muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

Siapa Bilang Demonstrasi Itu Solusi?

Imam Ibnul Qoyyim berkata dalam Madarijus Salikin: “Apabila seorang merasa kesulitan tentang hukum suatu masalah, apakah mubah ataukah haram, maka hendaklah dia melihat kepada mafsadat (kerusakan) dan hasil yang ditimbulkan olehnya.

Apabila ternyata sesuatu tersebut mengandung kerusakan yang lebih besar, maka sangatlah mustahil bila syari’at Islam memerintahkan atau memperbolehkannya, bahkan keharamannya merupakan sesuatu yang pasti.

Lebih-lebih apabila hal tersebut menjurus kepada kemurkaan Allah dan Rasul-Nya baik dari jarak dekat maupun dari jarak jauh, seorang yang cerdik tidak akan ragu akan keharamannya”.

Dengan bercermin kepada kaidah yang berharga ini marilah kita bersama-sama melihat hukum demonstrasi secara adil. Apakah yang kita dapati bersama? Kita akan mendapati dampak negatif dan kerusakan-kerusakan akibat demonstrasi, di antaranya: hilangnya keamanan negara, hilangnya wibawa pemimpin, kerusakan bangunan dan jalan, penjarahan, kemacetan lalu lintas, keluarnya kaum wanita di jalan-jalan, aksi mogok makan yang sangat mengkhawatirkan, bahkan tak jarang nyawa manusia melayang. Bukankah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لزوال الدنيا وما فيها أهون عند الله من قتل المسلم بغير حق

“Hancurnya dunia dan isinya lebih ringan di sisi Allah daripada hilangnya nyawa seorang muslim tanpa alasan yg benar“.

Kemudian, tanyakan pada dirimu, bukankah demonstrasi sudah seringkali digelar? Lantas apa hasilnya? Pikirkanlah!!

Ya Allah, jagalah negeri kami dari kerusakan.



Penulis: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi

Sumber: http://muslim.or.id/23977-siapa-bilang-demonstrasi-itu-solusi.html

Join juga @muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Antara Surga, Neraka dan kematian.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Rp 15.000,00 @pustakamuslimjogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

DUA JENIS AURAT

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:

"Aurat itu ada dua: aurat hissiyah (denotatif), aurat ma'nawiyah (konotatif).

Aurat hissiyah adalah anggota tubuh yang tidak boleh terlihat seperti qubul dan dubur dan semisalnya sebagaimana yang telah diketahui dalam ilmu fikih.
Aurat ma'nawiy adalah aib, akhlak yang buruk dan amalan yang buruk".
(Syarah Riyadush Shalihin).

___

Dari channel Fawaid Al Utsaimin

Читать полностью…

Muslim.or.id

Siapakah Yang Dimaksud Ulil Amri?

Pertanyaan:

Ustadz tolong jelaskan siapa itu ulil amri, dan apakah syarat disebut ulil amri harus dengan pengangkatan secara syari’iy serta bagaimana jika ia berhukum kepada hukum selain islam, apakah masih disebut ulil amri ?

Ustadz Badrusalam Lc. hafizhahullah menjawab:

Syaikh Shalih Al Fauzan ditanya: “Apakah prinsip ini, khusus untuk untuk penguasa yang berhukum dengan syariat Allah sebagaimana negeri kita yang diberkahi ini, ataukah umum untuk pemerintah kaum muslimin bahkan yang tidak berhukum dengan syariat Allah dan menggantinya dengan qawanin wadh’iyyah (hukum buatan manusia)?”

Beliau menjawab: “Allah ‘Azza Wajalla berfirman: مكنم رملأا يلوأو “Dan ulil amri di antara kalian” [QS An Nisa 59]. Maksudnya, dari kaum muslimin. Maka jika dia penguasa itu muslim, tidak kafir kepada Allah dan juga tidak melakukan salah satu dari pembatal-pembatal keislaman, maka dia adalah ulil amri yang wajib ditaati (Sumber: http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13289).

Di sini beliau menjelaskan bahwa ulil amri itu setiap penguasa muslim secara mutlak baik diangkatnya secara syari’iy atau pun tidak sesuai syari’at.

Adapun pendapat yang mengatakan bahwa ulil amri itu hanya bila diangkat bila sesuai syariat saja adalah pendapat yang tidak memiliki pendahulu bahkan ia adalah pendapat yang diada adakan.

Justru para ulama bersepakat bahwa orang yang menjadi pemimpin karena menang dalam revolusi maka ia wajib ditaati. Al Hafidz ibnu Hajar rahimahullah berkata:

وقد أجمع الفقهاء على وجوب طاعة السلطان المتغلب والجهاد معه وأن طاعته خير من الخروج عليه لما في ذلك من حقن الدماء وتسكين الدهماء

“Para fuqoha telah berijma’ akan wajibnya menaati penguasa yang menang (dengan senjata) dan berjihad bersamanya. Dan bahwa menaatinya lebih baik dari memberontak kepadanya. Karena yang demikian itu lebih mencegah terkucurnya darah dan menenangkan kekacauan” (Fathul Baari 13/7).

Padahal memberontak itu tidak sesuai syariat, namun ketika ia menjadi penguasa dengan cara seperti itu, tetap ditaati dan dianggap sebagai ulil amri.

Ini menunjukkan bahwa walaupun tata caranya tidak sesuai syariat, maka tetap ditaati sebagai ulil amri. Ini juga ditunjukkan oleh hadits:

أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة وإن تأمر عليكم عبد حبشي

“Aku wasiatkan kalian agar bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun ia seorang hamba sahaya habasyah” (HR At Tirmidzi)

Dalam pemilihan pemimpin secara syariat, hamba sahaya tak mungkin menjadi pemimpin karena semua ulama menyatakan bahwa syarat pemimpin adalah merdeka dan bukan hamba sahaya. Bila ia menjadi pemimpin pasti dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat. Namun Nabi shallallahu alaihi wasallam tetap menyuruh kita untuk menaatinya.

Nabi shallallahu alaihi wasallam juga mengabarkan akan adanya pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum Allah. Beliau bersabda:

يكون بعدي أئمة لا يهتدون بهداي ولا يستنون بسنتي وسيقوم فيهم رجال قلوبهم قلوب الشياطين في جثمان إنس
قلت كيف أصنع يا رسول الله إن أدركت ذلك? قال تسمع وتطيع للأمير وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فاسمع وأطع

“Nanti setelah aku akan ada pemimpin pemimpin yang tidak mengambil petunjukku dan tidak pula melaksanakan sunnahku. Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “

Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”

Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka” (HR. Muslim no. 1847).

Hadits ini tegas menunjukkan bahwa walupun mereka tidak mengambil petunjuk nabi dan sunnahnya, tetap harus ditaati dalam hal yang ma’ruf. Ini sebagai bantahan terhadap orang yang mengatakan bahwa bila pemimpin itu berhukum dengan selain hukum Allah maka tidak disebut ulil amri.

