Penyakit Ain Melalui Foto Dan Video
Hendaknya kita berhati-hati men-share foto atau video kita, keluarga kita atau anak kita di sosial media, karena penyakit ‘ain bisa terjadi melalui foto ataupun video. Meskipun tidak pasti setiap foto yang di-share terkena ‘ain tetapi lebih baik kita berhati-hati, karena sosial media akan dilihat oleh banyak orang.
Penyakit ‘ain adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub/kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.
Ibnul Atsir rahimahullah berkata,
ﻳﻘﺎﻝ: ﺃﺻَﺎﺑَﺖ ﻓُﻼﻧﺎً ﻋﻴْﻦٌ ﺇﺫﺍ ﻧَﻈﺮ ﺇﻟﻴﻪ ﻋَﺪُﻭّ ﺃﻭ ﺣَﺴُﻮﺩ ﻓﺄﺛَّﺮﺕْ ﻓﻴﻪ ﻓﻤَﺮِﺽ ﺑِﺴَﺒﺒﻬﺎ
“Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘ Ain , yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit” [1. An-Nihayah 3/332].
Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺣﻖُُّ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺷﻲﺀ ﺳﺎﺑﻖ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻟﺴﺒﻘﺘﻪ ﺍﻟﻌﻴﻦ
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya” [2. HR. Muslim].
Contoh kasus penyakit ain:
Foto anak yang lucu dan imut diposting di sosial media, kemudian bisa saja terkena ‘ain. Anak tersebut tiba-tiba sakit, nangis terus dan tidak berhenti, padahal sudah diperiksakan ke dokter dan tidak ada penyakit.
Bisa juga gejalanya tiba-tiba tidak mau menyusui sehingga kurus kering tanpa ada sebab penyakit.
Hal ini terjadi karena ada pandangan hasad kepada gambar itu atau pandangan takjub dan PENTING diketahui bahwa penyakit ‘ain bisa muncul meskipun mata pelakunya tidak berniat membahayakannya (ia takjub dan kagum).
Penyakit ‘ain bisa melalui gambar atau video
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,
ﻭﻧﻔﺲ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻻ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﺗﺄﺛﻴﺮﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺅﻳﺔ ، ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻋﻤﻰ ﻓﻴﻮﺻﻒ ﻟﻪ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﻓﺘﺆﺛﺮ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺮﻩ ، ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺎﺋﻨﻴﻦ ﻳﺆﺛﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﺑﺎﻟﻮﺻﻒ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺭﺅﻳﺔ
”Jiwa orang yang menjadi penyebab ‘ain bisa saja menimbulkan penyakit ‘ain tanpa harus dengan melihat. Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bisa menimbulkan penyakit ‘ain, meskipun dia tidak melihatnya. Ada banyak penyebab ‘ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ‘ain, hanya dengan cerita saja tanpa melihat langsung”[3. Zadul Ma’ad 4/149].
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,
ﻭﺑﻬﺬﺍ ﻳﺘﺒﻴﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻗﺪ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻠﻔﺎﺯ ، ﻭﻗﺪ ﻳﺴﻤﻊ ﺃﻭﺻﺎﻓﻪ ﻓﻴﺼﻴﺒﻪ ﺑﻌﻴﻨﻪ ، ﻧﺴﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺴﻼﻣﺔ ﻭﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ
“Oleh karena itu, jelaslah bahwa penyebab ‘ain bisa jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui televisi, atau terkadang hanya mendengar ciri-cirinya, kemudian orang itu terkena ‘ain. Kita memohon keselamatan dan kesehatan kepada Allah.” [4. Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 122272].
Lanjut baca:
https://muslim.or.id/28858-penyakit-ain-melalui-foto-dan-video.html
Ustadz dr. Raehanul Bahraen
Bagaimana Bermuamalah dengan Kaum LGBT?
