: https://muslim.or.id/47057-adab-adab-berpakaian-bagi-muslim-dan-muslimah.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

LARANGAN BUNUH DIRI!

Seringkali kita melihat suatu fenomena ketika seseorang yang memiliki suatu masalah atau problematika kehidupan yang berat, menjadikan bunuh diri sebagai sebuah solusi. Dia mengira bahwa bunuh diri adalah solusi atas permasalahan yang dia hadapi. Padahal, bunuh diri termasuk salah satu dosa besar yang paling besar. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَن تَكُونَ تِجَارَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيماً وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَاناً وَظُلْماً فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَاراً وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيراً

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Mahapenyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An-Nisa: 29-30)

Larangan dari Allah Ta’ala “janganlah kamu membunuh dirimu” ditafsirkan oleh para ulama dengan dua penjelasan. Penjelasan pertama, seorang muslim dilarang membunuh dirinya sendiri (larangan bunuh diri). Penjelasan kedua, seorang muslim dilarang membunuh sesama muslim yang lain. Membunuh muslim yang lain termasuk dalam istilah “bunuh diri” karena pada asalnya, semua muslim adalah bersaudara dan bagaikan satu jasad. Jika seorang muslim membunuh muslim yang lain, hal itu mengakibatkan dirinya berhak untuk mendapatkan hukuman bunuh dari penguasa. Sehingga seorang muslim yang membunuh muslim yang lain, pada hakikatnya dia telah melakukan usaha untuk membunuh dirinya sendiri.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

”Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)

Dalam menjelaskan ayat ini, Syekh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa kata التَّهْلُكَةِ (kebinasaan) dapat ditafsikan dengan dua makna. Pertama, ”kebinasaan” tersebut dimaknai sebagai perbuatan-perbuatan maksiat. Kedua, ”kebinasaan” diartikan sebagai segala bentuk perbuatan yang dapat membinasakan diri sendiri dengan memberikan bahaya dan menyusahkan diri sendiri.

Bunuh diri merupakan perbuatan membunuh dan menghilangkan jiwa seorang manusia dengan cara yang tidak dibenarkan oleh syariat. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa seseorang tidak boleh membunuh dirinya sendiri. Karena pada hakikatnya, badan dan jiwanya itu bukan murni milik dirinya sendiri. Mengapa demikian? Karena manusia itu dimiliki oleh Allah Ta’ala dan manusia hanya mempunyai hak untuk menggunakan badan dan jasad yang telah dianugerahkan oleh Allah Ta’ala kepadanya. Manusia tidak boleh menggunakan dan mengeksploitasi jasadnya dengan seenaknya sendiri tanpa ada batasan. Termasuk di dalamnya adalah tidak boleh membunuh dirinya sendiri.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً

“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al-Furqan: 68)

SELENGKAPNYA:
https://muslim.or.id/80244-larangan-bunuh-diri.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

REPORTASE Dauroh Tauhid Intensif Ma'had Al Ilmi di Masjid Al-Hidayah Purwosari

PLAY VIDEO https://youtu.be/s35fukDe9pc

Reporter: Muhammad Muhyiddin

MASIH TERBUKA LEBAR KESEMPATAN MENJADI BAGIAN DARI PENGGERAK DAKWAH SUNNAH

Semakin berkembangnya program-program dakwah di YPIA tentu akan membutuhkan support yang lebih dari kaum muslimin sekalian

Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Minta Izin Ketika Bertamu dan Adabnya

Islam mengajarkan adab dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk adab dalam bertamu. Di antara adab dalam bertamu adalah meminta izin terlebih dahulu untuk bertemu dengan pemilik rumah.

Para ulama mengatakan, “Wajib hukumnya untuk meminta izin ketika masuk ke rumah orang lain.” Sebagaimana dalam firman Allah ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا على أهلها

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nur: 27)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini, “Ini adalah adab yang syar’i. Allah Ta’ala mengajarkan adab ini kepada orang-orang yang beriman. Yaitu minta izin sebelum masuk ke rumah orang lain. Allah Ta’ala memerintahkan orang-orang beriman agar tidak masuk ke rumah orang lain hingga mereka meminta izin terlebih dahulu. Yaitu, meminta izin sebelum masuk, kemudian setelah itu mengucapkan salam. Dan hendaknya meminta izin itu sebanyak tiga kali. Jika diizinkan untuk masuk, maka silakan masuk. Jika tidak diizinkan, maka hendaknya kembali pulang. Sebagaimana disebutkan di dalam hadis yang sahih, bahwa Abu Musa ketika meminta izin kepada Umar bin Khathab sebanyak tiga kali, Umar tidak mengizinkannya. Lalu Abu Musa pulang.” (Tafsir Al-Qur’anil Azhim, 10: 204)

Yang dimaksud oleh Ibnu Katsir adalah hadis berikut ini. Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الاستئذانُ ثَلاثٌ ، فإن أذنَ لَكَ وإلَّا فارجِعْ

“Meminta izin (untuk masuk rumah) itu tiga kali. Jika diizinkan, maka itu yang diinginkan. Jika tidak diizinkan, maka pulanglah.” (HR. Muslim no. 2153).