Selengkapnya: http://muslim.or.id/28789-siapa-yang-dimaksud-dengan-ulil-amri.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

*PAKET BUKU: MUDAH MENJEMPUT BAROKAHNYA REZEKI*- JILID 2

"Kapan lagi bisa beli rumah, harga makin gila kalau tidak dicicil dari sekarang mana bisa kebeli?"
Merasa sudah bahagia dengan KPR, Leasing, Asuransi, kartu kredit, perpajakan, perbankan syariah dan berbagai transaksi riba lainnya?

Bank bisa memberikan jaminan pelunasan hutang sampai belasan tahun, tapi umur kita belum tentu dijamin selama itu. Apalagi yang ditanggung adalah hutang dalam balutan riba yang sudah jelas keharamannya. yuk wujudkan #indonesiatanpariba

*Paket buku*
1. Harta Haram Muamalat Kontemporer [Best Seller]
2, Ada Apa Dengan Riba [New Release]
3. Fikih Perdagangan Islam
4, Pembuka Pintu Rezeki
5. Bermodalkan Ilmu Sebelum Berdagang

Harga 1 paket: 295.000 ,
*Diskon menjadi 236.000*

Mau diskon sampai 30%? silakan hubungi CS untuk pemesanan dan info produk

*KONTAK CS*
muslimstore.id

*Telp/SMS/WA*
CS1: 0853 2656 6664
CS2: 0823 9500 4230

*PIN BBM*
CS1: 5B48C425
CS2: D2EF7AA4

*Instagram*
muslimstore_id

Читать полностью…

Muslim.or.id

Nikahkanlah putrimu dengan laki-laki yang bertakwa. Kenapa?

Читать полностью…

Muslim.or.id

JIMAT

Tamimah (jimat) pada masa jahiliah adalah sesuatu yang dikalungkan pada anak kecil untuk menolak ain (suatu penyakit yang disebabkan oleh pandangan mata). Namun pengertian tamimah sekarang ini tidak terbatas pada bentuk dan kasus tertentu, tetapi mencakup semua benda dari bahan apapun, bagaimanapun cara pakainya dan tempat pakainya. Ada yang dari bahan kain, benang, kerang maupun tulang, baik dipakai dengan cara dikalungkan, digantungkan dan sebagainya. Tempatnya pun bervariasi baik di mobil, rumah, leher, kaki dan sebagainya. Contoh gampangnya seperti kalung, batu akik, cincin, sabuk (ikat pinggang), rajah (tulisan Arab yang ditulis per huruf dan kadang ditulis terbalik), selendang, keris atau benda-benda yang digantungkan pada tempat tertentu seperti di atas pintu di kendaraan, di pintu depan rumah, diletakkan pada ikat pinggang atau sebagai ikat pinggang, sebagai susuk, atau ditulis di kertas, dibakar lalu diminum dan lain-lain dengan maksud untuk mengusir atau tolak balak.

Dalil-Dalil Tentang Haramnya dan Kesyirikan Tamimah
Ketahuilah bahwa memakai tamimah hukumnya terlarang. Alloh berfirman:

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Niscaya mereka menjawab: Alloh, Katakanlah: Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Alloh, jika Alloh hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Alloh hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya? Katakanlah: Cukuplah Alloh bagiku. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (QS. Az Zumar: 38)

Berhalaberhala sesembahan orang musyrik tersebut tidak mampu memberikan manfaat atau menolak mudharat bagi penyembahnya karena memang berhala bukan merupakan sebab untuk mencapai maksud penyembahnya. Begitu pula dengan para pengguna tamimah yang telah mengambil sebab yang bukan merupakan sebab.

Dalam banyak hadits juga disebutkan hal yang serupa. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam melihat seseorang yang memakai gelang kuningan di tangannya, maka beliau bertanya, Apa ini? Orang itu menjawab, Penangkal sakit. Nabi pun bersabda, Lepaskanlah, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya. (HR. Ahmad). Nabi memerintahkan untuk melepas tamimah tersebut dan mengancam dengan ancaman yang sangat keras jika tidak dilepas hingga mati, menunjukkan tamimah dosa yang sangat besar. Dan ancaman tidak akan beruntung selama-lamanya hanya tertuju pada kesyirikan.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah, bahwa ia melihat seorang lakilaki di tangannya ada benang untuk mengobati sakit panas, maka dia putuskan benang itu seraya membaca firman Alloh taala,

Dan sebagian besar dari mereka itu beriman kepada Alloh, hanya saja mereka pun berbuat syirik (kepada Nya). (QS. Yusuf: 106)

Hudzaifah memahami bahwa tamimah merupakan kesyirikan oleh karena itu beliau membawakan firman Alloh di atas untuk mendalili kesyirikan tersebut. Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Barang siapa menggantungkan sesuatu barang (dengan anggapan bahwa barang itu bermanfaat atau dapat melindungi dirinya), niscaya Alloh menjadikan dia selalu bergantung kepada barang tersebut. (HR. Imam Ahmad dan At Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan bahwa pengguna tamimah akan terlantar dan tidak mendapatkan pertolongan Alloh, ini bukti bahwa tamimah sangat tercela.

Nabi bersabda kepada Ruwaifi yang artinya, Hai Ruwaifi, semoga engkau berumur panjang. Untuk itu sampaikanlah kepada orang-orang bahwa siapa saja yang mengikat jenggotnya atau memakai kalung dari tali busur panah atau beristinja dengan kotoran binatang ataupun dengan tulang, maka sesungguhnya Muhammad berlepas diri dari semua itu. (HR. Ahmad). Berlepas dirinya Rosululloh dari pengguna tamimah bukti bahwa hal itu merupakan dosa besar.

Selengkapnya: http://muslim.or.id/153-jimat-gaya-hidup-modern.html
___

Join juga @muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Soal:

Apa hukum membaca garis tangan, baik serius (untuk membaca nasib dan semacamnya) atau untuk bercanda?

Jawab:

Ini adalah perbuatan yang batil dan merupakan perdukunan, hukumnya tidak boleh. Membaca garis tangan, finjan (metode ramalan dengan air dalam bejana), dan yang semisalnya seperti dharbul hasha (meramal dengan lemparan kerikil), wada'ah (metode ramalan dengan memakai kerang), semua ini adalah kesesatan dan merupakan klaim pengetahuan terhadap ilmu gaib. Jika yang melakukannya mengklaim tahu ilmu gaib dengan metode-metode tersebut ia menjadi kafir dengan jenis kafir akbar. Na'udzubillah.

Karena ilmu gaib itu tidak diketahui kecuali oleh Allah, dan tidak bisa diketahui dengan cara melempar kerikil, atau dengan membaca garis tangan, atau dengan finjan, atau dengan cara lain yang dipraktekkan para dukun. Ilmu gaib hanya diketahui oleh Allah Ta'ala semata.