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86830-bermuamalah-dengan-kaum-lgbt.html
—●●—●●❁ 📖 ❁●●—●●—
[ KAJIAN FIKIH IBADAH | MA'HAD YAA ABATI ]
Pekan ke-14
Terbuka Untuk Umum! Ikhwan & Akhawat
Wajib Bagi Santri Ma'had Yaa Abati Angkatan ke-3
Kajian Fikih Ibadah
Tema: ”’Iddah dan Istibra’"
Penceramah: Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. hafizhahullahu
Kitab Panduan: Manhajus Salikin (Himpunan Masalah Fikih dan Dalil-dalilnya untuk Pemula)
Hari: Ahad, 3 Safar 1445 H/ 20 Agustus 2023
Pukul: 10.00 WIB- selesai
Tempat: Masjid Al Ashri, Pogung Rejo
🔴 Live Streaming melalui kanal Youtube YPIA Academy: http://bit.ly/yt_ypiaacademy
🔰 Penyelenggara:
- Ma'had Yaa Abati Yogyakarta
- Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) Yogyakarta
🔗 Bekerja sama dengan:
- Takmir Masjid Al Ashri Pogung Rejo
======
📡 Broadcasted by:
| Ma'had Yaa Abati
| YPIA Academy
| Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
📲 Narahubung WhatsApp (WA):
wa.me/6282323647778 (Ma’had Yaa Abati)
| Yuk Join Grup YPIA Academy!
🔴 Ikhwan:
http://bit.ly/ypiaacd_ikhwan2
| Instagram: @mahadyaaabati
| Telegram: t.me/ypia_academy
Hati Tenteram Dengan Tauhid
Ketentraman hati merupakan impian setiap insan, hilangnya rasa duka, rasa sedih, rasa keterpurukan sudah menjadi cita-cita setiap manusia, namun tak semua manusia dapat merasakannya, Allah Ta’ala memberikan semua rasa itu hanya kepada yang Ia inginkan, namun Allah Ta’ala juga memberikan sebuah jalan untuk mendapatkan, jalan itu adalah jalan ketauhidan.
Ikhwati fillah, jika kita lihat diri ini sering terpuruk, sering dirundung kesedihan dan kecemasan, ketahuilah itu karena tauhid kita yang lemah, sebab tauhid dalam diri bagai pondasi dalam sebuah bangunan, jika pondasiya lemah maka bangunan pun akan cepat rapuh dan hancur, begitu pula hati seorang muslim jika tauhidnya lemah maka imannya akan cepat rapuh dan hancur.
Di dalam ketauhidan ada penawar untuk kesedihan, di dalam tauhid ada dasar dari setiap kebahagiaan, padanya terdapat tali ikatan antara hamba dan Rabb-nya. Rasulullah bersabda,
“Musa ‘alaihis salam pernah berkata: “Wahai Rabb-ku! Ajarkan kepadaku sesuatu yang bisa kugunakan untuk berdzikir dan berdoa kepada-Mu.” Allah menjawab: “Katakanlah, wahai Musa: laa ilaaha illallaah.” Musa berkata: “Wahai Rabb-ku! Semua hamba-Mu mengatakan ucapan ini?”. Allah berkata: “Wahai Musa! Seandainya langit yang tujuh beserta seluruh penghuninya selain Aku, demikian pula bumi yang tujuh diletakkan di atas daun timbangan, kemudian laa ilaaha illallaah di atas daun timbangan yang satu, niscaya yang lebih berat adalah timbangan laa ilaaha illallaah.” (HR. Ibnu Hibban dan al-Hakim. al-Hakim menyatakan hadits ini sahih).
Nabi Musa ‘Alaihisalam bertanya akan dzikir yang paling baik, dan ia mendapatkan jawaban tauhid. Karena memang tauhid pujian paling tinggi untuk Allah Jalla wa ‘Alla, dan hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
Bahkan doa yang diajarkan Rasulullah saat dilanda kesedihan adalah:
“لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ، وَرَبُّ الْأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ“
/laa ilaaha illalloohul azhiimul haliim,laa ilaaha illalloohu robbul ‘arsyil ‘azhiim,laa ilaaha illalloohu robbus samawaati, wa robbul ardhi, wa robbul ‘arsyil kariim/
“Tiada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah Yang Maha Agung, Maha lembut, Tiada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah Rabb Al ‘Arsy Yang Agung, Tiada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah Rabbnya langit-langit dan Rabbnya bumi, Rabbnya “Arsy Yang Mulia” (HR. Bukhari dan Muslim).