Lanjut baca: https://muslim.or.id/80065-minta-izin-ketika-bertamu-dan-adabnya.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bantu Tulis Testimoni Kamu Tentang YPIA

LINK https://maps.app.goo.gl/UFrf2twtd2J7HpzJ9

Klik link di atas kemudian pada halaman Google map geser ke bawah lalu klik tab "ulasan' kemudian berikan rating bintang dan tulis pesan yang akan ditulis


Apakah kamu pembaca muslim.or.id, muslimah.or.id, buletin at-tauhid?

Atau apakah kamu pendengar Radio Muslim Jogja?

Mungkin kamu juga pernah menjadi santri Ma'had Umar bin Khattab, Ma'had Al Ilmi, Kampus Tahfidz, Ma'had Yaa Abati

Jangan lupa juga jika kamu pernah menjadi santri di Wisma muslim atau Wisma muslimah

Kami mengajak siapapun kamu yang ingin mendukung program-program dakwah sunnah yang dijalankan YPIA untuk menuliskan testimoni, pesan, atau nasehat di link Google map YPIA

Kami ucapkan jazakumullah Khairan

YPIA.or.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hakikat Manhaj Salaf (Bagian 2)

Manhaj salaf adalah shirathal mustaqim
Allah mewajibkan kita dalam setiap salat kita untuk membaca surah Al-Fatihah yang di akhirnya terdapat ayat,

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.“ (QS. Al-Fatihah: 6-7)

Yang dimaksud shirathal mustaqim adalah jalan Allah. Maksudnya adalah kita memohon agar diberi petunjuk dan dibimbing serta ditetapkan di atas shirathal mustaqim. Makna ayat (صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ) yaitu mereka yang telah berjalan di atas jalan ini adalah orang-orang yang Allah beri nikmat kepada mereka, baik dari golongan para nabi, shiddiiqiin, syuhadaa, dan shaalihiin. Mereka adalah sebaik-baik teman yang telah menempuh jalan ini. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً

“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.“ (QS. An-Nisa’: 69)

Jangan merasa kesepian saat berada di jalan ini, karena sahabat dan teman kalian yang telah menempuh jalan ini adalah manusia-manusia terbaik.

Manhaj salaf menggabungkan ilmu dan amal
Dalam firman Allah (غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ), maksudnya bukanlah jalannya orang-orang yang Allah murkai, yaitu orang yang memiliki ilmu, namun tidak mau mengamalkannya seperti orang Yahudi dan yang semisalnya. Jika tidak diamalkan, ilmu akan menjadi hujah yang mencelakakan bagi pemiliknya di hari kiamat, sebagaimana sebuah ungkapan,

والعلم إن كان أقوالا بلا عمل فإن صاحبه بالجهل منغمِرُ

Ilmu jika hanya berupa ucapan tanpa amalan

Maka, pemiliknya akan tenggelam dalam kebodohan

Ilmu harus disertai dengan amal. Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Apa faedahnya jika pohon tidak berbuah? Oleh karena itu, Allah murka kepada mereka karena mereka memiliki ilmu, namun tidak mau mengamalkannya. Mereka berhak mendapatkan kemarahan, kemurkaaan, dan kebencian dari Allah.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/80014-hakikat-manhaj-salaf-bag-2.html

Ust. dr. Adika Mianoki

Читать полностью…

Muslim.or.id

Amalan-Amalan Ketika Terjadi Gempa

Ketika gempa bumi menyapa, bila tsunami menghampiri manusia, ketika para korban berjatuhan meninggal dunia, ketika bangunan hancur berkeping-keping menjadi tanah, ketika para wanita menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim tanpa orang tua … pada saat itu semua hendaknya kita semua lebih mendekatkan diri kepada Allah, mengingat akhirat, segera bertaubat, bersemangat ibadah, dan tidak tertipu dengan dunia yang fana.

Berikut ini beberapa amalan yang hendaknya dilakukan ketika gempa dan tsunami terjadi:

Taubat kepada Allah
Sesungguhnya peristiwa ini akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat hubungannya dengan Allah. Dia sadar bahwa musibah-musibah ini tidak lain dan tidak bukan adalah akibat dosa-dosa anak manusia berupa kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan.

Tidaklah terjadi suatu malapetaka melainkan karena dosa, dan malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah kecuali dengan taubat.

Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah”.

Banyak berdzikir, do’a, dan istighfar kepada Allah
Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu karena dzikir dapat mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Allah:

فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾ لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤٤﴾

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS. ash-Shoffat [37]: 143–144).

Renungkanlah juga bersama saya firman Allah:

وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿٣٣﴾

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. al-Anfal [8]: 33).