Barangsiapa yang mengaku mengetahui ilmu gaib baik dengan membaca garis tangan, atau melempar kerikil, atau dengan metode hitung jari, atau metode apapun, semua ini adalah bentuk kekufuran terhadap Allah 'azza wa jalla. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ

"katakanlah (wahai Muhammad) : 'Tidak ada di langit dan di bumi yang mengetahui ilmu gaib kecuali Allah'" (Qs. An Naml: 65).

Dan Allah jalla wa 'ala dalam kitab-Nya yang mulia juga berfirman kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam:

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ

"katakanlah (wahai Muhammad) : 'aku tidak pernah mengatakan kepada kalian bahwa aku mengetahui rahasia-rahasia Allah dan aku juga tidak mengetahui perkara gaib'" (QS. Al An'am: 50).

Maka barangsiapa yang mengakui mengetahui ilmu gaib baik dengan membaca garis tangan, atau melempar kerikil, atau dengan wada'ah, atau metode ramalan yang lainnya, semua ini batil dan merupakan kekufuran serta kesesatan. Kita memohon kepada Allah agar memberikan keselamatan dari itu semua.

***

Sumber: Fatawa Nuurun 'alad Darbi, no. 218, 3/363, Asy Syamilah.

Sumber: http://muslim.or.id/28781-fatwa-ulama-hukum-membaca-garis-tangan.html

Join juga @muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Akidah Sesat Syi'ah Tentang Allah

Akar Rafidhah (Syi’ah) adalah dari Yahudi yang dipelopori oleh Abdullah bin Saba’ Al Yahuud. Ia mengaku-ngaku Islam dan mengklaim dirinya sebagai pengagum ahlul bait, namun ia bersikap ghuluw (berlebihan) terhadap ‘Ali radhiyallahu ‘anhu. Lalu ‘Ali diklaim sebagai khalifah sebenarnya sepeninggal Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian ‘Ali pun disikapi ekstrim sampai diangkat martabatnya hingga derajat ilahiyah atau ketuhanan. Inilah yang diakui oleh Syi’ah Itsna ‘Asyariyyah sendiri dalam buku-buku mereka. Karena sikap ghuluw ini, mereka akhirnya dibakar oleh ‘Ali dan ‘Ali pun sebenarnya berlepas diri dari mereka.

Di antara akidah sesat Syi’ah tentang Allah adalah:

1. Mereka mengaku bahwa mereka tidaklah sama dengan Ahlus Sunnah dalam ilah (sesembahan), Nabi dan Imam. Mereka menyatakan bahwa Rabb yang disembah Abu Bakr dan Nabinya tidak sama dengan mereka. (Kitab Al Anwar An Ni’maniyyah, Ni’matullah Al Jazairi 2: 278)

2. Mereka memiliki keyakinan bahwa Allah tidaklah dilihat pada hari kiamat. Allah tidak disifati dengan tempat dan waktu. Bahkan mereka menyatakan bahwa siapa yang mengakui Allah turun ke langit dunia dan Allah akan dilihat oleh penduduk surga seperti mereka melihat rembulan (dengan begitu jelas) atau semacamnya, maka ia termasuk kafir. (‘Aqoidul Imamiyah, Ridho Muzhoffar, 58)

3. Mereka menyatakan bahwa pada hari ‘Arofah pada waktu zawal (matahari tergelincir ke barat), Allah akan turun ke bumi di atas unta lalu membuang kotoran (berak), lalu orang-orang yang berada di ‘Arofah di kanan dan kiri yang akan menyapu (membersihkan) kedua paha-Nya. (Kitab Al Ushul Sittah ‘Asharo, Tahqiq: Dhiyaud-din Al Mahmudi, 204)

4. Mereka meyakini bahwa menghadap kubur saat berdo’a adalah suatu kelaziman dan tidak perlu menghadap kiblat. Peziarah kubur ketika berdo’a dengan menghadap kubur, itu sendiri dianggap seperti menghadap wajah Allah dan arah demikian yang diperintahkan ketika berdo’a. (Baharul Anwar, Al Majlisi, 101: 369)

5. Mereka menyatakan bahwa nama “Aah (آه)” adalah di antara asmaul husna. Siapa yg menyebut “آه”, maka ia berarti telah beristighotsah pada Allah. (Mustadrok Al Wasail, Annuuri Ath Thobrosi, 2: 138)

6. Allah akan mengunjungi Husain bin ‘Ali, lalu akan menyalaminya dan duduk bersamanya di atas ranjang. (Shohifatul Abror, Mirza Muhammad Taqi, 2: 140)

Inilah di antara akidah sesat Syi’ah. Masih ada kesesatan lainnya semisal dalam keyakinna terhadap Al Qur’an yang ada di tengah-tengah kaum muslimin.

Ust. Muhammad Abduh Tuasikal (Pimred Muslim.or.id)

Sumber: https://rumaysho.com/2312-akidah-sesat-syiah-tentang-allah.html

___

Jangan lupa like fanspage kami: https://www.facebook.com/muslimahid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mau urusannya dimudahkan oleh Allah? Baca ini!

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tata Cara Wudhu secara Global

Adapun tata cara wudhu secara ringkas berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dari Humroon budak sahabat Utsman bin Affan rodhiyallahu ‘anhu[5],

عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ ، فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِى الْوَضُوءِ ، ثُمَّ تَمَضْمَضَ ، وَاسْتَنْشَقَ ، وَاسْتَنْثَرَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاَثًا ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ، ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلاَثًا ، ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا وَقَالَ « مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ ، لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ ، غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Humroon -bekas budak Utsman bin Affan–, suatu ketika ‘Utsman memintanya untuk membawakan air wudhu (dengan wadahpent.), kemudian ia tuangkan air dari wadah tersebut ke kedua tangannya. Maka ia membasuh kedua tangannya sebanyak tiga kali, lalu ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudhu kemudian berkumur-kumur, lalu beristinsyaq dan beristintsar. Lalu beliau membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, (kemudian) membasuh kedua tangannya sampai siku sebanyak tiga kali kemudian menyapu kepalanya (sekali sajapent.) kemudian membasuh kedua kakinya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengatakan, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam berwudhu dengan wudhu yang semisal ini dan beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Barangsiapa yang berwudhu dengan wudhu semisal ini kemudian sholat 2 roka’at (dengan khusyuked.)dan ia tidak berbicara di antara wudhu dan sholatnya maka Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.