Doa yang lain,
عن أبي بكرة – رضي الله عنه- أن رسول الله -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-قال: ” دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ: اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ “
Dari Abu Bakrah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: doanya orang yang ditimpa keresahan adalah:
/Allohumma rohmataka arjuu, falaa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin, ashlih lii syai-ii kullahu, laa ilaaha illa anta/
“Wahai Allah, Rahmat-Mu aku harapkan, maka janganlah sandarkan aku kepada diriku walau sekejap mata, perbaikilah keadaanku seluruhnya, tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Engkau.”(HR. Abu Daud dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Abu Daud, no. 3294).
Doa yang lain,
عن أنس بْنِ مَالِكٍ -رضي الله عنه- قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-إِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ: يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ “
Dari Anas bin Malik ia berkata, dahulu NabiShallallahu’alaihi Wasallam jika dilanda keresahan beliau membaca,
/yaa hayyu yaa qoyyuum birohmatika astaghiits/
“Wahai yang Maha hidup, Maha berdiri sendiri, dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 4777).
Tawakal bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Inti dari tawakal adalah penyandaran hati kepada Allah Ta’ala bersamaan dengan melakukan sebab (ikhtiar atau usaha) dan rida kepada keputusan yang Allah Ta’ala tetapkan. Jika usaha yang dilakukan gagal, maka hal tersebut tidak mempengaruhi tawakalnya kepada Allah.
Silakan baca pembahasan lengkapnya di artikel berikut
https://muslim.or.id/86816-tak-sekedar-tawakal.html
MALU BERHIJAB SYAR'I DI LINGKUNGAN KAMPUS?
Rasanya begitu menyesakkan hati, begitu sedih...
Kami kira muslimah di lingkungan kampus enggan menjaga kemuliaannya dengan hijab syar'i karena belum sampai ilmu kepada mereka.
Kenyataan berkata lain. Tidak sedikit muslimah yang sebelumnya sudah lazim dengan sunnah justru ketika kuliah tidak kuat mempertahankan tabir kemuliaan penjaga kehormatannya.
FAKTA DI ATAS MEMBUAT KAMI TETAP TEGUH MEMPERTAHANKAN PROGRAM WISMA MUSLIM
20 tahun silam, YPIA diprakarsai oleh para mahasiswa yang mencoba mempertahankan keistiqomahan di atas sunnah meski jauh dari lingkungan pondok pesantren.
Dari sinilah cikal bakal dibentuknya program Wisma Muslim dan Muslimah.
Sebuah kerjasama YPIA dengan para pemilik kos-kosan di sekitar kampus UGM untuk menghadirkan lingkungan kos islami.
Saat ini kurang lebih ada 10 kos-kosan yang dijadikan tempat tinggal untuk para mahasiswa yang ingin fokus kuliah namun juga rindu dengan ilmu syar'i.
Melalui program ini kami berharap mahasiswa dan mahasiswi akan memiliki mental yang kuat memegang sunnah di manapun mereka berada.
MULAI RP10.000 BISA BANTU KEMBANGKAN PROGRAM WISMA MUSLIM!
Salurkan dukungan terbaik anda melalui:
https://ypia.or.id/campaign/bantu-santri-wisma-mahasiswa/
Atau melalui transfer manual:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI via WhatsApp ke nomor
082225979555
Kirimkan bukti transfer kemudian ketik nama, nama program, dan nominal donasi.
#YukShare ♻️
=====
Disiarkan oleh:
Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Website: ypia.or.id
YouTube: YPIA Official
IG | FB | TG: @ypiaorid
🌻DO'A UNTUK NEGERIKU🌻
Seperti doanya Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam..
رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّا جْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّـعْبُدَ الْاَ صْنَا مَ
"Ya Allah, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala."
(📖 QS. Ibrahim : 35)
Aamiin.. yaa Robbal 'alamin
🇮🇩 Kemerdekaan Indonesia ke-78 🇮🇩
Wisma MK lagi buka penerimaan santri baru
Buat yang lagi nyari kos sekitar UPN Kampus 2 silakan dimanfaatkan
Barakallahu fiikum
bit.ly/DaftarWismaMK
Apakah Anda Sudah Mengenal Allah?