Ayat mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari adzab.

Pertama, adanya Nabi Muhammad di tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara.
Kedua, istighfar dan meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi telah meninggal dunia.

Membantu para korban bencana
Saudaraku, bila kita sekarang dalam kenikmatan dan kesenangan, kita bisa makan, minum, dan memiliki rumah, maka ingatlah saudara-saudaramu yang terkena bencana. Saat ini mereka sedang kesusahan dan kesulitan. Maka ulurkanlah tanganmu untuk membantu mereka semampu mungkin.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat” (HR. Muslim no. 2699).

Terlebih lagi orang kaya, pengusaha, pemerintah, dan bangsawan, hendaknya mereka mengeluarkan hartanya untuk membantu para korban.

Dahulu, tatkala terjadi gempa pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau menulis surat kepada para gubernurnya untuk bersedekah dan memerintah rakyat untuk bersedekah.

Dan hendaknya para relawan saling membantu dan saling melengkapi antar sesama sehingga terwujudlah apa yang menjadi tujuan mereka, jangan sampai ada terjadi pertengkaran atau perasaan bahwa dia adalah orang yang paling pantas dibanding lainnya.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/29075-amalan-amalan-ketika-terjadi-gempa.html

Ust. Abu Ubaidah As Sidawi

Читать полностью…

Muslim.or.id

Gempa Bumi Bukan Sekedar Fenomena Alam

Memang benar, gempa bumi terjadi karena fenomena alam semisal pergerakan lempeng bumi dan lain-lain, akan tetapi bagi orang yang beriman, gempa bukan hanya sekedar bencana alam, akan tetapi juga tanda peringatan dari Allah agar manusia kembali kepada agamanya dan menjauhi maksiat. Allah yang menjadikan pergerakan lempeng bumi dan terjadilah gempa atas izin Allah.

Allah mengirim gempa dan bencana alam sebagai peringatan kepada manusia.

Allah berfirman,

ﻭَﻣَﺎ ﻧُﺮْﺳِﻞُ ﺑِﺎﻟْﺂﻳَﺎﺕِ ﺇِﻟَّﺎ ﺗَﺨْﻮِﻳﻔًﺎ

“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.” (QS:Al-Isra’: 59).

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di menjelaskan bahwa agar dengan sebab ini manusia sadar dan jera dari bermaksiat terus-menerus, beliau berkata

المقصود منها التخويف والترهيب ليرتدعوا عن ما هم عليه

“Maksud ayat ini adalah memberikan rasa takut agar manusia jera (efek jera dan berhenti) melakukan maksiat saat itu” (Tafsir As-Sa’di).

Ibnul Qayyim juga menjelaskan bahwa gempa bumi ini terjadi agar manusia meninggalkan kemaksiatan dan kembali kepada Allah, beliau berkata,

ﺃﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﺣﻴﺎﻥ ﺑﺎﻟﺘﻨﻔﺲ ﻓﺘﺤﺪﺙ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺰﻻﺯﻝ ﺍﻟﻌﻈﺎﻡ ﻓﻴﺤﺪﺙ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻟﻌﺒﺎﺩﻩ ﺍﻟﺨﻮﻑ ﻭﺍﻟﺨﺸﻴﺔ ﻭﺍﻹﻧﺎﺑﺔ ﻭﺍﻹﻗﻼﻉ ﻋﻦ ﻣﻌﺎﺻﻴﻪ ﻭﺍﻟﺘﻀﺮﻉ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺍﻟﻨﺪﻡ

“Allah –Subhanah- terkadang mengizinkan bumi untuk bernafas maka terjadilah gempa bumi yang dasyat, sehingga hamba-hamba Allah ketakutan dan mau kembali kepada-Nya, meninggalkan kemaksiatan dan merendahkan diri kepada Allah dan menyesal” (Miftah Daris Sa’adah 1/221).

Musibah karena akibat perbuatan kita sendiri

Perlu diketahui bahwa segala musibah dan kesusahan dunia adalah disebabkan dosa kita dan akibat perbuatan manusia sendiri.

Allah Ta’ala berfirman,

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Ar-Rum: 41).

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Asy Syura: 30).

Lanjut baca: https://muslim.or.id/36092-gempa-bumi-bukan-sekedar-fenomena-alam.html

Ust. dr. Raehanul Bahraen

Читать полностью…

Muslim.or.id

Pemahaman Sahabat Nabi, Sumber Kebenaran

Jika kita telah memahami betapa mulia kedudukan para sahabat Nabi, dan kita juga tentu paham bahwa tidak mungkin ada orang yang lebih memahami perkataan dan perilaku Nabi selain para sahabat Nabi, maka tentu pemahaman yang paling benar terhadap agama Islam ada para mereka. Karena merekalah yang mendakwahkan Islam serta menyampaikan sabda-sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam hingga akhirnya sampai kepada kita, walhamdulillah. Merekalah ‘penghubung’ antara umat Islam dengan Nabinya.

