muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

PERJALANAN PANJANG MERAIH ILMU, BERSABARLAH!

Saudaraku, ketahuilah bahwa ilmu agama tidaklah diperoleh melalui jalan yang mudah. Perjalanan yang ditempuh dalam rangka menuntut ilmu syar’i (ilmu agama) adalah perjalanan yang panjang. Sebagian ulama salaf berkata,

اطلبوا العلم من المهد إلى اللحد

”Tuntutlah ilmu dari buaian (ketika masih kecil, pen.) hingga liang lahat (sampai meninggal dunia, pen..)”.

Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya ketika rambut beliau sudah tampak memutih,

إلى متى وأنت مع المحبرة

”Sampai kapan Engkau masih bersama dengan wadah tinta?”

Maksudnya, orang tersebut heran ketika Imam Ahmad rahimahullah tetap bersama dengan alat-alat untuk mencari ilmu seperti kertas dan wadah tinta, padahal usia beliau tidak lagi muda. Sehingga dikatakan dalam sebuah kalimat yang terkenal,

مع المحبرة إلى المقبرة

“Bersama wadah tinta sampai ke liang kubur”.

Maksudnya, janganlah terputus untuk meraih ilmu agama. Raihlah ilmu agama sampai ajal menjemput.

Adapun terputusnya seseorang dari jalan ilmu syar’i kembali kepada beberapa sebab utama berikut ini:

1. Dia tidak mengetahui hakikat keutamaan ilmu syar’i dan mengapa dia (wajib) menuntut ilmu.
2. Terkadang niat asalnya memang lemah. Karena sesungguhnya dengan niat yang kuat dalam menuntut ilmu, maka dia akan konsisten dan bersemangat di jalannya.
3. Dia tergesa-gesa, dia ingin menjadi seorang ustadz atau ulama dan mengetahui berbagai masalah agama dalam beberapa bulan atau tahun saja. Hal ini tidak akan pernah bisa diraih selamanya. Sekali lagi, jalan menuntut ilmu itu sangatlah panjang dan melelahkan.

Terkadang pula, sebabnya kembali kepada pandangannya yang lemah tentang ilmu tersebut. Dia menyangka bahwa manfaat dari ilmu agama itu hanya sedikit. Atau dia menyangka bahwa ada jalan atau metode lain yang lebih cepat untuk meraih ilmu.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kita keistiqamahan dalam meraih ilmu syar’i.

***

Penulis: Ustadz dr. Muhammad Saifuddin Hakim

Sumber: http://muslim.or.id/29061-perjalanan-panjang-meraih-ilmu-bersabarlah.html

Like fanspage kami https://www.facebook.com/muslim.or.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

HIKMAH DARI ADAB BERSIN DAN MENGUAP

Nabi apabila bersin mengucapkan alhamdulillah dan menyuruh menahan menguap semaksimal mungkin.

Hikmahnya kata Ibnu Qoyyim, karena bersin memunculkan semangat sedangkan menguap menimbulkan kemalasan.

Itu menunjukkan bahwa seorang mukmin hendaknya selalu semangat dalam hal hal yang bermanfaat dan bukan orang yang suka bermalas malasan.

____

Ust. Badrusalam Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kajian Tematik Kampus Tahfizh Yogyakarta

_"Andaikata hati itu suci, maka ia tidak akan pernah kenyang (puas) dengan Al Quran."_

_________________________

Merajut persahabatan dengan Al Qu’ran,

Adalah perkara yang hendaknya menjadi fokus

Sekaligus bahan renungan tuk setiap muslim dan muslimah.

---

Ingin tahu seperti apa persahabatan dengan Al Qur'an itu?

Yuk hadiri, Kajian Tematik Kampus Tahfizh.

"Persahabatan Dengan Al Qur'an"

🎙al Ustadz Ahmad MZ
_-hafidzhahullaahu ta'aala-_
🗓_Insyaa Allah_ besok (Ahad), 5 Rabi'ul Awwal 1438 H / 4 Desember 2016
🕰 mulai pukul 08:30-10.00 WIB
🕌 di Masjid Pogung Raya (MPR)

Terbuka untuk Umum. Putra dan Putri.

Mari ajak teman-teman, bapak-ibu, dan saudara-saudara supaya menghadiri taman - taman surga.

Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita dalam ketaatan kepadanya dan dalam semua kebaikan._Aamiin_.

_Jazaakumullahu khairan_

_____________________
Cp. Kampus Tahfizh
*0856-4393-3383*

Diselenggarakan oleh:

-Kampus Tahfizh Yogyakarta
-Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA)
-Masjid Pogung Raya

_-hafidzhahumullaahu ta'aala-_

Читать полностью…

Muslim.or.id

FATAWA SYAIKH AL ALBANI MENGENAI CARA RUQYAH SYAR'IYYAH

Fatwa pertama
Soal:

Wahai Syaikh, apakah dibolehkan ruqyah syar’iyyah dengan menuliskan ayat-ayat Al Qur’an tentang sihir lalu membasahi tulisan ayat ini dengan air sampai basah, lalu mandi dengan air tersebut?

Syaikh Al Albani menjawab:

ما فيه رقية إلا بالتلاوة .السنة لا رقية إلا بالتلاوة .أما الكتابة ومحو الكتابة بالماء هذا يقول به بعض العلماء ولكن لم نجد له أثرا في السنة

“Tidak ada metode ruqyah yang disyariatkan kecuali dengan tilawah (membacakan Al Qur’an). Yang sesuai sunnah, tidak ada ruqyah kecuali dengan tilawah. Adapun dengan menuliskan ayat kemudian dibasahi air, ini memang pendapat sebagian ulama, namun kami tidak menemukan atsar (hadits) dari As Sunnah” (Majmu’ Fatawa Syaikh Al Albani, no. 28).

Fatwa kedua
Soal:

Ada yang berpendapat cara ruqyah dengan menuliskan ayat Qur’an di kertas lalu dibuat bubuk, lalu dicampur dengan air, kemudian diminum. Apakah ini dibolehkan?

Syaikh Al Albani menjawab:

أما كتابة القرآن وغسل هذه الكتابة وشرب الماء هذا يقول به بعض العلماء لكن لا نعلم لذلك أصلا من السنة الصحيحة التي وردت عن النبي صلى الله عليه واله وسلم ،
عندنا التعوذ ، قراءة القرآن، الترقية بالقرآن وبما جاء عن الرسول صلى الله عليه وسلم ، هذا ثابت أما ان يقرأ ويكتب في صحيفة ثم ينقع بالماء ويشرب هذا لا نعلم له أصلا في السنة

“Adapun menuliskan Al Qur’an lalu mencelupkan tulisan tersebut ke air, lalu meminumnya, ini memang pendapat sebagian ulama. Namun kami tidak menemukan landasan dalil dari As Sunnah yang shahih yang berasal dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Menurut kami, yang sesuai sunnah adalah dengan ta’awudz, membacakan Al Qur’an, intinya melakukan ruqyah dengan Al Qur’an sesuai dengan apa yang datang dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Inilah yang shahih. Adapun membacakannya dan menuliskannya di kertas kemudian dicelupkan ke air, lalu meminum air tersebut,kami tidak menemukan landasan dalilnya dari As Sunnah” (Majmu’ Fatawa Syaikh Al Albani, no. 81).

Fatwa ketiga
Soal:

Bagaimana tuntunan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengenai cara meruqyah jika cara pertama (dengan membacakan Al Qur’an) tidak berhasil?

Syaikh Al Albani menjawab:

يعني إذا ما صار نتيجة بتلاوة كلام الله راح يصير نتيجة بفضل الشيخ المزعوم .. ما في وسيلة غير الاستعاذة بالله من شر شياطين الإنس والجن والالتجاء إلى الله والتضرع إليه بكل قلب خاشع مقبل على الله ليعافيه الله ويشفيه هذا هو السبيل ليس إلا

“jika meruqyah dengan tilawah Al Qur’an dianggap tidak berhasil, maka nantinya akan diklaim keberhasilannya karena kehebatan sang Syaikh yang meruqyah tersebut! Tidak ada cara lain dalam meruqyah kecuali dengan meminta perlindungan dari Allah dari keburukan setan manusia dan setan jin, dan kembali kepada Allah dengan penuh perendahan diri, dengan hati yang khusyuk dan benar-benar meyakini bahwa Allah lah yang menyembuhkan dan yakin bahwa Allah akan menyembuhkannya. Inilah satu-satunya jalan, tidak ada yang lain” (Majmu’ Fatawa Syaikh Al Albani, no. 345).

