muslimorid | Неотсортированное

Telegram-канал muslimorid - Muslim.or.id

43075

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Подписаться на канал

Muslim.or.id

UPDATE PAKET DUKUNGAN UNTUK SANTRI RUMAH TAHFIDZ ASHABUL KAHFI SELAMA 24 JAM X 30 HARI

1 Paket = Rp 50.000
Sisa 191 Paket

1 PAKET DAN SETUMPUK HARAPAN


Masjid dipowinatan Yogyakarta kelak akan menjadi saksi bahwa di bawah atapnya ada setumpuk harapan dari para perantau muda penghafal Quran

Bukan sebuah gedung besar, megah, dengan berupa-rupa fasilitas pendidikan, namun hanya sebuah rumah yang tak ubahnya kos-kosan biasa di Jogja

Rumah ini spesial, karena di sinilah bijih-bijih harapan itu ditempa menjadi bilah bilah cendekiawan penghafal Quran yang terdidik di atas jalan para salafus shalih

MARI MENJADI SALAH SATU DARI PENDUKUNG PROGRAM INI

Berapapun paket dukungan yang anda berikan 100% akan digunakan untuk operasional dan pengembangan rumah tahfidz Ashabul Kahfi. Semoga Allah Ta'ala melimpahi kita dengan keberkahan DALAM HIDUP INI

CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA

Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA https://ypia.or.id/campaign/dukungan-untuk-para-penghafal-quran/



Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Cerita Kru Radio Dakwah Setelah Menikah - Mas Angki

PLAY VIDEO https://youtu.be/qIJGwX17xVU

Tempo lalu kita sudah menyimak cerita perjuangan mas Abdullah yang menyusuri seluk beluk kota Jogja dengan sepeda kayuh pinjaman untuk meliput kajian-kajian sunnah

Kali ini kita akan mengenal lebih dekat kru Radio Muslim bersama mas Anggi

MULAI RP10.000 BISA BANTU OPERASIONAL RADIO MUSLIM JOGJA

Donasi bisa disalurkan melalui website https://ypia.or.id/campaign/bantu-radio-muslim-jogja/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tundukan Akalmu Pada Tuntunan Rasulullah

Mungkin seringkali sebagian dari kita menghadapi situasi “tidak tahu” apa maslahat dari sebuah tuntunan agama, atau bahkan yang kita tahu adalah kerugian besar bagi manusia bila tuntunan itu diterapkan.Jika hal ini menimpa Anda dan tuntunan itu benar-benar ada dasar dan dalilnya, maka katakanlah pada diri Anda: “Pasti ada kebaikan di dalamnya yang akalku belum dapat memahaminya”. Yakinkan diri Anda, bahwa: “dibalik kerugian yang tampak, pasti ada maslahat yg jauh lebih besar darinya”.

Kita bisa mencontohkan hal ini dalam syariat “taat dan tunduk pada pemerintah yang sah”. Mungkin banyak dari masyarakat sekarang ini, yang tidak sabar dengan kekurangan yang ada pada pemerintah saat ini, dan akhirnya mereka memandang baik “demonstrasi” untuk memperbaiki keadaan. Memang terlihat sangat logis, dan mungkin banyak dari kita tidak bisa menjawab mengapa cara “demo” dilarang oleh Islam?!

Tapi yang jelas, Nabi –shallallahu’alaihi wasallam– telah bersabda: “Akan ada setelahku para PEMIMPIN yg tidak menjalankan petunjukku, dan tidak menerapkan sunnahku, dan akan ada ditengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah HATI SETAN di dalam jasad manusia!

Hudzaifah bertanya: “Apa yang aku lakukan bila aku menemui hal itu?”.
Maka beliau menjawab: “Tetaplah mendengar dan menaati pemimpinmu, walaupun punggungmu dipukul dan uangmu dirampas, tetaplah untuk mendengar dan menaatinya“. (HR. Muslim, no: 1847).

Camkanlah perkataan beliau “Walaupun punggungmu dipukul dan uangmu dirampas, tetaplah untuk mendengar dan menaatinya“.

Mungkin akal sebagian dari kita tidak bisa melihat maslahat dari perintah ini, tapi jika Anda mengaku sebagai mukmin, yakni orang yg beriman bahwa beliau adalah utusan Allah, maka harusnya Anda menerima pesan beliau ini APA ADANYA. Bahwa pesan ini PASTI benarnya dan lebih besar maslahatnya.

Karena Allah adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dan Dia tidak mungkin menyariatkan sesuatu yang mendatangkan kerugian lebih besar daripada maslahatnya! Begitu pula Nabi –shallallahu’alaihi wasallam– adalah rosul yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, khususnya bagi kaum muslimin, Beliau tidak mungkin ingin membinasakan umatnya!

Yakinlah, bahwa di balik pesan ini pasti ada maslahat yang sangat besar, dan kebaikan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Lakukanlah perbaikan yang sesuai dengan Islam, diantaranya: dengan mendoakan kebaikan untuk pemimpin kita, menasehati dan memberi masukan kepada mereka dengan cara yang bermartabat dan tidak merendahkan. Kemudian bersabarlah menjalani keadaan yang ada, hingga Allah mengubah keadaan ini.

Ingatlah Firman Allah ta’ala (yg artinya): “Itulah masa-masa (kejayaan dan kehancuran) yg Kami timpakan secara bergilir kepada manusia (agar mereka mendapat pelajaran)“. (QS. Alu Imran: 140).

Ingat pula perkataan Hasan bin Sholeh –rahimahullah-: “Sungguh bisa saja setan membukakan 99 pintu kebaikan untuk seorang hamba, dengannya dia menginginkan satu pintu keburukan untuknya” (Talbis Iblis, Ibnul Jauzi, hal: 37).

Selengkapnya: https://muslim.or.id/25168-tundukan-akalmu-pada-tuntunan-rasulullah.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Cerita Saya saat Menemani Panitia Daurah Tauhid

PLAY VIDEO https://youtu.be/O-MVvdbgKrw

Allah tidak akan menyia-nyiakan satu peluh yang menetes di jalan dakwah ini

Mari bantu teman-teman penggerak kebaikan di YPIA dengan ikut menopang kebutuhan operasional dan pengembangan dakwah di masyarakat

DONASI MULAI RP 10.000

Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

ANGKA KERAMAT?

Segala sesuatu terjadi di alam semesta karena kehendak Allah ‘Azza Wajalla. Tidak ada satu pun yang dapat memberikan manfaat atau menimbulkan bahaya, kecuali karena Allah Ta’ala telah menghendakinya terjadi. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ

“Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah.” (QS. Al-Baqarah: 102)

Ketika menjelaskan ayat di atas,

فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ

“Maka, Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah.”

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu mengatakan,

وفي هذه الآية وما أشبهها أن الأسباب مهما بلغت في قوة التأثير، فإنها تابعة للقضاء والقدر ليست مستقلة في التأثير

“Di dalam ayat ini atau yang semisal dengannya menjelaskan bahwa sebab-sebab yang Allah tetapkan seberapa pun berpengaruh akan tetap mengikuti ketetapan Allah ‘Azza Wajalla dan tidak berdiri sendiri. ” (Tafsir As-Sa’di, hal. 61)

Allah ‘Azza Wajalla menciptakan beberapa jenis sebab,

Pertama, sebab kauniy, seperti makan sebagai sebab memperoleh rasa kenyang dan penghalau lapar, minum sebagai pelepas dahaga, dan lain-lain.

Kedua, sebab syar’iy, seperti maksiat menjadi sebab seorang celaka, ketaatan merupakan sebab seseorang mendapatkan kebaikan, dan lain-lain.