Dari hadits yang mulia ini dan beberapa hadits yang lain dapat kita simpulkan tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam secara ringkas sebagai berikut[8],

1. Berniat wudhu (dalam hati) untuk menghilangkan hadats.
2. Mengucapkan basmalah (bacaan bismillah).
3. Membasuh dua telapak tangan sebanyak 3 kali.
4. Mengambil air dengan tangan kanan kemudian memasukkannya ke dalam mulut dan hidung untuk berkumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air dalam hidung). Kemudian beristintsar (mengeluarkan air dari hidung) dengan tangan kiri sebanyak 3 kali.
5. Membasuh seluruh wajah dan menyela-nyelai jenggot sebanyak 3 kali.
6. Membasuh tangan kanan hingga siku bersamaan dengan menyela-nyelai jemari sebanyak 3 kali kemudian dilanjutkan dengan yang kiri.
7. Menyapu seluruh kepala dengan cara mengusap dari depan ditarik ke belakang, lalu ditarik lagi ke depan, dilakukan sebanyak 1 kali, dilanjutkan menyapu bagian luar dan dalam telinga sebanyak 1 kali.
8. Membasuh kaki kanan hingga mata kaki bersamaan dengan menyela-nyelai jemari sebanyak 3 kali kemudian dilanjutkan dengan kaki kiri.

Adapun tata cara wudhu secara rinci, simak: http://muslim.or.id/1810-panduan-praktis-tata-cara-wudhu.html

__

Join juga @muslimahorid dan @mubk_jogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

Larangan Loyal Kepada Orang Kafir

Allah Ta’ala berfirman tentang bapak para nabi, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,

دْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami ingkar kepadamu, dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah semata” (QS. Al Mumtahanah : 4)

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, prinsip al wala’ wal baro’, loyalitas kepada kaum muslimin dan kebencian kepada orang kafir, sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam seperti termaktub dalam ayat di atas pada masa-masa ini seolah-olah telah redup di hati-hati kaum muslimin. Padahal prinsip al wala’ wal baro’adalah salah satu prinsip dalam agama Islam dan sebab tegaknya kemuliaan agama Islam di atas seluruh agama di dunia ini.

Larangan Bersikap Loyal kepada Orang Kafir
Di dalam Al Qur’an, Allah Ta’ala melarang kaum muslimin untuk memberikan sikap wala’, loyalitas kepada orang kafir, dan menjadikan mereka sebagai teman setia. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia” (QS. Al Mumtahanah : 1)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu. Sebagian mereka adalah pemimpin bagi yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (QS. Al Ma-idah : 51)

Bentuk Loyalitas pada Orang Kafir
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, setelah membawakan dalil terlarangnya memberikan loyalitas kepada orang kafir, berikut ini kami bawakan beberapa contoh bentuk loyalitas kepada orang kafir –dengan memohon taufik dari Allah- agar kita tidak terjatuh ke dalamnya.

1. Ridho terhadap kekafiran orang kafir, tidak mengkafirkan mereka, meragukan kafirnya mereka, atau bahkan sampai membenarkan madzhab (ajaran) mereka

Ini merupakan perkara yang sangat berbahaya yang dapat mengeluarkan seorang muslim dari agamanya. Para ulama sepakat bahwa siapa saja yang mencintai orang kafir karena kekafirannya (artinya: cinta akan kekafiran mereka, ed), maka dia keluar dari Islam. Lihat Al Wala’ wal Bara’ fil Islam, hal. 232.

2. Meyakini sebagian akidah kafir yang mereka anut atau berhukum dengan kitab suci mereka

Allah Ta’ala berfirman,

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَؤُلَاءِ أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آَمَنُوا سَبِيلًا

“Tidakkah kamu lihat orang-orang yang Allah berikan mereka bagian dari kitab?Mereka beriman dengan setan dan thoghut, dan mereka berkata kepada orang-orang kafir : ‘Mereka adalah orang-orang yang lebih lurus jalannya daripada orang-orang yang beriman’” (QS. An Nisaa’ : 51)

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, bukankah dapat kita saksikan saat ini sebagian dari orang yang ber-KTP Islam, bahkan dianggap ‘cendikiawan muslim’, tapi meyakini akidah-akidah sesat yang dimiliki orang kafir seperti komunisme, sekulerisme, dan liberalisme? Wallahul musta’aan.

Selengkapnya: http://muslim.or.id/11054-larangan-loyal-pada-orang-kafir.html

___

Join juga channel @muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Wajib kembali kepada sunnah Nabi ketika terjadi perselisihan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”).

____

Channel TG @silsilahsahihah

Читать полностью…

Muslim.or.id

*🌾Mencintai Sahabat Nabi dan Konsekuensinya🌾*

---

Diantara para sahabat yang secara khusus dipuji Nabi,

*Abu Bakar, Umar dan Utsman,* _“Tenanglah wahai Uhud, karena sesungguhnya di atasmu ini ada seorang Nabi, seorang Ash-shiddiq dan dua orang Syahid.” (HR. Bukhari)_

*Ali bin Abi Thalib,*
_“Tidakkah kamu rela kalau posisimu dariku seperti posisi Nabi Harun pada Nabi Musa?” (HR. Bukhari)_

*Zubair bin Awwam,*
_“Sesungguhnya setiap nabi itu mempunyai hawari (pengawal setia), dan sesungguhnya pengawal setiaku adalah Zubair bin Awwam.” (HR. Bukhari)_

*Fathimah,*
_“Fathimah ini adalah penghulu kaum wanita di surga.” (HR. Bukhari)_

*Hasan dan Husen,*
_“Ya Allah, cintailah mereka berdua karena sesungguhnya aku mencintai mereka berdua.” (HR. Bukhari)_

*Ja’far bin Abi Thalib,*
_“Kamu benar-benar sangat mirip dengan fisikku dan perangaiku.” (HR. Bukhari)_

*Aisyah,*
_“Keutamaan Aisyah atas segenap kaum wanita adalah bagaikan ats-tsarib (makanan paling baik di kala itu, red) dibandingkan seluruh makanan lainnya.” (HR. Bukhari)_

*Bilal bin Rabah,*
_“Aku telah mendengar suara sandalmu di hadapanku di surga.” (HR. Bukhari)_

*Abdullah bin Umar,*
_“Sesungguhnya Abdullah ini adalah seorang lelaki yang shalih.” (HR. Bukhari)_

*Sa’ad bin Muadz,*
_“Arsy bergoncang karena wafatnya Sa’ad bin Mu’adz.” (HR. Bukhari)_

*Khalid bin Walid,*
_“Adalah salah satu pedang diantara pedang-pedang Allah.” (HR. Bukhari)_

*Abu Ubaidah,*
_“Setiap ummat memiliki seorang kepercayaan, dan sesungguhnya orang kepercayaan kita wahai ummat Islam, adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah.” (HR. Bukhari)_

---

Sahabat Nabi _shallallahu alaihi wa sallam_ adalah generasi terbaik ummat ini. Allah dan Rasul-Nya pun, memuji mereka _radhiyallahu 'anhum jamii'an._

Mencintai Sahabat Nabi dan mengamalkan konsekuensinya adalah sebuah keharusan.