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/28032-fatawa-syaikh-al-albani-mengenai-cara-ruqyah-syariyyah.html

___

Like juga fanspage https://www.facebook.com/mutiaranasihatislam

Читать полностью…

Muslim.or.id

DENGAN NIAT, PAHALA ANDA BISA SEPERTI ORANG KAYA YANG DERMAWAN

Bagi Anda yang tidak mampu beramal dengan harta, Islam yang agung dan penuh rahmat ini masih memberikan niat yang dengannya Anda bisa menyamai orang kaya yang menginfakkan hartanya di jalan Allah.

Renungkanlah potongan sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam- berikut ini:

“Dunia ini, hanya untuk empat orang… (yang kedua:) seorang hamba yang ِAllah beri rezeki ilmu (agama), Dia tidak memberinya harta, namun orang tersebut baik niatnya, ia mengatakan: ‘seandainya aku memiliki harta, tentu aku akan beramal seperti amalnya si fulan’, maka dia (diberi pahala) dengan sebab niatnya, dan pahala keduanya sama“. (HR. Attirmidzi: 2325, dishahihkan oleh Sy. Albani).

Dari sini, kita bisa mengambil 3 pelajaran berharga:

1. Jangan terkecoh dengan harta. Dan jangan bersedih karena kurang harta.. karena sebenarnya tanpa harta pun Anda juga bisa mendapatkan pahala seperti pahalanya orang kaya yang menginfakkan hartanya di jalan Allah. Inilah bukti Maha Pemurah-nya Allah kepada para hamba-Nya.

2. Tidak perlu iri dengan orang kaya, karena belum tentu kita akan kuat menghadapi fitnah harta, bila ia benar-benar ada di tangan kita.. padahal di sisi lain, tanpa harta pun kita bisa mengimbangi pahala orang kaya itu dari hartanya… bahkan dengan niat ini, Allah memberikan Anda pahala dengan lebih mudah dan tanpa resiko.

3. Niat adalah sumber pahala yang sangat agung, mudah, dan tanpa modal untuk mendapatkannya. Sudah seharusnya kita benar-benar memperhatikannya… sayangnya, kebanyakan orang malah melalaikannya.

Semoga Allah memberikan taufiqNya kepada kita dalam menata hati dan niat kita, amin.

***

Penulis: Ust. Musyaffa Ad Darini MA.

Sumber: http://muslim.or.id/29046-dengan-niat-pahala-anda-bisa-seperti-orang-kaya-yang-dermawan.html

Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya

Читать полностью…

Muslim.or.id

WAJIBNYA MEMANJANGKAN JENGGOT DAN HARAM MEMANGKASNYA

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah

Bismillah, segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya. Amma ba’du.

Telah tersebar pada buletin Al Madinah edisi tanggal 24/1/1415H yang memuat perkataan Syaikh Muhammad bin Ali Ash Shabuni -semoga Allah mengampuninya- yang diantara isinya:

“terkait penampilan seorang Muslim, hendaknya seorang Muslim memangkas rambutnya, memotong kukunya, merawat jenggotnya dan tidak dibiarkan semrawut, semestinya jenggot itu dipangkas atau dipendekkan, tidak dibiarkan memanjang sehingga membuat anak-anak serta orang lain ketakutan. Kaidah mengatakan: kullu syai’in zada ‘an haddihi, inqalaba ilaa dhiddihi (Segala sesuatu yang melebihi batas akan menimbulkan hal yang sebaliknya [keburukan]). Diantara para pemuda ada yang menyangka bahwa memangkas sedikit jenggot itu haram. Dan saya lihat sebagian mereka memutlakan secara kaku larangan tersebut sehingga jenggot mereka sampai sepanjang pusar mereka. Sehingga jadilah penampilan mereka seperti Ash-habul Kahfi (penghuni gua) :
لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
“Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka“. (QS. Al Kahfi: 18)”.
Dan seterusnya yang juga disebutkan hadits dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma.

Dikarenakan penyataan ini menyelisihi sunnah Nabi yang shahihah, dan di dalamnya terdapat pembolehan untuk memangkas serta memendekkan jenggot, maka saya memandang wajibnya untuk memberikan peringatan terhadap apa yang ada dalam pernyataan tersebut -semoga Allah memberi taufiq kepada penulisnya- yaitu berupa kesalahan yang fatal dan penyelisihan yang nyata terhadap sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.

Terdapat hadits shahih dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, dari hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, serta kitab Sunan yang lainnya, bahwa Nabi bersabda:

قصوا الشوارب وأعفوا اللحى

“Pendekkan kumis dan panjangkanlah jenggot“.

Dalam lafadz yang lain:

قصوا الشوارب ووفروا اللحى، خالفوا المشركين

“Pendekkan kumis dan panjangkanlah jenggot, bedakanlah diri dengan orang-orang Musyrikin“.

Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

جزوا الشوارب وأرخوا اللحى، خالفوا المجوس

“Pangkaslah kumis dan biarkanlah jenggot,bedakanlah diri dengan orang-orang Majusi“.

Dalam hadits-hadits ini terdapat perintah yang tegas untuk memanjangkan jenggot, memperbanyaknya, membiarkannya (tidak mencukurnya), serta memendekkan kumis. Dalam rangka membedakan diri dengan orang Musyrikin dan orang Majusi. Dan hukum asal perintah adalah wajib. Maka tidak boleh menyelisihi perintah ini kecuali dengan dalil yang menunjukkan tidak wajibnya. Dan tidak dalil lain yang menunjukkan bolehnya mencukur jenggot, bolehnya memendekkan jenggot atau bolehnya untuk tidak memanjangkan jenggot.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

“Ajaran yang dibawa oleh Rasulullah maka kerjakanlah, apa-apa yang dilarang oleh Rasulullah maka tinggalkanlah” (QS. Al Hasyr: 7).

___

Penjelasan selengkapnya dan jawaban syubhat dengan hadits riwayat Tirmidzi dan hadits Ibnu Umar, simak: http://muslim.or.id/29038-wajib-memanjangkan-jenggot-dan-haram-memotongnya.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

HADITS LEMAH: RASULULLAH QUNUT SHUBUH HINGGA MENINGGAL DUNIA

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, beliau berkata:

أنَّ رسولَ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ لم يزَلْ يقنُتُ في الصُّبحِ حتَّى فارقَ الدُّنيا

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam senantiasa qunut Shubuh sampai beliau meninggal dunia“.

Derajat hadits: mungkar.

Diriwayatkan oleh Abdurrozaq (4964), Ibnu Abi Syaibah (7002), Ahmad (3/162), Ath Thahawi (1/244), Daruquthni (2/39), Hakim dalam Al Arba’in dan Baihaqi (2/201) dari beberapa jalan dari Abu Ja’far Ar Rozi dari Robi bin Anas dari Anas bin Malik secara marfu‘.

Sisi cacatnya adalah Abu Ja’far, dia orang yang jelek hafalannya, hanya bisa digunakan untuk syawahid, namun kalau sendirian maka haditsnya lemah.

Hadits ini dilemahkan Ibnul Jauzi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Turkumani, Ibnul Qoyyim, Al Albani dan lainnya. Berkata Al Hafidz Ibnu Hajar: “hadits semacam ini tidak bisa dijadikan hujjah (dalil)”.

Adapun sisi kemungkaran hadits ini adalah karena bertentangan dengan riwayat lain yang shohih, yaitu:

Pertama: Riwayat Anas bin Malik bahwasanya beliau berkata:

أنَّ النبي صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ كان لا يَقنطُ إلَّا إذا دَعَى لِقومٍ ، أوْ دَعَى على قومٍ

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah qunut kecuali apabila mendoakan kebaikan atau kehancuran suatu kaum“.

Kedua: Riwayat Abu Hurairah:

عن أبي هريرة قال: كان رسول الله صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ كان لا يَقنطُ في صلاة الصبح إلَّا أن يدعو لِقومٍ ، أوْ على قومٍ

“Dari Abu Hurairah ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak qunut dalam shalat Shubuh kecuali kalau mendoakan akan kebaikan atau kehancuran suatu kaum“.