Menjadikan angka sebagai patokan keberhasilan dan kesialan
Ketika seseorang menisbatkan sesuatu kepada hal yang dinilainya sebagai sebab, padahal tidak memiliki keterkaitan sebab-akibat, maka boleh jadi ia terjatuh ke dalam kesalahan. Seperti terlarangnya thiyarah dalam Islam, yaitu ketika seseorang mengaitkan sesuatu yang tidak berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan.

Termasuk ketika seseorang mengaitkan kesialan dengan sebagian angka. Dan sungguh disayangkan, inilah yang banyak kita saksikan di beberapa tempat. Lift yang meniadakan tombol 4, angka 13 yang dianggap lambang kesialan, dan yang semisal dengannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

لا عَدْوَى وَلا طِيَرَةَ وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ قَالُوا وَمَا الْفَأْلُ قَالَ كَلِمَةٌ طَيِّبَةٌ

“Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya, tidak ada thiyarah. Dan yang membuatku kagum adalah al fa’lu.” (Rasulullah ditanya), apa itu al fa’lu? (Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab), yaitu kalimat-kalimat yang baik.” (HR. Bukhari no. 5776 dan Muslim no. 2224)

Dalam sabda yang lain, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menuturkan,

الطِيَرة شرك

“Thiyarah termasuk di antara kesyirikan.” (HR. Ahmad no. 4194, Abu Dawud no. 3910, At Tirmidzi no. 1614, dan Ibnu Majah no. 3538)

Keyakinan dengan angka-angka semisal ini tidak akan berakibat baik bagi pelakunya. Bahkan Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu menyebutkan dampak buruknya,

Lanjut baca: https://muslim.or.id/80267-angka-keramat.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Ada Yang Miskin Ada Yang Kaya, Apa Hikmahnya?

Banyak sesungguhnya hikmah dari fenomena adanya si miskin dan si kaya, namun berikut ini sebagiannya saja dari hikmah-hikmah tersebut.

1. Agar makhluk mengetahui Kemahaesaan Allah dalam pengaturan mereka (mentauhidkan Allah dalam Rububiyyah-Nya)
Dengan adanya orang yang miskin dan yang kaya, maka seorang hamba terdorong menyakini dengan keyakinan kuat, bahwa hanya Allah lah Sang Pemilik alam semesta ini dan Dia lah satu-satunya Dzat Yang Maha Esa dalam mematikan, mengidupkan, menakdirkan, mengatur alam semesta ini, dan dalam seluruh makna-makna Rububiyyah-Nya.

Rabbul ‘Alamin ‘Azza wa Jalla berfirman,

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (Al-Faatihah).

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan firman Allah di atas,

فدل قوله { رَبِّ الْعَالَمِينَ } على انفراده بالخلق والتدبير, والنعم, وكمال غناه, وتمام فقر العالمين إليه, بكل وجه واعتبار.

“Maka firman Allah {رَبِّ الْعَالَمِينَ} menunjukkan kepada Keesaan-Nya dalam penciptaan, pengaturan, nikmat, kesempurnaan kekayaan-Nya. Dan menunjukkan kepada kesempurnaan butuhnya seluruh makhluk (alam semesta) kepada-Nya, dari segala sisi dan sudut pandang” (Tafsir As-Sa’di,hal. 27).

Disebabkan Allahlah satu-satunya Sang Pemilik alam semesta ini, maka Allahlah yang mengatur semuanya dan semuanya dibawah kehendak-Nya. Apa saja yang dikehendaki oleh-Nya pasti terlaksana dan pasti kehendak-Nya itu baik dan sempurna.

Rabbul ‘Alamin ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Dan kalian tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam” (At-Takwiir: 29).

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan firman Allah di atas,

أي: فمشيئته نافذة، لا يمكن أن تعارض أو تمانع

“Maksudnya kehendak-Nya pastilah terlaksana, tidak mungkin dilawan atau dihalangi” (Tafsir As-Sa’di,hal.1079).

Lanjut baca:
https://muslim.or.id/25005-ada-yang-miskin-dan-ada-yang-kaya-apa-hikmahnya.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

BAHAYA PERSAKSIAN PALSU

Allah Ta’ala berfirman,

ذَلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ عِندَ رَبِّهِ وَأُحِلَّتْ لَكُمُ الْأَنْعَامُ إِلَّا مَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ

”Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya. Maka, jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.” (QS. Al-Hajj: 30)

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menggandengkan perintah untuk menjauhi syirik dengan perintah menjauhi persaksian palsu (dusta). Hal ini menunjukkan besarnya dosa dan keharaman perkataan dan persaksian dusta (persaksian palsu).

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَاماً

”Dan orang-orang yang tidak menghadiri majelis dusta, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan: 72)

Ayat ini menjadi dalil tentang haramnya orang yang menghadiri suatu majelis pertemuan yang berisi kedustaan dan kepalsuan. Jika menghadiri majelis yang berisi kedustaan saja dilarang, terlebih lagi (lebih ditekankan lagi haramnya) menjadi orang yang ikut-ikutan berkata dusta pada majelis atau pertemuan tersebut.

Adz-Dzahabi rahimahullah berkata bahwa saksi palsu menggabungkan beberapa dosa besar.

Pertama, seorang saksi palsu sama saja dengan berbuat kedustaan. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِن يَكُ كَاذِباً فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ وَإِن يَكُ صَادِقاً يُصِبْكُم بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

”Dan jika ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu. Dan jika ia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS. Al-Mukmin: 28)

Kedua, seorang saksi palsu berarti menzalimi orang lain dengan persaksiannya tersebut. Sehingga dengan persaksian palsunya tersebut, dia bisa mengambil harta, kehormatan, atau nyawa orang yang dizalimi.

Ketiga, seorang saksi palsu menzalimi orang yang dia untungkan dengan persaksiannya yang dusta. Seorang saksi palsu telah memberikan harta yang haram kepada orang yang diuntungkan karena persaksian palsunya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ إِلَيَّ وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَلْحَنُ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ بِحَقِّ أَخِيهِ شَيْئًا بِقَوْلِهِ فَإِنَّمَا أَقْطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنْ النَّارِ فَلَا يَأْخُذْهَا

“Sungguh kalian seringkali mengadukan sengketa kepadaku, barangkali ada di antara kalian ada yang lebih pandai bersilat lidah daripada yang lain. Maka, barangsiapa yang kuputuskan menang dengan mencederai hak saudaranya berdasarkan kepandaian argumentasinya, berarti telah kuambil sundutan api neraka baginya, maka janganlah dia mengambilnya.” (HR. Bukhari no. 2680 dan Muslim no. 1713)

Selengkapnya: https://muslim.or.id/80193-bahaya-persaksian-palsu.html

Ust. Muhammad Saifudin Hakim

=====

Dukung operasional muslim.or.id melalui link berikut:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam

Semoga menjadi pahala jariyah ...

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mari berjuang bersama ratusan kru penggerak dakwah di YPIA

KEBUTUHAN DONASI 125 JT/BULAN

Dibutuhkan untuk:
- Honor 24 orang karyawan profesional, freelance 20 orang, dan volunteer 62 orang
- Operasional kantor yayasan
- program sosial kemasyarakatan dan program insidental lainnya.

Saat ini sektor dakwah YPIA tidak hanya mencakup daerah lokal Yogyakarta saja, namun juga sudah merambah ke berbagai daerah

YPIA menggabungkan dakwah secara konvensional dan dakwah melalui media online, mulai dari pondok pesantren mahasiswa sampai ke ranah media

Semua program tersebut bisa dipantau melalui website ypia.or.id

MASIH TERBUKA LEBAR KESEMPATAN MENJADI BAGIAN DARI PENGGERAK DAKWAH SUNNAH

Semakin berkembangnya program-program dakwah di YPIA tentu akan membutuhkan support yang lebih dari kaum muslimin sekalian

Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Perbedaan Cara Duduk dan Sujud bagi Wanita

Para pembaca rahimakumullah, perlu diketahui bahwa pada asalnya, tata cara salat laki-laki dan wanita itu sama. Namun, ada perbedaan pada beberapa bagian saja. Salah satunya pada tata cara duduk dan sujud.

