muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

MENINGGALKAN PERKARA YANG TIDAK BERMANFAAT (2)

Kapankah keislaman seseorang dianggap baik? Para ulama berbeda pendapat:

1. Sebagian memandang bahwa kebaikan Islam seseorang dicapai dengan mengerjakan kewajiban-kewajiban dan menjauhi larangan-larangan. Dan ini adalah tingkatan golongan yang pertengahan, yang disitir oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya,

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللهِ

“Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.” (QS. Fathir: 32)

Orang yang baik keislamannya adalah golongan pertengahan yang mengerjakan kewajiban-kewajiban dan sebagian yang sunah, serta meninggalkan semua hal-hal yang diharamkan.

2. Pendapat kedua mengatakan: Kebaikan Islam seseorang artinya: jika ia telah mencapai tingkatan ihsan yang disebutkan dalam hadits,

قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ, فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ»

Jibril bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Apakah ihsan itu?” Beliau menjawab: “Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Seandainya engkau tidak mampu, ketahuilah bahwasanya Dia itu melihatmu.” (HR. Muslim no: 93)

3. Pendapat ketiga memandang bahwa kebaikan keislaman itu bertingkat-tingkat, masing-masing orang berbeda-beda tingkatannya. Besarnya pahala dan keutamaan seseorang tergantung tingkatan kebaikan keislaman dia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلاَمَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ »

“Jika Islam salah seorang dari kalian baik, maka setiap amal kebaikan yang ia lakukan akan dicatat (pahalanya) sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat.” (HR. Bukhari no: 42)

Keterangan para ulama ahli penelitian (tahqiq) mengatakan bahwa kebaikan keislaman itu bertingkat-tingkat, tidak hanya satu level saja (menguatkan pendapat ketiga).

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/444-meninggalkan-perkara-tidak-bermanfaat-1.html

Like juga fanspage https://facebook.com/muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Perhatikanlah dari mana harta yang kau dapatkan.

Читать полностью…

Muslim.or.id

PATOKAN TASYABBUH

Banyak kalangan yang masih bingung tentang patokan tasyabbuh yang dilarang dalam agama Islam, sehingga mereka menghukumi banyak hal sebagai tasyabbuh padahal bukan, seperti kopyah hitam, pakaian jawa, dan sebagainya.

Bagaimana sebenarnya patokan tasyabbuh itu? Simak penjelasan ulama berikut:

Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili berkata:

الضابط للتشبه بالكفار (أن يفعل الإنسان فعلًا لا يفعله إلا الكفار لا بمقتضى الإنسانية)

“Patokan tasyabbuh adalah melakukan perbuatan yang tidak dilakukan kecuali orang kafir bukan karena kebutuhan manusia”.

Perhatikan patokan ini baik-baik, jika bukan ciri khas orang kafir maka tidak termasuk tasyabbuh. Seperti celana jeans-nya menurut saya.

Demikian juga hal itu dilakukan oleh orang kafir karena kebutuhan manusia seperti mobil maka ini bukan termasuk tasyabbuh (kajian Tsalatsah Ushul di Masjid Nabawi pada musim haji tahun 1429-1430 H).

Syaikh Ibnu Utsaimin juga berkata:

مقياس التشبه أن يفعل المتشبِه ما يختص به المتشبَه به، فالتشبه بالكفار أن يفعل المسلم شيئاً من خصائصهم، أما ما انتشر بين المسلمين وصار لا يتميز به الكفار فإنه لا يكون تشبهاً، فلا يكون حراماً من أجل أنه تشبه، إلا أن يكون محرماً من جهة أخرى. وهذا الذي قلناه هو مقتضى مدلول هذه الكلمة. وقد صرح بمثله صاحب الفتح حيث قال (صــ272 ج10.

“Patokan Tasyabbuh kepada orang kafir adalah seorang muslim melakukan hal yang merupakan ciri khas kafir. Adapun jika hal itu tersebar antara kaum muslimin dan bukan ciri khas kaum kuffar maka bukanlah tasyabbuh, tidak terlarang karena tasyabbuh kecuali jika ada alasan lainnya yang mengharamkan.

Apa yang kami sampaikan ini sesuai dengan kandungan kalimat dan dikuatkan oleh penulis Fathul Bari (Ibnu Hajar Al Asqolani, 10/272)”.

Maka jangan gegabah menghukumi tasyabbuh….

***

Penulis: Ust. Abu Ubaidah As Sidawi

Sumber: http://muslim.or.id/27819-patokan-tasyabbuh.html

Like juga fanspage https://facebook.com/muslimahorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

💎💎💎

"Kuharap keimanan selalu manis..
Walau kadang kehidupan ini begitu pahit

Kuharap Allah selalu ridha
Walau segenap ciptaan dan manusia,

membenciku, memarahiku, memakiku


Walau jalin kelindan hubunganku dengan semesta ini

begitu rapuh....


Jika kasih-Nya nan tulus membersamaiku,
segalanya tiada arti bagiku


Apalah artinya semesta di atas tanah ini
semuanya hanya tanah belaka..."


---

🌸🌸🌸

Semoga kita bisa tetap tegar di atas sunnah dan fokus mengejar ridho ilahi...

Berbahagia menjadi yang sedikit...
Di zaman yang terasa *_'asing'_* dengan kebenaran...

Jangan bersedih...
Ketahuilah, Perahu Nabi Nuh, tak tenggelam meski hanya dibuat oleh sejumlah yang sedikit...
Sedangkan, Kapal Titanic ditakdirkan tenggelam, meskipun dibuat oleh banyak orang.

_Berbahagia mengejar ridho ilahi, meski menjadi yang terasing dan sedikit.._

💎💎💎

======
🔊 Broadcasted by :
*Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta*
_(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)_
✉/📱085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

Trompet Adalah Ciri Khas Ibadah Kaum Yahudi

Malam tahun baru tidak afdhal kalau tidak ada terompet, menurut mereka yang merayakannya. Di negara kita, sudah menjadi tradisi sebagian kaum Muslimin merayakannya dan ikut-ikutan meniup terompet. Akan tetapi perlu diketahui bahwa terompet merupakan ciri khas ibadah orang Yahudi sebagaimana dalam hadits berikut.

فعن أبي عميرٍ بن أنسٍ عن عمومةٍ له من الأنصار قال: “اهتم النبي – صلى الله عليه وسلم – للصلاة كيف يجمع الناس لها؟ فقيل له: انصب راية عند حضور الصلاة فإذا رأوها آذن بعضهم بعضاً، فلم يعجبه ذلك، قال: فذكر له القنع يعني الشبور (هو البوق كما في رواية البخاري) ، وقال زياد: شبور اليهود، فلم يعجبه ذلك، وقال: ((هو من أمر اليهود))، قال فذكر له الناقوس، فقال: ((هو من أمر النصارى))، فانصرف عبد الله بن زيد بن عبد ربه وهو مهتمٌ لهمِّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم -، فأُريَ الأذان في منامه

Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah Anshor, “Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai teropet. Nabi pun tidak setuju, beliau bersabda, ‘Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, ‘Itu adalah perilaku Nasrani.’ Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pulang dalam kondisi memikirkan agar yang dipikirkan Nabi. Dalam tidurnya, beliau diajari cara beradzan.”1

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyukai terompet Yahudi yang ditiup dengan mulut dan lonceng Nashrani yang dipukul dengan tangan. Beliau beralasan karena meniup terompet merupakan perbuatan orang Yahudi dan membunyikan lonceng itu merupakan perbuatan orang Nashrani. Karena penyebutan sifat setelah hukum menunjukkan alasan (pelarangan) tersebut. Hal ini menunjukkan larangan beliau dari seluruh perkara yang merupakan kebiasaan Yahudi dan Nashrani.”2