Ketiga:

عن أبي مالك الأشجعي قال: قُلْت لِأَبِي يَا أَبَتِ إنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ بِالْكُوفَةِ نَحْوًا مِنْ خَمْسِ سِنِينَ أَكَانُوا يَقْنُتُونَ فِي الْفَجْرِ ؟ قَالَ : أَيْ بُنَيَّ مُحْدَثٌ

“Dari Abu Malik Al Asyja’i ia berkata: Saya bertanya kepada bapakku: ‘Wahai bapakku, Sesungguhnya engkau pernah shalat di belakang Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassallam, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib di sini di kota Kufah selama lima tahun. Apakah mereka semua qunut?’. Maka bapaknya menjawab: ‘Wahai anakku, itu adalah perbuatan bid’ah’“ (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i dan lainnya dengan sanad shohih).

Lihat Zadul Ma’ad (1/271), Silsilah Adh Dha’ifah (1238, 5574), Irwa Gholil (435), Takhrij Adzkar Nawawiyah (137).

***

Penulis: Ust. Ahmad Sabiq

Sumber: http://muslim.or.id/29021-hadits-lemah-rasulullah-qunut-shubuh-hingga-meninggal-dunia.html

Channel @muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Waspadalah! Waspadalah!

Читать полностью…

Muslim.or.id

Program Pesantren Liburan Mahasiswa 2017 di Yogyakarta (24 Desember - 15 Januari 2017)

Program Bahasa Arab Intensif, Tahsin Dasar, Kajian Kitab dan Kajian Tematik

[ Program Bahasa Arab Intensif ]

Pilihan Kelas :

1. Kelas Dasar

Materi : Ilmu Nahwu
Kitab panduan : Al Muyassar fii ‘Ilmin Nahwi
Syarat : Bisa Membaca Al-Qur’an dengan baik

Masa KBM : 24 Desember 2016 - 13 Januari 2017
Pengajar : Staff pengajar Mahad Umar bin Khattab

Waktu : 05.30 – 07.00 ( sesi I ) & 15.45 – 17.15 ( sesi II )
Biaya : Rp 250.000,-
Kitab : Rp 25.000,-

2. Kelas Menengah

Materi : Ilmu sharaf
Kitab panduan : Al-Kafi fi ‘ilmi Sharf
Syarat : Memiliki dasar ilmu nahwu dan lolos tes seleksi

Masa KBM : 24 Desember 2016 - 13 Januari 2017
Pengajar: Staff pengajar Mahad Umar bin Khattab

Waktu: 05.30 – 07.00 ( sesi I ) & 15.45 – 17.15 ( sesi II )
Biaya: Rp 250.000,-
Kitab: Rp 45.000,-

3. Kelas Lanjutan

Materi : Ilmu sharaf lanjutan
Kitab panduan : Mulakhos Qowaid Lughoh Arobiyyah Jilid 2
Syarat : Memiliki dasar ilmu nahwu dan sharaf serta lolos tes seleksi

Masa KBM : 24 Desember 2016 - 13 Januari 2017
Waktu : 05.30 – 07.00
Tempat : Masjid Al-Ashri Pogung Rejo

Pengajar: Ustadz dr. Raehanul Bahraen
Biaya: Rp 300.000,- (belum termasuk kitab)

PENDAFTARAN:

Waktu: 1 – 18 Desember 2016

Tata cara :
1. Mengisi formulir pendaftaran di www.mahadumar.id/pendaftaran
2. Melakukan pembayaran sesuai kelas yang dipilih ke rek BNI Syariah 0361213688 atas nama Taufikkurrohman Faizal Hanafi pada rentang waktu 19 - 23 Desember 2016
3. Setelah transfer segera konfirmasi ke nomor 0857 8659 9931 dengan format : BAYAR#Nama Lengkap#Tanggal Transfer#Kelas Pilihan

Contoh: BAYAR#Muhammad#20Des2016#Dasar.

Bagi pendaftar kelas menengah,diwajibkan mengikuti tes seleksi yang dijadwalkan pada waktu berikut :
Tanggal : 11 - 18 Desember 2016
Tempat : Kantor Ma’had Umar bin Khattab, Pogung Rejo
Hasil seleksi akan diumumkan melalui SMS

[ Program Kelas Tahsin Dasar Khusus PUTRA ]

Masa KBM 2 - 13 Januari 2017 (12 pertemuan)
Materi : Tahsin Dasar
Kitab Panduan : Metode Asy-Syafi’i Ilmu Tajwid Praktis

Pengajar : Staff Pengajar Kampus Tahfizh
Waktu belajar : 19.30-21.00 WIB
Tempat belajar : Masjid sekitar Pogung
Biaya : Rp 50.000,- (sudah termasuk kitab)

PENDAFTARAN:

Waktu: 1 - 22 Desember 2016

Tata cara : Nama#Usia#Alamat#Pekerjaan
kirim ke: 0856-4393-3383
*biaya dibayarkan saat daftar ulang, 25 Desember 2016

[ Kajian Kitab Ilmiah ]

1. “Tiga Landasan Utama dalam Islam” (Penjabaran kitab Tsalatsatul Ushul)

Tema: Aqidah dan Tauhid
Pemateri: Ustadz Said Abu Ukkasyah
Hari: Senin-Kamis, 26-29 Desember 2016
Waktu: 08.30-14.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Dalangan

2. “Menjadi Generasi Terbaik” (Penjabaran kitab Kun Salafiyyan ‘Alal Jaaddah)

Tema: Manhaj
Pemateri: Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.I.S
Hari: Senin-Kamis, 2-5 Januari 2017
Waktu: 08.30-14.30 WIB
Tempat: Masjid Al Ashri Pogung Rejo

3. “Tafsir Surat-Surat Pilihan” (Penjabaran kitab Aisarut Tafasir)

Tema: Tafsir
Pemateri: Ustadz Muhammad Romelan, Lc
Hari: Sabtu-Ahad, 7-8 Januari 2017
Waktu: 08.30-14.30 WIB
Tempat: Masjid Al Ashri Pogung Rejo

*Disediakan kitab gratis bagi peserta (terbatas)

[ Kajian Tematik]

1. “Adab dan Akhlaq dalam Menuntut Ilmu”

Pemateri : Ustadz Abu Salman, B.I.S
Hari: Ahad 25 Desember 2016
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Raya

2. “Hikmah dalam Dakwah”

Pemateri : Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
Hari: Ahad, 1 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Raya

3. “Loyalitas Kaum Muslimin”

Pemateri : Ustadz Muhammad Romelan, L.c
Hari: Senin, 9 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Al-Ashri Pogung Rejo

4. “Adab Interaksi Lawan Jenis”

Pemateri : Ustadz Ahmad, M.Z
Hari: Selasa, 10 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Dalangan

5. “Masa-Masa Keemasan Islam”

Pemateri : Ustadz Amir As-soronji,Lc
Hari: Rabu, 11 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Al-Ashri Pogung Rejo

6. “Fiqih Jual Beli Online”

Pemateri : Ustadz Ammi Nur Baits, ST, BA
Hari: Kamis, 12 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Dalangan

7

Читать полностью…

Muslim.or.id

BEBERAPA KESALAHAN DI DALAM MASJID

Masjid adalah tempat pembinaan umat yang sangat penting. Di tempat yang mulia ini ada adab-adab yang perlu diperhatikan ketika kita berhubungan dengan masjid, namun banyak kaum muslimin yang melalaikan adab-adab tersebut padahal mereka berada di rumah-rumah milik Allah. Di sini insya Allah akan sedikit dibahas beberapa kesalahan yang paling sering terjadi.

Memakai Pakaian yang Tidak Bagus Ketika Shalat
Kaum Muslimin yang semoga dirahmati Allah ta’ala, Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk sekedar memakai pakaian yang menutup aurat, akan tetapi memerintahkan kita pula untuk memperbagus pakaian apalagi ketika ke masjid. Allah berfirman, “Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (QS. Al A’raf [7]: 31). Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa dari ayat ini dapat diambil pelajaran bahwa kita disunnahkan berhias ketika shalat, lebih-lebih ketika hari Jumat dan hari raya. Dan termasuk perhiasan adalah siwak dan parfum.