Ketika sujud, kita dianjurkan untuk melebarkan anggota-anggota badan. Sebagaimana dalam hadis dari Abdullah bin Buhainah radhiyallahu ’anhu, ia berkata,

أن النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا صلَّى فرَّج بين يديهِ، حتى يبدوَ بياضُ إبْطَيه

“Ketika Nabi shallallahu ’alaihi wasallam salat, beliau melebarkan kedua tangannya hingga terlihat putihnya ketiak beliau.” (HR. Bukhari no. 390 dan Muslim no. 495)

Demikian pula dalam dalam hadis dari Al-Barra bin Azib radhiyallahu ’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

إذا سجَدْتَ فضَعْ كفَّيْكَ وارفَعْ مِرْفَقَيْكَ

“Jika engkau sujud, maka letakkan kedua tanganmu di lantai dan angkat sikumu.” (HR. Muslim no. 494)

Namun, anjuran ini khusus bagi laki-laki!

Adapun bagi wanita, dianjurkan untuk tidak melebarkan tangan dan dianjurkan merapatkan tangannya ke badan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat dari para sahabat Nabi berikut ini,

عن ابن عباس أنه سئل عن صلاة المرأة فقال: تجتمع وتحتفز

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau ditanya tentang salatnya wanita. Beliau lalu menjawab, ‘Hendaknya mereka merapatkan dan mendekatkan anggota-anggota badannya.'” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 2/124/2791, sanadnya hasan).

Lanjut baca: https://muslim.or.id/80062-perbedaan-cara-duduk-dan-sujud-bagi-wanita.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

VLOG REVIEW PARKIRAN SAAT KAJIAN MA'HAD AL ILMI DI MASJID AL-HIDAYAH

PLAY VIDEO https://youtu.be/pz9IgQzSTuY

Vlog by: Muhammad Muhyiddin

Jangan sepelekan pengaturan parkir dalam kajian di masjid-masjid
Di dalam vlog ini kita akan melihat bagaimana tim panitia mengatur parkir saat daurah tauhid di masjid al-hidayah Purwosari Yogyakarta

YUK IKUT HADIRKAN KAJIAN-KAJIAN SUNNAH DI YOGYAKARTA

YPIA mengajak teman-teman untuk ikut serta dalam menghadirkan kajian-kajian sunnah di Yogyakarta dengan membantu operasional dan pengembangan program-program dakwah yang digaungkan oleh para penggerak dakwah di YPIA

DONASI MULAI RP 10.000

Salurkan donasi anda melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hakekat Manhaj Salaf (1)

Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan bahwa akan terjadi perpecahan dalam umat ini sebagaimana hal ini telah terjadi pula pada umat-umat sebelumnya. Kita wajib untuk berpegang teguh dengan jalan yang sudah ditempuh oleh Nabi dan para sahabatnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً

“Orang Yahudi berpecah belah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan. Orang Nasrani berpecah belah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan. Adapun umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan.” (HR. Abu Dawud, hasan shahih)

Disebutkan dalam riwayat lain,

كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً ، قَالُوا: وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

“Semuanya masuk ke dalam neraka, kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah golongan yang berjalan di atas jalan yang ditempuh olehku dan para sahabatku.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

إِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ؛ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

“Sesungguhnya barangsiapa yang nanti hidup setelahku, maka dia akan melihat terjadinya perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, berpeganglah kalian kepada sunahku dan sunah Al-Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk (Al-Mahdiyyin). Gigitlah ia (sunahku tersebut) dengan gigi geraham, dan tinggalkanlah oleh kalian perkara-perkara baru dalam agama karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat.” (HR. Abu Dawud, hasan shahih)

Demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepada kita untuk berpegang teguh dengan jalan yang sudah ditempuh oleh beliau dan para sahabatnya ketika terjadi perselisihan dan perpecahan, karena hal ini pasti akan terjadi dan sudah terjadi seperti yang sudah dikabarkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Jalan keselamatan adalah berpegang teguh dengan jalan yang sudah ditempuh oleh Rasul dan para sahabat. Ini adalah golongan yang selamat dari neraka, sedangkan golongan yang lain berada di neraka sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas. Oleh karena itu, mereka disebut (الفرقة الناجية) dan (أهل السنة والجماعة), yaitu golongan yang berbeda dengan yang lain karena senantiasa berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Adapun selainnya adalah golongan yang sesat, meskipun mereka mengaku golongan umat ini, karena jalan yang mereka tempuh menyelisihi Rasul dan para sahabatnya. Ini adalah nasihat dan penjelasan yang lengkap dan sempurna dari Nabi shallalllahu ‘alaihi wasallam kepada kita semua.

Manhaj salaf adalah pengikut Nabi dan para generasi terbaik
Metode yang mereka tempuh sangat jelas, yaitu mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan cara beragama yang telah dijalani pendahulu umat ini dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan tabiut tabi’in yang merupakan tiga generasi utama. Hal ini disebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis,

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah terlewatinya masa tiga generasi utama, mulailah terjadi perpecahan dalam umat ini.

Lanjut baca:
https://muslim.or.id/80012-hakikat-manhaj-salaf-bag-1.html

Ust. dr. Adika Mianoki

Читать полностью…

Muslim.or.id

340 PAKET UNTUK GERAKAN WEBSITE DAKWAH SELAMA 720 JAM DENGAN JUTAAN KUNJUNGAN

1 Paket = Rp 50.000
Masih tersedia 337 Paket

2 WEBSITE DAKWAH SIAP DIGERAKKAN

Muslim.or.id dan muslimah.or.id sudah lebih dari 15 tahun berkontribusi dalam menggerakkan dakwah sunnah melalui media online

Lebih dari 6000 artikel dan setiap hari akan terus bertambah insya Allah telah diterbitkan dengan membawa berbagai harapan mulia

Berharap para orang tua bisa belajar menjadi teladan yang baik untuk anak-anaknya

Berharap suami dan istri bisa saling memahami hak dan kewajibannya dalam berumah tangga

Berharap para pemuda Indonesia tidak lagi salah arah dalam menentukan jati diri dan jalan hidupnya sebagai seorang muslim

Dan setumpuk harapan lain yang tentu tidak bisa diwakilkan dalam kata-kata. Karena semua hanya bisa dihaturkan dalam setangkup doa

MARI MENJADI SALAH SATU BAGIAN DARI PEMEGANG HARAPAN ITU

340 paket donasi tersebut 100% akan digunakan untuk operasional 2 website dakwah tersebut selama 1 bulan yang terhitung menjadi 720 jam karena website akan tetap bisa memberi manfaat meski kita sedang istirahat

SALURKAN PAKET DONASI ANDA KAPAN SAJA

Donasi melalui website https://ypia.or.id/campaign/bantu-operasional-website-dakwah-islam/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

LAPORAN BULANAN YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-ATSARI (YPIA) SEPTEMBER 2022

DOWNLOAD FILE LAPORAN https://archive.org/download/laporan-ypia-september/Laporan%20YPIA%20September.pdf

Alhamdulillah, YPIA Yogyakarta telah menjalankan kegiatan pendidikan dan dakwah.