Oleh karena ini sungguh aneh jika seseorang berkeyakinan atau beramal ibadah yang sama sekali tidak diyakini dan tidak diamalkan oleh para sahabat, lalu dari mana ia mendapatkan keyakinan itu? Apakah Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepadanya? Padahal turunnya wahyu sudah terhenti dan tidak ada lagi Nabi sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.

Dari sini kita perlu menyadari bahwa mengambil metode beragama Islam yang selain metode beragama para sahabat, akan menjerumuskan kita kepada jalan yang menyimpang dan semakin jauh dari ridha Allah Ta’ala. Sedangkan jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh oleh para sahabat Nabi. Setiap hari kita membaca ayat:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

“Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah: 6-7)

Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Yang dimaksud dengan ‘orang-orang yang telah Engkau beri nikmat‘ adalah yang disebutkan dalam surat An Nisa, ketika Allah berfirman:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”[8]

Seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’ut tabi’in, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, menafsirkan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya[9].

Oleh karena itulah, seorang sahabat Nabi, Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:

من كانَ منكم مُتأسياً فليتأسَّ بأصحابِ رسول ِاللهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ, فإنهم كانوا أبرَّ هذهِ الأمةِ قلوباً، وأعمقـُها عِلماً، وأقلـُّهَا تكلـُّفَا، وأقومُها هَديَا، وأحسنـُها حالاً، اختارَهُمُ اللهُ لِصُحبةِ نبيِّهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ وإقامَةِ دينِهِ، فاعرفوا لهم فضلـَهُم، واتـَّبـِعُوهم في آثارِهِم، فإنهم كانوا على الهُدى المُستقيم

“Siapa saja yang mencari teladan, teladanilah para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Karena merekalah orang yang paling baik hatinya diantara umat ini, paling mendalam ilmu agamanya, umat yang paling sedikit dalam berlebihan-lebihan, paling lurus bimbingannya, paling baik keadaannya. Allah telah memilih mereka untuk mendampingi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jalan mereka. Karena mereka semua berada pada shiratal mustaqim (jalan yang lurus)”[10]

Lanjut baca: https://muslim.or.id/4680-meneladani-sahabat-nabi-jalan-kebenaran.html

====

MARI DUKUNG YPIA MENGHADIRKAN KAJIAN-KAJIAN SUNNAH DI YOGYAKARTA

Salurkan donasi anda melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

UPDATE DONASI UNTUK WEBSITE DAKWAH SUNNAH

Periode November 2022

Terkumpul 82 paket
Tersisa 258 paket

1 paket Rp 50.000

BANTU OPERASIONAL MUSLIM.OR.ID DAN MUSLIMAH.OR.ID

Dengan jutaan kunjungan setiap bulannya, kedua website dakwah sunnah ini menjadi salah satu aset penting bagi kaum muslimin di Indonesia

Kami mengajak anda untuk ikut serta dalam menggerakkan dakwah Islam yang bersumber dari Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih melalui media online yang sudah lebih dari 17 tahun berkontribusi bagi kaum muslimin

CARA MENYALURKAN DONASI

Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/



Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Meraih Keutamaan Saf Pertama

Saudaraku, apakah yang menyebabkanmu lalai dari mendapatkan saf pertama dalam salat berjemaah?

Kita mungkin sudah mendengar banyak hal terkait dengan keutamaan salat berjemaah. Kita pun insya Allah terus berupaya untuk melaksanakan salat wajib kita secara berjemaah di masjid dengan semampu kita. Akan tetapi, apakah kita pernah mendengar betapa keutamaan saf pertama itu sangatlah besar?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَوْ يعْلمُ النَّاسُ مَا في النِّداءِ والصَّفِّ الأَولِ. ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يسْتَهِموا علَيهِ لاسْتهموا علَيْهِ، ولوْ يعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِير لاسْتبَقوا إَليْهِ، ولَوْ يعْلَمُون مَا فِي العَتَمَةِ والصُّبْحِ لأتوهمُا ولَوْ حبوًا متفقٌ عليه

“Jikalau manusia mengetahui apa yang ada di dalam azan dan saf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan hal itu kecuali dengan berundi atasnya, maka niscaya mereka akan berundi. Jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid, maka niscaya mereka akan berlomba-lomba kepadanya. Jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam salat Isya dan salat Subuh, maka niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dalam keadaan merangkak.”