Namun sekarang banyak kita jumpai kaum muslimin yang ketika pergi ke masjid hanya mengenakan pakaian seadanya padahal ia memiliki pakaian yang bagus. Bahkan tidak sedikit yang mengenakan pakaian yang penuh gambar atau berisi tulisan-tulisan jahil. Akibatnya, mau tidak mau orang yang ada di belakangnya akan melihat dan membaca sehingga rusaklah konsentrasinya.

Tidak Meluruskan Shaf dan Enggan di Shaf Pertama
Di banyak masjid, kerapian, kelurusan dan kerapatannya shaf shalat berjamaah sering kali diabaikan. Padahal shaf yang tidak rapat akan mengganggu ketenangan shalat. Rasulullah bersabda, “Luruskanlah shafmu atau Allah akan menaruh permusuhan dan kemarahan dalam hati kalian.” (HR. Muslim). Sahabat Nu’man bin basyir radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami melihat salah satu di antara kami menyentuhkan pundaknya dengan pundak temannya.” Bahkan Imam Bukhari dalam kitab shahihnya beliau membuat satu judul bab, “Bab hendaknya pundak menyentuh pundak dan kaki menyentuh kaki dalam pengaturan shaf.”

Selain itu, kadang seseorang malas berada di shaf pertama dan lebih suka berada di shaf belakang. Bahkan ia malah mempersilakan orang lain mengisi shaf pertama sementara ia sendiri ada di belakang. Rasulullah bersabda, “Andaikan manusia tahu betapa besar pahala orang yang menjawab azan dan shaf yang pertama, lalu ia tidak mendapatkannya kecuali dengan undian tentu ia akan mengikutinya.” (HR. Bukhari)

Berjalan Tergesa-gesa dan Tidak Segera Shalat Bersama Imam Ketika Masbuk
Seorang yang khawatir ketinggalan shalat (masbuk) hendaklah tetap berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa apalagi sampai berlari untuk menuju ke masjid. Rasulullah bersabda, “Jika kalian mendengarkan iqomat, hendaklah berjalan untuk shalat. Wajib bagimu untuk mendatanginya dengan tenang dan janganlah lari terburu-buru. Apa yang kalian dapati bersama imam maka kerjakanlah dan yang kurang sempurnakanlah.” (HR. Bukhari)

Kadang ada makmum masbuk yang ketika mendapati imam yang sedang sujud tidak segera takbirotul ihrom dan sujud, tetapi justru menunggu sampai imam berdiri. Perbuatan ini bertentangan dengan sunnah, berdasarkan hadis di atas dan hadits: “Sesungguhnya imam itu dijadikan panutan, jika ia bertakbir maka bertakbirlah, jika ia sujud maka bersujudlah dan jika ia bangun maka bangunlah.” (HR. Muslim)

Jual Beli Dalam Masjid
Jual beli di dalam masjid hukumnya haram, berdasarkan hadits: “Apabila kalian melihat orang menjual atau membeli barang dalam masjid maka katakan kepadanya: “semoga Allah tidak memberi keuntungan dalam jual belimu.” (HR. Tirmidzi). Hadits ini juga memerintahkan kita yang melihatnya untuk mengatakan: ‘Semoga Allah tidak memberi keuntungan dalam jual-belimu’ sebagai teguran dalam bentuk doa, karena memang masjid dibangun bukan untuk jual beli.

Wallohu a’lam bish showab.


Sumber: http://muslim.or.id/210-beberapa-kesalahan-dalam-masjid.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

📢Kajian Rutin Muslimah Spesial *KARUMAH SPESIAL*📢

📆 Ahad, 27 November 2016
⏰ 16.00 - 17.30 WIB
🏡 Masjid Pogung Raya
👤 Ustadz dr. Adika Mianoki (Pembina Yayasan Pendidikan Islam al-Atsari)
📝 Jagalah Allah niscaya Alllah akan menjagamu (penjabaran hadits Arba'in no 19)
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
⏩ *Disiarkan Langsung Oleh:*
Radio Muslim Yogyakarta
www.radiomuslim.com

⏩ *Penyelenggara:*
FKKA Yogyakarta
YPIA Yogyakarta

⏩ *Download Kajian:*
https://radiomuslim.com/kajian/rekaman-karumah-kajian-rutin-muslimah-ahad/

Barakallahu fiik...
🔁 Silakan disebarkan

Читать полностью…

Muslim.or.id

IDR 12.000 follow yuk @pustakamuslimjogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

🔊 Info Kajian Tematik di Kampung Pogung

Bersama Ustadz Abdullah Taslim, MA
🕌 Tempat
Masjid Pogung Raya (utara Fak. Teknik UGM)

🕰 Waktu
Sabtu, 26 November 2016 ( 27 Shafar 1438)
Pukul 18.00-selesai

📝 Dengan Tema
“Aku Ingin Mengenal-Mu”

🎙 Live streaming di www.radiomuslim.com

✏ Penyelenggara
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Kampoeng Santri
Takmir Masjid Pogung Raya

#######

Rangkaian kajian Beliau yang lain

📖 Tema : “Darimana Kau Mengambil Ilmu”

⏲ Waktu : Sabtu, 26 November 2016
Pukul 15.30 – selesai

🕋 Tempat : Masjid Amanah Mulia, Yaumi Yogya

=======

📖 Tema : “Penghalang-Penghalang Hidayah”

⏲ Waktu : Ahad, 27 November 2016
Pukul 09.00 – selesai

🕋 Tempat : Masjid Al Muqarrabin, Cawas

=======

📖 Tema : “Meraih Kekhusyukan Dalam Ibadah”

⏲ Waktu : Ahad, 27 November 2016
Pukul 18.00 – selesai

🕋 Tempat : Islamic Center Baitul Muhsinin, Sleman

Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya

Sumber: http://muslim.or.id/29003-safari-dakwah-ustadz-abdullah-taslim-ma-di-yogyakarta-26-27-november-2016.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

MENDIDIK ANAK YANG BANDEL

Soal:
Assalamu'alaykum afwan ustd bagaimana cara mendidik anak yang bandel,sudah pindah 3x sekolah tapi keluar juga.

Syukron wa jazaakallohu khoir jawabannya🙏🏻

Ust. Sa'id Abu Ukasyah menjawab:

Semoga Allah menolong anda dan membimbing anak anda ke jalan yang paling diridhoi-Nya.
1. Periksa keikhlasan dan tawakkal ortu dalam mendidik anak selama ini, jika sudah baik, maka tingkatkan. Jangan sampai ada niat dalam mendidik anak karena tujuan-tujuan selain beribadah kepada Allah. Tingkatkan pula doa anda kepada Allah semata.
2. Cek cara ortu dalam mendidik anak, apakah sudah sesuai dg Sunnah? Diantaranya adalah ketepatan dalam menggunakan sikap tegas, memberi hukuman dan dalam mempertimbangkan maslahat dan mudhorot, serta perhatian kpd hukum asal dalam berdakwah adalah lembut.
3. Cek dosa ortu: durhaka kepada ortunya sendiri (kakek & nenek sang anak) pada masa lampau, apakah ortu sudah berhenti dan bertaubat darinya? karena balasan itu sejenis amalan.
4. Cek pula niat dan cara ortu mencari nafkah, apakah sudah memenuhi kehalalan dan keberkahan?
5. Cek teman-teman anak tersebut, jauhkan dari teman dan lingkungan yg buruk.
6. Konsultasikan kpd Ustadz Sunnah terdekat untuk mendapatkan bimbingan lebih intensif.
7. Jika semua sebab sudah diambil, tapi belum berhasil, inilah ujian aqidah ortu, apakah keyakinan ortu benar terhadap Allah, bahwa hanya Allah lah yang Maha Mampu memberi hidayah Taufiq. Maka Allah menyesatkan sebagian orang yang Allah kehendaki dan memberi petunjuk kepada sebagian orang yang Allah kehendaki, sesuai dengan tunutan hikmah-Nya dan keadilan-Nya.