Kesamaan fisik dan zhahir bisa membuat kedekatan hati dan batin

Mungkin ada yang bertanya, mengapa hanya sekedar mirip sedikit kemudian meniru dalam ciri khas ibadah mereka sudah dilarang? Maka jawabannya, kesamaan fisik dan zhahir bisa membuat kedekatan hati dan batin. Contoh sederhananya, misalnya jika seseroang bertemu dengan orang lain yang seragamnya sama, maka ia akan langsung merasa dekat dan bisa jadi akrab. Atau bertemu dari suku dan asal yang sama, maka ia bisa langsung akrab dan merasa ada kesatuan hati. Inilah adalah sebab larangan menyerupai suatu kaum. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَمِنْهُمْ

”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”3

Walaupun dalam hal yang mungkin dianggap kecil seperti terompet, akan tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengingatkan hal ini. Karena sedikit demi sedikit, sejengkal demi sejengkal dan mulai dari hal yang kecil akan mengikuti mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَا لَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”4

Berkata Sufyan Ibnu ‘Uyainah dan yang lainnya dari kalangan salaf,

ولهذا كان (2) السلف (3) سفيان بن عيينة (4) وغيره، يقولون: إن (5) من فسد من علمائنا ففيه شبه من اليهود! ومن فسد من عبّادنا ففيه شبه من النصارى

“Sungguh orang yang rusak dari kalangan ulama kit

Читать полностью…

Muslim.or.id

ORANG MATI MENGETAHUI KEADAAN ORANG YANG HIDUP?

Sebagian orang beranggapan bahwa orang yang sudah mati bisa mengetahui keadaan orang yang masih hidup. Sehingga dengan anggapan itu mereka berbondong-bondong datang ke kuburan untuk meminta pertolongan kepada penghuni kubur.

Ternyata Al Qur’an mengatakan lain. Renungkanlah ayat tentang Nabi Isa berikut ini:

وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Aku (Isa) MENYAKSIKAN mereka SELAMA AKU berada DI TENGAH-TENGAH MEREKA. maka setelah Engkau MEWAFATKAN AKU, ENGKAULAH YG MENGAWASI mereka“. (QS. Al Ma’idah: 117)

Berapa faidah yang bisa kita ambil dari ayat ini:

Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Isa mengetahui keadaan umatnya, SELAMA beliau masih hidup. Adapun setelah wafat, beliau tidak tahu keadaan mereka, namun yang tahu keadaan mereka adalah Allah Yang Maha Mengawasi hambaNya.
Jika mayat mengetahui keadaan orang-orang yang masih hidup, bukankah itu akan banyak mendatangkan kesusahan dan kesedihan baginya?!. Dan hal ini sangat kontradiktif dengan keyakinan bahwa “alam setelah kKematian” itu adalah kebahagiaan yang murni, atau kesusahan yang murni.
Bayangkan bagaimana sedihnya orang yang tahu keadaan yang buruk, namun ia tidak mampu berbuat apapun untuk mengubah keadaan itu. Jika ada yang meyakini sang mayit bisa merubah keadaan, bukankah seharusnya ia lebih dulu mengubah keadaan dia, sebelum mengubah keadaan orang lain menjadi lebih baik?!
Wallahu a’alam.



Penulis: Ustadz Musyaffa Ad Darini, Lc.

Sumber: http://muslim.or.id/21853-orang-mati-mengetahui-keadaan-orang-yang-hidup.html

***

Donasi peduli Suriah https://bit.ly/SuriahBerduka

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan:

“Tawakkal kepada Allah adalah sebab terbesar tercapainya hajat-hajat. Karena Allah akan mencukupkan orang yang bertawakkal kepada Allah”

(Jami’ Al ‘Ulum wal Hikam)

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bagaimana hukumnya seorang Muslim memberi ucapan selamat pada hari raya orang kafir?

Simak penjelasan dari Syaikh Musthafa Al 'Adawi berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=3sNtonZnYg8&t=4s

Klik CC untuk menampilkan terjemah / subtitle

___

Channel youtube: https://www.youtube.com/muslimorid
Web: https://muslim.or.id
Fanspage https://facebook.com/muslimorid
Twitter: https://twitter.com/muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Pembicaraan Kelahiran Isa dalam Al Qur’an

Bacalah kutipan ayat di bawah ini. Allah Ta’ala berfirman,

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا (22) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا (23) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا (24) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا (25)

“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: ‘Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.’ Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 22-25)

Kutipan ayat di atas menunjukkan bahwa Maryam mengandung Nabi ‘Isa ‘alahis salam pada saat kurma sedang berbuah. Dan musim saat kurma berbuah adalah musim panas. Jadi selama ini natal yang diidetikkan dengan musim dingin (winter), adalah suatu hal yang keliru.

Info BUKU: http://pustaka.muslim.or.id/2016/11/natal-hari-raya-siapa/

@pustakamuslimjogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

🌸🌸🌸

Berawal dari beranda di pelataran kata..
Banyak ucapan "Selamat Hari Ibu" yang terbaca..
Hingga ku terjangkit kagum yang serupa..

Lalu ku mencari puisi yang paling pantas untuk disulam..
Sebagai kalam yang hendak dikirimkan sebagai tanda sayang dan perhatian..
Supaya dibilang "kekinian" oleh teman-teman..

======
🌸🌸🌸

Aku tahu...
Selimut puisi itu tidak akan mampu menghangatkan dinginnya kerinduan untuk membahagiakanmu, ibu..

Aku tahu...
Lagipula dalam Islam, 'perhatian' padamu ibu, *_tak hanya terbatas pada waktu tertentu..._*

Aku tahu...
Betapa sudah terlalu banyak ibu memaafkan, dan, aku yakin maaf itu masih senantiasa ibu punya, selalu...

======
🌸🌸🌸

Ibu.... ku kan berusaha terus berbakti, menyayangi tanpa henti...

Mendoakanmu dalam tengadah tangan dan sujud-sujud panjang setiap hari...

Semoga ketulusan ini, dapat memendekkan jarak dan mempersingkat jeda...
Serta mengumpulkan kita, kembali di Surga Allah ta'ala...

=======
🌸🌸🌸

*"Karena, rindu ibu.... Selalu menjadi jalan pulang... "*

🌸🌸🌸
=====
🔊 Broadcasted by :
*Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta*
_(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)_
✉/📱085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

BATILNYA KONSEP TRINITAS NASRANI

Ada beberapa landasan penting dalam ajaran agama Nashrani, salah satunya yang paling pokok adalah doktrin trinitas atau disebut juga tritunggal, ini merupakan doktrin yang wajib diimani oleh para penganut Nashrani (baik itu Katolik, Protestan maupun Ortodok) karena ini adalah tonggak ajaran ketuhanan bagi mereka.

Namun jika kita bandingkan dengan ajaran Islam di mana landasan utamanya (masalah aqidah), khususnya yang berkenaan dengan Uluhiyyah sangatlah jelas dan mudah dipahami, dalil-dalinya tak terhitung banyaknya baik dalam al-Qur’an maupun hadits. Namun tidak demikian adanya dalam agama Nashrani, justru pada doktrin ketuhananlah yang paling sulit untuk dipahami dan dicerna. Padahal seharusnya ini tidak boleh terjadi karena ketuhanan adalah pondasi yang paling dasar yang dibangun diatasnya ajaran-ajaran lain.