Syekh Abdurrahman bin Fahd Al-Wad’an Ad-Dusiriy menjelaskan 3 (tiga) faedah utama dari hadis ini, antara lain:

Pertama: Saf pertama adalah yang paling afdal
Dianjurkan bagi seorang muslim untuk berupaya agar senantiasa mendapatkan saf pertama di setiap salat berjemaah. Dan tidak dianjurkan bagi orang yang datang di awal waktu ke masjid, namun dengan sengaja terlambat untuk mengejar saf pertama kecuali dengan uzur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

تقدموا فأتموا بي، وليأتم بكم من بعدكم، ولا يزال قومٌ يتأخرون حتى يؤخرهم الله

“Kalian majulah, dan berimamlah denganku, dan hendaklah orang sesudah kalian berimam kepada kalian. Jika suatu kaum membiasakan diri melambat-lambatkan salatnya, maka Allah juga melambatkan (dalam memasukkannya ke surga, atau melambatkan diri untuk mengentaskannya dari neraka).” (HR. Muslim) [2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

من جاء أول الناس وصف في غير الأول، فقد خالف الشريعة

“Barangsiapa yang lebih dahulu datang dari orang lain (dalam rangka salat berjemaah di masjid -pen.) kemudian berdiri bukan di saf pertama, maka ia telah menyelisihi syariat.” [3]

Orang yang meninggalkan saf pertama telah mengharamkan dirinya dari kebaikan yang melimpah.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/80226-meraih-keutamaan-shaf-pertama.html

Ust. Fauzan Hidayat

===

Bantu program Wisma Muslim YPIA, pencetak kader-kader da'i sunnah dari mahasiswa:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/

Читать полностью…

Muslim.or.id

UPDATE PAKET DUKUNGAN UNTUK SANTRI RUMAH TAHFIDZ ASHABUL KAHFI SELAMA 24 JAM X 30 HARI

1 Paket = Rp 50.000
Sisa 191 Paket

1 PAKET DAN SETUMPUK HARAPAN


Masjid dipowinatan Yogyakarta kelak akan menjadi saksi bahwa di bawah atapnya ada setumpuk harapan dari para perantau muda penghafal Quran

Bukan sebuah gedung besar, megah, dengan berupa-rupa fasilitas pendidikan, namun hanya sebuah rumah yang tak ubahnya kos-kosan biasa di Jogja

Rumah ini spesial, karena di sinilah bijih-bijih harapan itu ditempa menjadi bilah bilah cendekiawan penghafal Quran yang terdidik di atas jalan para salafus shalih

MARI MENJADI SALAH SATU DARI PENDUKUNG PROGRAM INI

Berapapun paket dukungan yang anda berikan 100% akan digunakan untuk operasional dan pengembangan rumah tahfidz Ashabul Kahfi. Semoga Allah Ta'ala melimpahi kita dengan keberkahan DALAM HIDUP INI

CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA

Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA https://ypia.or.id/campaign/dukungan-untuk-para-penghafal-quran/



Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Cerita Kru Radio Dakwah Setelah Menikah - Mas Angki

PLAY VIDEO https://youtu.be/qIJGwX17xVU

Tempo lalu kita sudah menyimak cerita perjuangan mas Abdullah yang menyusuri seluk beluk kota Jogja dengan sepeda kayuh pinjaman untuk meliput kajian-kajian sunnah

Kali ini kita akan mengenal lebih dekat kru Radio Muslim bersama mas Anggi

MULAI RP10.000 BISA BANTU OPERASIONAL RADIO MUSLIM JOGJA

Donasi bisa disalurkan melalui website https://ypia.or.id/campaign/bantu-radio-muslim-jogja/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tundukan Akalmu Pada Tuntunan Rasulullah

Mungkin seringkali sebagian dari kita menghadapi situasi “tidak tahu” apa maslahat dari sebuah tuntunan agama, atau bahkan yang kita tahu adalah kerugian besar bagi manusia bila tuntunan itu diterapkan.Jika hal ini menimpa Anda dan tuntunan itu benar-benar ada dasar dan dalilnya, maka katakanlah pada diri Anda: “Pasti ada kebaikan di dalamnya yang akalku belum dapat memahaminya”. Yakinkan diri Anda, bahwa: “dibalik kerugian yang tampak, pasti ada maslahat yg jauh lebih besar darinya”.

Kita bisa mencontohkan hal ini dalam syariat “taat dan tunduk pada pemerintah yang sah”. Mungkin banyak dari masyarakat sekarang ini, yang tidak sabar dengan kekurangan yang ada pada pemerintah saat ini, dan akhirnya mereka memandang baik “demonstrasi” untuk memperbaiki keadaan. Memang terlihat sangat logis, dan mungkin banyak dari kita tidak bisa menjawab mengapa cara “demo” dilarang oleh Islam?!

Tapi yang jelas, Nabi –shallallahu’alaihi wasallam– telah bersabda: “Akan ada setelahku para PEMIMPIN yg tidak menjalankan petunjukku, dan tidak menerapkan sunnahku, dan akan ada ditengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah HATI SETAN di dalam jasad manusia!

Hudzaifah bertanya: “Apa yang aku lakukan bila aku menemui hal itu?”.
Maka beliau menjawab: “Tetaplah mendengar dan menaati pemimpinmu, walaupun punggungmu dipukul dan uangmu dirampas, tetaplah untuk mendengar dan menaatinya“. (HR. Muslim, no: 1847).