Sumber: grup Whatsapp Muslim.or.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

YANG DIMAKSUD "NEJED" DALAM HADITS FITNAH NEJED ADALAH IRAK

Bagi orang yang mau meneliti jalur-jalur hadits ini dan membandingkan lafadz lafadznya, niscaya tidak samar lagi baginya penafsiran yang benar tentang makna Nejed dalam hadis ini. Dalam lafadz yang dikeluarkan imam Ath Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir 12/384 no. 13422 dari jalur Ismail bin Mas’ud menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Aun dari ayahnya dari Nafi dari Ibnu Umar dengan lafadz:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا , اللَّهُمَّ بَارِكْ فِي يَمَنِنَا ” , فَقَالَهَا مِرَارًا , فَلَمَّا كَانَ فِي الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ , قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي عِرَاقِنَا , قَالَ : ” إِنَّ بِهَا الزَّلازِلَ , وَالْفِتَنَ , وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

“ya Allah berkahilah kami dalam Syam kami, ya Allah berkahi kami dalam Yaman kami. Beliau mengulanginya beberapa kali, pada ketiga atau keempat kalinya para shahabat berkata: “wahai Rasulullah, dalam Iraq kami?”. Beliau menjawab: “sesungguhnya disana terdapat kegoncangan dan fitnah dan disana pula muncul tanduk setan””

Sanad hadis ini bagus. Ubaidullah adalah seorang yang dikenal hadisnya, sebagaimana kata Imam Bukhari dalam At Tarikh Al Kabir (5/388/1247). Ibnu Abi Hatim juga berkata dalam Al Jarh wa At Ta’dil (5/322) dari ayahnya: “shalih bagus haditsnya”.

Dan dikuatkan dalam riwayat Yakub Al Fasawi dalam Al Ma’rifah (2/746-748), Al Mukhallis dalam Al Fawa’id Al Muntaqah (7/2-3), Al Jurjani dalam Al Fawaid (2/164), Abu Nu’aim dalam Al Hilyah (6/133), Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (1/120 ) dari jalur Taubah Al Anbari dari Salim bin Abdullah bin Umar dari ayahnya dengan lafadz:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي مَكَّتِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا ، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا ” . فَقَالَ رَجُلٌ : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي عِرَاقِنَا فَأَعْرَضَ عَنْهُ ، فَرَدَّدَهَا ثَلاثًا ، كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ الرَّجُلُ وَفِي عِرَاقِنَا فَيُعْرِضُ عَنْهُ . فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” بِهَا الزَّلازِلُ وَالْفِتَنُ ، وَمِنْهُا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

“Ya Allah berkahilah kami dalam Makkah kami. Ya Allah berkahilah kami dalam Madinah kami. Ya Allah berkahilah kami dalam Syam kami. Ya Allah berilah kami dalam sha’ dan berkahilah kami dalam mudd kami”. Seorang berkata: “wahai Rasulullah, dalam Iraq kami?”. Lalu nabi berpaling darinya dan mengulangi tiga kali. Orang tersebut tetap saja mengatakan dalam: “dalam Iraq kami?”. Nabi pun berpaling darinya seraya bersabda: “di sanalah kegoncangan dan fitnah dan disana pula muncul tanduk setan”. (sanad hadits ini shahih, sesuai syarat Bukhari-Muslim).

Imam Muslim dalam Shahih-nya (2905) merriwayatkan dari Ibnu Fudhail dari ayahnya, dia berkata, saya mendengar ayahku Salim bin Abdullah bin Umar berkata:

يا أهل العراق ! ما أسألكم عن الصغيرة وأركبكم للكبيرة ! سمعت أبي عبدالله بن عمر يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : إن الفتنة تجيء من ههنا ، وأومأ بيده نحو المشرق ، من حيث يطلع قرنا الشيطان

“wahai penduduk Irak! Alangkah seringnya kalian bertanya tentang masalah-masalah sepele dan alangkah beraninya kalian menerjang dosa besar! Saya mendengar ayahku, Abdullah bin Umar mengatakan: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “sesungguhnya fitnah datangnya dari arah sini, beliau sambil mengarahkan tangannya ke arah timur. Dari situlah muncul tanduk setan”

Riwayat ini sangat menunjukkan bahwa maksud “arah timur” adalah Irak. Sebagaimana dipahami oleh Salim bin Abdullah bin Umar rahimahullah.

Selengkapnya: http://muslim.or.id/22859-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab-dan-fitnah-nejed.html

___

MA'HAD UMAR
Ma’had Umar bin Khattab adalah tempat belajar bahasa Arab dan membaca kitab gundul di Yogyakarta. Kunjungi: http://mahadumar.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

MENGANGGAP JIMAT SEBAGAI SEBAB TERHINDAR DARI BALA, INI ADALAH SYIRIK DALAM PENETAPAN SEBAB

Jika ditinjau dari makna dalil-dalil tentang larangan penggunaan jimat atau rajah, maka ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah rahimahumullah menyimpulkan bahwa walaupun pemakai jimat berkeyakinan jimat itu sekedar sebab saja, tetaplah divonis syirik kecil, karena beberapa alasan hukum berikut ini:

1. Hati pemakai jimat tergantung kepada jimat tersebut.
2. Pemakai jimat telah menjadikan jimat itu sebagai sebab, padahal itu bukanlah sebab, sehingga pemakainya dinilai telah ikut serta dengan Allah Ta’ala dalam menentukan hukum tentang sesuatu itu sebagai sebab, padahal Allah Ta’ala tidak menjadikannya sebagai sebab.
3. Hal itu merupakan sarana yang mengantarkan kepada syirik besar (akbar), sehingga kendatipun dalam nash memakai jimat itu divonis syirik, namun hanya dihukumi syirik kecil dan tidak sampai tingkatan syirik besar.

Berikut ini beberapa nukilan ucapan para ulama rahimahumullah,

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa keyakinan memakai jimat gelang, kalung dan semisalnya yang hanya sekedar sebab menyebabkan hati pemakai jimat bergantung pada jimat tersebut sebagaimana kutipan perkataan beliau berikut.

لابد أن يتعلق قلب متعلقّها بها

“Tentulah hati pemakai jimat tersebut bergantung kepadanya”1.

Syaikh Sholeh Alusy- Syaikh hafizhahullah menjelaskan bahwa,

ثمّ لِمَ كان لُبس الحلقة أو الخيط من الشرك الأصغر؟ الجواب: لأنه تعلق قلبه بها، وجعلها سببا لرفع البلاء، أو سببا لدفعه

“Kemudian apa alasan memakai sesuatu yang melingkar dan memakai benang (yang dilingkarkan) termasuk bentuk kesyirikan?

Jawabannya adalah karena hatinya tergantung kepada jimat tersebut dan karena pemakainya menjadikannya sebagai sebab dengan tujuan untuk menyingkirkan mara bahaya atau menolaknya”2.

Salah satu ulama besar, Syaikh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan hal yang sama -yaitu kesyirikan pemakai jimat yang jenis syirik kecil- , beliau menjelaskan sebabnya,

لأنه لما اعتقد أن ما ليس بسبب سببًا؛ فقد شارك الله تعالى في الحكم لهذا الشيء بأنه سبب، والله تعالى لم يجعله سببًا‏

“Karena ketika ia meyakini bahwa sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab, berarti ia telah ikut serta dengan Allah Ta’ala dalam menentukan hukum tentang sesuatu itu sebagai sebab, padahal Allah Ta’ala tidak menjadikannya sebagai sebab”3.

Ulama besar yang lainnya, Syaikh Bin Baz rahimahullah saat menta’liq kitab Fathul Majid menjelaskan tentang alasan memakai jimat dikatakan sebagai dosa syirik kecil, beliau berkata,

أما إذا اعتقد أنها سبب للسلامة من العين أو الجن ونحو ذلك، فهذا من الشرك الأصغر؛ لأن الله سبحانه لم يجعلها سببا، بل نهى عنها وحذر، وبين أنها شرك على لسان رسوله صلى الله عليه وسلم، وما ذاك إلا لما يقوم بقلب صابحها من الالتفات إليها، والتعلق بها

“Adapun jika ia meyakini bahwa tamimah (jimat) itu sebagai sebab selamatnya dari serangan penyakit ‘ain, gangguan jin dan yang semisalnya, maka ini termasuk syirik kecil, karena Allah Subhanahu tidak menjadikan tamimah (jimat) tersebut sebagai sebab, bahkan melarangnya dan memperingatkannya, serta menjelaskan melalui lisan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa memakai tamimah (jimat) tersebut adalah kesyirikan. Hal itu semata-mata disebabkan kecondongan dan ketergantungan hati pemakai tamimah (jimat) kepada tamimah (jimat) tersebut”4.