Pertanyaan ini mungkin jarang sekali kita dengar. Bahkan, bagi banyak orang akan terasa aneh dan terkesan tidak penting. Padahal, mengenal Allah dengan benar (baca: ma’rifatullah) merupakan sumber ketentraman hidup di dunia maupun di akherat. Orang yang tidak mengenal Allah, niscaya tidak akan mengenal kemaslahatan dirinya, melanggar hak-hak orang lain, menzalimi dirinya sendiri, dan menebarkan kerusakan di atas muka bumi tanpa sedikitpun mengenal rasa malu.
Berikut ini, sebagian ciri-ciri atau indikasi dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta keterangan para ulama salaf yang dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam menjawab pertanyaan di atas:
Pertama; Orang Yang Mengenal Allah Merasa Takut Kepada-Nya
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu saja.” (QS. Fathir: 28)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “…Ibnu Mas’ud pernah mengatakan, ‘Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti keilmuan.’ Kurangnya rasa takut kepada Allah itu muncul akibat kurangnya pengenalan/ma’rifah yang dimiliki seorang hamba kepada-Nya. Oleh sebab itu, orang yang paling mengenal Allah ialah yang paling takut kepada Allah di antara mereka. Barangsiapa yang mengenal Allah, niscaya akan menebal rasa malu kepada-Nya, semakin dalam rasa takut kepada-Nya, dan semakin kuat cinta kepada-Nya. Semakin pengenalan itu bertambah, maka semakin bertambah pula rasa malu, takut dan cinta tersebut….” (Thariq al-Hijratain, dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/97])
Kedua; Orang Yang Mengenal Allah Mencurigai Dirinya Sendiri
Ibnu Abi Mulaikah -salah seorang tabi’in- berkata, “Aku telah bertemu dengan tiga puluhan orang Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan mereka semua merasa sangat takut kalau-kalau dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari secara mu’allaq).
Suatu ketika, ada seseorang yang berkata kepada asy-Sya’bi, “Wahai sang alim/ahli ilmu.” Maka beliau menjawab, “Kami ini bukan ulama. Sebenarnya orang yang alim itu adalah orang yang senantiasa merasa takut kepada Allah.” (dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/98])
Ketiga; Orang Yang Mengenal Allah Mengawasi Gerak-Gerik Hatinya
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “..Begitu pula hati yang telah disibukkan dengan kecintaan kepada selain Allah, keinginan terhadapnya, rindu dan merasa tentram dengannya, maka tidak akan mungkin baginya untuk disibukkan dengan kecintaan kepada Allah, keinginan, rasa cinta dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya kecuali dengan mengosongkan hati tersebut dari ketergantungan terhadap selain-Nya. Lisan juga tidak akan mungkin digerakkan untuk mengingat-Nya dan anggota badan pun tidak akan bisa tunduk berkhidmat kepada-Nya kecuali apabila ia dibersihkan dari mengingat dan berkhidmat kepada selain-Nya. Apabila hati telah terpenuhi dengan kesibukan dengan makhluk atau ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat maka tidak akan tersisa lagi padanya ruang untuk menyibukkan diri dengan Allah serta mengenal nama-nama, sifat-sifat dan hukum-hukum-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 31-32)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/5876-apakah-anda-sudah-mengenal-allah.html
Ust. Ari Wahyudi
*HARAPAN MAHASISWA YANG NGEKOS DI RUMAH TAHFIDZ ASHABUL KAHFI*
PLAY VIDEO
https://youtu.be/KvcZsT1FLPQ
Menjadi hal yang sudah lumrah jika seorang mahasiswa memiliki tujuan dunia semata setelah lulus kuliah
Dan tidak banyak mahasiswa yang memiliki tujuan seperti para santri di Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi ini
Karena di tempat inilah para mahasiswa akan ditempa menjadi pemuda penghafal Alquran yang cerdas dan berakhlak mulia sesuai yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat
Untuk menjalankan program dakwah Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi ini YPIA masih terus membuka peluang bagi kaum muslimin yang ingin mendermakan sebagian hartanya
*DUKUNGAN MULAI RP10.000 UNTUK BANTU KAMI MENGELOLA RUMAH TAHFIDZ INI*
Salurkan dukungan terbaik anda melalui:
https://ypia.or.id/campaign/dukungan-untuk-para-penghafal-quran/
ATAU TRANSFER MANUAL
Bank Syariah Indonesia (BSI)
7755332245 (kode trf. 451)
a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
WAJIB KONFIRMASI
Konfirmasi via WhatsApp ke nomor 082225979555
klik wa.me/6282225979555
Apabila ada hamba yang menjadi sebab terselamatkannya dirimu dari kesusahan atau menjadi sebab dalam keberhasilanmu, maka tidaklah menunjukkan bahwa hamba tersebut adalah waliyyun ni’mah (yang memberikan nikmat), kerena sesungguhnya waliyyun ni’mah hanyalah Allah Azza wa Jalla.