Camkanlah perkataan beliau “Walaupun punggungmu dipukul dan uangmu dirampas, tetaplah untuk mendengar dan menaatinya“.

Mungkin akal sebagian dari kita tidak bisa melihat maslahat dari perintah ini, tapi jika Anda mengaku sebagai mukmin, yakni orang yg beriman bahwa beliau adalah utusan Allah, maka harusnya Anda menerima pesan beliau ini APA ADANYA. Bahwa pesan ini PASTI benarnya dan lebih besar maslahatnya.

Karena Allah adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dan Dia tidak mungkin menyariatkan sesuatu yang mendatangkan kerugian lebih besar daripada maslahatnya! Begitu pula Nabi –shallallahu’alaihi wasallam– adalah rosul yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, khususnya bagi kaum muslimin, Beliau tidak mungkin ingin membinasakan umatnya!

Yakinlah, bahwa di balik pesan ini pasti ada maslahat yang sangat besar, dan kebaikan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Lakukanlah perbaikan yang sesuai dengan Islam, diantaranya: dengan mendoakan kebaikan untuk pemimpin kita, menasehati dan memberi masukan kepada mereka dengan cara yang bermartabat dan tidak merendahkan. Kemudian bersabarlah menjalani keadaan yang ada, hingga Allah mengubah keadaan ini.

Ingatlah Firman Allah ta’ala (yg artinya): “Itulah masa-masa (kejayaan dan kehancuran) yg Kami timpakan secara bergilir kepada manusia (agar mereka mendapat pelajaran)“. (QS. Alu Imran: 140).

Ingat pula perkataan Hasan bin Sholeh –rahimahullah-: “Sungguh bisa saja setan membukakan 99 pintu kebaikan untuk seorang hamba, dengannya dia menginginkan satu pintu keburukan untuknya” (Talbis Iblis, Ibnul Jauzi, hal: 37).

Selengkapnya: https://muslim.or.id/25168-tundukan-akalmu-pada-tuntunan-rasulullah.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Cerita Saya saat Menemani Panitia Daurah Tauhid

PLAY VIDEO https://youtu.be/O-MVvdbgKrw

Allah tidak akan menyia-nyiakan satu peluh yang menetes di jalan dakwah ini

Mari bantu teman-teman penggerak kebaikan di YPIA dengan ikut menopang kebutuhan operasional dan pengembangan dakwah di masyarakat

DONASI MULAI RP 10.000

Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

ANGKA KERAMAT?

Segala sesuatu terjadi di alam semesta karena kehendak Allah ‘Azza Wajalla. Tidak ada satu pun yang dapat memberikan manfaat atau menimbulkan bahaya, kecuali karena Allah Ta’ala telah menghendakinya terjadi. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ

“Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah.” (QS. Al-Baqarah: 102)

Ketika menjelaskan ayat di atas,

فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ

“Maka, Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah.”

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu mengatakan,

وفي هذه الآية وما أشبهها أن الأسباب مهما بلغت في قوة التأثير، فإنها تابعة للقضاء والقدر ليست مستقلة في التأثير

“Di dalam ayat ini atau yang semisal dengannya menjelaskan bahwa sebab-sebab yang Allah tetapkan seberapa pun berpengaruh akan tetap mengikuti ketetapan Allah ‘Azza Wajalla dan tidak berdiri sendiri. ” (Tafsir As-Sa’di, hal. 61)

Allah ‘Azza Wajalla menciptakan beberapa jenis sebab,

Pertama, sebab kauniy, seperti makan sebagai sebab memperoleh rasa kenyang dan penghalau lapar, minum sebagai pelepas dahaga, dan lain-lain.

Kedua, sebab syar’iy, seperti maksiat menjadi sebab seorang celaka, ketaatan merupakan sebab seseorang mendapatkan kebaikan, dan lain-lain.

Menjadikan angka sebagai patokan keberhasilan dan kesialan
Ketika seseorang menisbatkan sesuatu kepada hal yang dinilainya sebagai sebab, padahal tidak memiliki keterkaitan sebab-akibat, maka boleh jadi ia terjatuh ke dalam kesalahan. Seperti terlarangnya thiyarah dalam Islam, yaitu ketika seseorang mengaitkan sesuatu yang tidak berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan.