____

Ust. Sa'id Abu Ukasyah

Sumber: http://muslim.or.id/29056-penggunaan-jimat-atau-rajah-tetap-syirik-walau-berkeyakinan-sekedar-sebab-10.html

Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya

Читать полностью…

Muslim.or.id

UNTUKMU PEMUDA MALAS YANG ENGGAN BEKERJA

Pada sebuah kesempatan, Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah ditanya, “Ada seorang pemuda, ia mampu bekerja tapi enggan bekerja. Apa pendapat anda?”

Beliau menjawab:

Pendapatku sama dengan pendapat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu,

أرى الشاب فيعجبني فأسأل عن عمله فيقولون لا يعمل فيسقط من عيني

“Aku melihat seorang pemuda, ia membuatku kagum. Lalu aku bertanya kepada orang-orang mengenai pekerjaannya. Mereka mengatakan bahwa ia tidak bekerja. Seketika itu pemuda tersebut jatuh martabatnya di mataku”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

إن أطيب كسب الرجل من يده

“Pendapatan yang terbaik dari seseorang adalah hasil jerih payah tangannya”

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat seorang lelaki yang kulit tangannya kasar, beliau bersabda,

هذه يد يحبها الله ورسوله

“Tangan ini dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya”

Beliau juga bersabda,

إذا قامت القيامة وفي يد أحدكم فسيلة فليغرسها

“Jika qiamat telah datang, dan ketika itu kalian memiliki cangkokan tanaman, tanamlah!”

Beliau juga bersabda,

كفى بالمرء إثماً أن يضيع من يعول

“Seseorang itu sudah cukup dikatakan sebagai pendosa jika ia menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya”

Jika seseorang duduk di masjid menyibukkan diri dalam urusan agama, menuntut ilmu agama atau beribadah namun menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya, ia adalah seorang pendosa. Ia tidak paham bahwa bekerja untuk menjaga iffah dirinya, istrinya dan anak-anaknya adalah ibadah. Terdapat hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الساعي على الأرملة والمسكين كالمجاهد في سبيل الله

“Petugas pengantar shadaqah untuk janda dan orang miskin bagaikan mujahid di jalan Allah”

Al Baihaqi dalam kitabnya, Syu’abul Iman, membawakan sebuah riwayat dari Umar radhiyallahu ‘anhu:

يا معشر القراء (أي العباد) ارفعوا رؤوسكم، ما أوضح الطريق، فاستبقوا الخيرات، ولا تكونوا كلاً على المسلمين

“Wahai para pembaca Qur’an (yaitu ahli ibadah), angkatlah kepada kalian, sehingga teranglah jalan. Lalu berlombalah dalam kebaikan. Dan janganlah menjadi beban bagi kaum muslimin”

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/2484-bagimu-pemuda-malas-nan-enggan-bekerja.html

Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya

Читать полностью…

Muslim.or.id

PARAHNYA PRAKTEK SYIRIK DI MASA KINI

Kini, Syirik Terjadi Dalam Uluhiyyah dan Rububiyyah
Orang musyrikin zaman jahiliyyah hanya melakukan kesyirikan dalam masalah uluhiyyah (peribadatan). Mereka tetap mengakui tentang rububiyyah Allah, bahwa hanya Allah saja yang mencipta, memberi rezeki, dan mengatur segala urusan mereka. Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ والأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللّهُ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُونَ

“Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Allah.’ Maka katakanlah ‘Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?’.” (Yunus: 31).

Meskipun kaum musyrikin jahiliyyah menyekutukan Allah dalam ibadah, mereka tetap meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka dan memberi rezeki serta mengatur urusan mereka.

Lalu bagaimana keadaan musyrikin di zaman sekarang ini? Di antara mereka ada yang berkeyakinan bahwa yang memberikan jatah ikan bagi nelayan, yang mengatur ombak laut selatan adalah Nyi Roro Kidul. Ada pula yang meyakini bahwa ada Jin sebagai penguasa Gunung Merapi. Ada pula yang meyakini bahwa yang mengatur urusan hasil panen mereka adalah Dewi Sri. Padahal tidak ada seorang pun yang dapat mengatur alam semesta kecuali Allah Ta’ala. Ini adalah hak khusus Allah dalam rububiyyah-Nya.

Dahulu kaum musyrikin masih mending, mereka hanya melakukan kesyirkan dalam uluhiyyah, namun tetap mengakui rububiyyah. Adapun kesyirikan zaman ini, terjadi dalam masalah rububiyyah dan uluhiyyah. Sungguh, betapa keterlaluan dan lancangnya terhadap Allah, Sang Pencipta alam semesta !

Kini, Syirik Terjadi Di Waktu Senang dan Susah
Dahulu orang-orang musyrik jahiliyyah di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan perbuatan syirik ketika dalam kondisi lapang saja. Tatkala merkeka dalam kesempitan dan kesusahan, mereka meninggalkan perbuatan syirik dan hanya mentauhidkan Allah. Mereka tinggalkan sesembahan mereka dan hanya berdoa meminta kepada Allah saja. Allah kisahkan tentang kodisi mereka :

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Namun tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)” (Al Ankabut : 65).

وَإِذَا مَسَّكُمُ الْضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلاَّ إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإِنْسَانُ كَفُوراً

“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.” (Al Isra’:67)

Itulah keadaan musyrikin zaman dahulu. Mereka melakukan kesyrikan tatkala kondisi lapang. Namun tatkala dalam kondisi kesulitan dan kesempitan, mereka hanya berdoa kepada Allah saja.

Bandingkan dengan kodisi musyrikin di masa kini. Perbuatan syirik terjadi setiap saat, baik kondisi senang maupun susah. Ketika kondisi senang, misalnya ada acara pernikahan, hendak membangun rumah, sehabis panen hasil pertanian, mereka melakkan perbuatan syirik dengan memberi sesaji kepada selain Allah. Demikian pula dalam kondisi kesulitan. Tatkala ada musibah bencana, memberikan sesaji kepada selain Allah sebagai tolak bala. Tatkala ada barang yang hilang, meminta bantuan ke paranormal. Tatkala menderita sakit, datang berobat kepada dukun. Demikianlah kondisi musyrikin zaman ini, kesyirikan terjadi saat kondisi senang maupun susah.

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/26357-parahnya-praktek-syirik-di-masa-kini-2.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Sekali lagi pentingnya TAUHID

Читать полностью…

Muslim.or.id

Jarang berdzikir tanda kerasnya hati...

Читать полностью…

Muslim.or.id

BAHAYA MENCELA DAN MERENDAHKAN ORANG-ORANG SHALIH

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Soal:

Apa hukum mencela orang-orang yang berpegang teguh menjalankan ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya?

Jawab:

Mencela orang-orang yang berpegang teguh menjalankan ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya karena keteguhan mereka dalam beragama, merupakan perkara yang sangat berbahaya bagi seseorang. Karena hal ini dikhawatirkan merupakan bentuk kebencian terhadap apa yang mereka terapkan yaitu istiqomah dalam beragama, sehingga menjadi kebencian terhadap ajaran agama yang mereka jalankan. Ini semisal dengan apa yang Allah firmankan:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”” (QS. At Taubah: 65).

karena ayat ini turun berkenaan dengan kaum Munafikin yang mengatakan: “kami belum pernah melihat orang-orang yang semisal mereka itu (yaitu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya), yang paling gendut perutnya, yang dusta perkataannya, dan paling pengecut ketika bertemu musuh“. Maka turunlah ayat tersebut.

Maka orang yang melecehkan ahlul haq itu hendaknya berhati-hati. Karena mereka adalah orang-orang yang berusaha menerapkan ajaran agama, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إن الذين أجرموا كانوا من الذين آمنوا يضحكون ، وإذا مروا بهم يتغامزون ، وإذا انقلبوا إلى أهلهم انقلبوا فكهين . وإذا رأوهم قالوا إن هؤلاء لضالون ، وما أرسلوا عليهم حافظين ، فاليوم الذين آمنوا من الكفار يضحكون . على الآرائك ينظرون ، هل ثوب الكفار ما كانوا يفعلون

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (QS. Al Muthaffifin: 29-34).