Читать полностью…Tebarkan tauhid di tengah umat, hidupkan Sunnah yang telah ditinggalkan masyarakat. Niscaya keberhasilan akan tercapai. Persatuan umat pun akan terjalin. Dan ikatan ukhuwah tidak akan lagi perlu dirusak oleh belenggu partai dan sekte. Bersatulah di atas manhaj salaf ahlus sunnah wal jama’ah.
Читать полностью…Ucapan yang keluar dari lisan seseorang akan menunjukkan kepada kita kualitas isi hatinya, baik orang itu mau mengakui ataukah tidak. Jika yang keluar dari lisannya hanyalah ucapan-ucapan kotor, sumpah serapah, celaan, hinaan, makian, maka itulah cerminan kualitas isi hatinya.
Читать полностью…Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu berkata,
“Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya. Barangsiapa yang banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.”
[HR. Baihaqi]
Tugas dan Peran Pemuda Muslim terhadap Diri, Agama, dan Masyarakat
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86696-peran-pemuda-muslim-terhadap-diri-agama-dan-masyarakat.html
Al-Qur’an merupakan penyembuh bagi penyakit hati, baik berupa penyakit syahwat yang menghalangi manusia untuk tunduk kepada syariat, maupun penyakit syubhat yang mengotori keyakinan akidah.
Читать полностью…Hikmah Penciptaan Jin dan Manusia
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/87026-hikmah-penciptaan-jin-dan-manusia.html
Dari doa-doa yang di ajarkan Rasulullah saat di landa keresahan semuanya kembali kepada tauhid, bersaksi bahwa dirinya adalah hamba dan Allah Rabb tempat bergantung, pertolongan hanya ada dariNya, tiada lagi yang berhak di sembah kecuali Allah, Rabb semesta alam, Rabb ‘Arsyal Adzim.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/27165-hati-tentram-dengan-tauhid.html
Ust. Muhammad Halid Syar'i, Lc.
Jika seseorang duduk di masjid menyibukkan diri dalam urusan agama, menuntut ilmu agama atau beribadah namun menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya, ia adalah seorang pendosa. Ia tidak paham bahwa bekerja untuk menjaga iffah dirinya, istrinya dan anak-anaknya adalah ibadah.
Читать полностью…Peran Dakwah Mahasiswa terhadap Pembentukan Karakter Bangsa
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/87191-peran-dakwah-mahasiswa-terhadap-pembentukan-karakter-bangsa.html
Merayakan Hari Ulang Tahun
Sebagai akibat semakin jauhnya umat Islam ini dari ajaran agama, maka banyak perkara yang mereka anggap sebagai masalah yang remeh dan ringan. Seolah-olah perkara tersebut sebagai hal yang biasa saja dan tidak membahayakan agama mereka. Di antaranya adalah perayaan ulang tahun yang diselenggarakan setiap tahunnya. Tidak hanya di kantor atau sekolah, perayaan ulang tahun juga banyak diselenggarakan di kampung-kampung. Dan lebih menyedihkan lagi, sebagiannya dibalut dengan acara keagamaan semacam pengajian, syukuran, doa bersama, dan sebagainya.