Apa itu Doktrin Trinitas?
Di dalam kamus kitab muqoddas, trinitas didefinisikan sebagai berikut: beriman pada Tuhan yang satu Bapa, anak (Yesus Kristu) dan Roh Kudus, Tuhan yang satu, zat yang satu pula, dan kesemunya adalah sama dalam hal kekuasaan, kekuatan dan kemulyaan.

Penting untuk diketahui bahwa doktrin trinitas bukanlah ajaran asli Nashrani, karena ajaran asli Nashrani adalah ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa ‘alaihis salam yang menyeru bani Israel untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya, sama seperti ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya.

Masuknya konsep trinitas ke dalam agama Nashrani berasal dari “ajaran paganism” yang telah ada pada saat itu baik di barat maupun di timur, dan tidak bisa dipungkiri pula bahwa ajaran filsafat yunani pagan juga memiliki andil dalam merusak kemurnian agama Nashrani.

Adapun secara resmi trinitas menjadi doktrin Nashrani secara bertahap jauh setelah masa Isa ‘alaihis salam, dimulai dari konsili nicea pertama pada tahun 325 M, yang diadakan untuk menyelesaikan perpecahan di antara kaum Nashrani sendiri tentang hakikat Yesus kristus, apakan ia hanya seorang Rasul (utusan Allah) ataukah memiliki sifat ketuhanan. Dan akhirnya konsili ini memutuskan bahwa Yesus bukanlah ciptaan melainkan memiliki substansi yang sama dengan Tuhan Bapa, kemudian beberapa tahun setelahnya tepatnya tahun 381 M diadakan konsili konstatinopel pertama, di sana salah satu keputusannya adalah Roh kudus juga memiliki substansi ketuhanan, nah dengan ini maka lengkaplah ajaran trinitas kristiani, Tuhan bapa, anak dan roh kudus. Sehingga kesimpulannya adalah Yesus Kristus dan Roh kudus diangkat menjadi Tuhan berdasarkan hasil musyawarah di antara para pembesar agama Nashrani. Di sini timbullah petanyaan besar di benak kita, bagaimana mungkin dasar utama aqidah keimanan yang seharusnya menjadi wewenang Allah untuk menjelaskannya ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah manusia?

...

Читать полностью…

Muslim.or.id

Program Pesantren Liburan Mahasiswa 2017 di Yogyakarta (24 Desember - 15 Januari 2017)
Program Bahasa Arab Intensif, Tahsin Dasar, Kajian Kitab dan Kajian Tematik
[ Program Bahasa Arab Intensif ]
Pilihan Kelas :
1. Kelas Dasar
Materi : Ilmu Nahwu
Kitab panduan : Al Muyassar fii ‘Ilmin Nahwi
Syarat : Bisa Membaca Al-Qur’an dengan baik
Masa KBM : 24 Desember 2016 - 13 Januari 2017
Pengajar : Staff pengajar Mahad Umar bin Khattab
Waktu : 05.30 – 07.00 ( sesi I ) & 15.45 – 17.15 ( sesi II )
Biaya : Rp 250.000,-
Kitab : Rp 25.000,-
2. Kelas Menengah
Materi : Ilmu sharaf
Kitab panduan : Al-Kafi fi ‘ilmi Sharf
Syarat : Memiliki dasar ilmu nahwu dan lolos tes seleksi
Masa KBM : 24 Desember 2016 - 13 Januari 2017
Pengajar: Staff pengajar Mahad Umar bin Khattab
Waktu: 05.30 – 07.00 ( sesi I ) & 15.45 – 17.15 ( sesi II )
Biaya: Rp 250.000,-
Kitab: Rp 45.000,-
3. Kelas Lanjutan
Materi : Ilmu sharaf lanjutan
Kitab panduan : Mulakhos Qowaid Lughoh Arobiyyah Jilid 2
Syarat : Memiliki dasar ilmu nahwu dan sharaf serta lolos tes seleksi
Masa KBM : 24 Desember 2016 - 13 Januari 2017
Waktu : 05.30 – 07.00
Tempat : Masjid Al-Ashri Pogung Rejo
Pengajar: Ustadz dr. Raehanul Bahraen
Biaya: Rp 300.000,- (belum termasuk kitab)
PENDAFTARAN:
Waktu: 1 – 18 Desember 2016
Tata cara :
1. Mengisi formulir pendaftaran di www.mahadumar.id/pendaftaran
2. Melakukan pembayaran sesuai kelas yang dipilih ke rek BNI Syariah 0361213688 atas nama Taufikkurrohman Faizal Hanafi pada rentang waktu 19 - 23 Desember 2016
3. Setelah transfer segera konfirmasi ke nomor 0857 8659 9931 dengan format : BAYAR#Nama Lengkap#Tanggal Transfer#Kelas Pilihan
Contoh: BAYAR#Muhammad#20Des2016#Dasar.
Bagi pendaftar kelas menengah,diwajibkan mengikuti tes seleksi yang dijadwalkan pada waktu berikut :
Tanggal : 11 - 18 Desember 2016
Tempat : Kantor Ma’had Umar bin Khattab, Pogung Rejo
Hasil seleksi akan diumumkan melalui SMS
[ Program Kelas Tahsin Dasar Khusus PUTRA ]
Masa KBM 2 - 13 Januari 2017 (12 pertemuan)
Materi : Tahsin Dasar
Kitab Panduan : Metode Asy-Syafi’i Ilmu Tajwid Praktis
Pengajar : Staff Pengajar Kampus Tahfizh
Waktu belajar : 19.30-21.00 WIB
Tempat belajar : Masjid sekitar Pogung
Biaya : Rp 50.000,- (sudah termasuk kitab)
PENDAFTARAN:
Waktu: 1 - 22 Desember 2016
Tata cara : Nama#Usia#Alamat#Pekerjaan
kirim ke: 0856-4393-3383
*biaya dibayarkan saat daftar ulang, 25 Desember 2016
[ Kajian Kitab Ilmiah ]
1. “Tiga Landasan Utama dalam Islam” (Penjabaran kitab Tsalatsatul Ushul)
Tema: Aqidah dan Tauhid
Pemateri: Ustadz Said Abu Ukkasyah
Hari: Senin-Kamis, 26-29 Desember 2016
Waktu: 08.30-14.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Dalangan
2. “Menjadi Generasi Terbaik” (Penjabaran kitab Kun Salafiyyan ‘Alal Jaaddah)
Tema: Manhaj
Pemateri: Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.I.S
Hari: Senin-Kamis, 2-5 Januari 2017
Waktu: 08.30-14.30 WIB
Tempat: Masjid Al Ashri Pogung Rejo
3. “Tafsir Surat-Surat Pilihan” (Penjabaran kitab Aisarut Tafasir)
Tema: Tafsir
Pemateri: Ustadz Muhammad Romelan, Lc
Hari: Sabtu-Ahad, 7-8 Januari 2017
Waktu: 08.30-14.30 WIB
Tempat: Masjid Al Ashri Pogung Rejo
*Disediakan kitab gratis bagi peserta (terbatas)
[ Kajian Tematik]
1. “Adab dan Akhlaq dalam Menuntut Ilmu”
Pemateri : Ustadz Abu Salman, B.I.S
Hari: Ahad 25 Desember 2016
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Raya
2. “Hikmah dalam Dakwah”
Pemateri : Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
Hari: Ahad, 1 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Raya
3. “Loyalitas Kaum Muslimin”
Pemateri : Ustadz Muhammad Romelan, L.c
Hari: Senin, 9 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Al-Ashri Pogung Rejo
4. “Adab Interaksi Lawan Jenis”
Pemateri : Ustadz Ahmad, M.Z
Hari: Selasa, 10 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Dalangan
5. “Masa-Masa Keemasan Islam”
Pemateri : Ustadz Amir As-soronji,Lc
Hari: Rabu, 11 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Al-Ashri Pogung Rejo
6. “Fiqih Jual Beli Online”
Pemateri : Ustadz Ammi Nur Baits, ST, BA
Hari: Kamis, 12 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Dalangan
7. “Kiat-Kiat Menjaga Ilmu”
Pemateri : Ustadz dr. Raehanul