Kami ingin mengucapkan terimakasih sebanyak banyaknya kepada pihak yang terkait dalam terjadinya kegiatan ini, jazakumullahu khairan. Karena tanpa Allah yang menggerakan hati semua pihak yang berkonstribusi, maka kegiatan ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Semoga YPIA dan kita semua istiqomah terlibat dalam kegiatan-kegiatan islami yang menebarkan kebaikan duniawi maupun ukhrawi kepada masyarakat luas, dengan tetap berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

_Jazaakumullahu khairan wa barakallahu fiikum_

➖➖➖

Yuk jadi bagian dari kebaikan dakwah bersama YPIA
💳 (konfirmasi otomatis!)⁣

>>> ypia.or.id/operasionaldakwah

Atau transfer rekening (konfirmasi manual) :

Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

➖➖➖
🔊 *Disiarkan oleh⁣*
| (Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari)⁣
| 📱 085747223366 | 082225979555⁣ (Info Donasi)
| 📱 082233644038 (Info Kegiatan)
| 💻 IG | FB | TG : @ypiaorid
| 🌐 ypia.or.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

Anti Islam Berkedok Anti Arab

Belakangan ini memang ada oknum yang menyebarkan paham anti-Arab atau seolah-olah budaya Arab yang dibawa ke Indonesia ini bertentangan dengan pancasila dan kesatuan NKRI. Setelah ditinjau lebih dalam, sebenarnya tujuan utama mereka adalah anti-Islam yang berkedok anti-Arab.

Ada beberapa cara oknum tersebut:

1. Menyebarkan bahwa budaya Arab itu tidak sesuai dengan hak asasi manusia, seperti budaya jilbab dan cadar.

Misalnya, mereka menuduh jilbab dan cadar akan mengekang para wanita dan merampas hak asasi mereka.

Jawaban: Jilbab dan cadar tidak pernah mengekang para wanita, justru mereka bahagia dan merasa terhormat dengan pakaian sesuai syariat tersebut.

2. Menyebarkan bahwa budaya Arab itu akan mengancam kebudayaan Indonesia dan nusantara.

Jawaban: Sebenarnya budaya Arab dan ajaran Islam sudah sejak lama mewarnai budaya nusantara kita dan tidak akan merusak kebhinekaan Indonesia. Kalau mau jujur, budaya Barat dan budaya Korea juga banyak masuk ke Indonesia, seperti memakai celana jeans ketat, hot-pants, dan lain-lain. Akan tetapi, mereka tidak mempermasalahkan hal ini, mereka hanya mempermasalahkan budaya Arab saja.

3. Mempopulerkan istilah-istilah yang menyudutkan bahkan menjelekkan Arab atau yang berbau Arab.

Misalnya:

“Kadrun (kadal gurun)”;
“Pulang sana ke Arab”;
“Jilbab kan budaya Arab”.

Jawaban: Julukan ini mereka populerkan dan menunjukkan justru mereka yang tidak toleransi. Ketika seseorang memilih berpakaian ala Korea lalu mempopulerkannya, mereka tidak mempermasalahkan. Coba saja ada yang berkata:

“Pulang sana ke China”
“Ini kan budaya China?”

Tentu kalimat ini adalah kalimat “rasis” dan tidak toleransi.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/68402-anti-islam-berkedok-anti-arab.html

Ust. dr. Raehanul Bahraen

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hadits “Allah Menghalangi Tobat Pelaku Bid’ah”

Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath (4202), beliau berkata,

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْفَرْغَانِيُّ قَالَ: نا هَارُونُ بْنُ مُوسَى الْفَرْوِيُّ قَالَ: نا أَبُو ضَمْرَةَ أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيلِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ صَاحِبِ كُلِّ بِدْعَةٍ»

Ali bin Abdullah Al-Farghani menuturkan kepadaku, ia berkata, Harun bin Musa Al-Farwi telah menuturkan kepadaku, Abu Dhamrah Anas bin ‘Iyadh telah menuturkan kepadaku, dari Humaid bin Ath-Thawil, dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh Allah menghalangi tobat dari setiap pelaku bid’ah.”

Demikian juga diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (9011) dan Al-Harawi dalam Dzammul Kalam (5/153) dengan sanad yang berporos pada Harun bin Musa.

Adapun rincian kualitas perawi hadis di atas adalah sebagai berikut:

Pertama: Harun bin Musa Al-Farwi.

Dikatakan oleh Ad-Daruquthni, ”Ia tsiqah, dan ayahnya juga tsiqah.” Abu Hatim mengatakan, “Ia adalah Syekh.” Ibnu Hibban menyebutkannya dalam Ats-Tsiqat. Adz-Dzahabi mengatakan, “Ia shaduq.” Ibnu Hajar mengatakan, “Laa ba’sa bihi.” Dari sini bisa disimpulkan bahwa Harun bin Musa adalah perawi yang tsiqah.

Kedua: Abu Dhamrah Anas bin ‘Iyadh.

Ibnu Hajar mengatakan, “Ia tsiqah.” Yahya bin Ma’in mengatakan, “Ia tsiqah.” Adz-Dzahabi mengatakan, “Ia tsiqah dan sangat pemurah dengan ilmunya.” Ali bin Madini mengatakan, “Ia penduduk Madinah, dan menurut kami ia tsiqah.”

Ketiga: Humaid bin Abi Humaid Ath-Thawil.

Ibnu Hajar berkata, “Ia masyhur dikenal sebagai perawi tsiqah yang digunakan sebagai hujjah, namun terkadang melakukan tadlis terhadap hadisnya Anas.” Adz-Dzahabi mengatakan, “Ia tsiqah, namun melakukan tadlis dari Anas.” Al-Bukhari mengatakan, “Terkadang ia melakukan tadlis.” Yahya bin Ma’in berkata, “Ia tsiqah.”

Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawa’id mengatakan, “Hadis ini diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dan para perawinya adalah perawi Ash-Shahih, kecuali Harun bin Musa. Namun, ia adalah perawi yang tsiqah.” (Majma’ Az-Zawaid, 10/189). Semua perawi hadis ini tsiqah, hanya saja yang menjadi masalah dalam riwayat ini, Humaid dikenal melakukan tadlis terhadap hadisnya Anas. Dan hadis ini diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’ anhu.

Terdapat syahid untuk hadis ini, yaitu dari hadis Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (50),

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مَنْصُورٍ الْحَنَّاطُ، عَنْ أَبِي زَيْدٍ، عَنْ أَبِي الْمُغِيرَةِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَبَى اللَّهُ أَنْ يَقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ»

Abdullah bin Sa’id menuturkan kepada kami, ia berkata, Bisyr bin Manshur Al-Hannath menuturkan kepada kami, dari Abu Zaid, dari Abul Mughirah, dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’ anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah Ta’ala enggan menerima amalan dari pelaku bid’ah sampai ia bertobat.”

Bisyr bin Manshur dan Abu Zaid adalah perawi yang majhul. Adapun Abul Mughirah Al-Qawwas di-tsiqah-kan oleh Ibnu Ma’in. Sehingga riwayat ini bisa menjadi syahid untuk riwayat dari Anas bin Malik di atas.

Sehingga hadis ini minimalnya hasan.

Al-Mundziri dalam At-Targhib wat-Tarhib, menyebutkan hadis ini,

وَعَن أنس بن مَالك رَضِي الله عَنهُ قَالَ قَالَ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم إِن الله حجب التَّوْبَة عَن كل صَاحب بِدعَة حَتَّى يدع بدعته

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh Allah menghalangi tobat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya.”

Apa makna hadits ini?
Simak di: https://muslim.or.id/79889-hadits-allah-menghalangi-taubat-pelaku-bidah.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Mas Rizki, begitulah aku menyapanya. Ramah, bersahaja, dan rendah hati adalah sifat yang melazimi beliau, setidaknya begitulah yang tergambar di benakku yang saat itu baru hijrah ke Jogja

Seorang mahasiswa jurusan matematika di UNY sekaligus ustadz pengajar Bahasa Arab di kampung hijrah.