Sebagai umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hendaklah kita menjadikan petunjuk beliau sebagai sebaik-baik petunjuk yang berusaha kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berkaitan dengan perayaan ulang tahun dalam islam, perayaan tersebut tidak terlepas dari dua kemungkinan berikut ini, yang apa pun bentuknya, sama-sama terlarang bagi kita untuk melakukannya.
Kondisi pertama: Menganggap perayaan ulang tahun sebagai bentuk ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala
Kondisi (kemungkinan) pertama adalah merayakan ulang tahun dengan melakukan ibadah secara khusus, misalnya dengan bersedekah mengundang anak yatim, mentraktir makan, berdoa secara khusus di hari ulang tahun dengan mengundang orang yang dianggap shalih, berdzikir, memohon ampun (istighfar), atau bentuk-bentuk ibadah lainnya yang secara khusus lebih semangat dikerjakan di hari ulang tahun, dibandingkan hari-hari biasa lainnya.
Jika demikian kondisinya, perayaan semacam ini termasuk dalam kategori bid’ah, karena berarti mengada-adakan ibadah yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak pernah mengajarkan dan mencontohkan untuk mengkhusukan ibadah apa pun dalam rangka memuliakan, memperingati dan mengagungkan hari lahir.
Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh hafidzahullahu Ta’ala berkata,
“Sesungguhnya hal itu (perayaan ulang tahun, tahun baru, dan sebagainya) adalah bid’ah yang tidak disyariatkan. Perayaan-perayaan itu hanyalah dibuat oleh manusia menurut hawa nafsu mereka. Berbagai macam perayaan (‘id) dan apa yang terdapat di dalamnya berupa rasa senang dan gembira, termasuk dalam bab ibadah. Maka tidak boleh mengada-adakan sesuatu apa pun di dalam ibadah, tidak (boleh) pula menetapkan dan meridhainya (tanpa ada dalil dari syariat, pen.).” (Al-Minzhaar, hal. 19)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang melakukan amal (ibadah) yang bukan berasal dari (ajaran) kami, maka amal tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara baru dalam urusan (agama) kami, yang tidak ada asal usulnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
Lanjut baca: https://muslim.or.id/40915-hukum-mengistimewakan-hari-lahir-dengan-perayaan-ulang-tahun.html
Ust. M. Saifuddin Hakim
Memperkokoh Pondasi Rumah Tangga
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86950-memperkokoh-pondasi-rumah-tangga.html
Mencintai Para Sahabat Nabi
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86807-mencintai-para-sahabat-nabi.html
Said bin Mussayyib Rahimahullah berkata,
“Tidaklah setan berputus asa (untuk menaklukkan manusia), kecuali dia akan datang memperdaya (menaklukkannya) dengan wanita”
(Siyar A’lam An-Nubala’, 4: 237)
Hukum Membaca Cerita Fiksi
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86769-hukum-membaca-cerita-fiksi.html
Komitmen Islam dalam Pelestarian Lingkungan
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86767-komitmen-islam-dalam-pelestarian-lingkungan.html
Hakikat Iman Menurut Manhaj Ahli Sunah (Bag. 2)
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86751-hakikat-iman-menurut-manhaj-ahli-sunah-bag-2.html
Hakikat Iman Menurut Manhaj Ahli Sunah (Bag. 1)
Silakan baca artikelnya lewat tautan berikut
https://muslim.or.id/86749-hakikat-iman-menurut-manhaj-ahli-sunah-bag-1.html
🛵 Mahasiswa Kuji Kuji
Dalam sebuah acara bincang2 seorang Dosen menceritakan ada sebagian mahasiswa itu tipenya kupu kupu. Maksudnya kuliah pulang kuliah pulang. Alias tidak punya kesibukan lain di luar kuliah.
Ada juga mahasiswa yang masuk kategori kura kura; kuliah rapat kuliah rapat. Berarti ini tipe mahasiswa aktifis. Selain kuliah dia juga terlibat dalam organisasi ekstra.