Читать полностью…

Muslim.or.id

Banyaklah Membaca al-Qur'an

Tatkala Ad-Dhiyaa’ al-Maqdisi akan bersafar untuk menuntut ilmu hadits maka Ibrahim bin Abdil Wahid Al-Maqdisi berwashiat kepadanya seraya berkata :

أَكْثِرْ مِنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ، وَلاَ تَتْرُكْهُ فَإِنَّهُ يَتَيَّسَرُ لَكَ الَّذِي تَطْلُبُهُ عَلَى قَدْرِ مَا تَقْرَأُ

“Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan jangan kau tinggalkan Al-Qur’an. Karena akan dipermudah bagimu apa yang kau cari sesuai dengan kadar bacaannmu”

Ad-Dliyaa’ Al-Maqdisi berkata
فَرَأَيْتُ ذَلِكَ وَجَرَّبْتُهُ كَثِيْراً، فَكُنْتُ إِذَا قَرَأْتُ كَثِيْراً تَيَسَّرَ لِي مِنْ سَمَاعِ الْحَدِيْثِ وَكِتَابَتِهِ الْكَثِيْرِ، وَإِذَا لَمْ أَقْرَأْ لَمْ يَتَيَّسَرْ لِي

“Maka akupun melihat hal itu dan sudah sering aku mencobanya. Jika aku banyak membaca Al-Qur’an maka dimudahkan bagiku untuk mendengar dan mencatat banyak hadits. Namun jika aku tidak membaca Al-Qur’an maka tidak dimudahkan bagiku” (Dzail Tobaqoot Al-Hanaabilah karya Ibnu Rojab Al-Hanbali 3/205)

Ya Allah jadikanlah kami para pecinta Al-Qur’an yang berisi firman-firmanMu… Yang membacanya siang dan tengah malam…

Janganlah jadikan kami orang-orang yang lalai membacanya hanya karena secercah dunia…
Yang merasa dirinya sibuk…
Merasa waktunya kurang…
Tidak sempat untuk membaca Al-Qur’an…

Akan tetapi selalu saja sempat untuk internetan dan bersenda gurau…

***

Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA

Читать полностью…

Muslim.or.id

[SISA 11 HARI LAGI...]

SUPER PROMO CUCI GUDANG KHUSUS AKHIR TAHUN - ALL IN 30%

BONUS KAOS OFFICIAL MUSLIM.OR.ID (minimal belanja 100.000) selama persediaan masih ada

Langsung saja...

Pustaka Muslim mengadakan event cuci gudang dengan diskon 30% tanpa syarat dan tanpa minimal order.

Event ini berlaku sampai akhir tahun 2016 Pukul 00.00

Berikut daftar buku yang siap diorder diskon 30%:
1. Ayah Ditemani Sepi Aku Merindukanmu (55.000--38.500)
2. Bermodalkan Ilmu Sebelum Berdagang (30.000--21.000)
3. Panduan Zakat (20.000--14.000)
4. Mengenal Bid'ah Lebih Dekat (18.000--12.600)
5. Panduan Qurban (25.000--17.500)
6. Dzikir Pagi Petang Edisi Lux (15.000--10.500)
7. Kesetiaan Pada Non Muslim (15.000--10.500)
8. Jawaban 3 Pertanyaan Kubur (50.000--35.000)
9. Mutiara Nasihat Ramadhan Jilid 1 (20.000--14.000)
10. Mutiara Nasihat Ramadhan Jilid 2 (25.000--17.500)
11. Panduan Ramadhan (30.000--21.000)
12. Panduan Qurban (25.000--17.500)
13. Ikhlas Ringan Diucapkan Berat Dipertahankan (11.000--7700)
14. Natal Hari Raya Siapa (13.000--9100)
15. Vaksinasi Mubah dan Bermanfaat (30.000--21.000)
16. Pembuka Pintu Rezeki (25.000--17.500)
17. Amal Jariyah Amal Yang Langgeng (20.000--14.000)
18. Agar Travelling Bernilai Ibadah (10.000--7.000)

Langsung order sebelum harga naik lagi...
Promo akhir tahun ini disponsori oleh

note: harga belum termasuk ongkir (bisa COD Jogja jika mampu dalam jangkauan)

Muslim.or.id
Muslimah.or.id
Radiomuslim.com

KONTAK PEMESANAN:
WA/SMS/Telp: 085290888668
PIN BBM: ⁠⁠⁠D6584369
IG: [at]pustakamuslim
pustaka.muslim.or.id

JOIN GRUP NASIHAT ISLAM:
telegram.me/pustakamuslimjogja

Follow yuk @pustakamuslimjogja

Читать полностью…

Muslim.or.id

# Reminder Sebelum Tidur #

Ada seorang ulama yang berkata,

"Hal yang menjadi fokus terpenting bukanlah sekedar 'engkau mengaku cinta',

akan tetapi yang terpenting adalah 'apakah engkau juga dicinta'..."

===

Banyak diantara kita yang mengaku cinta pada Allah Ta'ala, tetapi kita yang berlumur dosa ini pun semestinya bertanya, 'Apakah kita juga dicintai oleh Allah'

Kita yang berlumur dosa ini, tentu masih memiliki kesempatan untuk bisa dicintai oleh Allah Ta'ala..

Caranya ialah dengan bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya..
Karena sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertaubat...

Karena Allah yang berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-oramg yang bertaubat..." (Al Baqarah : 222)

===

Sudahkah kita istighfar hari ini...?

Mari perbanyak istighfar..
Astaghfirullah al-azhiim..
Astaghfirullah al-azhiim..
Astaghfirullah al-azhiim..

===

Tim Donasi Dakwah
085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

MENINGGALKAN PERKARA YANG TIDAK BERMANFAAT

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:«مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَغَيْرُهُ هَكَذَا.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318 dan yang lainnya)


Derajat Hadits:

Derajat hadits ini adalah hasan lighairihi (Syarh al-Arbain an-Nawawiyah, oleh Syaikh Shalih Alu Syaikh, hal: 80). Sebab meskipun hadits ini menurut ulama ahli ‘ilal (Antara lain Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma’in dan lain-lain) adalah mursal (Jami’ al-ulum wa al-Hikam, oleh Ibn Rajab, hal 207), akan tetapi ia memiliki syawahid yang cukup banyak dengan redaksi yang semisal, sehingga menguatkannya dan menjadikannya hasan lighairihi (Lihat takhrij hadits ini dalam Shahih Kitab al-Adzkar wa Dha’ifuhu, 1013/774, 1130/884, 1244/978. Dinukil dari Iqadzu al-Himam al-Muntaqa min Jami’ al Ulum wa al-Hikam, oleh Syaikh Salim al-Hilaly, hal 172)

Biografi Singkat Perawi Hadits (Lihat: Tahdzib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal, oleh al-Mizzy, no: 8276, dan Siyar A’lam an-Nubala’, oleh adz-Dzahaby, II/578-632)