Beliau sering aku lihat berkeliling membawa tumpukan kotak-kotak berisi aneka macam roti. Otak-otak itu rupanya adalah dagangan beliau yang dititipkan di beberapa tempat seperti di Wisma muslim dan muslimah

" Oh, jadi mas Rizki itu sudah menikah ya, Masya Allah "

Sosok seperti mas Rizki ini berada di level yang berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa Jogja pada umumnya yang masih berkupang di jelaga pergaulan bebas

Jika belum siap memperjuangkan cinta maka titipkan hatimu pada Dzat yang tidak akan pernah menghianati titipan

SELAMA MASA PENANTIAN ITU..

Jagalah dirimu, jangan sia-siakan waktumu dan raup ilmu sebanyak-banyaknya.

Di kampung hijrah inilah kamu bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Kamu bisa _ngekos_ di Wisma Muslim, belajar Islam secara intensif di YPIA academy atau ikut menjadi penggerak dakwah di kampus-kampus bersama teman-teman FKIM


ATAU KAMU MAU MEMBANTU YPIA MENGHIASI JOGJA DENGAN BENIH-BENIH KEBAIKAN?

Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Meninggalkan Shalat Bisa Keluar Dari Islam

Dengan begitu tingginya dan utamanya kedudukan shalat dalam Islam, meninggalkan ibadah ini pun berat konsekuensinya. Orang yang meninggalkan shalat karena berkeyakinan shalat 5 waktu itu tidak wajib, maka ia keluar dari Islam. Ini adalah ijma ulama tidak ada khilafiyah di antara mereka. Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan:

إذا ترَك الصلاةَ جاحدًا لوجوبها، أو جَحَدَ وجوبَها ولم يتركْ فِعلَها في الصورة، فهو كافرٌ مرتدٌّ بإجماعِ المسلمين

“Jika seseorang meninggalkan shalat karena mengingkari wajibnya shalat, atau ia mengingkari wajibnya shalat walaupun tidak meninggalkan shalat, maka ia kafir murtad dari agama Islam berdasarkan ijma ulama kaum Muslimin” (Al Majmu’, 3/14).

Sedangkan orang yang meninggalkan shalat bukan karena mengingkari wajibnya, namun karena malas dan meremehkan, statusnya diperselisihkan oleh ulama:

* Madzhab Hambali berpendapat kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Demikian juga salah satu pendapat dalam madzhab Syafi’i dan Maliki. Dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.
* Pendapat madzhab Syafi’i dan Maliki mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak kafir, namun mereka dihukum oleh ulil amri dengan hukuman mati.
* Pendapat madzhab Hanafi mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak kafir, namun mereka dipenjara sampai kembali shalat.

Pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah pendapat pertama, yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat itu kafir keluar dari Islam. Karena didukung oleh dalil-dalil yang kuat. Ini yang dikuatkan Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Shalih Al Fauzan, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, dan para ulama besar lainnya.

Dalil Al Qur’an
Allah Ta’ala berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Dan hendaknya mereka mendirikan shalat dan janganlah menjadi orang-orang yang Musyrik” (QS. Ar Rum: 31).

Allah menyebutkan dalam ayat ini, diantara tanda orang-orang yang menjadi musyrik adalah meninggalkan shalat. Allah Ta’ala juga berfirman:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. Maryam: 59).

Pada ayat-ayat selanjutnya Allah Ta’ala menyebutkan tentang keadaan kaum Mukmin beserta nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Lalu di ayat ini Allah menyebutkan kaum yang lain yang bukan kaum Mukminin. Dan salah satu ciri mereka adalah menyia-nyiakan shalat.

Dalil As Sunnah
Disebutkan juga dalam hadits dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

بَيْن الرَّجل وَبَيْن الشِّرْكِ وَالكُفر ترْكُ الصَّلاةِ

“Pembatas bagi antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat” (HR. Muslim no. 82).

Dari Abdullah bin Buraidah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّ العَهدَ الذي بيننا وبينهم الصَّلاةُ، فمَن تَرَكها فقدْ كَفَرَ

“Sesungguhnya perjanjian antara kita dan mereka (kaum musyrikin) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir” (HR. At Tirmidzi no. 2621, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, ia berkata:

أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا غزَا بِنا قومًا، لم يكُن يَغزو بنا حتى يُصبِحَ ويَنظُرَ، فإنْ سمِعَ أذانًا كفَّ عنهم، وإنْ لم يَسمعْ أذانًا أغارَ عليهم

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika beliau memimpin kami untuk memerangi suatu kaum, maka beliau tidak menyerang hingga waktu subuh. Beliau menunggu terlebih dahulu. Jika terdengar suara adzan, maka kami menahan diri (tidak menyerang). Namun jika tidak terdengar adzan maka baru kami serang” (HR. Bukhari no. 610, Muslim no. 1365).

Lanjut baca:
https://muslim.or.id/50990-status-orang-yang-meninggalkan-shalat-fardhu.html

Читать полностью…

Muslim.or.id

Terima kasih dok...

Berhari-hari jauh dari keluarga demi mendedikasikan dirinya sebagai tenaga medis garda terdepan di masa pandemi

Beliau adalah ustadz dr. Mohamad Saifudin Hakim, M.Sc, Ph.D. di tengah kesibukan beliau yang padat saat ini masih bisa berkontribusi dalam dakwah YPIA sebagai pimpinan redaksi muslim.or.id

Beliau pulalah satu diantara tim peneliti UGM yang punya kontribusi besar ketika wabah covid-19 membawa berbagai kekacauan di bidang kesehatan

Apa yang didedikasika ustadz Saifudin Hakim saat ini menjadi satu dari sekian banyak bukti bahwa santri Wisma muslim bukanlah santri biasa dan bukan mahasiswa biasa

Di Wisma muslim inilah benih-benih kebaikan dan potensi cendekiawan muda muslim disuburkan dengan iman

Karena setiap mahasiswa bisa lulus menjadi seorang profesional namun tidak setiap mahasiswa pisah lulus menjadi profesional yang punya dedikasi tinggi untuk dakwah Islam yang bersumber dari Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih

DONASI MULAI RP10.000

YPIA membutuhkan bantuan dari kaum muslimin sekalian untuk bersama-sama dalam membiayai operasional dan pengembangan dakwah di 10 Wisma muslim YPIA



Donasi bisa disalurkan melalui https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Wajib Menutup Aurat Wanita

Allah Ta’ala berfirman:

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59).

Allah Ta’ala juga berfirman:

وَلاَ يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَايُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ

“Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An Nur: 31).

Ulama Hambali dan Syafi’i berpendapat dari ayat di atas bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh. Sedangkan ulama Maliki dan Hanafi berpendapat bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu‘anha, beliau berkata,

أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ

Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam pun berpaling darinya dan bersabda, “Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haidh (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini”, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya. (HR. Abu Daud 4140, dalam Al Irwa [6/203] Al Albani berkata: “hasan dengan keseluruhan jalannya”).

Sehingga dari sini kita ketahui bahwa:

* Kaki juga termasuk aurat

* Lengan juga termasuk aurat

* Leher juga termasuk aurat

* Rambut juga termasuk aurat

Maka tidak boleh ditampakkan.
Dan menampakkan aurat dengan sengaja termasuk tabarruj, sehingga ia merupakan dosa besar. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda kepada Umaimah bintu Ruqayyah radhiyallahu ‘anha:

أُبَايِعُكِ عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكِي بِاللَّهِ شَيْئًا، وَلَا تَسْرِقِي، وَلَا تَزْنِي، وَلَا تَقْتُلِي وَلَدَكِ، وَلَا تَأْتِي بِبُهْتَانٍ تَفْتَرِينَهُ بَيْنَ يَدَيْكِ وَرِجْلَيْكِ، وَلَا تَنُوحِي، وَلَا تَبَرَّجِي تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Aku membai’atmu untuk tidak berbuat syirik kepada Allah, tidak mencuri, tidak membunuh anakmu, tidak membuat fitnah (tuduhan palsu), tidak meratap, tidak ber-tabarruj seperti wanita Jahiliyah terdahulu” (HR. Ahmad 6850, dihasankan oleh Al Albani dalam Jilbab Mar’ah Muslimah hal. 121).