Simak buletin _At Tauhid_ hari ini, *"Mencintai Sahabat Nabi dan Konsekuensinya"*

---

Partisipasi anda dapat disalurkan melalui
*🏧Bank BNI Syariah*, atas nama:
*Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari*.
Nomor rekening: *024 1913 801.*

📝 Format konfirmasi :
Nama # Alamat # email # BesarDonasi # TanggalTransfer # Rekening (BNI) # Buletin

✅Konfirmasi dikirim ke nomor tim donasi.

===
..::🔊Broadcasted by::..
*Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta*
_(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)_
*✉/📱085747223366*

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tiada yang bisa menghiburku, melebihi ayat-ayat ini..
======

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ

"Bisa jadi kalian membenci sesuatu, padahal itu *lebih baik* bagi kalian". [Al-Baqarah: 216]

فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

"... Bisa jadi kalian membenci sesuatu, padahal Allah jadikan *banyak kebaikan* padanya. [An-Nisa': 19].

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا * إنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

"... Pada setiap kesulitan, pasti ada kemudahan ** Pada setiap kesulitan, pasti ada kemudahan". [Al-Sharh 5-6].

Sungguh keyakinan kita pada ayat-ayat di atas, akan sangat menghibur kita.. Karena apapun yang menimpa, kita akan memandang, itulah yang lebih baik bagi kita.. Dan apapun kesulitan yang menghadang, kita yakin akan ada kemudahan-kemudahan yang dijanjikan Allah daripadanya, wallohu a'lam.

Oleh: Ustadz Musyafa Ad Dariny

Читать полностью…

Muslim.or.id

Dunia itu remeh dan sedikit dibandingkan akhirat

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

وَاللهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِي الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ

“Tiadalah dunia dibanding akhirat melainkan hanyalah seperti air yang menempel di jari ketika salah seorang dari kalian mencelupkannya di laut.” (HR. Muslim no.2858).

____

Channel @silsilahsahihah

Читать полностью…

Muslim.or.id

[Kesetiaan Pada Non Muslim]

Publik dan netizen Indonesia akhir-akhir ini mulai memperhatikan tentang toleransi dan kepemimpinan dalam Islam. Ada yang bicara soal tafsir untuk kepentingan politik. ada pula debat kusir yang menghadirkan tokoh-tokoh tanpa kapasitas keilmuan agama yang dengan mudahnya berbicara toleransi kepemimpinan pada non muslim seolah ulama sudah tidak pantas dijadikan alim yang menjadi rujukan nasihat ilmiah

Ya Allah lindungilah kami dari makar orang-orang yang ingin melemahkan dan melumpuhkan sendi-sendi Islam di negeri kami ini aamiin
Ada sebuah rekomendasi buku yang sangat bagus dalam membahas permasalahan yang sedang marak diperbincangkan saat ini. Buku dengan judul "Kesetiaan pada Non Muslim" ini disusun oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

Buku ini berisi
1. Prinsip aqidah Muslim thdp Non Muslim
2. Bentuk Kesetiaan kpd Non Muslim
3. Mengikuti Gaya Orang Kafir
4. Penjelasan toleransi kpd Non Muslim yg benar
5. Tetap Berbuat Baik kpd Non Muslim
6. Interaksi dgn Non Muslim, yg boleh dan yg wajib
7. Pembahasan Nikah Beda Agama

Harga buku: Rp 15.000,00

Pemesanan dapat menghubungi
WA/SMS/Telp: 085290888668
PIN BBM: 5D10F8FE
IG: pustakamuslim
pustaka.muslim.or.id

Yuk follow channelnya di @pustakamuslimjogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

*[OPEN STAND EVENT]*
Kunjungi stand kami di event nasional talkshow Ekonomi Syariah di UGM
✔ PUSTAKA MUSLIM
✔ MUSLIMSTORE.ID
✔ MUSLIM.OR.ID

*Sharia Economics National Talkshow SENSATION 2016*

*Mempersembahkan praktisi dan akademisi ekonomi Islam terbaik!*
✔Prof. DR. Bambang Sudibyo, MBA, CA (Ketua BAZNAS)
✔Bambang Brojonegoro (Kepala Bappenas)*
✔Dra. Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial)*
✔Dr. Hendri Saparini (Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk)
✔Moderator : Radikal Yuda Utama (Founder muslimplus.or.id)

*SENT tahun 2016 ini mengangkat tema:*

"Integrative Development Economics and Business as a Solution for Social Discrepancy"

✔Sabtu, 15 Oktober 2016
Pukul 08.00-13.00 WIB
@ PKKH, UGM

*Dibuka untuk mahasiswa/i, masyarakat umum, dan civitas akademik*

💰Harga tiket:
Umum :Rp80000
Mahasiswa&Pelajar : Rp60000

*Dapatkan tiket SENT di*
1. Selasar FEB UGM
2. Sekretariat SEF UGM
3. Perpustakaan Pusat UGM

*Fasilitas*
Snack+lunch
Sertifikat
Seminar kit

*Kunjungi Stand Kami*
✔ PUSTAKA MUSLIM
✔ MUSLIMSTORE.ID
✔ MUSLIM.OR.ID

*Note*
[Terbatas] Dapatkan vouceher belanja muslimstore.id up to 25% di stand kami

Читать полностью…

Muslim.or.id

# menunda #
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
السين، وسوف، وعسى، ولعل: فهى أضر شيء على العبد، وهي شجرة ثمرها الخسران والندامات.
"Saya akan melakukannya, nanti akan saya kerjakan, mungkin saja saya lakukan nanti, semoga akan saya lakukan, kata-kata seperti ini sangat memberi kemudorotan kepada seorang hamba. Kata-kata ini merupakan sebuah pohon yang buahnya adalah kerugian dan penyesalan-penyesalan." (Madaarijus Saalikiin 1/470)
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta
web : mahadumar.id
twitter, instagram, dan telegram : @mubk_jogja
BBM : D2FA8488

Читать полностью…

Muslim.or.id

JIKA INGIN ISLAM TERHORMAT HORMATILAH SYARIAT ISLAM

Penghinaan terhadap Islam adalah musibah atas kita semua kaum muslimin, dan tidak ada satupun musibah yang menimpa kita semua melainkan dengan sebab perbuatan tangan-tangan kita, Alloh (berfirman) : “Dan apapun musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri “ ( Asy-Syura : 30).

Tidaklah orang-orang kafir begitu kurang ajar melecehkan Islam kecuali di saat kaum muslimin sendiri banyak yang melecehkan Islam, begitu banyak suara-suara pelecehan syariat Islam di sekeliling kita yang sangat disayangkan keluar dari mulut-mulut orang-orang yang mengaku muslim, seperti anggapan bahwa Islam dianggap kaku dan keras, karena mengharamkan pria bercampur dengan wanita secara bebas, Islam menindas hak wanita, karena harus menutup semua anggota badannya, padahal mereka butuh bebas melihat seperti kaum pria, hukuman Islam sangat kejam karena pelaku perbuatan kriminal harus dibunuh, dipotong tangan, dan dirajam, ulamanya tidak terjun dalam urusan politik, hanya membahas haid dan ibadah saja, orang yang menjalankan sunnah dengan memelihara jenggot dikatakan kambing, yang memendekkan celana dikatakan kebanjiran !! Dan masih banyak lagi pelecehan-pelecehan yang lainnya.