Abu Hurairah bernama Abdurrahman bin Shakhr ad-Dausy, berasal dari negeri Yaman. Beliau merupakan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling banyak meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits-hadits musnad yang beliau riwayatkan sebanyak 5374 hadits. Banyaknya hadits yang beliau riwayatkan membuat orang-orang orientalis dan antek-anteknya merasa berkepentingan untuk menjatuhkan kedudukan beliau, dengan tujuan agar kaum muslimin kehilangan sebagian besar tuntunan Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi ulama kita bahu-membahu dalam membantah tuduhan-tuduhan keji mereka, serta menyapu bersih syubhat-syubhat yang mereka lontarkan. Di antara buku-buka yang ditulis dalam hal ini adalah: Al-Anwar al-Kasyifah fi Kitab Adhwa’ ‘ala as-Sunnah min az-Zalal wa at-Tadhlil wa al-Mujazafah (Cahaya yang menyingkap kesalahan, penyesatan dan sikap serampangan dalam kitab Adhwa’ ‘ala as-Sunnah), yang ditulis oleh salah satu ulama besar negeri Yaman; al-‘Allamah Abdurrahman bin Yahya al-Mu’allimy (1313-1386 H). Pada tahun 57 H. Abu Hurairah meninggal dunia, dalam usia 78 tahun.

Kedudukan Hadits Ini:

Hadits yang ada di hadapan kita ini merupakan salah satu dasar pokok bidang akhlak dalam agama Islam. Imam Ibnu Abi Zaid al-Qairawany menerangkan, “Adab-adab kebaikan terhimpun dan bersumber dari 4 hadits: hadits “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berkata baik atau diam”, hadits “Salah satu pertanda kebaikan Islam seseorang, jika ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya”, hadits “Janganlah engkau marah”, dan hadits “Seorang mu’min mencintai kebaikan untuk saudaranya, sebagaimana ia mencintai kebaikan tersebut bagi dirinya sendiri” (Jami’ al-Ulum wa Al-Hikam, hal 208).

Penjelasan Tentang Hadits Ini:

« مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ »

“Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang; jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”

“Min husni islamil mar’i” i’rabnya adalah khabar yang didahulukan. Sedangkan “Tarku” adalah mubtada’ yang diakhirkan (Syarah al-Arba’in an-Nawawiyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, hal 181)

Huruf min dalam hadits ini jenisnya tab’idhiyyah (sebagian). Jadi makna hadits ini adalah: meninggalkan perkara-perkara yang tidak bermanfaat, merupakan sebagian dari hal-hal yang bisa mendatangkan baiknya keislaman seseorang (Jami’ al-‘Ulum, hal 208)

Читать полностью…

Muslim.or.id

Akhlak mulia adalah sebab selamatnya seseorang dari neraka dan masuknya orang ke dalam surga

Dari Abul Muntafiq radhiallahu'anhu, ia berkata:

يا رسول الله! نبئني بما يباعدني من عذاب الله، ويدخلني الجنة؟ قال: تعبدُ الله ولا تشركُ به شيئاً وتقيمُ الصلاة المكتوبة وتؤدّي الزكاة المفروضة وتصومُ رمضان وتحجّ وتعتمرُ وانظر ما تحبّ من النّاس أن يأتوه إليك؛ فافعله بهم، وما كرهت أن يأتوه إليك؛ فذرهم منه

"Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku perkara-perkara yang menyelamatkan aku dari adzab Allah dan memasukkan aku ke surga. Beliau bersabda: 'Engkau menyembah Allah semata dan tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun, menegakkan shalat wajib, membayar zakat yang wajib, puasa Ramadhan, berhaji dan umrah, dan perhatikanlah sikap apa yang disenangi oleh orang-orang untuk perlalukan kepada mereka lalu lakukanlah, dan perhatikanlah sikap apa yang tidak disenangi orang-orang untuk perlalukan kepada mereka lalu jauhilah'" (HR. Ad Dulabi dalam Al Kuna, 1/56, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Shahihah no.3508)

Channal @silsilahsahihah

Читать полностью…

Muslim.or.id

TAHUN BARU DAN LARISNYA KONDOM!
(yang punya anak remaja wajib baca!)

Menjelang malam perayaan tahun baru, ramai-ramai diberitakan bahwa kondom mulai laris manis dan terjadi peningkatan penjualan luar bisa, bahkan sepekan sebelumnya sudah diborong dan tentu saja yang menjadi masalah yang membeli dan memborong adalah remaja.

Berikut beberapa beritanya:

http://www.jpnn.com/read/2013/12/30/208207/Jelang-Malam-Tahun-Baru,-Kondom-Laris-Manis-

tidak hanya kondom tetapi pil KB juga laris manis, seperti berita berikut:

http://www.aktual.co/sosial/083237pil-kb-dan-kondom-laris-manis-jelang-perayaan-tahun-baru

dan yang beli kebanyakan adalah remaja, seperti berita berikut:

http://www.tempo.co/read/news/2010/12/31/180303018/Jelang-Tahun-Baru-Remaja-Jombang-Borong-Kondom

jika remaja yang belum menikah membeli kondom maka digunakan apalagi kalau bukan berzina di malam tahun baru? Ini perlu kesadaran kita bersama..

mana para ayah yang tidak peduli anak perempuannya dibawa oleh laki-laki lain?

Mana para ibu yang tidak lagi tidak sedih anak wanitanya dicicipin laki-laki hidung belang?

Mana para abang yang seharusnya menjaga adik perempuannya?

Haruskah laki-laki yang suci berkata, “tolong sisakan perawan untuk kami?”

Tidakkah kita peduli dan sedih?

Sebagian mereka merasa biasa saja?

Tidak terjadi seusatu yang besar?

Padahal Allah Azza wa jalla berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’/17: 32)

Tidakkah kita khawatir akan hilangnya keimanan dan dicabutnya hdayah dari para anak dan pemuda kita?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا زَنَى الرَّجُلُ خَرَجَ مِنْهُ الإِيمَانُ كَانَ عَلَيْهِ كَالظُّلَّةِ فَإِذَا انْقَطَعَ رَجَعَ إِلَيْهِ الإِيمَانُ

“Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu akan kembali padanya.”(HR. Abu Daud no. 4690, dishahihkan oleh Al Albani )

Belum lagi malam tahun baru bisa jadi disertai dengan minum khamer, maka lengkap sudah sebagaimana dalam hadits,

مَنْ زَنَا أَوْ شَرِبَ الْخَمْرَ نَزَعَ اللهُ مِنْهُ اْلإِيْمَانَ كَمَا يَخْلَعُ اْلإِنْسَانُ اْلقَمْيصَ مِنْ رَأْسِهِ

“Siapa yang berzina atau minum khamr maka Allah mencabut keimanan dari orang itu sebagaimana seorang manusia melepas bajunya dari arah kepalanya.” (HR al-Hakim, dishahihkan oleh as-Suyuthi)

Semoga Allah selalu menjaga pemuda kaum muslimin.



Penulis: dr. Raehanul Bahraen

Like fanspage https://facebook.com/muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

a, karena penyerupaannya dengan Yahudi. Dan orang yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita, karena penyerupaannya dengan Nashrani.” 5

Orang nashrani dan yahudi tidak akan ridha sampai kita mengikuti mereka. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (Al-Baqarah: 120).