Syaikh Sa’id bin Ali al Qahthani mengatakan: “renungkanlah, dalam hadits ini tabarruj digandengkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dengan dosa-dosa yang besar” (Izh-harul Haq wa Shawab fii Hukmil Hijab, 1/315).

Allah Ta’ala juga berfirman:

وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ

“Dan jika mereka melakukan fahisyah (perbuatan nista), mereka mengatakan: kami mendapati dahulu kakek-moyang kami melakukannya, dan Allah pun memerintahkannya. Maka katakanlah: sesungguhnya Allah tidak pernah memerintahkan perbuatan nista” (QS. Al A’raf: 28).

Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan: “Allah Ta’ala menamai perbuatan membuka aurat sebagai fahisyah (perbuatan nista). [kemudian beliau menukil ayat di atas]. Ayat ini menceritakan tentang orang Jahiliyah dahulu thawaf dalam keadaan membuka aurat mereka dan mereka menganggap itu bagian dari agama” (Al Mulakhas Al Fiqhi, 1/108).

Selengkapnya: https://muslim.or.id/47057-adab-adab-berpakaian-bagi-muslim-dan-muslimah.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

LARANGAN BUNUH DIRI!

Seringkali kita melihat suatu fenomena ketika seseorang yang memiliki suatu masalah atau problematika kehidupan yang berat, menjadikan bunuh diri sebagai sebuah solusi. Dia mengira bahwa bunuh diri adalah solusi atas permasalahan yang dia hadapi. Padahal, bunuh diri termasuk salah satu dosa besar yang paling besar. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَن تَكُونَ تِجَارَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيماً وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَاناً وَظُلْماً فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَاراً وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيراً

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Mahapenyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An-Nisa: 29-30)

Larangan dari Allah Ta’ala “janganlah kamu membunuh dirimu” ditafsirkan oleh para ulama dengan dua penjelasan. Penjelasan pertama, seorang muslim dilarang membunuh dirinya sendiri (larangan bunuh diri). Penjelasan kedua, seorang muslim dilarang membunuh sesama muslim yang lain. Membunuh muslim yang lain termasuk dalam istilah “bunuh diri” karena pada asalnya, semua muslim adalah bersaudara dan bagaikan satu jasad. Jika seorang muslim membunuh muslim yang lain, hal itu mengakibatkan dirinya berhak untuk mendapatkan hukuman bunuh dari penguasa. Sehingga seorang muslim yang membunuh muslim yang lain, pada hakikatnya dia telah melakukan usaha untuk membunuh dirinya sendiri.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

”Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)

Dalam menjelaskan ayat ini, Syekh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa kata التَّهْلُكَةِ (kebinasaan) dapat ditafsikan dengan dua makna. Pertama, ”kebinasaan” tersebut dimaknai sebagai perbuatan-perbuatan maksiat. Kedua, ”kebinasaan” diartikan sebagai segala bentuk perbuatan yang dapat membinasakan diri sendiri dengan memberikan bahaya dan menyusahkan diri sendiri.

Bunuh diri merupakan perbuatan membunuh dan menghilangkan jiwa seorang manusia dengan cara yang tidak dibenarkan oleh syariat. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa seseorang tidak boleh membunuh dirinya sendiri. Karena pada hakikatnya, badan dan jiwanya itu bukan murni milik dirinya sendiri. Mengapa demikian? Karena manusia itu dimiliki oleh Allah Ta’ala dan manusia hanya mempunyai hak untuk menggunakan badan dan jasad yang telah dianugerahkan oleh Allah Ta’ala kepadanya. Manusia tidak boleh menggunakan dan mengeksploitasi jasadnya dengan seenaknya sendiri tanpa ada batasan. Termasuk di dalamnya adalah tidak boleh membunuh dirinya sendiri.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً

“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al-Furqan: 68)

SELENGKAPNYA:
https://muslim.or.id/80244-larangan-bunuh-diri.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

REPORTASE Dauroh Tauhid Intensif Ma'had Al Ilmi di Masjid Al-Hidayah Purwosari

PLAY VIDEO https://youtu.be/s35fukDe9pc

Reporter: Muhammad Muhyiddin

MASIH TERBUKA LEBAR KESEMPATAN MENJADI BAGIAN DARI PENGGERAK DAKWAH SUNNAH

Semakin berkembangnya program-program dakwah di YPIA tentu akan membutuhkan support yang lebih dari kaum muslimin sekalian

Donasi bisa disalurkan melalui website resmi https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

Minta Izin Ketika Bertamu dan Adabnya

Islam mengajarkan adab dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk adab dalam bertamu. Di antara adab dalam bertamu adalah meminta izin terlebih dahulu untuk bertemu dengan pemilik rumah.

Para ulama mengatakan, “Wajib hukumnya untuk meminta izin ketika masuk ke rumah orang lain.” Sebagaimana dalam firman Allah ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا على أهلها

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nur: 27)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini, “Ini adalah adab yang syar’i. Allah Ta’ala mengajarkan adab ini kepada orang-orang yang beriman. Yaitu minta izin sebelum masuk ke rumah orang lain. Allah Ta’ala memerintahkan orang-orang beriman agar tidak masuk ke rumah orang lain hingga mereka meminta izin terlebih dahulu. Yaitu, meminta izin sebelum masuk, kemudian setelah itu mengucapkan salam. Dan hendaknya meminta izin itu sebanyak tiga kali. Jika diizinkan untuk masuk, maka silakan masuk. Jika tidak diizinkan, maka hendaknya kembali pulang. Sebagaimana disebutkan di dalam hadis yang sahih, bahwa Abu Musa ketika meminta izin kepada Umar bin Khathab sebanyak tiga kali, Umar tidak mengizinkannya. Lalu Abu Musa pulang.” (Tafsir Al-Qur’anil Azhim, 10: 204)

Yang dimaksud oleh Ibnu Katsir adalah hadis berikut ini. Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الاستئذانُ ثَلاثٌ ، فإن أذنَ لَكَ وإلَّا فارجِعْ

“Meminta izin (untuk masuk rumah) itu tiga kali. Jika diizinkan, maka itu yang diinginkan. Jika tidak diizinkan, maka pulanglah.” (HR. Muslim no. 2153).

Lanjut baca: https://muslim.or.id/80065-minta-izin-ketika-bertamu-dan-adabnya.html

Ust. Yulian Purnama

Читать полностью…

Muslim.or.id

Bantu Tulis Testimoni Kamu Tentang YPIA

LINK https://maps.app.goo.gl/UFrf2twtd2J7HpzJ9

Klik link di atas kemudian pada halaman Google map geser ke bawah lalu klik tab "ulasan' kemudian berikan rating bintang dan tulis pesan yang akan ditulis


Apakah kamu pembaca muslim.or.id, muslimah.or.id, buletin at-tauhid?

Atau apakah kamu pendengar Radio Muslim Jogja?