Di saat kaum muslimin menghormati syariat Islam saat itulah mereka terhormat, dan disaat kaum muslimin menghinakan syariat Islam saat itulah Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, Dia tidak akan mencabut kehinaan itu dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian (Hadits Shahih Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya).

Ghirah terhadap Islam merupakan sikap yang terpuji, tetapi tidak selayaknya jika disalurkan dengan cara-cara yang tidak syari, seperti demonstrasi, unjuk rasa, dan semisalnya yang merupakan cara-cara penjajah yang sangat merugikan pemerintah kaum muslimin, rakyat, ekonomi dan agama Islam, serta memberi pel uang kepada para penjahat untuk melampiaskan hawa nafsu setannya.

Akhirnya kita memohon kepada Alloh agar memberikan taufiq kepada seluruh kaum muslimin kepada ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih, agar memperbaiki keadaan kaum muslimin semuanya, agar menganugerahkan kepada mereka fiqih di dalam agama, dan agar menjadikan mereka para pengikut Manhaj yang haq yang diridhai Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Amin.

___

Ust. Arif Fathul Ulum, Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Anak Tanggung Jawab Ayah

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga-keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim: 6)
Para ulama menyatakan: ‘Diri-diri kalian,’ yakni: Anak-anak kalian, karena anak itu merupakan bagian dari diri ayahnya. Dan ‘keluarga-keluarga kalian,’ yakni: Istri-istri kalian.

Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ

“Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian tidak lain kecuali ujian.” (QS. At-Taghabun: 15)

Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.” (HR. Al-Bukhari no. 844 dan Muslim no. 1829)

Info BUKU: http://pustaka.muslim.or.id/2014/07/ayah-ditemani-sepi-aku-merindukanmu/

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hilangnya pengagungan kepada Allah

Читать полностью…

Muslim.or.id

Sudah Ditanggung Allah

Oleh: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA

Salah satu masalah yang paling memusingkan banyak orang, pribadi maupun negara, adalah masalah rezeki. Pengangguran meruyak di mana-mana. Tidak sedikit orang yang stress, bahkan bunuh diri, gara-gara himpitan ekonomi.

Padahal sebenarnya kita tidak perlu mengalami kondisi buruk kejiwaan seperti itu. Apalagi bila kita mengenal Allah ta’ala dengan baik.

Ketahuilah bahwa rezeki seluruh makhluk tanpa terkecuali sudah ditanggung Allah ta’ala. Di dalam al-Qur’an telah dijelaskan,


“وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا”
Artinya: “Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi ini; melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya”. QS. Hud (11): 6.

Statemen di atas adalah janji dari Allah ta’ala. Dan sebagaimana telah maklum bahwa Allah itu tidak mungkin mengingkari janji-Nya.

Bila ada orang kaya nan jujur dan dermawan bersedia menjamin biaya kehidupan Anda selama satu tahun misalnya, saya yakin Anda pasti akan merasa senang sekali. Bagaikan kejatuhan durian runtuh. Anda akan menghadapi kehidupan setahun ke depan dengan penuh optimisme.

Mengapa giliran Allah yang menjamin rezeki kita, lantas ada di antara kita yang merasa pesimis dalam menghadapi hidup ini? Bukankah Allah jauh lebih kaya, jujur dan dermawan dibanding orang kaya di atas?

Penuhi syarat-Nya!

Namun tentunya perlu dibedakan antara optimis dengan nekat.

Allah akan menjamin rezeki kita, bila syarat yang digariskan-Nya kita penuhi. Yakni tekun beribadah kepada-Nya.

Menarik sekali untuk kita cermati firman Allah berikut ini,


“وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)”
Artinya: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan yang sangat kokoh”. QS. Adz-Dzariyat (51): 56-58.

Allah menjelaskan bahwa tujuan utama diciptakannya jin dan manusia adalah agar beribadah kepada-Nya. Setelah itu Allah menegaskan bahwa Dialah Sang Pemberi rezeki.

Seakan Allah ingin menjelaskan agar kita menjalankan saja tugas utama tersebut, yakni sibukkan diri dengan beribadah. Niscaya timbal baliknya, pasti Allah akan menjamin rezeki kita.

Tapi bukan berarti kita tidak perlu bekerja mencari nafkah. Sebab menafkahi anak dan istri pun juga ibadah.

Hanya saja jangan sampai upaya kita dalam mencari rezeki justru malah melalaikan kita dari ibadah-ibadah pokok, seperti shalat dan yang semisalnya.[1] Dan jangan pula kita melanggar aturan Allah serta menghalalkan segala cara demi mendapatkan rezeki.

Rezeki Allah pasti kita dapatkan dengan cara-cara yang halal. Andaikan kita dapatkan dengan cara yang haram pun, tentu tidak akan mendatangkan keberkahan.

Semoga renungan singkat ini bermanfaat…

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hadits-Hadits Lemah Dan Palsu Seputar Keutamaan Hari Asyuro

Syaikh DR. Aqil bin Salim Asy-Syamari ḥafiẓahullāh menjelaskan bahwa terdapat banyak hadis lemah tentang (keutamaan hari ke-10 bulan Muharram) yang saya kumpulkan dari perkataan ulama -semoga Allah merahmati mereka dengan rahmat yang luas-, di antaranya yaitu:

Pertama:

إن الله خلق السماوات والأرض يوم عاشوراء

“Sesungguhnya Allah menciptakan langit-langit dan bumi pada hari ke-10 bulan Muharram” (Mauḍū‘ [Hadits palsu]).

Kedua:

من اكتحل يوم عاشوراء بالإثمد لم ترمد عينه أبداً

“Barangsiapa yang bercelak dengan serbuk celak itsmid pada hari ke-10 bulan Muharram, maka matanya tidak akan terkena penyakit mata selamanya” (HR. Al-Hakim dan beliau menjelaskan bahwa hadis ini munkar. Ibnul Jauzi menyebutkannya dalam kitab Al-Mauḍū‘āt [kumpulan hadits-hadits palsu]).

Ketiga:

من صام يوم عاشوراء كتب الله له عبادة ستين سنة

“Barangsiapa yang berpuasa pada hari ke-10 bulan Muharram, niscaya Allah akan mencatat baginya (pahala) ibadah 60 tahun” (hadis ini batil, diriwayatkan oleh Habib bin Abi Habib, Al-Haitsami menyatakan bahwa Habib bin Abi Habib adalah seorang yang ditinggalkan periwayatannya [matrūk] dan pendusta [każżāb]).