Catatan kaki

1.HR. Abu Daud, shahih

2. Iqtidha Ash-Shirathil Mustaqim 1/356, Dar A’Alamil Kutub, Beirut, cet. VII, 1419 H, tahqiq: Nashir Abdul Karim Al-‘Aql, syamilah

3. HR. Ahmad dan Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dalam Irwa’ul Ghalil no. 1269.

4. HR. Muslim no. 2669

5. Iqtidha’ Ash-Shirathil Mustaqim 1/79 Dar A’Alamil Kutub, Beirut, cet. VII, 1419 H, tahqiq: Nashir Abdul Karim Al-‘Aql, syamilah



Penulis: dr. Raehanul Bahraen

Artikel Muslim.Or.Id https://muslim.or.id/19406-terompet-adalah-ciri-khas-ibadah-kaum-yahudi.htm

Читать полностью…

Muslim.or.id

MEMAHAMI MAKNA SYIRIK

Saat membaca judul di atas, mungkin terbersit di dalam benak kita sebuah pertanyaan, “mengapa kita harus memahami syirik? Bukankah syirik adalah dosa yang terbesar?” Jika memang demikian, maka simaklah perkataan Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu ini,

كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي

“Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebaikan, sedangkan aku justru bertanya kepada beliau tentang keburukan disebabkan rasa takut keburukan itu akan menimpaku.”

Sebagaimana seorang muslim dituntut untuk mengetahui berbagai macam kebaikan agar dapat mengamalkannya, begitu pula selayaknya bagi dia untuk mengetahui pelbagai macam keburukan agar mampu menghindarinya. Jika dicermati sejenak, betapa banyak kitab-kitab ulama terdahulu yang mengupas masalah dosa-dosa besar. Hal itu bertujuan untuk memperingatkan umat agar tidak terjerumus ke dalamnya.

Terlebih lagi perkara syirik, yang merupakan kezaliman terbesar, yang mampu menyeret manusia menjadi bahan bakar api neraka selama-lamanya. Sudah sepantasnyalah kita memahami hakikat kesyirikan itu sendiri. Karena siapa yang tidak mengetahuinya, dikhawatirkan akan terperosok di dalamnya tanpa disadarinya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh penyair Arab, Abu Faras al-Hamdani,

عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّر … رِ لَكِنْ لِتَوَقِّيهِ

وَمَنْ لَا يَعْرِفِ الشَّرَّ … مِنَ النَّاسِ يَقَعْ فيهِ!

“Aku mengetahui keburukan bukan untuk berbuat keburukan…

Akan tetapi agar mampu terhindar darinya…

Karena barang siapa dari manusia yang tidak mengetahui keburukan..

Suatu saat akan terjerumus ke dalamnya!”

Makna Syirik

Secara etimologi, syirik berarti persekutuan yang terdiri dari dua atau lebih yang disebut sekutu. Sedangkan secara terminologi, syirik berarti menjadikan bagi Allah tandingan atau sekutu. Definisi ini bermuara dari hadis Nabi tentang dosa terbesar,

أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهْوَ خَلَقَكَ

“…Engkau menjadikan sekutu bagi Allah sedangkan Dia yang menciptakanmu.”[3]

Sebagian ulama membagi makna syirik menjadi makna umum dan makna khusus. Bermakna umum, jika menyekutukan Allah di dalam peribadahan hamba kepada-Nya (uluhiyyah), menyekutukan-Nya di dalam perbuatan-Nya (rububiyyah), nama-Nya, dan sifat-Nya (al-asma’ wa ash-shifat).

Akan tetapi, jika disebutkan secara mutlak, syirik berarti memalingkan suatu ibadah kepada selain Allah. Dan inilah makna syirik secara khusus. Sebagaimana tauhid bermakna mengesakan Allah -dalam ibadah- jika disebut secara mutlak. Karena kesyirikan jenis inilah yang diperangi oleh Rasulullah semasa hidup beliau. Bahkan, kesyirikan pertama yang terjadi di muka bumi ini disebabkan oleh penyelewengan dalam beribadah kepada selain Allah yang telah menimpa kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam.

Diriwayatkan bahwa di zaman Nabi Nuh terdapat beberapa orang saleh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada manusia-manusia setelah mereka untuk mendirikan patung orang-orang saleh tersebut dan menamakannya dengan nama-nama mereka. Hal itu bertujuan untuk membuat mereka semangat dalam beribadah tatkala melihat patung tersebut.

Kala itu tiada seorang pun yang menyembah patung itu. Akan tetapi, ketika generasi pembuat patung wafat dan manusia berada di dalam kungkungan kebodohan, maka generasi setelahnya menjadikan patung-patung tersebut sebagai sesembahan. Mereka telah menduakan Allah dan itulah sebesar-besar dosa.

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/18629-memahami-makna-syirik.html

***

Donasi peduli Suriah https://bit.ly/SuriahBerduka

Читать полностью…

Muslim.or.id

TEROMPET ADALAH CIRI KHAS KAUM YAHUDI

Malam tahun baru tidak afdhal kalau tidak ada terompet, menurut mereka yang merayakannya. Di negara kita, sudah menjadi tradisi sebagian kaum Muslimin merayakannya dan ikut-ikutan meniup terompet. Akan tetapi perlu diketahui bahwa terompet merupakan ciri khas ibadah orang Yahudi sebagaimana dalam hadits berikut.

فعن أبي عميرٍ بن أنسٍ عن عمومةٍ له من الأنصار قال: “اهتم النبي – صلى الله عليه وسلم – للصلاة كيف يجمع الناس لها؟ فقيل له: انصب راية عند حضور الصلاة فإذا رأوها آذن بعضهم بعضاً، فلم يعجبه ذلك، قال: فذكر له القنع يعني الشبور (هو البوق كما في رواية البخاري) ، وقال زياد: شبور اليهود، فلم يعجبه ذلك، وقال: ((هو من أمر اليهود))، قال فذكر له الناقوس، فقال: ((هو من أمر النصارى))، فانصرف عبد الله بن زيد بن عبد ربه وهو مهتمٌ لهمِّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم -، فأُريَ الأذان في منامه

Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah Anshor, “Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai teropet. Nabi pun tidak setuju, beliau bersabda, ‘Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, ‘Itu adalah perilaku Nasrani.’ Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pulang dalam kondisi memikirkan agar yang dipikirkan Nabi. Dalam tidurnya, beliau diajari cara beradzan.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyukai terompet Yahudi yang ditiup dengan mulut dan lonceng Nashrani yang dipukul dengan tangan. Beliau beralasan karena meniup terompet merupakan perbuatan orang Yahudi dan membunyikan lonceng itu merupakan perbuatan orang Nashrani. Karena penyebutan sifat setelah hukum menunjukkan alasan (pelarangan) tersebut. Hal ini menunjukkan larangan beliau dari seluruh perkara yang merupakan kebiasaan Yahudi dan Nashrani.”

Kesamaan fisik dan zhahir bisa membuat kedekatan hati dan batin
Mungkin ada yang bertanya, mengapa hanya sekedar mirip sedikit kemudian meniru dalam ciri khas ibadah mereka sudah dilarang? Maka jawabannya, kesamaan fisik dan zhahir bisa membuat kedekatan hati dan batin. Contoh sederhananya, misalnya jika seseroang bertemu dengan orang lain yang seragamnya sama, maka ia akan langsung merasa dekat dan bisa jadi akrab. Atau bertemu dari suku dan asal yang sama, maka ia bisa langsung akrab dan merasa ada kesatuan hati. Inilah adalah sebab larangan menyerupai suatu kaum. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَمِنْهُمْ

”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”

Walaupun dalam hal yang mungkin dianggap kecil seperti terompet, akan tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengingatkan hal ini. Karena sedikit demi sedikit, sejengkal demi sejengkal dan mulai dari hal yang kecil akan mengikuti mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَا لَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/19406-terompet-adalah-ciri-khas-ibadah-kaum-yahudi.html

***

Donasi peduli Suriah https://bit.ly/SuriahBerduka

Читать полностью…

Muslim.or.id

TOLERANSI BUKAN BERARTI KORBANKAN AKIDAH

Sebagian di antara para tokoh agama yang membolehkan natal bersama atau ucapan “selamat Natal” berdalih dengan firman Allah:

لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَـٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَـٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ ﴿٨﴾ إِنَّمَا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ قَـٰتَلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَـٰرِكُمْ وَظَـٰهَرُوا۟ عَلَىٰٓ إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ﴿٩﴾

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS al-Mumtaḥanah [60]: 8–9).