Termasuk ketika seseorang mengaitkan kesialan dengan sebagian angka. Dan sungguh disayangkan, inilah yang banyak kita saksikan di beberapa tempat. Lift yang meniadakan tombol 4, angka 13 yang dianggap lambang kesialan, dan yang semisal dengannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

لا عَدْوَى وَلا طِيَرَةَ وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ قَالُوا وَمَا الْفَأْلُ قَالَ كَلِمَةٌ طَيِّبَةٌ

“Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya, tidak ada thiyarah. Dan yang membuatku kagum adalah al fa’lu.” (Rasulullah ditanya), apa itu al fa’lu? (Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab), yaitu kalimat-kalimat yang baik.” (HR. Bukhari no. 5776 dan Muslim no. 2224)

Dalam sabda yang lain, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menuturkan,

الطِيَرة شرك

“Thiyarah termasuk di antara kesyirikan.” (HR. Ahmad no. 4194, Abu Dawud no. 3910, At Tirmidzi no. 1614, dan Ibnu Majah no. 3538)

Keyakinan dengan angka-angka semisal ini tidak akan berakibat baik bagi pelakunya. Bahkan Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu menyebutkan dampak buruknya,

Lanjut baca: https://muslim.or.id/80267-angka-keramat.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ada Yang Miskin Ada Yang Kaya, Apa Hikmahnya?

Banyak sesungguhnya hikmah dari fenomena adanya si miskin dan si kaya, namun berikut ini sebagiannya saja dari hikmah-hikmah tersebut.

1. Agar makhluk mengetahui Kemahaesaan Allah dalam pengaturan mereka (mentauhidkan Allah dalam Rububiyyah-Nya)
Dengan adanya orang yang miskin dan yang kaya, maka seorang hamba terdorong menyakini dengan keyakinan kuat, bahwa hanya Allah lah Sang Pemilik alam semesta ini dan Dia lah satu-satunya Dzat Yang Maha Esa dalam mematikan, mengidupkan, menakdirkan, mengatur alam semesta ini, dan dalam seluruh makna-makna Rububiyyah-Nya.

Rabbul ‘Alamin ‘Azza wa Jalla berfirman,

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (Al-Faatihah).

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan firman Allah di atas,

فدل قوله { رَبِّ الْعَالَمِينَ } على انفراده بالخلق والتدبير, والنعم, وكمال غناه, وتمام فقر العالمين إليه, بكل وجه واعتبار.

“Maka firman Allah {رَبِّ الْعَالَمِينَ} menunjukkan kepada Keesaan-Nya dalam penciptaan, pengaturan, nikmat, kesempurnaan kekayaan-Nya. Dan menunjukkan kepada kesempurnaan butuhnya seluruh makhluk (alam semesta) kepada-Nya, dari segala sisi dan sudut pandang” (Tafsir As-Sa’di,hal. 27).

Disebabkan Allahlah satu-satunya Sang Pemilik alam semesta ini, maka Allahlah yang mengatur semuanya dan semuanya dibawah kehendak-Nya. Apa saja yang dikehendaki oleh-Nya pasti terlaksana dan pasti kehendak-Nya itu baik dan sempurna.

Rabbul ‘Alamin ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Dan kalian tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam” (At-Takwiir: 29).

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan firman Allah di atas,

أي: فمشيئته نافذة، لا يمكن أن تعارض أو تمانع

“Maksudnya kehendak-Nya pastilah terlaksana, tidak mungkin dilawan atau dihalangi” (Tafsir As-Sa’di,hal.1079).

Lanjut baca:
https://muslim.or.id/25005-ada-yang-miskin-dan-ada-yang-kaya-apa-hikmahnya.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

BAHAYA PERSAKSIAN PALSU

Allah Ta’ala berfirman,

ذَلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ عِندَ رَبِّهِ وَأُحِلَّتْ لَكُمُ الْأَنْعَامُ إِلَّا مَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ

”Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya. Maka, jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.” (QS. Al-Hajj: 30)

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menggandengkan perintah untuk menjauhi syirik dengan perintah menjauhi persaksian palsu (dusta). Hal ini menunjukkan besarnya dosa dan keharaman perkataan dan persaksian dusta (persaksian palsu).

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَاماً

”Dan orang-orang yang tidak menghadiri majelis dusta, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan: 72)

Ayat ini menjadi dalil tentang haramnya orang yang menghadiri suatu majelis pertemuan yang berisi kedustaan dan kepalsuan. Jika menghadiri majelis yang berisi kedustaan saja dilarang, terlebih lagi (lebih ditekankan lagi haramnya) menjadi orang yang ikut-ikutan berkata dusta pada majelis atau pertemuan tersebut.

Adz-Dzahabi rahimahullah berkata bahwa saksi palsu menggabungkan beberapa dosa besar.

Pertama, seorang saksi palsu sama saja dengan berbuat kedustaan. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِن يَكُ كَاذِباً فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ وَإِن يَكُ صَادِقاً يُصِبْكُم بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

”Dan jika ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu. Dan jika ia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS. Al-Mukmin: 28)

Kedua, seorang saksi palsu berarti menzalimi orang lain dengan persaksiannya tersebut. Sehingga dengan persaksian palsunya tersebut, dia bisa mengambil harta, kehormatan, atau nyawa orang yang dizalimi.