Mungkin kamu juga pernah menjadi santri Ma'had Umar bin Khattab, Ma'had Al Ilmi, Kampus Tahfidz, Ma'had Yaa Abati

Jangan lupa juga jika kamu pernah menjadi santri di Wisma muslim atau Wisma muslimah

Kami mengajak siapapun kamu yang ingin mendukung program-program dakwah sunnah yang dijalankan YPIA untuk menuliskan testimoni, pesan, atau nasehat di link Google map YPIA

Kami ucapkan jazakumullah Khairan

YPIA.or.id

Читать полностью…

Muslim.or.id

Hakikat Manhaj Salaf (Bagian 2)

Manhaj salaf adalah shirathal mustaqim
Allah mewajibkan kita dalam setiap salat kita untuk membaca surah Al-Fatihah yang di akhirnya terdapat ayat,

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.“ (QS. Al-Fatihah: 6-7)

Yang dimaksud shirathal mustaqim adalah jalan Allah. Maksudnya adalah kita memohon agar diberi petunjuk dan dibimbing serta ditetapkan di atas shirathal mustaqim. Makna ayat (صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ) yaitu mereka yang telah berjalan di atas jalan ini adalah orang-orang yang Allah beri nikmat kepada mereka, baik dari golongan para nabi, shiddiiqiin, syuhadaa, dan shaalihiin. Mereka adalah sebaik-baik teman yang telah menempuh jalan ini. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً

“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.“ (QS. An-Nisa’: 69)

Jangan merasa kesepian saat berada di jalan ini, karena sahabat dan teman kalian yang telah menempuh jalan ini adalah manusia-manusia terbaik.

Manhaj salaf menggabungkan ilmu dan amal
Dalam firman Allah (غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ), maksudnya bukanlah jalannya orang-orang yang Allah murkai, yaitu orang yang memiliki ilmu, namun tidak mau mengamalkannya seperti orang Yahudi dan yang semisalnya. Jika tidak diamalkan, ilmu akan menjadi hujah yang mencelakakan bagi pemiliknya di hari kiamat, sebagaimana sebuah ungkapan,

والعلم إن كان أقوالا بلا عمل فإن صاحبه بالجهل منغمِرُ

Ilmu jika hanya berupa ucapan tanpa amalan

Maka, pemiliknya akan tenggelam dalam kebodohan

Ilmu harus disertai dengan amal. Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Apa faedahnya jika pohon tidak berbuah? Oleh karena itu, Allah murka kepada mereka karena mereka memiliki ilmu, namun tidak mau mengamalkannya. Mereka berhak mendapatkan kemarahan, kemurkaaan, dan kebencian dari Allah.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/80014-hakikat-manhaj-salaf-bag-2.html

Ust. dr. Adika Mianoki

Читать полностью…

Muslim.or.id

240 PAKET DUKUNGAN UNTUK SANTRI RUMAH TAHFIDZ ASHABUL KAHFI SELAMA 24 JAM X 30 HARI

1 Paket = Rp 50.000
Sisa 239 Paket

1 PAKET DAN SETUMPUK HARAPAN


Masjid dipowinatan Yogyakarta kelak akan menjadi saksi bahwa di bawah atapnya ada setumpuk harapan dari para perantau muda penghafal Quran

Bukan sebuah gedung besar, megah, dengan berupa-rupa fasilitas pendidikan, namun hanya sebuah rumah yang tak ubahnya kos-kosan biasa di Jogja

Rumah ini spesial, karena di sinilah bijih-bijih harapan itu ditempa menjadi bilah bilah cendekiawan penghafal Quran yang terdidik di atas jalan para salafus shalih

MARI MENJADI SALAH SATU DARI PENDUKUNG PROGRAM INI

Berapapun paket dukungan yang anda berikan 100% akan digunakan untuk operasional dan pengembangan rumah tahfidz Ashabul Kahfi. Semoga Allah Ta'ala melimpahi kita dengan keberkahan DALAM HIDUP INI

CARA MENYALURKAN DUKUNGAN ANDA

Donasi bisa anda salurkan melalui website resmi YPIA https://ypia.or.id/campaign/dukungan-untuk-para-penghafal-quran/



Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

DONASI MANUAL TRANSFER WAJIB KONFIRMASI

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…

Muslim.or.id

ADAB BERINTERAKSI DENGAN WANITA DI INTERNET

Syaikh Muhammad Ali Farkus

Berinteraksi, berkomunikasi verbal, berkomunikasi melalui tulisan ataupun verbal dan tulisan sekaligus, terhadap wanita ajnabiyah (non-mahram) itu merupakan bahaya yang besar dan nyata bagi agama dan kehormatan seorang lelaki, jika tidak dibarengi dengan aturan-aturan yang membuatnya aman dari fitnah serta jika dilakukan dengan sering dan terus-menerus. Terdapat dalam hadits:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku, fitnah (godaan) yang lebih besar bagi lelaki melainkan wanita” (HR. Bukhari no. 5096, Muslim no. 6740).

Dan kita ketahui bersama bahwasanya hendaknya seorang lelaki ketika berinteraksi dengan wanita non mahram ia menjaga dirinya dengan adab-adab yang ketat dan hanya sebatas keperluan saja. Agar tidak muncul di hati sang lelaki suatu keterkaitan yang bisa tumbuh di dalam hati yang memiliki penyakit hati.

Oleh karena itu, semua interaksi verbal atau tulisan antara lelaki dan wanita yang mengandung nada yang lembut, gaya bahasa yang gemulai, mendayu-dayu, juga yang penuh kekaguman, melucu, saling tertawa, interaksi yang terlalu akrab, canda ria, dan semacamnya yang menimbulkan bekas di hati dan dapat menimbulkan desiran-desiran syahwat, ini hukumnya terlarang dalam rangka menutup celah keburukan. Tidak termasuk di larangan ini, perkataan yang penuh wibawa dan adab serta perkataan yang ma'ruf. Bahkan nada yang lembut dan gaya bahasa yang gemulai tidak ragu lagi akan menyentuh hati dan memicu syahwat sehingga nantinya akan menimbulkan angan-angan serta munculnya syahwat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Allah Ta'ala berfirman:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَعْرُوفًا

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS. Al Ahzab: 32).

Ketika banyak wanita yang tidak berpegang pada adab-adab ini dan tidak mengindahkan batasan-batasan syariat dalam pembicaraan mereka atau tulisan-tulisan mereka, maka yang lebih selamat bagi para lelaki adalah meninggalkan interaksi dengan para wanita tersebut kecuali pada keperluan-keperluan yang mendesak dengan tetap menjaga aturan-aturan agama dengan syarat aman dari fitnah, serta dalam keperluan yang dibolehkan syariat. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

“Berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah dari wanita” (HR. Muslim no. 2742).

SELENGKAPNYA:
https://muslim.or.id/31942-adab-berinteraksi-dengan-wanita-di-internet.html

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Kesalahan dalam Membaca Surah Al-Fatihah dan Konsekuensi Hukumnya

Al-Fatihah termasuk Al-Qur’an Al-Karim, sehingga keutamaan membacanya juga tercakup dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يقرَأُ القُرْآنَ ويَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُو عليهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْران

“Seorang yang lancar membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia lagi senantiasa taat kepada Allah. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan kesulitan, maka ia mendapatkan dua pahala.”

Apa pentingnya mempelajari cara baca Al-Fatihah yang benar?
Pentingnya mempelajari cara baca Al-Fatihah itu bisa diketahui dari konsekuensi hukum jika seseorang salah baca Al-Fatihah dalam salat dan dari status membaca Al-Fatihah itu sebagai rukun salat.

Jumhur ulama menyatakan bahwa hukum membaca Al-Fatihah dalam salat adalah rukun salat. Salat menjadi tidak sah tanpa membaca surah Al-Fatihah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

“Tidak sah salat orang yang tidak membaca Al-Fatihah.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Baca Juga: 20 Mutiara Keindahan Bahasa dalam Al-Fatihah

Kesalahan membaca Al-fatihah dan konsekuensi hukumnya
Membaca Al-Fatihah adalah rukun salat bagi imam dan orang yang salat sendirian, maka ada konsekuensi hukumnya jika salah dalam membacanya. Kesalahan imam salat atau selainnya dalam membaca Al-Fatihah itu ada dua, yaitu:

Kesalahan yang membatalkan salat
Yaitu kesalahan yang mengubah makna ayat, atau tidak urut membacanya, atau tidak membaca suatu hurufnya, atau meninggalkan tasydid, atau mengganti huruf dengan huruf lainnya yang bukan penggantinya, padahal mampu membacanya dengan benar. Dalam hal ini, salat imam atau selainnya menjadi batal jika melakukan dengan sengaja dan orang lain tidak sah bermakmum di belakangnya. Ini adalah pendapat mazhab Syafi’iyyah, Hanbaliyyah, dan salah satu pendapat Malikiyyah. Namun, jika dilakukan dengan tidak sengaja, maka wajib mengulang.