Mereka telah lalai atau pura-pura lalai bahwa berbuat baik kepada orang kafir, sekalipun memang boleh, bukan berarti kita mengorbankan akidah dan prinsip kita dengan melakukan loyalitas dan cinta kepada mereka yang terlarang dalam agama.

Allah Ta‘āla berfirman:

لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَ‌ٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ﴿٢٢﴾

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah ḥizbullāh (golongan Allah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya ḥizbullāh (golongan Allah) itu adalah golongan yang beruntung” (QS al-Mujādilah [58]: 22).

Ibn al-Jauzi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan ketika menafsirkan QS al-Mumtaḥanah [60]: 8, “Ayat ini merupakan keringanan tentang bolehnya menyambung tali kerabat terhadap orang-orang kafir yang tidak memerangi kaum Muslimin dan bolehnya berbuat baik kepada mereka sekalipun loyalitas (saling mencintai) terputus dari mereka”.

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/29176-toleransi-bukan-berarti-korbankan-akidah.html

***

Donasi peduli Suriah: https://bit.ly/SuriahBerduka

Читать полностью…

Muslim.or.id

DOSA BID'AH ITU BERTINGKAT-TINGKAT

Orang yang melakukan perbuatan bid’ah sedangkan ia sudah tahu itu bid’ah, apakah ia telah jatuh dalam dosa besar? Seperti yang ditunjukkan hadits

«من أحدث حدثًا أو آوى محدثًا؛ فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين، لا يقبل الله منه صرفًا ولا عدلًا

“Barangsiapa yang mengada-adakan suatu bid’ah dalam agama, maka ia mendapat laknat dari Allah, dari Malaikat dan dari seluruh manusia. Allah tidak meneriman amalnya baiknya yang wajib maupun sunnah” ?

Syaikh Muhammad bin Abdillah Al Imam menjawab:

Memang benar bahwa terkadang orang yang melakukan perbuatan bid’ah jatuh dalam dosa besar. Namun bid’ah itu bertingkat-tingkat, dan orang yang berbuat bid’ah juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam meninggalkan bid’ahnya. Demikian juga perlu ditinjau dari sisi pengaruh perbuatan bid’ah yang dilakukan terhadap masyarakat serta kadar bahayanya bagi masyarakat. Semakin berbahaya pengaruh suatu perbuatan bid’ah terhadap masyarakat, maka semakin besar pula dosanya bagi orang yang pertama kali mencetuskan bid’ah tersebut dan melakukannya. Ini jika memang mereka sengaja melakukannya.

Demikian juga, bid’ah itu dosanya berbeda-beda tergantung tempat, waktu dan kemampuan. Wallahu’alam.

Sumber: http://muslim.or.id/18542-fatwa-ulama-dosa-bidah-itu-bertingkat-tingkat.html

***

Donasi peduli Suriah https://bit.ly/SuriahBerduka

Читать полностью…

Muslim.or.id

Namanya adalah lebah...

Читать полностью…

Muslim.or.id

BATILNYA KONSEP TRINITAS NASRANI (Lanjutan)

Al-Qur’an Menyeru Kaum Nashrani dan Membantah Trinitas
Agama Nashrani adalah agama yang ajarannya telah banyak dirubah dan diselewangkan dari asalnya ditambah dengan ajaran-ajaran yang berasal dari luar nasaraniyah dan dimasukan ke dalamnya, sehingga ia semakin jauh dan tenggelam ke dalam kesesatan.

Trinitas sendiri adalah ajaran syirik dan kufur, banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang membantah ajaran sesat Nashrani, dan menyeru mereka untuk kembali kefitroh dan mengikuti agama yang haq agama Islam, diantaranya firman Allah:

(يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا)

“Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara” (QS. An Nisa’: 171).

Al-Qur’an juga telah menegaskan kufurnya doktrin trinitas ini, dan mengacam para penganutnya dengan azab yang pedih,

(لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ)

Sesungguhnya kafirlah orang=orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS. Al Maidah: 73)

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman,

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al masih putera Maryam”. (QS. Al Maidah: 17)

Bahkan Nabi Isa ‘alaihis salam sendiri telah berlepas diri dari kekufuran dan kesesatan orang-orang Nashrani sebagaimana dalam firman Allahm

(وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ)

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. (QS. Al Maidah: 116)

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/10995-batilnya-konsep-trinitas-dalam-nashrani.html

***

Program Pesantren Liburan Mahasiswa 2017 di Yogyakarta (24 Desember – 15 Januari 2017) http://bit.ly/2hUBsXG

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bahraen
Hari: Ahad 15 Januari 2017
Waktu: 08.30-11.30 WIB
Tempat: Masjid Pogung Raya
*Disediakan makalah gratis bagi peserta (terbatas)
[Kegiatan Ekstra ]
Rihlah ke Pondok Pesantren Darus Shalihin (Asuhan Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, ST. M.Sc.) *dalam konfirmasi
Kontak Panitia 085106144862
Penyelenggara:
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari
Ma'had Al 'Ilmi Yogyakarta
Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta
Forum Kajian Islam Mahasiswa - FKIM Yogyakarta
Kampus Tahfizh
Didukung oleh:
muslim.or.id
muslimah.or.id
radiomuslim.com
Bekerja sama dengan :
Pondok Pesantren Darus Shalihin
Masjid Pogung Raya - MPR
Masjid Pogung Dalangan - MPD
Masjid Al 'Ashri Pogung Rejo
Keterangan tambahan:
- Panitia tidak menyediakan penginapanselama kegiatan pesantren liburan, hanya mengarahkan penginapan yang ada di sekitar Pogung.
- Briefing untuk semua kegiatan akan dilaksanakan setelah kajian pembuka tanggal 25 Desember 2016.
Link: http://muslim.or.id/29025-program-pesantren-liburan-mahasis

Читать полностью…

Muslim.or.id

Pernahkah engkau melihat orang yang mendatangi majelis ilmu sambil merangkak karena tidak memilki kaki yang sempurna? Saya pernah.

Pernahkah engkau melihat orang yang baru pulang bekerja di sore hari dan dimalam harinya masih menyempatkan diri hadir di majelis ilmu? Saya pernah.

Pernahkah engkau melihat seseorang yang berjalan berkilo meter untuk menghadiri majelis ilmu sehingga bajunya basah oleh keringat? Saya juga pernah.

Pernahkah engkau mendengar tentang sesorang yang mengayuh sepeda belasan kilometer untuk mendatangi majelis ilmu? Saya pernah.

Pernah pulakah engkau melihat seorang kakek tua yang berusaha keras menyisihkan waktunya untuk mendatangi majelis ilmu karena disibukkan mengurusi cucu-cucunya? Pun saya pernah. (Muhammad Rezki Hr, 2012)

---

Dalam Pesantren Liburan, kita kan jumpai keadaan-keadaan semacam itu.

Dalam Pesantren Liburan, kita kan jumpai hikmah-hikmah bertaburan.