Keempat:

من وسع على عياله يوم عاشوراء وسع الله عليه في سنته كلها

“Barangsiapa yang melapangkan orang yang menjadi tanggungan nafkahnya pada hari ke-10 bulan Muharram, maka Allah pun akan melapangkan (urusan)nya dalam satu tahun penuh” (Al-Haitsami bin Syaddakh menyendiri [dalam meriwayatkannya], sedangkan ia adalah perawi yang ḍa‘īf dengan kesepakatan para ulama. Imam Ahmad pun menyatakan bahwa hadis ini tidak ada asalnya. Ibnul Rajab menerangkan bahwa sanandnya lemah dan Ibnul Zauji pun menyebutkannya dalam Al-Mauḍū’).

Kelima:

إن آدم تاب الله عليه يوم عاشوراء ، ونوحاً نجاه الله يوم عاشوراء وإبراهيم نجاه الله من النار يوم عاشوراء ويونس أخرجه الله من بطن الحوت يوم عاشوراء ويعقوب اجتمع بيوسف يوم عاشوراء والتوراة نزلت يوم عاشوراء

“Sesungguhnya Allah menerima taubat Nabi Adam pada hari ke-10 bulan Muharram, Allah menyelamatkan Nabi Nuh pada hari ke-10 bulan Muharram, Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api pada hari ke-10 bulan Muharram, Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan besar pada hari ke-10 bulan Muharram, Nabi Ya’qub berkumpul dengan Nabi Yusuf pada hari ke-10 bulan Muharram, serta At-Taurah diturunkan pada hari ke-10 bulan Muharram.”

Dan beberapa hadis semisalnya, maka seluruhnya dusta, tidak ada asalnya, serta derajatnya lemah kecuali riwayat tentang selamatnya Nabi Musa ‘alaihis salām dan kaumnya dari musibah tenggelam.

Sumber: http://muslim.or.id/28779-hadis-hadis-lemah-dan-palsu-tentang-keutamaan-hari-ke-10-muharram-1.html

Join juga @muslimahorid dan @mubk_jogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

Jauhilah kemaksiatan dan permusuhan. Kenapa?

Читать полностью…

Muslim.or.id

*Tidak setiap orang yang memiliki kemampuan luar biasa adalah wali*

Setiap orang yang menyelisihi salah satu ajaran Rasul karena bertaklid pada seorang yang dianggapnya wali Allah, maka yang menjadi alasan dari tindakannya tersebut adalah anggapan bahwa orang yang diikuti adalah wali Allah dan yang namanya wali tidak boleh dibantah. *Padahal, meskipun orang tersebut adalah salah satu di antara wali Allah yang termulia, seperti para sahabat yang senior dan tabi’in yang mengikuti jejak mereka dengan baik, tentu tindakan mereka yang menyelisihi al-Quran dan as-Sunnah sama sekali tidak dapat ditolerir. Bagaimana bisa kita menolerir apabila tindakan tersebut dilakukan oleh orang yang kedudukannya tidak seperti mereka?!*

Anda akan menjumpai bahwa mayoritas masyarakat dalam meyakini seseorang itu wali Allah berbekal pada apa yang muncul pada diri orang tersebut seperti al-mukasyafah pada beberapa perkara dan kemampuan-kemampuan luar biasa seperti orang tersebut mampu:

berisyarat pada orang lain yang kemudian orang tersebut mati,

terbang di udara menuju Mekkah atau tempat lain,

berjalan di atas air,

mengisi tempat air dari udara,

menghabiskan sebagian waktu di lokasi lain atau menyembunyikan diri dari pandangan manusia,

sebagian manusia dapat meminta tolong kepadanya ketika dia tidak berada di hadapan mereka atau ketika dia telah mati, kemudian mereka melihatnya datang dan memenuhi permintaan mereka,

memberitakan kepada manusia perihal barang mereka yang tleh dicuri, kondisi gaib, tentang orang yang sakit di antara mereka atau perkara yang semisal.

Tidak satupun perkara di atas yang dapat menjadi bukti kewalian seseorang, karena para ulama yang menjadi wali Allah telah bersepakat bahwa setiap orang meski dia mampu terbang di atas udara atau berjalan di atas air tidak serta-merta dianggap wali Allah hingga dilihat apakah dia benar-benar mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tindak-tanduknya selaras dengan perintah dan larangan beliau.

*Karamah para wali Allah sebenarnya lebih agung dari perkara-perkara yang disebutkan di atas, mengingat kemampuan-kemampuan luar biasa tersebut tidak terbatas dimiliki oleh wali Allah, boleh jadi berbagai kemampuan tersebut juga dimiliki oleh musuh Allah. Dapat dilihat bahwa kemampuan tersebut juga dimiliki oleh banyak orang kafir, musyrik, ahli kitab, munafik, dan ahli bid’ah yang semuanya bersumber dari setan.*

Dengan demikian, jangan beranggapan bahwa setiap orang yang memiliki kemampuan tersebut adalah wali Allah, karena seseorang dapat dinilai sebagai wali Allah dengan memperhatikan sifat, tindak-tanduk, perbuatan, dan kondisinya berdasarkan informasi yang terkandung dalam al-Quran dan as-Sunnah. Mereka dapat dikenali dengan cahaya iman dan pengakuan terhadap hakikat iman yang terdapat dalam hati dan implementasi terhadap syari’at-syari’at Islam yang nampak oleh mata.

- Ibnu Taimiyah dalam al-Furqan baina Auliya ar-Rahman wa Auliya asy-Syaithan -

___

Ust. Muhammad Nur Ichwan Muslim

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tahukah Anda, Apa Yang Paling Dibenci Orang Kafir?

Ya, ada satu hal yang sangat mereka benci, yaitu bila anda menjadi seorang muslim yang benar-benar paham agama anda dan loyal kepada agama anda.

Karena itu untuk melawan kebencian orang kafir bukan dengan cara berteriak, atau membuat huru-hara, namun sujudlah dengan khusyu‘ kepada Allah Ta’ala, atau lantunkanlah ayat-ayat al Qur’an dengan penuh penghayatan, atau hadirilah kajian-kajian yang mengajak anda memurnikan Islam anda, atau tutuplah aurat istri dan anak anak anda, dan demikian seterusnya.

Walau anda diam seribu bahasa, namun anda tekun mempelajari dan mengamalkan Islam yang murni, bukan Islam yang masuk angin karena telah dibawa ka alam JIN, niscaya orang-orang kafir murka dan sekaligus gentar.

Sobat, sadarilah sejatinya mereka bukan benci kepada wajah anda yang tampan atau cantik jelita, tidak pula benci kepada rasa anda sebagai orang jawa atau sunda atau lainnya, tidak pula karena anda kaya atau pandai.

Satu hal yang menjadikan mereka murka dan benci kepada anda ialaha karena anda hanya sudi mengabdi kepada Allah Ta’ala semata, dan hanya mau meneladani sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam semata, jauh dari budaya yang menyimpang atau rekayasa tangan manusia. SImak dan camkan firman Allah Ta’ala berikut:

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ هَلْ تَنقِمُونَ مِنَّا إِلاَّ أَنْ آمَنَّا بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلُ وَأَنَّ أَكْثَرَكُمْ فَاسِقُونَ

“Katakanlah: “Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?”” (QS. Al Maidah: 59).