Kesalahan jenis ini misalnya:

Pertama, mendamahkan/mengasrahkan huruf ت pada

صراط الذين أنعمت عليهم

Kedua, mengasrah huruf ك pada إياك atau tidak menasydidkan huruf ي padanya.

Ketiga, mengganti huruf م dengan ن pada الصراط المستقيم

Kesalahan yang tidak membatalkan salat
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa kesalahan membaca Al-Fatihah yang tidak mengubah makna ayat, maka hukumnya makruh, namun jika disengaja menjadi haram, tetapi tidak membatalkan salatnya.

Adapun jika ia seorang imam, maka tidak membatalkan salat makmumnya, namun makruh bermakmum di belakangnya.

Tidak membatalkan salat ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama, jika ada orang yang lebih baik bacaannya, maka ia lebih utama menjadi imam.

Selengkapnya: https://muslim.or.id/79914-kesalahan-dalam-membaca-surah-al-fatihah-dan-konsekuensi-hukumnya.html

Ust. Sa'id Abu Ukasyah

Читать полностью…

Muslim.or.id

Fikih Niat & Menghadap Kiblat

Dari kitab Umdah at-Thalib karya Al Buhuti
Bersama Ust. Yulian Purnama hafizhahullah

https://youtu.be/6hRsy_VSItc

Jangan lupa like & subscribe Channel Atsar

Читать полностью…

Muslim.or.id

Salah Paham Tentang Tauhid

Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan, “Tauhid yang diajarkan oleh para rasul sesungguhnya mengandung penetapan uluhiyah/peribadahan semata-mata kepada Allah. Hal itu terwujud dengan mempersaksikan bahwa tiada yang berhak disembah, kecuali Allah. Tidak boleh dipuja, kecuali Dia. Tidak boleh dijadikan tempat menggantungkan hati (tawakal), kecuali Dia. Tidak boleh menegakkan loyalitas, kecuali karena-Nya. Tidaklah boleh bermusuhan, kecuali karena-Nya. Dan tidak boleh beramal, kecuali apabila tegak di atas ajaran agama-Nya. Dan tauhid ini juga mengandung kewajiban untuk menetapkan nama-nama dan sifat-sifat (kesempurnaan) yang ditetapkan-Nya bagi diri-Nya sendiri.”

Beliau rahimahullah melanjutkan, “Dan bukanlah yang dimaksud dengan tauhid itu sekedar mencakup tauhid rububiyah saja, yaitu keyakinan bahwa Allah semata yang menciptakan alam, sebagaimana sangkaan sebagian orang dari kalangan ahli kalam/filsafat dan penganut ajaran tasawuf. Mereka mengira apabila telah berhasil menetapkan tauhid rububiyah itu dengan membawakan dalil atau bukti yang kuat maka mereka telah berhasil menetapkan puncak hakikat ketauhidan.” (lihat Fathul Majid, hal. 15 dan 16)

Oleh sebab itu, jangan heran apabila terdengar komentar dari sebagian orang, “Tauhid sudah diyakini orang” dan semacamnya. Hal itu terjadi karena mereka mengira tauhid itu cukup dengan pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta, Penguasa, dan Pengatur alam semesta. Padahal, sebenarnya bukan sekedar ketauhidan semacam itu yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala kepada mereka.

Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan, “Tidaklah setiap orang yang meyakini bahwa Allah adalah Rabb dan pencipta segala sesuatu secara otomatis layak menyandang gelar sebagai hamba (penyembah) Allah.” Kenapa demikian? Beliau menjelaskan buktinya, “Karena sesungguhnya kaum musyrikin Arab telah mengakui bahwa Allah semata sebagai pencipta segala sesuatu. Meskipun demikian, mereka tetap dianggap sebagai orang-orang musyrik.” (lihat Fathul Majid, hal. 16)

Syekh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah mengatakan, “Dan tauhid jenis ini (yaitu tauhid rububiyah) telah diakui oleh orang-orang musyrik penyembah berhala. Meskipun kebanyakan dari mereka juga menentang adanya hari kebangkitan dan dikumpulkannya manusia (kelak di hari kiamat). Dan pengakuan ini belumlah memasukkan mereka ke dalam agama Islam karena kesyirikan mereka (dalam beribadah kepada-Nya) dengan menyembah arca dan berhala (di samping menyembah Allah) dan juga karena mereka tidak mau beriman terhadap Rasul Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (lihat Syarah ‘Aqidah Ath-Thahawiyah, hal. 18-19. cet Darul ‘Aqidah)

Selengkapnya: https://muslim.or.id/79823-salah-paham-tentang-tauhid.html

Ust. Ari Wahyudi, S.Si.

@muslimorid

Читать полностью…

Muslim.or.id

Tapi aku bukan santri...

Karena dari masjid kita bangkit maka YPIA senantiasa bergandengan dengan masjid-masjid di kampung hijrah dalam melaksanakan berbagai program dakwah yang mulia ini

Kebersamaan, kehangatan, dan persahabatan terjalin rapi dalam satu simpul semangat yang sama untuk menebarkan kebaikan di tengah masyarakat melalui dakwah yang bersumber dari Alquran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman para salafus shalih

Lembaga dakwah, sekolah sunnah, masjid-masjid, komunitas-komunitas dakwah hanyalah wasilah karena kita semua sejatinya hanyalah insan insan perindu surga di kampung akhirat yang masih menjejakkan kaki di kampung hijrah

Salah satu masjid yang senantiasa dihiasi dengan taman-taman surga tersebut adalah Masjid Al Ashri Pogung Rejo, masjid ini cukup sering bekerja sama dengan YPIA untuk melaksanakan berbagai kajian-kajian dan halaqah para santri

Dengan dilaksanakannya berbagai program dakwah YPIA di masjid-masjid kampung hijrah dan sekitarnya maka hal ini juga bertujuan untuk membuka kesempatan kepada masyarakat umum untuk bisa duduk bersama dengan para santri menyelami samudra ilmu syar'i

Karena taman-taman surga di dunia tidak hanya milik para santri, Anda yang saat ini berprofesi sebagai guru, pedagang, pelajar, abang ojol, kuli bangunan, penjahit, buruh pabrik, pegawai negeri atau apapun itu mari duduk bersama kami duduk bersimpuh mendulang sebanyak mungkin warisan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

Sebab yang terpenting bukan siapa kita saat ini tapi bagaimana keadaan akhir hidup kita nanti

PROGRAM MAHASISWA NGAJI BERSAMA YPIA

Kamu bisa belajar bahasa Arab dari dasar, memperbaiki bacaan Alquran, menghafalkan Alquran, menghafal hadis, dan bahkan bisa menjadi santri ala pondok pesantren untuk mempelajari Islam secara intensif tanpa harus mengorbankan waktu kuliah

KAMU JUGA BISA MENDUKUNG BERBAGAI PROGRAM DAKWAH DI YPIA

Berapapun donasi Anda insya Allah itu sangat bermanfaat untuk operasional dan perkembangan dakwah di kampung hijrah

Salurkan donasi anda melalui website ypia.or.id

Atau transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555

Читать полностью…
Подписаться на канал