Mari kita dukung kegiatan Pesantren Liburan.

Saat ini, donasi yang terkumpul untuk dalam flash donasi sebesar 5.171.000 Rupiah. Masih kurang sekitar 17 Juta lagi.

Kesempatan berdonasi tinggal 3 hari lagi. Mari turut berkontribusi. Karena amal kebaikan adalah bekal kita di akhirat nanti.

Donasi dapat disalurkan ke rekening :

1. BNI Syariah : 0241913801
2. Bank Syariah Mandiri : 7031571329
3. Bank Muammalat : 5350002594
4. CIMB Niaga : 508.01.00028.00.0

Setiap donatur wajib konfirmasi ke nomor tim donasi,

Format konfirmasi :
Nama # Domisili # Email # Besar Donasi # Tanggal Transfer # Rekening # Pesantren Liburan #


---

Karena Kebaikan Adalah Kemungkinan Yang Tidak Hanya Di-semoga-kan, Akan Tetapi Pula Harus Di-segera-kan.

---

Tim Donasi Dakwah YPIA
085747223366

Читать полностью…

Muslim.or.id

APA MAKSUDNYA ISLAM SEBAGAI RAHMATAN LIL ALAMIN?

Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman yang salah kaprah. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah.

Pernyataan bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.

Secara bahasa,

الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ

rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

Penafsiran Para Ahli Tafsir
1. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim:

“Pendapat yang lebih benar dalam menafsirkan ayat ini adalah bahwa rahmat disini bersifat umum. Dalam masalah ini, terdapat dua penafsiran:

Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus.

Orang kafir yang memerangi beliau, manfaat yang mereka dapatkan adalah disegerakannya pembunuhan dan maut bagi mereka, itu lebih baik bagi mereka. Karena hidup mereka hanya akan menambah kepedihan adzab kelak di akhirat. Kebinasaan telah ditetapkan bagi mereka. Sehingga, dipercepatnya ajal lebih bermanfaat bagi mereka daripada hidup menetap dalam kekafiran.

Orang kafir yang terikat perjanjian dengan beliau, manfaat bagi mereka adalah dibiarkan hidup didunia dalam perlindungan dan perjanjian. Mereka ini lebih sedikit keburukannya daripada orang kafir yang memerangi Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Orang munafik, yang menampakkan iman secara zhahir saja, mereka mendapat manfaat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain.

Dan pada umat manusia setelah beliau diutus, Allah Ta’ala tidak memberikan adzab yang menyeluruh dari umat manusia di bumi. Kesimpulannya, semua manusia mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya. Sehingga bagi orang kafir, Islam tetap dikatakan rahmat bagi mereka, namun mereka enggan menerima. Sebagaimana jika dikatakan ‘Ini adalah obat bagi si fulan yang sakit’. Andaikan fulan tidak meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat”

2. Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam Fathul Qadir:

“Makna ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, dengan membawa hukum-hukum syariat, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus yang menjadi pengecualian’. Dengan kata lain, ‘satu-satunya alasan Kami mengutusmu, wahai Muhammad, adalah sebagai rahmat yang luas. Karena kami mengutusmu dengan membawa sesuatu yang menjadi sebab kebahagiaan di akhirat’ ”

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/1800-islam-rahmatan-lil-alamin.html

Donasi Radio Muslim http://radiomuslim.com/donasi-radio-muslim/

Читать полностью…

Muslim.or.id

🖐🏻🚫 JANGAN MENYEPELEKAN DOA 💐🌷

Oleh Al Ustadz Dr. Firanda Andirja hafizhahullahu
_

Al-Imam As-Syaafi'i rahimahullah berkata :

أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيهِ * وَمَا تَدْرِي بِمَا صَنَعَ الدُّعَاءُ
سِهَامُ اللَّيلِ لا تُخْطِي وَلَكِنْ * لَهَا أَمَدٌ وَلِلْأَمَدِ انْقِضَاءُ

"Apakah engkau mengejek doa dan menyepelekanny ❓

Tidakkah engkau tahu apa yang bisa diperbuat oleh doa❓

⚱🏹Anak panah yang dilepaskan di malam hari, tidak akan meleset, akan tetapi…

🏹Anak panah teresbut ada waktunya/tempo untuk mengenai…dan setiap waktu pasti ada akhirnya"

☝ Janganlah pernah meremehkan doa… ia adalah senjata kaum sholihin… bahkan senjata para Nabi 'alaihim as-salaam.

👐🏻Angkatlah kedua tanganmu…mintalah kepada Robmu…jangan pernah malu untuk meminta kepada Robmu yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada para hambaNya…

🌺Curahkan segala keluh kesahmu kepada Robmu yang lebih rahmat kepada seorang hamba dari kasih sayang seroang ibu kepada anaknya…

💐Masihkah engkau berburuk sangka kepadaNya…, masihkah engkau enggan untuk berdoa… ❓

🌒Bangunlah di gelapnya malam tatkala semua orang tertidur pulas…keluhkan seluruh bebanmu kepada Allah….

لاَ تَسْأَلَنَّ بَنِي آدَمَ حَاجَةً * وَسَلِ الَّذِي أَبْوَابُهُ لاَ تُحْجَبُ
اللهُ يَغْضَبُ إِنْ تَرَكْتَ سُؤَالَهُ * وَبَنِي آدَمَ حِيْنَ يُسْأَلُ يَغْضَبُ

🌊Jangan sekali-kali engkau meminta hajatmu kepada anak Adam…

🕋Akan tetapi mintalah kepada Dzat yang pintu-pintunya tidak pernah tertutup

➡Allah murka jika engkau tidak meminta kepadaNya

↪Adapun anak Adam jika engkau meminta-minta kepadanya maka ia marah.

_

🖊 📝 Sumber: firanda[dot]com

Читать полностью…

Muslim.or.id

DERAJAT MULIA PENUNTUT ILMU AGAMA

Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. “ (Al Mujadilah : 11)

Imam Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan bahwa maksud ditinggikan derajatnya yaitu mendapatkan pahala di akhirat dan kedudukan mulia di dunia. Allah akan meninggikan derajat orang mukmin atas selainnya dan meninggikan orang yang berilmu atas selainnya.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Allah memuji para ulama dalam ayat ini “. Maksudnya Allah akan mengangkat derajat orang yang diberi ilmu dibandingkan orang beriman yang tidak diberi ilmu beberapa derajat dalam agamanya jika dia melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. (Al Jaami’ li Ahkaamil Qur’an lil Qurthubi 17/275)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa Allah telah mengkhabarkan di dalam Al Qur’an tentang pengangkatan derajat seorang hamba dalam empat ayat :

(1). Dalam surat Al Mujadilah ayat 11. Allah Ta’ala berfirman :

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al Mujadilah : 11).

(2). Dalam surat Al Anfal ayat 2-4. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia.” (Al Anfal 2-4)

(3). Dalam surat Thaha ayat 75. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِناً قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُوْلَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى

“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh beramal salih, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh derajat yang tinggi (mulia) “ ( Thaha : 75)

(4). Dalam surat An Nisaa’ ayat 95-96. Allah Ta’ala berfirman :

وَفَضَّلَ اللّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْراً عَظِيماً دَرَجَاتٍ مِّنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً وَكَانَ اللّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

“… dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) kedudukan beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan, serta rahmat. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An Nisaa’ : 95-96).

SELENGKAPNYA: http://muslim.or.id/29122-derajat-mulia-penuntut-ilmu-agama.html

Like juga FP https://www.facebook.com/mutiaranasihatislam

Читать полностью…
Подписаться на канал