Dahulu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabatnya dimusuhi, dibenci, diusir dan diperangi juga karena alasan yang sama, enggan mengakui sesembahan selain Allah Ta’ala, baik yang berupa manusia semisal nabi Isa alaihissalam, atau bebatauan atau pepohonan atau hewan atau lainnya.

الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ

“Orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”” (QS. Al Hajj: 40).

Jadi, kalau anda ingin membalas kejahatan dan melawan mereka, maka hanya ada satu cara yaitu murnikan ibadah anda hanya kepada Allah Ta’ala dan satukan panutan anda hanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan hanya dengan ini pula anda akan berjaya.

Sobat! Mari dengan pekikkan takbir ALLAHU AKBAR kita kobarkan tauhid dan singkirkan syirik.

***

Penulis: Ust. Dr. Muhammad Arifin Baderi

Sumber: http://muslim.or.id/28771-tahukah-anda-apa-yang-paling-dibenci-orang-kafir.html

Join juga channel @muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

BAHAGIAKAN ANAK YATIM DI HARI ASYURA?

Mengkhususkan waktu untuk menyantuni anak yatim harus butuh dalil. Karena kita diperintahkan menyantuni dan membahagiakan anak yatim setiap saat, bukan hanya pada moment tertentu. Jika ada yang mengkhususkannya pada hari Asyura (10 Muharram), maka datangkanlah dalilnya. Jika tidak ada, maka ia telah membuat amalan yang mengada-ada, alias bid’ah. Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

شَرْعُ اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِلْعَمَلِ بِوَصْفِ الْعُمُومِ وَالْإِطْلَاقِ لَا يَقْتَضِي أَنْ يَكُونَ مَشْرُوعًا بِوَصْفِ الْخُصُوصِ وَالتَّقْيِيدِ

“Jika Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu amalan dengan maksud umum dan mutlak, maka itu tidak menunjukkan mesti dikhususkan dengan cara dan aturan tertentu.” (Majmu’ Al Fatawa, 20: 196).

Ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak untuk menyantuni anak yatim secara mutlak, maka jangan dikhususkan pada moment tertentu seperti pada hari Asyura.

Adapun dalil yang membicarakan masalah ini adalah hadits yang bermasalah. Haditsnya adalah,

من مسح يده على رأس يتيم يوم عاشوراء رفع الله تعالى بكل شعرة درجة

“Siapa yg mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tgl 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yg diusap satu derajat“. Dalam jalur sanad hadis ini terdapat seorang perawi yg bernama Habib bin Abi Habib. Para ulama hadits menyatakan bahwa perawi ini matruk (ditinggalkan). Sehingga mengkhususkan menyantuni dan mengasihi anak yatim pada hari Asyura dengan dalil ini tidaklah tepat.

Bahagiakanlah anak yatim setiap saat, tidak perlu mengkhususkan waktu tertentu. Senangkan dan hilangkan kesusahan mereka agar mendapat keutamaan dekat dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga kelak.

___

Ust. Muhammad Abduh Tuasikal

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kaidah Fiqih: Hukum Asal Ibadah Adalah Terlarang Kecuali Yang Terdapat Dalilnya

Diantara kaidah fiqih yang agung dalam agama ini adalah:

الأصل في العبادة الحظر, فلا يشرع منها إلا ما شرعه الله و رسوله

"Hukum asal dalam ibadah adalah terlarang, maka suatu ibadah tidak disyariatkan kecuali ibadah yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya"[1. Al Qawaid Wal Ushul Al Jami'ah, 72].

Dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Husain Al Jizani mengenai makna kaidah ini, beliau mengatakan: "hukum mustas-hab (hukum asal) yang ada pada aktifitas taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah adalah terlarang dan haram, tertolak dan batil, kecuali ibadah yang datang dalilnya dari syariat dan diizinkan oleh syariat maka ia tidak terlarang".

Beliau juga mengatakan: "mendekatkan diri kepada Allah tidak mungkin kecuali dengan apa yang Allah syariatkan. Ini adalah konsekuensi tauhid dan iman kepada Allah. Yaitu tauhid ittiba', yang merupakan salah syarat dari amalan agar bisa disebut amalan shalih. Karena amalan itu tidak diterima kecuali memenuhi dua syarat: ikhlas dan mutaba'ah (mengikuti tuntunan syariat). Maka kaidah ini terkait dengan syarat ke dua yaitu mutaba'ah. Barang siapa yang mengklaim suatu aktifitas itu adalah ibadah, maka ia dituntut untuk mendatangkan dalil yang bisa mengesahkan ibadah tersebut, yang berupa nash dari Al Qur'an dan As Sunnah"(Dirasah wat Tahqiq Qaidah Al Ashl fil Ibadah Al Man'u, 35).

Diantara penerapan dari kaidah ini adalah dilarangnya membuat-buat tata cara dan metode baru dalam ibadah dan wajib mutaba’ah (mengikuti tuntunan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam). Syaikh Sami Asy Shuqair hafizhahullah menjelaskan:

“mengikuti tuntunan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam ibadah adalah dengan menyesuaikan sifat-sifat ibadah tersebut sebagaimana yang diizinkan oleh syariat. Suatu ibadah tidak teranggap kecuali jika diizinkan oleh syariat dalam enam sifat: (1) sebab pelaksanaannya (2) jenisnya (3) kadar bilangannya (4) tata caranya (5) waktunya (6) tempatnya”9.

Contohnya:

* Mengumandangkan adzan ketika hendak shalat sunnah dhuha. Ini tidak diperbolehkan karena tidak mengikuti tuntunan syariat dalam hal sebab pelaksanaannya dan juga waktunya.
* Mengerjakan shalat shubuh sebanyak 3 rakaat. Ini tidak diperbolehkan karena tidak mengikuti tuntunan syariat dalam hal kadar bilangan raka’at.
* Berqurban di hari Idul Adha dengan ayam. Ini tidak diperbolehkan karena tidak mengikuti tuntunan syariat dalam hal jenis.
* Berwudhu dengan dimulai dari muka dahulu. Ini tidak diperbolehkan karena tidak mengikuti tuntunan syariat dalam hal tata cara.
* Menyembelih qurban sebelum shalat Id, atau membayar zakat fitri setelah shalat Id. Ini tidak diperbolehkan karena tidak mengikuti tuntunan syariat dalam hal waktu.
* Berhaji bukan ke Mekkah. Ini tidak diperbolehkan karena tidak mengikuti tuntunan syariat dalam hal tempat.

Selengkapnya: http://muslim.or.id/28752-kaidah-fiqih-hukum-asal-ibadah-adalah-haram.html

___

Join juga channel @muslimahorid

Читать полностью…
Подписаться на канал