Sumber: http://muslim.or.id/26049-mencela-orang-orang-shalih.html

Channel @muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

TIGA PESAN AGUNG DARI NABI SHALLALLAHU'ALAIHI WASALLAM

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Abbad

Allah Jalla wa ‘ala telah mengumpulkan pada diri Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam tutur kata yang sangat indah, singkat namun kaya makna dan sempurna. Siapa yang memiliki hubungan kuat dengan sunah dan petunjuk sebaik-baik hamba ini -semoga shalawat serta salam selalu tercurah untuknya- maka ia beruntung di dunia dan akhirat. Mari sejenak kita bersama menyelami nasehat Nabi kita –alaihissholaatuwassalam– yang singkat namun dalam maknanya, besar pengaruhnya dan terkumpul banyak kebaikan.

Disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Ibnu Majah dan yang lainnya, dari hadis Abu Ayub al Anshori- radhiyallahu’anhu– bahwa ada seorang laki-laki menemui Nabi Shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata, “Beri aku nasehat singkat”. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا وَاجْمَعْ الْإِيَاسَ مِمَّا فِي يَدَيْ النَّاسِ

“Jika kamu hendak melaksanakan shalat, shalatlah seperti shalat terakhir, jangan mengatakan sesuatu yang membuatmu minta maaf di kemudian hari dan kumpulkan keputus-asaan terhadap apa yang ada pada manusia”.

Nasehat pertama : menjaga sholat dan memperbaiki penunaiannya

Nasehat kedua : menjaga lisan

Nasehat ketiga : qona’ah serta menggantungkan hati hanya kepada Allah.


Simak penjelasannya di: http://muslim.or.id/29034-tiga-pesan-agung-dari-nabi-shallallahualaihi-wasallam.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

. “Kiat-Kiat Menjaga Ilmu”

Pemateri : Ustadz dr. Raehanul Bahraen
Hari: Ahad 15 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Raya

*Disediakan makalah gratis bagi peserta (terbatas)

[Kegiatan Ekstra ]

Rihlah ke Pondok Pesantren Darus Shalihin (Asuhan Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, ST. M.Sc.) *dalam konfirmasi

Kontak Panitia 085106144862

Penyelenggara:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Ma'had Al 'Ilmi Yogyakarta
Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta
Forum Kajian Islam Mahasiswa - FKIM Yogyakarta
Kampus Tahfizh

Didukung oleh:
muslim.or.id
muslimah.or.id
radiomuslim.com

Bekerja sama dengan :
Pondok Pesantren Darus Shalihin
Masjid Pogung Raya - MPR
Masjid Pogung Dalangan - MPD
Masjid Al 'Ashri Pogung Rejo

Keterangan tambahan:

- Panitia tidak menyediakan penginapanselama kegiatan pesantren liburan, hanya mengarahkan penginapan yang ada di sekitar Pogung.
- Briefing untuk semua kegiatan akan dilaksanakan setelah kajian pembuka tanggal 25 Desember 2016.

Link: http://muslim.or.id/29025-program-pesantren-liburan-mahasiswa-2017-di-yogyakarta-24-desember-15-januari-2017.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hasil bukan tujuan...

Ketika kita berdakwah dan memperjuangkan agama.. Seringkali kita tergesa gesa ingin melihat hasilnya..
Sehingga ketika terasa lambat hasilnya, kita pun menjadi arogan dan keras..
Lalu menamai sikap arogan dengan nama nama yang menipu..
Sebagai jihad atau nama lainnya..

Saudaraku..
Hasil itu bukanlah tujuan..
Yang terpenting kita sudah berbuat sesuai syari'at dan mengikuti manhaj dakwah para Nabi..

Allah Ta'ala berfirman:

فاصبر إن وعد الله حق فإما نرينك بعض الذي نعدهم أو نتوفينك فإلينا يرجعون

"Maka bersabarlah sesungguhnya janji Allah itu pasti benar. Maka boleh jadi kami perlihatkan sebagian janji Kami (ketika kamu masih hidup) atau Kami wafatkan kamu (terlebih dahulu). Maka kepada Kamilah mereka dikembalikan." (Ghofir: 77)

Ibnu Katsir dalam tafsir ya berkata, "Allah Ta'ala berfirman: Boleh jadi kami perlihatkan kepadamu wahai Muhammad ketika kamu masih hidup sebagian janji Kami untuk mengadzab kaum kafir itu. Atau kami wafatkan kamu terlebih dahulu sebelum adzab itu turun kepada mereka."

Saudaraku..
Janganlah kekesalan dan kemarahan membuat kita tergesa gesa ingin segera melihat hasil perjuangan..
Kita tidak akan ditanya oleh Allah tentang hasil usaha kita..
Tapi kita akan ditanya tentang tata cara perjuangan kita..
Apakah sesuai dengan manhaj para Nabi dan Rasul..

____

Ustadz Badrusalam, Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kisah sepotong roti..

Dahulu..
ada seorang lelaki yang beribadah selama 60 tahun lamanya..
lalu ia terfitnah oleh seorang wanita..
dan berzina dengannya selama enam hari..
lalu ia sadar dan bertaubat..
ia pun pergi meninggalkan tempat ibadahnya..
lalu ia singgah di sebuah masjid..
dan tinggal di sana selama tiga hari tak ada makanan..
suatu ketika, ada orang yang memberinya roti..
ketika ia hendak memakannya..
ia melihat dua orang yang amat membutuhkan..
ia pun memotong roti..
dan memberikannya kepada keduanya..
sementara ia tak makan..
maka Allah memerintahkan malaikat untuk menimbang..
antara amalannya selama 60 tahun dan zinanya selama 6 hari..
ternyata lebih berat zina selama 6 hari..
lalu Allah memerintahkan menimbang zinanya 6 hari dengan dua potong roti..
ternyata lebih berat dua potong roti
diriwayatkan oleh Nadlr bin Syumail dari perkataan ibnu Mas'ud..
dan ibnu Abu Nuaim meriwayatkan juga kisah yang sama dari Abu Musa Al Asy'ari dengan sanad yang shahih..

lihatlah..
ibadah 60 puluh tahun dikalahkan oleh zina 6 hari..
tidakkah menjadi takut hati kita untuk berbuat maksiat..

lihat juga..
ternyata berinfak di saat kita butuh..
melebihi ibadah selama 60 tahun..
namun..
itu tak mudah..
karena jiwa amat mencintai harta..
kecuali orang yang Allah berikan kekuatan padanya..

___

Ust. Abu Yahya Badrusalam Lc.

Читать полностью…

Muslim.or.id

HADITS PALSU TENTANG ILMU LADUNNI

عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((مَنْ عَمِلَ بِمَا يَعْلَمْ وَرَّثَهُ اللهُ عِلْمَ مَا لمَ ْيَعْلَمْ)) رواه أبو نعيم

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya maka Allah akan mewariskan untuknya ilmu yang belum diketahuinya”.

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam kitab “Hilyatul auliyaa’” (10/14-15) dari jalur Imam Ahmad bin Hambal, dari Yazid bin Harun, dari Humaid ath-Thawil, dari Anas bin Malik, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.

Hadits ini adalah hadits palsu yang dipalsukan atas nama Imam Ahmad bin Hambal, yang memalsukannya adalah salah seorang dari para rawi antara Imam Abu Nu’aim dan Imam Ahmad bin Hambal.

Imam Abu Nu’aim al-Ashbahani setelah membawakan riwayat hadits ini dengan sanadnya, beliau berkata: “(Imam) Ahmad bin Hambal menyebutkan ucapan ini (matan/redaksi hadits ini) dari salah seorang Tabi’in, dari (Nabi) ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam, lalu salah seorang rawi (yang mendengar dari Imam Ahmad) keliru (dan menyangka) bahwa Imam Ahmad menyebutkannya dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Kemudian rawi tersebut membuat (memalsukan) sanad hadits ini atas nama Imam Ahmad. Hadits ini dengan sanadnya tidak benar (diriwayatkan) dari Imam Ahmad bin Hambal”.

***

Penulis: Ust. Abdullah Taslim, Lc., MA.

Sumber: http://muslim.or.id/27741-hadits-palsu-tentang-ilmu-ladunni.html

___

Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya

Читать полностью…

Muslim.or.id

Natal, Hari Raya Siapa?