Ketiga, seorang saksi palsu menzalimi orang yang dia untungkan dengan persaksiannya yang dusta. Seorang saksi palsu telah memberikan harta yang haram kepada orang yang diuntungkan karena persaksian palsunya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ إِلَيَّ وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَلْحَنُ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ بِحَقِّ أَخِيهِ شَيْئًا بِقَوْلِهِ فَإِنَّمَا أَقْطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنْ النَّارِ فَلَا يَأْخُذْهَا

“Sungguh kalian seringkali mengadukan sengketa kepadaku, barangkali ada di antara kalian ada yang lebih pandai bersilat lidah daripada yang lain. Maka, barangsiapa yang kuputuskan menang dengan mencederai hak saudaranya berdasarkan kepandaian argumentasinya, berarti telah kuambil sundutan api neraka baginya, maka janganlah dia mengambilnya.” (HR. Bukhari no. 2680 dan Muslim no. 1713)

Selengkapnya: https://muslim.or.id/80193-bahaya-persaksian-palsu.html

Ust. Muhammad Saifudin Hakim

=====

Dukung operasional muslim.or.id melalui link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam

Semoga menjadi pahala jariyah ...

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mari berjuang bersama ratusan kru penggerak dakwah di YPIA

KEBUTUHAN DONASI 125 JT/BULAN

Dibutuhkan untuk:
- Honor 24 orang karyawan profesional, freelance 20 orang, dan volunteer 62 orang
- Operasional kantor yayasan
- program sosial kemasyarakatan dan program insidental lainnya.

Saat ini sektor dakwah YPIA tidak hanya mencakup daerah lokal Yogyakarta saja, namun juga sudah merambah ke berbagai daerah

YPIA menggabungkan dakwah secara konvensional dan dakwah melalui media online, mulai dari pondok pesantren mahasiswa sampai ke ranah media

Semua program tersebut bisa dipantau melalui website ypia.or.id

MASIH TERBUKA LEBAR KESEMPATAN MENJADI BAGIAN DARI PENGGERAK DAKWAH SUNNAH

Semakin berkembangnya program-program dakwah di YPIA tentu akan membutuhkan support yang lebih dari kaum muslimin sekalian

Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Perbedaan Cara Duduk dan Sujud bagi Wanita

Para pembaca rahimakumullah, perlu diketahui bahwa pada asalnya, tata cara salat laki-laki dan wanita itu sama. Namun, ada perbedaan pada beberapa bagian saja. Salah satunya pada tata cara duduk dan sujud.

Ketika sujud, kita dianjurkan untuk melebarkan anggota-anggota badan. Sebagaimana dalam hadis dari Abdullah bin Buhainah radhiyallahu ’anhu, ia berkata,

أن النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا صلَّى فرَّج بين يديهِ، حتى يبدوَ بياضُ إبْطَيه

“Ketika Nabi shallallahu ’alaihi wasallam salat, beliau melebarkan kedua tangannya hingga terlihat putihnya ketiak beliau.” (HR. Bukhari no. 390 dan Muslim no. 495)

Demikian pula dalam dalam hadis dari Al-Barra bin Azib radhiyallahu ’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

إذا سجَدْتَ فضَعْ كفَّيْكَ وارفَعْ مِرْفَقَيْكَ

“Jika engkau sujud, maka letakkan kedua tanganmu di lantai dan angkat sikumu.” (HR. Muslim no. 494)

Namun, anjuran ini khusus bagi laki-laki!

Adapun bagi wanita, dianjurkan untuk tidak melebarkan tangan dan dianjurkan merapatkan tangannya ke badan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat dari para sahabat Nabi berikut ini,

عن ابن عباس أنه سئل عن صلاة المرأة فقال: تجتمع وتحتفز

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau ditanya tentang salatnya wanita. Beliau lalu menjawab, ‘Hendaknya mereka merapatkan dan mendekatkan anggota-anggota badannya.'” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 2/124/2791, sanadnya hasan).

Lanjut baca: https://muslim.or.id/80062-perbedaan-cara-duduk-dan-sujud-bagi-wanita.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

VLOG REVIEW PARKIRAN SAAT KAJIAN MA'HAD AL ILMI DI MASJID AL-HIDAYAH

PLAY VIDEO https://youtu.be/pz9IgQzSTuY

Vlog by: Muhammad Muhyiddin

Jangan sepelekan pengaturan parkir dalam kajian di masjid-masjid
Di dalam vlog ini kita akan melihat bagaimana tim panitia mengatur parkir saat daurah tauhid di masjid al-hidayah Purwosari Yogyakarta

YUK IKUT HADIRKAN KAJIAN-KAJIAN SUNNAH DI YOGYAKARTA

YPIA mengajak teman-teman untuk ikut serta dalam menghadirkan kajian-kajian sunnah di Yogyakarta dengan membantu operasional dan pengembangan program-program dakwah yang digaungkan oleh para penggerak dakwah di YPIA

DONASI MULAI RP 10.000

Salurkan donasi anda melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…
Подписаться на канал