Nah, sebenarnya ada lagi tipe mahasiswa yang lain. Yaitu kuda kuda dan kuji kuji. Mahasiswa kuda kuda; kuliah dakwah kuliah dakwah. Ini adalah gambaran mahasiswa yang aktif membantu kegiatan dakwah di kampus atau di luar kampus. Mahasiswa tipe ini kayaknya sudah semakin langka.
⏳Ada lagi mahasiswa kuji kuji; kuliah ngaji kuliah ngaji. Selain kuliah mereka juga aktif hadir mengaji di berbagai majelis ilmu agama. Mereka sadar bahwa rohani ini juga butuh makanan, sebagaimana jasmani butuh makanan.
Adapun makanan rohani adalah ilmu dan nasihat iman. Tadabbur al-Qur'an, penjelasan para ulama Islam, bimbingan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam berbagai literatur Islam.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dalam agama." (HR. Bukhari dan Muslim)
☕️ So, memang mahasiswa itu butuh tambahan ilmu agama. Belajar Islam bukan monopoli anak pesantren. Kalau pun sebagian pesantren ada yang terbukti membawa bibit penyimpangan bukan berarti semua pondok itu menyesatkan...
🎙 Mahasiswa tidak boleh cuek terhadap agamanya. Karena ilmu agama inilah jalan yang akan melapangkan dirinya menuju surga. Mau jadi mahasiswa tipe kura kura, kupu kupu atau kuda kuda sejatinya semuanya tidak boleh melalaikan belajar ilmu agama...
Apalagi di sebagian kampus pun kita bisa menjumpai para dosen umum yang notabene juga ustadz yang ahli ilmu agama. Mengapa anda tidak belajar Islam kepada mereka?
Ingin tahu seputar Islam lebih luas, membaca nasihat dan faidah ilmiah yang diramu oleh para ulama lalu disajikan oleh para dai bahkan kalangan profesional Islam, dosen, dokter dan alumni madrasah Ahlus Sunnah, silahkan berkunjung ke situs : www.muslim.or.id atau www.muslimah.or.id...
🔬 Saudaraku, ingatlah bahwa kita hidup di masa yang begitu sarat dengan terpaan fitnah dan kerancuan... Lindungilah diri anda dengan perisai ilmu dan pakaian ketakwaan...
----
Pesan ini dibagikan
Oleh Channel Telegram Keluarga Alumni Al-Atsari
🌿 Bersama merawat dakwah
Bersama menuju Jannah...
🌼 Yuk subscribe!
/channel/alumniypia
Menikmati Kajian Rutin yang Membahas Buku Sampai Selesai
Saudaraku, mari kita kembalikan nikmatnya ilmu dan nikmatnya majelis ilmu serta berbahagia di majelis ilmu, yaitu dengan:
1. Belajar serius dan bersungguh-sungguh, bukan dengan terlalu banyak tertawa dan guyonan saja di majelis ilmu
2. Belajar dengan materi berisi ilmu berupa tauhid, aqidah, fikih, adab dan akhlak serta ilmu-ilmu ushul seperti bahasa arab, ushul fikh, ushul tafsir dan lain-lainnya. Bukan hanya berisikan cerita-cerita saja, motivasi-motivasi saja atau terlalu banyak politik praktis lalu lupa dengan tauhid dan aqidah
3. Mencatat dengan fokus dan rajin serta menyimpulkan ketika mencatat, bukan dengan hanya mendengar saja kemudian lupa, apalagi sibuk dengan urusan lain seperti terlalu sibuk memfoto ustadz dan keadaan sekitar kajian untuk di upluad, terlalu sibuk berbicara dengan teman sebelahnya dan lain-lain
4. Kajian rutin (misalnya sepekan sekali) menyelesaikan buku tertentu di depan ustadz/ulama yang menjelaskan buku tersebut, bukan hanya kajian tematik yang temanya tidak tetap (apalagi hanya pilih-pilih tema yang disukai saja) dan (maaf) “kajian semau gue” mau datang atau tidak datang terserah dia. Dia tidak pernah sekalipun punya keinginan belajar di kajian rutin padahal fasilitas ada.
Lanjut baca: https://muslim.or.id/46438-menikmati-kajian-rutin-yang-membahas-buku-sampai-selesai.html
Ust. dr. Raehanul Bahraen