Meluruskan dan Menguatkan Kembali Kecintaan Seorang Muslim terhadap agamanya

Miris terasa ketika melihat keadaan kaum muslimin saat ini. Karena didikan aqidah yang serba kurang sehingga hal yang biasa dan wajar jika mereka pun turut serta dalam memeriahkan perayaan Natal. Ada yang dengan mengucapkan selamat natal dan Merry Christmas. Ini pun yang kami lihat sejak kecil di Jayapura, Papua, bahkan ini yang dialami kaum muslimin di Indonesia Timur. Kaum muslimin begitu biasa mengucapkan selamat Natal pada Nashrani padahal jelas sekali hari besar tersebut bukanlah perayaan kita kaum muslimin. Bahkan ada pula yang sampai memeriahkannya dengan memakai aksesoris, busana dan pakaian seperti sinter klas, ada pula yang saling memberikan hadiah, juga sampai menghadiri acara natal di Gereja.

Musibah, sungguh suatu musibah karena musibah ini adalah musibah yang merenggut aqidah.

(Sepenggal kalimat pengantar dari penulis...)

Lisan mereka dengan ringannya mengucapkan selamat natal, dan tanpa sungkan pun mereka memakai berbagai atribut natal, serta begitu toleren dengan tanpa canggung menghadiri acara kebaktian atas nama kerukunan beragama.

Bagaimana seorang muslim bersikap dalam menghadapi realita ini...
Temukan jawabannya di buku ini..

Sebuah buku kecil yg InsyaAllah akan membantu meluruskan dan Menguatkan aqidah seorang muslim, yg di masa ini semakin tergerus gelombang fitnah pemikiran yg merusak agamanya.
Semoga bermanfaat...

EDISI REVISI + COVER BARU

Judul Buku: Natal, Hari Raya Siapa?
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Kode Buku : NHRS
Ukuran: 14,5 x 9,5 cm
Tebal: 132 halaman
Harga: Rp 12.000,00

Pemesanan dapat menghubungi kami melalui

1. Email: pustaka_muslim@yahoo.com
2. Kontak: 085290888668 (CALL / SMS / WA)
3. PIN BBM: D68681AC

Silakan kunjungi situs kami di http://pustaka.muslim.or.id/

Yuk follow @pustakamuslimjogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

DIANTARA BENTUK GANJARAN KEBAIKAN

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

 وقال بعض السلف: من ثواب الحسنة الحسنة بعدها، ومن جزاء السيئة السيئةُ بعدها

Artinya: “Sebagian ulama salaf (terdahulu dari generasi shahabat, tabi’ien dan tabi’ut tabi’ien) berkata: “Termasuk dari ganjaran sebuah kebaikan adalah (mengerjakan)  sebuah kebaikan setelahnya, dan termasuk dari balasan kesalahan/dosa adalah (mengerjakan) kesalahan/dosa setelahnya.”

 والآيات في هذا المعنى كثيرة دالة على أن الله، عز وجل، يُجازي من قصد الخير بالتوفيق له، ومن قصد الشر بالخذلان.

Artinya: “Dan ayat-ayat di dalam makna ini sangat banyak, yang menunjukkan bahwa Allah Azza wa Jalla, memberikan ganjaran kepada siapa yang bermaksud melakukan kebaikan yaitu dengan memberikan taufik kepadanya dan kepada siapa yang bermaksud dengan mengerjakan keburukan yaitu dengan kehinaan”. (Tafsir Al Quran Al Azhim, karya Ibnu Katsir rahimahullah).

Sumber: http://muslim.or.id/8508-maksiat-akan-mengajak-maksiat-yang-lain.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

POKOK-POKOK DAKWAH SYAIKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL ALBANI

Syaikh Ibrahim Al Hasyimi dalam Shafahat Musyriqah min Hayati Asy Syaikh Al Albani (144-145) mengatakan:

Pembahasan mengenai dakwah Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dan jasa-jasanya dalam dakwah dan jihad adalah pembahasan yang panjang. Oleh karena saya akan ringkaskan pokok-pokok dakwah beliau dalam poin-poin berikut:

* Mendakwahkan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah yang shahih, serta meninggalkan fanatik madzhab dan fanatik terhadap pendapat individu
* Mendakwahkan untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah sebagaimana dipahami oleh salafus shalih radhiallahu’anhum, karena tidak ada jalan untuk kejayaan umat kecuali dengannya.
* Mendakwahkan untuk mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla semata, serta menjelaskan akidah salafus shalih dalam asma wa shifat Allah dan dalam bab akidah yang lain.
* Mendakwahkan untuk totalitas dalam meneladani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, sebagai perwujudan dari syahadat “anna muhammadar rasulullah“.
* Memperingatkan orang untuk menjauhi kesyirikan dengan berbagai bentuk dan wujudnya.
* Memperingatkan orang untuk menjauhi firqah sesat seperti Ahmadiyah Qadhiyaniyah, Syi’ah Rafidhah, Ingkarus Sunnah.
* Memperingatkan orang untuk menjauhi bid’ah, perbuatan-perbuatan munkar, adat istiadat dan budaya luar yang dimasukan ke dalam masyarakat Muslim.
* Memperingatkan orang untuk menjauhi bid’ah secara umum sebagaimana telah diperingatkan oleh Allah Ta’ala untuk menjauhinya.
* Mencurahkan tenaga untuk menjaga warisan para salaf dengan mentahqiq kitab-kitab akidah dan kitab-kitab hadits, dan menghidupkan semangat ini.
* Mengenalkan sunnah-sunnah yang shahih kepada umat agar mereka mengamalkannya dan mengenalkan yang dhaif-dhaif agar mereka menjauhinya, serta menghidupkan semangat untuk senantiasa mengecek validitas dalil sebelum beramal.
* Menghidupkan banyak sunnah mahjurah (sunnah-sunnah yang telah ditinggalkan) di berbagai negeri melalui tulisan-tulisan beliau dan juga majelis ta’lim.
* Penentangan keras beliau terhadap orang-orang yang terpengaruh pemikiran takfiri kontemporer yang merupakan pemikiran menyimpang. Dan beliau menghalangi para pemuda dari pengaruh pemikiran yang fatal ini.
* Menjelaskan kedudukan hadits dalam Islam, bahwasanya umat tidak bisa hanya mencukupkan diri pada Al Qur’an saja.
* Menjelaskan validnya berhujjah dengan hadits dalam masalah akidah, sebagaimana juga ia adalah hujjah dalam masalah fikih.
* Mendakwahkan manhaj tashfiyah (yaitu membersihkan Islam dari hal-hal yang bukan berasal dari Islam) dan tarbiyah (pendidikan) umat untuk berpegang pada manhaj yang murni tersebut.
* Memperingatkan orang untuk menjauhi fanatik terhadap organisasi massa, yayasan dan partai yang dijadikan sebagai patokan al wala wal bara’.

Selengkapnya: http://muslim.or.id/28995-biografi-asy-syaikh-al-muhaddits-muhammad-nashiruddin-al-albani-2.html

Artikel seri pertama:
http://muslim.or.id/27562-biografi-asy-syaikh-al-muhaddits-muhammad-nashiruddin-al-albani-1.html

Semoga bermanfaat.

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

*[ ...Mari Beramal, Jangan Sampai Menyesal... ]*
🍒🍒🍒
---

Mari beramal,
Jangan sampai kita menyesal. Sungguh, orang-orang yang telah meninggal dunia, mereka akan menyesal karena tidak memanfaatkan kesempatan ketika di dunia untuk banyak beramal.

---

Mari beramal,
Jangan sampai kita menyesal sebagaimana penyesalannya orang kafir, yang berkata :

ُ *يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا*

_"Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah"._ *(QS. An Naba : 40)*

---

Mari beramal,
Jangan sampai kita menyesal karena selama di dunia, tidak sempat bersedekah, tidak sempat beramal ibadah.

*وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ*

_"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?"_ *(QS. Al Munafiqun : 10)*

---

_🍍Mari Beramal, Mari Bersedekah, Mari Berbuat Baik🍍_


📢 Nantikan Info _Flash Donasi_ *YPIA TV* 📺, esok hari. Insya allah...


_Mari Berlomba untuk Berbuat Baik!_

🍒🍒🍒
======
🔊 Broadcasted by :
*Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta*
_(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)_
✉/📱085747223366

Читать полностью…
Подписаться на канал